• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN PERALATAN PRAKTEK DAN KEDISIPLINAN MAHASISWA TERHADAP HASIL PRAKTEK PERMESINAN PADA JURUSAN MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK : Studi Korelasi Pada Mata Kuliah Praktek Mesin Perkakas II Di Semester 3 Tahun Akademik 2010 - 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN PERALATAN PRAKTEK DAN KEDISIPLINAN MAHASISWA TERHADAP HASIL PRAKTEK PERMESINAN PADA JURUSAN MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK : Studi Korelasi Pada Mata Kuliah Praktek Mesin Perkakas II Di Semester 3 Tahun Akademik 2010 - 2011."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

(2)

6. Definisi Operasional ………. 25

(3)

DAFTAR TABEL

Hal

TABEL 3.1 Hasil Analisis validitas Item Untuk Variabel X1 30

TABEL 3.2 Hasil Analisis validitas Item Untuk Variabel X2 30

TABEL 3.3 Hasil Analisis validitas Item Untuk Variabel Y 31

TABEL 3.4 Klasifikasi Nilai Korelasi Dan Reliabilitas 33

TABEL 3.5 Hasil Perhitungan Reliabiltas 33

TABEL 3.6 Distribusi Frekuensi Skor Baku 35

TABEL 3.7 Distribusi Frekuensi Yang Diharapkan 35

TABEL 3.8 Ringkasan Statistik 37

TABEL 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X1 42

TABEL 4.2 Distribusi Frekuensi Yang Diharapkan Variabel X1 43

TABEL 4.3 Penolong Pasangan Variabel Y atas X1. 44

(4)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Hubungan Beberapa Variabel 17

GAMBAR 3.1 Pola Hubungan Antar Variabel 23

BAMBAR 4.1 Gambaran Variabel Pemanfaatan Peralatan Praktek 49

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Salah satu tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah ”mencerdaskan kehidupan

bangsa”. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa., berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Pendidikan kepoliteknikan yang dikembangkan sejak tahun 1982,

merupakan salah satu pendidikan tinggi yang melaksanakan program pendidikan

vokasional, yang lulusannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dunia

industri. Kedudukan Politeknik semakin jelas dengan dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 2 Republik Indonesia Tahun 1989.

Peningkatan efektifitas pembelajaran berimplikasi perlu dipenuhinya standar

kebutuhan minimal fasilitas pendidikan sesuai dengan persyaratan kurikulum.

Penyediaan fasilitas harus mendapat perhatian dalam usaha mencapai tujuan

pembelajaran, karena fasilitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

sekolah dalam mencapai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pembelajaran.

Proses pembelajaran praktek khususnya pada praktek bengkel mekanik

yang mengedepankan proses layanan dan pembimbingan secara individu,

(6)

2

dimanfaatkan secara maksimal untuk menunjang kegiatan praktek. Mengenai

fasilitas dalam kegiatan praktikum, Wotto (2000:26) menjelaskan bahwa: dalam

kegiatan praktikum, fasilitas (termasuk peralatan praktek) merupakan sumber

belajar utama yang baik, apabila digunakan sebagaimana mestinya maka dapat

membantu menjelaskan tentang sesuatu hal sehingga informasi yang disampaikan

melalui kegiatan praktek akan menjadi lebih jelas.

Kelengkapan peralatan/mesin yang memenuhi standar, baik dari

keragaman jenis dan jumlahnya, bila dapat diamnfaatkan secara maksimal, maka

kegiatan praktek dapat berjalan dengan baik dan mahasiswa akan dapat menguasai

kompetensi sesuai dengan harapan industri.

Selain ketersediaan peralatan praktek dan pemanfaatannya secara

maksimal, maka kedisiplinan mahasiswa juga manjadi faktor yang menentukan

keberhasilan dalam kegiatan praktek. Kedisiplinan merupakan salah satu faktor

yang dituntut dari mahasiswa Politeknik. Bagaimana seorang mahasiswa,

khususnya pada jurusan mesin, yang melakukan praktek membuat suatu produk

pada mesin yang berputar dengan kecepatan yang relatif tinggi, bila tidak

memiliki disiplin diri yang tinggi, maka dapat mencelakakan dirinya sendiri,

merusak peralatan/mesin, dan produk yang dibuat akan mengalami kegagalan.

Selain itu, dengan kedisiplinan yang tinggi mahasiswa akan dapat menyelesiakan

pekerjanaannya tepat waktu. Sebagai calon tenaga kerja yang nantinya terjun ke

dunia industri, maka para mahasiswa selain dibekali dengan keterampilan juga

harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Schul (dalam Ancok, 1989: 33)

(7)

3

tingkat kecerdasan, bakat, sifat kepribadian, tingkat kependidikan, kualitas fisik,

etos kerja, dan disiplin. Fungsi utama disiplin adalah untuk belajar mengendalikan

diri sehingga dengan mudah menghormati dan mematuhi suatu peraturan.

Memperhatikan penjelasan-penjelasan di atas, maka yang menjadi latar

belakang dalam penelitian ini adalah:

1. Pada bengkel mekanik jurusan mesin Politeknik Negeri Pontianak, yang sejak

berdirinya telah tersedia peralatan praktek yang cukup lengkap, menurut peneliti

peralatan tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung

pelaksanaan praktek mahasiswa. Sehingga hasil praktek mahasiswa juga belum

maksimal.

2. Meskipun telah mengikuti pelatihan dasar kedisiplinan diawal masuk

Politeknik, dan dengan pemberian sanksi berupa kompensasi sampai dengan

pemberian surat peringatan bagi mahasiswa yang terlambat hadir dan alpa, tetapi

masih didapati mahasiswa yang tidak disiplin dalam kehadiran, dan tidak serius

dalam kegiatan praktek.

B. Identifikasi Masalah.

Masalah yang ada pada bengkel mekanik jurusan mesin Politeknik Negeri

Pontianak yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan

sebagai berikut:

1. Pemanfaatan peralatan praktek belum maksimal.

Dilihat dari jumlah peralatan yang tersedia dirasakan sudah memenuhi

jumlah minimal, dan untuk beberapa peralatan/mesin jumlahnya sudah ada yang

(8)

4

dari jumlah peralatan/mesin yang tersedia, ternyata ada beberapa mesin yang tidak

siap digunakan karena rusak, dan ada yang masih dalam pemeliharaan (perawatan

dan perbaikan), sehingga tidak semua peralatan/ mesin dapat dimanfaatkan dalam

kegiatan praktek, sehingga mengakibatkan terjadinya penggunaan satu

peralatan/mesin oleh beberapa mahasiswa. Kondisi ini tentu saja tidak sesuai

dengan program pendidikan yang menjadi ciri politeknik, yaitu selain menguasai

kemampuan afektif dan kognitif, mahasiswa juga lebih ditekankan pada

kemampuan psikomotorik (keterampilan).

2. Disiplin mahasiswa dalam melaksanakan praktek masih rendah.

Walaupun sudah mendapatkan pelatihan dasar kedisiplinan di awal masuk

Politeknik, namun masih terlihat mahasiswa yang terlambat masuk mengikuti

kegiatan praktek. Juga, dalam pelaksanaan praktek masih ada mahasiswa yang

sering bertanya hanya kepada sesama mahasiswa, yang seharusnya mereka

bertanya atau berkonsultasi kepada instruktur. Dan beberapa mahasiswa ada yang

tidak meminjam alat-alat bantu (pahat potong, alat ukur dan lainnya), tetapi

mereka memanfaatkan alat-alat temannya, sehingga dapat mengganggu

kelancaran kerja mahasiswa yang meminjam alat, dan sering terjadi kehilangan

karena peralatan tersebut digunakan oleh beberapa orang, sedangkan yang

bertanggung jawab adalah mahasiswa yang meminjam peralatan tersebut kepada

teknisi.

3. Hasil praktek yang berupa penilaian oleh instruktur belum memuaskan.

Penilaian yang diberikan oleh instruktur untuk mata kuliah Praktek Mesin

(9)

5

Hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh mahasiswa, kemungkinan

ukurannya tidak memenuhi standar yang ditetapkan karena alat potong yang

digunakan sudah tidak tajam, dan kemungkinan mesin yang digunakan belum

dikalibrasi sehingga toleransinya sudah diluar standar.

C. Batasan Masalah.

Sehubungan dengan keterbatasan waktu, kemampuan dana dan tenaga,

serta keterbatasan teori-teori pendukung, maka permasalahan dalam penelitian ini

dibatasi hanya pada variabel pemanfaatan peralatan praktek dan variabel

kedisiplinan mahasiswa pengaruhnya terhadap hasil praktek permesinan,

khususnya pada mata kuliah Praktek Mesin Perkakas II di semester 3 tahun

akademik 2010 - 2011.

Penelitian ini dilakukan pada bengkel mekanik jurusan mesin Politeknik

Negeri Pontianak dengan variabel bebas: pemanfaatan peralatan praktek (X1), dan

kedisiplinan mahasiswa (X2), serta variabel terikat: hasil praktek dari aspek proses

(Y) dan hasil praktek dari aspek produk (Z).

D. Rumusan Masalah Penelitian.

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kelengkapan peralatan praktek sudah dapat mendukung kegiatan

praktek mahasiswa ?

2. Apakah peralatan praktek sudah dimanfaatkan secara maksimal untuk

mendukung kegiatan praktek mahasiswa ?

(10)

6

4. Bagaimana pengaruh pemanfaatan peraalatan praktek terhadap hasil praktek

mahasiswa ?

5. Bagaimana pengaruh kedisiplinan mahasiswa dalam kegiatan praktek

terhadap hasil praktek mahasiswa ?

6. Bagaimana pengaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan

mahasiswa, secara bersama-sama terhadap hasil praktek mahasiswa ?

E. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui seberapa lengkap peralatan praktek yang tersedia untuk

mendukung kegiatan praktek mahasiswa.

2. Ingin mengetahui apakah peralatan praktek yang tersedia sudah dimanfaatkan

secara optimal untuk kegiatan prakek mahasiswa.

3. Ingin mengetahui penerapan disiplin mahasiswa dalam kegiatan praktek.

4. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfaatan peralatan praktek

terhadap hasil praktek mahasiswa.

5. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan mahasiswa dalam

kegiatan praktek terhadap hasil praktek mahasiswa.

6. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfataan peralatan praktek

dan kedisiplinan mahasiswa secara bersama-sama terhadap hasil praktek

mahasiswa.

F. Manfaat Penelitian.

1. Bagi Politeknik Negeri Pontianak, sebagai masukan untuk lebih

(11)

7

a. pengaturan pemakaian peralatan praktek untuk kegiatan-kegiatan produksi;

b. program perawatan dan perbaikan peralatan-peralatan pendukung praktek,

agar peralatan-peralatan tersebut mempunyai umur pakai yang lebih lama dan

selalu dalam keadaan siap digunakan untuk kegiatan praktek mahasiswa;

c. program pelatihan dasar kedisiplinan bagi mahasiswa baru;

d. pengawasan dan penerapan aturan yang lebih ketat terhadap pelanggran

disiplin oleh mahasiswa;

2. Bagi Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, untuk memperkaya

khasanah pengetahuan dan penelitian tentang Pengaruh Pemanfaatan Peralatan

Praktek dan Kedisiplinan Mahasiswa terhadap Nilai Praktek yag diperoleh

Mahasiswa.

3. Bagi peneliti, untuk meningkatakan pengetahuan dan kompetensi dalam

pelaksanaan penelitian khususnya penelitian pendidikan.

G. Asumsi.

Asumsi adalah anggapan dasar yang tidak dapat dibantah kebenarannya.

Asumsi yang penulis kemukakan dalam peneltian ini adalah: bila mahasiswa

melakukan praktek permesinan dengan didukung oleh peralatan praktek yang

dapat dimanfaatkan secara maksimal serta dengan kedisiplinan yang tinggi, maka

nilai praktek yang diperoleh mahasiswa akan baik.

H. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survey.

2. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah penelitian

(12)

8

a. Bila data dalam penelitian berdistribusi normal dan berpola linier,

penyelesaiannya menggunakan statistik parametrik, yaitu dengan metode

korelasi dan regresi.

b. Bila data dalam penelitian berdistribusi tidak normal dan tidak linier, maka

penyelesaiannya menggunakan statistik non-parametrik.

3. Penelitian ini dilakukan pada begkel mekanik jurusan mesin Politeknik

Negeri Pontianak, dengan sampel total yaitu mahasiswa semester 3 (yang saat ini

berada pada semester 4).

4. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

a. Kuesioner.

Penyebaran kuesioner kepada mahasiswa dimaksudkan untuk

mendapatkan data mengenai: kelengkapan peralatan pendukung praktek,

pemanfaatan peralatan dalam kegiatan praktek mahasiswa, tingkat

kedisiplinan mahasiswa dalam kegiatan prektek, dan hasil praktek berupa

peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dirasakan oleh mahasiswa

setelah mengikuti mata kuliah praktek mesin perkakas II.

Sebelum kuesioner ini digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk

menguji validitas dan realibilitasnya.

b. Dokumentasi.

Peneliti ingin mendapatkan data mengenai hasil praktek mahasiswa, yaitu

nilai mata kuliah Praktek Mesin Perkakas II pada semester 3 yang terdapat

(13)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Dan Disain Penelitian.

1. Metode.

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan

yang telah ditetapkan. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan penelitian. Metode pendekatan dalam suatu penelitian diperlukan

untuk memecahkan suatu masalah yang sedang diselidiki. Berdasarkan metode

pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik pengumpulan data yang sesuai

dengan metode pendekatan yang ditetapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis

karena peneliti berusaha mendapatkan keterangan-keterangan yang jelas terhadap

suatu masalah tertentu. Penelitian dilakukan untuk mencari hasil yang segera dapat

digunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif, yaitu melukiskan hal-hal

yang mengandung fakta-fakta variabel masa lalu dan sekarang, Riduwan dalam

Purbani (2010:41). Sedangkan hubungan antara variabel bersifat korelasional dimana

peneliti berusaha menyelidiki pengaruh variabel bebas: pemanfaatan peralatan

praktek (X1) dan tingkat kedisiplinan mahasiswa (X2) terhadap variabel terikat yaitu:

hasil praktek mahasiswa (Y). Studi korelasi ini akan menggunakan analisis korelasi

dan regresi, yaitu dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan diantara

(14)

23

2. Disain.

Disain penelitian dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan

apa yang diharapkan. Disain yang digunakan adalah disain korelasional untuk

menyelidiki pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.

Gambar: 3.1 Pola hubungan antar variabel

X1 = Pemanfaatan peralatan praktek.

X2 = Tingkat kedisiplinan mahasiswa.

Y = hasil praktek dari aspek proses.

Z = Hasil praktek dari aspek produk.

3. Deskripsi Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada kampus Politeknik Negeri Pontianak yang

berlokasi di jln. Ahmad Yani, berdampingan dengan Universitas Tanjungpura.

Politeknik Negeri Pontianak yang berdiri sejak tahun 1987 awalnya

merupakan bagian dari Universitas Tanjungpura dan bernama Politeknik Universitas

Tanjungpura. Saat mulai beropersi, Politeknik melaksanakan program pendidikan

jenjang Diploma II dengan 3 jurusan rekayasa, yaitu: teknik sipil, teknik mesin, dan

teknik elektro. Mulai tahun 1997, terjadi peningkatan jenjang program pendidikan X1

X2

Y

(15)

24

dari Diploma II menjadi Diploma III, dan sejak itu Politeknik mulai berdiri sendiri

dan lepas dari Universitas Tanjungpura.

Politeknik Negeri Pontianak merupakan perguruan tinggi negeri satu-satunya

di Pontianak yang menyelenggarakan pendidikan vokasional, dan beberapa tahun

terakhir sudah juga dibuka beberapa Politeknik swasta. Saat ini Politeknik Negeri

Pontianak telah mempunyai 7 jurusan dengan 10 program studi jenjang Diploma III

(Panduan Akademik 2006:7). Selain menyelenggarakan jenjang Diploma III, jurusan

teknik Sipil, jurusan Akuntansi, dan jurusan Administrasi Bisnis dalam tiga tahun

terakhir juga sudah membuka jenjang Diploma IV untuk program studi yang berbeda

dengan Diploma III.

Pada jurusan teknik Mesin, selain menyelenggarakan jenjang Diploma III

untuk program studi teknik Mesin juga menyelenggarakan program Diploma I yang

bekerja sama dengan PT. United Tractor, khusus untuk program Operator Alat Berat.

4. Populasi dan Sampel.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang ingin diketahui, bisa

berupa individu, kelompok, dokumen atau konsep (Arikunto 2002:108). Sedangkan

menurut Sugiyono (2008:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian adalah mahasiswa

semester III jurusan mesin Politeknik Negeri Pontianak tahun akademik 2010/2011,

(16)

25

atau merupakan populasi, yaitu jumlah mahasiswa yang saat ini berada pada semester

IV yang berjumlah 44 orang.

5. Variabel Penelitian.

Variabel dalam penelitian ini meliputi variable independent (variabel bebas)

yang terdiri dari variabel X1 dan X2, dan Variable dependent (variabel terikat) yaitu

variabel Y dan Z.

X1 = Pemanfaatan peralatan praktek.

X2 = Tingkat kedisiplinan mahasiswa.

Y = Hasil praktek : dari aspek proses (apa yang dirasakan oleh mahasiswa).

Z = Hasil praktek : dari aspek produk (penilaian instruktur).

6. Definisi Operasional.

a. Hasil praktek.

Mengenai hasil belajar atau prestasi, Sanjaya, W (2008:257) menjelaskan

bahwa hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki oleh siswa sebagai

akibat dari semua proses belajar yang telah ditempuhnya, meliputi semua akibat

dari semua proses belajar di sekolah yang bersifat afektif, kognitif, maupun

psikomotor yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sedangkan Djamrah,

S.B, (2008:20) menjelaskan: Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok.

Berdasar penjelasan di atas, hasil praktek dapat didefinisikan sebagai hasil

usaha mahasiswa setalah melakukan kegiatan praktek dalam upaya

(17)

26

materi pelajaran yang telah dipelajari dan dipraktekkan.Hasil praktek ini berupa

penilaian instruktur terhadap semua aktivitas mahasiswa dalam kegiatan praktek

sejak perencanaan, persiapan, dan penyelesaian sampai menghasilkan produk.

Aspek penilaian oleh instruktur terdiri dari: 1) menyelesaikan pekerjaan tepat

waktu; 2) bentuk dan ukuran produk sesuai dengan gambar kerja dan toleransi

yang diberikan; 3) melakukan pekerjaan sesuai aturan atau prosedur yang

ditetapkan.

Hasil praktek dibedakan menjadi: a) aspek proses, yaitu hasil yang dirasakan

oleh mahasiswa setelah mengikuti kegiatan praktek (melalui kuesioner); b) aspek

produk, yaitu penilaian instruktur terhadap benda kerja hasil praktek mahasiswa

(dokumen).

Melalui kuesioner ingin diketahui mengenai ada tidaknya peningkatan

pengetahuan dan keterampilan terutama tentang mengoperasikan mesin-mesin

perkakas dan berbagai peralatan bantu, pemahaman tentang SOP, dan

urutan-urutan dalam pengerjaan benda kerja.

b. Pemanfaatan peralatan praktek.

Arikunto, S (2002:8) mengemukakan: Pembelian/pengadaan suatu barang

tujuannya untuk dapat digunakan, walaupun barangnya indah dan menarik, kalau

tidak dapat digunakan tidak ada perlunya untuk dibeli/diadakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, seyogyanya peralatan-peralatan pendukung

praktek yang ada di bengkel mekanik jurusan mesin Politeknik Negeri Pontianak

(18)

27

kurikulum sehingga dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam

kegiatan praktek.

Melalui kuesioner ingin diketahui mengenai jumlah peralatan yang tersedia,

jumlah peralatan yang siap digunakan, dan jumlah peralatan yang dapat

dimanfaatkan untuk praktek mahasiswa.

c. Kedisiplinan mahasiswa.

Prijodarminto, S dalam Jasman (2009:67) menjelaskan: disiplin sebagai

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku

yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau

ketertiban. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan oleh keluarga, melalui

pendidikan, dan pengalaman.

Berdasarkan penjelasan di atas, tingkat kedisiplinan mahasiswa dapat

didefinisikan sebagai ketaatan dan kepatuhan mahasiswa dalam hal: mematuhi

petunjuk dan SOP yang ada, tepat waktu, dan mengutamakan peraturan dan

norma-norma terutama mengenai K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

Melalui kuesioner ingin diketahui tingkat kedisiplinan mahasiswa mengenai

kehadiran sesuai jadwal, perhatian pada saat instruktur memberikan penjelasan

dan pengarahan, keinginan bertanya kepada instruktur bila ada materi yang

belum jelas atau keraguan dalam mengoperasikan mesin, keinginan mempelajari

kembali cara mengoperasikan mesin perkakas dan tahapan proses pengerjaan

benda kerja, mempersiapkan peralatan bantu sebelum praktek dan

(19)

28

peralatan dan mesin setelah digunakan, dan perhatian terhadap K3 (Kesehatan

dan Keselamatan Kerja).

B. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data merupakan alat pengukur yang diperlukan dalam

melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka,

keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan

fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan

data dan wujud data yang dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua

teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan kuesioner.

1. Dokumentasi.

Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan data mengenai hasil praktek

mahasiswa yang ada di jurusan, yaitu nilai mata kuliah Praktek Mesin Perkakas II

pada semester 3. Data nilai mata kuliah tersebut tercantum pada lampiran F.

2. Kuesioner.

Pemilihan teknik pengunpulan data dengan kuesioner, didasarkan pada alasan

bahwa: a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan, b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama

atas pertanyaan yang diajukan, c) responden mempunyai kebebasan memberikan

jawaban, d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak

responden dan dalam waktu yang cepat.

Penyebaran kuesioner kepada mahasiswa dimaksudkan untuk mendapatkan

(20)

29

Kuesioner yang telah disusun perlu diujicobakan terlebih dahulu dan

dilakukan uji validitas terhadap item pada masing-masing variable dan uji

reliabiltasnya.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas.

1. Uji Validitas.

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui valid atau tepat tidaknya suatu

alat ukur. Dengan menggunakan alat ukur yang valid atau tepat, maka akan

mengahsilkan data yang valid. Arikunto, S (2003; 58) menyatakan: sebuah data atau

informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan kenyataannya.

Uji validitas terhadap hasil ujicoba kuesioner dilakukan dengan mencari

validitas item, dan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar

sebagai berikut:

.

=

[ ][ ]

Arikunto, S (2003:78)

Dimana: = korelasi antar item pertanyaan secara keseluruhan.

= jumlah jawaban responden tiap item pertanyaan.

= jumlah jawaban setiap responden untuk semua item

pertanyaan (skor total).

N = jumlah sampel = jumlah populasi.

Untuk analisis item, Masrum dalam Sugiyono (2009; 188) menyatakan: teknik

korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang

(21)

30

korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta koefesien

korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang

tinggi pula. Batas minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah “ r = 0,3 “. Bila

koefesien korelasi antara item dengan skor total kurang dari 0,3 item tersebut

dinyatakan tidak valid.

Dari hasil perhitungan terhadap data yang terkumpul pada lampiran B

diketahui item yang valid dan yang tidak valid, seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Hasil Analisis Validitas Item untuk Variabel X1.

No.

Tabe 3.2 Hasil Analisis Validitas Item untuk Variabel X2

(22)

31

26 0.4213 Valid 34 0.3716 Valid

27 0.1003 Tidak Valid 35 0.3672 Valid

28 0.2223 Tidak Valid 36 0.3441 Valid

Tabel 3.3 Hasil Analisis Validitas Item untuk Variabel Y

No.

dan untuk variabel Y semuanya valid.

Pada kuesioner yang diterapkan, nomor item untuk variabel X1 menjadi: (1)

pada indikator ketersediaan peralatan, nomor item : 1, 2, 3, 4, 5, 6 (nomor 6 adalah

item 7 pada uji coba), dan 16 (item 19 pada uji coba); (2) pada indikator kesiapan

peralatan, nomor item: 7, 8, 9, 10, 11 (item 8, 9, 10, 11, 12 pada uji coba), dan 12

(item 14 pada uji coba); (3) pada indikator pemanfaatan peralatan, nomor item : 13,

14, 15 (item 15, 16, 17 pada uji coba).

Nomor item untuk variabel X2 menjadi: (1) pada indikator kehadiran

mahasiswa dalam kegiatan praktek, nomor item: 17, 18 (item 21 dan 22 pada uji

(23)

32

praktek, nomor item: 19, 20, 21, 22 (item 23, 24, 25, 26 pada uji coba); dan (3) pada

indikator ketaatan/kepatuhan mahasiswa terhadap aturan dan ketentuan yang berlaku,

nomor item: 23, 24, 25, (item 29, 30, 31 pada uji coba), dan 26, 27, 28 (item 34, 35,

36 pada uji coba).

Nomor item untuk variabel Y menjadi: 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

39, 40 (item 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, pada saat uji coba).

2. Uji Reliabilitas.

Uji reliabilitas alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui reliabel atau dapat

dipercaya atau tidaknya suatu alat ukur. Arikunto, S (2003; 60) menyatakan: suatu

alat ukur dikatakan reliabel atau dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap

apabila diujikan berkali-kali.

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari

suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana

pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam

pemahaman pertanyaan tersebut. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini,

digunakan metode belah dua (split-half) sebagai berikut:

a. Mencari korelasi reliabilitas dua belahan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dengan angka kasar:

.

=

[ ][ ]

.rxy = korelasi reliabilitas dua belahan (ganjil-genap)

(24)

33 ΣY = jumlah nilai item genap

N = jumlah sampel

b. Mencari reliabilitas seluruh item digunakan rumus Spearman-Brown:

.

##

=

$%&'

Sebagai tolok ukur koefisien reliabilitasnya, digunakan kriteria dari Guilford

(Subino, 1987:160) sebagai berikut :

Variabel .rxy .r11 Klasifikasi

X1 0,8062 0,8927 Reliabilitas Tinggi

X2 0,7103 0,8306 Reliabilitas Tinggi

(25)

34

D. Teknik Analisa Data.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap diskripsi data, tahap

uji persyaratan analisis, dan tahap pengujian hipotesis.

1. Tahap Deskripsi Data.

Mengubah data penelitian dari skor mentah menjadi skor baku. Konversi data

mentah menjadi Z-skor dengan menggunakan rumus sabagai berikut:

.

)

*+,-

=

. /̅

1 Riduwan (2005:153)

Dimana: Z-skor = angka baku

Xi = nilai variable ;

SD = standar deviasi ; 23 = 5 #4 /̅

6̅ = rata-rata ; 6̅ =

5

Setelah didapat angka baku (Z-skor), kemudian dicari skor bakunya dengan

rumus : T-skor = 50 + 10. (Z-skor) , Riduwan, 2005:155

2. Uji Persyaratan Analisis.

Untuk menentukan penggunaan statistik dalam melakukan analisis data

penelitian, yaitu apakah menggunakan statistik parametrik atau non-parametrik, maka

dilakukan uji Normalitas, dan uji Linieritas terhadap data penelitian yang sudah

dalam bentuk skor baku. Pada uji persyaratan analisis ini tidak dilakukan uji

homogenitas varian karena tujuan penelitian ini tidak melakukan studi perbandingkan

(26)

35

Riduwan (2005) menjelaskan: uji normalitas dan uji linieritas adalah sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas data, dengan menggunakan persamaan Chi Kuadrat.

. χ2 hitung = ∑ { (fo – fe)2 / fe }

Bila: χ2 hitung < 2

χ tabel, berarti data sampel berdistribusi normal, dan bila:

2

χ hitung ≥ 2

χ tabel, berarti data sampel berdistribusi tidak normal.

Uji Normalitas dilakukan untuk data pada masing-masing variabel: X1, X2, Y,

dan Z.

Tabel penolong pada uji normalitas data:

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Skor Baku.

No Kls Interval .f Xi Xi^2 .f . Xi .f . Xi^2

Σ

Tabel 3.7 Frekuensi Yang Diharapkan ( fe ) Dari Hasil Pengamatan ( fo ).

No BatasKelas Z Luas O-Z

Luas Tiap

Kelas Interval .fe .fo

(27)

36

b. Uji Linieritas antar variabel dengan menggunakan rumus distribusi F.

.

7

8.9:5;

=

<=><=>?@

A

Riduwan (2005:202)

Selanjutnya, F hitung akan dibandingkan dengan F tabel (α = 0.05), db1 = k – 2,

dan db2 = n – k.

Kaidah pengujian: bila: F hitung ≤ F tabel, berarti persamaan regresi Y atas X

berpola linier, dan sebaliknya bila F hitung ≤ F tabel, baerarti tidak linier

E. Uji Hipotesis.

2. Uji Korelasi.

a. Uji Korelasi Sederhana.

Untuk melihat hubungan antara variabel bebas X1 dengan variabel terikat Y/Z

dan X2 dengan Y/Z, dilakukan dengan menggunakan persamaan Pearson

Product Moment untuk mencari koefesien korelasinya.

. /#B

=

5 C D C D C

E{5 C D C D }{5 C C }

Riduwan, (2005:227).

Dan besarnya kontribusi pada korelasi hubungan masing-masing variabel

bebas X1 dan X2 dengan variabel terikat Y dan Z dilihat dari besarnya koefesien

penentu (KP) atau koefesien determinasi (KD), yang dirumuskan sebagai berikut:

(28)

37

Tabel 3.8 Ringkasan Statistik untuk uji korelasi

Simbol Statistik Nilai Statistik .n

ΣX1

ΣY

ΣX12

ΣY2

ΣX1Y

Selanjutnya, untuk menguji signifikans hubungan antara masing-masing

variabel X1 dengan Y dan Z, dan X2 dengan Y dan Z, digunakan rumus:

.

H

8.9:5;

=

%√5 $

√# %

Riduwan, (2005:229)

Selanjutnya

H

8.9:5; yang diperoleh dibandingkan dengan harga

H

9JKLM

.

Kaidah pengujian : jika t hitung ≥ t tabel, berarti signifikan, dan sebaliknya jika

t hitung < t tabel, berarti tidak signifikan.

b. Uji Korelasi Ganda.

Untuk melihat hubungan antara dua variabel bebas X1 dan X2 secara

bersama-sama dengan variabel terikat Y dan Z, digunakan perbersama-samaan korelasi ganda,

sebagai berikut:

. N D = O% PDQ(%P Q $.%PDQ.%P Q.%PDP

# %PDP

Riduwan, (2005:238)

Dimana: RX1X2Y = nilai koefesien korelasi ganda.

. rX1Y = nilai koefesien korelasi X1-Y.

. rX2Y = nilai koefesien korelasi X2-Y.

(29)

38

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda X1 dan X2 secara

bersama-sama terhadap Y dan Z, ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

.

7

8.9:5;

=

< TS # <

5 S #

U

Riduwan, (2005:238)

Dan

7

8.9:5; yang diperoleh akan dibandingkan dengan harga

7

9JKLM

.

Kaidah pengujian: jika Fhitung ≥ F tabel, berarti signifikan, jika F hitung < F tabel,

berarti tidak signifikan.

3. Uji Regresi.

a. Uji Regreasi Sederhana.

Uji regresi sederhana dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel bebas X1

dan X2 terhadap variabel terikat Y dan Z.

Persamaan regresi sederhana: V = W + Y Riduwan, (2005:244)

Dimana : V = adalah subjek variable terikat yang diproyeksikan.

X = adalah variable bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diproyeksikan.

.a = adalah nilai konstanta harga Y, jika X = 0.

.b = adalah nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan

nilai peningkatan (+) atau penurunan (-) pada variable Y.

Persamaan untuk mencari nilai a dan b:

.

Y =

5. .

5.

, dan

W =

K.

(30)

39

Menentukan Jumlah Kuadrat-kuadrat JK dan RJKI: Riduwan,(2005:244-245)

1) Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg(a)) :

JKReg(a) = (ΣY)2/n

2) Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg(b/a)):

JKReg(b/a) = b { ΣXY - (ΣX. ΣY)2/n}

3) Jumlah Kuadrat Residu (JKRes)

JKRes = ΣY2 - JKReg(b/a) - JKReg(a)

4) Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg(a)):

RJKReg(a) = JKReg(a)

5) Rata-rata Julah Kuadrat Regresi (RJKReg(b/a))

RJKReg(b/a) = JKReg(b/a)

6) Rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKRes):

RJKRes = JKRes / (n – 2)

7) Menguji signifikansi.

Menguji signifikansi regresi sederhana:

F hitung = (RJKReg(b/a)) / (RJKRes)

Kaidah pengujian signifikan: jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho

(signifikan), dan jika F hitung < F tabel, maka terima Ho (tidak signifikan).

b. Uji Regreasi Ganda.

Uji regresi ganda dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel bebas X1 dan

(31)

40

regresi ganda dilakukan bila diantara variabel bebas X1 dan X2 mempunyai nilai

koefesien korelasi yang rendah (Wahyudin, 2011).

Persamaan Regresi ganda untuk dua variable bebas:

.

V = W + Y

# #

+ Y

$ $

Riduwan, (2005:253)

.

Y

#

=

Z [ D D

Z D[Z [ D

Riduwan, (2005:254)

.

Y

$

=

Z D[ D D

Z D[Z [ D

.

W =

5

− Y

#

]

5D

^ − Y

$ 5

Menguji signifikansi dengan persamaan:

.

7

8.9:5;

=

< 5 _ #

_ # <

Riduwan, (2005:255)

Dimana:

R = nilai koefesien korelasi ganda.

.n = jumlah responden

.m = jumlah variable bebea.

Selanjutnya F hitung akandibandingkan dengan F tabel.

Kaidah pengujian:

Jika: F hitung ≥ F tabel , maka tolak Ho (signifikan).

(32)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan.

Pada Bab V ini, dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh,

khusunya pada permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah, yang terkait

dengan variabel bebas: pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan

mahasiswa.hubungannya dengan variabel terikat: hasil praktek dari aspek proses dan

hasil praktek dari aspek produk.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Ketersedianaan peralatan praktek.

Peralatan praktek yang tersedia pada bengkel mesin, khususnya untuk

kegiatan praktek permesinan, sebagian besar responden berpendapat sudah cukup

untuk mendukung kegiatan praktek mahasiswa. Memperhatikan rekomendasi Swiss

Contact mengenai jumlah minimal peralatan yang harus tersedia pada bengkel mesin,

ternyata beberapa jenis mesin jumlahnya sudah lebih dari batas minimal.

2. Peralatan yang siap digunakan.

Dari peralatan praktek yang tersedia, menurut responden tidak semua dalam

kondisi siap untuk digunakan. Dari hasil pengamatan pada saat survey, ternyata ada

beberapa mesin yang tidak dapat digunakan untuk praktek karena rusak atau ada yang

(33)

70

3. Pemanfaatan peralatan praktek.

Dari jumlah peralatan praktek yang siap digunakan, menurut responden

pemanfaatannya cukup mendukung kegiatan praktek mahasiswa. Walaupun

sebenarnya dari jumlah peralatan yang tersedia, karena ada peralatan/mesin yang

rusak dan juga ada yang masih dalam perawatan dan perbaikan, maka pemanfaatan

peralatan jadi tidak optimal.

4. Pengaruh pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek mahasiswadari aspek

proses (Y), dan terhadap hasil praktek mahasiswa dari aspek produk (Z).

a. Pengaruh pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek dari aspek proses.

Dari uji korelasi diperoleh hasil yang menunjukkan adanya hubungan positif

yang lemah antara variabel pemanfaatan peralatan praktek dengan hasil praktek

mahasiswa dari aspek proses. Sedangkan dari uji signifikan, diketahui bahwa

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel tersebut.

Kemudian, melalui uji regresi diperoleh persamaan yang menunjukkan bahwa

pada setiap penambahan satu peralatan praktek akan diikuti dengan peningkatan

hasil praktek mahasiswa dari aspek proses yang sangat kecil.

b. Pengaruh pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek dari aspek produk.

Dari uji korelasi diperoleh hasil yang menunjukkan adanya hubungan positif

yang lemah antara variabel pemanfaatan peralatan praktek dengan hasil praktek

mahasiswa dari aspek produk. Dan dari uji signifikan ternyata tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel pemanfaatan peralatan praktek dengan

(34)

71

Melalui uji regresi diperoleh persamaan yang menunjukkan bahwa pada setiap

penambahan satu peralatan praktek akan diikuti dengan peningkatan yang kecil

pada hasil praktek mahasiswa dari aspek produk.

5. Pengaruh kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek proses, dan

terhadap hasil praktek dari aspek produk.

a. Pengaruh kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek proses.

Dari uji korelasi diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan posistif yang

sedang antara variabel kedisiplinan mahasiswa dengan variabel hasil praktek dari

aspek proses. Dan dari uji regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara kedua variabel tersebut.

Sedangkan persamaan regresi menunjukkan bahwa pada setiap adanya

peningkatan kedisiplinan mahasiswa, akan diikuti dengan peningkatan yang

sedang pada hasil praktek dari aspek proses.

b. Pengaruh kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek produk.

Dari hasil uji korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan nagatif yang lemah

antara variabel kedisiplinan mahasiswa dengan hasil praktek dari aspek produk.

Dan dari uji regresi diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara kedua variabel tersebut.

6. Pengaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan mahasiswa secara

bersama-sama terhadap hasil praktek dari aspek proses dan hasil praktek dari

(35)

72

a. Pengaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan mahasiswa

terhadap hasil praktek dari aspek proses.

Dari uji korelasi ganda diketahui bahwa terdapat hubungan posistif yang

sedang antara variabel pemanfaatan peralatan dan kedisiplinan mahasiswa

dengan hasil praktek dari aspek proses. Dan dari uji regresi ganda juga diketahui

bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pemanfaatan

peralatan dan kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek proses.

Sedangkan persamaan regresi ganda menunjukkan bahwa bila terjadi

penambahan pemanfaatan satu peralatan, akan diikuti dengan peningkatan yang

lemah pada hasil praktek, dan secara bersamaan bila terjadi peningkatan

kedisiplinan mahasiswa, maka akan diikuti dengan peningkatan yang sedang

pada hasil praktek dari aspek proses.

b. Pengaaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan mahasiswa secara

bersam-sama terhadap hasil praktek dari aspek produk.

Dari hasil uji korelasi ganda diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang

lemah antara variabel pemanfaatan peralatan dan kedisiplinan mahasiswa dengan

hasil praktek dari aspek produk. Dan dari uji regresi ganda juga diketahui bahwa

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dua variabel: pemanfaatn

peralatan dan kedisiplinan mahasiswa secara bersama-sama terhadap hasil

praktek dari aspek produk.

Sedangkan persamaan regresi ganda menunjukkan bahwa bila terjadi

(36)

73

peningkatan yang lemah pada hasil praktek, dan bila secara bersamaan terjadi

peningkatan kedisiplinan mahasiswa, akan diikuti dengan penurunan yang lemah

pada hasil praktek dari aspek produk.

B. Rekomendasi.

1. Peralatan yang tersedia walaupun dianggap cukup untuk mendukung kegiatan

praktek mahasiswa, sebenarnya banyak yang baru memenuhi jumlah minimum,

sehingga bila terjadi kerusakan atau sedang dalam perawatan dan perbaikan, maka

jumlah yang siap digunakan menjadi berkurang.

Untuk mengatasi permasalahan ini, maka perlu dilakukan penambahan peralatan/

mesin yang sudah ada melalui usuluan pengadaan pada setiap tahun anggaran.

2. Agar peralatan selalu dalam kondisi siap digunakan untuk mendukung kegiatan

praktek mahasiswa, maka program perawatan dan perbaikan harus ditingkatkan,

melalui peningkatan alokasi anggaran perawatan dan perbaikan, selain itu perawatan

rutin oleh mahasiswa dan teknisi agar selalu dilakukan.

Termasuk juga perawatan dan perbaikan pada perlatan-peralatan bantu lainnya,

seperti pahat potong, alat ukur, dan peralatan lainnya. Sehingga mahasiswa dapat

bekerja dengan baik dan dapat menghasilkan benda produk yang memenuhi standar.

3. Walaupun mahasiswa telah melalui pelatihan dasar kedisiplinan pada awal

perkuliahan, tetapi masih ditemukan beberapa mahasiswa yang tidak disiplin dalam

kegiatan praktek, seperti datang terlambat, dan kurang serius dalam melaksanakan

(37)

74

Untuk mempertahankan dan meningkatkan disiplin mahasiswa dalam kegiatan

praktek, diperlukan pengawasan dari instuktur dan teknisi, serta pemberian sanksi

yang lebih tegas dan jelas.

4. Pengaruh pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek mahasiswa.

Dari hasil pengujian hipotesis, ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek mahasiswa, baik dari aspek

proses maupun dari aspek produk. Hal ini dimungkinkan karena dari peralatan/mesin

yang tersedia tidak semua dapat dimanfaatkan untuk kegiatan praktek mahasiswa

dikerenakan ada yang rusak dan ada yang masih dalam perawatan dan perbaikan.

Kondisi ini mengakibatkan satu peralatan/mesin digunakan oleh beberapa mahasiswa,

sehingga pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menjadi tidak maksimal.

Untuk mengatasi hal ini, selain melalui program perencanaan anggaran untuk

pengadaan serta perawatan dan perbaikan, maka perlu juga direncanakan jadwal

secara rotasi dengan membagi mahasiswa sesuai dengan jumlah jam praktek pada

masing-masing job dan jumlah mahasiswanya disesuaikan dengan jumlah peralatan

yang siap digunakan pada masing-masing job tersebut. Artinya tidak membagi

mahasiswa dalam beberapa kelompok/group dengan jumlah yang sama.

5. Pengaruh kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek.

Dari hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan antara kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek proses,

(38)

75

keterampilan setelah melakukan kegiatan praktek dengan disiplin yang cukup tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan mahasiswa perlu ditingkatkan, dengan

upaya pengawasan yang ketat dari instruktur dan teknisi selama mahasiswa

melakukan praktek. Dan bagi mahasiswa yang tidak disiplin perlu diberikan sanksi

yang tegas.

Sedangkan dari pengujian hipotesis lainnya, diketahui bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari

aspek produk. Hal ini dimungkinkan karena hasil praktek ini merupakan penilaian

yang penekanannya pada produk yang dihasilkan mahasiswa. Telah dijelaskan

sebelumnya bahwa banyak mahasiswa yang mengeluhkan kondisi peralatan bantu

seperti pahat potong yang digunakan banyak yang kondisinya sudah tidak tajam,

sehingga dapat mempengaruhi kualitas benda produk yang dihasilkan. Hal ini

menyebabkan hasil praktek mahasiswa yang berupa nilai mata kuliah praktek mesin

perkakas II tidak maksimal, walaupun mahasiswa sudah merasa melakukan kegiatan

praktek dengan disiplin yang cukup tinggi. Untuk mengatasi hal ini, peran teknisi

diberdayakan untuk melakukan pengasahan pahat-pahat potong yang sudah tumpul.

6. Pengaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan mahasiswa terhadap

hasil praktek mahasiswa.

Dari hasil pengujian hipotesis ternyata tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan secara bersama-sama terhadap

hasil praktek, baik hasil praktek dari aspek proses maupun hasil praktek dari aspek

(39)

76

Seperti penjelasan pada point 4 dan point 5, perlu dilakukan beberapa hal sebagai

berikut:

a. Perlu dilakukan perencanaan anggaran untuk pengadaan penambahan

peralatan yang masih memenuhi jumlah minimal yang direkomendasikan

oleh tim Swiss Contact. Termasuk pengadaan peralatan-perlatan bantu yang

diperlukan dalam kegiatan praktek mahasiswa.

b. Perlu dilakukan perencanaan anggaran perawatan untuk peralatan-peralatan

pendidikan seperti peralatan untuk praktek mahasiswa, yang sesuai dengan

kebutuhan perawatan yang nyata.

c. Pengaturan jadwal yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan jam per job

per mahasiswa, dan kelompok mahasiswa jumlahnya sesuai dengan jumlah

peralatan/mesin yang siap digunakan pada masing-masing job. Artinya

(40)

77

DAFTAR PUSTAKA

Achir, B. (1989). Merencana Kebutuhan Fasilitas Pelajaran Praktik dan

Optimalisasi Pemakaiannya, Bandung: Politeknik.

Ancok, D dan Faturochman. (1989). Penelitian Tolok Ukur Kualitas Kekaryaan:

Studi Pendahuluan pada Suku Sunda dan Suku Jawa. Jurnal Psikologi No. 1,

19 – 16, Yogyakarta: Fakultas Psikologi.

Arikunto, S. (2002). Organisasi Dan Administrasi Pendidikan Tekonologi Dan

Kejuruan, Depdiknas Dikti.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Djamrah, S.B. (1994). Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, Jakarta: Usaha Nasional.

Djojonegoro, W (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah

Menengah Kejuruan, Jakarta: Jayakarta Agung Offset.

Nawawi, H. (1990). Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Haji Masagung.

Purbani, E.D. (2010). Pengaruh Kedisiplinan Dan Kemampuan Berbahasa Inggris

Terhadap Semangat Kerja Widyaiswara P4TK BMTI Bandung. Tesis, Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

... . (2006). Panduan Akademik, Politeknik Negeri Pontianak.

Riduwan, (2005). Dasar-dasar Statistik, Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sagir, S. (1988). Industrialisasi Dan Kesempatan Kerja, Manajemen & Usahawan

No.2 Tahun XVII, Jakarta: PT. Temprint.

Sanjaya, W. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi KBK, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setiaji, A (2004). Implementasi Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi SMK

Negeri Di Kabupaten Bantul. Tesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

Subino, (1988). Alat-alat Pengumpulan Data Berupa Kuesioner Dan Wawancara

Sampai Dengan Skala Sikap Dari Berbagai Pakar, Bandung: Lembaga

(41)

78

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

Dan R & D, Bandung: Penerbit Alfabeta.

Wahyudin, (2011). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Bandung: Sekolah Pacasarjana UPI.

Gambar

GAMBAR  2.1 Hubungan Beberapa Variabel
Tabel 3.1     Hasil Analisis Validitas Item untuk Variabel X1.
Tabel 3.3      Hasil Analisis Validitas Item untuk Variabel Y
Tabel  3.4          Klasifikasi Nilai Koefesien Reliabilitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Karya tugas akhir yang berjudul PERANCANGAN KAMPANYE &#34;PLUS PROJECT&#34; PENGGALANGAN DANA UNTUK PANTI ASUHAN BINA SIWI DI BANTUL merupakan karya dari seluruh

Jogja, maupun didalam halte, maka akan menimbulkan ketidaknyamanan serta ketidakpuasan bagi penumpang Trans Jogja karena harus antri, belum lagi interval kedatangan bus

pengamatan dan mendalam dilakukan untuk mengecek kesesuaian dan kebenaran data yang telah diperoleh. Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri apabila

Untuk mengatasi permasalahan tersebut/ Departemen Sosial mempunyai beberapa cara mengatasi masalah ini// Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie/

Oleh karena itu, sejauh mana pelaksanaan pengendalian intern atas penjualan yang ditetapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen,

Sehingga dengan adanya teori maupun temuan penelitian terdahulu yang menjadi dasar ketertarikan bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang perilaku

Larutan sampel dimasukkan ke dalam bejana anoda dan larutan potasium ferisianida dimasukkan ke dalam bejana katoda. Sebelumnya membran ion exchange dipasang pada katup

In teaching learning process especially in writing the teacher can use many technique to help them when they teach in classroom in order to make the students