DAFTAR ISI
6. Definisi Operasional ………. 25
DAFTAR TABEL
Hal
TABEL 3.1 Hasil Analisis validitas Item Untuk Variabel X1 30
TABEL 3.2 Hasil Analisis validitas Item Untuk Variabel X2 30
TABEL 3.3 Hasil Analisis validitas Item Untuk Variabel Y 31
TABEL 3.4 Klasifikasi Nilai Korelasi Dan Reliabilitas 33
TABEL 3.5 Hasil Perhitungan Reliabiltas 33
TABEL 3.6 Distribusi Frekuensi Skor Baku 35
TABEL 3.7 Distribusi Frekuensi Yang Diharapkan 35
TABEL 3.8 Ringkasan Statistik 37
TABEL 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X1 42
TABEL 4.2 Distribusi Frekuensi Yang Diharapkan Variabel X1 43
TABEL 4.3 Penolong Pasangan Variabel Y atas X1. 44
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Hubungan Beberapa Variabel 17
GAMBAR 3.1 Pola Hubungan Antar Variabel 23
BAMBAR 4.1 Gambaran Variabel Pemanfaatan Peralatan Praktek 49
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Salah satu tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah ”mencerdaskan kehidupan
bangsa”. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa., berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Pendidikan kepoliteknikan yang dikembangkan sejak tahun 1982,
merupakan salah satu pendidikan tinggi yang melaksanakan program pendidikan
vokasional, yang lulusannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dunia
industri. Kedudukan Politeknik semakin jelas dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Nomor 2 Republik Indonesia Tahun 1989.
Peningkatan efektifitas pembelajaran berimplikasi perlu dipenuhinya standar
kebutuhan minimal fasilitas pendidikan sesuai dengan persyaratan kurikulum.
Penyediaan fasilitas harus mendapat perhatian dalam usaha mencapai tujuan
pembelajaran, karena fasilitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
sekolah dalam mencapai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pembelajaran.
Proses pembelajaran praktek khususnya pada praktek bengkel mekanik
yang mengedepankan proses layanan dan pembimbingan secara individu,
2
dimanfaatkan secara maksimal untuk menunjang kegiatan praktek. Mengenai
fasilitas dalam kegiatan praktikum, Wotto (2000:26) menjelaskan bahwa: dalam
kegiatan praktikum, fasilitas (termasuk peralatan praktek) merupakan sumber
belajar utama yang baik, apabila digunakan sebagaimana mestinya maka dapat
membantu menjelaskan tentang sesuatu hal sehingga informasi yang disampaikan
melalui kegiatan praktek akan menjadi lebih jelas.
Kelengkapan peralatan/mesin yang memenuhi standar, baik dari
keragaman jenis dan jumlahnya, bila dapat diamnfaatkan secara maksimal, maka
kegiatan praktek dapat berjalan dengan baik dan mahasiswa akan dapat menguasai
kompetensi sesuai dengan harapan industri.
Selain ketersediaan peralatan praktek dan pemanfaatannya secara
maksimal, maka kedisiplinan mahasiswa juga manjadi faktor yang menentukan
keberhasilan dalam kegiatan praktek. Kedisiplinan merupakan salah satu faktor
yang dituntut dari mahasiswa Politeknik. Bagaimana seorang mahasiswa,
khususnya pada jurusan mesin, yang melakukan praktek membuat suatu produk
pada mesin yang berputar dengan kecepatan yang relatif tinggi, bila tidak
memiliki disiplin diri yang tinggi, maka dapat mencelakakan dirinya sendiri,
merusak peralatan/mesin, dan produk yang dibuat akan mengalami kegagalan.
Selain itu, dengan kedisiplinan yang tinggi mahasiswa akan dapat menyelesiakan
pekerjanaannya tepat waktu. Sebagai calon tenaga kerja yang nantinya terjun ke
dunia industri, maka para mahasiswa selain dibekali dengan keterampilan juga
harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Schul (dalam Ancok, 1989: 33)
3
tingkat kecerdasan, bakat, sifat kepribadian, tingkat kependidikan, kualitas fisik,
etos kerja, dan disiplin. Fungsi utama disiplin adalah untuk belajar mengendalikan
diri sehingga dengan mudah menghormati dan mematuhi suatu peraturan.
Memperhatikan penjelasan-penjelasan di atas, maka yang menjadi latar
belakang dalam penelitian ini adalah:
1. Pada bengkel mekanik jurusan mesin Politeknik Negeri Pontianak, yang sejak
berdirinya telah tersedia peralatan praktek yang cukup lengkap, menurut peneliti
peralatan tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung
pelaksanaan praktek mahasiswa. Sehingga hasil praktek mahasiswa juga belum
maksimal.
2. Meskipun telah mengikuti pelatihan dasar kedisiplinan diawal masuk
Politeknik, dan dengan pemberian sanksi berupa kompensasi sampai dengan
pemberian surat peringatan bagi mahasiswa yang terlambat hadir dan alpa, tetapi
masih didapati mahasiswa yang tidak disiplin dalam kehadiran, dan tidak serius
dalam kegiatan praktek.
B. Identifikasi Masalah.
Masalah yang ada pada bengkel mekanik jurusan mesin Politeknik Negeri
Pontianak yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Pemanfaatan peralatan praktek belum maksimal.
Dilihat dari jumlah peralatan yang tersedia dirasakan sudah memenuhi
jumlah minimal, dan untuk beberapa peralatan/mesin jumlahnya sudah ada yang
4
dari jumlah peralatan/mesin yang tersedia, ternyata ada beberapa mesin yang tidak
siap digunakan karena rusak, dan ada yang masih dalam pemeliharaan (perawatan
dan perbaikan), sehingga tidak semua peralatan/ mesin dapat dimanfaatkan dalam
kegiatan praktek, sehingga mengakibatkan terjadinya penggunaan satu
peralatan/mesin oleh beberapa mahasiswa. Kondisi ini tentu saja tidak sesuai
dengan program pendidikan yang menjadi ciri politeknik, yaitu selain menguasai
kemampuan afektif dan kognitif, mahasiswa juga lebih ditekankan pada
kemampuan psikomotorik (keterampilan).
2. Disiplin mahasiswa dalam melaksanakan praktek masih rendah.
Walaupun sudah mendapatkan pelatihan dasar kedisiplinan di awal masuk
Politeknik, namun masih terlihat mahasiswa yang terlambat masuk mengikuti
kegiatan praktek. Juga, dalam pelaksanaan praktek masih ada mahasiswa yang
sering bertanya hanya kepada sesama mahasiswa, yang seharusnya mereka
bertanya atau berkonsultasi kepada instruktur. Dan beberapa mahasiswa ada yang
tidak meminjam alat-alat bantu (pahat potong, alat ukur dan lainnya), tetapi
mereka memanfaatkan alat-alat temannya, sehingga dapat mengganggu
kelancaran kerja mahasiswa yang meminjam alat, dan sering terjadi kehilangan
karena peralatan tersebut digunakan oleh beberapa orang, sedangkan yang
bertanggung jawab adalah mahasiswa yang meminjam peralatan tersebut kepada
teknisi.
3. Hasil praktek yang berupa penilaian oleh instruktur belum memuaskan.
Penilaian yang diberikan oleh instruktur untuk mata kuliah Praktek Mesin
5
Hal ini disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh mahasiswa, kemungkinan
ukurannya tidak memenuhi standar yang ditetapkan karena alat potong yang
digunakan sudah tidak tajam, dan kemungkinan mesin yang digunakan belum
dikalibrasi sehingga toleransinya sudah diluar standar.
C. Batasan Masalah.
Sehubungan dengan keterbatasan waktu, kemampuan dana dan tenaga,
serta keterbatasan teori-teori pendukung, maka permasalahan dalam penelitian ini
dibatasi hanya pada variabel pemanfaatan peralatan praktek dan variabel
kedisiplinan mahasiswa pengaruhnya terhadap hasil praktek permesinan,
khususnya pada mata kuliah Praktek Mesin Perkakas II di semester 3 tahun
akademik 2010 - 2011.
Penelitian ini dilakukan pada bengkel mekanik jurusan mesin Politeknik
Negeri Pontianak dengan variabel bebas: pemanfaatan peralatan praktek (X1), dan
kedisiplinan mahasiswa (X2), serta variabel terikat: hasil praktek dari aspek proses
(Y) dan hasil praktek dari aspek produk (Z).
D. Rumusan Masalah Penelitian.
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kelengkapan peralatan praktek sudah dapat mendukung kegiatan
praktek mahasiswa ?
2. Apakah peralatan praktek sudah dimanfaatkan secara maksimal untuk
mendukung kegiatan praktek mahasiswa ?
6
4. Bagaimana pengaruh pemanfaatan peraalatan praktek terhadap hasil praktek
mahasiswa ?
5. Bagaimana pengaruh kedisiplinan mahasiswa dalam kegiatan praktek
terhadap hasil praktek mahasiswa ?
6. Bagaimana pengaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan
mahasiswa, secara bersama-sama terhadap hasil praktek mahasiswa ?
E. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui seberapa lengkap peralatan praktek yang tersedia untuk
mendukung kegiatan praktek mahasiswa.
2. Ingin mengetahui apakah peralatan praktek yang tersedia sudah dimanfaatkan
secara optimal untuk kegiatan prakek mahasiswa.
3. Ingin mengetahui penerapan disiplin mahasiswa dalam kegiatan praktek.
4. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfaatan peralatan praktek
terhadap hasil praktek mahasiswa.
5. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan mahasiswa dalam
kegiatan praktek terhadap hasil praktek mahasiswa.
6. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfataan peralatan praktek
dan kedisiplinan mahasiswa secara bersama-sama terhadap hasil praktek
mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian.
1. Bagi Politeknik Negeri Pontianak, sebagai masukan untuk lebih
7
a. pengaturan pemakaian peralatan praktek untuk kegiatan-kegiatan produksi;
b. program perawatan dan perbaikan peralatan-peralatan pendukung praktek,
agar peralatan-peralatan tersebut mempunyai umur pakai yang lebih lama dan
selalu dalam keadaan siap digunakan untuk kegiatan praktek mahasiswa;
c. program pelatihan dasar kedisiplinan bagi mahasiswa baru;
d. pengawasan dan penerapan aturan yang lebih ketat terhadap pelanggran
disiplin oleh mahasiswa;
2. Bagi Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, untuk memperkaya
khasanah pengetahuan dan penelitian tentang Pengaruh Pemanfaatan Peralatan
Praktek dan Kedisiplinan Mahasiswa terhadap Nilai Praktek yag diperoleh
Mahasiswa.
3. Bagi peneliti, untuk meningkatakan pengetahuan dan kompetensi dalam
pelaksanaan penelitian khususnya penelitian pendidikan.
G. Asumsi.
Asumsi adalah anggapan dasar yang tidak dapat dibantah kebenarannya.
Asumsi yang penulis kemukakan dalam peneltian ini adalah: bila mahasiswa
melakukan praktek permesinan dengan didukung oleh peralatan praktek yang
dapat dimanfaatkan secara maksimal serta dengan kedisiplinan yang tinggi, maka
nilai praktek yang diperoleh mahasiswa akan baik.
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survey.
2. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah penelitian
8
a. Bila data dalam penelitian berdistribusi normal dan berpola linier,
penyelesaiannya menggunakan statistik parametrik, yaitu dengan metode
korelasi dan regresi.
b. Bila data dalam penelitian berdistribusi tidak normal dan tidak linier, maka
penyelesaiannya menggunakan statistik non-parametrik.
3. Penelitian ini dilakukan pada begkel mekanik jurusan mesin Politeknik
Negeri Pontianak, dengan sampel total yaitu mahasiswa semester 3 (yang saat ini
berada pada semester 4).
4. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
a. Kuesioner.
Penyebaran kuesioner kepada mahasiswa dimaksudkan untuk
mendapatkan data mengenai: kelengkapan peralatan pendukung praktek,
pemanfaatan peralatan dalam kegiatan praktek mahasiswa, tingkat
kedisiplinan mahasiswa dalam kegiatan prektek, dan hasil praktek berupa
peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dirasakan oleh mahasiswa
setelah mengikuti mata kuliah praktek mesin perkakas II.
Sebelum kuesioner ini digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk
menguji validitas dan realibilitasnya.
b. Dokumentasi.
Peneliti ingin mendapatkan data mengenai hasil praktek mahasiswa, yaitu
nilai mata kuliah Praktek Mesin Perkakas II pada semester 3 yang terdapat
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Dan Disain Penelitian.
1. Metode.
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian. Metode pendekatan dalam suatu penelitian diperlukan
untuk memecahkan suatu masalah yang sedang diselidiki. Berdasarkan metode
pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan metode pendekatan yang ditetapkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis
karena peneliti berusaha mendapatkan keterangan-keterangan yang jelas terhadap
suatu masalah tertentu. Penelitian dilakukan untuk mencari hasil yang segera dapat
digunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif, yaitu melukiskan hal-hal
yang mengandung fakta-fakta variabel masa lalu dan sekarang, Riduwan dalam
Purbani (2010:41). Sedangkan hubungan antara variabel bersifat korelasional dimana
peneliti berusaha menyelidiki pengaruh variabel bebas: pemanfaatan peralatan
praktek (X1) dan tingkat kedisiplinan mahasiswa (X2) terhadap variabel terikat yaitu:
hasil praktek mahasiswa (Y). Studi korelasi ini akan menggunakan analisis korelasi
dan regresi, yaitu dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan diantara
23
2. Disain.
Disain penelitian dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan
apa yang diharapkan. Disain yang digunakan adalah disain korelasional untuk
menyelidiki pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.
Gambar: 3.1 Pola hubungan antar variabel
X1 = Pemanfaatan peralatan praktek.
X2 = Tingkat kedisiplinan mahasiswa.
Y = hasil praktek dari aspek proses.
Z = Hasil praktek dari aspek produk.
3. Deskripsi Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada kampus Politeknik Negeri Pontianak yang
berlokasi di jln. Ahmad Yani, berdampingan dengan Universitas Tanjungpura.
Politeknik Negeri Pontianak yang berdiri sejak tahun 1987 awalnya
merupakan bagian dari Universitas Tanjungpura dan bernama Politeknik Universitas
Tanjungpura. Saat mulai beropersi, Politeknik melaksanakan program pendidikan
jenjang Diploma II dengan 3 jurusan rekayasa, yaitu: teknik sipil, teknik mesin, dan
teknik elektro. Mulai tahun 1997, terjadi peningkatan jenjang program pendidikan X1
X2
Y
24
dari Diploma II menjadi Diploma III, dan sejak itu Politeknik mulai berdiri sendiri
dan lepas dari Universitas Tanjungpura.
Politeknik Negeri Pontianak merupakan perguruan tinggi negeri satu-satunya
di Pontianak yang menyelenggarakan pendidikan vokasional, dan beberapa tahun
terakhir sudah juga dibuka beberapa Politeknik swasta. Saat ini Politeknik Negeri
Pontianak telah mempunyai 7 jurusan dengan 10 program studi jenjang Diploma III
(Panduan Akademik 2006:7). Selain menyelenggarakan jenjang Diploma III, jurusan
teknik Sipil, jurusan Akuntansi, dan jurusan Administrasi Bisnis dalam tiga tahun
terakhir juga sudah membuka jenjang Diploma IV untuk program studi yang berbeda
dengan Diploma III.
Pada jurusan teknik Mesin, selain menyelenggarakan jenjang Diploma III
untuk program studi teknik Mesin juga menyelenggarakan program Diploma I yang
bekerja sama dengan PT. United Tractor, khusus untuk program Operator Alat Berat.
4. Populasi dan Sampel.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang ingin diketahui, bisa
berupa individu, kelompok, dokumen atau konsep (Arikunto 2002:108). Sedangkan
menurut Sugiyono (2008:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian adalah mahasiswa
semester III jurusan mesin Politeknik Negeri Pontianak tahun akademik 2010/2011,
25
atau merupakan populasi, yaitu jumlah mahasiswa yang saat ini berada pada semester
IV yang berjumlah 44 orang.
5. Variabel Penelitian.
Variabel dalam penelitian ini meliputi variable independent (variabel bebas)
yang terdiri dari variabel X1 dan X2, dan Variable dependent (variabel terikat) yaitu
variabel Y dan Z.
X1 = Pemanfaatan peralatan praktek.
X2 = Tingkat kedisiplinan mahasiswa.
Y = Hasil praktek : dari aspek proses (apa yang dirasakan oleh mahasiswa).
Z = Hasil praktek : dari aspek produk (penilaian instruktur).
6. Definisi Operasional.
a. Hasil praktek.
Mengenai hasil belajar atau prestasi, Sanjaya, W (2008:257) menjelaskan
bahwa hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki oleh siswa sebagai
akibat dari semua proses belajar yang telah ditempuhnya, meliputi semua akibat
dari semua proses belajar di sekolah yang bersifat afektif, kognitif, maupun
psikomotor yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sedangkan Djamrah,
S.B, (2008:20) menjelaskan: Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok.
Berdasar penjelasan di atas, hasil praktek dapat didefinisikan sebagai hasil
usaha mahasiswa setalah melakukan kegiatan praktek dalam upaya
26
materi pelajaran yang telah dipelajari dan dipraktekkan.Hasil praktek ini berupa
penilaian instruktur terhadap semua aktivitas mahasiswa dalam kegiatan praktek
sejak perencanaan, persiapan, dan penyelesaian sampai menghasilkan produk.
Aspek penilaian oleh instruktur terdiri dari: 1) menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu; 2) bentuk dan ukuran produk sesuai dengan gambar kerja dan toleransi
yang diberikan; 3) melakukan pekerjaan sesuai aturan atau prosedur yang
ditetapkan.
Hasil praktek dibedakan menjadi: a) aspek proses, yaitu hasil yang dirasakan
oleh mahasiswa setelah mengikuti kegiatan praktek (melalui kuesioner); b) aspek
produk, yaitu penilaian instruktur terhadap benda kerja hasil praktek mahasiswa
(dokumen).
Melalui kuesioner ingin diketahui mengenai ada tidaknya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan terutama tentang mengoperasikan mesin-mesin
perkakas dan berbagai peralatan bantu, pemahaman tentang SOP, dan
urutan-urutan dalam pengerjaan benda kerja.
b. Pemanfaatan peralatan praktek.
Arikunto, S (2002:8) mengemukakan: Pembelian/pengadaan suatu barang
tujuannya untuk dapat digunakan, walaupun barangnya indah dan menarik, kalau
tidak dapat digunakan tidak ada perlunya untuk dibeli/diadakan.
Berdasarkan penjelasan di atas, seyogyanya peralatan-peralatan pendukung
praktek yang ada di bengkel mekanik jurusan mesin Politeknik Negeri Pontianak
27
kurikulum sehingga dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam
kegiatan praktek.
Melalui kuesioner ingin diketahui mengenai jumlah peralatan yang tersedia,
jumlah peralatan yang siap digunakan, dan jumlah peralatan yang dapat
dimanfaatkan untuk praktek mahasiswa.
c. Kedisiplinan mahasiswa.
Prijodarminto, S dalam Jasman (2009:67) menjelaskan: disiplin sebagai
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau
ketertiban. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan oleh keluarga, melalui
pendidikan, dan pengalaman.
Berdasarkan penjelasan di atas, tingkat kedisiplinan mahasiswa dapat
didefinisikan sebagai ketaatan dan kepatuhan mahasiswa dalam hal: mematuhi
petunjuk dan SOP yang ada, tepat waktu, dan mengutamakan peraturan dan
norma-norma terutama mengenai K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Melalui kuesioner ingin diketahui tingkat kedisiplinan mahasiswa mengenai
kehadiran sesuai jadwal, perhatian pada saat instruktur memberikan penjelasan
dan pengarahan, keinginan bertanya kepada instruktur bila ada materi yang
belum jelas atau keraguan dalam mengoperasikan mesin, keinginan mempelajari
kembali cara mengoperasikan mesin perkakas dan tahapan proses pengerjaan
benda kerja, mempersiapkan peralatan bantu sebelum praktek dan
28
peralatan dan mesin setelah digunakan, dan perhatian terhadap K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja).
B. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data merupakan alat pengukur yang diperlukan dalam
melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka,
keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan
fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan
data dan wujud data yang dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua
teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan kuesioner.
1. Dokumentasi.
Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan data mengenai hasil praktek
mahasiswa yang ada di jurusan, yaitu nilai mata kuliah Praktek Mesin Perkakas II
pada semester 3. Data nilai mata kuliah tersebut tercantum pada lampiran F.
2. Kuesioner.
Pemilihan teknik pengunpulan data dengan kuesioner, didasarkan pada alasan
bahwa: a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan, b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama
atas pertanyaan yang diajukan, c) responden mempunyai kebebasan memberikan
jawaban, d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak
responden dan dalam waktu yang cepat.
Penyebaran kuesioner kepada mahasiswa dimaksudkan untuk mendapatkan
29
Kuesioner yang telah disusun perlu diujicobakan terlebih dahulu dan
dilakukan uji validitas terhadap item pada masing-masing variable dan uji
reliabiltasnya.
C. Uji Validitas dan Reliabilitas.
1. Uji Validitas.
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui valid atau tepat tidaknya suatu
alat ukur. Dengan menggunakan alat ukur yang valid atau tepat, maka akan
mengahsilkan data yang valid. Arikunto, S (2003; 58) menyatakan: sebuah data atau
informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan kenyataannya.
Uji validitas terhadap hasil ujicoba kuesioner dilakukan dengan mencari
validitas item, dan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar
sebagai berikut:
.
=
[ ][ ]
Arikunto, S (2003:78)
Dimana: = korelasi antar item pertanyaan secara keseluruhan.
= jumlah jawaban responden tiap item pertanyaan.
= jumlah jawaban setiap responden untuk semua item
pertanyaan (skor total).
N = jumlah sampel = jumlah populasi.
Untuk analisis item, Masrum dalam Sugiyono (2009; 188) menyatakan: teknik
korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang
30
korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta koefesien
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang
tinggi pula. Batas minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah “ r = 0,3 “. Bila
koefesien korelasi antara item dengan skor total kurang dari 0,3 item tersebut
dinyatakan tidak valid.
Dari hasil perhitungan terhadap data yang terkumpul pada lampiran B
diketahui item yang valid dan yang tidak valid, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Hasil Analisis Validitas Item untuk Variabel X1.
No.
Tabe 3.2 Hasil Analisis Validitas Item untuk Variabel X2
31
26 0.4213 Valid 34 0.3716 Valid
27 0.1003 Tidak Valid 35 0.3672 Valid
28 0.2223 Tidak Valid 36 0.3441 Valid
Tabel 3.3 Hasil Analisis Validitas Item untuk Variabel Y
No.
dan untuk variabel Y semuanya valid.
• Pada kuesioner yang diterapkan, nomor item untuk variabel X1 menjadi: (1)
pada indikator ketersediaan peralatan, nomor item : 1, 2, 3, 4, 5, 6 (nomor 6 adalah
item 7 pada uji coba), dan 16 (item 19 pada uji coba); (2) pada indikator kesiapan
peralatan, nomor item: 7, 8, 9, 10, 11 (item 8, 9, 10, 11, 12 pada uji coba), dan 12
(item 14 pada uji coba); (3) pada indikator pemanfaatan peralatan, nomor item : 13,
14, 15 (item 15, 16, 17 pada uji coba).
• Nomor item untuk variabel X2 menjadi: (1) pada indikator kehadiran
mahasiswa dalam kegiatan praktek, nomor item: 17, 18 (item 21 dan 22 pada uji
32
praktek, nomor item: 19, 20, 21, 22 (item 23, 24, 25, 26 pada uji coba); dan (3) pada
indikator ketaatan/kepatuhan mahasiswa terhadap aturan dan ketentuan yang berlaku,
nomor item: 23, 24, 25, (item 29, 30, 31 pada uji coba), dan 26, 27, 28 (item 34, 35,
36 pada uji coba).
• Nomor item untuk variabel Y menjadi: 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,
39, 40 (item 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, pada saat uji coba).
2. Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui reliabel atau dapat
dipercaya atau tidaknya suatu alat ukur. Arikunto, S (2003; 60) menyatakan: suatu
alat ukur dikatakan reliabel atau dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap
apabila diujikan berkali-kali.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari
suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana
pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam
pemahaman pertanyaan tersebut. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini,
digunakan metode belah dua (split-half) sebagai berikut:
a. Mencari korelasi reliabilitas dua belahan dengan menggunakan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar:
.
=
[ ][ ]
.rxy = korelasi reliabilitas dua belahan (ganjil-genap)
33 ΣY = jumlah nilai item genap
N = jumlah sampel
b. Mencari reliabilitas seluruh item digunakan rumus Spearman-Brown:
.
##=
$%&'Sebagai tolok ukur koefisien reliabilitasnya, digunakan kriteria dari Guilford
(Subino, 1987:160) sebagai berikut :
Variabel .rxy .r11 Klasifikasi
X1 0,8062 0,8927 Reliabilitas Tinggi
X2 0,7103 0,8306 Reliabilitas Tinggi
34
D. Teknik Analisa Data.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap diskripsi data, tahap
uji persyaratan analisis, dan tahap pengujian hipotesis.
1. Tahap Deskripsi Data.
Mengubah data penelitian dari skor mentah menjadi skor baku. Konversi data
mentah menjadi Z-skor dengan menggunakan rumus sabagai berikut:
.
)
*+,-=
. /̅1 Riduwan (2005:153)
Dimana: Z-skor = angka baku
Xi = nilai variable ;
SD = standar deviasi ; 23 = 5 #4 /̅
6̅ = rata-rata ; 6̅ =
5
Setelah didapat angka baku (Z-skor), kemudian dicari skor bakunya dengan
rumus : T-skor = 50 + 10. (Z-skor) , Riduwan, 2005:155
2. Uji Persyaratan Analisis.
Untuk menentukan penggunaan statistik dalam melakukan analisis data
penelitian, yaitu apakah menggunakan statistik parametrik atau non-parametrik, maka
dilakukan uji Normalitas, dan uji Linieritas terhadap data penelitian yang sudah
dalam bentuk skor baku. Pada uji persyaratan analisis ini tidak dilakukan uji
homogenitas varian karena tujuan penelitian ini tidak melakukan studi perbandingkan
35
Riduwan (2005) menjelaskan: uji normalitas dan uji linieritas adalah sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas data, dengan menggunakan persamaan Chi Kuadrat.
. χ2 hitung = ∑ { (fo – fe)2 / fe }
Bila: χ2 hitung < 2
χ tabel, berarti data sampel berdistribusi normal, dan bila:
2
χ hitung ≥ 2
χ tabel, berarti data sampel berdistribusi tidak normal.
Uji Normalitas dilakukan untuk data pada masing-masing variabel: X1, X2, Y,
dan Z.
Tabel penolong pada uji normalitas data:
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Skor Baku.
No Kls Interval .f Xi Xi^2 .f . Xi .f . Xi^2
Σ
Tabel 3.7 Frekuensi Yang Diharapkan ( fe ) Dari Hasil Pengamatan ( fo ).
No BatasKelas Z Luas O-Z
Luas Tiap
Kelas Interval .fe .fo
36
b. Uji Linieritas antar variabel dengan menggunakan rumus distribusi F.
.
7
8.9:5;=
<=><=>?@A
Riduwan (2005:202)
Selanjutnya, F hitung akan dibandingkan dengan F tabel (α = 0.05), db1 = k – 2,
dan db2 = n – k.
Kaidah pengujian: bila: F hitung ≤ F tabel, berarti persamaan regresi Y atas X
berpola linier, dan sebaliknya bila F hitung ≤ F tabel, baerarti tidak linier
E. Uji Hipotesis.
2. Uji Korelasi.
a. Uji Korelasi Sederhana.
Untuk melihat hubungan antara variabel bebas X1 dengan variabel terikat Y/Z
dan X2 dengan Y/Z, dilakukan dengan menggunakan persamaan Pearson
Product Moment untuk mencari koefesien korelasinya.
. /#B
=
5 C D C D CE{5 C D C D }{5 C C }
Riduwan, (2005:227).
Dan besarnya kontribusi pada korelasi hubungan masing-masing variabel
bebas X1 dan X2 dengan variabel terikat Y dan Z dilihat dari besarnya koefesien
penentu (KP) atau koefesien determinasi (KD), yang dirumuskan sebagai berikut:
37
Tabel 3.8 Ringkasan Statistik untuk uji korelasi
Simbol Statistik Nilai Statistik .n
ΣX1
ΣY
ΣX12
ΣY2
ΣX1Y
Selanjutnya, untuk menguji signifikans hubungan antara masing-masing
variabel X1 dengan Y dan Z, dan X2 dengan Y dan Z, digunakan rumus:
.
H
8.9:5;=
%√5 $√# %
Riduwan, (2005:229)
Selanjutnya
H
8.9:5; yang diperoleh dibandingkan dengan hargaH
9JKLM.
Kaidah pengujian : jika t hitung ≥ t tabel, berarti signifikan, dan sebaliknya jika
t hitung < t tabel, berarti tidak signifikan.
b. Uji Korelasi Ganda.
Untuk melihat hubungan antara dua variabel bebas X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan variabel terikat Y dan Z, digunakan perbersama-samaan korelasi ganda,
sebagai berikut:
. N D = O% PDQ(%P Q $.%PDQ.%P Q.%PDP
# %PDP
Riduwan, (2005:238)
Dimana: RX1X2Y = nilai koefesien korelasi ganda.
. rX1Y = nilai koefesien korelasi X1-Y.
. rX2Y = nilai koefesien korelasi X2-Y.
38
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda X1 dan X2 secara
bersama-sama terhadap Y dan Z, ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
.
7
8.9:5;=
< TS # <
5 S #
U
Riduwan, (2005:238)
Dan
7
8.9:5; yang diperoleh akan dibandingkan dengan harga7
9JKLM.
Kaidah pengujian: jika Fhitung ≥ F tabel, berarti signifikan, jika F hitung < F tabel,
berarti tidak signifikan.
3. Uji Regresi.
a. Uji Regreasi Sederhana.
Uji regresi sederhana dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel bebas X1
dan X2 terhadap variabel terikat Y dan Z.
Persamaan regresi sederhana: V = W + Y Riduwan, (2005:244)
Dimana : V = adalah subjek variable terikat yang diproyeksikan.
X = adalah variable bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diproyeksikan.
.a = adalah nilai konstanta harga Y, jika X = 0.
.b = adalah nilai arah sebagai penentu prediksi yang menunjukkan
nilai peningkatan (+) atau penurunan (-) pada variable Y.
Persamaan untuk mencari nilai a dan b:
.
Y =
5. .5.
, dan
W =
K.
39
Menentukan Jumlah Kuadrat-kuadrat JK dan RJKI: Riduwan,(2005:244-245)
1) Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg(a)) :
JKReg(a) = (ΣY)2/n
2) Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg(b/a)):
JKReg(b/a) = b { ΣXY - (ΣX. ΣY)2/n}
3) Jumlah Kuadrat Residu (JKRes)
JKRes = ΣY2 - JKReg(b/a) - JKReg(a)
4) Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg(a)):
RJKReg(a) = JKReg(a)
5) Rata-rata Julah Kuadrat Regresi (RJKReg(b/a))
RJKReg(b/a) = JKReg(b/a)
6) Rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKRes):
RJKRes = JKRes / (n – 2)
7) Menguji signifikansi.
Menguji signifikansi regresi sederhana:
F hitung = (RJKReg(b/a)) / (RJKRes)
Kaidah pengujian signifikan: jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho
(signifikan), dan jika F hitung < F tabel, maka terima Ho (tidak signifikan).
b. Uji Regreasi Ganda.
Uji regresi ganda dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel bebas X1 dan
40
regresi ganda dilakukan bila diantara variabel bebas X1 dan X2 mempunyai nilai
koefesien korelasi yang rendah (Wahyudin, 2011).
Persamaan Regresi ganda untuk dua variable bebas:
.
V = W + Y
# #+ Y
$ $Riduwan, (2005:253)
.
Y
#=
Z [ D DZ D[Z [ D
Riduwan, (2005:254)
.
Y
$=
Z D[ D DZ D[Z [ D
.
W =
5
− Y
#]
5D^ − Y
$ 5Menguji signifikansi dengan persamaan:
.
7
8.9:5;=
< 5 _ #_ # <
Riduwan, (2005:255)
Dimana:
R = nilai koefesien korelasi ganda.
.n = jumlah responden
.m = jumlah variable bebea.
Selanjutnya F hitung akandibandingkan dengan F tabel.
Kaidah pengujian:
Jika: F hitung ≥ F tabel , maka tolak Ho (signifikan).
69 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan.
Pada Bab V ini, dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh,
khusunya pada permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah, yang terkait
dengan variabel bebas: pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan
mahasiswa.hubungannya dengan variabel terikat: hasil praktek dari aspek proses dan
hasil praktek dari aspek produk.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Ketersedianaan peralatan praktek.
Peralatan praktek yang tersedia pada bengkel mesin, khususnya untuk
kegiatan praktek permesinan, sebagian besar responden berpendapat sudah cukup
untuk mendukung kegiatan praktek mahasiswa. Memperhatikan rekomendasi Swiss
Contact mengenai jumlah minimal peralatan yang harus tersedia pada bengkel mesin,
ternyata beberapa jenis mesin jumlahnya sudah lebih dari batas minimal.
2. Peralatan yang siap digunakan.
Dari peralatan praktek yang tersedia, menurut responden tidak semua dalam
kondisi siap untuk digunakan. Dari hasil pengamatan pada saat survey, ternyata ada
beberapa mesin yang tidak dapat digunakan untuk praktek karena rusak atau ada yang
70
3. Pemanfaatan peralatan praktek.
Dari jumlah peralatan praktek yang siap digunakan, menurut responden
pemanfaatannya cukup mendukung kegiatan praktek mahasiswa. Walaupun
sebenarnya dari jumlah peralatan yang tersedia, karena ada peralatan/mesin yang
rusak dan juga ada yang masih dalam perawatan dan perbaikan, maka pemanfaatan
peralatan jadi tidak optimal.
4. Pengaruh pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek mahasiswadari aspek
proses (Y), dan terhadap hasil praktek mahasiswa dari aspek produk (Z).
a. Pengaruh pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek dari aspek proses.
Dari uji korelasi diperoleh hasil yang menunjukkan adanya hubungan positif
yang lemah antara variabel pemanfaatan peralatan praktek dengan hasil praktek
mahasiswa dari aspek proses. Sedangkan dari uji signifikan, diketahui bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
Kemudian, melalui uji regresi diperoleh persamaan yang menunjukkan bahwa
pada setiap penambahan satu peralatan praktek akan diikuti dengan peningkatan
hasil praktek mahasiswa dari aspek proses yang sangat kecil.
b. Pengaruh pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek dari aspek produk.
Dari uji korelasi diperoleh hasil yang menunjukkan adanya hubungan positif
yang lemah antara variabel pemanfaatan peralatan praktek dengan hasil praktek
mahasiswa dari aspek produk. Dan dari uji signifikan ternyata tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel pemanfaatan peralatan praktek dengan
71
Melalui uji regresi diperoleh persamaan yang menunjukkan bahwa pada setiap
penambahan satu peralatan praktek akan diikuti dengan peningkatan yang kecil
pada hasil praktek mahasiswa dari aspek produk.
5. Pengaruh kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek proses, dan
terhadap hasil praktek dari aspek produk.
a. Pengaruh kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek proses.
Dari uji korelasi diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan posistif yang
sedang antara variabel kedisiplinan mahasiswa dengan variabel hasil praktek dari
aspek proses. Dan dari uji regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kedua variabel tersebut.
Sedangkan persamaan regresi menunjukkan bahwa pada setiap adanya
peningkatan kedisiplinan mahasiswa, akan diikuti dengan peningkatan yang
sedang pada hasil praktek dari aspek proses.
b. Pengaruh kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek produk.
Dari hasil uji korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan nagatif yang lemah
antara variabel kedisiplinan mahasiswa dengan hasil praktek dari aspek produk.
Dan dari uji regresi diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara kedua variabel tersebut.
6. Pengaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan mahasiswa secara
bersama-sama terhadap hasil praktek dari aspek proses dan hasil praktek dari
72
a. Pengaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan mahasiswa
terhadap hasil praktek dari aspek proses.
Dari uji korelasi ganda diketahui bahwa terdapat hubungan posistif yang
sedang antara variabel pemanfaatan peralatan dan kedisiplinan mahasiswa
dengan hasil praktek dari aspek proses. Dan dari uji regresi ganda juga diketahui
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pemanfaatan
peralatan dan kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek proses.
Sedangkan persamaan regresi ganda menunjukkan bahwa bila terjadi
penambahan pemanfaatan satu peralatan, akan diikuti dengan peningkatan yang
lemah pada hasil praktek, dan secara bersamaan bila terjadi peningkatan
kedisiplinan mahasiswa, maka akan diikuti dengan peningkatan yang sedang
pada hasil praktek dari aspek proses.
b. Pengaaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan mahasiswa secara
bersam-sama terhadap hasil praktek dari aspek produk.
Dari hasil uji korelasi ganda diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang
lemah antara variabel pemanfaatan peralatan dan kedisiplinan mahasiswa dengan
hasil praktek dari aspek produk. Dan dari uji regresi ganda juga diketahui bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dua variabel: pemanfaatn
peralatan dan kedisiplinan mahasiswa secara bersama-sama terhadap hasil
praktek dari aspek produk.
Sedangkan persamaan regresi ganda menunjukkan bahwa bila terjadi
73
peningkatan yang lemah pada hasil praktek, dan bila secara bersamaan terjadi
peningkatan kedisiplinan mahasiswa, akan diikuti dengan penurunan yang lemah
pada hasil praktek dari aspek produk.
B. Rekomendasi.
1. Peralatan yang tersedia walaupun dianggap cukup untuk mendukung kegiatan
praktek mahasiswa, sebenarnya banyak yang baru memenuhi jumlah minimum,
sehingga bila terjadi kerusakan atau sedang dalam perawatan dan perbaikan, maka
jumlah yang siap digunakan menjadi berkurang.
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka perlu dilakukan penambahan peralatan/
mesin yang sudah ada melalui usuluan pengadaan pada setiap tahun anggaran.
2. Agar peralatan selalu dalam kondisi siap digunakan untuk mendukung kegiatan
praktek mahasiswa, maka program perawatan dan perbaikan harus ditingkatkan,
melalui peningkatan alokasi anggaran perawatan dan perbaikan, selain itu perawatan
rutin oleh mahasiswa dan teknisi agar selalu dilakukan.
Termasuk juga perawatan dan perbaikan pada perlatan-peralatan bantu lainnya,
seperti pahat potong, alat ukur, dan peralatan lainnya. Sehingga mahasiswa dapat
bekerja dengan baik dan dapat menghasilkan benda produk yang memenuhi standar.
3. Walaupun mahasiswa telah melalui pelatihan dasar kedisiplinan pada awal
perkuliahan, tetapi masih ditemukan beberapa mahasiswa yang tidak disiplin dalam
kegiatan praktek, seperti datang terlambat, dan kurang serius dalam melaksanakan
74
Untuk mempertahankan dan meningkatkan disiplin mahasiswa dalam kegiatan
praktek, diperlukan pengawasan dari instuktur dan teknisi, serta pemberian sanksi
yang lebih tegas dan jelas.
4. Pengaruh pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek mahasiswa.
Dari hasil pengujian hipotesis, ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara pemanfaatan peralatan terhadap hasil praktek mahasiswa, baik dari aspek
proses maupun dari aspek produk. Hal ini dimungkinkan karena dari peralatan/mesin
yang tersedia tidak semua dapat dimanfaatkan untuk kegiatan praktek mahasiswa
dikerenakan ada yang rusak dan ada yang masih dalam perawatan dan perbaikan.
Kondisi ini mengakibatkan satu peralatan/mesin digunakan oleh beberapa mahasiswa,
sehingga pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menjadi tidak maksimal.
Untuk mengatasi hal ini, selain melalui program perencanaan anggaran untuk
pengadaan serta perawatan dan perbaikan, maka perlu juga direncanakan jadwal
secara rotasi dengan membagi mahasiswa sesuai dengan jumlah jam praktek pada
masing-masing job dan jumlah mahasiswanya disesuaikan dengan jumlah peralatan
yang siap digunakan pada masing-masing job tersebut. Artinya tidak membagi
mahasiswa dalam beberapa kelompok/group dengan jumlah yang sama.
5. Pengaruh kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek.
Dari hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari aspek proses,
75
keterampilan setelah melakukan kegiatan praktek dengan disiplin yang cukup tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan mahasiswa perlu ditingkatkan, dengan
upaya pengawasan yang ketat dari instruktur dan teknisi selama mahasiswa
melakukan praktek. Dan bagi mahasiswa yang tidak disiplin perlu diberikan sanksi
yang tegas.
Sedangkan dari pengujian hipotesis lainnya, diketahui bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan mahasiswa terhadap hasil praktek dari
aspek produk. Hal ini dimungkinkan karena hasil praktek ini merupakan penilaian
yang penekanannya pada produk yang dihasilkan mahasiswa. Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa banyak mahasiswa yang mengeluhkan kondisi peralatan bantu
seperti pahat potong yang digunakan banyak yang kondisinya sudah tidak tajam,
sehingga dapat mempengaruhi kualitas benda produk yang dihasilkan. Hal ini
menyebabkan hasil praktek mahasiswa yang berupa nilai mata kuliah praktek mesin
perkakas II tidak maksimal, walaupun mahasiswa sudah merasa melakukan kegiatan
praktek dengan disiplin yang cukup tinggi. Untuk mengatasi hal ini, peran teknisi
diberdayakan untuk melakukan pengasahan pahat-pahat potong yang sudah tumpul.
6. Pengaruh pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan mahasiswa terhadap
hasil praktek mahasiswa.
Dari hasil pengujian hipotesis ternyata tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara pemanfaatan peralatan praktek dan kedisiplinan secara bersama-sama terhadap
hasil praktek, baik hasil praktek dari aspek proses maupun hasil praktek dari aspek
76
Seperti penjelasan pada point 4 dan point 5, perlu dilakukan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Perlu dilakukan perencanaan anggaran untuk pengadaan penambahan
peralatan yang masih memenuhi jumlah minimal yang direkomendasikan
oleh tim Swiss Contact. Termasuk pengadaan peralatan-perlatan bantu yang
diperlukan dalam kegiatan praktek mahasiswa.
b. Perlu dilakukan perencanaan anggaran perawatan untuk peralatan-peralatan
pendidikan seperti peralatan untuk praktek mahasiswa, yang sesuai dengan
kebutuhan perawatan yang nyata.
c. Pengaturan jadwal yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan jam per job
per mahasiswa, dan kelompok mahasiswa jumlahnya sesuai dengan jumlah
peralatan/mesin yang siap digunakan pada masing-masing job. Artinya
77
DAFTAR PUSTAKA
Achir, B. (1989). Merencana Kebutuhan Fasilitas Pelajaran Praktik dan
Optimalisasi Pemakaiannya, Bandung: Politeknik.
Ancok, D dan Faturochman. (1989). Penelitian Tolok Ukur Kualitas Kekaryaan:
Studi Pendahuluan pada Suku Sunda dan Suku Jawa. Jurnal Psikologi No. 1,
19 – 16, Yogyakarta: Fakultas Psikologi.
Arikunto, S. (2002). Organisasi Dan Administrasi Pendidikan Tekonologi Dan
Kejuruan, Depdiknas Dikti.
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Djamrah, S.B. (1994). Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, Jakarta: Usaha Nasional.
Djojonegoro, W (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan, Jakarta: Jayakarta Agung Offset.
Nawawi, H. (1990). Organisasi Sekolah Dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Haji Masagung.
Purbani, E.D. (2010). Pengaruh Kedisiplinan Dan Kemampuan Berbahasa Inggris
Terhadap Semangat Kerja Widyaiswara P4TK BMTI Bandung. Tesis, Sekolah
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
... . (2006). Panduan Akademik, Politeknik Negeri Pontianak.
Riduwan, (2005). Dasar-dasar Statistik, Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sagir, S. (1988). Industrialisasi Dan Kesempatan Kerja, Manajemen & Usahawan
No.2 Tahun XVII, Jakarta: PT. Temprint.
Sanjaya, W. (2006). Pembelajaran Dalam Implementasi KBK, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setiaji, A (2004). Implementasi Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi SMK
Negeri Di Kabupaten Bantul. Tesis, Universitas Negeri Yogyakarta.
Subino, (1988). Alat-alat Pengumpulan Data Berupa Kuesioner Dan Wawancara
Sampai Dengan Skala Sikap Dari Berbagai Pakar, Bandung: Lembaga
78
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
Dan R & D, Bandung: Penerbit Alfabeta.
Wahyudin, (2011). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Bandung: Sekolah Pacasarjana UPI.