• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA JURI SENAM ARTISTIK PUTRI DIKAITKAN DENGAN MANAJEMEN STRES DAN KOMPETENSI : Studi Deskriptif Pada Juri Senam Artistik Putri Nasional PON Senam di Riau Tanggal 6 – 13 September 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA JURI SENAM ARTISTIK PUTRI DIKAITKAN DENGAN MANAJEMEN STRES DAN KOMPETENSI : Studi Deskriptif Pada Juri Senam Artistik Putri Nasional PON Senam di Riau Tanggal 6 – 13 September 2012."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KINERJA JURI SENAM ARTISTIK PUTRI DIKAITKAN

DENGAN MANAJEMEN STRES DAN KOMPETENSI

(Studi Deskriptif Pada Juri Senam Artistik Putri Nasional PON Senam di Riau Tanggal 6 – 13 September 2012)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh

Tri Martini Nim: 1008857

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN:

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

KINERJA JURI SENAM ARTISTIK PUTRI DIKAITKAN

DENGAN MANAJEMEN STRES DAN KOMPETENSI

(Studi Deskriptif pada Juri Senam Artistik Putri Nasional Pon Senam di Riau Tanggal 6 – 13 September 2012)

DOSEN PEMBIMBING I

Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd NIP. 196412151989012001

DOSEN PEMBIMBING II

Prof. Dr. H. J.S. Husdarta, M.Pd NIP. 19450612197303100

Mengetahui,

KETUA PRODI PENDIDIKAN OLAHRAGA

(3)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan dengan Manajemen Stres dan Kompetensi” (Studi

Deskriptif pada Juri Senam Artistik Putri PON Senam di Riau Tanggal 6-13

September 2012) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada yang mengklaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ilmiah saya ini.

Bandung, Juni 2013

Yang membuat

pernyataan

(4)

i Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Tri Martini (2012): Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi (Studi Deskriptif Pada Juri Senam Artistik Putri Nasional PON Senam di Riau Tanggal 6 – 13 September 2012). Tesis. Bandung. SPs UPI Bandung.

Kehadiran juri dalam suatu kompetisi merupakan hal yang sangat penting. Salah satu cabang olahraga yang tidak terukur, senam mensyaratkan seorang juri untuk dapat bertindak objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tentang pengaruh manajemen stres dan kompetensi terhadap kinerja juri senam artistik putri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Sampel terdiri dari 13 orang juri senam artistik putri yang memiliki lisensi nasional maupun internasional, jenis kelamin perempuan, pengalaman melakukan penjurian pada kejuaraan Nasional maupun Internasional, usia berkisar antara 22 – 64 tahun, dan pendidikan minimal SMA. Instrumen yang digunakan yaitu kuisoner dan penilaian dari expert. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji Regresi.

Hasil penelitian menunjukkan; tidak ada hubungan antara manajemen stres dengan kinerja juri senam artistik putri, sedangkan variabel kompetensi menunjukkan korelasi yang cukup kuat dengan kinerja juri senam artistik putri dan secara bersama-sama terdapat korelasi antara manajemen stres dan kompetensi dengan kinerja.

(5)

ii Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Tri Martini (2012): Performance Jury Artistic Gymnastics Women Associated With Stress And Competence Management (Descriptive Study On The jury Gymnastics Artistic Gymnastics Women in National PON Riau Date 6 to 13 September 2012). Thesis. Bandung. SPs UPI Bandung.

The attendance of jury in a competition is the important thing. One of the sport branch which can’t be measured, gymnastic require the jury to be an objective. The aim of this research to reveal abaut the influence of the stress and competence management to the performance of jury at woman artistic gymnastic.

The method is used for this research is the deskriptive correlation. Sample consist of is people jury of woman artistic gymnastic who has national or even internasional lisence, the gender is woman, experience in judging of National oe International games, the age araund at 22 – 26 years old, and the minimum education is senior high school (SMA). The instrument that use in questionnaire and the appraisal from the expert the analysis of data in this research is using regression test.

The result of this research show that: there is no connection between stress management with the performance of jury at woman artistic gymnastic, but the variabel of competence show that correlation has strong enaugh connection with the performance of jury at woman artistic gymnastic and along with that there are correlation between stress management and competence in performance.

(6)

vi Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

3.2 Susunan Juri dalam Melaksanakan Tugas Mewasiti 25

B. Kerangka Pemikiran ... 26

1. Kinerja Juri Senam Artistik Putri Ditinjau dari Manajemen Stres ... 26

2. Kinerja Juri Senam Artistik Putri Ditinjau dari Kompetensi ... 27

(7)

vii Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 30

B. Desain Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian ... 33

D. Variabel dan Definisi Operasional ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 37

1. Manajemen Stres Dinilai dengan Kuesioner ... 38

2. Kompetensi Dinilai dengan Dokumentasi ... 39

3. Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dinilai dengan Kuesioner Penilaian dari Expert ... 40

(8)

viii Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Susunan Juri dalam Kompetisi ... 25

Tabel 3.1 Karakteristik Sampel ... 31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Stres ... 39

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja ... 40

Tabel 3.4 Skala Likert ... 41

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Angket Manajemen Stres ... 44

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Angket Kinerja Juri Senam Artistik Putri .... 44

Tabel 3.7 Batas-batas Nilai r (Korelasi) ... 46

Tabel 4.1 Deskripsi Data ... 48

Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas ... 49

Tabel 4.3 Uji Homogenitas ... 49

Tabel 4.4 Korelasi antara Variabel X dan Y ... 50

Tabel 4.5 Koefisien Determinasi ... 51

Tabel 4.6 Nilai Penduga Koefisien Regresi ... 51

(9)

ix Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Kinerja Manusia ... 20

Gambar 2.2 Penempatan Tempat Duduk Juri ... 25

(10)

x Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian Angket Manajemen Stres ... 62

Lampiran B Instrumen Penelitian Angket Kinerja ... .. 67

Lampiran C Uji Coba Angket ... 71

Lampiran D Data ... 75

Lampiran E Validitas dan Reliability Inisiatif ... 77

Lampiran F Validitas dan Reliability Kemampuan ... 80

Lampiran G Validitas dan Reliability Ketepatan Waktu ... 83

Lampiran H Validitas dan Reliability Komunikasi ... 86

Lampiran I Validitas dan Reliability Kualitas Hasil Kerja ... 89

Lampiran J Validitas dan Reliability Hormat dan Bertanggung Jawab ... 92

Lampiran K Validitas dan Reliability Mengelola dan Komunikasi ... 95

Lampiran L Validitas dan Reliability Mengelola Individu ... 98

Lampiran M Validitas dan Reliability Mengelola Situasi... 101

Lampiran N Uji Normalitas ... 103

Lampiran O Uji Homogenitas ... 105

Lampiran P Penghitungan Korelasi Partial ... 106

Lampiran Q Koefisien Korelasi Ganda ... 107

Lampiran R Nilai Penduga Koefisien Korelasi ... 108

Lampiran S Hasil Uji F ... 109

Lampiran T Foto-foto sebelum bertugas dan pada saat istirahat ... 110 Surat Izin Peneliti

(11)

1 Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan cabang olahraga lain, umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti: kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.

Nomor senam terbagi atas beberapa kategori, menurut FIG (Federation Internationale de Gymnastique) atau Federasi Senam Internasional yang dikutif oleh Atmaja (2001:5) bahwa senam dibagi menjadi 6 kelompok yaitu: Senam Artistik (Artistic Gymnastic), Senam Ritmik (Rhitmic Gymnastic), Senam Akrobatik (Acrobatic Gymnastic), Senam Aerobik (Aerobic Gymnastic), Senam Trampolin (Trampolining), dan Senam Umum (General Gymnastic).

Salah satu nomor yang diperlombakan adalah senam artistik. Senam artistik dibagi menjadi 2 yaitu senam artistik putri dan senam artistik putra. Nomor yang diperlombakan dalam senam artistik putra baik pada multievent di Indonesia, Asia, maupun dunia adalah: lantai, meja lompat, gelang-gelang, palang tunggal, palang sejajar, dan pomel. Sedangkan pada artistik putri adalah: lantai, meja lompat, palang bertingkat, dan balok keseimbangan. Semua nomor yang diperlombakan tersebut diberikan penilaian oleh juri.

(12)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menjadi anggota .... dalam perlombaan itu”. Sementara itu dalam Code Of Points (2009:7) menurut FIG yang menjadi juri dalam cabang olahraga senam ini terdiri dari Panel D yang mempunyai tugas untuk: 1) Difficulty Value, 2) Connection Value, 3) Composition Requirements, dan Panel E mempunyai tugas untuk: 1) General Faults, 2) Specific Apparatus Execution Faults, 3) Artistry Faults.

Penilaian olahraga tidak terukur seperti cabang olahraga senam ini membutuhkan kemampuan dari setiap juri untuk bertindak objektif. Dengan demikian penguasaan terhadap berbagai aturan serta kemampuan mengendalikan perilaku yang bisa bertindak subjektif menjadi persyaratan mutlak bagi seorang juri.

Peraturan dalam senam artistik menurut FIG (Federation Internationale De Gymnastique) diatur dalam COP (Code Of Points). Peraturan ini mengalami perubahan setiap 4 tahun sekali, lazimnya perubahan tersebut dilakukan setelah kejuaraan dunia (World Cup) atau Olimpiade. Perubahan aturan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas gerakan, salah satu contoh dalam peraturan 2009-2012 ini banyak gerakan yang sebelumnya bernilai B (0,20) sekarang turun menjadi A (0,10) dan bahkan gerakan tersebut dihilangkan. Hal ini dikarenakan gerakan yang tadinya bernilai B (0,20) ini dianggap gerakan yang mudah sehingga nilainya menjadi turun A (0,10). Selain itu perubahan juga dilakukan untuk memberikan kemudahan atau mengeliminir penilaian yang subjektif. Adapun nilai dari gerakan tersebut antara lain:

 A (0,10)

 B (0,20)

 C (0,30)

 D (0,40)

 E (0,50)

 F (0,60)

 G (0,70)

(13)

3

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan fungsi juri sebagaimana penulis sarikan dari COP (2009-2012) adalah sebagai berikut:

1. Juri D bertugas untuk: a) Menilai tingkat kesulitan,

b) Menilai kesesuaian atau nilai bonus, c) Menilai syarat-syarat komposisi gerakan. 2. Juri E bertugas untuk:

a) Menilai kesalahan-kesalahan umum,

b) Menilai kesalahan-kesalahan khusus pada alat tertentu, c) Menilai kesalahan-kesalahan artistri.

3. Asisten

Juri garis bertugas untuk:

a) Menentukan keluar garis atau tidaknya pesenam pada saat melakukan gerakan, b) Menetapkan standar

c) Memeriksa ketepatan pesenam apakah menginjak garis atau tidaknya. Juri waktu bertugas untuk:

a) Menghitung lamanya waktu yang digunakan pesenam dalam menampilkan rangkaiannya baik pada alat lantai (3 orang) maupun balok keseimbangan (satu orang),

b) Menghitung durasi pendaratan pada balok keseimbangan, c) Menghitung durasi pendaratan pada palang bertingkat, d) Menghitung lamanya waktu pemanasan pada setiap alat,

e) Mengontrol rangkaian yang dimulai setelah lampu hijau menyala. 4. Sekretaris bertugas untuk:

a) Mengontrol ketepatan urutan tampil dari semua tim dan pesenam yang akan tampil,

b) Mengoperasikan lampu hijau dan merah, c) Menampilkan skor akhir.

(14)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

merupakan satu angka hasil kesepakatan diantara kedua juri tersebut. Akan tetapi juri D2 tidak hanya memberikan penilaian tingkat kesulitan saja, tetapi juga menghitung nilai pelaksanaan dan sebagai acuan atau patokan untuk juri E. Untuk nilai pelaksanaan yang dinilai oleh juri E, perbedaan nilai harus mengikuti aturan sebagaimana tercantum dalam COP (2009-2012:6) adalah:

The difference between the four (or two) middle sums of deductions (scores), in accordance with the E- average deductions (scores), may not exceed:

9.6 or greater

less than 9.6 but greater than or equal to 9.4 less than 9.4 but greater than or equal to 9.0 less than 9.0 but greater than or equal to 8.5 less than 8.5 but greater than or equal to 8.0 less than 8.0 but greater than or equal to 7.5 less than 7.5

Pada kejuaraan resmi yang diakui oleh Persani maupun FIG, tugas juri D2 adalah memberikan keputusan untuk setiap nilai yang diberikan oleh juri E agar perbedaan nilai berada pada rentang yang sesuai dengan aturan tersebut diatas. Pemilihan, penugasan, atau pengundian untuk setiap juri dilaksanakan sesuai dengan peraturan teknis terbaru atau peraturan perjurian yang mengatur kejuaraan tersebut.

Tugas dan fungsi juri dalam olahraga tidak terukur memiliki peran yang cukup dominan dalam menentukan seorang juara. Oleh sebab itu maka juri harus memiliki perilaku yang baik dan dibekali jiwa fair play di luar dan di dalam lapangan. Juri juga serig kali dijadikan sasaran ketidakpuasan pesenam, official, dan bahkan penonton. Hal ini terjadi sebagai akibat rasa tidak puas atas hasil yang diperoleh pesenam yang salah satunya disebabkan oleh kinerja juri. Juri dalam cabang olahraga tidak terukur sering dituduh menerima suap untuk memenangkan pesenam lain. Seperti halnya kasus ketika seorang pelatih mempertanyakan penampilan atletnya yang memiliki nilai tingkat kesulitan besar namun hasil akhir yang dikeluarkan juri setelah penilaian tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pelatih.

(15)

5

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penulis untuk mengetahui lebih jauh apakah opini yang ada pada pesenam, pelatih, official, dan penonton ini sesuai dengan data dan fakta dilapangan, khususnya mengenai kinerja seorang juri. Mengenai hal itu Mangkunegara (2001:67) mengungkapkan bahwa

“Kinerja adalah hasil kualitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan Bernardin dan

Russel (2001:143) dalam Sudarmanto (2009:8) mengungkapkan bahwa “Kinerja merupakan catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu”. Berdasarkan hal tersebut maka kinerja mengacu kepada hasil pekerjaan seseorang sesuai dengan beban kerja yang diberikan kepadanya.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang sangatlah kompleks. Mangkunegara (2001:70) menggambarkan faktor-faktor kinerja adalah sebagai berikut:

“Latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap, kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik, kemampuan, motivasi dan

sebagainya”. Selanjutnya Tjiono dan Anastasia (1996:215) mengungkapkan bahwa:

Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) faktor individu yang meliputi kemampuan/keterampilan dan latar belakang demografi, (2) faktor organisasi yang meliputi: sumber daya kepemimpinan, imbalan struktur, desain pekerjaan, (3) faktor psikologis yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.

(16)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

selama pesenam menampilkan gerakan dalam bentuk rangkaian. Terkadang tuntutan tersebut menimbulkan stres pada setiap individu, terlebih lagi dihadapkan pada tuntutan dari daerahnya itu sendiri bahkan dilingkungan tempat seseorang bertugas seperti halnya rekan bertugas. Jika itu semua tidak dapat diatasi oleh individu itu sendiri maka akan berpengaruh terhadap kinerja juri itu sendiri. Mengenai stres menurut Richard Lazarus and Susan Folkman (1984:80) “stress can be thought of as resulting from an “imbalancebetween demands and resources” or as occurring when “pressure exceeds one's perceived ability to cope”. Stres dapat dianggap sebagai akibat dari

“keseimbangan antara tuntutan dan sumber daya” atau terjadi ketika “tekanan melebihi

kemampuan seseorang dalam mengatasinya”. Selain itu juga Richard Lazarus and Susan Folkman (1984:82) mengungkapkan bahwa

Stress management was developed and premised on the idea that stress is not a direct response to a stressor but rather one's resources and ability to cope mediate the stress response and are amenable to change, thus allowing stress to be controllable

Manajemen stres dikembangkan dan didasarkan bahwa stres tidak merespon langsung terhadap stressor melainkan sumber daya seseorang dan kemampuan untuk memediasi respon stres dan mudah berubah, sehingga memungkinkan stres dapat dikendalikan.

(17)

7

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Makna kata dari stres adalah suatu kondisi tegangan (tension) baik secara faal maupun psikologis yang diakibatkan oleh tuntutan dari lingkungan yang dipersepsi sebagai ancaman. Stres merupakan bagian dari kondisi manusiawi. Dalam batas tertentu, stres membantu seseorang agar tetap termotivasi (eustres). Tetapi kadang-kadang seseorang terlalu banyak mendapatkan stres sehingga menurunkan kualitas kinerja seseorang tersebut (distres). Selain itu faktor yang mempengarui kinerja juri adalah faktor kemampuan yang dalam hal ini yaitu kompetensi yang dimiliki oleh seorang juri. Mengenai kompetensi Poerwadarminta (1993:518), mengungkapkan bahwa, “ kompetensi adalah kekuasaan (kewenangan) untuk menentukan/memutuskan

suatu hal”. Selanjutnya, Suparno (2001:27), mengungkapkan bahwa, “kompetensi

adalah kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki

ketrampilan dan kecakapan yang diisyaratkan”. Masih ada pendapat lain mengenai

kompetensi yang penulis ambil yaitu menurut Spencer & Spencer (1993:9), dijelaskan

bahwa kompetensi merupakan suatu karakteristik yang mendasar dari seorang individu,

yaitu penyebab yang terkait dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif. ”A competency is an underlying characteristic of an individual that is causally related tocriterion-referenced effective and/or superior performance in a job or situation“.

(18)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mengacu kepada beberapa penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang keterkaitan antara manajemen stres dan kompetensi terhadap kinerja juri senam artistik putri.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, kinerja juri senam artistik putri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain penonton, pemain, official, pelatih, dan keadaan di lapangan. Berdasarkan hal tersebut, perlu diadakannya suatu penelitian mengenai apakah terdapat korelasi antara manajemen stres dan kompetensi dengan kinerja juri senam artistik putri, sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja juri senam artistik putri selama memberikan penilaian kepada pesesnam.

Secara khusus penulis merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat korelasi antara manajemen stres dengan kinerja juri senam artistik putri?

2. Apakah terdapat korelasi antara kompetensi dengan kinerja juri senam artistik putri?

3. Apakah terdapat korelasi antara manajemen stres, kompetensi dengan kinerja juri senam artistik putri?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu kepada pertanyaan penelitian tersebut, maka penelitian ini didasarkan pada tujuan umum untuk mengetahui korelasi antara manajemen stres dan kompetensi secara bersama-sama dengan kinerja juri senam artistik putri, sehingga diharapkan bisa meningkatkan kemampuan kinerja juri senam artistik putri selama melakukan penilaian kepada para pesenam. Sedangkan secara khusus didasarkan pada beberapa tujuan penelitian yaitu untuk:

(19)

9

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Mengetahui pengaruh menejemen stres dan kompetensi ditinjau dari kinerja juri senam artistik putri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan suatu informasi yang positif untuk proses pembinaan senam artistik khususnya bidang perjurian. Selain itu penelitian ini juga dapat meningkatkan kualitas juri dalam setiap penjurian dan berdampak pada proses pembinaan senam artistik secara keseluruhan. Secara khusus penelitian diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis mengenai memberikan gambaran tentang memejemen stres yang dimiliki oleh juri senam artistik putri akan mempengaruhi kinerja yang dihasilkan dalam suatu perlombaan, apakah baik atau tidak. Kemudian manfaat secara praktis diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi kinerja juri senam artistik putri di Indonesia dalam meningkatkan kinerja juri secara keseluruhan dan dapat dijadikan dasar untuk membuat standar juri senam di Indonesia.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian tidak pernah lepas dalam setiap penelitian, hal tersebut dikarenakan metode penelitian memiliki kedudukan penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. Adapun mengenai pengertian deskriptif korelasional ini Sumanto (1997:102)

menyatakan bahwa: ”Metode deskriptif korelasional adalah metode untuk

menggambarkan suatu peristiwa dengan cara menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lainnya untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antar variabel

(20)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(21)

30 Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Dalam berbagai penelitian akan selalu diperlukan adanya sumber data, karena hal ini berkaitan dengan pengumpulan dan perolehan data-data penelitian yang pada akhirnya dapat diperoleh suatu kesimpulan penelitian. Sumber data dalam penelitian terdiri atas:

1. Lokasi

Lokasi tempat pengambilan data dalam hal ini penyebaran angket kepada sampel dan expert yaitu di Riau. Penyebaran angket kepada sampel dan expert ini dilakukan bertepatan dengan penyelenggaraan PON XVIII yang berlangsung di Riau.

2. Populasi

Mengenai populasi menurut Hadi, 2000:70 adalah “seluruh penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh juri senam artistik putri pada PON di Riau sebanyak 13 orang yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Usia

Usia untuk populasi dalam penelitian ini berkisar antara 22 – 64 tahun. Dalam penelitian ini tidak ada pembatasan usia.

b. Latar belakang pendidikan

Tingkatan pendidikan juri sebagai populasi/sampel berlatar belakang pendidikan minimal SMA, strata satu yang berasal dari jurusan olahraga dan yang paling tinggi yaitu bergelar Doktor Pendididkan Olahraga.

c. Sertifikat/Brevet

(22)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Jenis kelamin

Dalam penelitian ini jenis kelamin yang diteliti adalah perempuan, dikarenakan dalam cabang olahraga senam artistik putri, yang menjadi juri menurut aturan FIG diharuskan perempuan.

e. Pengalaman

Pengalaman penjurian dalam penelitian ini yaitu seorang juri yang pernah bertugas dalam penjurian kejuaraan tingkat nasional maupun internasional.

3. Sampel

Dalam upaya mengeliminir berbagai kelemahan dalam proses pengambilan data sehingga diperoleh informasi dalam penelitian, maka sampel berasal dari keseluruhan jumlah populasi. Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling jenuh, keseluruhan populasi yang dijadikan sampel penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Karakteristik Sampel

NO NAMA Usia Lisensi Pengalaman

Mejurii

1. Ferawati 24 Internasional 6 Tahun

2. Nurfiana 28 Internasional 6 Tahun

3. Yanni 38 Internasional 13 Tahun

4. Maria 27 Internasional 9 Tahun

5. Nury 30 Nasional 9 Tahun

6. Fina 22 Nasional 5 Tahun

7. Tri 30 Nasional 9 Tahun

8. Rina 29 Nasional 10 Tahun

9. Yatti 40 Nasional 5 Tahun

10. Suminah 64 Nasional 27 Tahun

11. Lilis 53 Internasional 23 Tahun

12. Sri winarni 42 Nasional 15 Tahun

(23)

32

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B.Desain Penelitian

Setelah diketahui metode penelitian yang digunakan, selanjutnya adalah menentukan desain penelitian. Adapun notasi rancangan desainnya mengacu pada Gambar 3.1

x1 ԑ

rx1y Y

Rx1x2y

rx2y

x2

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Kadir, 2010:65) Keterangan:

X1 : Manajemen Stres (Variabel Bebas) X2 : Kompetensi (Variabel Bebas)

Y : Kinerja Juri Senam Artistik Putri (Variabel Terikat) ryx1 : Hubungan Manajemen Stres dengan Kinerja Juri

ryx2 : Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Juri

rX1X2 : Hubungan Manajemen Stres, Kompetensi dengan Kinerja Juri

ԑ : error

Mengacu pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu manajemen stres dan kompetensi/kemampuan juri dalam menguasai peraturan, sedangkan variabel terikat adalah kinerja juri yang tergambarkan melalui penilaian dari expert.

Manajemen Stres

Kinerja Juri Senam

(24)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan terhadap masalah yang dihadapi, pencarian pemecahan masalah tersebut dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Penggunaan suatu metode harus dilihat dari efektivitas, efisiens, dan relevan terhadap penelitian yang akan diteliti. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Kegiatan pencarian pada penelitian bisa dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut dengan metode penelitian. Metode penelitian ini tidak pernah lepas dalam setiap penelitian, hal tersebut dikarenakan metode penelitian memiliki kedudukan penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Syaodih (2008:52), mengemukakan bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologi pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

(25)

34

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendapat lain mengenai metode deskriptif dikemukakan oleh Sudjana & Ibrahim (2009:64) “bahwa deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan (menggambarkan) suatu gejala atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang”. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian deskriptif memiliki fungsi untuk mengetahui gambaran nyata mengenai masalah yang akan diungkapkan, sehingga hasil penelitian hanya menggambarkan situasi yang ada di dalam diri seseorang.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena dalam hal ini penulis ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya pengaruh variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan anjuran Gay (1982:430) dalam Sukardi (2003:166) yang menyatakan bahwa “correlational research is research study that involves collecting data in order to determine whether and to what degree a relationship exsits between two or more quantifiable variables”.

Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variable atau lebih. Pendapat lain mengenai korelasi, Nazir (1999) dalam Sukardi (2003:166) menyatakan bahwa, “korelasi sering diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel”. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah manajemen stres, kompetensi dan kinerja juri senam artistik putri.

(26)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

gambaran dari masalah-masalah penelitian, yang didasari pada analisis terhadap hubungan antar variabel-variabel yang menjadi pusat penelitian.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh biasanya dikatakan sebagai variabel penelitian. Hal ini seperti diungkapkan oleh Arikunto (2002:106) bahwa, “variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya dan timbulnya variabel terikat (dependen). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah manajemen stres dan kompetensi. Sedangkan variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah kinerja juri senam Nasional. Untuk menghindari salah penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu definisi operasional. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti.

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu definisi operasional. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti.

1) Manajemen Stres (X1)

Stres merupakan suatu istilah yang sangat sering didengar diucapkan oleh banyak orang bahkan mungkin sering mengucapkannya. Mengenai pengertian stres menurut Richard Lazarus and Susan Folkman (1984:124) stress can be thought of as resulting from an “imbalance between demands and resources” or as occurring when

“pressure exceeds one's perceived ability to cope”. Stres dapat dianggap sebagai akibat

(27)

36

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara sederhana, seseorang dapat menangani stres dengan menggunakan stres lagi, namun tentu saja dalam makna yang berbeda, hal ini dapat disebut sebagai manajemen stres. Mengenai manajemen stres Richard Lazarus and Susan Folkman (1984:82) mengungkapkan bahwa

Stress management was developed and premised on the idea that stress is not a direct response to a stressor but rather one's resources and ability to cope mediate the stress response and are amenable to change, thus allowing stress to be controllable

Manajemen stres dikembangkan dan didasarkan bahwa stres tidak merespon langsung terhadap stressor melainkan sumber daya seseorang dan kemampuan untuk memediasi respon stres dan mudah berubah, sehingga memungkinkan stres dapat dikendalikan.

2) Kompetensi (X2)

Kompetensi adalah terminologi yang sering didengar dan diucapkan oleh banyak orang dalam berbagai penggunaan, khususnya terkait dengan pengembangan sumber daya manusia. Pengertian kompetensi dijelaskan Spencer & Spencer (1993:9) sebagai berikut, ”A competency is an underlying characteristic of an individual that is causally related tocriterion-referenced effective and/or superior performance in a job or situation“. Mengacu pada penjelasan tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa kompetensi merupakan suatu karakteristik yang mendasar dari seseorang individu, yaitu penyebab yang terkait dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif.

3) Kinerja (Y)

(28)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama

Dari pengertian mengenai kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang didalam suatu kerja yang telah dilakukannya. Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja juri senam artistik putri ketika memimpin jalannya suatu perlombaan. Pengambilan data kinerja yang dilakukan disesuaikan dengan form penilaian juri yang digunakan oleh PB. PERSANI.

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya diperlukan sebuah alat atau metode untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Alat dalam sebuah penelitian juga dapat dikatakan dengan instrumen penelitian. Mengenai instrumen ini, Gay (1983) dalam Sukardi (2003:121) mengemukakan bahwa “suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Pendapat lain mengenai instrumen menurut Arikunto (1997:138) yaitu bahwa “berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi”. Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah mengadakan pengukuran.

(29)

38

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kuesioner (angket), observasi, dan dokumentasi. Adapun bentuk instrumen adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Stres Dinilai dengan Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data yang dinyatakan kesahihannya oleh banyak ahli statistik. Angket atau kuesioner diartikan sebagai suatu alat pengumpul data yang didalamnya berisikan suatu pernyataan baik secara terbuka ataupun tertutup. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini ialah angket tertutup, dimaksudkan agar semua jawaban yang diberikan oleh responden lebih mudah untuk dinilai kerena semua alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu.

Sugiono (2009:199) menyatakan bahwa “Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Setelah pengertian mengenai angket (kuesioner) tersebut, hal lain yang menjadi pertimbangan dasar dalam penggunaan angket atau kuesioner, sebagaimana diungkapkan oleh Arief (1982:70) sebagai berikut:

a. Agar hasil pengukuran terhadap variabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik.

b. Dengan alat pengumpul data tersebut memungkinkan dapat diperoleh data yang objektif.

c. Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

(30)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Stres

Variabel Dimensi Indikator Item

Manajemen 2. Berkomunikasi a. Proaktif dalam tugas

b. Mampu memecahkan 4. Mengatasi situasi sulit a. Konflik

b. Penggunaan

2. Kompetensi Dinilai dengan Dokumentasi

Data mengenai kompetensi yang dimiliki oleh seorang juri senam, diketahui melalui nilai kelulusan penataran terakhir yang dimilikinya dan melalui pengalaman penjurian baik Regional, Nasional, dan Internasional. Data yang diperoleh merupakan data demografi sehingga penulis menentukan kriteria penilaian kompetensi berdasarkan nilai kelulusan dan pengalaman penjurian sebagai berikut:

1) Nilai 1 = Untuk pengalaman penjurian ditingkat Regional 2) Nilai 3 = Untuk pengalaman penjurian ditingkat Nasional 3) Nilai 5 = Untuk pengalaman penjurian ditingkat Internasional

Adapun kisi-kisi mengenai soal ujian yang di ujiankan dalam penjurian sehingga menghasilkan nilai kelulusan yang dijelaskan dalam Code Of Points (2009:7) antara lain:

(31)

40

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

- Connection Value

Ujian praktek yang diberikan yaitu menilai secara langsung gerakan yang dilakukan oleh pesenam.

3. Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dinilai dengan Kuesioner Penilaian dari

Expert

Penentuan untuk menilai kinerja juri senam melalui kuesioner yang diisi oleh ahli yang menguasai peraturan tentang penjurian dalam nomor senam artistik putri. Penilai juga memiliki brevet yang lebih tinggi dari sampel penelitian, yang bersangkutan juga merupakan pengurus dan sekaligus sebagai ketua juri dan Technical Delegate. Adapun bentuk kuesioner kisi-kisi penilaiannya mengacu pada konsep kinerja yang dijelaskan oleh Hamzah dalam Riduwan (2008:35). Kisi-kisi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja

Variabel Dimensi Indikator Item

Kinerja 1. Kemampuan a. Penguasaan materi perjurian

b.Mampu meguasai metode perjurian

1-4 5-9

2. Inisiatif a. Beripikir positif b. Memberikan saran

(32)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Kualitas hasil kerja a. Mampu memimpin perlombaan 5. Komunikasi a. Terbuka dalam

menerima masukan

Selanjutnya setelah kisi-kisi angket yang ditentukan, penulis menentukan alat skor dengan menggunakan skala Likert sebagai bentuk penilaian atas pernyataan yang dibuat oleh sampel. Mengenai skala Likert, Sudjana (2004:146) menjelaskan sebagai berikut:

Skala ini telah banyak digunakan oleh para peneliti guna mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setujun setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kuesioner dan skala Likert yang penulis pilih dirasa sesuai dengan permasalahan yang hendak penulis teliti. Adapun bentuk penilaian skala Likert dapat dilihat dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Skala Likert

NO ALTERNATIF JAWABAN SKOR ALTERNATIF JAWABAN

(33)

42

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Uji Coba Instrumen

Penggunaan instrumen dalam penelitian memegang peranan yang sangat penting, alat ukur atau instrumen yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil penelitian yang dilakukan juga tidak tepat. Oleh karena itu instrumen dalam suatu penelitian harus sesuai agar tujuan penelitian dapat tercapai. Mengenai uji coba instrumen ini Surakhmad (2001:90) mengemukakan sebagai berikut:

Setiap alat ukur yang baik akan memiliki sifat-sifat tertentu yang sama untuk setiap jenis tujuan atau situasi penyelidikan, baik alat ukur itu untuk keperluan pengukuran cuaca, tekanan darah, kemajuan belajar, kuat arus, kecepatan peluru, maupun untuk keperluan pengukuran sikap, minat, kecenderungan, bakat, kasus dan sebagainya. Semuanya memiliki sedikitnya dua buah sifat, diantaranya: validitas dan reliabilitas pengukuran. Tidak adanya satu dari sifat ini menjadikan alat itu tidak dapat memenuhi kriteria sebagai alat yang baik.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka jelas bahwa sebuah instrumen harus memiliki derajat validitas serta reliabilitas yang dapat diterima sebagai alat ukur dari penelitian yang dilakukan. Adapun uji coba instrumen yang penulis lakukan adalah responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel sebenarnya yaitu juri senam yang memiliki lisensi Nasional dan Internasional. Jumlah sampel uji coba yaitu berjumlah 8 orang juri senam Jawa Barat.

1. Uji Validitas Instrumen

Setelah pelaksanaan uji coba angket, selanjutnya penulis menentukan kadar validitas dan reliabilitas terhadap setiap butir pernyataan dari responden. Mengenai validitas ini Arikunto (1997:145) menjelaskan sebagai berikut:

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

(34)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dimaksudkan agar item-item tes sesuai dengan indikator setiap variabel. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap skor butir item dengan skor total, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto. Koefisien korelasi product moment yang dikembangkan Pearson adalah prosedur yang umum digunakan untuk mengetahui validitas item.

Sesuai dengan pernyataan Arikunto tersebut, rumus product moment (r) dengan taraf signifikansi 5 % artinya butir pernyataan dinyatakan signifikan jika koefisien korelasi dari r hitung > koefisien korelasi r tabel. Rumus untuk mengukur validitas digunakan rumus korelasi Pearson product moment (Arikunto,1999:75). Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi hasil penghitungan tersebut, dengan menggunakan rumus student t dari Sudjana (1988:380). Setelah nilai diketahui, maka selanjutnya membandingkan nilai t-hitung yang telah dicari dengan t-tabel dalam taraf signifikansi

0,05 atau tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kesahihan = n1+n2-2.

Jumlah butir tes yang penulis siapkan dalam uji coba ini untuk manajemen stres sebanyak 61 soal dan kinerja juri senam sebanyak 50 soal yang dihitung berdasarkan perhitungan SPSS 20, maka dinyatakan semua soal dari masing-masing variabel diperoleh butir tes yang valid dapat dilihat dalam lampiran.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah menghitung kadar validitas dari setiap butir pernyataan, maka selanjutnya menentukan reliabilitas. Setelah menghitung tingkat validitas dari setiap butir pernyataan, maka selanjutnya menentukan reliabilitas. Untuk pengukuran reliabilitas instrument penelitian ini digunakan metode split half (belah dua) dengan membelah instrumen berdasarkan item-item ganjil dan genap yang selanjutnya dibelah menjadi dua yaitu ganjil dan genap. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam mencari nilai keajegan (reliabilitas) berdasarkan pada prosedur yang jelaskan oleh Sudjana (1988:380) dan Arikunto (1998:75) adalah sebagai berikut:

a) Membagi soal yang valid menjadi dua bagian yaitu soal yang bernomor genap dan soal yang bernomor ganjil.

(35)

44

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Mengkorelasikan antara skor butir soal yang bernomor genap dengan butir-butir soal yang bernomor ganjil, dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment.

d) Mencari reliabilitas koefisien seluruh perangkat item tes dengan menggunakan rumus Spearman Brown.

Berdasarkan dari penghitungan dengan menggunakan SPSS 20 maka diperoleh hasil seperti yang dapat dilihat dari Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas Angket Manajemen Stres

Indikator Reliabilitas (Alfa) Jumlah Item Soal

Hormat dan bertanggungjawab 0,638 12

Berkomunikasi 0,582 21

Mengelola individu dalam tim 0,741 15

Mengelola situasi sulit 0,422 9

Tabel 3.6

Uji Reliabilitas Angket Kinerja Juri Senam Artistik Putri

Indikator Reliabilitas (Alfa) Jumlah Item Soal

Kemampuan 0,924 12

Inisiatif 0,873 9

Ketepatan waktu 0,539 10

Kualitas hasil kerja 0,726 9

Komunikasi 0,677 9

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

(36)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengambilan data (pengisian instrumen) dilakukan disela-sela istirahat (tidak sedang bertugas mejurii). Setiap sampel diberikan waktu 1-4 hari untuk mengembalikan angket yang disebarkan oleh penulis.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dilapangan selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data. Adapun prosedur analisisnya sebagai berikut:

1. Prasyarat Analisis

Sebagai persyaratan untuk pengujian hipotesis, maka dilakukan pengujian tentang asumsi distribusi normal dan homogenitas. Dalam praktek, pengujian tentang asumsi ini menentukan jenis teknik analisis atau statistik uji yang akan digunakan. Adapun prasyarat analisis yaitu:

1.1 Uji Normalitas

Pengujian analisis berdistribusi normal bertujuan untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian. Uji normalitas dilakukan pada data sampel penelitian yang peneliti ambil, berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis. Pengujiannya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada p-value ≥ 0.05.

1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah data mempunyai variansi yang sama atau tidak. Dalam uji ini menggunakan uji homogenitas Levene’s test pada p-value ≥ 0.05.

2. Uji Hipotesis

(37)

46

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1 Koefisien Korelasi

Penghitungan koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti. Untuk mengetahui koefisien korelasi antar variabel, maka dihitung dengan menggunakan rumus product moment (Sudjana, 1988:369).

Untuk mengetahui keeratan hubungan diantara variabel yang diamati, maka hasil korelasi yang diperoleh diperbandingkan dengan Tabel korelasi pada Tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Batas-batas nilai r (korelasi)

NILAI KATEGORI

0,00 – 0,25 Korelasi sangat lemah > 0,25 – 0,50 Korelasi cukup kuat > 0,50 – 0,75 Korelasi kuat > 0,75 – 1,00 Korelasi sangat kuat

2.2 Uji Koefisien Determinasi

Dalam analisis ini menghasilkan data penghitungan koefisien determinasi. Uji R2 atau disebut juga koefisien determinasi adalah angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam menjelaskan atau menerangkan variabel terikatnya dalam fungsi yang bersangkutan. Besarnya nilai R2 diantara nol dan satu (0 < R2 <1). Jika nilainya semakin mendekati satu, maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan antara variabel bebas dan variabel terikatpun semakin dekat pula.

Menurut Supranto (2005:75) “koefisien determinasi merupakan nilai yang dipergunakan untuk mengukur besarnya sumbangan/andil (share) variabel X terhadap variasi atau naik turunnya Y”. Dengan kata lain, pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independen (X1, X2) terhadap variabel Y.

2.3 Analisis Regresi Ganda

Perumusan model yaitu menentukan hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel-variabel independen (X1, X2, X3, … Xn). Adapun bentuk model regresi

(38)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Y = a0 + a1X1 + a2X2

Keterangan:

a0 : Konstanta

a1,a2 : Koefisien regresi

Y : Kinerja Juri Senam X1 : Manajemen Stres

X2 : Kompetensi

2.4 Uji F

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi sudah benar atau salah dengan menggunakan nilai signifikan (p-value). Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.

Fungsi dari analisis regresi adalah untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih atau mendapatkan pengaruh variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya atau meramalkan pengaruh variabel predictor terhadap variabel kriteriumnya.

Kriteria:

P value < 0,50, maka H0 ditolak dan H1 diterima

Pvalue > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

(39)

56 Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada tahapan terakhir dari penulisan tesis ini, penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan serta dianalisis berdasarkan pokok permasalahan yang menjadi inti dari penelitian ini yaitu kinerja juri senam artistik putri ditinjau dari manajemen stres dan kompetensi, yang selanjutnya hasil analisis ini dapat dijadikan rekomendasi bagi semua pihak yang berkepentingan.

A. Kesimpulan

Melihat apa yang ditemukan dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan kinerja juri senam artistik putri. Kedua, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi dengan kinerja juri senam artistik putri. Ketiga, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen stres dan kompetensi dengan kinerja juri senam.

Dalam cabang olahraga tidak terukur, peranan juri memiliki posisi yang cukup sentral. Faktor-faktor non teknis bisa jadi cukup dominan dalam mempengaruhi keputusan juri. Kompetensi juri dalam memahami peraturan (Code Of Points) dan kemampuan mengelola stres disertai pemahaman tentang fanatisme kedaerahan menjadi rujukan ketika seorang juri senam memberikan penilaian.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi pembuat kebijakan (PB PERSANI)

(40)

b. Sebaiknya pembinaan pada juri muda harus lebih dipioritaskan, karena juri muda merupakan prospek cerah untuk kedepannya dibandingkan dengan mempioritaskan juri yang sudah berumur.

c. Program juri sebaiknya diperjelas, seperti penyegaran juri yang tidak hanya cukup dengan 2 tahun sekali di level nasional, alangkah baiknya jika ada perubahan dalam aturan baik itu dalam bentuk Newsletter ataupun Help Desk sebaiknya para juri yang berada di daerah diberikan informasi.

Selain itu bentuk lain dari program juri seperti lamanya waktu penyegaraan juri dalam menghadapi perlombaan tidak cukup hanya dengan waktu 2 hari.

2. Bagi Juri

a. Seorang juri harus memiliki kemampuan untuk mengelola stres yang baik dan kompetensi yang memadai agar dalam penerapannya tidak dapat dipengaruhi oleh kepentingan apapun, baik itu pejabat, manajer tim, ataupun pengurus badan yang bersangkutan. Tidak dapat disuap, baik dalam bentuk uang, fasilitas mewah, atau apapun. Jika hal tersebut dilakukan oleh juri maka dapat mempengaruhi kejiwaan dari juri itu sendiri, sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerjanya selama memimpin jalannya suatu perlombaan, yang mengakibatkan kinerja dari juri tersebut kurang baik. Namun jika hal tersebut tidak dilakukan oleh seorang juri, maka kinerja dari juri itu sendiri akan menghasilan suatu kinerja yang baik dan bagi pesenam manapun tidak akan merasa ada yang dirugikan.

b. Selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum, selama, dan sesudah menjalankan tugas penjurian.

(41)

58

(42)

59 Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arif, R. (1982). Prosedur Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

As’ad, Moh. (1991). Psikologi Industri. Liberty. Yogyakarta.

Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

. (1998). Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

. (1999). Prosedur Penelitia Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmaja, Udung (2001). Senam, Pengertian, Macam, Sejarah dan Organisasinya. Bandung: FPOK – UPI Bandung.

Budiyanto. (1995). 50 Aktivitas Manajemen Stres. Jakarta: Binarupa Aksara.

Bernardin & Russel. (1993). Management: Concept & Practices. Financial Times/Prentice Hall.

Emma. (2009). Management Competencies for Preventing and Reducing Stress at Work. [online]. Tersedia http://www.workstress.net/con09/emmapres.pdf.

Federation Internationale de Gymnastique. (2009). Code Of Points for Women’s Artistic Gymnastic. GB:FIG.

Fawzi, A. (2005). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.

Hadi, Sutrisno. (2000). Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes dengan Skala Nilai dengan Basika. Yogyakarta.

Kadir. (2010). Statistika Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.

(43)

60

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, Apparsial, and Coping. New York, NY: Springer.

Luthans, Fred. (1981). Organization Behavior. Singapore McGraw-Hill. International Edition.

Mahendra, Agus. (2001). Senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran Senam untuk Mahasiswa FPOK. Bandung: FPOK – UPI Bandung.

Mangkunegara, A.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Moeliono. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Nasir. M. (1999). Metode Penelitian. Penerbit Gailia Indonesi. Jakarta.

Nasution, S. (1998). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nurhadi. (2006). Perencanaan Penilaian Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompetensi Spencer dengan Metode Analitical Hierarchy Proces. Jurnal Teknik Industri, Juni 2006. Vol. 8 No. 1 Hlm. 40-53.

Nurmianto, Eko. (2006). Pengaruh Faktor-faktor Kompetensi Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan. Surabaya.

Palupi. (2004). Manajemen Stres (National Safety Counsil). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Perwadarminta, W.J.S. (1991). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Simamora, Henry. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN.

Spencer, M. Lely & Signe. (1993). Competence At Work, Models for Superior Performance. John Wiley & Sons Inc.

(44)

Tri Martini, 2013

Kinerja Juri Senam Artistik Putri Dikaitkan Dengan Manajemen Stres Dan Kompetensi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana. (1988). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. . (2004). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana&Ibrahim. (2009). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno, A. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Surakhmad, W. (2001). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode teknik. Bandung: Tarsito.

Syaodih, Sukmadinata, N. (2008). Pengembangan Profesi. Bandung: Alfabeta.

Thomas Heinen, Pia M. Vinken & Konstantinos Velentzas. (2012). Judging Performance In Gymnastics: A Matter of Motor or Visual Experience. 63 – 72. Tjiono&Anastasia. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang

Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Situs:

Manajemen Sumber Daya Manusia http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/konsep-kompentensi-definisi.html

Definisi Kompetensi

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/1 95808161985031-AGUS_TAUFIQ/DEFINISI_KOMPETENSI.pdf

Gambar

Gambar 2.1   Kurva Kinerja Manusia ....................................................
Tabel 3.1 Karakteristik Sampel
Gambar 3.1   x1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Stres
+5

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), variabel bebasnya dalam penelitian ini

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), dan yang menjadi variabel bebas dalam

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terkait).Variabel independen dalam

Variabel bebas , yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam hal ini yang menjadi varibel bebas

Menurut Sugiyono (2013:59) Variabel bebas merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), dan yang menjadi variabel bebas dalam