• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH: Analisis Deskriptif Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Komitmen terhadap Kinerja Guru dan Dampaknya pada Mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH: Analisis Deskriptif Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Komitmen terhadap Kinerja Guru dan Dampaknya pada Mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH

(Analisis Deskriptif Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan

Komitmen terhadap Kinerja Guru dan Dampaknya pada Mutu

Pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta)

DISERTASI

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh

Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang Administrasi Pendidikan

Disusun oleh:

ABD. MADJID 1009496

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (S.3)

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

STUDI KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH

(Analisis Deskriptif Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan

Komitmen terhadap Kinerja Guru dan Dampaknya pada Mutu

Pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta)

Oleh Abd. Madjid

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Sekolah Pascasarjana Jurusan Administrasi

Pendidikan

© Abd. Madjid 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

STUDI KINERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH (Analisis Deskriptif Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Komitmen terhadap Kinerja Guru dan Dampaknya pada Mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta).

Abd. Madjid, NIM: 1009496.

Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan maka sangat ditentukan oleh kinerja guru dalam pembelajaran. Kinerja guru tersebut akan berimplikasi terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kompetensi, motivasi dan komitmen dengan guru sebagai peran utamanya.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan kompetensi, motivasi, komitmen, kinerja guru dan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta, (2) menganalisis secara kritis tentang pengaruh kompetensi, motivasi dan komitmen terhadap kinerja guru dan dampaknya terhadap mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta dan (3) merekomendasikan suatu model hipotetik pengembangan kinerja guru Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan ialah descriptive dan explanatory survey. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden yang terpilih sebagai sampel. Hasil pengumpulan data dengan sumber data primer diperoleh dari jumlah sampel sebanyak 161 responden. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Path Analysis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta, (2) motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta, (3) komitmen guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta, (4) kompetensi, motivasi dan komitmen guru secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta dan (5) kinerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah perlunya peningkatan kompetensi, motivasi, komitmen secara terencana dan berkelanjutan melalui berbagai pelatihan, bimbingan, dan berbagai fasilitas sumber belajar agar kinerja guru bisa optimal yang pada akhirnya berdampak pada mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta.

(6)

ABSTRACT

STUDY OF TEACHER PERFORMANCE IN MADRASAH ALIYAH (Descriptive Analysis the Influence of Competence, Motivation and Commitment on Teacher Performance and the Impact on Learning Quality in Madrasah Aliyah Yogyakarta Municipality).

Abd. Madjid, NIM:1009496.

Education is one key element in the development of quality human resources. To improve the quality of education is determined by the performance of the teacher in the learning. The teacher’s performance will have implications for improving the quality of learning. Teacher performance is heavily influenced by several factors, including competence, motivation and commitment of the teacher as the lead character.

The purpose of this research was (1) to describe the competence, motivation, commitment, teachers performance and quality learning in Madrasah Aliyah Yogyakarta Municipality, (2) to analyze critically about the influence of competence, motivation and commitment to teachers performance and its impact on the quality of learning in Madrasah Aliyah Yogyakarta Municipality and (3) recommend a hipotetic model of teacher’s performance. The research method used is descriptive and explanatory survey. Data were collected through by distributing questionnaires to the respondents who selected as sample. The results of the data collection of primary data sources obtained from the total sample of 161 respondents. The analysis method of analysis used in this research is Path Analysis.

The results of this research indicated that: (1) competencies have a positive and significant effect on teacher performance in Madrasah Aliyah Yogyakarta Municipality and (2) motivation are also has positive and significant effect on teachers performance in Madrasah Aliyah Yogyakarta Municipality. (3) the teachers' commitment have significant effect on the teachers performance in Madrasah Aliyah of Yogyakarta Municipality. (4) competency, motivation and commitment of teachers have simultaneously positive effect on teachers performance in the Madrasah Aliyah of Yogyakarta Municipality and (5) teacher performance have a positive and significant effect on quality of learning in the Madrasah Aliyah of Municipality Yogyakarta. Recommendations in this study is the need for increased competence, commitment and performance of teachers and the quality of learning through training, guidance and supervision of the Madrasah Aliyah of Yogyakarta.

(7)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 18

A. Landasan Teoritis ... 18

1. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Kerangka Administrasi Pendidikan ... 18

2. Manajemen Kinerja Guru ... 26

8. Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Komitmen terhadap Kinerja Guru dan Dampaknya pada Mutu Pembelajaran ... 95

B. Studi Hasil Penelitian yang Relevan ... 104

(8)

Halaman

D. Teknik Pengumpulan Data ... 132

E. Instrumen Penelitian ... 132

1. Proses Pengembangan Instrumen ... 133

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen ... 134

3. Uji Coba Instrumen ... 138

4. Uji Validitas ... 139

5. Uji Reliabilitas ... 145

F. Teknik Analisis Data ... 148

1. Rancangan Analisis Deskriptif ... 148

2. Analisis Verifikatif menggunakan Path Analysis ... 149

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 159

A. Hasil Analisis Deskriptif ... 159

1. Variabel Kompetensi ... 160

2. Variabel Motivasi ... 173

3. Variabel Komitmen ... 182

4. Variabel Kinerja Guru ... 189

5. Variabel Mutu Pembelajaran ... 197

B. Hasil Pengujian Hipotesis ... 202

C. Pembahasan ... 208

E. Model Hipotetik Pengembangan Kinerja Guru... 216

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 223

A. Kesimpulan ... 223

B. Implikasi ... 224

C. Rekomendasi ... 225

1. Bagi Kepala Madrasah Aliyah ... 226

2. Bagi Guru Madrasah Aliyah se-Kotamadya Yogyakarta... 226

3. Bagi penelitian selanjutnya ... 227

DAFTAR PUSTAKA ... 228

RIWAYAT HIDUP ... 238

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 104

Tabel 3.1 Pengambilan Sampel ... 130

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ... 134

Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Kompetensi ... 141

Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Motivasi ... 142

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Komitmen ... 143

Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Kinerja ... 144

Tabel 3.7 Uji Validitas Variabel Mutu Pembelajaran ... 144

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Variabel X1, X2,X3, Y dan Z ... 147

Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Variabel Penelitian dilihat dari Skor Ideal ... 159

Tabel 4.2 Tanggapan Responden Berdasarkan Kompetensi Pedagogik ... 163

Tabel 4.3 Tanggapan Responden Berdasarkan Kompetensi Kepribadian .... 167

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Berdasarkan Kompetensi Sosial ... 169

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Berdasarkan Kompetensi Profesional... 172

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Berdasarkan Kebutuhan akan Prestasi... 176

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Berdasarkan Kebutuhan akan Afiliasi ... 178

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Berdasarkan Kebutuhan akan Kekuasaan 180 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Berdasarkan Komitmen Afektif ... 185

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Berdasarkan Komitmen Kontinuens ... 186

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Berdasarkan Komitmen Normatif ... 188

Tabel 4.12 Tanggapan Respondnen Berdasarkan Kualitas ... 191

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Berdasarkan Kuantitas ... 192

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Berdasarkan Jangka Waktu ... 194

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Berdasarkan Kehadiran di Tempat Kerja ... 195

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Berdasarkan Kooperatif ... 196

Table 4.17 Tanggapan Responden Berdasarkan Kualitas Pembelajaran ... 199

Table 4.18 Matrik Korelasi antar Variabel X1,X2,X3 dg Y dan Z ... 203

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1.1 Jumlah Guru berdasarkan Status Kepegawaian ... 4

Gambar 1.2 Kualifikasi Pendidikan Guru ... 5

Gambar 1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 12

Gambar 2.1 Skema Fungsi dan Wilayah Kerja Manajemen Pendidikan ... 21

Gambar 2.2 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Guru ... 97

Gambar 2.3 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru ... 99

Gambar 2.4 Pengaruh Komitmen terhadap Kinerja Guru ... 101

Gambar 2.5 Pengaruh Kinerja terhadap Mutu Pembelajaran ... 103

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran ... 117

Gambar 3.1 Struktur Hubungan Kausal antara X1,X2,X3, Y dan Z ... 150

Gambar 3.2 Struktur Kausal antara X1, X2, X3 dan Y Z ... 151

Gambar 3.3 Diagram Jalur Hipotesis I,II, III,IV dan V ... 153

Gambar 3.4 Diagram Jalur Struktur Hipotesis I,II,III,IV dan V ... 154

Gambar 4.1 Rekapitulasi Persentase Variabel Penelitian dilihat dari Skor Ideal ... 160

Gambar 4.2 Struktur Hubungan Kausal antara X1,X2,X3,Y dan Z ... 208

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 239

Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 244

Lampiran 3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas... 275

Lampiran 4 Hasil Frekuensi ... 300

(12)

Abdul Majid, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Guru merupakan salah satu elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Bahkan, telah berkembang kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal. Tidak ada pendidikan yang bermutu, tanpa kehadiran guru yang profesional dengan jumlah yang mencukupi. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru.

(13)

Abdul Majid, 2013

siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak maksimal, (2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki oleh setiap siswa, (3) rendahnya kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa terutama di tingkat dasar.

Perbedaan kompetensi dan kemampuan tersebut tentunya akan memberikan pengaruh terhadap kinerja guru dalam peningkatan mutu pendidikan umumnya dan mutu pembelajaran khususnya. Bahkan menurut Danim (2006:

168), “salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu

menunjukkan kinerja yang memadai”. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru

belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru, dan bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi guru.

(14)

Abdul Majid, 2013

berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antara sesama guru, dan tenaga

kependidikan lainnya”. Upaya Pemerintah, dalam hal ini Kementerian

Pendidikan Nasional dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) sebetulnya telah melakukan berbagai usaha untuk memecahkan

persoalan-persoalan di atas, antara lain, melalui berbagai pelatihan, peningkatan kompetensi guru, penataran, dan penelitian. Namun, dalam kenyataannya masih ada sejumlah persoalan mendasar yang perlu dipecahkan dengan segera, misalnya, rendahnya mutu guru di berbagai jenis dan jenjang pendidikan, baik di lembaga pendidikan yang dikelola oleh Kemendiknas maupun di lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola oleh Kemenag.

(15)

Abdul Majid, 2013

Persoalan rendahnya kualitas guru, bahkan dengan kondisi yang lebih memprihatinkan, terjadi juga di lingkungan Kementerian Agama. Sebanyak 60% guru madrasah, baik Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) tidak memiliki kualifikasi akademik yang memadai

sebagai guru; sebanyak 20% guru “salah kamar”, yaitu mengajar di luar bidang

keahliannya, dan dari seluruh guru hanya 20% yang layak dari segi kualifikasi pendidikannya. Lebih jelasnya berdasarkan data dari Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, guru yang mengajar pada madrasah dari tingkat MI hingga MA berjumlah 524.679 yang terdiri dari Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 71.422 (13.61%) dan guru Non-PNS sebanyak 453.257 (86.39%). Banyaknya jumlah guru Non-PNS karena banyaknya lembaga madrasah yang berstatus swasta yang langsung dikelola oleh masyarakat.

Gambar 1.1. Jumlah Guru berdasarkan Status Kepegawaian

(16)

Abdul Majid, 2013

Gambar 1.2 Kualifikasi Pendidikan Guru.

Berdasarkan gambar di atas pada tingkat MI, kualifikasi guru sebagian besar berada pada SLTA dan D2. Tingkat MTs dan MA masih ditemukan cukup banyak kualifikasi pendidikan guru yang belum mencapai S1 atau lebih. Hal tersebut menjadi suatu persoalan yang harus diatasi oleh pemerintah untuk meningkatkan kualifikasi akademik dari guru madrasah itu sendiri.

(17)

Abdul Majid, 2013

tanggung jawab terhadap tugasnya. Membahas masalah kualitas dari kinerja guru tidak terlepas dari pencapaian hasil belajar. Hal ini karena kinerja guru sangat menentukan keberhasilan proses belajar yang efektif dan efisien sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dan terwujud dari hasil belajar siswa yang baik yang pada akhirnya dapat mencetak lulusan yang berkualitas.

Kinerja guru merupakan kunci yang harus digarap. Kinerja merupakan penampilan perilaku kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak, ritme, dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur, sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat kualitas, kecepatan dan jumlah. Sejalan dengan itu pula, Smith (2003:292)

mengatakan bahwa kinerja merupakan “output derive processes, human or other

wise.” Jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.

(18)

Abdul Majid, 2013

dilapangan menunjukkan masih ada beberapa guru yang kinerjanya belum optimal.

Kinerja guru yang belum optimal menurut Mardiyoko et al. (2013: 85) bisa dilihat antara lain; 1) suka mangkir kerja, 2) meninggalkan jam mengajar sebelum waktunya habis, 3) malas bekerja, 4) banyaknya keluhan guru, 5) rendahnya prestasi kerja, 6) rendahnya kualitas pengajaran, 7) indisipliner, dan gejala negatif lainnya. Kondisi ini tentu tidak kondusif bagi kemajuan sekolah, padahal kinerja guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena langsung atau tidak langsung mempengaruhi produktivitas kerja.

Realitas lain dengan kondisi yang hampir sama juga terjadi di lingkungan Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta pada saat penulis melakukan observasi pendahuluan, yaitu kinerja guru madrasah menunjukkan permasalahan antara lain: 1) pembuatan kerangka KBM belum optimal bahkan hanya copy paste perangkat tahun lalu dengan mengganti tahunnya, 2) kurangnya kemauan guru menciptakan pembelajaran yang variatif, 3) masih banyaknya siswa yang tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru sehingga mereka tidak menyerap pelajaran yang didapat, 4) dan masih diketemukan adanya siswa yang tidak lulus ujian akhir nasional yang disebabkan nilai mereka tidak memenuhi standar kelulusan.

(19)

Abdul Majid, 2013

keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan 5) hubungan mereka dengan organisasi. Berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru antara lain dengan peningkatan profesionalitas guru melalui pelatihan-pelatihan, seminar, kursus-kursus atau pendidikan formal yang tinggi serta pembinaan dan pengembangan untuk mendukung pembelajaran yang efektif. Dalam pelaksanaannya, kita tidak hanya menuntut keahlian dari para ahli pengembang kompetensi guru saja melainkan juga harus memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru.

Madrasah sebagai subsistem dari sistem pendidikan nasional saat ini sedang mengalami reposisi dan berubah statusnya, tidak lagi hanya dipandang sebagai institusi pendidikan keagamaan, melainkan menjadi sekolah berciri khas Islam. Dengan demikian, madrasah memiliki kedudukan yang sama dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Adanya reposisi fungsi dan peran madrasah

tersebut mengakibatkan “di satu sisi madrasah harus memberikan materi-materi

esensial keislaman, tetapi di sisi lain juga mendapatkan beban yang cukup berat,

yaitu memberikan kurikulum sekolah umum yang setingkat secara penuh” (Azra,

2002:36).

(20)

Abdul Majid, 2013

Untuk madrasah negeri; MIN 77%, MTsN 34%, MAN 29% yang belum memenuhi kualifikasi, sedangkan untuk madrasah swasta; MIS 81%, MTs 43% dan MAS 29% (Data Kantor Wilayah Kemenag DIY tahun 2004).

Madrasah Aliyah Kota Yogyakarta merupakan madarasah yang berada di Kota Yogyakarta yang terdiri dari dua Madrasah Aliyah Negeri, yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 dan MAN 2, dan empat Madrasah Aliyah Swasta, yaitu Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah, Madrasah Aliyah Mualimaat Muhammadiyah, Madrasah Aliyah GedongTengen, dan Madrasah Aliyah Nurul Ummah. Saat ini Madrasah Aliyah Kota Yogyakarta mengalami permasalahan dengan masih adanya kualifikasi guru yang belum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, yaitu sebanyak 19 orang dari 275 orang guru, atau sekitar 6,91 %. Selain itu, mismatched teachers, yaitu guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya juga masih ditemukan, di MAN 1 dan MAN

2 misalnya masih ditemukan sekitar 4,65 % guru yang „salah kamar‟. Hal lain

yang tidak kalah pentingnya adalah kinerja para guru Madrasah Aliyah Kota Yogyakarta sekarang belum juga menunjukkan hasil yang maksimal dengan masih rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa.

(21)

Abdul Majid, 2013

ini terjadi karena tuntutan standar kualitas serta kebutuhan di lapangan terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan seirama dengan pesatnya laju perkembangan penemuan dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi disertai rekayasa di segala bidang kehidupan secara global.

Keyakinan akan peningkatan kualitas seiring dengan dipenuhinya kualifikasi akademik minimal S1/D-IV mungkin memiliki basis empirik, meskipun tentu saja masih memerlukan dukungan atau justifikasi secara ilmiah melalui penelitian yang mendalam. Permasalahan teknis dan logistik muncul apabila harapan tersebut akan dilaksanakan dalam skala besar. Pertama, menyangkut masalah kesempatan, karena sebagian besar guru harus meninggalkan tugasnya dan memasuki perguruan tinggi pada bidang-bidang tertentu untuk mencapai kualifikasi akademik minimal. Hal ini membawa konsekuensi pencarian guru pengganti dan penyediaan dana yang tidak sedikit. Kedua, menyangkut masalah logistik, yaitu dana untuk membayar biaya

pendidikan dan biaya hidup mereka selama mengikuti kegiatan pendidikan, dimana hal ini merupakan beban berat bagi pemerintah. Peningkatan mutu dan kualitas guru seperti yang diuraikan diatas dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran.

(22)

Abdul Majid, 2013

mencukupi, 6) manajemen yang tepat, dan 7) lingkungan yang mendukung (Sukmadinata, et. al 2002: 8). Ini berarti faktor kompetensi, motivasi, komitmen dan kinerja guru yang telah diuraikan diatas, sangat menentukan mutu pembelajaran yang diperoleh siswa itu. Dengan demikian kompetensi, motivasi, komitmen dan kinerja guru yang rendah akan mempengaruhi terhadap mutu pembelajaran sehingga faktor-faktor tersebut memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pembelajaran siswa.

Sesuai dengan latar belakang permasalahan tersebut diperlukan penelitian yang mendalam tentang kinerja guru di lembaga pendidikan madrasah. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori dan praksis pengelolaan pendidikan pada umumnya, dan khususnya di lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan madrasah yang bertanggung jawab pada Kementerian Agama. Dalam hubungan itu, tema yang mendasari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: STUDI KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH (Analisis Deskriptif Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Komitmen terhadap Kinerja Guru dan Dampaknya pada Mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

(23)

Abdul Majid, 2013

Gambar 1.3.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Berdasarkan skema di atas secara internal kinerja dipengaruhi oleh: (a) keterampilan dasar yang dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal dan kecakapan teknis, (b) upaya yang dilakukan berupa motivasi dan komitmen yang diperlihatkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan secara eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di lingkungannya yang mempengaruhi kinerja, yaitu antara lain berupa fasilitas, lingkungan kerja, dan kepemimpinan. Menurut Sedarmayanti (2007:14-18) ada empat faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu: (a) pegawai, berkenaan dengan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan; (b) pekerjaan, menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya untuk melaksanakan pekerjaan; (c) Kinerja

Internal

Eksternal

Keterampilan

Dasar

Pengetahuan

Kemampuan

Kecakapan Interpersonal

Kecakapan Teknis

Upaya yang Dilakukan

Motivasi

Komitmen

Fasilitas

Lingkungan Kerja

(24)

Abdul Majid, 2013

mekanisme kerja, menyangkut sistem/prosedur pendelegasian dan pengendalian serta struktur organisasi; (d) lingkungan kerja, meliputi faktor-faktor lokaksi dan kondisi kerja, iklim organisasi dan komunikasi.

Penelitian ini dibatasi hanya meneliti faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru, yaitu faktor kompetensi, motivasi dan komitmen. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa faktor internal merupakan faktor yang sangat kuat mempengaruhi kinerja seseorang. Penelitian ini dilakukan terhadap guru Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta dengan berbagai pertimbangan, antara lain:

1. Kinerja guru Madrasah yang belum optimal seperti : a) pembuatan kerangka KBM belum optimal bahkan hanya copy paste perangkat tahun lalu dengan mengganti tahunnya, b) kurangnya kemauan guru menciptakan pembelajaran yang variatif, c) masih banyaknya siswa yang tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru sehingga mereka tidak menyerap pelajaran yang didapat, d) dan masih diketemukan adanya siswa yang tidak lulus ujian akhir nasional yang disebabkan nilai mereka tidak memenuhi standar kelulusan.

(25)

Abdul Majid, 2013

3. Kompetensi guru madrasah di Kotamadya Yogyakarta masih menjadi sorotan utama dimana banyak para guru yang belum memiliki kompetensi yang diharapkan sehingga berpengaruh terhadap mutu pembelajaran yang dihasilkan oleh guru.

4. Tingkat Absensi para guru Madrasah Aliyah Kodya Yogyakarta masih relatif tinggi. Selain itu, tingkat terlambat masuk kerja serta pulang sebelum waktunya dari para guru relatif masih menunjukkan peningkatan. Dengan demikian, secara umum masalah penelitian ini adalah: Bagaimana Kinerja Guru Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta. Secara lebih rinci dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja guru di Madrasah

Aliyah Kotamadya Yogyakarta?

2. Seberapa besar pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta?

3. Seberapa besar pengaruh komitmen terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta?

4. Seberapa besar pengaruh kompetensi, motivasi dan komitmen secara simultan terhadap kinerja guru Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta? 5. Seberapa besar pengaruh kinerja guru terhadap mutu pembelajaran di

Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta?

(26)

Abdul Majid, 2013

Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, menggali, menghubungkan dan membuat forecasting atas suatu kejadian. Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran bagaimana kinerja guru Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta. Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan kompetensi, motivasi, komitmen, kinerja guru dan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta.

2. Menganalisis secara kritis tentang pengaruh kompetensi, motivasi dan komitmen terhadap kinerja guru dan dampaknya pada mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta.

3. Merekomendasikan suatu model hipotetik manajemen pengembangan mutu kinerja guru Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

(27)

Abdul Majid, 2013 2. Manfaat Praktis

Sesuai dengan implikasi berdasarkan temuan-temuan penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian rekomendasi atau saran bagi pihak pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan strategi peningkatan kinerja guru yang meliputi kompetensi, motivasi, komitmen guru madrasah dan mutu pembelajaran di madrasah. Manfaat praktis lainnya dari penelitian ini adalah bahwa temuan-temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi pertimbangan-pertimbangan dalam memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak pengelola madrasah (Kepala Kantor Wilayah Kemenag, Kepala Madrasah, guru) dalam meningkatkan kinerja guru. Melalui temuan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti lanjutan untuk mengkaji lebih dalam masalah kinerja guru dilihat dari sudut pandang lain, baik dari segi variabel-variabel yang berpengaruh maupun pendekatan yang digunakan.

E. Struktur Organisasi Disertasi

(28)

Abdul Majid, 2013

studi penelitian terdahulu. Disamping itu menguraikan kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.

Bab III membahas tentang metode penelitian yang berisikan pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, jenis penelitian, operasionalisasi variabel penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta diakhiri dengan analisis data.

Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan hasil temuan di lapangan selanjutnya menguraikan pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian juga pembahasan data atau analisis temuan penelitian, yang diakhiri dengan model hipotetik pengembangan mutu kinerja guru.

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode

Apabila dilihat dari tujuannya, penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Malholtra (2010:78) penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konklusif yang mempunyai tujuan utama menggambarkan sesuatu apa adanya sesuai karakteristik obyek. Sedangkan penelitian verifikatif atau penelitian kausalitas menurut Malhotra (2010:85) merupakan penelitian untuk menguji kebenaran hubungan kausal (cause-and-effect), yaitu hubungan antara variabel independen (yang mempengaruhi) dengan variabel dependen (yang dipengaruhi).

Penelitian ini menggunakan dua metode survey yang diterapkan yaitu deskriptive survey (deskriptif) dan explanatory survey. Menurut Malholtra (2010:175) penelitian deskriptif survey adalah “kuesioner yang terstruktur yang diberikan kepada responden yang dirancang untuk mendapatkan informasi spesifik”. Sedangkan explanatory research menurut Malholtra (2010:75) ialah

(30)

Mengingat bahwa tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat analisis pengaruh kompetensi, motivasi dan komitmen guru terhadap kinerja guru dan dampaknya pada mutu pembelajaran Madrasah Aliyah Kodya Yogyakarta, maka analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta. Ada enam Madrasah Aliyah, yang terdiri dari dua Madrasah Aliyah Negeri (MAN), yaitu MAN 1 dan MAN 2, dan empat Madrasah Aliyah Swasta, yaitu Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah, Madrasah Aliyah Mualimaat Muhammadiyah, Madrasah Aliyah GedongTengen, danMadrasah Aliyah Nurul Ummah.

2. Populasi/Sampel Penelitian

(31)

Sampel adalah bagian dari kumpulan elemen yang diambil dari populasi. Elemen merupakan sebuah anggota tunggal dari populasi (Sekaran, 2003:266). Karena itu, dapat dikatakan bahwa sebuah sampel merupakan subset dari populasi. Sampel terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, beberapa, tetapi tidak semua, elemen dari populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2003:266). Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil dari populasi, yang karakteristiknya diteliti, yaitu Guru MAN 1 dan MAN 2, dan empat Madrasah Aliyah Swasta, yaitu Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah, Madrasah Aliyah Mualimaat Muhammadiyah, Madrasah Aliyah GedongTengen, dan Madrasah Aliyah Nurul Ummah. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampel Simple Random Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sekaran, 2003:267). Teknik Simple Random Sampling termasuk teknik pengambilan sampel secara Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

(32)

s =

d : tingkat kesalahan sampling yang diinginkan = 5% χ 2 : nilai χ 2

pada derajat bebas 1 dan tingkat signifikansi 5% = 3,481

Jika nilai-nilai yang telah diketahui tersebut disubtitusikan ke dalam rumusan jumlah sampel maka diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak;

161

Dengan demikian penelitian ini akan menggunakan jumlah sampel sebesar 161 orang (pembulatan). Jumlah tersebut dianggap sudah memenuhi aturan umum (rule of thumb) yang dikemukan Roscoe dalam Sekaran (2003:295) yang menyatakan:

a. Pada umunnya penelitian dianggap sudah cukup memenuhi syarat bila menggunakan sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500.

(33)

c. Dalam penelitian yang menggunakan analisis multivariat termasuk analisis regresi berganda, jumlah sampel paling tidak 10 kali variabel yang digunakan dalam penelitian.

Selanjutnya pembagian jumlah sampel masing-masing madrasah dibagi secara proporsional sebagai berikut:

Tabel 3.1

2 Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) Yogyakarta 2 68 275

Swasta Nurul Ummah 30 275

30

(34)

1. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Deskripsi variabel kompetensi meliputi dimensi-dimensi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.

2. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya. Deskripsi variabel ini mengacu teori Mc Clelland yang meliputi dimensi-dimensi seperti kebutuhan akan prestasi, kebutuhan afiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaan.

3. Komitmen, merupakan sikap yang menggambarkan kesetiaan guru terhadap institusinya, yaitu madrasah. Guru yang memiliki komitmen organisasional adalah guru yang mempunyai keinginan kuat untuk menjadi anggota utama dari organisasinya, mempunyai kemauan kuat untuk bekerja dan berusaha bagi kepentingan organisasi, mempunyai kepercayaan dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi (Meyer and Allen dalam Luthan,2008:147). Deskripsi variabel komitmen meliputi dimensi-dimensi seperti afektif, kontinuens, normatif.

4. Kinerja guru merupakan hasil kerja guru yang dicapai selama periode tertentu. (Mathis and Jackson, 2010). Kinerja guru meliputi dimensi-dimensi seperti kualitas, kuantitas, jangka waktu, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif.

(35)

pencapaian tujuan tertentu. Morrison, Mokashi & Cotter (2006: 4-21). Mutu pembelajaran meliputi dimensi-dimensi seperti kualitas pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sifat penelitian ini, yaitu deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, maka untuk memperoleh data yang dibutuhkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket/kuesioner. Melalui teknik ini dimaksudkan mendapat data perseptif dari responden. Teknik kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, artinya responden mengisi tanpa nama sehingga kebenaran dan kerahasiaan dapat diperoleh. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada guru-guru yang bertugas di Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta melalui Tata Usaha madrasah, begitu pula pengembaliannya. Kemudian jawaban atas kuesioner yang terkumpul disortir berdasarkan kelengkapan pengisian.

E. Instrumen Penelitian

(36)

Penelitian ini di desain menggunakan kaidah analisis jalur (path analysis). Oleh karena itu instrumen yang dipersiapkan berdasarkan dukungan landasan dan kajian teoritis yang ada, selanjutnya instrumen akan diuji terlebih dahulu agar memenuhi kaidah validitas dan reliabilitas; apabila instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini telah memenuhi kaidah valid dan reliabilitas maka instrumen tersebut akan dibagikan kepada para responden.

1. Proses Pengembangan Instrumen

Pengumpulan data penelitian variabel mutu pembelajaran (Z), kinerja guru

(Y), kompetensi (X1), motivasi (X2) dan komitmen (X3) dengan menggunakan kuesioner. Penyusunan kuesioner dilakukan dengan langkah-langkah : (1) pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator, (2) menyusun pernyataan /item sesuai kisi-kisi yang dibuat dan (3) melakukan diskusi dan konsultasi dengan pembimbing.

(37)

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan kajian teori dari setiap variabel penelitian dan berpedoman pada cara penyusunan butir angket yang baik. Selain itu digunakan pula instrumen yang relevan dari penelitian-penelitian terdahulu. Setiap variabel tersebut memiliki indikator yang terdapat pada kisi-kisi. Kisi-kisi masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

Variabel Dimensi Indikator Skala

Kompetensi, Seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan

perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan

tugaskeprofesionalan.UU Nomor 14 tahun 2005

Kompetensi Pedagogik  Menguasai

karakteristik peserta

Kompetensi Kepribadian  Bertindak sesuai

dengan norma

agama, hukum,

sosial

 Menampilkan diri

(38)

jujur, berakhlak

Kompetensi Sosial  Bersikap inklusif dan

objektif terhadap

Kompetensi Profesional  Menguasai materi,

struktur, konsep, dan

Kebutuhan akan prestasi  Kemudahan untuk

mendapatkan

Kebutuhan afiliasi  Hubungan pribadi

 Mampu bekerjasama

(39)

 Memiliki

kesepakatan dengan tim kerja

 Mengutamakan

team work

Kebutuhan akan kekuasan  Mampu

mendayagunakan adalah karyawan yang

mempunyai keinginan nilai-nilai dan tujuan organisasi. (Meyer and

Allen dalam

Komitmen kontinuens  Kesesuaian dengan

kebijakan

orga-KomitmenNormatif  Keputusan untuk

(40)

Kinerja guru,

Hasil kerja guru yang dicapai selama periode

tertentu. Mathis and

Jackson (2010)

Kualitas  Kemampuan guru

dalam bekerja

 Hasil kerja yang

optimal

Ordinal

Kuantitas  Jumlah pekerjaan

yang dihasilkan

Kehadiran di tempat kerja  Kehadiran di kelas

tepat waktu

 Memperhatikan

kehadiran dalam

mengajar

Sikap koperatif  Mampu

bekerjasama

tinggi kualitas interaksi guru dengan siswa dalam

Kualitas pembelajaran  Rich and

(41)

3. Uji coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan tersebut benar-benar sahih dan handal. Yang dimaksud dengan valid adalah untuk melihat apakah alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan yang dimaksud dengan reliabel adalah untuk melihat apakah suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam waktu dan tempat yang berbeda. Untuk melakukan uji coba maka perlu diperhatikan beberapa prosedur pelaksanaannnya yaitu: a) penentuan responden uji coba, b) pelaksanaan uji coba, c) analisis instrumen penelitian.

a) Penentuan responden uji coba

Responden uji coba diambil dari luar sampel penelitian dalam populasi yang sama yang setara dengan sampel penelitian. Jumlah seluruh responden pada pelaksanaan uji coba adalah 30 orang. Jumlah ini dianggap memadai sebagai responden uji coba.

b) Pelaksanaan Uji Coba

Uji coba instrumen ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2013 di enam Madrasah Aliyah, yang terdiri dari dua Madrasah Aliyah Negeri (MAN), yaitu MAN 1 dan MAN 2, dan empat Madrasah Aliyah Swasta, yaitu Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah, Madrasah Aliyah Mualimaat Muhammadiyah, Madrasah Aliyah GedongTengen, dan Madrasah Aliyah Nurul Ummah.

(42)

Analisis instrumen uji coba dilakukan untuk mengetahui dan memilih butir-butir instrumen yang sahih dan handal. Butir-butir instrumen yang memenuhi syarat tersebut yang akan digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan. Sebelum kuesioner didistribusikan dilakukan beberapa pengujian terlebih dahulu, yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Untuk pengujian validitas dan reliabilitas digunakan 30 responden yang diambil secara acak.

4. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen ukur yang telah yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat suatu alat uji melakukan fungsi ukurannya. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya.

(43)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi Product-Moment

xi = skor item instrumen yang akan digunakan.

yi = skor semua item instrumen dalam variabel tersebut

n = jumlah responden dalam uji coba instrumen

Pengujian keberartian koefisien korelasi (ryxi) dilakukan dengan taraf

signifikansi α = 5. rumus uji t hitung yang digunakan adalah sebagai berikut:

2

Kriteria pengujian validitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikansi α = 5% adalah sebagai berikut:

a. Item pertanyaan/pertanyaan instrumen penelitian dikatakan valid jika t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel.

(44)

Adapun hasil pengujian validitas dalam penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil validitas dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Validitas Kompetensi

Tabel 3.3

Uji Validitas Variabel Kompetensi N= 161

No Indikator rhitung rtabel Validitas

1 X11 0,445

0,1129 Valid

2 X12 0,327

3 X13 0,492

4 X14 0,162

5 X15 0,540

6 X16 0,462

7 X17 0,350

8 X18 0,442

9 X19 0,478

10 X110 0,403

11 X111 0,410

12 X112 0,382

13 X113 0,540

14 X114 0,360

15 X115 0,397

16 X116 0,370

17 X117 0,405

Berdasarkan tabel 3.3 di atas terlihat bahwa indikator mempunyai rhitung > rtabel dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan

(45)

dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

b. Hasil Uji Validitas Motivasi

Tabel 3.4

Uji Validitas Variabel Motivasi N= 161

No Indikator rhitung rtabel Validitas

1 X21 0,446

0,1129 Valid

2 X22 0,524

3 X23 0,524

4 X24 0,524

5 X25 0,512

6 X26 0,480

7 X27 0,570

8 X28 0,513

9 X29 0,583

10 X210 0,563

11 X211 0,662

12 X212 0,397

13 X213 0,473

14 X214 0,490

Berdasarkan tabel 3.4 di atas terlihat bahwa indikator mempunyai rhitung > rtabel dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan

(46)

c. Hasil Uji Validitas Komitmen

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel Komitmen N= 161

No Indikator rhitung rtabel Validitas

1 X31 0,510

0,1129 Valid

2 X32 0,504

3 X33 0,399

4 X34 0,359

5 X35 0,348

6 X36 0,434

7 X37 0,591

8 X38 0,503

9 X39 0,490

10 X310 0,466

11 X311 0,590

12 X312 0,487

13 X313 0,619

14 X314 0,569

Berdasarkan tabel 3.5 di atas terlihat bahwa indikator mempunyai rhitung > rtabel dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan

(47)

d. Hasil Uji Validitas Kinerja Guru

Tabel 3.6

Uji Validitas Variabel Kinerja Guru N= 161

No Indikator rhitung rtabel Validitas

1 Y1 0,352

0,1129 Valid

2 Y2 0,612

3 Y3 0,489

4 Y4 0,522

5 Y5 0,653

6 Y6 0,509

7 Y7 0,397

8 Y8 0,445

9 Y9 0,308

10 Y10 0,285

Berdasarkan tabel 3.6 di atas terlihat bahwa indikator mempunyai rhitung > rtabel dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan

valid. Hal ini sependapat dengan Ghozali, (2005 : 45), Suatu instrumen dikatakan valid jika pertanyaan pada instrumen mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh instrumen tersebut. Uji Validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation) dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

e. Hasil Uji Validitas Mutu Pembelajaran

Tabel 3.7

Uji Validitas Variabel Mutu Pembelajaran N= 161

No Indikator rhitung rtabel Validitas

1 Z1 0,542

0,1129 Valid

2 Z2 0,604

(48)

4 Z4 0,499

5 Z5 0,546

6 Z6 0,495

7 Z7 0,461

8 Z8 0,527

9 Z9 0,457

Berdasarkan tabel 3.7 di atas terlihat bahwa indikator mempunyai rhitung > rtabel dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan

valid. Hal ini sependapat dengan Ghozali, (2005 : 45), Suatu instrumen dikatakan valid jika pertanyaan pada instrumen mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh instrumen tersebut. Uji Validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation) dengan nilai r tabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

5. Uji Reliabilitas

Penerapan uji reliabilitas dinaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen ukur yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi meskipun pengukuran dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua (split half) yang langkah kerjanya sebagai berikut:

(49)

b. Skor untuk masing-masing pertanyaan pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden.

c. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua dengan menggunakan korelasi product Moment.

d. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan dengan rumus Spearman Brown berikut:

r r

r b

i  

1 2

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh item,

rb = korelasi produk momen antara belahan pertama (ganjil) dan

belahan kedua (genap).

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

a. Jika koefisien internal seluruh item (ri) lebih besar atau sama dengan r

tabel dengan taraf signifikan α = 5%, maka item instrumen dinyatakan

reliabel.

b. Jika koefisien reliabilitas internal seluruh item (ri) lebih kecil dari r

tabel dengan taraf signifikan α = 5% maka item instrumen dinyatakan

tidak reliabel.

(50)

a. < 0,6 secara umum reliabilitasnya dikatakan lemah. b. 0,6 – 0,79 realibilitasnya dapat diterima.

c. > 0,8 reliabilitasnya dapat dikatakan baik.

Selanjutnya dikatakan nilai koefisien alpha semakin mendekati angka 1 maka reliabilitasnya akan semakin baik. Instrumen penelitian yang handal atau reliabel apabila hasil pengujian reliabilitas menghasilkan nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,7 (Sekaran, 2003:205).

Hasil uji relaibilitas variable X1, X2, X3, Y dan Z dengan menggunakan

SPSS ver 15 for windows terlihat hasil seperti tabel sebagai berikut:

Tabel 3.8

Uji Reliabilitas variabel X1, X2, X3, Y dan Z

N=161

No Aspek Variabel Cronbach’s

Alpha

Nilai kritis/

Standard Reliabilitas

1 Kualifikasi Akademik 0,716

>0,6 Reliabel

2 Kompetensi 0,691

3 Motivasi 0,791

4 Komitmen 0,758

5 Kinerja Guru 0,679

6 Mutu Pembelajaran 0,663

(51)

F. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, perumusan hipotesis, dan jenis data yang dikumpulkan maka metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu (1) analisis deskriptif dan (2) analisis jalur (path).

1. Rancangan Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif, bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif digunakan untuk variabel yang bersifat kualitatif dan menggali perilaku penyebab tanpa membandingkan antar variabel. Dan menurut Sugiyono, (2006:144) analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya. Melalui analisis deskriptif, maka dapat diketahui:

a. Tanggapan responden terhadap kompetensi guru-guru Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta

b. Tanggapan responden terhadap motivasi guru-guru Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta

c. Tanggapan responden terhadap komitmen guru-guru Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta

(52)

e. Tanggapan responden terhadap mutu pembelajaran guru-guru Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta.

2. Analisis Verifikatif menggunakan Path Analysis

Analisis verifikatif, yang bertujuan untuk menguji nilai hipotesis suatu variabel. Melalui analisis ini dapat diketahui pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui:

a. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja guru b. Pengaruh motivasi terhadap kinerja guru. c. Pengaruh komitmen guru terhadap kinerja guru

d. Pengaruh kompetensi, motivasi, dan komitmen guru secara simultan terhadap kinerja guru

e. Pengaruh kinerja guru terhadap mutu pembelajaran.

Proses untuk menguji hipotesis di mana metode analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis jalur (path analysis). Dalam hal ini analisis jalur digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X1, X2, X3) terhadap Y baik

secara langsung maupun tidak langsung. Untuk memenuhi persyaratan digunakannya metode analisis jalur, maka sekurang-kurangnya data yang diperoleh adalah data interval. Oleh karena itu data variabel penelitian yang berskala nominal dan ordinal ditransformasikan ke dalam skala interval dengan methods of successive intervals, sebagai berikut:

(53)

2) Untuk setiap item dihitung frekuensi jawaban (f), beberapa responden yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5.

3) Tentukan proporsi (p) dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

4) Hitung proporsi kumulatif.

5) Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan menggunakan tabel Z.

6) Tentukan nilai skala (scale value) untuk setiap nilai Z dengan rumus:

Secara umum diagram jalur dalam penelitian ini dapat digambarkan berdasarkan proposisi hipotetik yang diajukan, sebagai berikut:

ε2 ε1

X3 X1

X2 Y Z

ρY

X1

ρYX3

ρYX2 ρZY

ρYX1X2X3

Gambar 3.1

(54)

Keterangan :

X1 = Kompetensi

X2 = Motovasi

X3 = Komitmen Guru

Y = Kinerja Guru Z = Mutu Pembelajaran ε = Epsilon

Gambar 3.1 di atas mengisyaratkan bahwa kompetensi, motivasi, komitmen guru berpengaruh terhadap kinerja guru serta kinerja guru berpengaruh terhadap mutu pembelajaran dan berdasarkan struktur variabel tersebut, terdapat faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara X1 (Kompetensi), X2 (Motivasi), X3 (Komitmen Guru), dan Y (Kinerja Guru) serta Z dengan ε, namun

dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan. Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan, terdapat hubungan antara variabel penelitian. Hipotesis tersebut digambarkan dalam sebuah paradigma seperti terlihat pada Gambar 3.2 berikut.

ε2 ε1

X3 X1

X2 Y Z

ρYX

1

ρYX3

ρYX2 ρZY

ρYX1X2X3

Gambar 3.2

(55)

Keterangan: X1: Kompetensi X2: Motivasi

X3: Komitmen Guru Y : Kinerja Guru Z : Mutu Pembelajaran

: Epsilon (Variabel lain)

Struktur hubungan di atas menunjukkan bahwa kompetensi, motivasi, dan komitmen guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru, serta kinerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran. Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara X1, X2, X3 dan Y seta Z yaitu variabel residu dan dilambangkan dengan  namun pada penelitian ini variabel tersebut tidak diperhatikan.

(56)

Menggambar struktur hipotesis

ε2 ε1

X3 X1

X2 Y Z

Gambar 3.3

Diagram Jalur Hipotesis I, II, III, IV dan V

(57)

ε2 ε1

X3 X1

X2 Y Z

Gambar 3.4

Diagram Jalur Struktur Hipotesis I, II, III, IV dan V

2) Menghitung matriks korelasi antar variabel bebas

3) Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis

Menghitung matriks invers korelasi

(58)

5) Hitung R2Y (X1, X2, X3) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1, X2, X3 terhadap Y dengan menggunakan rumus:

R2Y (X1, …, X3) =

6) Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel

Pengaruh X1 terhadap Y:

Pengaruh (X1) terhadap (Y)

Pengaruh langsung = PYX1 . PYX1

Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = PYX1 . rX1X2 . PYX2 Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = PYX1 . rX1X3 . PYX3+

Pengaruh total (X1) terhadap Y = ………

Pengaruh (X2) terhadap (Y)

Pengaruh langsung = PYX2 . PYX2

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.1) = PYX2 . rX2X1 . PYX1 Pengaruh tidak langsung melalui (X1.3) = PYX2 . rX2X3 . PYX3+

Pengaruh total (X2) terhadap Y = ………

Pengaruh (X3) terhadap (Y)

Pengaruh langsung = PYX3 . PYX3

Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = PYX3 . rX3X1 . PYX1 Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = PYX3 . rX3X2 . PYX2+

Pengaruh total (X3) terhadap Y = ………

7) Menghitung pengaruh variabel lain () dengan rumus sebagai berikut:

)

Keputusan penerimaan atau penolakan Ho Rumusan Hipotesis operasional:

Ho: PYX1 = PYX2 = PYX3 = 0

(59)

)

Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel distribusi F-Snedecor, apabila

FhitungFtabel, maka Ho ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada

pengujian secara individual, statistik yang digunakan adalah:

)

t mengikuti distribusi t-Student dengan derajat kebebasan n-k-1.

Struktur hubungan antara Y dan Z sama diuji melalui analisis jalur dengan hipótesis berbunyi kinerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran.

1) Menghitung matriks korelasi antar variabel bebas

2) Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis

Menghitung matriks invers korelasi

(60)

3) Menghitung semua koefisien jalur melalui rumus

4) Hitung R2Y (Y1, Y2, Y3) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total Y1, Y2, Y3 terhadap Y dengan menggunakan rumus:

R2Y (Y1, …, Y5) =

5) Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel

Pengaruh Y1 terhadap Z:

Pengaruh (Y1.1) terhadap (Z)

Pengaruh langsung = PZY1.1 . PZY1.1

Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.2) = PZY1.1 . rY1Y1.2 . PZY1.2 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.3) = PZY1.1 . rY1Y1.3 . PZY1.3 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.4) = PZY1.1 . rY1Y1.4 . PZY1.4 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.5) = PZY1.1 . rY1Y1.5 .PZY1.5+

Pengaruh total (Y1) terhadap Z = ………

Pengaruh (Y1.2) terhadap (Z)

Pengaruh langsung = PZY1.2 . PZY1.2

Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.1) = PZY1.2 . rY2Y1.1 . PZY1.1 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.3) = PZY1.2 . rY2Y1.3 . PZY1.3 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.4) = PZY1.2 . rY2Y1.4 . PZY1.4 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.5) = PZY1.2 . rY2Y1.5 . PZY1.5+

Pengaruh total (Y1.2) terhadap Z = ………

Pengaruh (Y1.3) terhadap (Z)

Pengaruh langsung = PZY1.3 . PZY1.3

Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.1) = PZY1.3 . rY3Y1.1 . PZY1.1 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.2) = PZY1.3 . rY3Y1.2 . PZY1.2 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.4) = PZY1.3 . rY3Y1.4 . PZY1.4 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.5) = PZY1.3 . rY3Y1.5 . PZY1.5+

(61)

Pengaruh (Y1.4) terhadap (Z)

Pengaruh langsung = PZY1.4 . PZY1.4

Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.1) = PZY1.4 . rY4Y1.1 . PZY1.1 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.2) = PZY1.4 . rY4Y1.2 . PZY1.2 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.3) = PZY1.4 . rY4Y1.3 . PZY1.3 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.5) = PZY1.4 . rY4Y1.5 . PZY1.5+

Pengaruh total (Y1.4) terhadap Z = ………

Pengaruh (Y1.5) terhadap (Z)

Pengaruh langsung = PZY1.5 . PZY1.5

Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.1) = PZY1.5 . rY5Y1.1 . PZY1.1 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.2) = PZY1.5 . rY5Y1.2 . PZY1.2 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.3) = PZY1.5 . rY5Y1.4 . PZY1.3 Pengaruh tidak langsung melalui (Y1.4) = PZY1.5 . rY5Y1.4 . PZY1.4+

Pengaruh total (Y1.5) terhadap Z = ………

6) Menghitung pengaruh variabel lain () dengan rumus sebagai berikut:

)

Keputusan penerimaan atau penolakan Ho Rumusan Hipotesis operasional:

Ho: PZY1.1 = PZY1.2 = PZY1.3 = PZY1.4 = PZY1.5= 0

Hi: sekurang-kurangnya ada sebuah PPZYi  0, i = 1, 2, 3 dan 4 Statistik uji yang digunakan adalah:

)

Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel distribusi F-Snedecor, apabila

(62)

223

Abdul Majid, 2013

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Semua variabel, yaitu kompetensi, motivasi, komitmen, kinerja guru dan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta berada pada kategori tinggi.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kompetensi guru terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kompetensi guru maka akan semakin baik kinerja guru tersebut.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi guru terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik motivasi guru maka akan semakin baik kinerja guru tersebut. 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan komitmen guru terhadap kinerja

(63)

Abdul Majid, 2013

5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kompetensi, motivasi dan komitmen guru secara bersama-sama atau secara simultan terhadap kinerja guru.

6. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kinerja guru terhadap mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja guru maka mutu pembelajaran pun akan meningkat.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka penelitian memiliki implikasi sebagai berikut:

(64)

Abdul Majid, 2013

2. Hasil penelitian selanjutnya menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru, memiliki implikasi bahwa agar kinerja guru meningkat maka perlu diperhatikan motivasi guru agar lebih ditingkatkan lagi.

3. Hasil penelitian menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan komitmen guru terhadap kinerja guru. Hal ini mengandung implikasi bahwa untuk meningkatkan kinerja guru dilakukan salah satunya dengan peningkatan komitmen guru, tetapi perlu diperhatikan juga aspek kemampuan mengajar yang dimiliki oleh seorang guru. Kemampuan mengajar seorang guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui delapan keterampilan mengajar (teaching skills).

4. Kombinasi pengembangan kompetensi, motivasi dan komitmen guru secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Dengan demikian ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kinerja guru Madrasah Aliyah Kotamadya Yogyakarta.

5. Hasil penelitian selanjutnya mengemukakan bahwa kinerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran. Hal tersebut berimplikasi bahwa agar mutu pembelajaran meningkat maka perlu memperhatikan kinerja guru tersebut.

(65)

Abdul Majid, 2013

Mengacu kepada kesimpulan hasil penelitian ini maka penulis menyampaikan beberapa saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Madrasah Aliyah

a. Kepala Madrasah Aliyah se-Kotamadya Yogyakarta perlu berupaya mendorong dan meningkatkan kompetensi guru, baik secara individual maupun kelembagaan melalui berbagai kegiatan seperti; pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan riset lainnya, pelatihan penulisan karya ilmiah, pelatihan pengembangan pembelajaran berbasis IT, training ESQ dan pembinaan keagamaan, out bond, reward and punishment, diklat etik profesi guru, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). b. Kepala Madrasah Aliyah se-Kotamadya Yogyakarta perlu berupaya

mendorong dan meningkatkan motivasi dan komitmen guru melalui berbagai kegiatan seperti; training ESQ, pembinaan keagamaan, training motivasi diri, out bond, serta reward and punishment.

c. Kepala Madrasah Aliyah se-Kotamadya Yogyakarta hendaknya dapat meningkatkan kinerja guru dengan memberikan berbagai pelatihan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru Madrasah tersebut. Selain daripada itu, untuk meningkatkan kinerja maka dimensi kuantitas kerja guru perlu ditingkatkan lagi melalui berbagai bimbingan dan pengawasan dari pihak madrasah.

(66)

Abdul Majid, 2013

Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa kompetensi, motivasi dan komitmen guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dan implikasinya terhadap mutu pembelajaran, sehingga guru perlu secara terus-menerus dan berkelanjutan mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan; a) teaching clinic, b) workshop penyusunan perangkat pembelajaran, penyusunan media pembelajaran, dan model pembelajaran, c) penelitian tindakan kelas. Program atau kegiatan ini bisa dilakukan melalui; a) studi lanjut, b) pelatihan, c) seminar, d) MGMP, e) lokakarya dan symposium.

3. Bagi penelitian selanjutnya

a. Mengingat kinerja guru sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh kompetensi, motivasi dan komitmen guru, maka perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang meneliti pengaruh variabel lain terhadap kinerja guru seperti misalnya pemberian kompensasi, efisiensi organisasi, kebijakan organisasi, kepemimpinan, kondisi sosial, komunikasi.

b. Mengingat variabel mutu pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja guru, maka perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang meneliti tentang pengaruh variabel lain terhadap mutu pembelajaran seperti fasilitas, iklim organisasi, sikap siswa dan motivasi belajar.

(67)

Abdul Majid, 2013

(68)

228

Abdul Majid, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Achwarin, N.A. (2009). “The Study of Teacher Competence of Teachers At Schools In The Three Southern Provinces of Thailand”. AU Journal Assumption University of Thailand. 1, (1).

Ahmad, RK. (2009). “Relation of Leadership, Teachers Commitment, Teachers

Competency, Best Practices to School Effectiveness”. Tersedia:

http://www.academica.edu/528152 (4 Maret 2013).

Ainsworth, M. (2002). Managing Performance Managing People. Jakarta: Buana Ilmu Populer.

Akuoko, KO. (2012). “Motivation and Performance of Teachers in Selected Second Cycle Institutions in the Ejisu-Juaben Municipality, Ashanti Region, Ghana”. International Journal of Business and Management Tomorow. 2, (9), 1-10.

Allen, N.J. dan Meyer, J.P. (2003). Commitment in the Workplace: Theory, Research, and Application. Thousand Oaks, CA.: Sage Publishing, Inc. Amstrong dan Baron. (2005). Social Intelligence. Harvard University Press. Arikunto, S. (2005). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan.

Kejuruan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arlina, P. (2008). Pengaruh Komitmen Guru dan Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Di Kota Sawahlunto. Thesis, Program Pascasarjana tidak diterbitkan.

Asropi (2007). “Membangun Key Performance Indicator Lembaga Pelayanan Publik”. Manajemen Pembangunan. I, (57), 1-6.

Azra, A. (2002). “Pendidikan Multikultural: Membangun Kembali Indonesia Bhineka Tunggal Ika”. Makalah Disampaikan dalam Symposium Internasional Antropologi Indonesia ke-3. Denpasar: Kajian Budaya UNUD.

Bacal, R.(2005). Performance Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Bernardin dan Russel. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Diterjemahkan

Gambar

Gambar 1.1. Jumlah Guru berdasarkan Status Kepegawaian
Gambar 1.2 Kualifikasi Pendidikan Guru.
Gambar 1.3.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model Pembentukan Karakter Disiplin Ramah Anak yang diterapkan di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta yaitu; 1 Pembiasaan kepada peserta didik dengan melaksanakan kegiatan yang baik

Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan kurkumin- MSN khususnya terhadap jumlah sel total dan diameter pulau langerhans

Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah (Depkes, 2008). Berdasarkan observasi sebelum penelitian pada tangal 15 Maret 2009 yang dilakukan di RSUD Kabupaten

Jika permohonan Penjualan kembali Unit Penyertaan yang telah dipenuhi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak, Prospektus dan Formulir

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP/MTs dan kemampuan pemahaman

Berdasarkan hasil uji simultan bahwa variabel bebas yang meliputi kepuasan yaitu Bentuk Fisik, Kehandalan , Daya Tanggap , Jaminan, Empati secara bersama sama mempunyai

Kualitas hidup terkait kesehatan pasien KSSLGFG yang diukur dengan instrumen kuesioner EQ5D menunjukkan bahwa skor pada kelompok interdisiplin (6,67 [+0,67]) memang berbeda

 Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan dengan data historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan bergerak relatif lebih baik terhadap