MANAJEMEN SISTEM PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
TENAGA DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN (Studi Kasus Pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung, Tahun 2001-2002)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
to
Oleh: H.MULYANA
NIM 989568
'A/n . * v <>>
D O
PROGRAM PASCASARJANA
UMVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Disetujui Untuk Dan Disahkan Oleh Pembimbing Tesis
PEMBIMBING I,
PROF. DR. H. DJAM'AN SATORI, MA.
PEMBIMBING II,
Abstrak
MANAJEMEN SISTEM PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
TENAGA DOSEN AKADEMIKEPERAWATAN
(Studi Kasus Pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung, Tahun 2001-2002)
Dalam upaya pengembangan professional tenaga pengajar perguruan
tinggi, direncanakan sejumlah program kegiatan pengelolaan dan pengembangan
tenaga pengajar (dosen), baik melalui pelatihan (tugas belajar atau studi lanjut)
maupun dalam jabatan (penataran, pertemuan ilmiah dll).
Disamping
pengembangan profesi secara pribadi melalui bacaan yang relevan, motivasi mengembangkan diri, sikap ilmiah atau mengembangkan mutu tenaga akademik yang dapat secara langsung meningkatkan pendidikan tinggi.
Fokus penelitian ini adalah mengetahui bagaimana manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen Akademi Keperawatan pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen Akademi Keperawatan pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung. Untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam terhadap substansi masalah yang dikaji tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengamatan (observasi), kuisioner, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Sumber data pada penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer antara lain
situasi
dan
kondisi
lingkungan,
kegiatan
proses
belajar
mengajar,
karyawan/pengelola, peserta didik (mahasiswa) serta tenaga dosen Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung. Sedangkan sumber data sekunder antara lain dokumen-dokumen resmi Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung sepertiRIP (rencana induk pengembangan).
Hasil analisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif terhadap
fenomena di lapangan melahirkan beberapa kesimpulan. Pertama, Faktor-faktor internal dan ekstemal di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung sangat menunjang bagi pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia
(tenaga dosen), serta didukung situasi dan kondisi lingkungan merupakan kunci
manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung dapat dijadikan untuk mengatasi permasalahan yang ada, baik berupa kelemahan-kelemahan maupun ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar lembaga tersebut.
Keempat, Pola manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan
profesional tenaga dosen Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung, cukup efektif. Hal tersebut ditunjang dengan sistem dan sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi yang baik. Selain itu juga memperoleh dukungan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan serta fasilitas dan sarana yang memadai. Namun demikian hal ini tidak optimal, apabila tidak dimanfaatkan sepenuhnya oleh tenaga dosen tetap baik untuk pengembangan dirinya maupun untuk lembaga Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung. Mengenai implikasinya adalah tujuan dari pengelolaan serta pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan melalui proses belajar dan mengajar yang profesional, efektif dan
efisien dapat tercapai dengan baik.
Namun demikian apabila hal tersebut tidak dilaksanakan secara
profesional dan proporsional baik untuk sistem maupun untuk sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga dosen, secara berkesinambungan dan terus menerus dilaksanakan secara terencana dan sistematis akan berdampak negatif secara khusus bagi pengelolaan dan pengembangan tenaga dosen tetap, dan secara umum akan menurunkan performance dari Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, tidak mempunyai kepercayaan lagi dari masyarakat atau lembaga
lainnya sebagai stakeholders.
Berdasarkan kesimpulan serta implikasi di atas diajukan rekomendasi
sebagai berikut: Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia (tenaga dosen) diperlukan adanya optimalisasi terhadap potensi yang ada baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Selain itu diperlukan peningkatan kemampuan pengelola melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, sistematis dan terpadu.
Strategi pengembangan diperlukan inovasi tiada henti, terhadap pola serta sistem, sehingga pengembangan tersebut tidak membuat jenuh. Selain itu
ditunjang dengan teknologi yang modern sebagai fasilitas, seperti halnya
komputerisasi atau teknologi canggih.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK i KATAPENGANTAR iii UCAPANTERIMAKASrH iv DAFTARISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPERAN xi
BABI PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Permasalahan Penelitian 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 12
D. Kerangka Penelitian 14
E. Sistematika Penulisan Tesis 16
BABII TINJAUANPUSTAKA 17
A. Konsep Administrasi Pendidikan 17
1. Pengertian Administrasi Pendidikan 17
2. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan 20
B. Konsep Pengelolaan SDM (tenaga dosen) 21
1. Perencanaan 22
2. Rekruitmen dan Seleksi SDM (tenaga dosen) 24
3. Pembinaan atau Pengembangan SDM (tenaga dosen) 27
a. Konsep pengembangan SDM (tenaga dosen) 29
b. Definisi Pengembangan Dosen 30
c. Tujuan Pengembangan Dosen 32
d. Proses Pengembangan Dosen 33
C. Tugas-Tugas Pokok Dosen 35
D. Konsep Mutu Dalam Pendidikan 41
E. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan 46
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 48
A. Metode Penelitian 48
B. Lokasi Penelitian 51
C. Subjek Penelitian 51
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 52
E. Pelaksanaan Penelitian 54
F. Analisa Data Penelitian 55
G. Validasi Data Penelitian 57
BABIV TEMUAN DANPEMBAHASAN 60
A. TEMUAN PENELITIAN 60
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 60
a. Sejarah Akper Bhakti Kencana Bandung 60 b. Visi, Misi dan Tujuan Akper Bhakti Kencana Bandung 61
c. Susunan dan Tugas Organisasi Akper Bhakti Kencana
Bandung 62
d. Situasi dan Kondisi Akper Bhakti Kencana Bandung.... 67
2. Pengelolaan SDM (Tenaga Dosen) Akper Bhakti Kencana
Bandung 69
a. Pola Perencanaan Tenaga Dosen Akper Bhakti Kencana
Bandung 70
b. Pola Rekruitment dan Seleksi Tenaga Dosen Akper
Bhakti Kencana Bandung 72
c. Pola Pembinaan atau Pengembangan Tenaga Dosen
Akper Bhakti Kencana Bandung 76
d. Pola Penilaian Tenaga Dosen Akper Bhakti Kencana
Bandung 77
e. Pola Pelaksanaan Kompensasi Tenaga Dosen Akper
Bhakti Kencana Bandung 79
3. Pelaksanaan Pengembangan Kemampuan Profesional Tenaga Dosen Akper Bhakti Kencana Bandung 80 a. Kebijakan-Kebijakan Program pengembangan Tenaga
Dosen Akper Bhakti Kencana Bandung 80 b. Bentuk-Bentuk Pengembangan Tenaga Dosen Akper
Bhakti Kencana Bandung 82
c. Upaya Peningkatan Pelaksanaan Pengembangan Tenaga Dosen Akper Bhakti Kencana Bandung 87
B. PEMBAHASAN 89
1. Pembahasan Dengan Analisis SWOT tentang Pengelolaan SDM (Tenaga Dosen) di Akademi Keperawatan (Akper)
Bhakti Kencana Bandung 89
2. Pembahasan Dengan Analisis SWOT tentang Pengembangan Kemampuan Profesional Tenaga Dosen Akper Bhakti
Kencana Bandung 92
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 96
A. Kesimpulan 96
B. Implikasi 97
C. Rekomendasi 98
DAFTARPUSTAKA 100
LAMPIRAN-LAMPIRAN 103
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Tenaga Administrasi Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung 68
2. Daftar Dosen Tetap dan Dosen Tidak Tetap Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pengelolaan dan Pengembangan
Kemampuan Profesional Tenaga Dosen Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung 15
2 Struktur Organisasi Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
DAFTAR LAMPERAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keterangan Penelitian 104
2. Daftar Riwayat Hidup Penulis 105
3. Kisi-Kisi Penelitian 106
4. Instrumen Penelitian 108
5. SuratKeputusan YayasanBhakti Kencana Bandung 120
6. Surat Keputusan Departemen Kesehatan RI tentang Pendirian AKPER
Bhakti Kencana Bandung 123
7. Daftar sarana dan fasilitas Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung 125
8. Photo-Photo Tentang Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung 133
10. Denah Lokasi Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung. 136
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi era tinggal landas, maka pendidikan merupakan
alternatif strategis dalam usaha pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
membangun masyarakat seluruhnya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
pendidikan sebagai upaya dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia
yang dibutuhkan dalam pembangunan tersebut. Salah satu penyelenggara
pendidikan diantaranya perguruan tinggi, dengan demikian perguruan tinggi
diperlukan tenaga-tenaga profesional dalam optimalisasi potensi tersebut. Seorang
ahli (Kerr, 1982) menggambarkan perguruan tinggi sebagai institut yang di
dalamnya terdiri dari masyarakat ilmuan, masyarakat humanis, masyarakat
profesional, masyarakat personal non akademik dan masyarakat administrator.
Berbagai ragam kegiatan terdapat didalamnya mulai dari kegiatan pengajaran,
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan pengembangan,
memperluas kesadaran nasional dan internasional sampai kepada pengabdian dan
pelayanan sosial kemasyarakatan.
Sejalan dengan hal diatas dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 30
tahun 1990 yang mengatakan bahwa perguruan tinggi menyelenggarakan
pendidikan tinggi, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Ditegaskan
juga bahwa pendidikan tinggiadalah:
mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan atau kesenian.
2. Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan.
Perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perwujudan dinamika masyarakat harus
memberikan sumbangan yang berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional.
Menurut Sonhaji (1990) mengemukakan bahwa : penerapan perguruan tinggi
dalam pembangunan nasional sekurang-kurangnya dapat dilihat dari tiga sudut
yakni:
Pertama, sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu merancang, mendorong dan mempelopori perubahan dalam berbagai aspeknya menuju masyarakat modern; kedua, pencipta dan pendukung
ide-ide baru yang selalu hidup; ketiga, pemberi sumbangan bagi kemajuan
intelektual dan sosial di masyarakat. (Sonhaji, 1990)
Dalam mewujudkan cita-cita pembangunan pendidikan salah satunya
dengan pengembangan professional tenaga pengajar (dosen), sehingga mampu
mempersiapkan peserta didik menjadi manusia pembangunan yang sanggup
menghadapi tantangan dan tuntutan yang diperlukan dalam pembangunan diri dan
masyarakat.
Ahmad Sanusi, (1990) mengemukakan bahwa pengembangan profesional
atau profesional tenaga pengajar akademik diperguruan tinggi merujuk pada
proses peningkatan kualitas maupun kemampuan para anggota profesi dalam
mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung merupakan
salah satu perguruan tinggi swasta yang ikut berperan aktif dalam menunjang
program pemerintah meningkatkan sumber daya manusia melalui program
pendidikan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung berpedoman pada Rencana
Induk Pengembangan (RIP), yang disusun setiap lima tahun sekali. Salah satu
yang melekat pada RIP tersebut adalah pilihan tema yang merupakan tekad
AKPER Bhakti Kencana Bandung dalam menghadapi tantangan, tuntunan
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tema pokok RIP
AKPER Bhakti Kencana Bandung adalah "Membina dan Mengembangkan
Mutu".
Pengembangan mutu ini antara lain ditempuh melalui pengembangan dan
peningkatan mutu para pengajarnya. Hal ini dapat dimengerti karena tenaga
pengajar merupakan "the man behind the system/program" dan "faktor kunci"
yang turut menentukan keberhasilan pendidikan dimana tenaga pengajar tersebut
mengabdikan diri. Mengenai hal ini, Oteng Sutisna mengemukakan :
Kualitas program pendidikan bergantung tidak saja pada konsep-konsep
program yang cerdas, tapi juga pada personil pengajar yang mempunyai kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tanpa personil yang cakap dan efektif program pendidikan yang dibangun di atas konsep-konsep yang cerdas serta dirancang dengan teliti pun tidak dapat berhasil (Oteng
Sutisna, 1987 : 109).
Dengan demikian dapat dilihat baik program atau perencanaan maupun
orang yang melaksanakannya (dalam hal ini tenaga pengajar) merupakan hal yang
Perencanaan merupakan langkah awal dan mendasar dalam rangka
mencapai suatu tujuan dengan lebih baik. Hal ini disebabkan perencanaan pada
dasarnya merupakan usaha untuk menemukan dan mensistematisasikan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu supaya lebih efektif
dan efesien.
Pengembangan sumber daya manusia juga perlu direncanakan dengan
seksama. Dengan tetap memperhatikan faktor kemanusiaan sehingga sumber daya
manusia itu dapat memberikan konstribusi yang cukup berarti bagi tercapainya
tujuan suatu lembaga dimana manusia tersebut mengabdikan diri.
Salah satu model proses pengembangan sumber daya manusia
dikemukakan oleh Castetter mengikuti tahap perencanaan dengan cara merancang
perencanaan makro (design macroplans), mengorganisasikan dengan cara
mengembangkan perencanaan mikro (develop microplans), mengoperasikan
dengan cara mengimplementasikan rencana-rencana tersebut, mengevaluasi
dengan cara melihat hasil perencanaan yang dibuatnya untuk kemudian dijadikan
bahan masukan atau umpan balik bagi perbaikan perencanaan maupun
penyusunan rencana selanjutnya (replan). Dengan demikian perencanaan
merupakan proses yang berlangsung terus-menerus yang mengkaitkan manusia
dan aspirasinya dengan mempertimbangkan kenyataan adanya keterbatasan dalam
sumber daya dan dana. Oleh karena itu diperlukan peraturan administrasi personil
yang mendukung terlaksananya perencanaan pengembangan sumber daya
Administrasi personil perguruan tinggi seperti yang dikemukakan oleh
Furtunato dalam bukunya "Personnel Administration in Higher Education
mempunyai tujuan sebagai berikut:
"Our goal is to enable administrators and practicions to (1) develop and
implement prudent personnel policies and procedures (2) increase costs and (3) deal effectively with problems steming from the current economic strain as well as with future chelenges and demands" (Furtunato, 1981 :
ix).
Dengan demikian pembahasan administrasi personil perguruan tinggi
meliputi tiga hal pokok yaitu hal-hal yang berhubungan dengan posisi atau
jabatan, manusia dan proses administrasi personil perguruan tinggi. Selain itu,
Castetter dalam bukunya "The Personnel Function in Educational Administration"
membahas fungsi personil adalah planning atau perencanaan, recruitment atau
penarikan, seleksi, induksi, appraisal atau penilaian, pembinaan dan
pengembangan, kompensasi, kesepakatan bersama, rasa aman, kesinambungan
dan informasi.
Dalam membahas mengenai pengembangan profesi atau profesionalisasi
tenaga pengajar di perguruan tinggi terlebih dahulu perlu diketahui mengenai
pengertian istilah tersebut. Istilah profesionalisasi merujuk pada proses
peningkatan kualitas maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai
kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi
(Achmad Sanusi, 1991 : 20). Perumusan lain mengenai profesionalisasi ialah
suatu proses perubahan dalam status pekerjaan dari yang non profesi atau semi
profesionalisasi merupakan suatu proses dinamis yang terus menerus berkembang
ke arah pencapaian kriteria profesi yang ideal.
Adapun ciri utama atau karakteristik suatu profesi berdasarkan hasil studi
pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan adalah fungsi
dan signifikasi sosial, keterampilan atau keahlian, perolehan keterampilan dengan
menggunakan metode ilmiah, batang tubuh ilmu masa pendidikan, aplikasi dan
sosialisasi nilai-nilai profesional, kode etik, kebebasan untuk memberi judgement,
tanggung jawab profesional dan otonomi, pengakuan dan imbalan yang layak
(Achmad Sanusi, 1991 : 20).
Profesionalisasi diperlukan dalam pendidikan karena manusia pada
hakekatnya memiliki potensi dan kebutuhan untuk mengembangkan dan
merealisasikan diri. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan
masyarakat yang demikian pesat menuntut tenaga kependidikan untuk
melaksanakan tugas pekerjaannnya secara profesional, sehingga sanggup
mempersiapkan peserta didik menjadi manusia pembangunan yang sanggup
menghadapi tantangan dan tuntunan yang diperlukan dalam pembangunan dirinya
maupun masyarakat.
Sehubungan dengan pengembangan profesional tenaga pengajar, maka
diperlukan suatu kriteria standar yang dijadikan ukuran. Adapun standar unjuk
kerja (performance) tenaga pengajar secara konseptual dan umum mencakup
aspek kemampuan profesional, kemampuan sosial dan kemampuan pribadi
tersebut secara khusus dijabarkan oleh P3G ke dalam 10 kompetensi atau
kemampuan dasar guru (dosen) , sebagai berikut:
(1). Menguasai ilmu.
(2). Mengelola program belajar mengajar. (3). Mengelola kelas.
(4). Menggunakan media/sumber (5). Menguasai landasan kependidikan. (6). Mengelola interaksi belajar mengajar. (7). Menilai prestasi siswa.
(8). Mengenai fungsi dan program layanan BP.
(9). Mengenai dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
(10). Memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan untuk keperluan pengajaran.
Adapun unsur yang membentuk kompetensi pengajar (sikap-sikap yang
mendasari dalam kemampuan penguasaan bahan pengajaran, profesi, proses dan
penyesuaian itu berpadu dan bermuara dalam tingkah laku nyata dalam kegiatan
belajar mengajar (Rochman, 1981 : 13).
Performance instruksional tenaga pengajar perguruan tinggi selain
berkaitan dengan kompetensi mengajar, juga sabagai perwujudan pengembangan
profesional tenaga pengajar dalam menjalankan tugas pokoknya yaitu pendidikan
dan pengajaran.
Dalam upaya pengembangan profesional tenaga pengajar perguruan tinggi,
direncanakan sejumlah program kegiatan pengembangan tenaga pengajar tersebut,
baik melalui latihan pra jabatan (tugas belajar atau studi lanjut) maupun dalam
jabatan (penataran, pertemuan ilmiah dll). Disamping pengembangan profesi
secara pribadi melalui bacaan yang relevan, motivasi mengembangkan diri, sikap
ilmiah atau mengembangkan mutu tenaga akademik yang dapat secara langsung
T , \\
Penelitian ini mencoba mendeskripsikan sekaligus n[jenga^^is^*i *SI jj
pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosett^Aj&d^rmpj^
Keperawatan di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung,
dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Hal ini dimaksudkan sebagai
langkah untuk menemukan dan mensistematiskan aktivitas yang akan dilakukan
dengan sumber daya yang optimal dan hasil yang maksimal.
B. Permasalahan 1. Identiflkasi Masalah
Sehubungan peningkatan mutu melalui pengelolaan dan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung, maka terlebih dahulu perlu ditinjau isu-isu permasalahan
mengenai dasar kebijakan pengembangan tenaga pengajar lima tahun yang lalu
(1997-2002), termasuk peraturan-peraturan administrasi personil tenaga dosen
yang berkaitan dengan pengembangan profesional.
Berdasarkan pengalaman penulis sejak tahun 1994 sebagai pengurus
Yayasan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (PPKM) "Bhakti
Kencana" sebagai penyelenggara Program D III KeKeperawatanan Akper Bhakti
Kencana Bandung, bergaul dengan mahasiswa, tenaga pengajar, tenaga
administrasi dan unsur pimpinan Akper Bhakti Kencana Bandung, beberapa isu
permasalahan dirumuskan sebagai berikut:
Dari pihak mahasiswa, terdengar keluhan dan keraguan akan penguasaan
(25-35 tahun); terlalu sibuknya dosen senior sehingga kurang atautidak ada waktu
untuk memberikan bimbingan belajar kepada mahasiswa, mengajar dengan
tergesa-gesa dan lebih cepat dari yang seharusnya karena harus mengajar atau
bekerja ditempat lain; juga adanya keluhan mengenai dosen yang mengajarkan
materi tidak sesuai dengan deskripsi mata kuliah dalam silabus, menyajikan
pelajaran yang kurang jelas, kurang sistematis dan membosankan serta
ketidakpuasan sehubungan denganevaluasi hasil belajarmahasiswa.
Dari pihak tenaga dosen sendiri, yang dapat dikelompokkan atas dosen
tetap dan honorer, dosen senior dan junior/baru terdapat beberapa isu
permasalahan sebagai berikut : Dosen tetap sering mengungkapkan tidak punya
waktu atau kehabisan waktu karena beban kerja yang terlalu sarat sehingga tidak
sempat melakukan kegiatan untuk pengembangan diri, mengajar mata kuliahyang
tidak sesuai dengan pendidikannya. Kekurangjelasan mengenai peraturan dan
kesempatan mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan ilmiah dan studi
lanjut atau tugas belajar. Dosen honorer juga kadang mengungkapkan kesulitan
membagi waktu di antara tugas-tugas Iainnya sehingga tidak dapat mengajar
sesuai dengan waktu yang seharusnya dan tidak ada waktu untuk memberikan
bimbingan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mata kuhah yang
diajarkannya. Adanya kekhawatiran pada beberapa dosen senior mengenai digeser
kedudukannya oleh dosen junior yang energik dan potensial. Dosen junior dan
baru kadang mengalami kebingungan dalam usaha menyesuaikan diri dengan
kebiasaan dan kegiatan belajar mengajar, serta kurang mengetahui dan segan
l«-„.-i t\S pr. f/l/
atau induksi yang direncanakan secara khusus. Juga adanya keluhan y^a^sei**^***'"* '
terdengar bahwa kemampuan dasar mahasiswa untuk belajar (berfikir kritis^
kreatif) dari tahun ke tahun semakin berkurang.
Dari pihak pimpinan sering mengalami kesulitan untuk merekrut atau
menarik tenaga dosen tetap yang tepat (potensial dan berkualitas) yang sangat
dibutuhkan.. Sejak tahun 1997, maka dimulailah usaha-usaha merekrut tenaga
dosen tetap. Usaha tersebut antara lain dengan mengidentifikasikan ratio dosen,
mahasiswa, beban kerja tenaga dosen tetap dan honorer, perbaikan sistem intensif
imbalan. Dengan direkrutnya tenaga dosen tetap yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta kebijakan yayasan, memungkinkan dimulainya usaha untuk
peningkatan kualitas dan pengembangan tenaga dosen tetap secara bertahap dan
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan.
2. Perumusan Masalah
Dengan melihat isu permasalahan seperti yang dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah pokok yang akan menjadi fokus dan pembahasan
dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen sistem pengelolaan
pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas
pendidikan tinggi.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian ini
11
1. Bagaimana visi, misi, tujuan dan strategi Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung dalam kaitannya pengelolaan dan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen ?
2. Bagaimana pengelolaan tenaga dosen tetap di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?, dengan rinciannya antara lain :
a. Bagaimana perencanaan tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung ?
b. Bagaimana pola rekruitmen dan seleksi tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?
c. Bagaimana pola pembinaan dan pengembangan tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?
d. Bagaimana pola penilaian performansi tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?
e. Bagaimana pola kompensasi yang diberikan terhadap tenaga dosen di
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?
3. Bagaimana kebijakanpengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?
4. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam
melaksanakan pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan
profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung, dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan tinggi ditinjau
dari sudut konsep manajemen sumber daya manusia.
Sedangkan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan teori administrasi pendidikan, khususnya manajemen sumber
daya manusia (tenaga dosen).
b. Memperoleh gambaran tentang visi, misi, tujuan dan strategi dalam
pengelolaan dan pengembangan kemampuan tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.
c. Mengetahui pengelolaan tenaga dosen tetap di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung.
d. Mengetahui Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamanyang dihadapi dalam
melaksanakan pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.
2. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan
13
pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di
perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhandan kenyataan saat ini.
Secara praktis manfaat penelitian ini, sebagai berikut:
a. Bagi Pimpinan Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung
sebagai masukan dalam rangka penyusunan program pengelolaan dan strategi
pengembangan tenaga pengajarnya.
b. Bagi Tenaga dosen mendapatkan informasi mengenai pengembangan
profesionalnya dan mendapat umpan balik mengenai orientasi profesional dan
unjuk kerja instruksional sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan
diri lebih tinggi.
c. Bagi Mahasiswa secara tidak langsung akibat peningkatan orientasi
professional dan performansi instruksional tenaga pengajarnya akan
mendapatkan layanan dan bimbingan dalam proses belajar mengajar yang
lebih baik sehingga memacu perkembangan belajarnya.
d. Bagi pengelola Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung
maupun yayasan mendapatkan masukan mengenai pengelolaan tenaga
pengajar yang berkualitas dan profesional sehingga dapat memberikan
konstribusi yang cukup berarti untuk mencapai tujuan lembaga dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
14
D. Kerangka Penelitian
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung sebagai
lembaga pendidikan tinggi dalam upaya melaksakan tugasnya tentu mempunyai
visi, misi, serta tujuan. Untuk mencapai hal tersebut di buat strategi organisasi
diberbagai bidang, salah sarunya di bidang manajemen (pengelolaan) sumber daya
manusia sebagai penggerak roda lembaga tersebut. Di dalam pengelolaan sumber
daya manusia tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor eksternal
maupun faktor internal.
Manajemen sumber daya manusia dalam konteks pengembangan, secara
khusus tenaga dosen dalam penyelenggaraan pendidikan haruslah mampu
mencapai tujuan-tujuannya secara efektif dan efisien. Mengingat hal tersebut,
maka diperlukan upaya pengelolaan yang sistematis dan terpadu mulai dari
perencanaan, rekruitmen dan seleksi, pembinaan atau pengembangan, penilaian
dan kompensasi, sehingga dapat tercipta tenaga pengajar yang berkualitas, yang
mampu melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Menurut konsep Pieter
F. Drucker seorang pakar manajemen, efektivitas dan efisiensi tersebut
mengandung pengertian melaksanakan pekerjaan dengan benar serta
melaksanakan pekerjaan yang benar.
Dengan demikian profesionalisme tenaga dosen dapat memberikan umpan
balik yang positif secara khusus bagi Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung serta secara umum bagi peningkatan kualitas pendidikan
15
Untuk melihat kajian pengelolaan serta aspek-aspek pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung di atas dapat digambarkan dalam kerangka penelitian sebagai
berikut: FAKTOR EKSTERNAL Secara Individu AKPER BHAKTI KENCANA
I
VISI MISI TUJUANI
STRATEGI LEMBAGA MANAJEMEN SDM 1. Perencanaan 2. Rekruitment &Seleksi 3. Pembinaan 4. Penilaian 5. Kompensasi
I
PENGEMBANGAN KEMAMPUANPROFESIONAL TENAGA DOSEN
DOSEN YANG
PROFESIONAL DALAM MELAKSANAKAN
TUGASNYA
Gambar 1. Kerangka Penelitian/Berpikir
FAKTOR
INTERNAL
[image:24.595.65.473.200.665.2]16
£. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan
tesis ini disajikan dalam 5 bab, yaitu sebagai
berikut:
Bab I : Pendahuluan, berisi pembahasan mengenai latar belakang,
permasalahan (identifikasi dan perumusan masalah), tujuan dan manfaat
penelitian, kerangka penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan pustaka, berisi pembahasan mengenai beberapa teori
serta konsep yang relevan dan menunjang penelitian tesis ini dan hasil penelitian
terdahulu.
Bab III : Prosedur Penelitian, berisi pembahasan mengenai metode
penelitian yang digunakan, data yang diperlukan, populasi dan ampel, sumber
dan teknik pengumpulan data, tahap pelaksanaan penelitian dan pedoman
pengolahan data.
Bab IV : Hasil penelitian, berisi deskripsi hasil penelitian dan pembahasan
mengenai
pokok
permasalahan,
yakni
pengelolaan
dan
pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung
Bab V : Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi, berisi kesimpulan yang
bersifat umum dan khusus yang disajikan menurut pokok permasalahan, implikasi
kemudian direkomendasikan sesuai dengan permasalahan yang timbul selama
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data
secara mendalam tentang manajemen sistem pengelolaan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung.
Sebagai kegiatan ilmiah, penelitian ini terlebih dahulu harus ditentukan
metodenya. Dengan metode penelitian akan memandu peneliti mengenai
urutan-urutan bagaimana penelitian dilaksanakan. Berkaitan dengan hal tersebut,
Winarno Surachmad (1982:131) mengatakan metode merupakan cara utama yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Sehubungan dengan metodenya, penelitian ini menggunakan metode
deskriftif yaitu dengan melakukan penelitian terhadap kenyataan, kenyataan yang
tengah berlangsung yang merupakan suatu masalah yang tengah berlangsung yang
merupakan suatu masalah yang harus segera diatasi melalui suatu analisis yang
bersifat mendalam, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Winarno
Surachmad mengatakan sebagai berikut:
"Pada umumnya persamaan sifat dan segala bentuk penyelidikan deskriptif
ini ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang
situasi yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan sikap yang nampak atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya". (Winarno Surachmad, 1982 : 139)
49
Penelitian deskriptif menurut Nana Sudjana dan Ibrahim adalah :
"penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang, dimana peneliti beruasaha memotret
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian
digambarkan sebagaimana mestinya". (1989 : 64).
Adapun ciri-ciri penelitian deskriptif ialah
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah aktual;
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif mendeskripsikan secara mendalam fenomena tentang manajemen sistem
pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung, serta menganalisisnya dengan
mengggunakan SWOT Analysis. (Bogtan, 1990;Nasution, 1992 : 18-19).
Dikatakan Nasution (1988 : 5) bahwa; "Penelitian kualitatif pada
hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungannya, berinteraksi dengan
mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran tentang dunia sekitarnya".
Penelitian kualitatif ini tidak berangkat dari hipotesis dan teori untuk diuji,
melainkan peneliti langsung turun kelapangan untuk mengumpulkan data yang
relevan, kemudian teori tersebut diberi makna.
Kemudian Bogdan dan Biklen (1982) mengatakan penelitian deskriftif
50
interaksi perilaku manusia dalam suatu situasi tertentu menurut perspektif sendiri.
Penelitian ini mengacu pula pada karakteristik sebagai berikut:
• Qualitative researchers has the natural setting as direct source of data
and the reseach is the instrument.
• Qualitative researchers has the descriptive
• Qualitative researchers are concerned with process rather than simply
with outcomes or products.
• Qualitative researchers tend to analyze their data inductively • Meaning is essential concern to the qualitative approach.
Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dipahami bahwa penelitian ini
ditandai oleh keadaan peneliti yang berperan sebagai instrument dalam keadaan
setting yang wajar.
Penelitian ini bertitik tolak dari konsep yang memandang manusia sebagai
faktor utama dalam manajemen. Tegasnya faktor manusia adalah hal yang mutlak.
Tak ada manajemen tanpa adanya manusia. Manusia menjadi titik pusat dalam
manajemen dibandingkan dengan benda-benda. Hal ini sejalan dengan pendapat
Siagian (1982 : 12) yang menyatakan bahwa seluruh proses administrasi dimulai
oleh manusia, untuk kepentingan manusia dan akan diakhiri pula oleh manusia.
Penelitian kualitatif tidak sekedar teknik pengumpulan data, tetapi
merupakan cara pendekatan terhadap dunia empiris. Ungkapan kuantitatif
menghasilkan data berbentuk angka (statistik) sedangkan ungkapan kualitatif
merujuk pada pengertian yang luas terhadap penelitian yang menghasilkan data
deskriptif, yaitu berupa kata-kata dan perilaku orang-orang yang dapat di
observasi baik lisan maupun tulisan secara faktual, menganalisis dan
51
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung, Jenjang pendidikan D III Keperawatan. Alamat kampus : Jalan
Sindangsari No. 100 Telp./Fax (022) 7808512 Ujung Berung Bandung Propinsi
Jawa Barat.
Pertimbangan memilih lokasi penelitian seperti disebutkan di atas karena
mudah dijangkau, pelaku-pelaku mudah didekati, dan situasi sosialnya mudah
diamati, sehingga memperlancar penelitian. Kemudian yang menjadi
pertimbangan lebih khusus karena karakteristik kelayakan objek yang sangat
memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang akan menunjang tercapainya
tujuan penelitian.
C. Subjek Penelitian
Suharsimi Arikunto (1993 : 102) mengatakan bahwa, populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pihak
baik manusia maupun non manusia (dokumentasi, simbol-simbol dan peralatan
kerja) yang dipandang dapat memberikan data yang berhubungan dengan kinerja
akademik. Sedangkan yang dimaksud subjek penelitian dalam hal ini merujuk
kepada populasi, sample dan sumber data dalam penelitian ini.
Populasi dan sample pada dasamya mengacu pada totalitas semua nilai
yang mungkin, hasil perhitungan atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif
daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan
52
populasi yang diambil dinamakan sampel atau contoh (Sudjana, 1981 : 10).
Sampel adalah sebagian dari populasi yang benar-benar diamati. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Nasution (1991 : 118), sampel adalah sebagian individu yang
diamati. Sedangkan menurut Moleong (2000 : 165) sampel yang dimaksud dalam
penelitian bersifat informan, yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Dengan demikian populasi dalam penelitian ini terdiri dari semua personil
yang memberikan informasi untuk kelengkapan data yang diperlukan yaitu
pengelola di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.
Sedangkan sampelnya adalah tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung.
Sampel yang disebutkan diatas akan terus berkembang tergantung pada
tujuan dan pertimbangan kelengkapan informasi sesuai dengan data yang
diperlukan. Dalam hal ini Nasution (1988 : 32-33) menjelaskan bahwa untuk
memperoleh informasi tertentu, sampling dapat diteruskan sampai pada tahap
"redundancy", ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa dengan menggunakan
responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi
baru yang berarti. Dengan kata lain sampel dianggap memadai apabila sudah
ditemukan pola tertentu dari informasi yang dikumpulkan pada saat itu.
D. Instrument Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data dan
53
profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung Propinsi Jawa Barat.
Teknik pengumpulan data ini sangat tergantung pada jenis studi yang
dikembangkan dalam penelitian ini. Prosedur pelaksanaannya disesuaikan dengan
kondisi sumber data dan lokasi dimana responden melaksanakan tugasnya.
Secara khusus dapat dinyatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data berupa :
Observasi : yaitu melakukan pengamatan tentang pengelolaan dan
pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung yang berkaitan dengan aktivitas, proses dan
hasil;
Wawancara yaitu melakukan tanya jawab tatap muka atau
mengkonfirmasikan kepada sampel penelitian dengan berpedoman pada materi
wawancara yang telah disusun. Wawancara ini bertujuan untuk menggali data dan
informasi dari sampel penelitian sesuai dengan permasalahan yang diajukan
terdahulu.
Penyebaran angket : yaitu teknik yang dilakukan untuk menggali atau
mengorak informasi dari responden yang relevan dengan tujuan survey
(penelitian), juga memperoleh informasi dengan reliabilitas dan vahditas setinggi
mungkin.
Dokumentasi bertujuan untuk melengkapi data yang bersumber bukan dari
54
Sedangkan alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pengumpulan
data ini antara lain pedoman observasi dan pedoman wawancara, pedoman studi
dokumentasi, buku catatan, kamera dan tape recorder.
E. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap. Tiap-tiap tahap terdiri dari
kegiatan-kegiatan tertentu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap
tahapan sebagaimana yang diutarakan oleh Nasution (1996 : 33) adalah : (1)
Orientasi, (2) Ekplorasi, dan (3) Member-check.
1. Tahap Orientasi
Pada tahap ini dilakukan prasurvey ke lokasi penelitian untuk
mendapatkan gambaran tentang masalah yang diteliti. Pada tahap ini penulis
menentukan subjek awal, melakukan pendalaman melalui sumber-sumber bacaan
baik konsep teoritis maupun studi pendahuluan yang relevan dengan
permasalahan penelitian, serta memilih lokasi penelitian.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini dilakukan penelitian lapangan terhadap sumber data tentang
manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung guna
mengumpulkan semua data dan informasi yang diperlukan, namun ada hal yang
dianggap penting sebelum kegiatan berlangsung, yaitu memahami latar, tata cara
55
3. Tahap Member-Check
Pada tahap ini membuat laporan tertulis yang ditujukan kepada responden
guna menilai kesesuaian dengan hasil wawancara, penilaian dokumen dan
observasi, kemudian meminta penjelasan kepada unsur-unsur terkait bila
dipandang perlu jika data dan informasi yang dikumpulkan belum lengkap. Hal ini
dimaksudkan agar seluruh data yang diperoleh dapat dijamin kebenaran tanpa
keraguan akan validitasnya. Setelah pengecekan ulang berakhir, agar dapat
ditaksir dengan cermat dan bermakna digunakan alat Bantu antara lain
pemograman komputer yang relevan.
F. Analisa Data Penelitian
Strategi analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif. Analisis data adalah proses menyusun data (menggolongkannya dalam
tema atau katagori) agar dapat ditafsirkan atau diinterprestasikan
(Moleong, 2000 : 198). Agar dapat menafsirkan dan menginterprestasi data secara
baik dibutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran dan kreativitas yang tinggi dari
peneliti sehingga mampu memberikan makna pada setiap fenomena atau data
yang ada.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, Bogdan dan Biklen menyatakan :
Data analysis is the process of systematically searching and ananging the interview transcripts, fildnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others. Analysis involve working with data,
organizing important and what is to be learned, and deciding what you will
^^-••'•••"-• ••,•.'. V^-,
C/ ^ * • "''
"'•••"'-&& £•. 56't- .'\ '••>*.
Berkaitan dengan analisis data, proses analisisnya dilakuka© 'f$elalui
tahapan-tahapan :
1. Tahap reduksi;
2. Tahap dispay; dan
3. Tahap verifikasi data penelitian.
1. Tahap Reduksi
Tahap reduksi dilakukan untuk menelaah secara keseluruhan data yang
dihimpun dari lapangan sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari objek yang
diteliti tersebut. Kegiatan yang dpat dilakukan antara lain :
a. Mengumpulkan data dan informasi dari catatan, hasil wawancara dan hasil
pengamatan.
b. Mencari inti/pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek temuan
penelitian ini.
2. Tahap Display
Pada tahap ini dilakukan perangkuman terhadap temuan penelitian dalam
susunan yang sistematis untuk mengetahui makna pengelolaan biaya pendidikan.
Kegiatantelaah dalam tahap ini antala lain berupa :
a. Membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis, sehingga tema sentral
dapat diketahui dengan mudah;
b. Memberi makna setiap rangkuman tersebut dengan memperhatikan kesesuaian
57
3. Tahap Verifikasi Data Penelitian
Pada tahap ini dilakukan pengkajian tentang kesimpulan yang telah
diambil dengan data pembanding teori tertentu. Pengujian ini dimaksudkan untuk
melihat kebenaran hasil analisis sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat
dipercaya. Langkah-langkah yang dilakukan di sini sebagai berikut:
a. Menguji kesimpulan yang telah diambil dengan membandingkan teori-teori
yang dikemukakan para pakar, terutama teori yang relevan;
b. Melakukan proses member check atau melakukan proses pengecekan ulang,
mulai dari pelaksanaan prasurvey, wawancara inti, pengamatan dari data, dan
informasi yang telah dikumpulkan tersebut;
c. Membuat kesimpulan umum untuk dilaporkan sebagai hasil dari penelitian
yang telah dilakukan.
G. Validasi Data Penelitian
Validasi data penelitian ini dilakukan dengan menetapkan tingkat
kepercayaan seperti : (1) kredibilitas (validitas internal); (2) transferabilitas
(vahditas eksternal); (3) dependenbilitas (realibilitas); (4) konfirmabilitas
(objekti vitas).
Untuk mencapai kebenaran data yang dikumpulkan dan mencari
kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep responden dilakukan kredibilitas
58
Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan membandingkan data
sumber lain. Artinya kebenaran data dan informasi yang diberikan responden
harus dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Pembicaraan dengan kolega, yaitu membahas cacatan lapangan dengan
teman atau pejabat di lingkungan akademis, terutama yang berkepentingan dalam
penelitian ini.
Penggunaan bahan referensi, yaitu memanfaatkan berbagai buku rujukan
yang berfungsi untuk melandasi aspek-aspek penelitian.
Mengadakan member check, yaitu menyimpulkan secara utuh hasil
wawancara untuk menghindari perbedaan persepsi.
Selanjutnya temuan penelitian ini diteliti kemungkinan pemanfaatan bagi
sekolah dasar yang bersangkutan. Hasil penelitian ini kemungkinan memiliki
tranferabilitas, bila dapat dimanfaatkan oleh pemakai atau dalam situasi tertentu
agar pengelolaan pelatihan dapat dilakukan dengan baik.
Kemudian vahditas temuan penelitian dalam criteria ini dimaksudkan
untuk mengupas tentang konsistensi hasil penelitian (dependenbilitas). Artinya
menguji apakah penelitian dapat diulang atau dilakukan pada lokasi lain dengan
temuan yang sama.
Pengujian objektivitas data hasil penelitian dilakukan konfirmabilitas
dengan cara "audit traill", yaitu melakukan pemeriksaan ulang untuk meyakinkan
pokok-pokok yang dilaporkan. Realisasi aktivitas ini perlu memperhatikan hal-hal
59
a. Merekapitulasi data mentah yang dihimpun di lapangan secara lengkap dan
cermat.
b. Menyusun hasil analisis dengan menyeleksi, merangkum dalam bentuk
deskripsi yang sistematis.
c. Membuat hasil sintesa, yaitu menyesuaikan tema dengan tujuan, penafsiran dan
kesimpulan penelitian.
d. Melaporkan mekanisme penelitian secara utuh. Artinya proses penelitian yang
dilakukan sejak awal pelaksanaan prasurvey, penyusunan desain,
pengumpulan dan pengolahan data hingga penulisan akhir penelitian
dilaporkan guna membuktikan bahwa temuan penelitian tersebut sebuah
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Pada bab terakhir ini mengemukakan beberapa kesimpulan, implikasi dan
rekomendasi yang didasarkan atas hasil penelitian. Kesimpulan disini lebih
merupakan pemaknaan secara terpadu terhadap seluruh penelitian, yaitu
manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.
Rekomendasi diharapkan dapat digunakan agar bermanfaat bagi pengelolaan dan
pengembangan pada masa yang akan datang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu, maka
berikut ini disajikan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung sangat menunjang bagi pelaksanaan
pengelolaan sumber daya manusia (tenaga dosen), serta didukung situasi dan
kondisi lingkungan merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan dan
pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen.
2. Visi, misi serta tujuan yayasan dan akademi mempunyai pengaruh yang besar
sebagai dasar dalam manajemen sistem pengelolaan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung. Visi dan misi tersebut memperjelas arah dan tujuan
l ;- 97
VJiv
serta berorientasi kedepan sangat tepat untuk menunjang •^rcapainya kualitas
pendidikan.
3. Kekuatan-kekuatan serta peluang-peluang yang terdapat pada manajemen
sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung dapat dijadikan
untuk mengatasi permasalahan yang ada, baik berupa kelamahan-kelemahan
maupun ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar lembaga tersebut.
4. Pola manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesinal
tenaga dosen Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung,
cukup efektif. Hal tersebut ditunjang dengan sistem dan sumber daya manusia
yang mempunyai kualifikasi yang baik. Selain itujuga memperoleh dukungan
dari berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan serta fasilitas dan sarana
yang memadai. Namun demikian hal ini tidak optimal, apabila tidak
dimanfaatkan sepenuhnya oleh tenaga dosen baik untuk pengembangan
dirinya maupun untuk lembaga Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung.
B. Implikasi
Dalam manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan
profesional tenaga dosen Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung. Visi, misi, tujuan serta strategi manajemen perlu dilaksanakan dengan
konsisten dan konsekwen. Hal tersebut membutuhkan sistem/prosedur serta
98
itu perlu didukung oleh sarana dan fasilitas yang memadai. Dengan demikian
tujuan dari pengelolaan serta pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung yang
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan melalui proses belajar dan
mengajar yang profesional, efektif dan efisien dapat tercapai dengan baik.
Namun demikian apabila hal tersebut tidak dilaksanakan secara
profesional dan proporsional baik untuk sistem maupun untuk sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga dosen tetap, secara berkesinambungan dan terus
menerus dilaksanakan secara terencana dan sistematis akan berdampak negatif
secara khusus bagi manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan
profesional tenaga dosen, dan secara umum akan menurunkan performance dari
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung dalam pengembangan
kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, tidak mempunyai kepercayaan
lagi dari masyarakat atau lembaga lainnya sebagai stakeholders.
C. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, diajukan beberapa
rekomendasi secara umum untuk para pengelola lembaga pendidikan dan secara
khusus untuk pengelola Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan manajemen sistem
pengelolaan pengembangan sumber daya manusia (tenaga dosen) diperlukan
99
faktor eksternal. Selain itu diperlukan peningkatan kemampuan pengelola
melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, sistematis dan
terpadu.
2. Strategi pengembangan diperlukan inovasi tiada henti secara konsisten,
berkesinambungan serta sistematis terhadap pola serta sistem, sehingga
pengembangan tersebut tidak membuat jenuh. Selain itu ditunjang dengan
teknologi yang modern sebagai fasilitas, seperti halnya komputerisasi atau
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sanusi. Dkk. (1991). Studi Pengembangan Model : Pendidikan
Profesional Tenaga Kependidikan. P2TIKTP Bandung.
Achmad sanusi. (1993). Mutu dan Keterpaduan Pendidikan di Propinsi Jawa
Barat. Kasus Kotamadya dan Kabupaten Bandung.
AKPER Bhakti Kencana (2002). Rencana Induk Pengembangan (RIP) D3
AKPER BhaktiKencana Bandung, 2001 - 2002.
Asep Iwa Hidayat. (2000). Analisis Pengelolaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pesantren Daarut Tauhiid (Pusdiklat DT) Bandung Mengenai Pelatihan
Manajemen Qalbu dalam Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia yangMemiliki Kepribadian Muslim Seutuhnya. Tesis. Bandung
: PPSIKIP Bandung : tidak dipublikasikan.
Austin, Alexander W. (1993). What Matter in College ? (for Critical Years). San Francisco :Revisited Jossey-Bass Publisher.
Beeby C. E. (1979). Pendidikan di Indonesia : Penilaian dan Pedoman
Perencanaan. Jakarta : LP3ES.
Buchari Alma (1984). Studi Tentang Produktivitas Tenaga Edukatif Di
Lingkungan BPP-IKIP Bandung. Tesis tidak diterbitkan : PPS IKIP
Bandung.
Davis Keith and William B. Wether, Jr., (1993). Humas Resources andPersonnel
Magement, New York: McGraw-Hill Inc..
Diding Nurdin (1999). Pengaruh Kepemimpinan Kiai Terhadap Pengembangan Kualitas SDM. Tesis. Bandung : PPS IKIP Bandung : Tidak Dipublikasikan.
Emmi, fakry. (1992J. Pengelolaan Pengendalian Mutu Terpadu Tenaga Edukatif IKIP Bandung. Tesis : PPS IKIP Bandung.
Engkoswara (1984). Menata Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia Tinggal
Landas. IKIP Bandung.
Engkoswara, (1987), Dosar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta : Dirjen
Dikti. Depdikbud.
101
, (1999), Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung : Yayasan amal Keluarga.
Flippo, Edwin B. (1986), Personal Management, Singapura : Singapore Nasional
Press.
Fortunato, Ray T. Waddell D. Geneva. (1981). Personal Administrasi in Highet
Education. California : Jossey Bass Inc.
French Wendell. The Personnel Management Process Human Resources
Administration. Houghton Mifflin Company.
Gordon, Richard A., (1976), SchoolAdministration : Challenge and Opportunity
for Leadership, Wm. C, Brown Company Publisher, Dubuque, Iowa.
Hadari Nawawi, (1981), Administrasi Pendidikan, Jakarta : Gunung agung.
Henry Simamora. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : STIE
YKPN.
Irianto Bachtiar, Yoyon. (1997). Manajemen Mutu terpadu (MMT) : Konsep dan
Strategi Implementasi "TQM" dalam Lembaga Pendidikan. Bandung :
Laboratorium Pengembangan Manajemen Pendidikan Jur. Administrasi
Pendidikan Fip IKIP Bandung.
Jusuf Hanafiah (1994). Pengelolaan Mutu Total Pendidikan Tinggi, Suatu buku
Pedoman Bagi Pengelola Perguruan Tinggi Untuk Meningkatkan Mutu.
Medan : BKS PTN Depdikbud dan HEDS USAID-DIKTI-JICA.
Lincoln, Yvonna, S. and Guba, Egon, G. (1985). Naturalistic Inquary. New Delhi
: Sage Publication.
Moleong Lexy. J., (2000), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Penerbit
PT, Remaja Rosdakarya.Nana Sudjana dan Ibrahim, (1981), Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.Nasution (1988), Metope Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Nasution (\99\),MetodaResearch. Bandung : Yemmars.
Oteng sutisna (1987). Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis Untuk Praktek
102
PeraturanpemerintahRepublik IndonesiaNomor : 39 Tahun 1993,tentang Peran
SertaMasyarakat Dalam Pendidikan Nasional.
Randall S. Schuler (1987). Personnel and Human Resources Management. New York University : Kellogg Borkvard.
Siagian, Sondang, P., (1982), Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku
Administrasi. Jakarta : Gunung agung.
Suharsimi Arikunto, (1988), Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi
danKejuruan. Jakarta : DepdikbudDirjen Dikti P2LPTK.
Sutjipto, Basori Mukti., (1992/1993), Administrasi Pendidikan. Jakarta :
Depdikbud.
Surachmad, Winarno, (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Penerbit Tarsito.
Suharsimi Arikunto , (1993). ProsedurPenelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Tatang Amirin, (1982), Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Yogyakarta : FIP.,
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Tilaar, (1991), Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Tisna SastraWidjaya (1988). Proses belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi.
Jakarta : P2LPTK Dikti Depdikbud.
Umi Sukamti (1989). Manajemen Personalia/ Sumber Daya Manusia. Jakarta :
P2LPTK Dikti Depdikbud.