PERBA'{
DIT{GAH
EFEK
RENOPROTEKTIF
AilTARA
INDAPATTIIDE
DEITGA]II
AIIILODIPIN
PADA
PET{
DERTTA
HIPERTENSI
ESE
NSIAL
l{AJIRIIAfU
BAGIANISHF
ILMU PEilYAKIT
DALAM
FAKUTTAS
KEMKTERAIT
UNIVERSTTAS
ANDATAS
PER3ANDINGAIY
EFSK
RENOPRT}TEKTTF
ANTARA
INDAPA*IIDEDEF{GA}Y
AI}ILGDIPIN
PADA
Oleh
NAJIR}VIAN
Tesis
ini
untuk
memenuhi salahsatu
s],afrrt guna memperoleh gelar Spe*i*tis IImu PenlakitD*lal*
pada Program Fendidikan
hkter
SpesialisI
Disce{_siolch
{}
(t*i
{tu
Dr.HJusman Di. SoPII-KGH
?
r$f,.Pr.S.Sr[pirl*p
ljxnr
rLDT*{ef-gr?f
KIff
Dri{bAiq*+.
M*+ir;
{+FBfE
KP'S Pru)S'Itmu Pmyakit Dalarn
FK.t
?{ANDFr$f.f
r1,q,$yrfl{l
$y*ftt$ddii,,f
*?q4g
K€fr$ Bsgis#
SMf
llrrr-sPeiry*it
Ddaar FK UNANDYPERJAN RS.Ih"M.Dianil PadarlgKts
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan padaAllah
yang
Maha
Kuasa, ,karena hanya
atasberkat rahmat dan
karunial.Iya
penulis dapat
menyelesaikantulisan
hasil
laporanpenelitian
ini.
Makalah
ini
dibuat untuk memenuhi salah syarat dan merupakan tugasakhir
dalammengikuti pendidikan keahlian dibidang
Ilmu
Penyakit Dalam pada FakultasKedoheran
Universitas Andalas/ RSUP Dr.M.Dj amil Padang.
Dari
berbagai
penelitian
di
Indonesia didapatkan
bahwa
prevalensi
hipertensiesensial
di
Indonesia sebesar 8,99yo.Hipertensi
esensialapabila
tidak diobati
ataudikontrol
denganbaik
akanmenimbulkan komplikasi
berupa kerusakantarget
organ,salah satu
diantaranya adalah
grnjal.
Pada
ginjal
hipertensi awalnya
menimbulkan peninggian tekananintra
glomerulus
,
mengakibatkanterjadinya
kerusakan membrankapsula Bowman,
sehinggaterjadi
kebocoran
albumin
kedalam
urine.
Albuminuria
merupakan
cermin
telah terjadi
kerusakanglomerulus
dan
merupakantahap
awalkerusakan
grnjal.
Apabila hal
ini
tidak
dicegahmaka
proses tersebut dapat berlanjutmenjadi
kerusakanyang
lebih
parah dan akhirnya
penderitajatuh
pada gagal gtnjal.Adanya albuminuria dalam
jumlah kecil
(mikroalbuminuria) pada saat sekarangini
dapatdiketahui
secaradini
dengan melakukan pemeriksaanurine
dengan menggunakan stikmicral test.
Penatalaksanaan hipertensi saat
ini
tidak hanya sekedar untuk menurunkan tekanandarah
sampai batasyang diinginkan,
akantetapi
yanglebih
penting
lagi
adalah obatorgan tersebut dapat dicegatr/diperbaiki apabila masih pada tahap dini.
Mikroalbuminuria
merupakan petanda
dini
telahterjadi
kerusakanginjal
(gfomerulus), sehingga obat yangdiberikan pada penderita hipertensi harus
juga
bersifat renoprotektif,
disampingbermanfaat menurunkan tekanan darah.
Joint National
Committee
on Prevention, Detection, Evaluation and Treafinentof
High Blood
Pressure(JNC
VI)
telah
merekomendasikandiuretik
sebagaiobat
antihipertensi tahap
pertama. Indapamide merupakan salahsatu
diuretik dan dari
bapi
penelitian yang
dilakukan
di
luar
negeri membuktikan, disamping cukupefektif
dalammenurunkan tekanan
darah
(samaefektifrrya
denganamlodipin
5
mg),
juga
bersifatrenoprotektif. Dengan demikian
Indapamide
digunakanuntuk
mencegah/ memperbaikikerusakan
ginjal
tahapdini
pada penderita hipertensi esensial.Untuk
itu
penulistertarik
dan menganggap
perlu meneliti
dan membandingkan obat indapamide tersebut denganamlodipin
dalam
hal
menurunkan tekanan darahdan memperbaiki
mikroalbuminuriapada penderita hipertensi esensial.
pada
kesempatanini
izinkanlah penulis
menyampaikan rasaterima kasih
yang setulus-tulusnyadan
penghargaanyang
setinggi-tingginya kepada semuapihak
yangtelah
membantupenulis
dalam menyelesaikan makalahakhir
ini.
SemogaAllah
Yang Maha Kuasa memberi balasan sebagai amalibadah-Kepada yang terhormat Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan
Bapak
direktur
RSUP
Dr.M.Djamit
Padangpenulis
mengucapkanterima
kasih
yangsebesar-besarnya karena telah memberikan
kesempatan
padapenulis
untuk
mengikutiUcapan
terima kasih yang
sedalamJalamnya
penulis
sampaikankepada
yangterhormat Bapak Prof.
Dr.[LHanif, SpPDKIIOM
png
telatr banyak memberi petuah danpetunjuk serta semangat maupun dorongan k€pada penulis selama mengikuti pendidikan
keahlian
ini.
Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tak
te*ingp
penulis sampaikan kepadaBapak
Prof.
Dr.H.Syafril
Syahbuddin,SpPDKE
sebagai ketua bagian Penyakit Dalamyang
telah
memberikanpetunjuk
dan dorongan dan bimbingan sejakdari awal
sampaiakhir masa pendidikan
ini.
Kepada
yang
terhormat
Bapak
Dr.H.Jusman
Dj,
SpPD-KGH,
Bapk
Prof.Dr.H.Saharman
Leman,
DIM&H,
SpPDKKV dan
Drll.Syaiful Azmi,
SpPD sebagaipembimbing
dalam penelitanini,
penulis mengucapkan rasa terima kasih yangtak
terhingga, yang dengan sabar memberipetuduk
dorongan serta bimbingan kepadapenulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
ini.
Kepada Bapak Dr.H.Asman Manaf,
SpPDKE
sebagai
Ketua Program
StudiPendidikan Spesialis
Ilmu
Fenyakit Dalam , penulis mengucapkan rasa terima kasih yangsebesar-besarnya atas dorongan, petrmjuk dan
bimbingan
selamamengikuti
pendidikanini.
Penulis
juga
mengucapkanterima kasih yang
sebesar-besarnyakepada
yangterhormat Bapak
Prof
Dr.Julius, SpPDKGEH,
Dr.Asri,
SpPD,Dr.H.Nusirwan
Acang,SpPD-KHOM, Dr.H.Zulkarnain
Arsya4
SpPDKP Dr.H.Nasrul
Zubir
SpPD-KGEH, Dr.H.SayanWongso, SpPD-KR (almarhum), Dr.H.Yerizal
Karani,
SpPD,Dr.H.Zaitul
Wardana,
DTM&H,
SpPD,Dr.H.A.M.Hanit
SpPD ,MARS dan Dr.H.EvaDecroli,
SpPDatas semua dorongan dan petunjuk serta bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan
ini.
Kepada rekan-rekan teman sejawat lainnya yang telah menyelesaikan maupun yang
sedang
mengikuti pendidikan keahlian
di
Bagian
Ilmu
Penyakit
Dalam
FK
Unand/RSUP Dr.M.Djamil
Padang,
penulis
mengucapkanterima kasih
atas bantuan
dankerjasama yang terjalin baik diantara
kita
selama ini.Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Dr.H.Hafni
Bachtiar,MPH
beserta staf padaBagan
Ilmu
Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokleran Universitas Andalas atas bantuannya dalam menyelesaikan
analisa statistik penelitian ini.
2.
Dr.Azwar
Nurdin,
SpPK-K beserta
staf
Bagian Patologi
Klinik
FakultasKedokteran
Universitas
Andalas/RSUP
Dr.M.Djamil
Padang
atas
segala kemudahan yang diberikan pada penulis dalam pemeriksaan laboratorium untukkeperluan penelian
ini.
3.
Dr.H.Masrul Salim,
M.Kes
besertastaf
Balai
Laboratorium
Kesehatan Padangyang
telah
bersedia membantupenulis dalam
pemeriksaanlaboratorium
untukpenelitian ini.
4.
Seluruh
paramedisdi
poliklinik lfiusus Ginjal
dan hipertensi
sertapoliklinik
umum Penyakit Dalam RSUP
Dr.lv{-Qarnil
Padang yang telah membantu penulisdalam penelitian ini.
5.
Semuapihak
yangtelah
ikut
membantu penulis dalam penelitian dan penulisanmakalah
ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang
tidak
terhingga untuk ayahandaalmatfum
danibunda tercinta yang
tidak
pernah bosanmemberi
semangatdan
dorongpn dan kasihsayang kepada penulis sehingga dapat
mengikuti
pendidikan dan menyelesaikanfi€as
makalah akhir
ini
dengan tenang. SemogaAllah
yang MahaKuasa
memberikan imbalanpahala yang berlipat ganda
Amin!.
Kepada
istriku
tercinta Rikarni
dan anak-anakku Hana"Dina
dan Maya tersalrang'terima kasih
tak
terhingga atas
pengorbanandan
kesabaranserta
ketabahan dalam mendampingi penulis selama mengikuti pendidikanini.
Akhirnya penulis
memohonperlindungan
kepadaAllah
Yang Maha
Kuasa agarselalu
diberi
petunjuk supayailmu
yang diperoleh selamaini
digunakan padajalan
yangbenar
dan mendapat ridhaNya.Padang,
Maret
2002DAFTAR
ISI
Halaman
Kata
pengantar...
..'.'...--i
Daftar
isi
...
...vi
Daftar
tabe1...
'...ix
Daftar
gambar
...xi
Daftar
singkatan..
...xii
BAB
I
PENDAHULUAN
...I
l.l.
Latarbelakang...
...I
1.2.Identifikasi
masalah
...4
1.3. Tujuan
penelitian
...5
1.4. Kegunaan
penelitian...
... 51.5. Kerangka
pemikiran...
.'....'.. 61.6. Disain
penelitian
-.-.-.-.-.-7BAB II TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
... 82.1
Definisi
hipertensi...
...' 82.2
Epidemiologihipertensi
...'.'..l0
2.3. Patofisiologihipertensi
... II
2.3.1. Faklorgenetik
...,...122.3.2.
Aktivasi
sarafsimpatis...-..
... 132.3.3. Sistim
renin-angiotensin-alfueron
...14
2.3.4.Natrium
... 15z.3.s.Nitrik
Oksida...
... 182.3.6.Endotelin-1...
... 192.3.7. Disfungsi endotel
padahipert€nsi
...212.4.
Komplikasi
hipertensi
...232.5. Pengobatan
hipertensi...
...3l
2.5.1.Diuretik
...362.5.1.2.Amlodipin
"""'42
2.5.l.3.
Kesetaraan lndapamide denganamlodipin.
"""""
44BAB III.
METODOLOGI
PENELITIAN...
...46 3.1. Bahanpenelitian..
""""
46 3.1.1. Seleksisubjek...
""""""""
46 3.1.1.a.Kriteria
inklusi
""""
46 3.1.1.b.Kriteria
eksklusi....
...""""
463.l.l.c.
Kriteria
penghentianpengobatan
""""""""
47 3.1.2. Obat yangdigunakan
"""""'
473.l.2.a.Indapamide...'...
""""""""
47 3.1.2.b.Amlodipin
"""""""'
473.l.2.c.Plasebo
...
...'... 483.1.3. Surat
persetujuan...
"""""'
48 3.2. Metodologipenelitian...
""""'
483.2.1. Cara seleksi
penderita
....'."'
483.2.2.Anamnesa
...493.2.2. Pemeriksaan
fisik...
...493.2.3.a. Tekanan
darah
'...49
3.2.3.b.
Funduskopi...
...""""
50 3.2.3.c. Pemeriksanelektrokardiografi
...'...' 50 3.2.3.d. Pemeriksaanlaboratorium
...5l
3.3. Pemantauan efek sampingobat...
...:-....'.. 53 3.4. Parameterrenoprotektif...
....-.-...-.... 533.5. Analisa
statistik..
..'..'.'.
54BAB
IV
HASIL
PENELITIAN...
... 554.1. Karakteristik penderita hipertensi esensial dengan
mikroalbuminuria...
...-.-. 55 4.2. Hubungan lama hipertensi dengan derajatmikroalbuminuria...
....-... 58 4.3. Evaluasi minggu ke 6 dan mingguke
l2
pengobatandibandingkan {engan minggu ke
0...
...6l
4.3.1. Parameter renoprotektif
...-...
""""'
6l
4.3.1. a. Perubahan tekanan darah dan
nadi....
...."""""""
6l
4.3.l.b.Perubatranderajatmil<roalbumuniria---.-'-.
"""""63
4.3.1. c. Perubahan
kadar
kadar ureum dankrreatinin...'...""""""'
65 4.3.2. Perubahankimia
darah...
--....-..."' 67 4.3.2. a. Perubahan kadar gula darah puasa danprofil
lipid
""""" ""'
674.3.2. b. Perubatran kadar
sGoT
dan sGPT serh kadar asam urat.... 704.3.2. c. Perubahan kadar
elektolit...
...'...'.'..72
4.3.3. Efek samping
pengobatan...
"""""'74
BAB
V
PEMBAHASAN...
...'75
5.1.
Distribusi
umur danjeniskelamin
-..-..--...""'75
5. 2. Hubun gan I ama menderita hipertensi dengan mikroalbum inuria ... 7 7 5.3. Parameterrenoprotektif...
...--'.-775.3. a. Perubahan tekanan darah dan
nadi....
...'-775.3. b. Perubahan derajat
mikroalbuminuria...
....--...8l
5.3. c. Perubahan kadar ureum dankreatinin-...-.--....
.'... 845.4. Perubahan
kimia
darah...
...-... 865.4. a. Perubahan kadar gula darah puasa dan pnofil lryld..'... 86
5.4. b. Perubahan kadar SGOT dan SGPT s€rta kadar asam urat...-... 87
5.4. c. Perubahan kadar
elektrolit...
'... 895.5. Efek samping
pengobatan
...92BAB
VI
KESIMPULAN
DAN
SARAN....
... 956.1.
Kesimpulan
...-.-...956.2.
Saran
....'...95
DAFTAR
PUSTAKA
... 96LAMPIRAN
DAT'TAR
TABEL
Tabel
Halamanl-
Klasifikasi
tekanan darah menurut JNCVI
lggT...
...'...-...-... 92.
Klasifikasi
tekanan darahmenurutWHO-ISH
1999...
... 93.
Data prevalensi hipertensi pada berbagai daerahdi
Indonesia...'.-... II
4-
Kelompokrisiko
hipertensi danpengobatannya...
...'...'...325.
Karalcteristik 60 penderita hipertensi esensial stageI
dan stageII
dengan mikroalbuminuria pada kelompok
I
dan kelompokII...'...'.'..
566.
Distribusi umur penderita hipertensi esensial pada kelompokI
dan kelompok
II...
....'..--'-.577-
Derajat mikroalbuminuria pada kelompokI
dantr
waktu pemeriksaankunjungan
seleksi...
'.'.'...
588.
Lama menderita hipertensi dan derajatmikroalbuminuria
pada kelompok
I...
....'... 599.
Lama menderita hipertensi dan derajatmikroalbuminuria
pada kelompok
II
.."..."'..".'..
.5910.
Perubahan tekanan darah dan nadi minggu ke 6 dan mingguke
12pengobatan pada kelompok
I
dan kelompokII..,...
...'...62I
l.
Perubahan kadar derajat mikroalbuminuria minggu ke 6 danminggu
ke
12 pengobatan pada kelompokI
dan kelompok II... 6512.
Perubahan kadar ureum dan kreatinin rata-rata minggu ke 6 dan mingguke
l2
pengobatan pada kelompokI
dan kelompok tr...'... 6613.
Perubahan kadar gula darah puasa rata{ata minggu ke 6 dan mingguke
12 pengobatan pada kelompokI
dan kelompok kelompok II... .... 6714.
Perubahan kadarprofil
lipid
rata-rata minggu ke 6 dan mingguke
l2
pengobatan pada kelompok
I
dan kelompokII...
...6915.
Perubahan kadar SGOT dan SGPT ruta-rataminggu ke 6 dan mingguke
12 pengobatan pada kelompokI
dan kelornpok II...7l
16- Perubahan kadar asam urat rata-rata minggu ke 6 dan mingguke
12pengobatan
pada
kelompokI
dan kelompokII...
...72 [image:11.470.20.418.59.653.2]17.
Perubahan kadareleltrolit
rata-rata minggu ke 6 danmingguke
12pengobatan pada kelompok
I
dan kelompokII...
...'...'...-.--.- 73,
18
Efek
samping setelah minggu ke 6 dan mingguke l2pargobatan
i
pda
kelompokI
dan kelompokII...
i.r-r...r..-.r.r ...74;
f
i
t
s
b &
E
;
DARTAR
GAMBAR
Gambar
Halamanl.
Faktor-faktor yang terlibat dalam pengendalian tekanan darah...l7
2.
Produksiendotelin-l
oleh selendotel...
...213.
Defek pembentukan NO akibat disfungsi endotel pada penderitahipertensi
esensial
....23
4.
Faktor yang mengatur tonus pembuluh darah ginjaVglomerulus... ...265.
Mekanisme kerusakan glomerulus akibat peninggian tekananintraglomerular...
... 286.
Tahapkerusakangrnjalpadahipertensiesensial...
...297.
Pemeriksaan albumin urine dengan berbagaimetode
...3l
8.
Mekanisme yang menunjukkan tempat kerja obat hipertensiuntuk memperbaiki pembentukan
NO...
... JJ9.
Mekanisme efek samping akibat pemakaiantiazid...
...37l0
Mekanisme kerjaindapamide
...41I
I
Hubungan lama menderita hipertensi dengan derajat mikroalbuminuriapada kelompok
I...
... 6012
Hubungan lama menderita hipertensi dengan derajatmikroalbuminuria
pada kelompok
II
... 6013
Grafik penurunan tekanan darah rata-rata minggu ke 6 danminggu
ke
12 pada kelompok I dan kelompoktr...
... 63l4
Grafik perubahan kadarprofil lipid
rata-rara minggu ke 6 danminggu
ke
12 pengobatan pada kelompokI
dan kelompok tI... 70AII
ATP CAMP CGMPcox
ECE-1ECF-2
EDCFEDI{F
EDRFELISA
ET.I
FDA
GGTHCT
ILl
IP3JNC TV
K-W
NHANES
NO
NOS PGH2 PGI2RIA
SGOT SGPT SPSS TGF-pThr
TPratio
TxAZ
WHO.ISH
DAFTAR SINGKATAN
Angiotensin
II
Adenosin tripospat
cyclic Adenosine monophospat
cyclic
guanidine monophospat CycloorygenaseEndothelin converting enzyme
-l
Endothelin converting enzyme-2
Endothelium derived contracting
factor
Endothelium derived hiperpolarization factor Endothelium derived relaxing factor
Enzyme Linked Immunosorbent Assay
Endotelin-l
Food and Drugs
Administration
Gagal grnjal terminalHidroklortiazid
Interleukine-l
Inositol triphospat
Joint National Committee on Prevention, Detection and Treatment Of High Blood Pressure
M
Keith-Wagener
National Health and
Nutritional
Examination SurveyNitrik
OksidaNitrik
Oksida sintase Prostaglandin H2Prostaglandin 12
Radio Immuno Assay
Serum Glutamat Oksaloasetat Transferase Serum Glutamat Piruvat Transferase Statistic Package for the Social Sciences
Tumor growth factor-p
Thrombin
Trough to peak ratio Tromboksan
A2
World Health Organization-International Society of Hypertension
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakangHipertensi saat
ini
masih
merupakan
poblem
kesehatan masyarakatdiseluruh
dunia,
termasuk
di
Indonesia,karena sering menimbulkan
kematianmendadak dan
invaliditas
penderita.
Di
Indomia
telah
banyak
dilakukan penelitian mengenai hipertensi,baik
didaerah perkoaan maupundi
pedesaan.Dari
keseluruhan survei yang telah dilakukan, didapatkan prevalensi rata-rata hipertensi
pada
masyarakat
Indonesia
sebesar
8,99/o
(Roesma,l99l).
Berdasarkan penyebabnyahipertensi
dapatdibagr
atas2
golongan,yakni
hipertensi esensiaVprimer dimana penyebabnya
tidak
diketahuilidiopatik
dan hipertensi sekunder yangsebagian
besar
disebabkan
oleh kelainan grnjal
(hipertensi
renal).
Hipertensiesensial
meliputi
sekitar
90Vo dan seluruh penderita hipertensi, sedangkan sisanyal0%
disebabkan oleh hipertensi sekunder (Sidabutardklq
1990).Telah diketahui batrwa hipertensi )'ang
tidak
diobati/ dikendalikan denganbaik, secara alamiah akan menyebabkan perubahan struktur pembuluh darah berupa
hipertropi
yang selanjutnya merupakan dasar terjadinya aterosklerosis dan adanyadisfungsi endotel (Djaafar,
1995).Akibat lanjut dari
perubahan pembuluh darahtersebut pada akhirnya akan
menyehbkan
kelainan pada organ yang didarahinyaseperti ginjal,
jantung,
otak dan pembuluh darahtepi.
Padaginjal,
hipertensi akanselalu menyebabkan perubahan struktur dan/ fungsional pada ginjal, sekalipun pada
hialinisasi
dan sklerosisarteriol
aferen yang disebut dengan istilah "nefrosklerosisarteriole"
dimana pada awalnya bersifat asimptomatis dantidak
terdeteksi denganpemeriksaan
laboratorium
rutin.
Dengan berlalunya
waktu,
maka akan timbul
kelainan
yang
dapat
diketahui
dengan pemeriksaan laboratorium
rutin.Mikroalbuminuria
merupakan
tanda
telah terjadi
peningkatan
tekananintraglomerulus (hipertensi
intraglomeruler)
dan merupakan petandadini
adanyagangguan
fungsi grnjal. Apabila berlanjut
terus dapatterjadi
proteinuria sehinggamempunyai prognosis yang
jelek
(Rahardjo, 1995).Menurut
"Joint
National Committee
on
Prevention,
Detection
andTreatment
of
High Blood
Pressure"ke
6
(JNC
Vl)
tahun
1997,diuretik
masihdigunakan sebagai pengobatan farmakologis pertama
untuk
mengobati hipertensiesensial, terutama hipertensi esensial ringan dan sedang, serta hipertensi pada usia
lanjut.
Pada umumnya
diuretik yang
sering digunakan adalah golongan tiazid
seperti
hidroklortiazid. Akan tetapi dari
berbagai penelitianterbukti,
bahwa tiaziddapat mempengaruhi
profil lipid
seperti peningkatan kadar total kolesterol dan totallipid,
sehingga padaakhirnya merugikan
penderita, walaupun tekanan darahnyadapat diturunkan. Disamping
itu
pemberian
tiazid jangka
panjang
dapatmenimbulkan peningkatan
kadar
asam
urat,
gangguantoleransi
glukosa
sertagangguan
elektrolit
(hipokalemia),
sehingga dapat memperberat gangguanfunpi
ginjal
yang telahterjadi
(Sunaryo, 1995). Namun ada satu golongandiuretik,
yakniindapamide, termasuk golongan
indolin
yang
mempunyaistruktur yang
berbedadengan
tiazid.
Dari
berbagaipenelitian
yangdilakukan
diluar
negeri dilaporkan,bahwa indapamide disamping bersifat
diuretik,
hanya sedikit berpengaruh terhadapperubahan
profil
lipid,
gangguan metabolisme glukosa, asamurat
dan gangguanelektrolit. Dan
yang sangat menguntungkan, obatini
bersifat renoprotektif karenadisamping
efektif
dalam menurunkan tekanan darah ,juga
bersifatantiproteinrria
Dengan
demikian obat
ini
mempunyai keunggulan dibandingkan dengantiazid-Penelitian
lain juga
membuktikan indapamide "sustained release"
(SR)
semaefektifnya dalam
menurunkan tekanan darah denganamlodipin
5 mg
( konefti,
2000).
Diharapkan pemberian indapamideSR
pada penderita hipertensi esensialdengan
mikroalbuminuria, dapat
mencegah/ memperlambat kerusakan ginjal
(Yogiantoro, 1998).
Sejak
2
dekadeterakhir
ini
banyaksekali
golongan obatanti
hipertensiyang
dipergunakan secaraluas.
Salah satu
dari
obat tersebut
adalah golongankalsium antagonis yang dipakai secara luas sejak 20 tahun terakhir
ini
dan dianggapsebagai
terapi
lini
pertama pada penderita hipertensi.FIal
ini
disebabkan karenaselain
efektif
menurunkan tekanan
darah, obat
ini
juga
tidak
menyebabkanterjadinya
gangguan
metabolik serta
mempunyai
tolerabilitas
yang
tingg
(Suryadipradja,
2001). Disamping
itu
golongan
kalsium
antagonis
ini
juga
mempunyai efek yang menguntungkan
pada
hemodinamikginjal
yakni terjadinyapenurunan resistensi
pembuluh
darahgrnjal,
sehinggaterjadi
peningkatan alirandarah
ke
ginjal
dan
peningkatan
laju
filtrasi
glomerulus.
Hal
lainnya
yangmenguntungkan penggunaan
kalsium
antagonis adalah
obat
tersebut
dapat menghambatproliferasi
sel mesangial(Nayler,1997).
Golongan kalsium antagonisyang sering
dipakai
adalahamlodipin,
sebabamlodipin
mempunyaiwaktu
paruhhanya sekali dalam sehari. Amlodipin juga cukup
efektif
dalam mengontrol tekanandarah selama 24 jam pasca pemberian.
Indapamise SR dan
amlodipin
5 mg mempunyai kesamaan dalam beberapa halseperti.:
l.
Indapamide SR dan amlodipin mempunyai waktu paruh yang cukuplama
2.
Indapamide SR danamlodipin
sama-samaefektif
dalam mengontrol tekanandarah selama 24 jam, sehingga cukup diberikan sekali dalam sehari.
3.
Indapamide SR dan amlodipin sama-sama mempunyai efek renoprotektif,4.
Indapamide SR danamlodipin
5
mg
mempunyaiefektifitas
yang sama dalammenurunkan tekanan darah.
5.
IndapamideSR dan
amlodipin
merupakanobat
lini
pertama pada penderita hipertensi esensial ringan dan sedang.6.
Indapamide SR danamlodipin
mempunyaiTP
rasio)
0,5, sehingga keduanyamemenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
FDA
sebagai obat anti hipertensi.12.
Identifikasi
masalah1.2.1.
Apakah
obat anti
hipertensi (dalam
hat
ini
indapamidedan
amlodipin)bermanfaat dalam
mencegahprogresifitas
kerusakanginjal
(glomerulus)dengan
mikroalbuminuria
sebagai parameter
pada
penderita
hipertensiesensial ?
1.2.2.
Apakah
pemberian kedua obat tersebuttidak
mempengaruhikimia
darahl3
Tujuan
penelitian
1.3.1.
UmumUntuk
mengetahuiefek
renoprotektif
obat
antihipertensi (dalam
hal
ini
indapamide dan amlodipin) pada penderita hipertensi esensial.1.3.2.
Khusus-
Untuk mengetatrui efektifitas kedua obat antihipertensi tersebut diatas dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi esensial.-
Untuk
menentukan efektifitas kedua obat tersebut diatas dalam menurunkanderajat
mikroalbuminuria,
dan progresifitas kerusakanginjal
(glomerulus)dengan mikroalbuminuria sebagai parameter.
-
Untuk
mengetahui pengaruh kedua obat tersebut terhadapkimia
darah pada penderita hipertensi esensial.-
Untuk
mengetahui
perbandinganefektifitas
pemberian indapamide
danamlodipin
terhadap penurunan
tekanan darah
dan
penunrnan
derajatmikroalbuminuria serta perubahan
kimia
darah.-
Untuk mengetahui efek samping kedua obat tersebut.L4
Kegunaan penelitian
1.4.1
Untuk
mendapatkan
obatyang lebihefektif
dalam
menurunkantekanandarah pada penderita hipertensi esensial.
1.5.
Kerangka
pemikiren
1.5.1
Makin
lama
seseorangmenderita
hiperte,nsi,makin
besar
kemrmgkinani
terjadinya kerusakan morfologis dan fungsional glnjal.i
t.S.Z
Mikroalbuminuria merupakan petanda
dini
telah
terjadi
kenskan
i
I
glomerulusenjal
akibat hipertensi.!,
I
f.S.f
Dengan memberikan obatanti
hiperdensi )rang tepat, maka kerusakan salahr
I
I
satu target organ yakni ginjal (glomerulus) dapat dicegah.t
R f Ft
t
t
l
EI
El
;
E Ft
E E E F b $t
$t
I
Et
l
Et
r
t
Ft
t
rf
"t
!
i
1.6.
Disain penelitian
60 penderita hipertensi esensial dengan mikroalbuminuria dilakukan randomisasi
-Nama - Umur - Jenis kelamin
- Lama menderita hiPertensi
- Tekanan darah
- Mikroalbuminuria
Periode run-in selama 2 minggu penderita mendapet ptrscbo
I
kapsulI
x /hari Minggu ke 0Kelompok I (perlakuan) 30 orang
Indapamide SR 1,5
mg,lxl
kapsulhariTekanan darah Gula darah puasa
Profil lipid Ureum Kreatinin
:lll0
Kelompok II (kontrol)
30 orang
Amlodipin 5
mg,lxl
kaPsuVhariAsam trrat SGOT dan SGPT
Nmirmdankalium
EKG
Minggu kc
6:M
6Kelompok I
(perlakuan)
Kelompok II (kontrol)30
orang
30 orangIndapamide SR 1,5 mg
,lxl
kapsul/hari
Amlodipin 5mg,lxl
kapsul/hari Tekanandarah
Asam uratGula darah
puasa
SGOT dan SGPTProfil
lipid
Ntium
dan kaliumUreum
EKGKreatinin
MkroalbuminuriaMinggu kc 12 = M 12
Kelompok I
(perlakuan)
Kelompok II (kontrol)30
orang
30 orangIndapamide SR 1,5
mg,lxl
kapsulihari
Amlodipin 5mg,lxl
kapsuVhari Tekanandarah
AsamuratGula darah
puasa
SGOT dan SGPTProfil
lipid
Natrium dan kaliumUreum
EKGKreatinin
MikroalbuminuriaHasil
Dilakukan analisa statistik
BAB
TITINJAUAN KEPUSTAKAAN
Ll.
Definisi
Sudah
lebih
dari
100tahun yang
lalu
Mahomed
secarajelas
membedakan antara hipertensi dengan penyakitginjal,
namun paraahli
masih memperdebatkantingginya
tekanan darah
yang
dianggapabnormal. Yang
jelas,
semakin
tinggrtekanan
darah
seseorang,semakin besar
risiko
yang dihadapi
orang
tersebut.Dengan
demikian hipertensi
esensiai didasarkan pada tekanan
darah
dimanakriterianya
dapat berubah pada seseorangjika
dibandingkan dengan orang lain.Secara
teori
hipertensididefinisikan
sebagaitingkat
tinggrnya tekanan darah yangmemerlukan intervensi sehingga dapat menururkan tedadinya
risiko
padaseseorang
(Mayet, 1998). Menurut
JNC
VI
tahun
1997
dan World
Health Organization-International Society of Hypertension Guidelines for the Managementof
Hypertension(WHO-ISH) tahunl999,
hipertensi adalah suatu keadaan tekanandarah
sistolik >
140 mmHg dan/ tekanan darah diastolik2
90 mmHg dimana orangtersebut
tidak
dalam keadaan mendapat obatanti
hipertensi.Klasifikasi
tekanandarah menurut JNC
VI
untuk orang dewasa (urnur diatas 18 tahun ) seperti tampakTabel 1.
Klasifikasi
tekanan darah menurut JNCVI
1997Kategori Tekanan darah
sistolik
Tekanan darahdiastolik
Optimal
Norrnal
High normal
Hipertensi
Stage
I
Stage 2Stage 3
<
120 mmHg<
130 mmHg130-139 mmHg
140-159 mmHg
160-179 mmHg
>
180 mmHg< 80 mmHg < 85 mmHg
85-89 mmHg
90-99 mmHg
100-109 mmHg
>
Il0
mmHgDisisi lain
klasifikasi
tekanan darah yang dibuat olehWHO-ISH tahun
1999 agaksedikit berbeda dengan yang dibuat oleh JNC
VI
seperti tampak pada tabel dibawahini.
Tabel2. Klasifikasi
tekanan darah menurutWHO-ISH
1999Kategori Tekanan darah
rirtofit
__
[f.tu"*
O"*tt
Ol*tofit
OptimalNormal
High normal
Hipertensi
Grade
I
(ringan) BorderlineGrade 2 (sedang)
Grade 3 (berat)
Hipertensi terisolasi
Borderline
<
120 mmHg<
130 mmHg130-139 mmHg
140-159 mmHg
140-149 mmHg
160- 179 mmHg
>
180 mmHg>
140 mmHg140-149 mmHg
< 80 mmHg < 85 mmFlg 85-89 mmHg
90-99 mmHg
90-94 mmHg
100-109 mmHg
>
110 mmHg< 90 mmHg < 90 mmHg
[image:23.445.24.426.343.590.2]lJ
Epidemiologi hipertensi
Sebagian
besar data epidemiologi hipertensi didapat
dari
penelitian
yangdilakukan
oleh
Framingham Study . Insiden hipertensi setiap tahun padaindividu
yang
berumur
2040
tatrunberkisar
l-2
%.
Angka
ini
meningkat menjadi 4'8o/opada
individu
usia 60-80 tahun. Insiden hipertensi lebihtinggi
pada wanita usia tuadibandingkan dengan
pria
pada usia yang sama. Pengamatan yang dilakukan olehNational Health
andNutritional
Examination
Survey(NHANES)
periode waktu1988-1991 mendapatkan adanya penurunan kejadian
hipertensi
dari 30% menjadi26Yo.
Hal
ini
didugq karena
makin baiknya
perhatian
dan
pengobatan yangdilakukan pusat pelayanan kesehatan.
(kutip
Bonomo etal,
1998).Di
negara barat, sebanyak 15%-20% orang dewasa adalah ptnderita hipertensi.Penelitian yang
dilakukan oleh
AustralianNational
Heart FoundationRisk
FactorPrevalence Survey pada
tahun
1988-1991 menemukan prevalensi hipertensi padapria
sebesarl83o/o dan
14,3o/o padawanita
(kutip
Bonomo
1998).Di
[ndonesiasendiri
diperkirakan prevalensi hipertensi adalah8,990
(Roesma,l99l).
Boedhi Darmojo dalam penelitiannya melaporkan bahwa sekitar 1,8-28,6Vo penduduk yangberusia diatas
20
tahun
adalah penderitahipertensi.
Pada umumnya prevalensihipertensi
berkisar
antara 8,6-10%0, dengan prevalensi terendah terdapatdi
desaKalirejo ,
Jawa Tengah. Sementaradi
Arun,
Aceh dan Sumatera Utara prevalensihipertensi
adalah5,3%
(kutip
Sidabutardkk,
1993).Di
SumateraBarat
sendiri, penelitian yang dilakukan oleh Syahbuddin,dkk
(1977)di
kota Padang mencakupdaerah Bungus (daerah nelayan dan pertanian) menemukan prevalensi hipertensi di
Sumatera
Barat
sekitar
6,3-19,40/o. Prevalensitertinggi
terdapat
di
Kanagarian Silungkang dan prevalensi terendah pada Kanagarian Bungus.Secara keseluruhan
data
hipertensi
di
Indonesiadapat
dilihat
pada
tabel dibawahini.
Tabel
3.
Data prevalensi hipertensi pada berbagai daerahdi
Indonesia(
kutip
Roesma, 1991)Pulau Lokasi Tahun Prevalensi
Jawa:
Sumatera:
Sulawesi:
Bali:
Kalimantan:
Irian Java:
Kota Sernarang
Kota Jakarta
Desa Randublatung Desa Kalirejo
Desa Sumberpucung Desa Marorejo Kota Padang
DesaArum Aceh
Desa Silungkang Desa Talang Desa Bungus Desa pantai Desa pedalaman
Daerah indusni
Daerah nelayan Daerah petani
Derah perunnas
Kota desa kadisan Suku Dayak
Lembah Baliem
1975 t976 1988 1975 t975 1985 1978 t985 t977 1978 t977
l98t
t977 1982 1982 1984 1984 1984 1984 1981 1976l98l
9,3 14,2 13,2 8,6 1,8 3,3 6,8 6, I 7,3 5,3 19,4 17,8 6,3I 1,8
5,6 11,3 9,5 7,3 8,1 I 1,6 6, I
0.6
2.3. Patofisiologi hipertensi
Banyak teori yang dikemukakan tentang
patofisiologi
hipertensi esensial, akantetapi yang
jelas
tedadinya peningkatan tekanan darahtidak
hanya disebabkan olehsatu
faktor
saja. Secara ringkas dikatakan bahwa tekanan darah dipengaruhi olehcurah
jantung
dan
tahananperifer,
sehingga semuafaktor
yang
mempengaruhi [image:25.484.38.434.89.483.2]curah
jantung
dan
tahananperifer
tersebutakan
mempengaruhi tekanan darah.Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah antara
lain
faktor genetilg aktivasisaraf simpatis, renin-angiotensin-aldosteron dan
natium
serta disfungsi endotel.2.3.1.
Faktor
genetik
Peran faktor genetik pada hipertensi esensial dibuktikan dengan adanya
sebanyak 25Yo penderita
hipertensi
esensial
yang
mempunyai
riwayathipertensi
dalam
keluarga
dan
sebanyak 650/okembar monozigot
yangmenderita hipertensi
(Kaplan,
1994). Pada
sebagiankecil
kasus, telahdiketahui
adanya
mutasi gen yang
menyebabkantcrjadinya
higrcrtcnsi(hipertensi Mendelian) yakni
(
Suryohudoyo, 2000):a.
Varian gen angiotensinogen.b.
Varian genATR-I
(angiotensinII reseptor-l)
c.
Varian gen ACE (angiotensin converting enzim)d.
Glucocorticoidremediable aldosteronism(GRA)
e.
Defisiensi enzim-17-a-hidroksilasef.
Defisiensienzim-l l-p-hidroksilase
g.
Apparent mineralocorticoid excess(AME)
h.
Mutasi gen reseptorglukokortikoid
i.
Mutasi gen E-NaC(epithelial
Na channel, sindroma Liddle).,,:t2.
Aktivasi
sarafsimpatis
Sistim
saraf simpatis
memegang pemnanpenting
dalam
mengAturaktivitas
jantung
dansirkulasi perifer.
Neurotransmiter utamasistim
sarafsimpatis
ini
adalah
noradrenalin.
Disamping
itu
juga
terdapatneurotransmiter
lain
seperti neuropeptidaY
dan Adenosin tripospat(ATP)
dalamjumlah kecil.
Adanya rangsangan atau depolarisasisistim
sarafinf
mengakibatkan peningkatan kadar
ion
Ca2+ pada ujung saraf dan akhirnyamelepaskan noradrenalin
dari vesikel
yangjuga
terdapat padaujung
saraftersebut. Noradrenalin
yang
dilepaskan
mengakibatkan perubahan padadaerah post sinaps seperti pada
otot
polos pembuluh darah sel otot jantungdimana
terjadi
peningkatankontraktilitas otot jantung
sehingga curahjantung meningkat. Peningkatan curah jantung
ini
mengakibatkan konstriksisfingter prekapiler, selanjutnya
hal
ini
mengakibatkan aliran darahbalik
di
vena
berkurangdan
padaakhirnya
curahjantung kembali
pada keadaannormal.
Hal
ini
merupakan pengaturan
oleh reflek
otoregulasi.
Padahipertensi
pengaturan
reflek
otoregulasi
ini
tidak
berfungsi
dimanakonstriksi
sfingter prekapiler tetapberlanjut
walaupun curahjantung
telattkembali pada keadaan
basal,
sehingga mengakibatkan peninggian resistensipembuluh darah perifer.
Peningkatan
kontraktilitas
otot
jantung
dan resistensi pembuluh darah diperantarai oleh reseptor adrenergika1
dan c,2serta reseptor adrenergik B. Hiperaktivitas sistim saraf simpatis
ini
terutamaberperan pada fase awal terjadinya hipertensi
(Noll
,1998).La3.
Sistim
renin-angiotensin-aldosteron
Renin-angiotensin
juga
memegang perananpenting untuk
terjadinyahipertensi.
Renin
pertamakali
ditemukan
oleh
Tigerstedt dan
Bergmantahun
1898dari
ekstrakginjal
kelinci.
Tahun 1930 Page danHalmer
sertaBraun
dan Menendez berhasil memperlihatkankerja renin
yang merubahangiotensinogen menjadi angiotensin
I.
Renin diproduksi dan disimpanoleh
sel jukstaglomerular yang berlokasi pada
dinding arteriol
aferen. Pelepasanrenin
padasirkulasi dipicu
oleh berkurangrya tekanan padaarteriol
aferenatau
konsentrasiion
natrium
yang
rendatrpada makula
densa (Kaplan, ree4).Angiotensin berasal
dari
angiotensinogen yang dihasilkandi
hati
dandengan
bantuan
renin
dirubah menjadi
angiotensin
I.
Angiotensin I
selanjutnya
oleh
"angiotensin
converting enzyme"
dirubah
menjadiangiotensin
tI.
Angiotensin
II
merupakan vasokonstriktor
yang
kuat-Disamping
itu
angiotensinII
juga
merangsangzona
glomerulosa kortek .adrenal mensekresikan aldosteron dan mengakibatkan peningkan reabsorpsi
natrium
padatubulus distal.
Pengaruh angiotensinII
lainnya adalah pada susunan saraf pusatyakni
meningkatkan rasa haus dan merangsang sekresiantidiuretik hormon
sehingga menambah
volume cairan
ekstraseluler.Angiotensin
lI
juga
dapat
merangsang
endotel
untuk
memproduksiendotelin-I.
Semua pengaruh tersebut mengakibatkan peninggian tekanandarah (Gibbons, 1998; Intengan
,
1998;Weir
etal,
1999).Pada
ginjal
sendiri Angiotensin
II
mempunyai penganrh
sebagaiberikut (Johnston et
al,
1998):-
Hiperplasia danhipertrofi
pembuluh darah grnjal.-
Vasokonstriksi arteriol eferen.-
Meningkatkan migrasi monosit.-
Meningkatkan reabsorpsi natrium pada tubulus distal.-
Merangsang fibroblast memproduksi matrik ekstraseluler-
Proliferasi sel mesangial.-
Merangsang sel mesangial memproduksi:
sitokin,
transforminggrowth
factor
B1,fibroblast growth
factor
danplatelet
gpwth
factor.
Natrium
Tidak
dapatdipungkiri,
bahwa garam(ion
natrium) sangat berperamndalam patofisiologi
hipertensi.Hipertensi hampir
tidak
pernah ditemukanpada
suku
bangsa dengan asupan garamyang
minimal.
Diduga
separuhpenderita
hipertensi sensitif
terhadap garam.
Penelitian
pada
binafangmemperlihatkan
adanya predisiposisi genetik terhadap
perkembanganhipertensi sebagai respon terhadap asupan natrium
klorida.
Penelitian padapenduduk
Amerika
keturunan
Afrika
yang banyak menderita
hipertensimenunjukkan,
bahwa
mereka
lebih
banyak
mengkonsumsi
garamdibandingkan dengan penduduk
kulit
putih. Insiden nefrosklerosis dangagl
ginjal
terminal akibat
hipertensijuga
ditemukan4 kali
lebih
banyak padakelompok penduduk tersebut dari penduduk
kulit putih.
Sejumlah penelitianjuga
membuktikan, bahwa dengan membatasi asupan natrium sampai padakadar
tertentu
akan
membantu
obat
anti
hipertensi dalam
menuntnkantekanan
darah dan
efek
antiproteinuria.
Midgey
et al
(1996),
dalampenelitiannya
mengenaiefek diet
rendah garam terhadap tekanan darahmenemukan,
bahwa
dengan
diet
6
gram
NaCl/hari
dapat
menurunkantekanan darah, terutama tekanan darah
sistolik
secara bermakna.Hal ini
menunjukkan bahwa garam memang sangat berperanan terhadap kejadian
hipertensi. Asupan natrium yang dianjurkan adalah sekitar
2,4
grlhai
(setaradengan 6 gr Nacl)
(Bakris,
1996
Sanders,1996;
JNCVI,l997)'
Terjadinya hipertensi akibat konsumsi natrium yang berlebihan adalah
melalui
penambahanvolume
ekstraseluler, peningkatanvolume
arusbalik
vena
yang
mengakibatkancurah
jantung
meningkat
dan
pada
akhimyamenimbulkan peninggian tekanan
darah.Disamping
itu
juga
ditemukan bahwa pada penderita hipertensi esensial terdapatgangguan
padaginjal
untuk mengekskresikan natrium (Kaplan, 1 994).
Kaplan telah menggambarkan mekanisme pengaturan tekanan darah seperti tampak
pda
gambar disebelahini.
Autoregulatio
lr
PRESSURE:CARDIACOUTPUT
X
PERIPEERALRESTSTENCE=
IncreasedCO
and/or Increased PRt
PreloadI
l-l
tFfuid
VolumeYolume
Redistributionrl
I Renal
DecresedI .oarur
filtrationI
nrention
surface117
bss
Geneticfrxn
alterationt
ContractilitySympathetic nervous
over-activity
Renin
Cellangiotensin
membraneHyper-insulinearia l alteration I Genetic alteration
Obesity
Endotldiumd€riY€d
frctors
Stress
Gambar
1.
Faktor-faktor yangterlibat
dalam pengendalian tekanan darah, dimanatekanan darah
:
curahjantung
x
tahananperifer
(kutip
Kaplan,tee4)
Sebagaimana
terlihat
pada
gambar tersebut, salahsatu
faktor
yang
menentukanUjadinya
hipertensi adalah adanya kelainan pada sel endotel, maka pada kesempatanini
lmrbahasan akan
difokuskan pada kelainan
sel
endotel tersebut.
Sebagaimanakita
kaahui
endotel merupakan sel yang melapisi pembuluh darah yang padaakhir-akhir
ini
diketahui
berperan sebagai pengaturfungsi
tonusotot polos
pembuluh darah. Endoteldisamping
menghasilkanfaklor
yangbersifat
relaksasi pembuluh darah(endothelirmr-derived
relaxing
factors
:
EDRF),
juga
menghasilkanfaktor
yang bersifat
kontraksipembuluh
darah
(endothelium-derived
contracting
factors
:
EDCF).
Penelitian selanjutnyamembuktikan
bahwa yangbertindak
sebagaiEDRF
tersebut adalahnitrik
oksida
(NO).
sedangkanyang bertindak
sebagaiEDCF
adalahendotelin-l (ET-l),
rromboxan
A2 (TxA2)
dan prostaglandin H2 (PGH2) (Romeroet
al,1992; Prodjosudjadi,Z00l).
Disamping
itu
endotel
juga
menghasilkan
faktor
vasodilator
lainnya
yaitu prostasiklin (PGI2). Hipertensi merupakan salah satu faktorrisiko
disfungsi endotel yangditandai dengan hilangnya aktivitas vasodilator endotelium atau meningkatnya aktivitas
wsokonstriktor
endotelium.Oleh
karenafaktor
relaksasi dan kontraksi yang disintesaoleh
sel endotel berperan mengatur tonus pembuluh darah, maka keduafaktor
tersebutdikaitkan dengan hipertensi.
2.3.5.
Nitrik
OksidaEndotel
sekarangdiakui
sebagaikelenjer
otokrin
dan parakrin
yangmemegang peranan penting dalam mengatur struktur dan fungsi pembuluh
darah. pada keadaan fisiologis, endotel memproduksi
nitrik
oksida (NO) danprostasiklin (PGI2) serta
faktor. hiperpolarisasi (EDI-IF).
Nitrik
oksidamemegang peranan
penting
sebagaivasodilator utama
yang
diproduksiendotel
(Salvetti
et
al,
l99S).
Nitrik
oksida pertamakali
ditemukan olehFurchgott
danZawadskitahun
1980, dimana dilaporkan terjadi vasodilatasiakibat
pengaruhasetilkolin
yang diperantaraioleh
faktor
yangdilepskan
oleh
endotel
yang dikenal
dengannama "endothelium-derived
relaxingfactor "(EDRF).
Dari
hasil
penelitian berikutnya
terbukti
bahwa
EDRF tersebut adalah senyawanitrik
oksida(Moncada,
1994). Pada endotelNO
diproduksi dari
L-Arginin
dengan bantuan enzimNO
sintase (NOS). Enzimini
dirangsang oleh adanya aliran darah melewati permukaan endotel (shearstress) atau oleh mediator
kimia
seperti asetilkolin yang mempunyai reseptorpada membran endotel,
bradikinin,
serotonin dantrombin.
SelanjutnyaNO
tersebut
secaradifusi
memasuki
sel
otot
polos
pembuluh
darah
danmengaktifkan
enzim guanilat siklase yang
terdapat
dalam
otot
polostersebut.
Enzim
guanilat siklase
ini
selanjutnya menghasilkan
siHik
guanidine
mono
pospat
(cGMP)
yang
menyebabkan relaksasipada otot
polos pembuluh darah. Disamping bersifat vasodilator,
NO juga
berftmgsimenghambat
proliferasi
sel otot
polos
pembuluh darahdan
menghambataktivasi leukosit
(
Mac Allister,
1998).
Pada
ginjal
sendiri
No
mengakibatkanhal berikut
vasodilatasi
arteriol
eferen, natriuresis
danmenghambat pelepasan renin
melalui
cGMP (Romeroet
al,
1992;Mimran,
1998;
Mullen,
1998).2.3.6.
Endotelin-l
Disamping
memproduksiNO, fbktor
lainnya yangdiproduksi
endotelpada keadaan normal adalah endotelin- I (ET- I ). Endotelin-
I
ditemukan oleh Yanagisawadkk
tatrun
1988.
Ada
3
bentuk isoform
endotelin,
yakniendotelin-I,
endotelin-2
dan
endotelin-3.
Endotelin-l
merupakanvasokonstriktor yang kuat, bahkan
lebih
kuat dari angiotensinI[.
Dari
hasilpenelitiannya
Yanagisawamelaporkan bahwa
ET-l
memegang peftmanpenting
terhadap
penyakit
kardiovaskuler
seperti
gagal
jantung,
infark
miokard,
hipertensi,kelainan grnjal
dan aterosklerosis, serta stroke. Padahipertensi,
ET-l
memegang peranan dalam mempertahankan tekanan darahyang
tinggi (Kutip
Webbet
al,
1998).Endotelin-l
dilepaskan endotelbila
terdapat rangsangan yang dapat disebabkan
oleh
hipoksia, "shear stress",endotoksin, adrenalin, angiotensin
II,
vasopresin,
insulin,
trombin,transforming
growth
factor-B
(TGF-p) dan interleukin-l
(L-l).
Endotelmemproduksi
ET-l
dengan bantuan enzim endothelin-convertingenzymcl
(ECE-l)
dan ECE-2 yang terdapat pada endotel.Endotelin-l
diproduksi daripreproendotelin, suatu peptida yang
terdiri
212
gagas asam amino. Setelahdipecah oleh
ECE-I
akan menjadi peptida yang mengandung 38 gugus asamamino dan dikenal dengan nama big
ET-l.
BigET-l
ini
selanjutnya dipecahlagi
oleh ECE-2 menjadiET-l
(Ruschitzka etal,
1998; Webb, 1998; Webbet al,
l99S). Endotelin-l yang
diproduksi
oleh
endotel akan
berikatandengan reseptor khusus
yang
disebutETe
yang terdapat padaotot
polospembuluh
darah dan
ETs
yang
terdapat
pada endotel dan
otot
polospembuluh darah.
Aktivasi
reseptor
ET6
menimbulkan
vasokonstriksi pembuluh darah yang berkelanjutan.Altivasi
reseptorETs
padaotot
polospembuluh darah
juga
menimbulkan vasokonstriksi pembuluh
darah.Sedangkan
aklivasi
reseptor
ETs pada endotel
mengakibatkan endotelmelepaskan
NO
dan berkurangnyaproduksi
ET-l.
Endotelin-l
disampingmenyebabkan vasokonstriksi juga menyebabkan kerusakan pembuluh daratt,
seperti proliferasi
otot
polos
pembuluh darah,
agregasitrombosit,
dan merangsang pembentukan "stressoxidative"
(Salvetti,
1998).Endotelin-l
yang dihasilkan akan berikatan dengan reseptor dan akanmengaktifkan
enzim
pospolipaseC
untuk
membentuk
inositol
tripospat(tP3)
dan diagliserol.
Hal
ini
mengakibatkan peninggian kadarion
Ca2+dalam sitosol dan pada akhirnya menimbulkan kontraksi
(RuschiEka
et al,1993). Disamping
bersifat
vasokonstriksi,
endotelin-l
juga
bersifatmitogenesis, merangsang proliferasi otot polos pembuluh darah, mcrangsang
proliferasi fibroblast
serta merangsangmigrasi leukosit (Intengan,
1998;Morganti,
1998)Pada gambar dibawah
ini
dapatdilihat
pembentukanendotelin-l
2.3.7.
Disfungsi
endotel padahipertensi
Hipertensi akan
menyebabkan meningkatnyatekanan pada
dindingpembuluh
darah
sehingga
terjadi
aktivasi
atau
kerusakan
endotel, meninrbr"rlknn ndnnyndisfungsi
cndotcl.
Pudn kcndnnnlcrscbut
Endtttcldapat menghasilkan substrat yang bersifat vasokonstriktor, termasuk EDCF
AII
Thr++
Prepro-ET
?Y
ECEb-ET-l
---+
ET-l [image:35.458.16.426.149.489.2]I
"^t'P
I
I
.AMP
I
Gambar 2. Produksi
endotelin-l
oleh sel endotel (kutip Ruschitzka, 1998)yang dibentuk melalui
jalur
siklooksigenase, seperti PGH2'TxAZ
dan anionsuperoksida.
Anion
superoksida
tersebut
secara
langsrmg
dapatmempengaruhi
tonus struktur
pembuluhdarah
serta menghancurtanNO
(Taddei
et al,
1998).
Anion
superoksida tersebutjuga
dihasilkan
olehendotel dengan bantuan enzim xantin oksidase (Panza et
al,
1998).Dari
penelitian yang dilakukan untuk
menjelaskandisfungsi erdotel
pada penderita hipertensi, dimana
diteliti
pengaruh aliran darah pada lenganatas
denganmemberikan
asetilkolin dan
hasilnya dibandingkan
d€ngn
penderita nolmotensi.
Dari
penelitian tersebut ditemukan, bahwa disampingusia,
hal lain
yang
mempengaruhiterjadinya disfungsi endotel
adalahtekanan darah yang
tinggi. Dari
hasil penelitian tersebut didapat bahura padapenderita normotensi adanya perubahan respon
asetilkolin
terhadap alirandarah
mulai
tampak pada usia diatas30
tahun. Sebaliknya pada penderitahipertensi adanya perubahan pada
jalur NO
dapatdiketahui
sejakusia
18tahun. Dengan demikian hipertensi akan mempercepat terjadinya
disfu4Si
endotel (Taddei et
al,
1998).Seperti
telah
dikatakan sebelumnya bahwa pada penderita hipertensiesensial
terjadi
gangguanvasodilatasi pembuluh darah
dan
dominanryrafaktor konstriksi
serta terbentuknya superoksidaradikal
oleh endotel. Halini
disebabkankarena
berkurangnyaaktivitas
NO.
Aktivitas
NO
yangberkurang
ini
disebabkanoleh
beberapahal
antaralain
oleh
(Panzaet
al,lees):
1.
SintesaNO pada endotel berkurang.2.
PenghancuranNO
oleh anion
superoksida, prostanoid(melalui
jalur
siklooksigenase).
3.
Terbentuknyaendotelin-l
yang berlebihan.Pada gambar
diawah
ini
dapatdilihat
adanyadefek
pembentukanNO
[image:37.469.29.423.81.438.2]dari L-arginin pada penderita hipertensi esensial.
Gambar
3.
Defek pembentukanNO
akibat disfungsi endotel pada penderitaHipertensi
(kutip
Taddei, 1998)L4.
Komplikasi hipertensi
Hipertensi
yang
tidak
dikontrol
atau diobati
dengan
baik
akanmengakibatkan
timbulnya
kerusakantarget
organ. Organ
yang dikenai
adalahsebagai berikut (JNC
VI):
Essential hypertensive patients
NO
@l
Y
IV
Endothelial dysfunction
Arachidonic acid
cy"toolygrn*.
1.
Jantung:
- Hipertropi ventrikelkiri
-
Angtna atau sebelumnya menderitainfark
miokard-
Sebelumnya menj alani tindakan revaskulari sasi-
Gagaljantung2.
Stroke atau Transient ischemic attack3.
Nefropati4.
Penyakit arteri vaskuler5.
Retinopati.Ginjal
sebagai salah satu target organ cukup sering mengalami kelainanalftat
hipertensi.
Dari
penelitian yangdilakukan oleh United
States RenalData
System(USRDS)
tahun lgg2,
sebanyak 30% penderita gagalgrnjal terminal (GGT)
yangdiobati
disebabkan oleh hipertensi esensial(Whelton et
al,
1996;Zucchelli et at'
1996). Data
dari
USRDSjuga
memperlihatkan keccndcrunganmakin
tingginyapenderita gagal ginjal terminal akibat hipertensi esensial pada penduduk
kulit hiam
seperti
terlihat
pada keadaanberikut
ini:
tahun
1982 ditemukan kasus baru GGTsebanyak 102 orangl sejuta penduduk pada orang Negro akibat hipertensi esensial,
sedangkan
pada orang
kutit
putih
hanya ditemukan kasus
baru GGT
afxbathipertensi
sebanyak20 oran!
sejuta penduduk.Tahun
1987 pada orang Negroditemukan kasus baru GGT akibat hipertensi sebanyak 143 orang/sejuta
pendduk,
sedangkan pada orang
kulit
putih
hanya ditemukan kasus GGT baru sebanyak 22orang/sejuta penduduk. Pada tahun 1992 kasus GGT baru akibat hipertensi esensial
pada orang Negro sebanyak 217 oranglsejuta penduduk, sedangkan pada orang
kulit
putih
hanyaditemukan
kasusbaru GGT
akibat
hipertensi esensial sebanyak 36orang/sejuta
penduduk
(kutip Bianchi
et al,
1999).
Di
negaralainnya
sepertiFilipina,
l,3oA
penderita
GGT
yang menjalani
tranplantasi disebabkan
olehhipertensi
esensial, Sedangkandi
India
ll,4o/o
penderitaGGT
yang morjalani
tranplantasi disebabkan
oleh
hipertensi
esensial
(kutip
Sidabutar,
lW2)-
Di
Indonesia, Sidabutar (1992) pada penelitiannya
di
Jakarta tahunl98l
meneinukansebanyak
17 dari
815
penderitaGGT baru
(2,09%)
disebabkanoleh
hipertensiesensial
dan menempati urutan
nomor
8
dari
berbagai penyebabGGT
lainnlra sepertiglomerulonefritis
kronik,
penyakit
ginjal
obstruksi dan
infeksi,
nefropatidiabetik,
nefritis
lupus dan
lainJain.
Sukandar(1997)
pada penelitiannya rumaltsakit Hasan Sadikin Bandung selama kurun
waktu
1990-1994 mendapatkanl0
dari1027 kasus
GGT
baru
(1,0%)
adalahakibat hipertensi
esensialdan
menrpakannomor
7
terbanyak setelahglomerulopati, pielonefritis kronis, nefropati
diabett'knefropati
obstruktif kronis, neltopati
urat dan penyakitginjal polikistik. Di
RSUPDr.M.Djamil
Padang,Djaafar (1999)
dalam penelitiannya
selamakurun \mktu
lggT-lggg
mendapatkan5 dari
62
kasusbaru GGT
disebabkan akibat hipertensiesensial
(8,05%)
dan merupakan urutan nomor4
terbanyak setelahpielonefritis,
glomerulonefritis serta penyakit
ginjal
obstruksi dan infeksi.Pada
ginjal
terjadinya mikroalbuminuria ditentukan
oleh
dua
mekanismepenting,
yakni
peningkatan tekanan hidrostatisintra
glomerulus dan peningkatanpermeabilitas membran basalis glomerulus terhadap albumin.Tekanan hidrostatis
dipengaruhi oteh tekanan dan tonus arteriol aferen dan eferen (Bianchi et
al,
1999).Dalam
keadaannormal tonus pembuluh darah glomerulus
diatur oleh
interaksiantara zat yang bersifat vasoaktif
(
NO,bradikinin,
prostasiklin dan lainnya)
sertazat
yangbersifat vasokonstriktif (endotelin-1,
angiotensinII,
dan lainnya)
padaarteriol aferen dan arteriol eferen. seperti tampak pada gambar disebelah.
+
+
+
+
+
+
Bradykinin I
Adenoslne
+
Prostaglandins
+
Natrluretic
PePtid.-+
Adrenomedutlin
+
+
Systemic
BP
t
t
f
Vasopressin
Endotlrelin
SyrnPattretic
Ttrromboxane
i
t
t
[image:40.462.20.438.55.384.2]t
Gambar
4.
Faktor yang mengatur tonus pembuluh darahginjal/
glomerulus(kutip
Johnston,etal
1998).Pada
ginjal NO
lebih banyakdiproduksi
sel endotel yang terletak pada bagianmedula
(vasa rekta) dibandingkan dengan endotel yang terdapatpadakortekgnjal.
Disamping
itu
NOjuga
diproduksi oleh endotel yang terdapat pada makula densa,lapisan tebal tubulus proksimal dan epitel duktus koligen. (Romero et a121992; Raij
et
al,
1998;Mimran,
1998).Dalam
keadaan
normal
peningkatan
tekanan
darah
sistemik
akan menyebabkan vasokonstriksiarteriol
aferen, sehingga tekanan darah yangtingg
tersebut
tidak
sampai pada glomerulus. Dengan demikian glomerulus terhindar darikerusakan akibat peninggian tekanan darah tersebut.
Ini
disebut dengan mekanismeotoregulasi.
Pada hipertensi
mekanisme otoregulasi
ini
mengalami
gangguansehingga peninggian tekanan
darah sistemik akan
mengakibatkan peninggiantekanan
intra
glomerulus.Disamping
itu
pada
hipertensijuga terjadi
disfungsiendotel,
mengakibatkan
terjadi
gangguan
keseimbangan
vasodilator-vasokonstriktor, dimanajustru
yang menonjol adalah peran vasokonstriktor.tlal
ini
disebabkan oleh karena berkurangnya produksi NO oleh endotel atau penghancurianNO
yang berlebihan oleh zat yang dibentuk endotel pada kondisi patologis tersebut,seperti oleh PGH2,
Tr.A2
dan anion superoksida (Johnston etal,
1998;Bianchi
etal,
1999).Peninggian
tekanan darah sistemik disamping
mengganggu mekanismeotoregulasi,
juga
menyebabkan perubahan pada tunikaintima
arteri preglomerular(arteri interlobaris, arteri
arcuata danarteriol
aferen), yangdikenal
dengan namanefrosklerosis
arteriol.
Dengan terjadinya kelainan pada pembuluh darah tersebutpada
awalnya
mengakibatkan
peninggian
tekanan intraglomeruler
sebagai manifestasidini
kelainan yang terjadi padaginjal (Zucchelli
etal,
1995;Mimran
etal,1996;
Parving
1996). Perubatranini
bersifat lambat namun progresif dan padaakhirnya menimbulkan gangguan pada
funpi
ginjal.
Tekanan intraglomerular yangmeninggi akan
menyebabkanterjadinya
kerusakan membran basalis glomerulussehingga
terjadi
kebocoran dimanaalburrin
yang biasanyatidak
dapat melewatimembran
basalis
tersebut,
sekarangakan
sampai
di
tubulus dan
selanjutnyadikeluarkan melalui urine.
Disamping peningkatan tekanan hidrostatis intraglomerulus, hal lainnya yang
menyebabkan
terjadinya mikroalbuminuria adalah
peningkatan
permeabilitasmembran
basalis glomerulus terhadap
albumin
dan
ini
disebabkan
olehterbentuknya "vascular endothelial growth factors", "vascular permeability factors"
yang dihasilkan oleh sel endotel
&n
oleh sel
mesangial(Bianchi
et
al,
1999).Albumin
yang melewati
hpil€r
dmulu
ini
selanjutnya akan meningkatkankadar protein yang
terdapat
Fda
bFil'l
Bwman
dan
tubulus
proksimal.Kelebihan protein
pda
kapsuta Bowman
dm
tubulus proksimal
ini
akanmenyebabkan kerusakan
set epitel
pada
ko&E
@at
tenebut, sehinga
akanmemperbesar kebocoran
protein lagi melalui
lrirc.
Sclanjutnyasel
yang nsak'
tersebut akan
menyebabkandiproduksinSa
Ef-L
Endotelin-l
ini
disamdqg
mengakibatkan
vasokonstriksi
pembuluh
darab
jry
nenimbulkan
peradmganpada
jaringan
tubulo-interstitial dan
padaakhirnF
eh
mengaktivasifibroilast
untuk
membentukmatrik
ekstraseluler (Jansenet
al,
1996;Bcnigpi
et.I"
lD8;
Preston, 1999).
Adanya mikroalbuminuria
menptrn
Ptuda
abi
tF{idirF
peninggian tekanan intraglomerular sebagaimanifesasi
rfinikdeim
@ld
giniat-Disampingitu
mikroalbuminuria
merupakan cermin telahtcrjadi
disfingd
cttdotclpada penderita hipertensi esensial (Jansen et al,1996;
Mimran ,
1998).Increased G lomerular Pressure
I
Y
Endothelial
Injqry
"l'
Platelet Aggregationt
R'elease of Cytbkine
|
-a
trrtespJgi at Cel I Atpivation
t-
+
Cell
Prolifer.ation
Matiix
Overproduction+t
Gl6merular
SclerosisGambar
5.
Mekanisme kerusakan glomerulus
akibat
peninggian
tekananintraglomerular
(Kutip Dworkin
,
1996)Dari
kepustakaan
dikatakan bahwa prevalensi mikroalbuminuria
padapenderita hipertensi esensial bervariasi tergantung pada metode pemeriksaan yang
dilakukan, lamanya
seseorangmenderita hipertensi, serta
adekuat/
tidalnya
pengobatan
yang
diberikan. Dilaporkan prevalensi mikroalbuminuria
padapenderita hipertensi esensial berkisar antara 20-30o/o
(Mimran
etal,
1996;Parving
1996).
Peneliti
lain
melaporkan prevalensi mikroalbuminuria
pada
hipertensi esensial mencapai 40Yo(Diez,
1995). Sedangkan penderita hipertensi esensial yangjatuh
pada penyakitginjal
tahap akhir prevalensinya berkisar 28-29% (Zucctrelli etal,
1996).Terj adinya mikroalbuminuria pada hipertensi esensial memerlukan waktu
lang
cukup lama seperti terlihat pada gambar dibawah
ini
Waklu (Umur-tahun)
(20-30)
Fase I.I
ferjadi
peningkatan resistensi pembuluh darahginjal
karena gangguanI
nrngsional yang diduga
sebagaiakibat
angiotensinII
endogen danY
norepinefrin.(30-40)
FaseII.
I
nesistensi pembuluh darahginjal
makin
meningkat akibat gangguanI
struktur dan fungsi pembuluh darah tersebut.Laju
filtrasi
glomerulusI
masih
normal,
walaupun
terjadi
iskemik
glomerulus.
Terjadit
peningkatan fraksifiltrasi
)
mikroalbuminuria
(40-50)
FaseIII.
I
(50-
)I
(60-
)Resistensi pembuluh darah terus meningkat.
Terjadi
ganggrran padastnktur
pembuluh
darah dan
glomerulus (nefrosklerosis
arteriol).Peningkatan fraksi fi ltrasiterus terj adi. Terj adi proteinuria.
Fase
IV.
Terjadi
pengurangan massagtnjal.
Penurunan resistensi pembuluhdarah
grnjal
(penurunan resistensi
arteriol
aferen).
laju
filtrasi
menurun secara progresif. Terj