• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

1.5. Tujuan Penulisan ... 5

1.6. Manfaat Penulisan Makalah ... 5

1.7. Metode Penulisan ...5

1.8. Sistematika Penulisan...6

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Problem Based Learning ... 7

2.2. Model Problem Based Learning... 13

2.2.1 Ciri-ciri Problem Based Learning ... 14

2.2.2 Tujuan Problem Based Learning ... 17

2.2.3 Langkah-langkah Model Problem Based Learning... 18

2.3. Pengertian Belajar kooperatif ... 19

2.4. Pembelajaran Konvensional ... 23

2.5. Silabus menguasai Elektronika Digital dan Komputer...25

2.5.1 Gerbang Logika Dasar...26

(2)

2.5.1.2 AND Gate ... 27

2.5.1.3 NOT Gate ...28

2.5.1.4 NAND Gate...29

2.5.1.5 NOR Gate ...29

2.5.1.6 Exclusive OR Gate ...30

2.5.1.7 Exclusive NOR Gate ...31

2.5.2 Gerbang Logika Gabungan ...32

2.5.3 Intergrated Circuit (IC) ...35

BAB III SKENARIO PENERAPAN 3.1. Lokasi dan Sasaran ... 39

3.2. Metode dan Teknik ... 39

3.2.1 Metode Pembelajaran ... 39

3.2.2 Desain dan Teknik ... 39

3.3. Teknik Evaluasi ... 41

3.4. Teknik Refleksi Pembelajaran ... 41

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan...44

4.2 Saran...44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya pengembangan proses belajar mengajar bertolak dari pengertian mengajar. Pada hakikatnya mengajar adalah memberikan tekanan kepada optimalnya kegiatan belajar siswa dan tidak semata-mata berorientasi pada hasil tetapi juga berorientasi pada proses. Dengan harapan makin tinggi proses makin tinggi pula hasil yang dicapai. Guru merupakan ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan dan minat siswa (Nana Sudjana, 1988:14). Guru dituntut paling tidak Menguasai bahan yang diajarkan dan terampil dalam cara menyampaikan materi pelajaran.

Hasil yang diperoleh bahwa keseluruhan variabel guru mempunyai korelasi positif yang nyata dengan keberhasilan belajar siswa dan variabel yang paling besar korelasinya adalah pelaksanaan proses belajar mengajar. Nana Sudjana (1988:15) mengemukakan bahwa guru-guru tertentu dalam mengajar hanya berusaha melakukan transfer ilmu saja, tidak ada usaha untuk menarik minat siswa atau mengajar hanya semata-mata berorientasi pada hasil, dan tidak berorientasi pada proses.

(4)

belajar pasif. Ini perlu dihindari karena akan menghambat kreatifitas siswa sehingga keaktifan siswa dalam belajar menjadi berkurang.

Aplikasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan ini terwujud dalam kegiatan siswa untuk mencari, menemukan dan menyimpulkan sendiri pengetahuan yang ia pelajari, sehingga dalam kesempatan itu siswa akan belajar secara aktif. Untuk merangsang siswa belajar aktif banyak metode yang digunakan, salah satunya adalah dengan menerapkannya metode Problem Based Learning (PBL).

PBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan menintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik bekerja sama untuk menyelesaikan masalah sehingga tercerminkan pada pengalaman mereka. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara mandiri.

(5)

3

menekankan keaktifan siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran, sehingga pendekatan ini lebih merangsang siswa untuk belajar, berpikir inovatif serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Dalam pandangan kontruktivisme untuk dapat mengetahui sesuatu seseorang menggunakan indranya, artinya bahwa seseorang dapat mengetahui sesuatu dan berinteraksi dengan objek dan lingkungannya dengan cara melihat, menjamah, mencium, mendengar dan merasakannya. Jadi pengetahuan itu ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui dan tidak dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) kepada orang lain (murid).

Dalam metode PBL, peserta didik diberikan suatu permasalahan. Kemudian secara berkelompok (sekitar 5-8 orang), mereka akan berusaha untuk mencari solusi atas permasalahn tersebut. Untuk mendapatkan solusi, mereka diharapkan secara aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh dari bahan bacaan (literatur), narasumber, dan lain sebagainya. Dari permasalahan di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan analisis, perencanaan dan penulisan yang berjudul “Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Elektronika Digital Di SMKN 4 Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

(6)

1. Kurangnya kemampuan dan keterampilan guru dalam pengembangan suatu metode mengajar.

2. Keterbatasan kemampuan peserta didik dalam mengikuti dan memahami suatu pelajaran.

3. Menghindari metode mengajar bersifat verbalisme.

4. Kesulitan belajar peserta didik menguasai materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar dari peserta didik.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah dan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah penulisan ini adalah :

1. Hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran Elektronika Digital dengan menggunakan metode PBL dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional(biasa)

2. Respon siswa terhadap pembelajaran Elektronika Digital dengan mengunakan metode PBL

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan untuk menghindari pelebaran dan penyimpangan terhadap hal-hal yang akan dibahas serta agar penulisanini lebih terarah. Dalam penulisanini permasalahan dibatasi sebagai berikut :

1. Penulisan terbatas pada mata pelajaran Elektronika Digital

2. Tingkat penguasaan siswa yang diteliti meliputi empat aspek kognitif menurut Bloom, yaitu : ingatan, pemahaman, penerapan, analisis.

(7)

5

1.5 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang, maka tujuan penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah siswa yang mendapatkan pembelajaran Elektronika Digital dengan menggunakan metode PBL peningkatan hasil belajarnya lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran biasa (konvensional).

2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode PBL.

1.6 Manfaat dari Pembuatan Makalah ini

Dengan diperolehnya informasi ini diharapkan dapat berdaya guna untuk pembaca, antara lain:

1. Sebagai bahan kajian dalam menerapkan inovasi metode pembelajaran teknologi modern dalam bidang pendidikan secara optimal.

2. Sebagai bahan kajian dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mempelajari Elektronika Digital di SMKN 4 Bandung.

3. Sebagai bahan masukan bagi para guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajarannya yang membuat siswa belajar aktif dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.7 Metode Penulisan

(8)

penyusunan karya ilmiah dari segi ruang lingkup, karakteristik, dan format penulisan di kalangan civitas akademik. Informasi lengkap dan rinci mengenai cara menulis karya ilmiah sesuai dengan bidang kajian serta metode penelitian yang dipakai, bisa diperoleh dalam literatur yang tersedia di perpustakaan.

1.8Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Berisi teori-teori yang berkaitan dengan problem based learning, model problem based learning, ciri-ciri problem based learning, tujuan problem based learning, langkah-langkah problem based learning, pengertian belajar kooperatif dan pembelajaran konvensional.

BAB III SKENARIO PENERAPAN

Bab ini berisi tentang metode dan teknik, teknik evaluasi, dan teknik refleksi pembelajaran,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(9)

49

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang diatas , maka dapat disimpulkan :

1. Metode PBL dapat menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar elektronika digital dibanding dengan belajar biasa

2. Dari metode ini respon siswa dalam belajar akan jadi dua arah yang menyebabkan interaksi antara guru dan siswa akan terjalin.

4.2 Saran

Dari kedua model pembelajaran (problem based learing dan kooperatif) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, beberapa saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Model problem based learning dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran di SMK dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. (2005) Menguasai

Elektronika Digital dan Komputer.

Departemen Pendidikan Nasional Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Laporan

Buku, Makalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia, 2011.

Hatch, Evelyn dan Hossein Farhady (1982) Research Design and Statistic. Los Angeles : Newbury House

Sudjana, H.D. (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung : Falah Production

Sudjana, H.D. (2005). Metoda Dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung : Falah Production

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Cetakan Ketiga. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sukardi (2007).Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar guru lebih jelas menyampaikan tujuan pembelajaran, sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar guru memberikan kesempatan kepada

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dapat

2) Guru hanya menyampaikan 1 tujuan pembelajaran, karena waktu habis hanya untuk mengondisikan siswa agar tetap tenang dan mengikuti kegiatan selama proses pembelajaran

(1) Menghasilkan media trainer pembelajaran dasar digital yang valid, (2) Mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan media trainer, dan (3) Mengetahui

Model pembelajaran group investigation sangat baik diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS pada materi

Berlatar belakang hal di atas, peneliti kemudian berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul; “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Metode Observasi Metode Observasi digunakan untuk teknik pengumpulan data untuk keterlaksanaan penerapan media pembelajaran Video Animasi 3D dengan menggunakan model pembelajaran PBL

Hasil Observasi Hasil pengamatan siklus 2 yang dilakukan oleh pengamat selama proses pembelajaran yang berlangsung di Kelas X Teknik SMK Penerbangan SPAN Pekanbaru diperoleh bahwa