• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BMT DOS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BMT DOS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“ LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

(BMT)

DOSEN PENGAMPU :

AJI, SE. MSi

PENYUSUN :

1) MIRA AGUSTIN

(15041092)

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

FAKULTAS EKONOMI – PRODI AKUNTANSI

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Jl. Airlangga 03 Sukodadi Lamongan Telp.(0322)

390497 Fax.390929

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga makalahini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.

Oleh karena itu penyusun pada kesempatan ini mengucapkan rasa terima kasih kepada : Dosen Pengampu Ekonomi Islam yang sekaligus menjadi Pembimbing dalam penyusunan makalah ini sehingga penyusun dapat menyeselesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Bapak Aji, SE. MSi selaku Dosen Pengampu Ekonomi Islam Semester 4 Universitas Islam Darul Ulum Lamongan.

Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penyusun butuhkan. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Lamongan, 13 April 2017

(3)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN SAMPUL... 1

KATA PENGANTAR... 2

DAFTAR ISI... 3

BAB I PENDAHULUAN... 4

1.1. Latar Belakang... 4

1.2. Tujuan Penulisan... 5

1.3. Rumusan Masalah... 5

BAB II LANDASAN TEORI... 6

2.1. Lembaga Keuangan Syari’ah... 6

2.2. BMT ... 7

BAB III PEMBAHASAN... 8

3.1. Pengertian Lembaga Keuangan Syari’ah... 8

3.2. Pengertian BMT...11

3.3. Fungsi, Peran dan Tujuan BMT...13

3.4. Penghimpunan & Penyaluran Dana BMT...16

3.5. Peran BMT sebagai Lembaga Keuangan Syariah Terhadap Perekonomian Masyarakat ...17

3.6. Penyajian Laporan Keuangan pada Lembaga Keunangan Syari’ah...19

BAB III PENUTUP...28

4.1 Kesan...28

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Islam merupakan ajaran yang Syamil (universal), kamil (sempurna), dan mutakamil (menyempurnakan) yang diberikan oleh Allah yang diangkat sebagai Khalifah (pemimpin) di bumi ini yang berkewajiban untuk memakmurkannya baik secara material maupun secara spiritual dengan landasan aqidah dan syari’ah yang masing-masing akan melahirkan peradaban yang lurus dan akhlaqul karimah (perilaku mulia).

(5)

1.2. Tujuan

1. Untuk memberikan Pemahaman lebih lanjut tentang Lembaga Keuangan Syari’ah

2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Islam Yang diharapakan mahasiswa baik masyarakat umum dapat memahaminya secara mendalam.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syari’ah? 2. Apa yang dimaksud dengan BMT ?

3. Apa Fungsi, Peran dan Tujuan BMT ?

4. Bagaimana Penghimpunan dan Penyaluran Dana BMT ?

5. Bagaimana Peran BMT Sebagai Lembaga Keuangan Syariah Terhadap Perekonomian Masyarakat ?

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.

Yang dimaksud dengan mengkhususkan diri untuk melakukan kegiatan tertentu adalah melaksanakan kegiatan pembiayaan jangka panjang, pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migasi dan pengembangan pembangunan perumahaan.

(7)

Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS. Al-Baqarah: 275).6

2.2PENGERTIAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)

Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti : zakat, infaq, dan sedekah. Adapun Baitul Tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.8

Menurut Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK) BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bay al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, Baitul Maal wa Tamwil (BMT)juga menerima titipan zakat, infak, sedekah serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

Hingga saat ini status kelembagaan atau badan hukum yang memayungi keabsahan BMT adalah koperasi. Hal ini berarti kelembagaan BMT tunduk pada Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 tahun 2012 dan secara spesifik diatur dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UMKM

(8)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

Lembaga Keuangan Syariah adalah badan usaha yang kegiatannya di bidang keuangan syariah dan asetnya berupa aset-aset keuangan maupun non keuangan berdasarkan prinsip syariah. Dan ada yang mengartikan sebagai berikut lembaga keuangan syariah adalah badan usaha yang kekayaan utamanya berbentuk aset keuangan, memberikan kredit dan menanamkan dananya dalam surat berharga.Serta menawarkan jasa keuangan lain seperti: simpanan,asuransi,investasi,pembiayaan,dll.Berdasarkan prinsip syariah dan tidak menyalahi dewan syariah nasional.

Sebenarnya, bisnis secara syariah tidak hanya berkaitan dengan larangan bisnis yang berhubungan dengan, seperti masalah alkohol, pornografi, perjudian, dan aktivitas lain yang menurut pandangan Islam seperti tidak bermoral dan antisosial. Akan tetapi bisnis secara syariah ditunjukan untuk memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian tujuan sosial-ekonomi masyarakat yang lebih baik. Bisnis secara syariah dijalankan untuk menciptakan iklim bisnis yang baik dan lepas dari praktik kecurangan.

Dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi, dunia Islam mempunyai sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Syariah yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadits serta dilengkapi dengan Al Ijma dan Al Qiyas. Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih dikenal dengan istilah Sistem Ekonomi Syariah.

(9)

menzalimi hak individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis, tetapi Islam mengakui hak individul dan masyarakat.

Lembaga Keuangan Syariah sebagai bagian dari Sistem Ekonomi Syariah, dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari saringan Syariah. Oleh karena itu, Lembaga Keuangan Syariah tidak akan mungkin membiayai usaha-usaha yang di dalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat luas, berkaitan dengan perbuatan mesum/ asusila, perjudian, peredaran narkoba, senjata illegal, serta proyek-proyek yang dapat merugikan syiar Islam. Untuk itu dalam struktur organisasi Lembaga Keuangan Syariah harus terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi produk dan operasional lembaga tersebut.

Dalam operasionalnya, Lembaga Keuangan Syariah berada dalam koridor-koridor prinsip-prinsip:

1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan resiko masing-masing pihak.

2. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor (penyimpan dana), dan pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai mitra usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan.

3. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui kondisi dananya.

4. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil alamin. Ciri-ciri sebuah Lembaga Keuangan Syariah dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.

(10)

3. Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya berdasarkan profit orianted, tetapi juga falah orianted, yakni kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

4. Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariah berdasarkan prinsip kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna transaksi komersial, dan pinjam-meminjam (qardh/ kredit) guna transaksi sosial. 5. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan

tidak menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syiar Islam

Sumber Daya Insani (SDI) yang dibutuhkan oleh sebuah lembaga keuangan syariah, adalah seorang yang mempunyai kemampuan profesionalitas yang tinggi, karena kegiatan usaha lembaga keuangan secara umum merupakan usaha yang berlandaskan kepada kepercayaan masyarakat.

Untuk SDI lembaga keuangan syariah, selain dituntut memiliki kemampuan teknis perbankan juga dituntut untuk memahami ketentuan dan prinsip syariah yang baik serta memilik akhlak dan moral yang Islami, yang dapat dijabarkan dan diselaraskan dengan sifat-sifat yang harus dipenuhi, yakni:

a. Siddiq : yakni bersikap jujur terhadap diri sendiri, terhadap orang, dan Allah SWT.

b. Istiqomah : yakni bersikap teguh, sabar dan bijaksana.

c. Fathonah : yakni professional, disiplin, mentaati peraturan, bekerja keras, dan inovatif.

d. Amanah, yakni penuh tanggungjawab dan saling menghormati dalam menjalankan tugas dan melayani mitra usaha.

e. Tabligh, yakni bersikap mendidik, membina, dan memotivasi pihak lain untuk meningkatkan fungsinya sebagai kalifah di muka bumi.

Lembaga Keuangan Syariah terdiri dari Bank dan non Bank, seperti : 1. Asuransi

(11)

3.2 PENGERTIAN BMT

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) adalah suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitulmal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang nonoprofit, seperti: zakat, infaq, dan sedeqah. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat ekonomi kecil dengan berlandaskan Islam. Lembaga ini didirikan dengan maksud memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam atau BPR Islam.

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, juga bias diartikan sebagai lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada system ekonomi yang salaam.

Ciri-ciri BMT adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota serta masyarakat.

2. Bukan lembaga sosial, tapi bermanfaat untuk mengefektifkan penggunaan dana-dana sosial untuk kesejahteraan orang banyak serta dapat menyelenggarakan kegitan pendidikan dapat memperdayakan anggotanya dalam rangka menunjang ekonomi.

3. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat sekitarnya. Milik masyarakat kecil dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik perseorangan atau orang dari luar masyarakat. Atas dasar ini BMT tidak bisa berbadan hukum perseroan.

(12)

BMT dapat didirikan oleh : 1. Sekurang-kurangnya 20 orang.

2. Satu pendiri dengan lainnya sebaiknya tidak memiliki hubungan keluarga vertical dan horizontal satu kali.

3. Sekurang-kurangnya 70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar daerah kerja BMT.

4. Pendiri dapat bertambah dalam tahun-tahun kemudian jika disepakati oleh rapat para pendiri.

Modal BMT terdiri dari : 1. Simpanan pokok.

2. Simpanan Pokok Khusus.

Seperti halnya lembaga keuangan syariah yang lainnya BMT dala kegiatan operasionalnya menggunakan 3 prinsip, yaitu:

1. Prinsip bagi hasil a. Mudharabah b. Musyarakah c. Muzara’ah d. Musaqah

2. Jual beli dengan margin (keuntungan); a. Murabahah

b. Ba’i As-Salam c. Ba’i Al-Istisna d. Sistem profit lainnya;

Kegiatan operasional dalam menghimpun dana dari masyarakat dapat berbentuk giro wadi’ah, tabungan mudharabah, Deposito investasi mudharabah, Tabungan haji, Tabungan Qurban.

(13)

3.3 FUNGSI, PERAN DAN TUJUAN BMT A. FUNGSI BMT

BMT memiliki pangsa pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau pelayanan perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan “psikologis” bila berhubungan dengan pihak bank. Baitul Maal Wat Tamwil memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut:

a) Penghimpun dan penyalur dana, dengan cara menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).

b) Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan.

c) Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan pendapatan kepada para pegawainya.

d) Pemberi informasi, memeberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko keuntungan dan peluan yang ada pada lembaga tersebut.

e) Sebagai satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan kelebihan tidak meminta jaminan yang memberatkan bagi UMKMK tersebut.

Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih professional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tangtangan global.

b) Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak atau kepentingan bersama. c) Mengembangkan kesempatan kerja.

(14)

produk-B. PERANAN BMT

BMT juga memiliki beberpa peranan, diantaranya adalah:

a) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non Islam. Aktif melakukan sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti pentingnya sistem sekonomi islami.

b) Melukukan pembinaan dan pendanaan usaha mikro. BMT harus bersikap aktif melakukan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha naabah.

c) Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung pada rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana dalam segera.

d) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang rata. Fungsi BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks diwajibkan harus pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan evaluasi dalam rangka pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan, contohnya dalam masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan kelayakan nasabah dalam hal golongan nasabah dan juga jenis pembiayaan yang dilakukan.

Selain itu, peran BMT di masyarakat, adalah:

a) Motor pengerak ekonomi dan social masyarakat banyak. b) Ujung tombak pelaksanaan istem ekonomi Islam.

c) Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu’aja (miskin).

(15)

C. TUJUAN BMT

Dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi sebagai:

a) Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat (Pokusma), serta daerah kerjanya.

b) Meningkatkan kualitas SDM anggota dan Pokusma menjadi lebih professional dan Islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global.

c) Menggalang serta memobilsasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.

(16)

3.4 PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA BMT A. PENGHIMPUNAN DANA

Penghimpunan dana BMT diperoleh melalui simpanan, yaitu dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan kesektor produktif dalam bentukk pembiayaan. Simpanan ini dapat berbentuk tabungan wadi’ah, simpanan mdharabah jangka pendek dan jangka panjang.

B. PENYALURAN DANA

Penyaluran dana BMT kepada nasabah terdiri atas dua jenis:

a) Pembiayaan dengan sistem bagi hasil

b) Jual beli dengan pembayaran ditangguhkan

Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT kepada pihak ketiga berdasarkan kesepakatan pembiayaaan antara BMT dengan pihak lain dengan jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang disepakati.

(17)

3.5 PERAN BMT SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

Hernandi de Soto dalam bukunya The Mystery of Capital (2001) menggambarkan betapa besarnya sektor ekonomi informal dalam memainkan perannya dalam aktivitas ekonomi di negara berkembang. Ia juga mensinyalir keterpurukan ekonomi di negara berkembang disebabkan ketidakmampuan untuk menumbuhkan lembaga permodalan bagi masyarakatnya yang mayoritas pengusaha kecil.

Indonesia misalnya, adalah negara berkembang yang jumlah pengusaha kecilnya mencapai 39.04 juta jiwa. Namun para pengusaha kecil tersebut tidak memiliki akses yang signifikan ke lembaga perbankan, sebagai lembaga permodalan. Lembaga-lembaga perbankan belum bisa menjangkau kebutuhan para pengusaha kecil, terutama di daerah dan pedesaan.

Belum adanya lembaga keuangan yang menjangkau daerah perdesaan (sektor pertanian dan sektor informal) secara memadai yang mampu memberikan alternatif pelayanan (produk jasa) simpan-pinjam yang kompatibel dengan kondisi sosial kultural serta ‘kebutuhan’ ekonomi masyarakat desa menyebabkan konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat ‘dihadirkan’ di daerah kabupaten kota dan bahkan di kecamatan dan perdesaan.

Konsep BMT sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah, merupakan konsep pengelolaan dana (simpan-pinjam) di tingkat komunitas yang sebenarnya searah dengan konsep otonomi daerah yang bertumpu pada pengelolaan sumber daya di tingkat pemerintahan (administrasi) terendah yaitu desa.

Mengutip formulasi Bambang Ismawan (1994) tentang lembaga keuangan mikro, maka setidaknya terdapat beberapa hal yang diperankan BMT dalam otonomi daerah :

1. Mendukung pemerataan pertumbuhan

(18)

kemudian berubah menjadi usaha kecil, hal ini akan memfasilitasi pemerataan pertumbuhan.

2. Mengatasi kesenjangan kota dan desa

Akibat jangkauan BMT yang luas, bisa meliputi desa dan kota, hal ini merupakan terobosan pembangunan. Harus diakui, pembangunan selama ini acap kali kurang adil pada masyarakat desa, sebab lebih condong mengembangkan kota.

3. Mengatasi kesenjangan usaha besar dan usaha kecil

Sektor yang selama ini mendapat akses dan kemudahan dalam mengembangkan diri adalah usaha besar, akibatnya timbul jurang yang lebar antara perkembangan usaha besar dan semakin tak terkejar oleh usaha kecil.

4. Mengurangi capital outflow

Perkembangan kota-kota besar yang sedemikian pesat, semakin meninggalkan pertumbuhan daerah-daerah pedesan. Lembaga keuangan mikro syari’ah BMT lebih berkemampuan memfasilitasi agar tabungan dari masyarakat desa atau daerah terkait, dapat memanfaatkan kembali tabungan yang telah mereka kumpulkan.

5. Meningkatkan kemandirian daerah

Dengan adanya faktor-faktor produksi (capital, tanah, SDM) yang merupakan kekuatan dimiliki oleh daerah, dimanfaatkan dan didayagunakan sepenuhnya untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada, maka ketergantungan terhadap investasi dari luar daerah (maupun luar negeri) akan terkurangi, serta investasi ekonomi rakyat, dapat berkembang pesat.

Era otonomi daerah merupakan peluang untuk memberdayakan ekonomi rakyat dengan memanfaatkan lembaga keuangan mikro syariah BMT. Melalui keuangan mikro syariah, kebangkitan ekonomi rakyat (sekaligus ekonomi nasional) maupun pengurangan kemiskinan, akan dilakukan oleh rakyat sendiri. Memang telah tiba saatnya, masyarakat menemukan jalannya sendiri untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi.

(19)

3.6 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUNANGAN SYARI’AH KHUSUNYA PADA BMT

Penyajian Laporan Keuangan : 1. Laporan posisi keuangan (neraca)

Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat, dan ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank sendiri dan aktiva yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi tidak terikat, dilakukan secara terpisah.

2. Laporan laba dan rugi

Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya,dalam laporan laba rugi mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos pendapatan dan beban.

3. Laporan arus kas

4. Laporan perubahan ekuitas

5. Laporan perubahan investasi terikat

Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya.

6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah

Bank syari’ah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat, infaq, dan shodaqoh sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan :

a. Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah yang berasal dari penerimaan;

 Zakat dari bank syari’ah

 Zakat dari pihak luar bank syaria’ah

 Infaq

 Shadaqah

b. Penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah untuk:

 Fakir

(20)

 Orang yang terlilit hutang

 Orang yang baru masuk Islam

 Orang yang berjihad

 Orang yang dalam perjalanan

 Amil

c. Kenaikan atau penurunan sumber dana zakat, infaq dan shadaqah d. Saldo awal dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah e. Saldo akhir dana penggunaan dana zakat, infaq, dan shadaqah 7. Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasan

Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan qardhul hasan sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:

a. Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan:

 Infaq

 Shadaqah

 Denda

 Dan pendapatan non halal

b. Penggunaan dana qardhul hasan untuk:

 Pinjaman

c. Sumbangan

d. Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan e. Saldo awal dana penggunaan dana qardhul hasan, f. Saldo akhir dana penggunaan dana qardhul hasan 8. Catatan-catatan laporan keuangan

Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan material yang perlu unutuk menjaikan laporan keuangan tersebut memadai, relevan, dan bisa dipercaya (andal) bagi para pemakainya. 9. Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan

informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan sebagaimana ditentukan didalam statement of obyektif.

(21)

Contoh Bentuk Laporan Keuangan Bank Syariah 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

(Nama Bank)

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi Pada Bulan xx Tahun xxxx

Uraian Catatan Unit Moneter(tahun) (tahun)Unit

Aktiva

Kas dan setara kas Piutang penjualan Investasi

Investasi dalam surat-surat berharga Investasi Mudharabah

Investasi Musyarakah Penyertaan modal Persediaan

Investasi pada real estate Aktiva yang disewakan Istishna’

(22)

2. Laporan Laba rugi

(Nama Bank) Laporan Laba Rugi

Pada tahun yang terakhir (tahun) dengan ( tahun lalu)

Uraian Catatan xxxx (tahun)

Unit Moneter

Keuntungan rekening investasi tidak terbatas

sebelum bagian bank sebagai mudharib

Bagian bank sebagai mudharib

Keuntungan terhadap rekening investasi tidak terbatas sebelum zakat Bagian bank pada pendapatan dari investasi

( sebagai mudharib dan sebagai pemilik dana )

Pendapatan bank dari investasi Bagian keuntungan bank dari rekening investasi terbatas sebagai mudharib Fee bank sebagai agen investasi untuk investasi terbatas

Pendapatan dan jasa-jasa perbankan Pendapatan lain-lain

Total pendapatan bank

Biaya umum dan administrasi Depresiasi

Pendapatan netto sebelum zakat dan pajak Provisi untuk zakat

(23)

3. Laporan Arus Kas

( Nama Bank ) Laporan Arus Kas

Pada tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun lalu )

Uraian Catatan Unit Moneterxxx ( tahun ) Unit Moneterxxxx( tahun )

Arus kas dari operasi Pendapatan netto Penyesuaian terhadap pendapatan netto Kas netto dari kegiatan operasional

Keuntungan dari rekening investasi tidak terbatas

Keuntungan dari penjualan aktiva tetap

Depresiasi dari aktiva yang disewakan

Provisi untuk penurunan nilai investasi pada surat-surat berharga

Piutang ragu-ragu Pembelian aktiva tetap Arus kas netto dari operasi Arus dari kegiatan investasi Penjualan real estate yang

disewakan

Pembelian real estate yang disewakan

Penjualan real estate

Investasi pada surat-surat berharga Kenaikan pada investasi

(24)

Arus kas netto dari kegiatan investasi

Arus kas dari kegiatan keuangan Kenaikan netto pada rekening

investasi tidak terbatas Kenaiakn netto pada rekening

koran

Deviden yang dibayarkan Kenaikan pada saldo kredit dan

biaya-biaya (penurunan) pada biaya yang dikeluarkan

(accrud expenses)

Kenaikan pada saham minoritas Penurunan pada aktiva lain Penurunan arus kas dari kegiatan

pembiayaan

Kenaikan/penurunan uang kas dan setara kas

Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun

(25)

4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan

( Nama Bank ) Laporan perubahan Modal

Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan ( tahun yang lalu )

Uraian Modal Disetor Transfer ke cadangan Saldo per tahun

(26)

5. Laporan Sumber-sumber dan penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah

(Nama Bank)

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah Untuk tahun yang terakhir dengan tahun lalu

Uraian Catatatan xxxx ( tahun )Unit Moneter xxxx ( tahun )Unit Moneter

Sumber-sumber zakat dan sumbangan Zakat jatuh tempo dari bank

Zakat jatuh tempo dari para pemilik rekening

Sumbangan

Total sumber zakat

Penggunaan zakat dan sumbangan Zakat untuk fakir dan miskin Zakat untuk Ibnu Sabil

Zakat untuk ghairimin dan membebaskan budak

Zakat untuk mu’allaf Zakat untuk fisabilillah

Zakat untuk amil zakat ( biaya administrasi dan umum )

Total penggunaan dana

Kenaikan ( penurunan ) sumber-sumber terhadap penggunaan

Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan pada awal tahun

Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan pada akhir tahun

x.xxx.xxx

(27)

( Nama bank )

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Untuk tahun yang terakhir ( tahun ) dengan (tahun lalu )

Uraian Catatan xxxx ( tahun )Unit Moneter xxxx ( tahun )Unit Moneter

Saldo awal

Pinjaman kebajikan

Sumber-sumber dana Qardhul Hasan Alokasi dari rekening koran

Alokasi dari pendapatan yang dilarang syariah ( haram )

Sumber diluar bank

Total sumber dana selama tahun ini

Penggunaan Qardhul Hasan

Pinjaman kepada para pelajar Pinjaman kepada para pengrajin Penyelesaian rekening koran

Total penggunaan selama tahun ini

Saldo akhir tahun Pinjaman kebajikan

Dana tersedia untuk pinjaman

(28)

BAB IV PENUTUP 1.1. Kesimpulan

Lembaga keuangan syariah (LKS) adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil

BMT adalah aktor-aktor daerah yang sangat berperan penting dalam pengembangan Dalam era otonomi daerah,. Sebab bagaimanapun juga, untuk memfasilitasi pengembangan keuangan mikro syariah tersebut, diperlukan suasana yang kondusif, misalnya dukungan peraturan-peraturan yang memfasilitasi pengembangannya maupun melindungi keuangan mikro itu sendiri, bukan malahan menghambat atau mematikannya. Tentu aturan merupakan satu faktor untuk pengembangan keuangan mikro, faktor lain adalah para pelaku maupun stakeholders yang terlibat di daerah.

4.2. KESAN DAN SARAN

Dengan adanya pembahasan tentang Lembaga Keuangan Syari’ah

(29)

DAFTAR PUSTAKA

 Ahmad Rodoni (dkk). 2008.Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta Timur:

Bestari Buana Murni

 Muhammad, 2007. Lembaga Ekonomi Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu

 https://daesepty.wordpress.com/2014/03/22/lembaga-keuangan-syariah/

 http://rahman8194.blogspot.co.id/2013/11/baitul-mal-wa-tamwil-bmt.html

Referensi

Dokumen terkait

Semua orang yang sudah menonton film Habibie & Ainun tau bahwa film tersebut menceritakan tentang kisah cinta antara Habibie dan Ainun, namun dalam film

Berdasarkan beberapa pengertian layanan bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh

Kompleksitas Sequential Search Kompleksitas algoritma search adalah tergantung dari jumlah perbandingan yang terjadi dalam perulangan saat melakukan pencarian data

Dari data hasil pengukuran diameter dengan kecepatan naik gelembung udara secara keseluruhan (gambar 4) terlihat kecepatan cenderung konstan pada ketinggian 1.5 m dan 2 m

Abstrak — Pengendalian Robot lengan menggunakan perintah suara adalah sebuah robot yang dapat digunakan untuk membantu manusia mengambil benda yang diinginkan

Dari gambar 2 terlihat bahwa, semua pernyataan dapat disetujui oleh semua peserta didik, hal ini dilihat dari nilai logit peserta didik lebih tinggi dari pada nilai logit