• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baitul Maal Wa Tamwil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Baitul Maal Wa Tamwil"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan MAKALAH HASIL OBSERVASI PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BMT MENTARI CABANG PUNGGUR guna memenuhi tugas ahir pada mata kuliah Ekonomi Islam.

Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penulisan pada masa yang akan datang, karena kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Hasil Observasi ini masih terdapat banyak sekali kekurangan serta kesalahan yang harus dibenahi.

Selanjutnya ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini :

1) Bapak Drs. Eko Suwando selaku Kepala SMK Negeri 1 Way Tenong 2) Ibu Dian Amelia SE selaku Pembimbing

3) Bapak Sarbani, S.Sos.I. selaku pengurus KJKS BMT MENTARI Kota Gajah dan seluruh staf karyawan yang telah memberikasn arahan dan bimbingan

Penulis berharap semoga Laporan Hasil Observasi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya.

(2)

PENDAHULUAN

Sistem perekonomian adalah sebuah hal besar yang menjadi syarat utama dalam memajukan sebuah masyarakat. Bank dan Koperasi menjadi tempat yang sangat dicari oleh sebagian besar masyarakat untuk mendapatkan pinjaman demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya, namun sistem yang digunakan oleh sebagian besar bank dan koperasi konvensional pada umumnya adalah sistem bunga, dimana dalam pandangan Islam bunga bank dan sejenisnya adalah termasuk kedalam riba yang sudah sangat jelas dilarang oleh agama Islam.

Umat islam telah lama menginginkan adanya suatu sisitem perekonomian yang berbasis pada nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi, dan BMT merupakan lembaga keuangan Mikro Syariah yang bertujuan untuk memajukan perekonomian masyarakat dan membantu melepaskan masyarakat dari berbagai bentuk riba yang terjadi pada lembaga-lembaga keuangan konvensional pada umumnya. Dan kini BMT telah tumbuh pesat diberbagai wilayah tak terkecuali di Kota Gajah, dan salah satu contoh lembaga keuangan syariah yang telah berhasil dalam pengembangan perekonomian masyarakat adalah KJKS BMT MENTARI KOTAGAJAH yang menjadikan kehidupan masyarakat berubah menjadi lebih baik terutama di bidang pertanian dan perdagangan.

(3)

BAB I

PENGERTIAN DAN SEJARAH BAITUL MAAL WA TAMWIL ( BMT )

A. Pengertian BMT

Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infak dan shodaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan dan penyaluran dana komersial (Prof. H A. Djazuli:2002).

B. Sejarah Umum BMT

Di Indonesia sendiri setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasinalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasioanal daerah.

Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi oleh aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu peran BMT agar mampu lebih aktif dalam memperbaiki kondisi tersebut.

Di Propinsi Lampung BMT mulai ada dengan dirintisnya Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), maka pada Tahun 1996 Lahirlah BMT Swadaya dengan

(4)

berdiri 30 BMT. Sedang pada tahun 1998 dengan bantuan Pemerintah propinsi ketika itu membantu berdirinya 17 BMT, berkembang kembali pada tahun 1999 dengan melahirkan 60 BMT serta diberi modal lima ratus ribu per BMT. Di tahun yang sama muncul 75 BMT dengan pemberian modal sebesar satu koma lima juta rupiah tiap BMT. Pada Tahun selanjutnya Pemerintah juga memberi bantuan modal terhadap 60 BMT yang baru berdiri dengan kisaran modal yang sama. Pada tahun 2002 lahir lagi 60 BMT di Propinsi Lampung dengan pemberian modal awal dua juta rupiah tiap BMT. Dengan berjalannya waktu lahirlah BMT-BMT baru dan berkembang dengan baik seperti BMT As Syifa di Metro, BMT Mentari di Kota Gajah, BMT Pringsewu, BMT Bagas di Lampung Timur, dan BMT Fajar di Metro.

Sedangkan di Kota Metro sendiri sejarah berdirinya BMT di mulai dengan berdirinya BMT Al Ihsan pada bulan Oktober 1994, Lalu berdiri BMT Bina Rahmat oleh Bapak Yulianto pada tahun 1995. Di tahun yang sama berdiri BMT Fajar. Lalu pada Desember 1998 berdiri BMT diantaranya adalah BMT At Taufik, BMT Al Hikmah, BMT Al Mukhsin yang mendapat modal melalui dana bergilir. Pada tahun 2000 berdiri BMT diantaranya Al Muttaqin, BMT Westra.

C. Macam-Macam Lembaga Keuangan syariah Non Bank 1. Baitul Maal Wattamwil dan koperasi Pondok Pesantren

Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank syariah atau BPR syariah. Prinsip

(5)

operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual-beli (itjarah) dan titipan (wadiah).

2. Asuransi Syariah (takaful)

Asuransi syariah menggantikan prinsip bunga dengan prinsip dana kebajikan (tabarru’), dimana sesame umat di tuntut untuk saling tolong menolong ketika saudara mengalami musibah.

3. Reksadana Syariah

Reksadana syariah mengganti system deviden dengan bagi hasil mudharabah dan hanya mempertimbangkan investasi-investasi yang halal sebagai portofolionya.

4. Pasar Modal Syariah

Sebagaimana reksadana syariah, pasar modal syariah juga menggunakan prinsip yang sama.

5. Pegadaian Syariah (Rahn)

Lembaga ini menggunakan system jasa administrasi dan bagi-hasil untuk menggantikan prinsip bunga.

6. Lembaga Zakat, Infak, Shadaqah dan Waqaf

Lembaga ini merupakan lembaga yang hanya ada dalam system keuangan Islam, karena Islam mendorong umatnya untuk menjadi sukatelawan dalam beramal (volunteer). Dana ini hanya bisa di alokasikan untuk kepentingan social atau peruntukan yang telah digariskan menurut syariah Islam.

(6)

D. Pengertian Lembaga Keuangan syariah.

Menurut Heri Sudarsono (2006) Bank dan Lembaga Keuangan Syariah merupakan Organisasi ekonomi yang berdasar pada syari`ah Islam dan didirikan oleh umat Islam.

E. Peran Lembaga Keuangan syariah non Bank

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan efisien, maka setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi, namun perbankan belum bisa menyentuh semua lapisan masyarakat, sehingga masih terdapat kelompok masyarakat yang tidak terfasilitasi yakni:

1. Masyarakat yang secara legal dan administrative tidak memenuhi kriteria perbankan. Prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh bank menyebabkan sebagian masyarakat tidak mampu terlayani. Mereka yang bermodal kecil dan penghindar resiko tersebut, jumlahnya cukup signifikan dalam Negara-negara muslim seperti Indonesia, yang sebenarnya secara agregat memegang dana yang cukup besar.

2. Masyarakat yang bermodal kecil namun memiliki keberanian dalam mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok masyarakat ini akan memilih reksa dana atau mutual fund sebagai jalan investasinya.

3. Masyarakat yang memiliki modal besar dan keberanian dalam mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok ini akan memilih pasar modal atau investasi langsung sebagai media investasinya.

(7)

4. Masyarakat yang menginginkan jasa keuangan non-investasi, misalnya pertanggungan terhadap resiko kekurangan likuiditas dalam kasus darurat, kebutuhan dana konsumtif jangka pendek, tabungan hari tua, dan sebagainya. Kesemua produk tersebut tidaklah ditawarkan oleh perbankan (karena regulasi perbankan yang juga membatasinya). Sebagai alternatifnya, kelompok masyarakat tersebut akan menggunakan jasa asuransi, pegadaian dan dana pension sebagai pilihan investasinya.

F. Fungsi Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

1. Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).

2. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan.

3. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan kepada para pegawainya.

4. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.

(8)

BAB II

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BMT MENTARI

A. Sejarah Singkat

BMT MENTARI Kotagajah yang terletak di wilayah pasar kotagajah,lampung tengah didirikan pada tanggal 10 oktober 1997. Berawal dari inisiasi pimpinan cabang pemuda muhammadiyah kotagajah lampung tengah bidang ekonomi yang beranggotakan 20 orang dengan menciptakan sebuah kegiatan koperasi keliling yang didalamnya diisi dengan kegiatan mengaji di rumah para anggota yang dilakukan dalam tenggang waktu 1 bulan sekali dengan pelayanan kebutuhan rumah tangga (sembako) bagi Anggota cabang pemuda muhammadiyah.

Lalu dengan adanya dukungan dari pimpinan muhammadiyah cabang Kota Gajah serta pemerintah untuk mengangkat ekonomi umat melalui gerakan 10000 koperasi BMT se- Indonesia, maka munculah ide dari jajaran pimpinan cabang pemuda muhammadiyah untuk mendirikan sebuah BMT Pemuda Muhamadiyah.

Pada tahun 2006 Dinas Koperasi wilayah Lampung mengadakan pelatihan koperasi, maka pimpinan pemuda cabang mengutus anggotanya untuk mengikuti pelatihan selama 15 hari di Hotel Kurnia 2 Bandar Lampung, dan setelah mengikuti pelatihan tersebut diadakan sosialisasi kurang lebih selama 1 tahun melalui kegiatan mengaji keliling, dan proses sosialisasi tersebut mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat, hingga muncullah 2 orang aghnia Bapak H. Daswir dan Bapak H. Wislim siap untuk mengawali modal (simpoksus) sejumlah Rp 20.000.000 serta ditambah masing-masing anggota Rp. 25 000.

(9)

Dan pada hari Jum’at tanggal 10 Oktober 1997 BMT MENTARI sebuah lembaga keuangan syariah yang mencanangkan motto ”Hadir dan Berbuat Untuk Umat” resmi berdiri dengan dipinjami tempat dirumah Bpk H. Daswir yang berada di Kota Gajah , dan bisa berdiri hingga saat ini.

B. VISI dan MISI

VISI : Meningkatkan kuslitas ibadah anggota BMT, sehingga mampu berperan sebagai hamba Allah SWT.

MISI : - Menerapkan prinsip-prinsip Syariah dalam kegiatan ekonomi - Memberdayakan pengusaha mikro bisnis berbasis Syariah

- Meningkatkan kepedulian agghina (orana-orang kaya) kepada dhuafa (orang-orang miskin) secara terpola dan berkesinambungan.

- Memberdayakan zakat, infak, dan shodaqoh (ZIS)

C. Struktur Organisasi D. E. F. G. H. I. J.

RAPAT ANGGOTA (R.A)

DEWAN SYARIAH Ketua : Drs. Azis Sukaarsih Anggota : H. Wislim

H. Sunarjo PENGURUS

Ketua : Drs. Sabdo, M. Sos.I Sekretaris : Sarbani, S.Sos.I Anggota : M. Halimoen KEPALA BMT PUSAT KOGA Nunik Kamsiati KEPALA CABANG PUNGGUR Suryono. AS KEPALA CABANG MANDALA Suropati Reso

(10)

D. Produk Layanan Dan Mekanisme Pelayanan BMT Mentari 1. Produk layanan simpanan

- Simpanan Mudhorobah

Yaitu simpaanan nasabah / penabung yang dijamin keutuhan nilainya dan tabungan dapat diambil pada saat uang diperlukan dan bagi hasil berdasarkan saldo rata-rata tiap bulan.

- Simpanan Tarbiyah

Merupakan simpanan nasabah atau penabung bagi pelajar / mahasiwa yang dapat diambil pada waktu tertentu untuk kebutuhan biaya pendidikan dan dijamin keutuhannya.

- Simpanan Hari raya

Merupakan simapanan nasabah atau penabung yang dijamin keutuhan nilainya dan tabungan tersebut dapat diambil pada saat mrnjelang hari raya untuk mempersiapkan kebutuhan hari raya. Pihak BMT melakukan bagui hasil yang di hitung berdasarkan saldo rata-rata tiap bulan.

- Simpanan Aqiqah

Merupakan tabungan yang sengaja dipersiapkan untuk melaksanakan qurban pada hari raya Idul adha atau pada penyembelihan aqiqah. Tabungan dapat diambil pada saat akan melaksanakan qurban pada hari raya atau pada saat aqiqh. Pihak BMT memberikan bagi hasil yang dihitung berdasarkan saldo rata-rata tiap bulan.

(11)

- Simpanan Wadiah

Merupakan simpanan nasabah atau penabung yang sifatnya adalah titipan dan dapat diambil pada saat diperlukan. Pihak BMT memberikan bagi hasil berdasarkan saldo rata-rata tiap bulan.

2. Produk penyaluran dana

- Pembiayaan Mudhorobah

Merupakan jenis pembiayan kerjasama antara BMT sebagai shahibul maal dengan nasabah sebagai mudhorib dimana pihak BMT memberikan modal kepada nasabah untuk dikelola sesuai dengan keahliannya. Pembiayaan mudhorobah dilakukan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.

- Pembiayaan Musyarakah

Merupakan pembiayaan kerjasama modal antara BMT dengnan nasabah dimana bagi hasil dihitung berdasarkan porsi modal penyertaan dari masing-masing pihak yaitu BMT dan anggotsa.

- Pembiayaan Murabahah

Merupakan pembiayaan jual beli barang pada harga asli dengan tambahan keuntungan yang disepakati bersama. Dalam pembiayaan murobahah penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai margin dengan sistem pengembalian jatuh tempo.

(12)

- Pembiayaan Al- Ijarah

Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahann kepemilikan atas barang itu sendiri.

-Pembiayaan Bai al Istighna (Purchase by Order or Manufacture)

Merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang dimana dalam kontrak ini , pembuat barang menerima pesanan dari pembeli lalu pembuat barang berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.

- Pembiayaan Ar- Rahn

Merupakan suatu pembiayaan sistem gadai dengan menahan salah satu harta milik nasabah atau peminjamsebabgai jaminan atas pinjaman yang diterimanya dan barang tersebut memiliki nilai yang ekonomis.

- Pembiayaan Qordul Hasan

Merupakan akad pembiayaan bagi anggota berupa pinjaman modal tanpa biaya yang tidak dibebani dengan margin atau nisbah sehingga bersifat sosial bagi kaum dhuafa yang prospektif unttuk dikembangkan menjadi usahawan yang mandiri. Pinjaman qordul hasan ini berasal dari pengelolaan dana ZIS (zakat, Infak, dan Shodaqoh).

3. Mekanisme pelayanan pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok suatu koperasi, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan produksi maupun konsumsi.

(13)

Proses kerja

1. Akad atau transaksi KJKS BMT Mentari

Akad yang dilakukan KJKS BMT Mentari Kotagajah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrowi, karena akad yang dilakukan berdasarkan syariat islam dan perjanjian yang dilakukan memiliki pertanggungjawaban hingga yaumul akhir nanti. Setiap akad yang ada dalam lembaga keuangan syariah (LKS) baik dari segi barang , pelaku transaksi ataupun ketentuan lain harus memenuhi beberapa hal, yakni berdasarkan syarat dan rukun akad. Adapun syarat dan rukun tersebut adalah:

Syarat Akad

a) Barang dan jasa harus jelas kepemilikan dan kehalalannya b) Harga barang atau jasa harus jelas

c) tempat dan penyerahan harus jelas karena berdampak pada biaya transportasi Rukun akad

a) Ada penjual b) Ada pembeli c) Ada harga

d) Akad atu ijab qobul

Hal yang harus dipenuhi bagi anggota atau calon anggota yang akan mengajukan pembiayaan yaitu:

Proses Pengajuaan

(14)

b) Mengisi blanko permohonan anggota / calon anggota sesuai identitasnya c) Mengisi blako permohonan pembiayaan

d) Melengkapi persyaratan administrasi yaitu:

- Foto Copy KTP suami Istri masing-masing satu lembar - Foto Copy kartu keluarga satu lembar

- menyerahkan jaminan/ surat berharga berupas sertifikat, BPKB, kendaraan bermotor dan lain-lain

e) Untuk Simpanan cukup foto copy KTP yang bersangkutan

f) Setelash diisi blanko permohonan ditandatangi dan diserahkan ke bagian pembiayaan.

g) Dalam waktu 2-7 hari, kabag pembiayaan melakukan survey untuk menentukan layaj atau tidaknya diberikan pembiayaan.

h) Hasil survey diserahkan kepada komite pembiayaan untuk diproses

i) Setelah tim survey dan komite menentukan bersama pembiayaan layak diberikan/ tidak maka pemohon akan diberikan oleh petugas dan diberikan pencairan

Proses Pencairan

a) Pemohon menghadap kebagian pembiayaan untuk melaksanakan akad

b) Setelah akad selesai, blangko perjanjian diserahkam kepada manager untuk disetujui mendapat ACC dari manager

c) Setelah mendapat persetujuan dari manager, blanko akad atau perjanjian diserahkan kepada kasir untuk pencairan dana

(15)

BAB III

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ANTARA BMT DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

BMT sebagai alternatif Bank-bank konvensional, memiliki keunggulan-keunggulan yang juga merupakan perbedaan dan perbandingan jika dengan perbankan konvensional. Disamping hal tersebut muncul juga kelemahan-kelemahan karena sebagai pemain baru dalam dunia lembaga keuangan.

Keunggulan :

1. BMT Islam memiliki dasar hukum operasional yakni Al Qur’an dan Al Hadist. Sehingga dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip dasar seperti diperintahkan oleh Allah SWT, juga nilai dasar seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

2. BMT Islam mendasarkan semua produk dan operasinya pada prinsip-prinsip efisiensi, keadilan, dan kebersamaan.

3. Adanya kesamaan ikatan emosional keagamaan yang kuat antara pemegang saham, pengelola, dan nasabah, sehingga dapat dikembangkan kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil.

4. Adanya keterikatan secara religi, maka semua pihak yang terlibat dalam BMT Islam akan berusaha sebaik-baiknya sebagai pengalaman ajaran agamanya sehingga berapa pun hasil yang diperoleh diyakini membawa berkah.

5. Adanya fasilitas pembiayaan (Al Mudharabah dan Al Musyarakah) yang tidak membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban membayar biaya secara tetap,

(16)

hal ini memberikan kelonggaran physichologis yang diperlukan nasabah untuk dapat berusaha secara tenang dan bersungguh-sungguh.

6. Adanya fasilitas pembiayaan (Al Murabahah dan Al Ba’i Bitsaman Ajil) yang lebih mengutamakan kelayakan usaha dari pada jaminan (kolateral) sehingga siapa pun baik pengusaha ataupun bukan mempunyai jaminan kesempatan yang luas untuk berusaha.

7. Tersedia pembiayaan (Qardu Hasan) yang tidak membebani nasabah dengan biaya apapun, kecuali biaya yang dipergunakan sendiri:seperti bea materai, biaya notaris, dan sebagainya. Dana fasilitas ini diperoleh dari pengumpulan zakat, infak dan sadaqah, para amil zakat yang masih mengendap.

8. Dengan diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga, maka tidak ada diskriminasi terhadap nasabah yang didasarkan atas kemampuan ekonominya sehingga akseptabilitas BMT Islam menjadi luas.

9. Dengan adanya sistem bagi hasil, maka untuk kesehatan BMT yang bisa diketahui dari naik turunnya jumlah bagi hasil yang diterima.

10.Dengan diterapkannya sistem bagi hasil, maka persaingan antar BMT Islam berlaku wajar yang diperuntukkan oleh keberhasilan dalam membina nasabah dengan profesionalisme dan pelayanan yang baik.

Kelemahan :

Kelemahan-kelemahan serta permasalahan-permasalahan yang ada dalam BMT Islam (Warkum Sumitro, 1996) adalah:

(17)

1. Dalam operasional BMT Islam, pihak-pihak yang terlibat didasarkan pada ikatan emosional keagamaan yang sama, sehingga antara pihak-pihak khususnya pengelola BMT dan BMT harus saling percaya, bahwa mereka sama-sama beritikad baik dan jujur dalam bekerjasama. BMT dengan sistem ini terlalu berprasangka baik kepada semua nasabah dan berasumsi bahwa semua orang yang terlibat adalah jujur. Dengan demikian, BMT Islam rawan terhadap mereka yang beritikad tidak baik sehingga diperlukan usaha tambahan untuk mengawasi nasabah yang menerima pembiayaan dari BMT Islam karena tidak dikenal bunga, denda keterlambatan dan sebagainya.

2. Sistem bagi hasil yang adil memerlukan tingkat profesionalisme yang tinggi bagi pengelola BMT untuk membuat penghitungan yang cermat dan terus-menerus.

3. Motivasi masyarakat muslim untuk terlibat dalam aktivitas BMT Islam adalah emosi keagamaan, ini berarti tingkat efektifitas keterlibatan masyarakat muslim dalam BMT Islam tergantung pada pola pikir dan sikap masyarakat itus sendiri.

4. Semakin banyak umat Islam memanfaatkan fasilitas yang disediakn BMT Islam, sementara belum tersedia proyek-proyek yang bisa di biayai sebagai akibat kurangnya tenaga-tenaga profesional yang siap pakai, maka BMT Islam akan menghadapi ”kelebihan likuiditas”.

5. Salah satu misi BMT Islam yakni mengentaskan kemiskinan yang sebagian besar kantong-kantong kemiskinan terdapat di pedesaan.

(18)

PENUTUP

Kesimpulan

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam : keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian, dan kesejahteraan. BMT didirikan dengan berasaskan pada masyarakat yang salaam, yaitu penuh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan.

BMT bersifat terbuka, independen, tidak partisan, berorientasi pada pengembangan tabungan dan pembiayaan untuk mendukung bisnis ekonomi yang produktif bagi anggota dan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar, terutama usaha mikro dan fakir miskin.

Peran BMT di masyarakat, adalah sebagai :

1. Motor penggerak ekonomi dan sosial masyarakat banyak. 2. Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi syariah.

3. Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu’afa (miskin).

4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah, ahsanu ‘amala, dan salaam

(19)

1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih profesional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan global.

2. Mengorganisir dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.

3. Mengembangkan kesempatan kerja.

4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota.

5. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial masyarakat banyak.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penanaman tumbuhan berbunga terhadap keragaman dan kelimpahan serangga polinator serta persentase pembentukan buah

Rofi’uddin dan Zuhdi (2001) menyebutkan, menulis dapat dipandang sebagai rangkaian ak- tivitas yang bersifat fleksibel. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Data yang diperoleh observer selama mengamati proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk menilai aktivitas mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas dosen dan

Manakala hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan Program SLAAS pelajar dengan tingkah laku ESD ibu bapa atau penjaga adalah ditolak.. Bagaimanapun, tidak

Semua orang yang sudah menonton film Habibie & Ainun tau bahwa film tersebut menceritakan tentang kisah cinta antara Habibie dan Ainun, namun dalam film

Kesimpulan penelitian ini adalah: Sistem pengendalian intern penerimaan pajak daerah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) di

“Muncullah pandangan, muncullah pengetahuan, muncullah pengertian, muncullah pengalaman langsung, muncullah kejelasan mengenai hal-hal yang belum pernah terdengar sebelumnya: