LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun Oleh:
Nama
: Graceby Limbong
NPM
: E1D013077
Prodi
: Agribisnis
Kelompok
: V (Lima)
Hari/Jam
: Jumat, 08.00
Tanggal
: 15 November 2013
Ko-Ass
: Al Arbi,
Dosen
: Drs. Hasan B. Daulay, MS
Objek praktikum
: pH ASAM – BASA DAN GARAM
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitasion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif". pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi.pH umumnya diukur menggunakan
elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektroda yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektroda referensi.
Di dalam hasil percobaan ini saya ingin memberikan keterangan beberapa hasil yang saya coba didalam menentukan pH dari berbagai larutan mulai dari asam kuat, asam lemah, basah kuat, basah lemah dan bersifat netral (garam)
1.2 Tujuan Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator ( Ralph H Petrucci.1987)
Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam dan basa berdasar sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sedangkan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik ( licin). Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat asam dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain. Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), yaitu : asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan HxZ(aq)---»xH+(aq) + Zx-(aq) Basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-). dan dirumuskan dengan M(OH)x(aq)---»Mx+(aq) + xOH-(aq) ( Hiskia,Ahmad.1998:15)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan yang digunakan
Alat Bahan
- pH indikator Universal - NaCl
- HCl - Tabung Reaksi
- H2SO4 - Erlemeyer volume 50/100 ml
- HCH3COO - Pipet Ukur 10 ml
- NaOH - Pipet Ukur 5 ml
- NH4OH - Kaca Arloji
- NaCH3COO - Corong Kaca
- Asam Borak - Rak Tabung Reaksi
- NH4Cl - Pipet biasa
- Na2SO3
3.2 Cara Kerja
a) Bersihkan 10 buah tabung reaksi dengan deterjen dan keringkan b) Letakkan di rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas
c) Pipet lebih kurang 2 ml larutan yang telah disediakan ke dalam masing-masing tabung reaksi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
NO Nama larutan Ph Golongan Konsentrasi(M
)
1. Garam dapur 6 Asam Lemah 0.03
2. H3BO3 5 Asam Lemah 0.00005
3. NaOH 11 Basa Kuat 0.05
4. N2SO3 7 Netral (Garam) 0.015
5. HCl 1 Asam Kuat 0.05
6. CH3COONa 10 Basa Kuat 0.02
7. NH4Cl 6 Asam Lemah 0.04
8. H2SO4 1 Asam Kuat 0.02
PEMBAHASAN
5.1 Konsentrasi yang di dapat dari beberapa larutan pada hasil pengamatan sebagai berikut :
1. NaCl 2. H3BO3
Molaritas ¿massa zat terlarutMr
Molaritas ¿massa zat terlarutMr
Molaritas = 240mg = 0,005 M Molaritas = 1262gmg/mol = 0,015
1. HCl pH yang didapat yaitu 6, akan tetapi HCl senyawa yang bersifat netral dengan pH = 7 Karena, karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah.
2. H3BO3 , pH yang didapat yaitu 5 termasuk asam lemah biasanya pH dari larutan ini 5-6
3. NaOH, pH yang didapat yaitu 11, pH yang sebenarnya yaitu 14 termasuk Basa Kuat Karena, pada percobaan ketika NaOH diberi fenoftalen, lalu warnanya berubah menjadi Merah lembayung, maka trayek pH-nya mungkin sekitar 9-11
4. N2SO3, pH yang didapat yaitu 7, pH yang sebenarnya juga 7 karena senyawa ini termasuk
ke dalam garam
5. HCl, pH yang didapat yaitu 1, pH yang sebnarnya juga 1 karena senyawa ini termasuk ke dalam asam kuat dan merupakan komponen utama dari asam lambung
6. CO3COONa, atau disebut asam asetat didapat pH yaitu 10, sebenarnya pH asam asetat
mempunyai 6 karena Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH
3COO
-7. NH4Cl, mempunyai pH 6, sebenarnya pH NH4Cl, antara 5 – 6 karena larutan ini termasuk
golongan asam lemah
8. H2SOpH yang didapat yaitu 1 termasuk asam kuat karena pH yang sering didapat H2SO4
sekitar 1 samapai
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari percobaan dapat dihasilkan kesimpulan yaitu :
a) Dari beberapa percobaan melakukan indikator universal dapat di peroleh beberapa hasil pH yang tidaka sebanding dengan ukuran pH pada umumnya misalnya HCl (garam) dari percobaan dihasilkan pH 6 sementara kita ketahui sendiri pH dari HCl (garam) yaitu bersifat netral atau sama dengan 7
b) Dari beberapa percobaan dapat dihitung konsentras larutan dengan pH sbb :
HCl CH3COONa
Mr = 36,5 g/mol Mr = 82 g/mol
Massa zat terlarut = 2 ml = 2 mg Massa zat terlarut = 2 ml = 2 mg
Molaritas ¿massa zat terlarutMr
Molaritas ¿massa zat terlarutMr
Molaritas = 36,52mgg/mol = 0,05 M Molaritas = 822gmg/mol = 0,02 M
6.2 Saran
a) Pada saat percobaan praktikan harus mengerti bagaimana cara perhitungan larutan pada berbagai pH indikator universal
b) Pada saat percobaan praktikan juga harus tau menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal
c) Pada percobaan praktikan harus tertib dalam mendengarkan Ko-ass menjelaskan berbagai larutan yang digunakan
Hiskia, Ahmad.1998. Kimia Larutan. Bandung : Citra Aditia Bakti
Keenan,Charles W.1984. Kimia Untuk Universitas edisi keenam Jilid.1. Jakarta : Erlangga
Nesbah. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Bengkulu : UNIB