• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATA (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP I RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Hari/tanggal : kamis 11 september 2014 Pertemuan : 8

1) Kondisi Klien

DS : klien mengatakan :

“saya merasa jengkel jika ada yang mengatur”

“rasanya ingin marah-marah”

“orang lain selalu ikut campur urusan saya”

“mata saya melotot”

“tangan saya mengepal”

“saya marah-marah saja sendiri”

“kalau habis marah saya merasa cape”

“tarik nafas dalam dengan 3 hitungan, rasakan udara masuk paru-paru, lalu di hembuskan perlahan lewat mulut”

DO : Klien mampu mengenal PK

Klien mampu mempraktekan PK dengan tarik nafas dalam Klien kohern jika difokuskan

Pandangan mata klien tidak beralih

(2)

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya

c. Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan

d. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya

e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan perilaku kekerasan

g. Klien dapat mendemonstrasikan cara perilaku kekerasan

4. Intervensi Keperawatan

a. Mengidentifikasi penyebabab perilaku kekerasan

b. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

c. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan

d.Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

e. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan

f. Melatih cara pasien kontrol perilaku kekerasan nafas dalam

g. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

(3)

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Assalamualaikum nama saya fifi, saya mahasiswa dari akper muhammadiyah cirebon yang sedang praktek di sini selama 2 minggu dai tanggal 29-13 November 2013”

“ oh iya saya belum tahu nama ibu, nama ibu siapa ?”

“ Biasanya di panggil apa ?”

b. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaan ibu sekarang ? Apa yang membuat ibu masuk rumah sakit ?” “ Ibu masih ada perasaan marah atau kesal tidak”

c. Kontrak 1. Topik

“Baiklah sekarang kita akan berbincang – bincang tentang perasaan marah, ibu”

2. Tempat

“Dimana enaknya untuk berbincang- bincang,bu ?” “Bagaimana kalau di ruang tamu ?”

3. Waktu

“ Berapa lama ibu mau berbincang- bincang ?” 2. Fase Kerja

“Baikalah, bu sebelu di mulai mari kita membaca doa terlebih dahulu” “Apa sebelumnya ibu pernah marah ? apa penyebab ibu marah ?”

(4)

“Apakah ibu merasa kesal kemudian dada ibu berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal ?”

“Apa yang ibu lakukan kalau ibu marah”

“Ibu mau tidak saya ajarkan cara mengontrol marah, ibu?” “Sebelumnya ibu tahu tidak cara marah ada berapa cara ?”

“Baiklah,bu cara mengontrol marah itu ada 5 cara yaitu cara mengontrol marah dengan tarik nafas dalam, yang ke 2 dengan konversi energi misalnya mencabur rumput, yang ke 3 secara verbal ( memeinta, menolak, dan mengungkapkan marah dengan baik), yang ke 4 secara spiritual, yang ke 5 dengan teratur minum obat”

“ibu sudah mengerti?”

“Baiklah,bu sekarang kita akan belajar cara mengontrol marah dengan cara yang pertama yaitu dengan tarik nafas dalam”

“Baiklah,bu saya jelaskan terlebih dahulu cara nafas dalamyaitu pertama pertama ibu tarikk nafas dalam dari hidung, lalu ibu rasakan udara masuk kedalam paru-paru atas pada hitungan kedua rasakan di paru-paru tengah,dan ketiga ke seluruh tubuh,keluarkan dari mulut secara perlahan. Ibu lakukan samapai marah ibu reda”

“ibu sudah mengerti ?”

“Baiklah bu saya akan praktekan terlebih dahulu” “ coba sekarang ibu praktekan yang tadi saya ajarakan” “bagus, inu bisa melakukannya”

“Ibu, bagaimana kalau kegiatan hari i ni kita masuka ke dalam jadwal kegiatan harian,ibu ?”

(5)

1. Evaluasi

a. Evaluasi subjektif

“ Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui cara engontrol marah?” “Bagaimana perasaan ibu setelah tadi diajarkan cara mengontrol marah

dengan tarik nafas dalam ?” b. Evaluasi objektif

“ Ibu coba sebutkan kembali cra mengontrol marah dengan tarik nafas dalam?”

“Bagus sekali ibu masih mengingatnya” 2. Rencana Tindak Lanjut

“ Ibu sekarangkan ibu sudah tahu cra mengontrol marah dengan cara nafas dalam, nanti kalau ibu marah, ibu bisa mempraktekan cara mengontrol marah dengan cara yang tadi saya sudah ajarkan ya,bu?”

3. Kontrak yang akan datang

“ Biaklah,bu kegiatan hari ini sudah selesai, mari kita membaca hamdallah” “Bagaimana kalu abesok kita bertemu lagi, bu untuk melakukan kegiatan

mengontrol marah dengan cara yang ke 2?”

“Ibu maunya jam berapa?”“Berapa lama, Tempatnya mau dimana,bu?” “Baiklah,bu saya permisi dulu,bu”

“Asalamualaikum”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP II RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Hari / Tanggal : jum’at, 12 september 2014 Pertemuan : 9 1) Kondisi Klien

(6)

“saya sudah tidak jengkel”

“saya sudah biasa saja”

“ tarik nafas dalam dengan 3 hitungan, rasakan udara masuk paru-paru, lalu di hembuskan perlahan lewat mulut”

“ saya ambil sapu,lalu saya mulai menyapu sampai marahnya hilang”

“kalau saya marah saya mau menyapu saja”

DO : klien mengatakan

- klien mampu mempraktekkan mengontrol marah dengan konversi energi (menyapu) - klien mau dibimbing menulis kegiatan harian

- klien tampak tenang - klien mudah tersinggung - kontak mata fokus

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK

(7)

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara kontrol pk fisik II (konversi energi)

3. Membimbing pasien memasukan jadwal kegiatan harian

Tindakan Keperawatan

a. Fase orientasi 1. Salam terapeutik

“assalammualaikum masih ingat tidak dengan saya?” “bagus kalau mas masih ingat”

2. Evaluasi validasi

“bagaimana perasaannya sekarang?” “bagaimana tidurnya semalam”

“masih ingat tidak kemarin sudah melakukan apa?” “bagus ya masih mengingat nya”

3. Kontrak ( Topik, waktu, tempat)

“Ibu masih ingat tidajk hari ini kita akan melakukan kegiatan apa”

“Baiklah, bu kalau lupa saya ingatkan kembali hari ini kita akan belajar cara mengontrol marah dengan konversi energi”

“tempatnya ibu masih ingat tidak dimana ? jam berapa ? “Bagus sekali ibu masih mengingatnya dengan baik”

“ Ya benar, bu kita akan belajar cara mengontrol marah dengan cara konversi energi, tempatnya di teras pukul 10.00 selama 15 menit”

B. Fase Kerja

(8)

“Nah ibu kemarinkan kita sudah belajar cara mengontrol marah dengan konversi energi mencabut rumput”

“ Sebelumnya saya jelaskan telebih dahulu ya,bu”

“Kalau ibu sudah merasa marah, ibu lampiaskan marah ibu dengan cara

mencabut rumput, ibu genggam rumputnya kemudian ibu tarik, dan cabut rumput tapi hati- hati jangan sampai ibu salah mencabut,jangan sampai yang ibu cabut adalah tanaman yang berguna,ibu mengerti?“

“coba sekarang ibu praktekan kembali” “Bagus ibu bsa memepraktekannya”

“nah,ibu kegiatan hari ini, kita masukan kedalam biku harian ibu ya” C. Fase Terminasi

1. Evaluasi Subjektif

“ ibu bagaimana perasaanya setelah kita belajar cara mengontrol marah dengan konversi energi melakukan kegiatan mencabut rumput”

“Alhamdllah kalau ibu senang” 2. Evaluasi Objektif

“ Coba ibu jelaskan kembali bagaimana cara mengontrol marah dengan mencabut rumput”

D. Rencana Tindak Lanjut

“ Ibu nanti kalau ibu merasa kesal atau marah lagi, jangan lupa ya,bu praktekan kembali, cara mengontrol marah dengan mencabut rumput seperti tadi yang saya ajarkan”

E. Kontrak yang akan datang

(9)

“ mas besok saya sudah selesai praktek di tempat ini” “Mas besok kembali belajar bersama perawat”

(10)

STARTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP 3 RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Hari/tanggal : sabtu 13 september 2014 Pertemuan : 10 1. Kondisi Klien

Klien mengatakan :

“saya sudah melakukan tekhnik nafas dalam”

“saya sudah melakukan kegiatan menyapu”

“saya ambil sapu,lalu saya mulai menyapu sampai marahnya hilang”

“saya mau belajar mengontrol marah secara verbal (meminta,menolak,dan mengungkapkan marah secara baik)

O :

- Klien belum mampu melakukan cara meminta,menolak,dan mengungkapkan perasaan dengan baik

-Klien tampak malas-malasan -Pandangan mata tidak beralih -Kohern jika difokuskan

-Klien mau dibimbing menulis jadwal kegiatan harian 2. Diagnosa Keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan 3. Tujuan Khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat 2. Klien dapat mengontrol PK dengan kegiatan kontruktif

(11)

1) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2) Melatih pasien cara kontrol PK secara verbal (meminta, menolak, mengungkapkan marah dengan baik)

3) Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian 5. Tindakan Keperawatan

A. Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik

“Assalamualaikum ibu, masih ingat tidak dengan saya?”. “Kalau ibu ingat coba sebutkan siapa nama saya?”. “Bagus ibu masih menginggat nya”.

2. Evaluasi Validasi

“Ibu bagaimana kabarnya hari ini?”. “Semalam tidurnya nyenyak tidak bu?”. “Ibu masih merasa kesal tidak?”.

“Ibu masih ingat tidak kemarin sudah melakukan kegiatan apa?”. “Bagus sekali ibu masih mengingatnya”.

“Lalu ibu sudah mempraktekannya belum?”. 3. Kontrak (waktu,tempat,topik)

“Ibu masih ingat tidak sekarang akan melakukan kegiatan apa?”. “Bagus, coba ibu jelaskan kembali?”.

“Tempatnya dimana bu, jam berapa, lamanya berapa menit?”.

“Bagus sekali ibu masih mengingatnya, hari ini kita akan belajar cara mengontrol marah dengan secara verbal (meminta, menolak,

(12)

“Ibu siap ya”.

B. Fase Kerja

“Ibu sebelum memulai kegiatan mari kita sama-sama baca basmallah”. “Ibu kemarin kan kita sudah belajar cara mengontrol marah dengan konversi

energi (mencabut rumput) coba sekarang ibu praktekan kembali caranya?”. “Bagus sekali ibu bisa mempraktekannya”.

“Nah sekarang kita akan belajar cara mengontrol marah dengan verbal (meminta, menolak, mengungkapkan marah dengan baik)”.

“Sebelumnya ibu tahu tidak caranya?”. “Baiklah saya akan jelaskan caranya ya bu ”.

“Yang pertama dengan meminta: nah jika nanti dirumah ibu mau meminta makanan ke anak ibu, ibu bisa bicara, boleh tidak saya meminta makanannya sedikit, seperti itu ibu apakah ibu sudah mengerti?”.

“Lanjut ya bu sekarang yang kedua yaitu menolak: ibu nanti kalau dirumah apabila ada yang meminta makanan kepada ibu, lalu ibu tidak mau

memberikannya, nanti ibu bisa bicara, maaf saya tidak bisa memberikan makanan saya karena saya masih lapar, seperti itu ibu apakah ibu sudah mengerti?”.

“Sekarang yang ke tiga yaitu mengungkapkan marah dengan baik, nanti jika ibu dirumah sedang marah kemudian ada yang mendekati ibu, ibu bisa bicara kamu jangan dekat-dekat dulu dengan saya, saya sedang marah seperti itu ibu apakah ibu sudah mengerti?”.

“Saya praktekan caranya dulu ya bu”.

(13)

“Coba sekarang ibu praktekan kembali caranya seperti yang sudah saya praktekan tadi”.

“Bagu sekali ibu bisa mempraktekannya?”.

“Sekarang kita masukan kegiatan hari ini kedalam jadwal harian ibu”. C. Fase Terminasi

1. Evaluasi

1) Evaluasi Subjektif

“Ibu bagaimana perasaannya setelah tadi belajar cara mengontrol marah dengan cara yang ke tiga yaitu secara verbal (meminta, menolak, mengungkapkan marah dengan baik)

2) Evaluasi Objektif

“Coba sekarang ibu jelaskan kembali cara meminta, menolak, mengungkapkan marah dengan baik?”.

2. Rencana Tindak Lanjut

“Ibu nanti dirumah kalau ibu merasa kesal/marah ibu bisa mengontrolnya dengan cara meminta, menolak, mengungkapkan marah dengan baik seperti yang tadi sudah kita praktekan”.

3. Kontrak Yang Akan Datang

“Ibu kegiatan hari ini sudah selesai mari kita baca hamdallah”.

“Ibu bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk belajar cara mengontrol marah dengan spiritual (berdoa, berwudu, solat, dzikir)?”.

“Ibu mau tempanya dimana, jam berapa, lamanya berapa menit?”.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

The risk disclosure quality is defined as the quality of risk information that are disclosed by firms in term of relative quantity (adjusted by type of sub-industry and

Masyarakat Indonesia gemar mengkonsumsi produk-produk camilan seperti keripik, yang kebanyakan hanya mengandung karbohidrat saja dibanding gizi yang lainnya disini

hasil wawancara di ruangan neuro yang belum menerapkan MPKP pada 5 responden, 3 diantaranya mengatakan kurang puas dengan pelayanan yang ada diruangan tersebut dan

tikus jantan galur wisar yang dipajan sinar ultraviolet dan diberi minyak buah merah masih dalam batas normal atau tidak mengalami penurunan yang signifikan karena minyak buah

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan

Mind map bisa mengaktifkan siswa karena dalam prosesnya akan terjadi interaksi lebih antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa, dalam membuat Mind map para siswa akan

mirasidium dalam waktu 3 minggu  masuk ke tubuh Siput & tumbuh mjd sporokista  redia  serkaria  serkaria keluar dr siput  berenang mencari H.P.II  berkembang

Dapat dipertimbangkan penggunaan pondasi Tiang Pancang dengan kedalaman pondasi yang disesuaikan dengan beban struktur bangunan atau hingga mencapai pondasi yang