• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGESAHAN PROPOSAL P K M PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGESAHAN PROPOSAL P K M PENELITIAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan :

FORMULASI EKSTRAK BUAH KARAMUNTING (OCHTHOCHARIS BORNENSIS) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA SECARA IN VITRO

2. Bidang Kegiatan : PKM-KC

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Virna Yolanda Alvonianita

b. NIM : PO.62.31.3.14.227

c. Jurusan : Gizi

d. Politeknik : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangka Raya

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln. Gurame 1A nomor 50 / 085752530852 f. Alamat email :virnnayolanda@gmail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang

Anggota 1 : Atlantiara Aditya Putri

Anggota 2 : Rina Iriana

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Teguh Supriyono, STP, M.Si

b. NIDN :

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 6. Biaya Kegiatan Total

Dikti : Rp 5.000.000

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : satu bulan

Palangka Raya, Oktober 2016 Menyetujui

Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana Kegiatan

Teguh Supriyono, STP, M.Si Virna Yolanda A.

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang memiliki iklim tropis dan tanah yang subur mempunyai banyak tanaman yang dapat tumbuh secara liar. Tumbuhan karamunting (Ochthocharis bornensis) adalah salah satu tumbuhan liar yang dapat tumbuh pada tempat yang mendapat sinar matahari cukup,seperti di semak belukar,lapangan yang tidak terlalu gersang.

Di wilayah Kalimantan Tengah buah karamunting atau disebut juga dengan buah masisin adalah semacam berry khas dayak, sangat banyak ditemukan di hutan dan padang ataupun di lahan kosong berpasir yang berada di wilayah Kalimantan Tengah. Anak-anak dayak umum mengambil buah ini, rasanya manis kalau sudah “MARIPU” atau sudah agak ungu kehitaman.

Karamunting (Ochthocharis bornensis),ternyata mempunyai beberapa khasiat, meskipun dari penampakan kurang menarik. Di beberapa daerah dikenal dengan nama yang berbeda, di Pekanbaru disebut dengan Kalamunting, di Sumatera Utara dikenal dengan nama Haramonting dan di Jawa Barat dikenal dengan nama Harendong Sabrang. Karamunting tumbuh seperti semak-semak. Menjelang matang, warna buah yang semula berwarna hijau menjadi merah kecokelatan sampai hitam dan bisa dikosumsi.

Ciri-ciri tumbuhan ini termasuk dalam kelompok perdu,daun tunggal,permukaan daun berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung daun meruncing. Bunga karamunting ini termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-merahan, bagian buahnya dapat dimakan, dan mempunyai biji berukuran kecil.(Nasution ,2010)

Buah karamunting banyak mengandung antioksidan dan menunjukkan efek hemostatik dalam saluran pencernaan bagian atas dan melawan metrorrhagia penyebab pendarahan pada wanita. Buah juga dapat menaikkan tingkat hemoglobin dan jumlah sel darah merah, antianoxic, rasa dingin, dan mampu melawan kelelahan organisme. Buah karamunting dan ekstrak akarnya menghambat Staphylococcus aureus dan E. coli. Akar Karamunting juga bisa meningkatkan trombosit, fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus. Selain itu buah ini juga bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit seperti untuk penyakit diabetes melitus dan menetralkan racun.

(3)

Oleh karena itu pada penelitian ini kami melakukan beberapa pengolahan pada buah karamunting yaitu untuk dijadikan ekstrak buah karamunting karena buah ini bekhasiat untuk menurunkan kadar glukosa. Menurut Christelle M.Andre,dkk buah karamunting ini juga memiliki kandungan kromium 0,01 mg per 150 mg dari sajian yang disarankan, dimana kromium merupakan mineral yang berfungsi untuk mengendalikan metabolisme insulin dalam tubuh, sehingga dianggap sebagai faktor pengendali kadar gula darah

(glucose tolerance factor/GFT). Kandungan karamunting selanjutnya yaitu glukosa 4,03 gram, kandungan glukosa didalam buah ini digunakan untuk energi atau disimpan didalam sel-sel otot. Buah karamunting ini juga mengandung serat larut air si 1,86 SDF, karena kandungan glukosa buah karamunting ini cukup tinggi sehingga terdapat kandungan lain yaitu serat larut air yang berfungsi untuk mengikat glukosa, sehingga dapat mengontrol glukosa darah. Kandungan fruktosa pada buah karamunting ini 3,31 gram, fruktosa buah ini merupakan gula alami yang terdapat didalam buah karamunting dan fruktosa ini dapat memberikan rasa manis yang alami pada sirup buah yang akan dibuat dan meningkatkan rasanya.

Selain itu untuk menguji apakah ekstrak buah karamunting ini bekhasiat untuk menurunkan kadar glukosa maka kami akan melakukan percobaan pada formulasi ekstrak buah karamunting ini dengan menggunakan metode uji

spektrofotometri.

B. Perumusan Masalah

(4)

C. Tujuan Penelitian

Beberapa tujuan penelitian yaitu :

1. Pemanfaatan buah karamunting untuk menurunkan kadar glukosa. 2. Pengolahan buah karamunting menjadi produk yang siap dikonsumsi

dalam bentuk ekstrak buah karamunting.

3. Meningkatkan variasi dalam pengolahan karamunting agar dapat diterima di masyarakat dan dapat digunakan sebagai obat herbal. D. Luaran Yang Diharapkan

1. Memperoleh kondisi pengolahan yang optimum dalam pembuatan sirup buah karamunting.

2. Seminar sumber pangan fungsional. E. Manfaat Program

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa buah karamunting dapat dimanfaatkan menjadi olahan berupa sirup buah karamunting dengan melewati beberapa proses yaitu dijadikan sari buah terlebih dahulu kemudian memadukkannya dengan larutan gula berkadar rendah. 2. Pemahaman terhadap peningkatan mutu bahan pangan dan dengan

demikian kebutuhan bahan pangan yang berkualitas dapat terpenuhi. 3. Pemanfaatan buah karamunting ini diharapkan dapat mengurangi dampak

dari peningkatkan kadar gula darah yang akhirnya akan menjadi penyakit diabetes melitus karena kadar gula darah tidak dapat dikendalikan.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Karamunting

1. Pengertian Karamunting

Tumbuhan karamunting (Ochthocharis bornensis) adalah tumbuhan liar pada tempat yang mendapat sinar matahari cukup, seperti di lereng gunung, lapangan yang tidak terlalu gersang. Ciri-ciri tumbuhan ini termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung daun meruncing. Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-merahan, buahnya dapat dimakan (Sutomo, dkk., 2010).

2. Klasifikasi Karamunting

Berdasarkan hasil identifikasi sampel tumbuhan karamunting yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, diperoleh klasifikasi tumbuhan sebagai berikut :

Nama daerah : Karamunting Kingdom : Plantae

Division : Magnolophyta Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Genus : Ochthocharis Famili : Melastomataceae

Spesies : Ochthocharis bornensis BI 3. Morfologi Karamunting

Tumbuhan karamunting adalah termasuk familli Myrtaceae (suku jambu-jambuan). Karamuntingadalah sejenis tanaman liar dengan pohon berkayu. Di padang-padang terbuka tingginya hampir setinggi orang dewasa (tingginya dapat mencapai 4 meter). Daunnya keras, panjang 5-7 cm dan luasnya 2-3,5cm, oval, ujungnya dari tumpul sampai dengan tajam, di bagian atas hijau mengkilap, dan di bagian bawah lebih abu-abu. Bunganya tersembunyi atau dalam 2 atau 3 kelompok. Buahnya dapat dimakan, panjang 10-15mm, berwarna ungu hitam (Sutomo dkk, 2010).

4. Kandungan Gizi Karamunting

(6)

harian yang direkomendasikan ( RDI ) dinyatakan dalam persentase ( % CS ) .

K o n s t i t u e n Per 100 g berat kering Per sajian R D I % C S Keasaman Titrasi (g CAE) 0 . 4 3 ± 0 . 0 3 0 . 1 6

B a h a n K e r i n g ( g ) 1 0 0 3 6 . 7 8

L e m a k ( g ) 4 . 1 9 ± 0 . 0 7 1 . 5 4 4 4 – 9 7 a 1.6–3.5

P r o t e i n ( g ) 4 . 0 0 ± 0 . 1 2 1 . 4 7 5 6 a 2 . 6 3

A b u ( g ) 1 . 9 8 ± 0 . 0 5 0 . 7 3

Jumlah serat makanan (g) 6 6. 56 ± 2 .3 1 2 4 . 4 8 2 8 – 3 5 a 7 0 – 8 7

Serat makanan larut (SDF) 5 . 0 6 ± 1 . 4 9 1 . 8 6 Seratmakanan tidak larut (IDF) 6 1. 49 ± 0 .8 5 2 2 . 6 2

Perbandingan SDF/ID F 0 . 0 8 1 : 2 b

H e m i s e l u l o s a 1 4. 09 ± 0 .2 8 5 . 1 8 S e l u l o s a 2 8. 33 ± 0 .3 8 1 0 . 4 2 L i g n i n 1 6. 53 ± 0 .2 2 6 . 0 8

G u l a ( g ) 1 9 . 9 6 7 . 3 4 1 3 0 a 5 . 6 5

G l u k o s a 1 0 . 9 7 4 . 0 3

F r u k t o s a 8 . 9 9 3 . 3 1

A s a m a s k o r b a t ( m g ) 1 5 . 2 9 5 . 6 2 4 5 c 1 2 . 4 9

a - T o c o p h e r o l ( m g ) 1 0 . 5 8 3 . 8 9 7 . 5 – 1 0c 3 9 – 5 2

k a n d u n g a n e n e r g i

(Kcal)i 5 3 . 3 1 2000–2500a 2.1–2.7

A s a m A m i n o ( m g ) 100 g berat kering S a j i a n R D I % C S

E s s e n t i a l

I s o l e u c i n e 1 0 5 . 4 1 3 8 . 7 1 4 0 0 d 2 . 7 7

L e u c i n e 1 9 0 . 7 6 7 0 . 1 6 2 7 3 0 d 2 . 5 7

L y s i n e 5 4 . 9 1 2 0 . 2 0 2 1 0 0 d 0 . 9 6

M e t h i o n i n e 1 3 . 5 3 4 . 9 8 7 0 0 d 0 . 7 1

P h e n y l a l a n i n e 1 6 5 . 3 5 6 0 . 8 2 1 7 5 0 d 3 . 4 8

T h r e o n i n e 1 0 8 . 3 2 3 9 . 8 4 1 0 5 0 d 3 . 7 9

T r y p t o p h a n 4 3 . 1 9 1 5 . 8 9 2 8 0 d 5 . 6 7

V a l i n e 1 5 6 . 9 0 5 7 . 7 1 1 8 2 0 d 3 . 1 7

N o n - e s s e n t i a l

A l a n i n e 1 2 2 . 7 8 4 5 . 1 6

A r g i n i n e 2 3 1 . 0 0 8 4 . 9 6

A s p a r t i c a c i d 3 2 1 . 3 7 1 1 8 . 2 0

C y s t e i n e 6 . 6 4 2 . 4 4 2 8 0 d 0 . 8 7

G l u t a m i c a c i d 3 7 6 . 5 9 1 3 8 . 5 1

G l y c i n e 2 4 6 . 7 6 9 0 . 7 6

H i s t i d i n e 8 2 . 8 1 3 0 . 4 6 7 0 0 d 4 . 3 5

P r o l i n e 9 8 . 6 2 3 6 . 2 7

S e r i n e 1 1 8 . 1 7 4 3 . 4 6

T y r o s i n e 1 0 4 . 1 2 3 8 . 2 9

(7)

C a 2 0 0 . 2 4 7 3 . 6 5 1 0 0 0c ( A I ) 7 . 3 6

P 5 7 . 8 5 2 1 . 2 8 7 0 0 e 3 . 0 4

K 6 0 2 . 9 3 2 2 1 . 7 6 4 7 0 0f ( A I ) 4 . 7 2

N a 1 1 3 . 6 4 4 1 . 8 0 1 5 0 0 f ( A I ) 2 . 7 9

M g 6 6 . 5 1 2 4 . 4 6 3 1 0 – 4 2 0 c 5 . 8 – 7 . 9

C u 1 . 1 0 0 . 4 0 0 . 9 0 g 4 4 . 4 4

M n 8 . 7 9 3 . 2 3 1 . 8 – 2 . 3g ( A I ) > 1 0 0

Z n 1 . 6 5 0 . 6 1 8 . 0 – 1 1 g 5 . 5 – 7 . 6

F e 4 . 2 0 1 . 5 4 8 – 1 8 c 8 . 6 – 1 1

C o 0 . 0 7 0 . 0 2

C r 0 . 0 2 0 . 0 1 0 . 0 2 5 – 0 . 0 3 5g 2 8 . 6 – 4 0

N i 0 . 2 3 0 . 0 8

P b 0 . 0 2 0 . 0 1

S i 2 5 . 8 2 9 . 5 0

A l 4 . 3 5 1 . 6 0 PTWI = 1 mg/kgh

Singkatan : AI , asupan yang memadai ; CAE , Asam sitrat Setara ; PTWI , Sementara asupan mingguan ditoleransi .

a. intake referensi diet untuk energi , karbohidrat , serat , lemak , asam lemak , kolesterol , protein , dan asam amino . Mengingat berat badan 70 Kg.

b. Kutos_et al . ( 2003). c. WHO / FAO ( 2004).

d. WHO / FAO / UNU Laporan d ( 2007) . Mengingat berat badan 70 Kg.

e. Referensi Asupan Diet untuk Kalsium , Fosfor , Magnesium , Vitamin D , dan Fluoride.

f. Referensi Asupan Diet Air , Kalium , Natrium , Klorida , dan Sulfat. g. Referensi Asupan Diet untuk Vitamin A , Vitamin K , Arsenik ,

Boron , Chromium , Copper , Iodine , Iron , Manganese , Molybdenum , Nickel , Silicon , Vanadium , dan Zinc. h. Bersama FAO / WHO Komite Ahli Aditif makanan( 2006). i. Konten Energi dihitung secara komposisi , mengingat nilai berikut :

protein ( 4 Kcal / g ) , gula ( 4 Kcal / g ) , lemak ( 9 Kkal / g ) , SDF ( 2 Kcal / g ) , asam organik( 3 Kcal / g ) ( FAO , 2002) .

5. Komponen Zat Gizi Karamunting a. Glukosa

(8)

b. Fruktosa

Fruktosa pada buah berfungsi untuk metabolisme karena pada proses metabolisme makanan sama dengan zat gula dan bisa cepat diserap karena adanya fruktosa. Selain itu dapat digunakan untuk mengendalikan kadar gula karena semua zat yang ada dalam tubuh bisa dinetralisir menggunakan fruktosa.

c. Kromium

Mikromineral yang mempunyai peranan sebagai kofaktor dalam meningkatkan metabolisme glukosa adalah kromium. Kromium berpotensi meningkatkan kerja insulin dalam memindahkan glukosa kedalam sel. Selain itu diketahui bahwa kromium meningkatkan keterikatan insulin, jumlah reseptor insulin dan sensitivitas insulin pada tingkat seluler. Hasil dari penelitian menunjukkan manfaat kromium dalam meningkatkan massa otot, penurunan lemak dan memperbaiki metabolisme glukosa dan kadar serum lemak pada pasien dengan atau tanpa diabetes [ CITATION Caf02 \l 1057 ]. Konsumsi kromium dapat membantu memperbaiki tingkat gula darah dan sebaliknya kekurangan kromium dalam asupan makanan akan berakibat pada resistensi insulin[ CITATION Hav04 \l 1057 ].

d. Serat larut air/Serat pangan

Serat pangan mampu menyerap air dan mengikat glukosa, sehingga mengurangi ketersediaan glukosa. Diet cukup serat juga menyebabkan terjadinya kompleks karbohidrat dan serat, sehingga daya cerna karbohidrat berkurang. Keadaan tersebut mampu meredam kenaikan glukosa darah dan menjadikannya tetap terkontrol [ CITATION Ani10 \l 1057 ].

6. Kegunaan Karamunting

Karamunting mempunyai potensi sebagai tumbuhan obat dengan kandungan senyawa flavonoida,saponin,tanin, steroid/triterpenoid yang terdapat di bagian akar, batang, daun, bunga dan buah yang berfungsi untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.Zat aktif yang dikandung tumbuhan karamunting berperan sebagai penyembuh luka yaitu:

(9)

b. Steroid berfungsi sebagai antiimflamasi. Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptic yang berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

c. Tanin berfungsi sebagai astrigen yang dapat menyebabkan penutupan pori-pori kulit, memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan

Karamunting ini juga berfungsi sebagai pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan, melancarkan aliran darah dan penghenti pendarahan (hemostatis) (Dalimartha, 2006).

B. Pengolahan Ektrak Buah

Proses pengambilan ekstrak buah karamunting yaitu : 1. Pemilihan Bahan

Pilih buah karamunting yang utuh, tidak busuk,dan masak. Karamunting yang digunakan dalam sekali pengolahan produk sebanyak 200 gram dengan berat basah dari buah karamunting.

2. Pembuangan Bagian yang Tidak Dipakai

Kedua ujung buah karamunting dipotong dan dibuang dengan menggunakan pisau tajam. Buah-buah karamunting yang telah dipotong kedua ujungnya diseleksi dan bagian yang kualitasnya jelek dipotong dan disingkirkan.

3. Penimbangan

Bagian buah karamunting yang sudah bersih ditimbang ulang. Apabila banyak bagian buah yang terbuang, maka perlu ditambah lagi jumlahnya. 4. Penghacuran

Semua buah dihacurkan menggunakan mortar dan alu. Hingga semua buah tersebut benar-benar halus.

5. Penambahan Air

Lakukan penambahan air pada buah karamunting yang sudah dihaluskan. Air yang ditambahkan menggunakan perbandingan 1 : 2 ( 100 gram karamunting : 200 ml air), karena menggunakan 200 gram karamunting maka air yang ditambahkan sebanyak 400 ml. Aduk air tersebut hingga homogen dengan buah karamunting yang sudah dihaluskan

6. Penyaringan

Setelah itu lakukan penyaringan menggunakan kapas dan corong. Agar bagian sari buah dan ampasnya dapat terpisah.

C. Pencernaan Hewan dan Manusia

(10)

hewan memamah biak. Dalam sistem klasifikasi, manusia dan hewan ruminansia pada umumnya mempunyai kesamaan ciri dari sistem pencernaannya.Contoh hewan ruminansia ialah kerbau, domba, kambing, sapi, kuda, jerapah, kancil, rusa dan lain – lain.

(11)

D. Mekanisme Kerja Kromium

Gambar 2.1 menjelaskan penelitian yang telah dilakukan oleh Vincent (2000) untuk mengetahui mekanisme kerja kromium. Setelah diserap dalam tubuh, ion kromium terikat oleh apokromodulin supaya aktif secara biologi menjadi kromodulin. Kromodulin kemudian mengikat reseptor insulin dan meningkatkan aktivitas dari reseptor kinase sehingga pada akhirnya meningkatkan kerja insulin. Kromium juga menunjukkan efek stimulasi aktivitas dalam sel yang mengarah pada peningkatan penyerapan glukosa pada sel otot sebagai kofaktor insulin, kerja kromium konsisten terhadap meningkatnya sensitivitas insulin (Vincent, 2000).

Mekanisme penyerapan dan transport kromium pada hewan dan manusia belum dipelajari secara detail dan masih belum diketahui secara pasti (Clodfelder, 2004) meskipun Vincent (2000) menyebutkan bahwa transferrin berperan penting dalam transport dan penyerapan kromium dari darah ke sel.

E. Glukosa Darah

(12)

pada keadaan semula. Pada penderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah. F. Centrifuge

Centrifuge dapat digunakan untuk pemisahan padat – cair menyediakan padatan berat dari cairan. Centrifuge juga dapat digunakan untuk memisahkan fase berat, dan dua fasa cair ringan, dengan salah satu fase ringan yang lebih ringan dari lainnya. Padatan dapat lebih ringan dari cairan dan pemisahan adalah dengan flotasi dari fase padat terdispersi. Prinsip alat centrifuge yaitu dalam bentuk yang sangat sederhana centrifuge terdiri atas sebuah rotor dengan lubang – lubang untuk meletakkan cairan wadah / tabung yang berisi cairan dan alat lain yang dapat memutar rotor pada kecepatan yang diinginkan.

G. Spektrofotometer

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Pemberian ekstrak buah karamunting 2. Variabel terikat

Kadar glukosa B. Prosedur

1. Pembuatan Ekstrak Buah Karamunting

a. Siapkan buah karamunting dan bersihkan buah karamunting dari kulitnya

b. Timbang buah karamunting sebanyak 100 gram c. Masukkan ke dalam mortal dan alu

d. Haluskan buah karamunting tersebut

e. Pindahkan buah karamunting yang telah dihaluskan kedalam gelas beaker

f. Tambahkan 200 ml air aquades, aduk hingga rata (tercampur) g. Saring buah karamunting hingga mendapatkan sari buah

karamunting

h. Masukkan sari buah karamunting kedalam tabung sentrifuge i. Lakukan sentrifuge dengan kecepatan 6 rpm selama 10 menit j. Ambil bagian atas dari sari buah karamunting hingga menyisakan

endapan dari sari buah karamunting

k. Masukkan hasil buah karamunting yang telah disentrifuge kedalam labu ukur

l. Kemudian simpan sari buah karamunting kedalam refrigator dengan suhu 2 – 5oC

2. Pembuatan Ekstrak Pankreas Ayam Kampung (Enzim)

a. Siapkan 5 pankreas ayam kampung, dengan memisahkan pankreas ayam dengan organ tubuh lainnya seperti usus, empedu, dan hati ayam tersebut

b. Haluskan pankreas ayam menggunakan mortal dan alu dengan berat keseluruhan pankreas ayam 16,17 gram

c. Setelah halus, kemudian larutkan dengan air aquades sebanyak 48,15ml

d. Aduk pankreas ayam yang sudah dilarutkan secara perlahan e. Saring pankreas ayam yang sudah dilarutkan (homogen)

(14)

g. Lakukan sentrifuge pada larutan pankreas dengan kecepatan 6 rpm selama 10 menit

h. Ambil bagian cairan bening yang berada paling atas hingga yang tersisa bagian endapannya

i. Kemudian simpan enzim pankreas kedalam refrigator dengan suhu 2 – 5 oC

3. Pembuatan Larutan Baku Glukosa

1. Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Glukosa sebanyak 0,1 b. Glukosa sebanyak 0,2 c. Glukosa sebanyak 0,3 d. Glukosa sebanyak 0,4 e. Glukosa sebanyak 0,5 f. Glukosa sebanyak 0,6 g. Glukosa sebanyak 0,7 h. Glukosa sebanyak 0,8 i. Glukosa sebanyak 0,9 j. Glukosa sebanyak 1,0

2. Masukkan glukosa tersebut kedalam labu ukur 10ml 3. Tambahkan air aquades hingga batas tera labu ukur 4. Kocok hingga homogen

5. Masukkan ke dalam kuvet hingga batas kuvet

6. Masukkan kedalam alat spektrofotometer dan catat hasil nilai X yang tertera pada layar alat spektrofotometer

7. Kemudian hasil nilai X masukkan kedalam Ms Excel dan buat kurva standar, kemudian catat nilai persamaan nya ( Y = bX + a )

Hasil Persamaan Larutan Baku Glukosa

4. Pembuatan Larutan Standar Glukosa 1. Timbang glukosa sebanyak 25 gram

2. Kemudian masukkan kedalam labu ukur 100ml

3. Tambahkan air aquades hingga mencapai batas tera pada labu ukur tersebut

4. Kemudian kocok hingga homogen

5. Lakukan tahap 1 – 4 hingga 2 kali agar mendapatkan 3 larurtan standar glukosa

(15)

14

C. Diagram Alir

1. Pembuatan Buah Karamunting

2. Pembuatan Ekstrak Pankreas Ayam Kampung (Enzim)

(16)

15

3. Pembuatan Larutan Baku Glukosa

4. Pembuatan Larutan Standar Glukosa

D. Pengujian Ekstrak Buah Karamunting Dengan Spektrofotometer

(17)

1. Siapkan larutan blank yang terdiri dari enzim panreas dan larutan glokosa

2. Siapkan 5 tabung reaksi dengan perlakuan sebagai berikut : a. Tabung reaksi I

1) Ekstrak buah karamunting : 2ml 2) Larutan enzim pankreas ayam : 1ml

3) Larutan glukosa : 2ml

b. Tabung reaksi II

1) Ekstrak buah karamunting : 4ml 2) Larutan enzim pankreas ayam : 1ml

3) Larutan glukosa : 2ml

c. Tabung reaksi III

1) Ekstrak buah karamunting : 6ml 2) Larutan enzim pankreas ayam : 1ml

3) Larutan glukosa : 2ml

d. Tabung reaksi IV

1) Ekstrak buah karamunting : 8ml 2) Larutan enzim pankreas ayam : 1ml

3) Larutan glukosa : 2ml

e. Tabung reaksi V

1) Ekstrak buah karamunting : 10ml 2) Larutan enzim pankreas ayam : 1ml

3) Larutan glukosa : 2ml

3. Kocok tiap tabung reaksi hingga homogen

4. Masukkan kelima tabung reaksi tersebut kedalam waterbath selama 20 menit dan pada setiap 2 menit dilakukan pengocokan pada tabung reaksi

5. Letakkan kelima tabung reaksi tersebut ke rak tabung reaksi

6. Ambil 1ml pada setiap tabung reaksi namun sebelumnya dilakukan pengocokan di setiap tabung reaksi

7. Masukkan 1ml tersebut kedalam labu ukur 10ml dan tambahkan air aquades hingga batas tera pada labu ukur tersebut

8. Kocok hingga homogen 9. Siapkan alat spektrofotometer

10. Ambil masing-masing larutan dari labu ukur 10ml, pindahkan kedalam kuvet hingga batas kuvet

11. Masukkan kuvet blanko yang berisi air aquades kedalam alat spektrofotometer untuk kalibrasi alat tersebut dan catat nilai X yang tertera pada alat tersebut

(18)

13. Lakukan perhitungan menggunakan persamaan berikut :

Untuk mengetahui hasil sisa kadar glukosa yang telah diberikan perlakuan ekstrak buah karamunting.

(19)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini kami melakukan pengujian terhadap ekstrak buah karamunting (ochthocharis bornensis) untuk menurunkan kadar glukosa secara in vitro. Buah karamunting memiliki banyak potensi sebagai tumbuhan obat dengan berbagai senyawa yang dimiliki seperti senyawa flavonoida dan kromium. Diketahui bahwa kandungan kromium di dalam buah karamunting memiliki peranan sebagai kofaktor dalam meningkatkan metabolisme serta berpotensi meningkatkan kerja insulin dalam memindahkan glukosa kedalam sel. Hasil dari penelitian menunjukkan manfaat kromium dalam meningkatkan massa otot, penurunan lemak dan memperbaiki metabolisme glukosa dan kadar serum lemak pada pasien dengan atau tanpa diabetes [ CITATION Caf02 \l 1057 ].

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk melakukan pemanfaatan buah karamunting untuk menurunkan kadar glukosa serta meningkatkan variasi dalam pengolahan karamunting agar dapat diterima masyarakat dan dapat digunakan sebagai obat herbal.

Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Dari ekstrak buah karamunting di bagi menjadi 5 perlakuan di dalam masing-masing tabung reaksi, yaitu 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml dan 10 ml, ditambahkan pada setiap tabung reaksi 2 ml glukosa dan 1 ml enzim pankreas. Tabung reaksi tersebut dimasukkan kedalam water bath selama 20 menit dan dilakukan pengocokan setiap 2 menit. Kemudian memindahkan 1 ml dari tiap tabung reaksi kedalam labu ukur, dan ditambahkan aquades. Setelah itu ekstrak yang sudah diencerkan kedalam kuvet untuk membaca nilai x nya, dan mengetahui sisa dari kadar glukosa setelah diberikan perlakuan.

(20)

Sehingga berdasarkan hasil penelitian dan pengujian menggunakan uji statistik diketahui bahwa kecenderungan jumlah ekstrak karamunting yang di berikan lebih sedikit memberikan efek yang signifikan untuk menurunkan kadar glukosa dibandingkan ekstrak karamunting yang diberikan tinggi tidak menimbulkan penurunan pada kadar glukosa.

A. Pengaruh Ekstrak Buah Karamunting Terhadap Kadar Glukosa Secara In Vitro

Pengujian pengaruh ekstrak buah karamunting terhadap kadar glukosa dilakukan secara in vitro. Kecenderungan rata-rata kadar glukosa disajikan pada Gambar 1.

1 2 3 4 5

14.4 14.6 14.8 15 15.2 15.4 15.6 15.8 16 16.2

16.4 16.26

15.83

15.7

16.27

15.14

Rata-Rata Kadar Sisa Glukosa

Rata-Rata Kadar Sisa Glukosa

Gambar 1. Kadar Sisa Glukosa Akibat Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Karamunting

Berdasarkan Gambar 1 rata-rata kadar sisa glukosa yang paling rendah adalah pada ekstrak karamunting sebanyak 10 ml, sedangkan untuk sisa kadar glukosa yang tinggi yaitu pada ekstrak karamunting sebanyak 8 ml.

Berdasarkan hasiluji statistik dengan menggunakan ujiOne Way Anova

(21)

Adapun rerata kadar glukosa disajikan pada Tabel 1.

Ekstrak Karamuntin g Rerata Sisa Kadar Glukosa (%) N i l a i p

2 m l

4 ml 6 ml 8 ml 10 ml

1 6 , 2 6 ± 3 , 4 3 15,83 ± 2,73 15,70 ± 2,70 16,27 ± 4,52 15,14 ± 3,19

0,995

Berdasarkan Tabel 1 tersebut diketahui bahwa nilai (p.0,995 > 0,05) dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan ekstrak karamunting yang diberikan terhadap kadar glukosa. Pada tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa ekstrak karamunting yang diberikan tinggi sebesar 10 ml menyebabkan sisa rerata penurunan glukosa terendah.Namun berdasarkan penelitian yang kami lakukan dan dilakukan pengujian statistik menggunakan uji one way anova tidak ada perbedaan terhadap ekstrak karamunting dengan kadar glukosa.

Kemudian berdasarkan Tabel 1 tersebut diketahui bahwa rerata sisa kadar glukosa tertinggi pada ekstrak karamunting 8 ml yaitu 16,27 ± 4,52.

Sedangkan berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa rerata sisa kadar glukosa terendah pada ekstrak karamunting 10 ml yaitu 15,14 ± 3,19. Terjadi penurunan kadar glukosa dikarenakan di dalam karamunting terdapat kandungan kromium sebesar 0,025 gram – 0,035 gram atau 28,6 – 40 %. Dimana fungsi kromium di dalam buah karamunting berperan untuk mengendalikan metabolisme insulin di dalam tubuh sehingga dianggap sebagai faktor pengendali kadar gula darah

(glocose tolerance factor/ GTF). Dengan kecukupan kromium dalam tubuh akan lebih efisien memanfaatkan insulin dan keseimbangan kadar gula darah dapat terjaga. Selain itu penelitian telah membuktikan bahwa kromium dapat menurunkan kadar trigliserid dan kelebihan total kolesterol darah, sekaligus memperbaiki rasio LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik).

(22)

Perbedaan kadar glukosa sebelum dan setelah inkubasi disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Perbedaan Kadar Glukosa Sebelum dan Setelah Inkubasi

Berdasarkan Gambar 2 perbedaan kadar glukosa sebelum dan setelah inkubasi, penurunan kadar glukosa yang paling rendah adalah pada ekstrak karamunting sebanyak 8 ml dengan persentase 35,13%, sedangkan untuk penurunan kadar glukosa yang tinggi yaitu pada ekstrak karamunting sebanyak 10 ml dengan persentase penurunan 39,63%.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji beda dua mean dependen (paired sample)didapatkan hasil dari 5 perlakuan tersebut untuk ekstrak 2 ml, 4 ml, dan 6 ml memiliki nilai (p. < 0,05) sedangkan unntuk ekstrak karamunting 8 ml dan 10 ml memiliki nilai (p > 0,05).

Hasil Uji Beda Dua Mean Dependen (paired sample)disajikan pada Tabel 2. Ekstrak Karamunting Kadar Glukosa Sebelum Perlakuan Kadar Glukosa Setelah Perlakuan Uji T Dependent P - V a l u e

2 4 6 8 10

2 5 , 0 8 25,08 25,08 25,08 25,08

1 6 , 2 6 15,83

15,7 16,27 15,14

4 , 3 1 6 5,641 5,782 3,312 3,508

(23)

sebelum perlakuan dan kadar glukosa sesudah perlakuan dengan nilai (p. 0,080, 0,073> 0,05).

Tidak ditemukannya signifikansi statistik antara kadar glukosa sebelum perlakuan dan kadar glukosa sesudah perlakuan dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu pertama, ada kemungkinan interval jumlah pemberian perlakuan yang terlalu dekat, dan kedua,adanya kandungan dalam buah karamunting yang apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak tidak memberikan efek secara maksimal.Signifikansi penurunan kadar gula darah akan terlihat jika interval jumlah pemberian perlakuan lebih dijauhkan lagi, misalnya pemberian 2 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, dan 20 ml ekstrak karamunting. Pada buah karamunting, yang menjadi pemeran utama dalam penurunan kadar gula darah adalah mineral kromium, dimana kromium termasuk salah satu mineral yang berperan mengendalikan metabolisme insulin dalam tubuh, sehingga dianggap sebagai faktor pengendali kadar gula darah ( glucose tolerance factor / GTF ). Dengan kecukupan kromium dalam tubuh akan lebih efisien memanfaatkan insulin dan keseimbangan kadar gula darah dapat terjaga. Namun penyerapan kromium dalam tubuh diketahui berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Semakin tinggi tingkat konsumsi kromium semakin rendah tingkat penyerapannya (Anderson dan Kozlovsky 1985, EGVM, 2002). Dalam keadaan konsumsi kromium yang rendah yaitu ≤ 10 µg/hari, penyerapan kromium adalah sekitar 2% sedangkan jika konsumsi kromium mencapai 40 µg/hari maka penyerapan kromium turun drastis menjadi hanya sekitar 0,5% (Kumpulainen et al. 1983, Anderson dan Kozlovsky, 1985).

(24)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak berbeda nyata perlakuan konsentrasi ekstrak

karamunting terhadap kadar glukosa (p. 0,995 > 0,05).

2. Terjadi penurunan kadar glukosa dikarenakan di dalam karamunting terdapat kandungan kromium sebesar 0,025 gram – 0,035 gram atau 28,6 – 40 %.

3. penelitian telah membuktikan bahwa kromium dapat menurunkan kadar trigliserid dan kelebihan total kolesterol darah, sekaligus memperbaiki rasio LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik).

4. Dengan kecukupan kromium dalam tubuh akan lebih efisien

memanfaatkan insulin dan keseimbangan kadar gula darah dapat terjaga. Namun penyerapan kromium dalam tubuh diketahui berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Semakin tinggi tingkat konsumsi kromium semakin rendah tingkat penyerapannya (Anderson dan Kozlovsky 1985, EGVM, 2002).

B. Saran

(25)

BAB V

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

a. Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No J e n i s P e n g e l u a r a n Biaya (Rp) 1 P e m b e l i a n R e a g e n 9 5 0 . 0 0 0 2 P e m b e l i a n A y a m R a s 3 0 0 . 0 0 0

3 I c e b o x 3 0 0 . 0 0 0

4 A T K 5 0 0 . 0 0 0

5 P e n g a d a a n p r o p o s a l 2 5 0 . 0 0 0

6 A l a t l a b 9 5 0 . 0 0 0

7 R e v i e w 3 0 0 . 0 0 0

8 A d m i n i s t r a s i 2 0 0 . 0 0 0

9 T r a n s p o r t a s i 1.250.000

J u m l a h 5.000.000

b. Jadwal Kegiatan

K e g i a t a n M i n g g u

1 2 3 4

A . T a h a p

p e r s i a p a n

1 . P e r i j i n a n S e w a

L a b o r a t o r i u m

2 . P e r s i a p a n A l a t d a n B a h a n

B . T a h a p

O p e r a s i

1 . P r a k

t i k

2 . A n a l i s a h a s i l

(26)
(27)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.A. and Kozlovsky, A.S. 1985. Chromium intake, absorption and excretion of subjects consuming self-selected diets. American Journal of Clinical Nutrition. Dikutip dari Jurnal HUBUNGAN ASUPAN KROMIUM DENGAN TINGKAT GULA DARAH PADA ANGGOTA PERSADIA SAMARINDA TAHUN 2010 TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat

RADEN RORO DEWI NGAISYAH NPM 0806443396

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Subroto,A. 2006. Ramuan Herbal Untuk Diabetes Melitus. Jakarta : Penebar Swadaya

Remond WA.Rat. Microsoft Encrata.2007

Havel, & Dr, P. J. (2004). The Role Of Chromium In Insulin Resistence. Lousiana: Nutrition 21.

Herminingsih, A. (2010). Manfaat Serat dalam Menu Makanan. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

W, C., & Frank, H. (2002). Role Of Chromium in Human Health and in Diabetes . ADA.

Etuk,E.U.2010. ANIMAL MODELS FOR STUDYING DIABETES MELITUS. AGRIC.BIOL,J.N Am. 1 : 130-134

Mangkoewidjojo,S. 2006.hewan laboratorium dalam penelitian biomedik. Fakultas kedokteran hewan UGM.YOGYAKARTA. 31-32

LANDAU,s. AND Everitt.2004. a hnadbook of statistical analuses using SPSS.chapman &hall/crc A CRC Press Company. Whashington D.C, USA

Sugiyanto. 1995. Petunjuk Farmakologi. Adisi IV. Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

(28)
(29)

LAMPIRAN BIODATA A. Biodata Ketua

Nama Lengkap : Virna Yolanda Alvonianita

Jenis Kelamin : Perempuan

Program Studi : D-IV GIZI

NIM : PO.62.31.3.14.227

Tempat dan Tanggal Lahir : Palangka Raya, 22 November 1996

E-mail : virnnayolanda@gmail.com

No Telepon : 085752530852

B. Biodata Anggota 1

Nama Lengkap : Atlantiara Aditya Putri

Jenis Kelamin : Perempuan

Program Studi : D-IV GIZI

NIM : PO.62.31.3.14.196

Tempat dan Tanggal Lahir : Kuala Kapuas, 2 Oktober 1996

E-mail : putriatlantiara@gmail.com

No Telepon : 082247409977

C. Biodata Anggota 2

Nama Lengkap : Rina Iriana

Jenis Kelamin : Perempuan

Program Studi : D-IV GIZI

NIM : PO.62.31.3.14.220

Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 30 Oktober 1996

E-mail : rinairiang@gmail.com

Gambar

Gambar  2.1  menjelaskan  penelitian  yang  telah  dilakukan  oleh
Gambar 1. Kadar Sisa Glukosa Akibat Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Gambar 2.Gambar 2. Perbedaan Kadar Glukosa Sebelum dan Setelah Inkubasi
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

Referensi

Dokumen terkait

Analisis faktor kesulitan belajar siswa ini dapat digunakan guru sebagai acuan untuk menangani kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar kimia sehingga

Surat Persetujuan Pendaftaran (SPP) FITS Trader ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan dapat ditinjau/dicabut apabila yang bersangkutan melalaikan atau tidak

Dari uraian di atas akan di implementasikan Mapbox Android Map SDK pada pemetaan lokasi dealer resmi motor Yamaha khususnya di kabupaten klaten dengan pemberian rating

Taman Margasatwa Ragunan yang terdapat di wilayah Jakarta Selatan merupakan daya tarik wisata dengan jumlah pengunjung terbanyak ketiga di Provinsi DKI Jakarta

Bidang usaha TELKOM RisTI adalah pengembangan produk aplikasi dan layanan berbasis jaringan (network based services), pengembangan infrastruktur jaringan untuk semua

yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Nama nothotaxon yang merupakan hibrida antara subdivisi genus adalah gabungan dari sebuah julukan, yang merupakan formula kental yang dibentuk dengan cara yang

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri 10 Banda Aceh yang berjumlah 6 orang subjek dipilih dengan tingkat kedisiplinan yang berbeda yaitu 2 siswa yang