• Tidak ada hasil yang ditemukan

NITROGEN TANAH DAN TANAMAN DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NITROGEN TANAH DAN TANAMAN DAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

“NITROGEN TANAH DAN TANAMAN”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan dengan Dosen Pengampu : Dr. Ir. H. Cecep Hidayat, MP

Disusun oleh :

Kelompok 1

Andi Gunawan (1157060007)

Diki Prasetia (1157060017)

Dineu Dinul Q (1157060018)

Hana Fitriani (1157060032)

Intan Fazriatu R (1157060040)

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, shalawat dan

salam semoga tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW. Berkat karunia yang

senantiasa diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa

kami ucapkan terima kasih kepada semua kerja team kelompok yang telah membantu

dalam menyusun makalah ini, terutama pada rekan-rekan yang senantiasa

memberikan dorongan dan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini, semoga

Allah SWT membalas dengan ganjaran yang berlipat ganda, ”Amiin”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesuburan

Tanah dan Pemupukan, yang membahas tentang “Nitrogen Tanah dan Tanaman”.

Kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam

makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan motivasi

bagi siapa saja yang membaca dan memanfaatkannya.

Bandung, 13 Oktober 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

DAFTAR TABEL...4

BAB I PENDAHULUAN...5

1.1 Latar Belakang...5

1.2 Tujuan...5

1.3 Rumusan Masalah...6

BAB II PEMBAHASAN...7

2.1 Sumber N tanah...7

2.3 Mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik...10

2.4 Pemupukan N menurunkan pH tanah...12

2.5 Bentuk utama N tanah...13

2.6 Faktor-faktor mempengaruhi N tanah...13

2.7 Perilaku N dalam tanah...14

BAB III KESIMPULAN...16

(4)

DAFTAR TABEL

2.1 Keseimbangan Nitrogen di Bumi (Yamaguchi, 1976)………

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nitrogen (N) merupakan unsur esensial bagi tumbuhan. N dibutuhkan dalam

jumlah yang banyak (Hanafiah et al. 2010). N di dalam tanah dan tanaman bersifat

sangat mobil, sehingga keberadaan N didalam tanah cepat berubah atau bahkan

hilang. Kehilangan N dapat melalui denitrifikasi, volatilisasi, pengangkutan hasil

panen atau pencucian dan erosi permukaan tanah. Hilangnya N melalui pencucian

umumnya terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur kasar, kandungan bahan organik

sedikit dan nilai kapasitas tukar kation (KTK) rendah. Rendahnya kandungan unsur N

serta unsur hara lain dapat terjadi pada tanah yang memiliki tingkat kemasaman

tinggi (pH 5.5), hal ini umum terjadi pada tanah yang diusahakan dalam bidang

pertanian, seperti pada tanah Entisol, Inceptisol dan Ultisol (Hardjowogeno, 2010).

Rendahnya kandungan unsur N dalam tanah dapat menghambat pertumbuhan

tanaman. Dalam tanaman yang mengalami kekahatan unsur N, dalam jaringan tua

akan diimobilisasi ke titik dan jaringan tua akan menguning, jika kekahatan terus

berlanjut maka keseluruhan tanaman akan menguning, layu dan mati. Adapun

dampak lainnya adalah mengakibatkan rendahnya produksi bobot kering tanaman.

Bahwa peningkatan dosis pupuk N di dalam tanah secara langsung dapat

meningkatkan kadar protein dan produksi tanaman Winarso (2005).

1.2 Tujuan

1. Untuk memahami sumber N dalam tanah.

(6)

3. Untuk memahami mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik.

4. Untuk memahami penurunan pH tanah dengan cara pemupukan N.

5. Untuk memahami bentuk utama N.

6. Untuk memahami pengaruh apa saja faktor-faktor dalam tanah.

7. Untuk mengetahui perilaku N didalam tanah.

1.3 Rumusan Masalah

1. Seperti apakah sumber N dalam tanah itu?

2. Bagaimanakah cara fiksasi N simbiotik dan non simbiotik?

3. Bagaimanakah cara mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik?

4. Mengapa pH tanah dapat diturunkan dengan cara pemupukan N?

5. Seperti apakah bentuk utama N tanah?

6. Dipengaruhi apa sajakah faktor-faktor dalam N tanah?

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber N tanah

Nitrogen tanah berasal dari berbagai sumber, yaitu:

(1) hasil perombakan bahan organic.

(2) penambatan gas N2 atmosfer oleh bakteri Rhizobium bersimbiose dengan

tanaman leguminosae.

(3) penambatan gas N2 atmosfer non-simbiotik oleh jazad mikro tanah

seperti Azotobacter dan Clostridium.

(4) penambatan gas N2 atmosfer oleh ganggang hijau biru bersimbiose dengan

paku air.

(5) terdapat dalam air hujan.

(6) terbawa asap gunung berapi.

(7) diberikan sebagai pupuk organik maupun anorganik.

Gambaran keseimbangan N di alam secara global disajikan dalam Tabel 2.1

Penambatan gas N2 atmosfer secara simbiotik merupakan mekanisme paling efisien

dalam tanah, karena tidak ada kehilangan melalui pencucian maupun denitrifikasi dan

merupakan sumber utama protein. Jumlah N ditambat secara tepat belum diketahui,

tetapi ada hubungannya dengan jenis tanaman seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.2

Penambatan N simbiotik oleh ganggang hijau biru dilakukan

Anabaena-azollae bersimbiose dengan pakis air (Azolla-pinnata). Pada tanah sawah, asosiasi

Azolla - Anabaena diketahui mampu menambat N bebas 100 hingga 150 kg N tiap

hektar per tahun, dengan biomas 40 hingga 60 ton Azolla. Percobaan Vergilius

(8)

gabah sekitar satu ton dengan pembenaman Azolla sebelum dan setelah tanam.

Jumlah ini melebihi pengaruh 60 kg/ha.

(9)

1.2 Nitrogen yang Ditambat dari Asosiasi Rhizobium-Legum (NAS, 1979)

Fiksasi N adalah proses pengubahan nitrogen dari bentuk N anorganik (dari

udara bebas) menjadi N bentuk organik. Unsur di dalam atmosfer belum dalam

keadaan tersedia. Sehingga untuk dapat tersedia harus diubah dahulu menjadi bentuk

NH4+ atau NO3-. Fiksasi N menghasilkan NHP3 melalui proses reduksi senyawa

di-imide (HN-NH) melalui hidrozine (H2N-NH2). Ammonia kemudian diubah menjadi

organic yang bersenyawa dengan asam organik menjadi asam amino.

Pada fiksasi N secara simbiotik, N2 dari udara diikat menjadi senyawa NH3

atau NO3 yang kemudian dapat diserap oleh tanaman. Fiksasi N terjadi secara

biologis lewat simbiosis mutualistrik tanaman legum-rhyzobium (bakteri

heterotrofik), juga beberapa tanaman non legum. Bakteri simbiotik adalah bakteri

pengikat N udara yang bersimbiosa dalam bintil-bintil akar tanaman leguminosa.

Tanaman menyediakan makanan dan bahan organik untuk bakteri, sedang tanaman

mendapat N yang diikat dari udara oleh bakteri yang digunakan untuk membentuk

protein dibadannya. Karena umur suatu bakteri hanya beberapa jam, maka setiap saat

(10)

terbentuk NH4+ dari NO3- yang dapat digunakan oleh tanaman induknya

(Hardjowigeno, 2010).

Jumlah nitrogen yang ditambat oleh rhizobium sangat bervariasi, tergantung

pada strain, tanaman inang, dan lingkungan. Penambatan oleh rhizobium maksimum

bila ketersediaan hara nitrogen dalam keadaan minimum. Oleh karena itu, dianjurkan

untuk memberikan sedikit pupuk nitrogen sebagai starter, agar bibit muda memiliki

kecukupan N sebelum rhizobium menetap dengan baik pada akarnya (Afandie, 2002). Pada fiksasi non simbiotik, fiksasi N2 serempak dengan mereduksi asetilena

dalam rhizosfer (permukaan/dalam sel-sel akar) dengan memanfatkan secara selektif

senyawa-senyawa organik sekresi/eksudat akar (Hanafiah, 2010). Fiksasi N dalam

tanah dilakukan oleh jasad renik yang hidup bebas, artinya tidak bersimbiosis dengan

tanaman inang. Jasad renik tersebut seperti ganggang hijau-biru (Chyanophiceae) dan

bakteri yang hidup bebas di dalam tanah. Bakteri yang hidup bebas adalah

Rhodospirillum sp bersifat anaerob, azotobacter, dan beiyerinckia yang bersifat aerob

(Afandie, 2002).

Manfaatnya bagi tanaman, ganggang hijau-biru terjadinya pelapukan secara

biologis sehingga menjadi lebih terbukanya kehidupan lain pada permulaan genesa

tanah. Sedangkan fiksasi nitrogen oleh bakteri yang hidup bebas di dalam tanah

mempunyai peranan lebih penting dibandingkan dengan ganggang hijau-biru.

Jasad-jasad ini menghendaki adanya sumber tenaga berupa sisa tanaman dan hewan. Serta

sebagian tenaga hasil oksidasi digunakan untuk menambat nitrogen dari udara bebas.

Kemampuan maksimum fiksasi nitrogen oleh jasad ini berkisar 20-40 kg per hektar N

per tahun (Afandie, 2002).

2.3 Mekanisme fiksasi N simbiotik dan non simbiotik

Fiksasi N secara simbiotis dilakukan oleh bakteri yang menginfeksi akar

tanaman. Infeksi diawali dengan pembuatan buluh infeksi pada rambut akar yang

(11)

infeksi ini, jaringan akan mengalami pembesaran dan peningkatan laju pembelahan

sel, sehingga terbentuk bintil akar (nodule).

Fiksasi secara simbiotis ini merupakan reaksi reduksi N2 menjadi NH3 yang

membutuhkan sejumlah ATP sebagai sumber energinya, asam piruvat sebagai donor

hydrogen dan dilakukan oleh enzim nitrogenase (protein yang mengandung Fe dan

Mo) yang memerlukan Co sebagai aktivatornya. Dalam proses ini energy ATP (16-30

ATP per molekul N2) dan ferredoksin (pembawa elektron) mereduksi protein Fe

menjadi reduktan. Reduktan ini mereduksi protein MoFe yang kemudian mereduksi

N2 menjadi NH3 dengan hasil samping berupa H2 dan bersamaan itu terjadi reduksi

asetilena menjadi etilena (sehingga dapat digunakan sebagai indicator fiksasi N

simbiotis dan dideteksi melalui prosedur uji ARA).

Aktifitas fiksasi N sangat tergantung pada ketersediaan bahan organik dalam

tanah. Nisbah N yang difiksasi dan kadar organik tanah adalah 5-20 : 1000, yang

berarti untuk setiap 5-20 g N yang difiksasi diperlukan hasil perombakan 1.000 g

bahan organik tanah. Hasil penelitian Weber menunjukan bahwa pada 1 ha kedelai

yang diinokulasi dengan Rhyzobium difiksasi 160 kg N (dengan variasi 50-200 kg)

dan 75 % kadar N tajuk merupakan sumbangan fiksasi simbiotik ini. Daya fiksasi ini

menurun dengan meningkatnya takaran pupuk N.

Pada fiksasi non simbiotik, fiksasi N2 serempak dengan mereduksi asetilena

dalam rhizosfer (permukaan/dalam sel-sel akar) dengan memanfatkan secara selektif

senyawa-senyawa organik sekresi/eksudat akar. Dipengaruhi oleh pH (optimal

6,0-7,8), potensial redoks dan bahan organik, dan ketersediaan nitrat serta oksigan.

(12)

Aminisasi, adalah proses pelepasan senyawa amina dari perombakan

senyawa organik mengandung nitrogen, dalam hal ini adalah protein:

Protein R-NH4+ + CO2+ senyawa lain + energy

Amonifikasi, adalah proses pelepasan amoniak dari hasil aminisasi

protein:

pemberian pupuk urea takaran tinggi belum tentu menjamin produksi yang tinggi,

karena berkaitan dengan tingkat efisiensi pupuk N yang rendah (Hardjowigeno, 2010) Pada tanah yang memiliki tekstur liat lempung berpasir menunjukkan bahwa

tanah didominasi oleh fraksi pasir sehingga mempunyai tekstur agak kasar, dengan

(13)

tinggi untuk terjadinya pencucian unsur hara, kemasaman tanah tergolong masam,

kadar N total tergolong sangat rendah, K-dd, serta P-tersedia serta KTK tergolong

rendah, dan kadar C total rendah, sehingga tanah ini mempunyai kandungan bahan

organik tanah dan potensi kesuburan tanah yang rendah. Oleh karena itu tanah yang

diberikan pemupukan N sangat memerlukan pasokan unsur hara melalui pemupukan

agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pupuk kandang kotoran ayam memiliki

kandungan bahan organik yang cukup tinggi dan memiliki potensi yang baik untuk

memasok bahan organik dan unsur hara makro dan mikro.

Pupuk N yang digunakan adalah urea bahwa pemberian NPK dan pupuk

kandang serta berbagai kombinasinya menurunkan pH tanah secara sangat nyata

dibandingkan dengan kontrol. Penurunan pH tanah terbesar terdapat pada perlakuan

100% NPK (P), kemudian berangsur-angsur meningkat kembali dengan pengurangan

dosis NPK dari 75 hingga 0% dengan diikuti penambahan pupuk kandang dari 0%

hingga 100%, baik dari dosis 5 Mg ha-1 maupun dari dosis 20 Mg ha-1, tetapi tetap

nyata lebih rendah bila dibandingkan dengan kontrol. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Halvin et al. (1999) bahwa pemberian pupuk urea dapat menurunkan pH

tanah dan sebaliknya Slameto (1997) dan Syukur dan Nur Indah (2006) mendapatkan

bahwa pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan pH tanah. Eghball (2002)

mendapatkan bahwa pemberian pupuk N dalam bentuk NH4NO3 dapat menurunkan

pH tanah secara nyata.

2.5 Bentuk utama N tanah

Bentuk nitrogen yang ada dalam tanah yang umum adalah N-organik. Bentuk

N organik terdiri atas asam amino dan senyawa amina. Bentuk nitrogen tanah yang

lain adalah bentuk N-anorganik yang disusun atas N-NH4+, N-NO3-, N-NO2-, dan N2.

Nitrogen di dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk yaitu:

1. Protein (bahan organik).

2. Senyawa-senyawa amino terdiri atas glutamate, aspartate, glisin, alanine,

(14)

3. Ammonium (NH4+).

4. Nitrat (NO3-).

2.6 Faktor-faktor mempengaruhi N tanah

Kehilangan nitrogen pada tanah pertanian dapat terjadi melalui denitrifikasi

yaitu proses mikrobiologis yang terjadi karena suasana anaerob dan adanya bakteri

denitrifikan. NO3 dan NH4 diubah menjadi N2 yang menguap diudara. Hal ini dapat

merugikan karena mengurangi ketersediaan N dalam tanah. kemudian, volatilisasi

ammonia yaitu reaksi kimia dengan basa dalam suasana alkalis. Selain itu, karena

adanya reaksi van style, reaksi ini menyebabkan kehilangan N berupa NH3. Dan juga

pencucian (kehilangan N-NO3-). Pencucian nitrat merupakan masalah pencemaran

yang potensial terjadi pada air permukaan dan air bawah tanah yang sangat berbahaya

bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Persen konsentrasi dan distribusi bagian dari bentuk N-organik (asam amino

dan senyawa amina) selalu bervariasi, bergantung pada faktor tanah, komponen yang

ditambahkan, proses pengairan, insetensitas pengolahan dan komponen mikrobiologi

tanah.

2.7 Perilaku N dalam tanah

Perilaku nitrogen di dalam tanah sangat bervariasi dan mudah berubah. Selain

itu, perilaku nitrogen di dalam tanah sulit diperkirakan karena transformasinya sangat

kompleks. Oleh karena itu, bila nitrogen dalam jumlah yang berlebihan akan

berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Misalnya perubahan dari bentuk

nitrogen yang immobile yaitu NH4+ menjadi bentuk yang lebih mobile yaitu NO2- dan

NO- secara biokimia oleh bakteri khemoautrotop yang disebut proses nitrifikasi.

Proses ini sangat merugikan tanaman, karena efisiensi penggunaan nitrogen oleh

(15)

nitrifikasi juga berdampak negative, karena menghasilkan NO3- yang sangat

berbahaya bila diserap tanaman serta memiliki sifat denitrifikasi menghasilkan gas

N2O, NO dan N2. Sehingga penggunaan pupuk khususnya nitrogen harus

dimanfaatkan oleh tanaman tingkat tinggi, kecuali telah menjadi bentuk tersedia yang

dapat digunakan oleh tanaman. Pembentukan nitrogen di alam dalam bentuk terikat

disebut fiksasi nitrogen. Hal ini terjadi di dalam tanah, terutama oleh bakteri. Berikut

proses perubahan tersebut adalah:

1. Penambatan oleh mikroba dan jazad renik. Jazad renik hidup simbiotis

dengan tanaman legume (kacang-kacangan) ataupun tanaman non-legum. 2. Penambatan oleh jazad-jazad renik yang hidup bebas di dalam tanah atau yang

hidup pada permukaan organ tanaman seperti daun.

3. Penambatan sebagai oksida karena terjadi pelepasan muatan listrik di

atmosfer. Penambatan sebagai ammonia, NO3- atau CN2 pada proses-proses

yang terjadi di industry pabrik pupuk sintetis.

Nitrogen memiliki fungsi yaitu dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif

tanaman dan pembentukan protein. Adapun gejala kekurangan N dalam tanah yaitu

tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terbatas, dan daun-daun kuning serta

berguguran. Selain itu, gejala kelebihan N seperti memperlambat kematangan

tanaman (terlalu banyak pertumbuhan vegetatif), batang-batang lemah mudah roboh,

dan mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit. Apabila kehilangan N pada

tanah maka diakibatkan oleh beberapa faktor seperti digunakan oleh tanaman atau

mikroorganisme, N dalam bentuk NH4+ dapat diikat oleh mineral liat jenis illit

sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman, dan N dalam bentuk NO3- (nitrat)

(16)

Tanaman dilahan kering umumnya menyerap ion nitrar NO3- relatif lebih besar

jika dibandingkan dengan ion NH4+. Ada dugaan bahwa senyawa organik misalnya

asam nukleat dan asam amino larut, dapat diserap langsung oleh tanaman. Tetapi,

keberadaan kedua senyawa tersebut didalam tanah dianggap kecil jika dibandingkan

dengan keperluan tanaman. Pada pH rendah, nitrat diserap lebih cepat dibandingkan

dengan ammonium. Sedangkan pada pH netral, kemungkinan ada penyerapan

keduanya seimbang. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya persaingan anion OH

-dengan anion NO3- sehingga penyerapan nitrat sedikit terhambat. Pada pH 4,0

penyerapan nitrat lebih banyak dibandingkan dengan ammonium (Afandie, 2002).

BAB III

KESIMPULAN

1. Sumber N dalam tanah yaitu penambatan gas N2 atmosfer oleh bakteri

Rhizobium bersimbiose dengan tanaman leguminosae dan penambatan gas N2

atmosfer non-simbiotik oleh jazad mikro tanah seperti Azotobacter dan

Clostridium.

2. Pada fiksasi N secara simbiotik, N2 dari udara diikat menjadi senyawa NH3

atau NO3 yang kemudian dapat diserap oleh tanaman sedangkan pada fiksasi

non simbiotik, fiksasi N dalam tanah dilakukan oleh jasad renik yang hidup

bebas, artinya tidak bersimbiosis dengan tanaman inang.

3. Mekanisme fiksasi terdapat Aminisasi, Amonifikasi, Nitrifikasi dan

Denitrifikasi.

4. Pada tanah yang diberikan pemupukan N sangat memerlukan pasokan unsur

hara melalui pemupukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

5. Bentuk nitrogen yang ada dalam tanah yang umum adalah N-organik serta

bentuk N organik terdiri atas asam amino dan senyawa amina.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi N tanah diantaranya adalah Denitrifikasi,

(17)

7. Perilaku N dalam tanah mudah berubah, sulit diperkirakan, sebagai regulator

penggunaan kalium, fosfor dan unsur-unsur lain dalam proses fotosintesis dan

dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein.

DAFTAR PUSTAKA

Adamy Sipahutar I. dan Kasno A. 2009. Dinamika Hara N Pada Lahan Sawah

Intensifikasi Bermineral Liat Dominan 2:1 [129-144]

Afandie. 2002. Menuju pemupukan berimbang guna meningkatkan jumlah dan mutu

hasil pertanian. Dit. Penyuluhan Tanaman Pangan, Dir. Jen. Pert. Tan.

Pangan, Deptan. Jakarta

Agisti Amik, Alami Nur Hidayatul, dan Hidayati Tutik Nur. 2014. Isolasi dan

Dentifiasi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik pada Lahan Restorasi

dengan Metode Legume Cover Crop (LCC) di Daerah Pasirian Lumajang

Jawa Timur Vol. 3, No. 2

Danapriatna Nana. 2010. Biokimia Penambatan Nitrogen Oleh Bakteri Non Simbiotik

Vol. 1 No. 2

Eghball. 2002. Pupuk and the eficient use of water. In A.G. Norman (ed). Adv. in

(18)

Fahmi Arifin, Syamsudin, Utami Sri Nuryani H dan Radjagukguk Bostang. 2010.

Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen Dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan

Tanaman Jagung (Zea Mays L) Padatanahregosoldan Latosol 10 (3)

Halvin et al. 1999. Chemistry of Soils. Soil Science (SOIL) 702/802 (revised Jan

1998). http://pubpages.unh.edu/~harter/soil702.html

Hanafiah et al. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Hardjowogeno. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta

Las et al., 2010. 1984. Booker Tropical Soil Manual. Booker Agric. Intern. Ltd

Nariratih Intan, Damanik MMB dan Sitanggang Gantar. 2013. Ketersediaan Nitrogen

Pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik Dan

Serapannya Pada Tanaman Jagung Vol.1, No.3, Juni 2013

Purwantari, N.D. 2008. Penambatan Nitrogen Secara Biologis: Perspektif Dan

Keterbatasannya Vol. 18 No. 1

Rosmarkan, Afandie dan Yumono, Nasih Widya. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.

Kaisius: Yogyakarta

Sarno. 2009. Pengaruh Kombinasi NPK dan Pupuk Kandang terhadap Sifat Tanah

dan Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Caisim Vol. 14, No. 3

Slameto. 1997. Cycles of Soil. Carbon, Nitrogen, Phosphorous, Sulfur,

Micronutrients. A WileyInterscience Publ. John Wiley & Sons. New York, 39.

Syukur dan Nur Indah. 2006. Masalah kesuburan tanah dan cara penyelesaiannya

(diktat). Departemen Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Tisdale et al., 1985. 1975. Soil Fertility and Fertilizer. McMillan Publ. Co., Inc.

(19)

Widiyawati Ida, Sugiyanta, Junaedi Ahmad dan Widyastuti Rahayu. 2014. Peran

Bakteri Penambat Nitrogen untuk Mengurangi Dosis Pupuk Nitrogen

Anorganik pada Padi Sawah 42 (2) : 96 – 102

Winarso (2005. Perubahan sifat kimia dari tanah dipersawahkan. News Letter

Gambar

Table 2.1 Keseimbangan Nitrogen di Bumi (Yamaguchi, 1976)

Referensi

Dokumen terkait

Diluar dua konsep atau sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi klasik, neoklasik yang lebih dikenal dengan konsep ekonomi liberal yang lebih menekankan pada ekonomi

1.2 Dalam pelaksanaannya, peserta/asesi harus dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan, dokumen, bahan serta fasilitas assessmet yang dibutuhkan, serta dilakukan pada

Prosedur analisa untuk menentukan kadar emas dan perak secara fire assay baik yang dilakukan peleburan memakai tungku dengan bahan bakar gas maupun dengan bahan bakar solar

modifikasi dari graf Dutch Windmill yang ditambahkan satu simpul dan sebuah busur yang bertetangga dengan titik pusat kincir serta diberi orientasi yaitu untuk semua

Selain permasalahan di atas, guru kelas IV.B SD Negeri 115 Palembang menjelaskan dalam mengajari materi keliling dan luas bangun datar masih mengajarkan peserta

Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 05 Tahun 2012, migas non konvensional adalah minyak dan gas bumi yang diusahakan dari reservoir tempat

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka pengelolaan sumberdaya air Pulau Pramuka di antaranya: Memaksimalkan jumlah air hujan yang meresap dengan membuat

Penambatan nitrogen dalam tanah dilakukan juga oleh jasad renik yang hidup bebas, artinya tidak bersimbiosis dengan tanaman inang.. Jasad tersebut antara lain