• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertani"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 1

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian Basis di

Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara” dengan tepat waktu. Makalah ini ditulis

untuk mengaplikasikan teknik analisa yang sudah diberikan ke dalam kasus-kasus perencanaan. Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Analisa Kualitatif, serta untuk merumuskan suatu persoalan perencanaan, mengumpulkan data yang

terkait dengan persoalan tersebut, menggunakan teknik analisis yang diberikan, melakukan interpretasi terhadap hasil analisis serta mampu memberikan rekomendasi terhadap persoalan yang diangkat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penulisan makalah ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

mata kuliah Teknik Analisa Kualitatif, Ibu Ainun Dita Febriyanti, ST.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri terhadap kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Balikpapan, 7 Desember 2015

(2)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 2

Daftar Isi

Kata Pengantar ... 1

Daftar Isi ... 2

Daftar Tabel ... 3

BAB I PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penulisan ... 5

1.4 Ruang Lingkup ... 5

1.5 Kerangka Berpikir ... 5

BAB II REVIEW TEORI ... 6

2.1 Analisis Location Quotient (LQ) ... 6

2.2 Analisis Stakeholder... 7

2.3 Analisis Delphi ... 8

2.4 Analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 8

2.5 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threats (SWOT) ... 9

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sektor Unggulan ... 9

BAB III GAMBARAN UMUM ... 10

BAB IV ANALISIS DATA ... 17

4.1 Analisis Location Quotient (LQ) ... 17

4.2 Analisis Stakeholder... 21

4.3 Analisis Delphi ... 28

4.4 Analisis AHP ... 40

4.5 Analisis SWOT ... 72

BAB V PENUTUP ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Rekomendasi ... 79

Daftar Pustaka ... 80

(3)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 3

Daftar Tabel

Tabel 1 Produksi Tanaman Pangan Kecamatan Penajam Tahun 2009 – 2013 (dalam Ton)……….. 14

Tabel 2 Produksi Pertanian Buah Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Kw)……….. 15

Tabel 3 Produksi Perkebunan Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Ton)………. 15

Tabel 4 Produksi Peternakan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ekor)……… 16

Tabel 5 Produksi Perikanan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ton)……….. 16

Tabel 6 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Pangan Kecamatan Penajam tahun 2013 ……….. 17

Tabel 7 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Buah Kecamatan Penajam tahun 2013 ……… 17

Tabel 8 Hasil Analisis LQ Data Sektor Perkebunan Kecamatan Penajam tahun 2013 ……… 18

Tabel 9 Hasil Analisis LQ Data Sektor Peternakan Kecamatan Penajam tahun 2013 ………. 19

Tabel 10 Hasil Analisis LQ Data Sektor Perikanan Kecamatan Penajam tahun 2013 ………. 19

Tabel 11 Komoditas Basis di Kecamatan Penajam……… 20 Tabel 12 Penilaian Kepentingan dan Pengaruh Stakeholders 22 Tabel 13 Hasil Identifikasi Stakeholders Menurut Tingkat Kepentingan dan Pengaruh 27 Tabel 14 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian

Basis di Kecamtan Penajam

29

Tabel 15 Desain Kuisioner Pakar untuk Analisis Delphi 30

Tabel 16 Hasil Wawancara Analisis Delphi Tahap 1 38

Tabel 17 Hasil Wawancara Analisis Delphi Tahap 2 Setelah Iterasi 39

Tabel 18 Hasil Pengolahan Expert Choice 68

Tabel 19 Faktor Internal (IFAS) 72

Tabel 20 Faktor Eksternal (EFAS) 72

Tabel 21 Hasil Analisis IFAS 73

Tabel 22 Hasil Analisis IFAS 73

Tabel 23 Komparasi IFAS dan EFAS 74

Tabel 24 Hasil Komparasi IFAS dan EFAS 76

Tabel 25 Pembagian Strategi Berdasarkan Tingkat Kepentingan 77

Tabel 26 Kuisioner dalam Analisis SWOT 81

Tabel 27 Kuisioner IFAS 82

(4)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan secara adil dan merata, selain itu juga meningkan pelayanan kesempatan kerja serta kestabilan ekonomi. Sasaran kemakmuran tersebut berupa kemakmuran wilayah serta kemakmuran rakyatnya.

Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi perekonomian yang besar dalam meningkatkan kesempatan kerja serta kestabilan ekonomi. Khususnya Kecamatan Penajam yang disebutkan dalam RTRW Kabupaten Penajam sebagai pusat perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2010 Kecamatan Penajam memiliki pertumbuhan ekonomi yang masih rendah dilihat dari kontribusi perekonomian terhadap PDRB sebesar 2,92 triliun atau sebesar 0,98 Persen dari PDRB Kalimantan Timur. Padahal Kecamatan Penajam meiliki potensi yang besar dalam meningkatkan ekonomi wilayahnya. Hal ini dapat dilihat

dari sektor pertambangan dan sektor pertanian yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB.

Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kecamatan Penajam khususnya di kawasan pesisir masih mengalami keterbatasan dan kendala-kendala antara lain membutuhkan dana cukup besar, dukungan dari masyarakat, dan dukungan kelembagaan yang dinilai masih kurang serta

penyebaran sektor yang belum merata dan baik dalam perencanaan ekonomi masih belum jelas jika ditinjau dari metodologi yang benar perti mengembankan sektor yang kurang tepat dan tidak terstruktur sehingga arah pembangunan sektoralnya meleset.

Oleh sebab itu, dalam penelitian kali ini akan membahas penentuan sektor ekonomi basis di

kawasan pesisir Kecamatan Penajam dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah Kabupaten Penajam Paser Utara khususnya kawasan pesisir Kecamatan Penajam.

1.2

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, meliputi.

 Apa sektor ekonomi basis yang unggul di kawasan pesisir Kecamatan Penajam?

 Apa prioritas sub sektor ekonomi yang diunggulkan dengan memperhatikan kriteria-kriteria

pembangunan ekonomi ?

 Bagaimana strategi dalam pengembangan sub sektor ekonomi yang diunggulkan di kawasan

(5)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 5

1.3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, antara lain.

 Menentukan sektor ekonomi basis dalam mengembangkan ekonomi kawasan pesisir Kecamatan Penajam.

 Menentukan prioritas sub sektor ekonomi yang diunggulkan dengan memperhatikan kriteria-kriteria pembangunan ekonomis secara umum.

 Menentukan strategi pengembangan sub sektor ekonomi yang diunggulkan di kawasan pesisir Kecamatan Penajam.

1.4

Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini, meliputi.

a. Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah penelitian ini hanya dibatasi pada kebijakan pengembangan sektor ekonomi di Kecamatan Penajam.

b. Lingkup Pembahasan

 Substansi penelitianini hanya dibatasi pada kebijakan pengembangan sektor ekonomi di Kecamatan Penajam.

 Pemilihan prioritas pengambilan sektor-sektor usaha potensial dilakukan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan Pemda Kecamatan Penajam.

1.5 Kerangka Berpikir

Permasalahan Pengembangan Potensi Sektor Pertanian di Kecamatan Penajam

Identifikasi Potensi dan Masalah Sektor Pertanian

Perumusan Strategi Pengembangan Sub Sektor Basis di Kecamatan Penajam

Analisis Perumusan

Strategi

Analisis LQ Analisis

Stakeholder Analisis Delphi AHP Analisis SWOT

(6)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 6

BAB II REVIEW TEORI

2.1

Analisis Location Quotient (LQ)

Sektor basis pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu skala internasional, nasional, maupun regional. Apabila suatu sektor menjadi basis, sektor tersebut dapat diekspor ke daerah lain, sebaliknya apabila sektor tersebut menjadi sektor non basis, sektor tersebut dapat diperoleh dengan salah satu cara yaitu mengimpor dari daerah lain. Pertumbuhan suatu daerah

ditentukan oleh eksploitasi kemanfaatan alamiah dan pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan (Azhar, Fuaidah, & Abdussamad, 2002). Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan tingkat permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.

Dalam penentuannya, dibutuhkan data Produk Domestik Regional Bruto di daerah tersebut. Produk Domestik Regional Bruto, atau yang biasa disingkat dengan PDRB, di Indonesia pada dasarnya terdiri dari sembilan sektor, yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa. Masing-masing dari sektor

tersebut mempunyai sub sektor yang juga terdapat sub sektor unggulan dan non unggulan.

Pada kegiatan analisis sektor-sektor dalam PDRB, dapat dilakukan analisis Location Quotient atau biasa disebut LQ. Analisis LQ merupakan teknik asal untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu (Megantara, Riani, Nurjanah, & Luqman, 2010). Teknik ini belum atau tidak memberikan kesimpulan akhir, namun masih merupakan kesimpulan sementara yang harus

lebih dikaji dan dianalisis melalui teknik analisis lain yang dapat menjawab apakah kesimpulan sementara tersebut terbukti kebenarannya. Teknik perhitungan ini adalah dengan membandingkan presentase sumbangan tiap sektor dalam PDRB dengan sektor yang sama dengan PNB Indonesia. Persamaannya sebagai berikut:

LQ

=

Dimana:

LQ = Location Quotient

vi = Output sektor i di suatu daerah vt = Output total daerah tersebut

(7)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 7 Kriterianya adalah:

1. Bila LQ > 1, menunjukkan sektor tersebut tergolong sektor basis di suatu daerah. 2. Bila LQ < 1, menunjukkan sektor tersebut tergolong sektor non basis di suatu daerah. 3. Bila LQ = 1, menunjukkan keswasembadaan sektor tersebut di suatu daerah.

2.2

Analisis Stakeholder

Stakeholder adalah orang atau organisasi yang terlibat dalam suatu kegiatan atau program pembangunan serta orang atau organisasi yang terkena dampak dari kegiatan yang bersangkutan.

Stakeholder juga dapat diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai hak dan kepentingan dalam sistem, berupa perorangan, komunitas, kelompok sosial, atau organisasi yang dipengaruhi atau terpengaruh oleh sistem. Secara umum, stakeholder adalalah individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap suatu kegiatan. Stakeholder ditandai dengan adanya kekuasaan, legitimasi, dan

kepentingan terhadap suatu kegiatan.

Analisis Stakeholder merupakan suatu analisis terhadap konflik kepentingan antar stakeholder dan pengaruh masing-masing stakeholder. Analisis ini akan menghasilkan output berupa stakeholder kunci dan stakeholder pendukung yang nantinya akan jadi bahan pertimbangan untuk seorang peneliti untuk menentukan siapa-siapa saja responden yang akan terlibat dalam suatu penelitian yang

dilakukan. Langkah-langkah melakukan analisis stakeholder adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi stakeholder yang terlibat. Langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan siapa saja pihak yang memperoleh manfaat, pihak yang memperoleh kerugian, pihak yang kemungkinan kalah, dan hubungan antar pihak yang bersangkutan.

2. Menganalisa kepentingan dan dampak potensial dari implementasi program atau kebijakan terhadap kepentingan masing-masing stakeholders. Di langkah ini, peneliti merinci harapan-harapan apa yang ada dari para setakeholders terhadap kegiatan tersebut, sumber daya yang dapat dimobilisasi masing-masing stakeholders, dan kepentingan masing-masing stakeholders.

3. Menilai tingkat pengaruh dan tingkat kepentingan masing-masing stakeholders. Di langkah ini, peneliti menilai besarnya pengaruh masing-masing stakeholders dan menilai besarnya kepentingan masing-masing stakeholder.

(8)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 8

2.3

Analisis Delphi

Analisis Delphi digunakan untuk menganalisis data tindakan koreksi yang didapat dari pakar.

Metode Delphi ini merupakan pendekatan kualitatif yang digunakan untuk memprediksi kecenderungan suatu kejadian di masa datang (Veronika, Trigunarsyah, Latief, & Abidin, 2005). Sekelompok pakar digunakan sebagai sumber informasi. Tujuan dari metode ini yaitu untuk mengombinasikan pendapat pakar terhadap suatu masalah atau kejadian. Analisis Delphi ini

digunakan untuk penyempurnaan terhadap pendapat yang ada dari responden.

Analisis Delphi dimulai dengan menyusun kuisioner dan memberikan pada responden untuk ditanggapi. Di kuisioner, responden meberikan penilaian terhadap suatu faktor mengenai setuju atau tidaknya terhadap faktor tersebut. Setelah itu, dari hasil pengisian kuisioner oleh responden-responden, akan terlihat konsensus berupa faktor mana yang disepakati para responden. Jika tidak

terdapat suatu konsensus, pengisian kuisioner akan dilakukan iterasi.

2.4

Analisis

Analytical Hierarchy Process

(AHP)

Analytical Hierarchy Process atau biasa disebut dengan AHP digunakan untuk menganalisis variabel dampak (Veronika, Trigunarsyah, Latief, & Abidin, 2005). AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki.

Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Metode ini dipilih

untuk dapat melihat perangkat faktor dari yang berpengaruh sampai yang kurang berpengaruh.

Tahapan AHP adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.

4. Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

(9)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 9 6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Memeriksa konsistensi hirarki.

2.5

Analisis

Strength, Weakness, Opportunity, Threats

(SWOT)

Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu

diperhatikan oleh mereka (Start & Hovland, 2011).

Dalam penelitian mengenai pengembangan sektor ekonomi ini, analisis SWOT berguna untuk menentukan strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sub sektor tersebut. Dalam menentukan strategi pengembangan sub sektor, SWOT dilakukan dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada sub sektor tersebut.

2.6

Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sektor Unggulan

Dalam upaya menyusun strategi pengembangan sektor-sektor ekonomi, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan tersebut mempunyai pengaruh dalam berjalannya upaya pengembangan sektor ekonomi, khususnya sektor pertanian. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sub sektor pertanian (Wibowo,

Ciptomulyono, & Singgih, 2010):

 Tenaga Kerja

 Dukungan Anggaran Pemerintah

 Dana Investasi

 Stok (Ekspor – Impor)

 Teknologi

 Sumber Daya Manusia

 Sumber Daya Alam

 Dukungan Masyarakat

 Pemberdayaan Masyarakat

 Tingkat Pendidikan

 Pencemaran Air

 Global Warming

 Limbah B3

(10)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 10

BAB III GAMBARAN UMUM

Kecamatan Penajam merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Berdasarkan letak geografisnya, Kecamatan Penajam terletak antara 1160 46’06,49” Bujur Timur dan 010 15’27,57” Lintang Utara dengan batas administratif wilayah perencanaan :

o Sebelah Utara : Kota Balikpapan dan Kecamatan Sepaku o Sebelah Timur : Kota Balikpapan dan Selat Makassar

o Sebelah Selatan : Kecamatan Waru

o Sebelah Barat : Kecamatan Waru dan Kabupaten Kutai Barat

Wilayah administrasi perencanaan Kecamatan Penajam terdiri atas 19 kelurahan dan 4 desa dengan luas wilayah keseluruhan Kecamatan Penajam adalah 900,77 Km2. Wilayah administrasi terluas terdapat pada Kelurahan Riko yaitu 283,65 km2 atau 31,48 % dari luas keseluruhan Kecamatan Penajam. Selain itu, luas administrasi terkecil terdapat pada Kelurahan Kampung Baru

dengan luas 4,57 km2 atau 0,50 % dari luas wilayah Kecamatan Penajam.

Peruntukkan lahan Kecamatan Penajam terbagi menjadi lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Sebagian besar peruntukkan lahan Kecamatan Penajam merupakan lahan bukan pertanian yaitu hutan belukar dengan luas 254,23 Km2 atau 27,79% dari luas keseluruhan wilayah Kecamatan Penajam. Sedangkan peruntukkan lahan pertanian Kecamatan Penajam didominasi oleh perkebunan

(11)
(12)
(13)
(14)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 14 Sektor pertanian di wilayah Kecamatan Penajam menjadi sektor yang paling utama di wilayah tersebut, hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk terkait dengan mata pencaharian di mana mayoritas berprofesi di bidang pertanian. Adapun sektor pertanian yang dimaksud di wilayah perencanaan, dibagi kegiatannya ke dalam lima kegiatan utama, meliputi pertanian pangan, pertanian

buah, perkebunan, peternakan dan perikanan.

a. Sub sektor pertanian pangan

Pertanian tanaman pangan di wilayah Kecamatan Penajam didominasi oleh guna lahan berupa sawah dan pertanian palawija. Pertanian palawija yang ada di Kecamatan Penajam meliputi jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Berikut merupakan hasil pertanian pangan di Kecamtan Penajam tahun 2009 – 2013.

Tabel 1 Produksi Tanaman Pangan Kecamatan Penajam Tahun 2009 – 2013 (dalam Ton)

Jenis 2009 2010 2011 2012 2013

Padi 25.602 13.231 12.147 17.584 17.482 Padi Sawah 24.893 12.962 11.251 16.599 15.871

Padi Ladang 709 269 896 985 1.611

Jagung 111 232 83 69 56

Ubi Kayu 128 669 327 583 613

Ubi Jalar 307 225 482 219 193

Kacang Tanah 5 19 21 12 16

Kedelai 21 25 13 3 -

Kacang Hijau 11 14 13 4 5

Sumber : Kecamatan Penajam dalam Angka tahun 2014, BPSPPU

Hasil pertanian yang paling utama yaitu tanaman padi sekitar 17.482 ton pada tahun 2013.

Bila dijabarkan menurut jenisnya yaitu padi sawah sebanyak 15.871 ton dan padi ladang sebanyak 1.611 ton. Kedua komoditas tersebut yang paling mendominasi produksi tanaman pangan di Kecamatan Penajam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kecamatan Penajam (khususnya di areal yang relatif datar) dapat dikembangkan sebagai pusat kawasan budidaya

pertanian pangan.

b. Sub sektor pertanian buah

Beberapa komoditas unggulan yang terdapat di Kecamatan Penajam meliputi belimbing, duku/langsat, durian, nangka/cempedak, rambutan dan sawo. Tingkat produksi yang paling tinggi pada tahun 2013 adalah belimbing dengan total produksi sebesar 2.183 kw. Berikut merupakan hasil

(15)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 15 Tabel 2 Produksi Pertanian Buah Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Kw)

Jenis Buah-buahan 2013 Alpukat 45 Belimbing 2.183 Duku/ langsat 1.784 Durian 1.714 Jambu Biji 490

Jeruk 403

Mangga 47

Manggis 55 Melinjo 50 Nangka/ cempedak 1.362

Nanas 0

Papaya 234 Pisang 882 Rambutan 1.032

Salak 961

Sawo 1.010

Sirsak 31

Sukun 177

Sumber : Kecamatan Penajam dalam Angka tahun 2014, BPSPPU

c. Sub sektor perkebunan

Jenis tanaman perkebunan yang terdapat pada wilayah perencanaan meliputi kopi,kelaapa,kelapa sawit, karet, kakao, dan lada. Komoditas yang paling utama yaitu kelapa sawit dengan luas lahan 4.956 ha dengan produksi pada tahun 2013 sebesar 22.211 ton. Komoditas

dominan selanjutnya yaitu kelapa, hal ini dikarenakan letak Kecamatan Penajam yang didominasi oleh wilayah pesisir. Komoditas kelapa banyak terdapat di kelurahan yang berada di pesisir seperti Kelurahan Penajam, Kelurahan Nipah-Nipah, Kelurahan Gunung Seteleng, Kelurahan Sungai Parit, dan Kelurahan Tanjung Tengah.

Tabel 3 Produksi Perkebunan Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Ton) Komoditi Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)

Kopi 15,24 32,40

Kelapa 3.776,63 1.824,60 Kelapa Sawit 4.956,00 22.211,00

Karet 1.552,61 151,00

Kakao 12,1 6,7

Lada 6,7 4,50

(16)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 16 d. Sub sektor peternakan

Adapun jenis ternak yang terdapat di Kecamatan Penajam dibagi ke dalam dua kategori, yaitu ternak besar dan ternak ungags. Untuk ternak besar meliputi sapi,kerbau, kambing, domba, babi dan rusa sedangkan untuk ternak unggas terdiri dari ayam ras, ayam buras, itik dan angsa.

Komoditas unggul ternak besar yaitu sapi dengan jumlah ternak tahun 2013 sebanyak 5.478

ekor. Sedangkan komoditas unggul ternak unggas tahun 2013 yaitu ayam buras sebesar 76.101 ekor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4 Produksi Peternakan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ekor) Jenis Ternak 2009 2010 2011 2012 2013

Sapi 4,773 3.379 3.013 5.478 5.478

Kerbau 142 142 17 165 202

Kambing 1.000 1.000 676 798 962

Domba 115 - - - -

Babi - - 921 460 425

Rusa - - - - -

Ayam Ras 48.500 48.500 1.258 59.005 65.921 Ayam Buras 41.498 20.524 8.831 120.643 76.101

Itik 2.781 2.781 3.802 3.317 3.876

Angsa 103 103 122 - -

Sumber : Kecamatan Penajam dalam Angka tahun 2014, BPSPPU

e. Sub sektor perikanan

Kegiatan perikanan menurut jenis usaha yang berkembang di Kecamatan Penajam adalah perikanan laut dan perikanan darat (perairan umum, tambak, kolam, keramba). Produksi perikanan laut cukup unggul dengan total produksi 1.460 ton pada tahun 2013. Sedangkan perikanan darat yang unggul adalah jenis perikanan tambak sebesar 2.565,3 ton.

Tabel 5 Produksi Perikanan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ton) Jenis Perairan 2009 2010 2011 2012 2013 Perikanan Laut 1.543,00 1.572,50 1.735,70 1.735,70 1.460,00

Perikanan Darat

Perairan Umum 96,00 72,40 73,40 73,40 115 Tambak 1.039,50 1.054,30 1.111,04 1.054,30 2.565,3

Kolam 116,50 118,20 113,40 118,20 466,8

Keramba 6,00 - - 3,40 2,5

(17)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 17

BAB IV ANALISIS DATA

4.1

Analisis Location Quotient (LQ)

Untuk mengetahui jenis sektor pertanian apa saja yang memiliki komoditas basis, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan analisis Location Quotient. Sektor pertanian yang dapat dianalisis berdasarkan data yang ada antara lain pertanian pangan, pertanian buah, perkebunan, peternakan, perikanan dan perindustrian. Berikut pembahasannya.

4.1.1 Sektor Pertanian Pangan

Sektor pertanian pangan merupakan salah satu dari beberapa sektor dominan yang ada di Kecamatan Penajam. Beberapa komoditas yang masuk ke dalam tanaman pangan adalah padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Berikut ini merupakan hasil LQ dari pertanian pangan.

Tabel 6 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Pangan Kecamatan Penajam tahun 2013

Jenis Tanaman Produksi per sub sektor (ton) LQ per sub sektor Kecamatan Kabupaten

Padi Sawah 15871 68444 0,95

Padi Ladang 1611 4233 1,56

Jagung 56 66 3,47

Ubi Kayu 613 1140 2,20

Ubi Jalar 193 1139 0,69

Kacang Tanah 16 30 2,18

Kedelai 0 3 0,00

Kacang Hijau 5 11 1,86

Total 18365 75066 12,90

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan tabel perhitungan, maka hampir seluruh sektor pertanian pangan menjadi sektor basis di Kecamatan Penajam dikarenakan LQ > 1. Tanaman jagung merupakan sektor basis yang paling utama karena memiliki nilai LQ tertinggi yaitu 3,47, sehingga tanaman ini dapat memiliki potensi untuk diekspor ke luar wilayah kecamatan Penajam. Sedangkan yang menjadi sektor non basis yaitu tanaman padi sawah dengan nilai LQ sebesar 0,95 ,tanaman ubi jalar dengan nilai LQ 0,69 serta tanaman kedelai yang memilii nilai LQ 0.

4.1.2 Sektor Pertanian Buah

Jenis pertanian buah yang ada di Kecamatan Penajam memiliki variasi yang tinggi sesuai dengan iklim yang ada di wilayah tersebut. Berikut ini merupakan hasil perhiungan LQ dari sektor pertanian buah yang ada di Kecamatan Penajam.

Tabel 7 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Buah Kecamatan Penajam tahun 2013

Jenis Tanaman Produksi per sub sektor (kw) LQ per sub sektor Kecamatan Kabupaten

Alpukat 45 630 0,45

(18)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 18

Duku/ langsat 1784 8600 1,31

Durian 1714 5700 1,90

Jambu Biji 490 990 3,13

Jeruk 403 1200 2,12

Mangga 47 1510 0,20

Manggis 55 130 2,67

Melinjo 50 940 0,34

Nangka/ cempedak 1362 2490 3,46

Nanas 0 280 0,00

Papaya 234 2410 0,61

Pisang 882 15240 0,37

Rambutan 1032 7540 0,87

Salak 961 3330 1,82

Sawo 1010 4420 1,44

Sirsak 31 510 0,38

Sukun 177 330 3,39

Total 12460 78770 25,08

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan LQ tanaman pertanian buah yang ada di Kecamatan Penajam, tanaman buah yang berpotensi menjadi sektor basis antara lain duku/langsat, durian, jambu biji, jeruk, manggis,nangka/cempedak, salak, sawo dan sukun. Besarnya keragaman buah ini akan membantu meningkatkan kemampuan ekonomi daerah dan juga masyarakat di wilayah Kecamatan Penajam.

4.1.3 Sektor Perkebunan

Sektor perkebunan merupakan sektor yang berkembang di Kalimantan Timur. Kecamatan Penajam memiliki jenis perkebunan yang hampir sama dengan lokasi lainnya di wilayah Kalimantan. Berikut ini merupakan hasil perhiungan LQ dari sektor perkebunan yang ada di Kecamatan Penajam.

Tabel 8 Hasil Analisis LQ Data Sektor Perkebunan Kecamatan Penajam tahun 2013

Jenis Tanaman Produksi per sub sektor (ton) LQ per sub sektor Kecamatan Kabupaten

Kopi 32,4 54 9,35

Kelapa 1824,6 2589,8 10,97

Kelapa Sawit 22211 367266 0,94

Karet 151 6477 0,36

Kakao 6,7 8,7 12,00

Lada 4,5 1028 0,07

Total 24230,2 377423,5 33,69

Sumber : Hasil Analisis, 2015

(19)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 19 4.1.4 Sektor Peternakan

Sektor peternakan di Kecamatan Penajam ini bukan merupakan sektor yang dominan hal ini dikarenakan masyarakat Kecamatan Penajam menjadikan sektor peternakan sebagai sektor sampingan. Berikut ini merupakan jenis dan hasil LQ yang ada di Kecamatan Penajam.

Tabel 9 Hasil Analisis LQ Data Sektor Peternakan Kecamatan Penajam tahun 2013

Jenis Ternak Produksi per sub sektor (ekor) LQ per sub sektor Kecamatan Kabupaten

Sapi 5478 10879 1,14

Kerbau 202 490 0,94

Kambing 962 3531 0,62

Domba 0 0 0,00

Babi 425 693 1,39

Rusa 0 194 0,00

Ayam Ras 65921 104205 1,44

Ayam Buras 76101 212334 0,81

Itik 3876 15077 0,58

Angsa 0 0 0,00

Total 152965 347403 6,93

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan hasil di atas, sektor peternakan yang memiliki nilai LQ> 1 adalah sapi, babi dan ayam ras. Sedangkan untuk jenis lainnya yang memiliki nilai LQ < 1 menjadi sektor non basis yang ada di Kecamatan Penajam.

4.1.5 Sektor Perikanan

Sektor perikanan merupakan sektor yang berkembang dengan adanya Dermaga Penajam yang berbatasan langsung dengan sungai dan Selat Balikpapan, serta berhadapan langsung dengan Pelabuhan Balikpapan. Berikut ini merupakan jenis perikanan dan hasil LQ dari sektor perikanan.

Tabel 10 Hasil Analisis LQ Data Sektor Perikanan Kecamatan Penajam tahun 2013

Jenis Produksi per sub sektor (ton) LQ per sub sektor Kecamatan Kabupaten

Perikanan Laut 1460 44667 0,39

Perikanan Umum 115 1851 0,73

Perikanan Tambak 2565,3 7236,2 4,19

Perikanan Kolam 466,8 658,12 8,37

Keramba 2,5 2,5 11,81

Total 4609,6 54417,32 25,49

Sumber : Hasil Analisis, 2015

(20)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 20 Sedangkan jenis perikanan lainnya yang berpeluang menjadi sektor non basis adalah perikanan laut dan perikanan umum .

Sehingga potensi perekonomian dari sektor pertanian yang merupakan komoditas basis di Kecamatan Penajam antara lain sebagai berikut.

Tabel 11 Komoditas Basis di Kecamatan Penajam

Sektor Jenis LQ

Pertanian Pangan Padi Ladang 1,56

Jagung 3,47

Ubi Kayu 2,20

Kacang Tanah 2,18

Kacang Hijau 1,86

Pertanian Buah Duku/Langsat 1,31

Durian 1,90

Jambu Biji 3,13

Jeruk 2,12

Manggis 2,67

Nangka/Cempedak 3,46

Salak 1,82

Sawo 1,44

Sukun 3,39

Perkebunan Kopi 9,35

Kelapa 10,97

Kakao 12,00

Peternakan Sapi 1,14

Babi 1,39

Ayam Ras 1,44

Perikanan Perikanan Tambak 4,19

Perikanan Kolam 8,37

Keramba 11,81

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan tabel potensi ekonomi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari kelima sub sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor pertanian pangan, pertanian buah, perkebunan, peternakan dan perikanan, mempunyai beberapa komoditas basis. Sehingga kelima sub sektor tersebut memiliki peluang untuk dilakukan analisis selanjutnya, yang outputnya berupa penentuan strategi pengembangan sub sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam yang akan dipilih salah satu diantara kelima sub sektor tersebut dengan analisis AHP berdasarkan hasil kuisioner para stakeholder.

(21)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 21

4.2

Analisis Stakeholder

Berikut merupakan perincian mengenai alur skema pemilihan stakeholders dalam kasus penelitian.

a. Tahap I

Stakeholders yang terlibat dalam analisis ini antara lain :

- Pemerintah Kabupaten PPU - Pemerintah Kecamatan Penajam

- Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

- Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) - Dinas Pendapatan Daerah

- Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP)

- Masyarakat Kecamatan Penajam (yang berprofesi di sektor pertanian)

Strategi Pengembangan

Sub Sektor Pertanian

Basis di Kecamatan

Penajam

Identifikasi

stakeholders

yang

terlibat

Menganalisis kepentingan dan pengaruh stakeholders

terhadap kebijakan, program/proyek

Menilai dan memetakan tingkat

(22)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 22 b. Tahap II dan III

Tahap selanjutnya yaitu menganalisis kepentingan dan pengaruh stakeholders terhadap kebijakan, program/proyek serta menilai dan memetakan tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholders

Tabel 12 Penilaian Kepentingan dan Pengaruh Stakeholders

Kelompok Stakeholders

Kepentingan Stakeholders Dampak Berdasarkan Kepentingan

Pengaruh Stakeholders

Keterangan Tingkat Keterangan Tingkat

Pemerintah Kabupaten PPU

1. Melaksanakan penyusunan dan penetapan Peraturan Daerah

2. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan bersama

DPRD 3 +

1.Ikut serta dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan bersama DPRD

2.Ikut serta dalam penyusunan dan penetapan Peraturan Daerah

3.Terlibat dalam pelaksanaan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2

Pemerintah

Kecamatan Penajam

1. Melaksanakan koordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Melaksanakan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum 3. Mewujudkan pemeliharan prasarana dan

fasilitas pelayanan umum

4. Melakukan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan

5. Mewujudkan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat Kecamatan

5 +

1. Ikut serta dalam mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Ikut serta dalam mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

3. Ikut serta dalam mengkoordinasikan pemeliharan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

4. Ikut serta dalam mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan

5. Ikut serta dalam mengkoordinasikan

(23)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 23 penyelenggaraan kegiatan pemerintah di

tingkat Kecamatan

6. Ikut serta dalam membina penyelenggaraan pemerintah Desa / Kelurahan

Badan Perencana dan Pembangunan

Daerah (Bappeda)

1. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan

2. Melaksanakan penyusunan rencana pembangunan

4 +

1. Terlibat dalam proses perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan

2. Ikut serta dalam mengkoordinir penyusunan rencana pembangunan 3. Terlibat dalam pembinaan dan pelaksanaan

tugas lingkup perencanaan pembangunan daerah

4. Ikut serta dalam pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Badan

4

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Daerah (BPMPD)

1. Meningkatkan pemberdayaan dan pengembangan partisipasi masyarakat 2. Meningkatkan pemberdayaan sumber

daya alam dan teknologi tepat guna 5 +

1.Ikut serta dalam penguatan kelembagaan dan pengembangan partisipasi masyarakat 2.Terlibat dalam pemberdayaan usaha

ekonomi masyarakat

3.Terlibat dalam pemberdayaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna

5

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;

2. Penyelenggaraan urusan di bidang Pendapatan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

3. Pembinaan dan pelaksanaan monitoring

4 +

1.Terlibat dalam perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah

2.Ikut serta dalam penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pendapatan daerah

3.Ikut serta dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan daerah

(24)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 24 di bidang Pendapatan Daerah;

4. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

oleh Bupati sesuai bidang tugas dan fungsinya

Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP)

1. Merumuskan kebijakan teknis di bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

2. Menyelenggarakan urusan dan pelayanan umum di bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan sesuai dengan lingkup tugasnya

3. Membina dan melaksanakan monitoring di bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan

4. Membina Kelompok Jabatan Fungsional 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan

oleh Bupati sesuai bidang tugas dan fungsinya

5 +

1.Ikut serta dalam perumusan teknis bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, peternakan, kelautan dan perikanan yang meliputi tanaman pangan dan holtikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan

2.Ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana dan program kerja bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, peternakan, kelautan dan perikanan yang meliputi tanaman pangan dan holtikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan

3.Ikut serta dalam pembinaan dan pengendalian teknis bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan 4.Ikut serta dalam penyelenggaraan perijinan

dan pelayanan umum bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura yang meliputi tanaman pangan dan holtikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan

(25)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 25 5.Ikut serta dalam pelaksanaan koordinasi

kegiatan dan kerjasama teknis dengan pihak lain yang berhubungan dengan bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura yang meliputi tanaman pangan dan holtikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan

6.Terlibat dalam pembinaan UPT dan Balai Penyulihan Kecamatan dalam lingkup pertanian tanaman pangan dan holtikutura, peternakan, kelautan dan perikanan

7.Ikut serta dalam penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas-tugas bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, kelautan dan perikanan yang meliputi tanaman pangan dan hortikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP)

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kehutanan dan Perkebunan sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; 2. Penyelengaraan urusan Kehutanan,

Perkebunan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

3. Pembinaan dan pelaksanaan monitoring di bidang Kehutanan dan Perkebunan 4. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional.

5 +

1.Terlibat dalam perumusan serta perencanaan serta teknis operasional pembinaan, pengelolaan dan perijinan dibidang perkebunan dan kehutanan 2.Ikut serta dalam pelaksanaan kebijaksanaan

teknis dibidang produksi, penyuluh perlindungan serta pengembangan lahan dibidang perkebunan dan kehutanan 3.Terlibat dalam pengawasan serta

pengendalian teknis dibidang perkebunan

(26)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 26 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

oleh Bupati sesuai bidang tugas dan fungsinya

dan kehutanan

4.Terlibat dalam penyusunan pelaksanaan program pembangunan dibidang perkebunan dan kehutanan

5.Ikut serta dalam pelaksanaan pembinaan, pengelolaan serta pemasaran hasil hutan dan perkebunan

6.Ikut serta dalam pelaksanaan pembinaan serta pengawasan penggunaan dan pemanfaatan dibidang perkebunan dan kehutanan

7.Terlibat dalam pelaksanaan pembinaan, pengendalian serta pengawasan perijinan dan rekomendasi usaha kehutanan dan perkebunan

8.Terlibat dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan usaha konservasi sumber daya alam dibidang perkebunan dan kehutanan 9.Terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan

teknis dibidang produksi, usaha tani, penyuluhan, perlindungan serta pengembangan lahan dibidang perkebunan dan kehutanan

Masyarakat

Kecamatan Penajam (berprofesi di sektor pertanian)

1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya memanfaatkan potensi ekonomi basis yang ada

2. Meningkatkan pemahaman terkait strategi-strategi pengembangan ekonomi basis

5 +

1.Terlibat dalam aturan dan kebijakan yang sudah ditentukan.

2.Ikut serta dalam proses penyelenggaran.

5

(27)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 27 c. Identifikasi Stakeholders Menurut Tingkat Kepentingan Dan Pengaruh

Tabel 13 Hasil Identifikasi Stakeholders Menurut Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Tingkat

Kepentingan Stakeholders

Pengaruh Aktivitas Stakeholders

0 1 2 3 4 5

0 1 2

3 1. Pemerintah

Kabupaten PPU

4 1. Dinas Pendapatan

Daerah (Dispenda)

1. Badan Perencana dan Pembagunan Daerah (Bappeda)

5 1. Pemerintah Kecamatan Penajam

2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)

3. Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP)

4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP) 5. Masyarakat Kecamatan Penajam (yang

berprofesi di sektor pertanian)

Sumber : Hasil Analisis, 2015

(28)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 28

4.3

Analisis Delphi

Berikut merupakan kerangka dan step tahapan analisis Delphi.

1. Spesifikasi isu / penentuan permasalahan

Isu yang dibahas pada penelitian kali ini yaitu adanya potensi untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Penajam yang difokuskan pada sektor pertanian. Dimana di wilayah Kecamatan Penajam didominasi oleh guna lahan pertanian. Output yang diharapkan berupa strategi-strategi pengembangan potensi ekonomi basis di salah sub sektor pertanian yang terpilih melalui analisis AHP berdasarkan kuisioner para pakar. Untuk mempermudah hal tersebut, dengan

analisis Delphi ini digunakan untuk merumuskan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam.

2. Menyeleksi advokat / pakar

Untuk penelitian ini, stakeholder kunci yang terpilih untuk membahas persoalan ini antara lain.

1. Pemerintah Kecamatan Penajam

2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) 3. Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) 4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP)

5. Masyarakat Kecamatan Penajam (yang berprofesi di sektor pertanian)

Penilaian

(Keberhasilan

/

Hasil yang

Diinginkan

Penyusunan

Kuisioner I

Wawancara

Pakar

Kompilasi

Iterasi 2,3,4 dst:

Kuisioner dan

Wawancara

Penentuan

Objek

Evaluasi

(29)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 29 3. Menentukan variabel, sub variabel, serta definisi operasional

Adapun variabel berikut faktor yang akan diajukan terkait jajak pendapat terhadap kelima stakeholder kunci antara lain :

Tabel 14 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian Basis di Kecamtan Penajam

Variabel Sub-Variabel Definisi Operasional

Ekonomi

Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja mempengaruhi tinggi-rendahnya nilai ekonomi. Dukungan

Anggaran Pemerintah

Dukungan anggaran pemerintah merupakan seberapa besar dana yang dialokasikan pemerintah untuk mengembangkan sub-sektor.

Dana Investasi Dana investasi dapat menambah kesempatan pengelolaan sub-sektor.

Stok (Ekspor – Impor)

Stok berupa banyaknya produktivitas komoditas dalam sub-sektor yang mempengaruhi ekspor dan impor.

Strategis

Teknologi Penggunaan teknologi mempengaruhi tingkat produktivitas dalam sub-sektor.

Sumber Daya Manusia

Kualitas sumber daya manusia mempengaruhi arahan apa yang dapat diberlakukan dalam pengembangan sub-sektor.

Sumber Daya Alam

Tinggi dan rendahnya ketersediaan sumber daya alam mempengaruhi pemberian arahan pengembangan sub-sektor.

Sosial

Dukungan Masyarakat

Dukungan masyarakat berupa partisipasi masyarakat dalam pengembangan sub-sektor dapat berpengaruh. Semakin tinggi dukungan masyarakat dalam upaya pengelolaan sub-sektor, maka semakin besar peluang keberhasilan upaya pengembangan.

Pemberdayaan Masyarakat

Upaya pemberdayaan masyarakat dapat memberikan kemampuan (skill) pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengelolaan sub-sektor.

Tingkat Pendidikan

Semakin baik tingkat pendidikan masyarakat, maka wawasan masyarakat dapat menjadi lebih luas, sehingga dalam penglolaan sub-sektor, masyarakat dapat memberikan inovasi agar sub-sektor dapat lebih berkembang.

Lingkungan

Pencemaran Air Air merupakan salah satu bahan baku dari pengelolaan sub-sektor, sehingga pencemaran air dapat merusak dan menurunkan kualitas dari hasil pengelolaan sub-sektor.

Global Warming Kecamatan Penajam yang merupakan area pesisir dapat terkena dampak buruk global warming meliputi kenaikan tinggi muka air laut yang dapat mempengaruhi kegiatan di sub-sektor.

Limbah B3 Limbah B3 dapat merusak sumber daya alam yang menjadi bahan baku dalam sub-sektor.

(30)

sub-T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 30 sektor. Di sisi lain, eksploitasi hutan dapat mengurangi ketersediaan sumber daya alam.

Sumber : Hasil Analisis, 2015

4. Penyusunan kuisioner pakar

Dari variabel berikut faktor yang ada, disusun desain kuisioner yang nantinya akan diajukan kepada lima stakeholder kunci. Adapun desain kuisionernya adalah sebagai berikut.

Tabel 15 Desain Kuisioner Pakar untuk Analisis Delphi

No Variabel Sub-variabel Tanggapan Alasan

S TS 1. Ekonomi Tenaga Kerja

Dukungan Anggaran Pemerintah Dana Investasi

Stok (Ekspor – Impor) 2. Strategis Teknologi

Sumber Daya Manusia Sumber Daya Alam 3. Sosial Dukungan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Pendidikan

4. Lingkungan Pencemaran Air Global Warming Limbah B3 Eksploitasi Hutan

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Keterangan : S = Setuju TS = Tidak Setuju

Adapun pertanyaan yang akan diajukan terhadap kelima stakeholder kunci antara lain :

1. Menurut Anda, apakah tenaga kerja merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

2. Menurut Anda, apakah dukungan anggaran pemerintah merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

(31)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 31 4. Menurut Anda, apakah stok (export-import) merupakan faktor yang mempengaruhi

pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

5. Menurut Anda, apakah teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

6. Menurut Anda, apakah sumber daya manusia merupakan faktor yang mempengaruhi

pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

7. Menurut Anda, apakah sumber daya alam merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

8. Menurut Anda, apakah dukungan masyarakat merupakan faktor yang mempengaruhi

pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

9. Menurut Anda, apakah pemberdayaan masyarakat faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

10. Menurut Anda, apakah tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

11. Menurut Anda, apakah pencemaran air merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

12. Menurut Anda, apakah global warming merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

13. Menurut Anda, apakah limbah B3 merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

14. Menurut Anda, apakah eksploitasi hutan merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?

Selain itu, untuk menghadapi kemungkinan munculnya faktor lain yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam, disediakan pertanyaan lain bila diperlukan yaitu :

(32)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 32 5. Wawancara pakar

Berikut merupakan hasil wawancara kelima pakar yang terpilih.

Pemerintah Kecamatan Penajam

No Variabel Sub-variabel Tanggapan Alasan

S TS

1. Ekonomi Tenaga Kerja √ peningkatan jumlah pekerja akan mempercepat pengembangan sektor pertanian Dukungan Anggaran

Pemerintah

√ insentif dana dari pemerintah akan mempermudah proses pengolahan bahan baku

Dana Investasi √ masuknya dana dari pengembang mampu meningkatkan penggunaan teknologi dalam pengolahan bahan baku

Stok (Ekspor – Impor) √ penyimpanan yang optimal mampu mempertahankan alur jual-beli mengingat cuaca yang tidak menentu

2. Strategis Teknologi √ penggunaan teknologi mengefektifkan proses pengolahan bahan baku mentah/ setengah jadi pertanian

Sumber Daya Manusia √ SDM yang terampil mampu meningkatkan produksi

Sumber Daya Alam √ kemudahan pemanfaatan SDA mampu meningkatkan hasil produksi

3. Sosial Dukungan Masyarakat √ partisipasi masyarakat mampu meningkatkan kebutuhan akan komoditi pertanian Pemberdayaan Masyarakat √ SDM yang terampil mampu meningkatkan produksi

Tingkat Pendidikan √ SDM yang cerdas mampu menggunakan teknologi modern untuk mengefektifkan proses produksi

4. Lingkungan Pencemaran Air √ kualitas air irigasi akan mempengaruhi keberlangsungan produksi dan hasil pertanian Global Warming √ perubahan iklim mengakibatkan cuaca tak menentu yang berpengaruh terhadap tingkat

produksi dan hasil pertanian

(33)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 33 sektor pertanian di Kecamatan Penajam mengingat tidak ada pabrik atau industri besar yang menggunakan bahan kimia yang berdiri di Kecamatan Penajam

Eksploitasi Hutan √ penebangan lahan hijau/ hutan mampu diminimalisir dengan perundangan yang ketat sehingga tidak berpengaruh signifikan

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)

No Variabel Sub-variabel Tanggapan Alasan

S TS

1. Ekonomi Tenaga Kerja √ peningkatan tenaga kerja mampu meningkatkan hasil produksi Dukungan Anggaran

Pemerintah

√ adanya dana dari pemerintah mampu meringankan beban bahan baku

Dana Investasi √ adanya investasi dari pengembang mampu meningkatkan tingkat produksi/ pengolahan Stok (Ekspor – Impor) √ penyimpanan yang optimal mampu mempertahankan alur jual-beli mengingat cuaca yang

tidak menentu

2. Strategis Teknologi √ efektivitas penggunaan teknologi membantu mengefisiensikan proses dan hasil produksi Sumber Daya Manusia √ SDM yang memadai mampu mempercepat proses produksi

Sumber Daya Alam √ lokasi SDA yang tersedia menentukan kuantitas tingkat pengolahan 3. Sosial Dukungan Masyarakat √ adanya dukungan masyarakat mampu meningkatkan kinerja produksi

Pemberdayaan Masyarakat √ peningkatan keterampilan masyarakat mampu meningkatkan mutu dan kualitas produksi Tingkat Pendidikan √ kualitas pendidikan masyarakat berpengaruh terhadap efektivitas penggunaan teknologi

untuk proses pengolahan

4. Lingkungan Pencemaran Air √ penggunaan air sebagai sumber irigasi dan pakan ternak berpengaruh kualitas produksi Global Warming √ perubahan iklim mengakibatkan cuaca tak menentu yang berpengaruh terhadap tingkat

(34)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 34 Limbah B3 √ limbah B3 baik padat, cair, dan gas akan mempengaruhi daya tahan lahan serta komoditi

pertanian

Eksploitasi Hutan √ penebangan lahan hijau/ hutan mampu diminimalisir dengan perundangan yang ketat sehingga tidak berpengaruh signifikan

Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP)

No Variabel Sub-variabel Tanggapan Alasan

S TS

1. Ekonomi Tenaga Kerja √ Banyaknya tenaga kerja mempengaruhi tinggi rendahnya produksi komoditas yang dihasilkan dari maisng-masing sub sektor pertanian

Dukungan Anggaran Pemerintah

√ Mempermudah dalam pengelolaan komoditas yang menjadi potensi di Kecamatan Penajam

Dana Investasi √ Mempermudah pengelolaan selain memanfaatkan dana dari pemerintah

Stok (Ekspor – Impor) √ Berpeluang dalam meningkatkan pertumbuhan suatu daerah apabila komoditas tersebut merupakan sektor basis dan strategi yang dipakai difokuskan tujuannya untuk melakukan ekspor dengan syarat yang sesuai

2. Strategis Teknologi √ Mempengaruhi kinerja pengelolaan komoditas basis yang akan dikembangkan

Sumber Daya Manusia √ Kualitas masyarakat yang berprofesi di sektor pertanian berpengaruh terhadap strategi pengembangan yang diberikan

Sumber Daya Alam √ Tinggi rendahnya jumlah komoditas basis yang tersedia berpengaruh terhadap arahan pengembangan yang diberikan

3. Sosial Dukungan Masyarakat √ Berpengaruh terhadap kinerja pemanfaatan komoditas basis Pemberdayaan Masyarakat √ Membantu peningkatan kualitas SDM yang rendah

(35)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 35 4. Lingkungan Pencemaran Air √ Kualitas air sangat berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan hasil pertanian

Global Warming √ Menyebabkan cuaca yang tidak menentu

Limbah B3 √ Mempengaruhi kualitas komoditas pertanian yang terkena limbah B3 Eksploitasi Hutan √ Jarang ditemukan eksploitasi hutan di Kecamatan Penajam

Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP)

No Variabel Sub-variabel Tanggapan Alasan

S TS

1. Ekonomi Tenaga Kerja √ Mempengaruhi kemampuan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada Dukungan Anggaran

Pemerintah

√ Membantu meringankan beban masyarakat yang berprofesi di sektor pertanian

Dana Investasi √ Dapat mempermudah pengelolaan dari sisi penyeiaan teknologi yang memadai

Stok (Ekspor – Impor) √ Banyak tidaknya produktivitas suatu komoditas mempengaruhi dalam penentuan strategi pengembangannya

2. Strategis Teknologi √ Unsur penting yang mempengaruhi tingkat produktivitas suatu komoditas basis Sumber Daya Manusia √ Mempengaruhi arahan pengembangan yang akan diberikan

Sumber Daya Alam √ Kuantitas komoditas yang tersedia mempengaruhi strategi yang diberikan

3. Sosial Dukungan Masyarakat √ Mempermudah dalam implementasi arahan strategi pengembangan komoditas basis Pemberdayaan Masyarakat √ Membantu dalam meningkatkan skill masyarakat

Tingkat Pendidikan √ Berhubungan erat dengan kualitas SDM yang ada 4. Lingkungan Pencemaran Air √ Mempengaruhi kualitas hasil pengelolaan pertanian

Global Warming √ Berdampak pada iklim yang tak menentu

(36)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 36 yang menggunakan bahan kimia yang berdiri di Kecamatan Penajam

Eksploitasi Hutan √ penebangan lahan hijau/ hutan mampu diminimalisir dengan perundangan yang ketat sehingga tidak berpengaruh signifikan

Masyarakat Kecamatan Penajam (yang berprofesi di sektor pertanian)

No Variabel Sub-variabel Tanggapan Alasan

S TS

1. Ekonomi Tenaga Kerja √ Strategi yang dibuat disesuaikan dengan kapasitas jumlah tenaga kerja yang tersedia Dukungan Anggaran

Pemerintah

√ Memberi kemudahan dalam memanfaatkan potensi yang ada

Dana Investasi √ Berperan penting apabila anggaran dari pemerintah mengalami hambatan

Stok (Ekspor – Impor) √ Dapat menjadi peluang bahkan ancaman dalam penentuan strategi pengembangan 2. Strategis Teknologi √ Berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan komoditas basis

Sumber Daya Manusia √ Berhubungan erat dengan arahan strategi pengembangan yang akan dilaksanakan Sumber Daya Alam √ Berpengaruh terhadap arahan pengembangan yang diberikan

3. Sosial Dukungan Masyarakat √ Mempermudah implementasi kebijakan yang nantinya ditetapkan

Pemberdayaan Masyarakat √ Diharapkan dapat mensugesti masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Penajam

Tingkat Pendidikan √ Mempengaruhi solusi pemberdayaan masyarakat seperti apa yang akan diberikan, yang disesuaikan dengan tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki

4. Lingkungan Pencemaran Air √ Berpengaruh terhadap strategi pengembangan yang diberikan

Global Warming √ Berpengaruh terhadap cuaca yang tidak bisa ditebak dan berdampak pada produksi komoditas pertanian yang dihasilkan

(37)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 37 sektor pertanian di Kecamatan Penajam mengingat tidak ada pabrik atau industri besar yang menggunakan bahan kimia yang berdiri di Kecamatan Penajam

(38)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 38 6. Hasil wawancara tahap I

Dari wawancara yang telah dilakukan kepada lima stakeholder kunci, turut ditanyakan pertanyaan terkait kemungkinan adanya faktor lain yang berpengaruh terhadap pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam. Setelah dilakukan diskusi, dengan membandingkan hasil wawancara dengan seluruh stakeholder, kelima stakeholder sepakat bahwa tidak ada faktor lain

yang berpengaruh terhadap pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam. Berikut merupakan hasil wawancara tahap I.

Tabel 16 Hasil Wawancara Analisis Delphi Tahap 1

No Faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor unggulan

Responden

R1 R2 R3 R4 R5

1. Tenaga Kerja B B B B B

2. Dukungan Anggaran Pemerintah B B B B B

3. Dana Investasi B B B B B

4. Stok (Export-Import) B B B B B

5. Teknologi B B B B B

6. Sumber Daya Manusia B B B B B

7. Sumber Daya Alam B B B B B

8. Dukungan Masyarakat B B B B B

9. Pemberdayaan Masyarakat B B B B B

10. Tingkat Pendidikan B B B B B

11. Pencemaran Air B B B B B

12. Global Warming B B B B B

13. Limbah B3 TB B B TB TB

14. Eksploitasi Hutan TB TB TB TB TB Sumber : Hasil Analisis, 2015

Keterangan :

R1 = Pemerintah Kecamatan Penajam

R2 = Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) R3 = Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) R4 = Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP)

R5 = Masyarakat Kecamatan Penajam B = Berpengaruh

TB = Tidak berpengaruh

7. Iterasi I

(39)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 39 terhadap Pemerintah Kecamatan Penajam, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, serta perwakilan Masyarakat Kecamatan Penajam kepada pihak BPMPD serta Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kelautan untuk dilakukan jajak pendapat dan pertimbangan ulang. Adapun alasan yang diajukan oleh ketiga pihak terkait yaitu bahwa limbah B3 tidak berpengaruh karena tidak ada pembuangan limbah baik berupa padat, cair, dan gas yang mencemari areal sektor pertanian di Kecamatan

Penajam mengingat tidak ada pabrik atau industri besar yang menggunakan bahan kimia yang berdiri di Kecamatan Penajam. Setelah dilakukan diskusi, pihak BPMPD serta Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kelautan sepakat untuk melakukan perubahan pendapat.

8. Hasil wawancara tahap II

Berikut merupakan hasil wawancara tahap II setelah terjadi iterasi

Tabel 17 Hasil Wawancara Analisis Delphi Tahap 2 Setelah Iterasi

No Faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor unggulan

Responden

R1 R2 R3 R4 R5

1. Tenaga Kerja B B B B B

2. Dukungan Anggaran Pemerintah B B B B B

3. Dana Investasi B B B B B

4. Stok (Export-Import) B B B B B

5. Teknologi B B B B B

6. Sumber Daya Manusia B B B B B

7. Sumber Daya Alam B B B B B

8. Dukungan Masyarakat B B B B B 9. Pemberdayaan Masyarakat B B B B B 10. Tingkat Pendidikan B B B B B

11. Pencemaran Air B B B B B

12. Global Warming B B B B B

13. Limbah B3 TB TB TB TB TB

14. Eksploitasi Hutan TB TB TB TB TB Sumber : Hasil Analisis, 2015

9. Hasil delphi

Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan strategi pengembangan sub sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam antara lain :

1. Tenaga kerja

2. Dukungan anggaran pemerintah 3. Dana investasi

(40)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 40 5. Teknologi

6. Sumber Daya Manusia 7. Sumber Daya Alam 8. Dukungan masyarakat 9. Pemberdayaan masyarakat

10. Tingkat pendidikan 11. Pencemaran air 12. Global Warming

4.4

Analisis AHP

Dalam penelitian ini, analisis AHP digunakan untuk menentukan salah satu sub sektor pertanian basis yang diprioritaskan untuk dibuat strategi pengembangannya berdasarkan hasil kuisioner dari para responden yang telah terpilih. .

Berikut langkah-langkah dalam analisis Analityc Hierarchy Process (AHP).

1. Menentukan struktur hirarki (tujuan, kriteria, sub kriteria dan alternatif)

Tujuan : menentukan strategi pengembangan salah satu sub sektor pertanian basis yang diprioritaskan.

Kriteria :

1. Aspek ekonomi 2. Aspek strategis 3. Aspek sosial 4. Aspek lingkungan Sub kriteria :

- Kriteria 1

1. Tenaga kerja

2. Dukungan anggaran pemerintah 3. Dana investasi

4. Stok (ekspor-impor) - Kriteria 2

1. Teknologi

2. Sumber Daya Manusia 3. Sumber Daya Alam - Kriteria 3

(41)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 41 - Kriteria 4

1. Pencemaran air 2. Global warming Alternatif :

(42)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 42 Diagram 1. Skema Hirarki AHP

Strategi Pengembangan Sektor Pertanian Basis di Kecamatan Penajam

Pertanian Pangan

(43)
(44)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 44 2. Cantumkan hasil penilaian pakar

Pakar yang dipilih untuk menjadi responden dalam penelitian ini, antara lain 1. Sardi, selaku Camat Kecamatan Penajam

2. Dul Azis, selaku Kepala BPMPD

3. Joko Dwi F., selaku Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan, dan Perikanan

4. Abbas Chalid, selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan 5. Ahmad Sobari, selaku Perwakilan Masyarakat Kecamatan Penajam

Berikut merupakan hasil penilaian pakar terhadap kriteria, sub kriteria dan alternatif di atas.

 Matriks berpasangan untuk penilaian KRITERIA

Sardi, selaku Camat Kecamatan Penajam

Ekonomi Strategis Sosial Lingkungan

Ekonomi 1 1/5 1/3 2

Strategis 5 1 3 3

Sosial 3 1/3 1 1/2

Lingkungan ½ 1/3 2 1

Dul Azis, selaku Kepala BPMPD

Ekonomi Strategis Sosial Lingkungan

Ekonomi 1 1/3 1/2 2

Strategis 3 1 4 2

Sosial 2 1/4 1 2

Lingkungan ½ 1/2 1/2 1

Joko Dwi F., selaku Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan, dan Perikanan

Ekonomi Strategis Sosial Lingkungan

Ekonomi 1 1/3 1/2 3

Strategis 3 1 4 5

Sosial 2 1/4 1 4

Lingkungan 1/3 1/5 1/4 1

Abbas Chalid, selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Ekonomi Strategis Sosial Lingkungan

Ekonomi 1 3 1/2 5

Strategis 1/3 1 3 1/2

Sosial 2 1/3 1 7

(45)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 45 Ahmad Sobari, selaku Perwakilan Masyarakat Kecamatan Penajam

Ekonomi Strategis Sosial Lingkungan

Ekonomi 1 2 3 3

Strategis ½ 1 3 4

Sosial 1/3 1/3 1 2

Lingkungan 1/3 1/4 1/2 1

 Matriks berpasangan untuk penilaian SUB KRITERIA dari KRITERIA EKONOMI

Sardi, selaku Camat Kecamatan Penajam

Tenaga Kerja Dukungan Anggaran Pemerintah

Dana Investasi Stok

Tenaga Kerja 1 1/3 1/2 1/2

Dukungan Anggaran

Pemerintah 3 1 1/3 1/3

Dana Investasi 2 3 1 ½

Stok 2 3 2 1

Dul Azis, selaku Kepala BPMPD

Tenaga Kerja Dukungan Anggaran Pemerintah

Dana Investasi Stok

Tenaga Kerja 1 2 1/6 5

Dukungan Anggaran

Pemerintah ½ 1 1/5 4

Dana Investasi 6 5 1 4

Stok 1/5 1/4 1/4 1

Joko Dwi F., selaku Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan, dan Perikanan

Tenaga Kerja Dukungan Anggaran Pemerintah

Dana Investasi Stok

Tenaga Kerja 1 1/4 1/3 ½

Dukungan Anggaran

Pemerintah 4 1 1/5 1/7

Dana Investasi 3 5 1 5

Stok 2 7 1/5 1

Abbas Chalid, selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Tenaga Kerja Dukungan Anggaran Pemerintah

Dana Investasi Stok

Tenaga Kerja 1 1/4 1/3 5

Dukungan Anggaran

Pemerintah 4 1 3 3

(46)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 46

Stok 1/5 1/3 1/2 1

Ahmad Sobari, selaku Perwakilan Masyarakat Kecamatan Penajam

Tenaga Kerja Dukungan Anggaran Pemerintah

Dana Investasi Stok

Tenaga Kerja 1 1/5 1/7 ¼

Dukungan Anggaran

Pemerintah 5 1 1/5 ½

Dana Investasi 7 5 1 ½

Stok 4 2 2 1

 Matriks berpasangan untuk penilaian ALTERNATIF dari KRITERIA EKONOMI Tenaga Kerja

Sardi, selaku Camat Kecamatan Penajam

Sub Sektor

Dul Azis, selaku Kepala BPMPD

(47)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 47 Joko Dwi F., selaku Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan, dan Perikanan

Abbas Chalid, selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Sub Sektor

Ahmad Sobari, selaku Perwakilan Masyarakat Kecamatan Penajam

(48)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 48 Dukungan Anggaran Pemerintah

Sardi, selaku Camat Kecamatan Penajam

Sub Sektor

Dul Azis, selaku Kepala BPMPD

Sub Sektor

Joko Dwi F., selaku Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan, dan Perikanan

(49)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 49 Abbas Chalid, selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Sub Sektor

Ahmad Sobari, selaku Perwakilan Masyarakat Kecamatan Penajam

Sub Sektor

Sardi, selaku Camat Kecamatan Penajam

(50)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 50 Dul Azis, selaku Kepala BPMPD

Sub Sektor

Joko Dwi F., selaku Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan, dan Perikanan

Sub Sektor

Abbas Chalid, selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

(51)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 51 Ahmad Sobari, selaku Perwakilan Masyarakat Kecamatan Penajam

Sub Sektor

Sardi, selaku Camat Kecamatan Penajam

Sub Sektor

Dul Azis, selaku Kepala BPMPD

(52)

T e k n i k A n a l i s a K u a l i t a t i f | 52 Joko Dwi F., selaku Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan, dan Perikanan

Sub Sektor

Abbas Chalid, selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Sub Sektor

Ahmad Sobari, selaku Perwakilan Masyarakat Kecamatan Penajam

Gambar

Tabel 1 Produksi Tanaman Pangan Kecamatan Penajam Tahun 2009 – 2013 (dalam Ton)
Tabel 3 Produksi Perkebunan Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Ton)
Tabel 4 Produksi Peternakan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ekor)
Tabel 6 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Pangan Kecamatan Penajam tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

4 galur mutan kapas menunjukkan karakter agronomis yang berbeda nyata dengan induknya Tabel 1 terlihat bahwa tinggi tanaman dengan rata-rata yang tertinggi pada varietas

dilanjutkan dengan pembelajaran yang meliputi konsep dasar pembelajaran, komponen-komponen pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran, pendekatan, strategi dan model

Penambatan molekul membantu dalam mempelajari obat/ ligan atau interaksi reseptor/ protein dengan mengidentifikasi situs aktif yang cocok pada protein, mendapatkan geommetri

Untuk mengatasinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, dalam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi/karya tulis yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi, dan Margin Murabahah terhadap Pembiayaan Murabahah

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah meliputi: mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,

membosankan, monoton, dan membuat pusing. Mata pelajaran matematika juga dianggap hanya mudah dipahami, dipelajari, dan dikerjakan oleh orang-orang yang intelektual tinggi.

26 Meskipun orang ini telah beralih profesi menjadi pemilik kebun karet yang saat ini telah menyamai para pemilik kebun lain yang merupakan penduduk asli desa