• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antara Tuhan Manusia dan Alam (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Antara Tuhan Manusia dan Alam (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME

ANTARA TUHAN MANUSIA DAN ALAM Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah : Keterpaduan islam dan iptek

Dosen : Edy Candra, S.Si, MA

Disusun oleh: Suyanto

Prodi : IPA-Biologi D Semester : VII (Tujuh)

JURUSAN BIOLOGI - FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

(2)

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Antara Tuhan, Manusia dan Alam

Pengarang : Seyyed Hossein Nasr

Tebal buku : 175 Halaman

Diterjemahkan dari buku : The Encounter Mand end Nature Penerjemah : Ali Noer Zaman

Cetakan Pertama : Agustus 2003

(3)

ANTARA TUHAN, MANUSIA DAN ALAM

A. Permasalahan

Mengapa manusia kehilangan makna hidupnya?

Akhir-akhir ini, telah dilakukan berbagai studi tentang krisis yang ditimbulkan oleh sains modern dan penerapannya, tetapi hanya sedikit yang berusaha secara mendalam menggali sebab-sebab sejarah dan intelektual yang menyebabkan kadaan ini.

Di masa sekarang, sebagian besar orang hidup di pusat-pusat di dunia barat yang urban: secara intuitif, mereka merasakan kurangnya sesuatu di dalam kehidupan. Ini secara langsung disebabkan oleh penciptaan lingkungan semu yang meminggirkan alam sejauh mungkin. Dalam lingkungan semacam itu, orang beragamapun telah kehilangan arti dalam yang spiritual. Menjadi ‘sesuatu’ yang tanpa makna, dan pada saat yang sama kekosongan yang diakibatkan oleh lenyapnya aspek eksistensi manusia yang vital ini terus hidup di dalam jiwa manusia dan memanifestasikan dirinya dalam banyak cara, bahkan terkadang kejam dan menyakitkan. Lebih lanjut, tipe kehidupan yang sekuler dan urban inipun juga terancam, yakni melalui dominasi terhadap alam sehingga krisis yang ditimbulkan oleh perjumpaan manusia dan alam dan penerapan sains alam modern di dalam teknologi, telah menjadi perhatian umum2.

Meskipun muncul tuntutan resmi untuk terus menerus menguasai alam dan apa yang disebut gerak maju (progress) dalam ekonomi, namun banyak orang sadar bahwa kastil yang sedang mereka bangun adalah di atas pasir dan bahwa telah terjadi ketidak seimbangan antara manusia dan alam, yang akan mengancam semua kemenangan manusia yang tampak terhadap alam.

Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh dominasi manusia atas alam telah banyak dikenal, sehingga tak perlu penjelasan. Manusia moderen telah mendesakralisasi alam, meskipun proses ini sendiri hanya dibawah kesimpulan logisnya oleh sekolompok minoritas.3 apalagi, alam telah dipandang suatu yang harus

(4)

Memang dominasi terhadap alam-lah yang menyebabkan masalah kelebihan penduduk, kurangnya ruang bernafas kepadatan dan kemacetan kehidupan kota, pengurasan segala jenis sumber alam, hancurnya keindahan alam, perkawinan lingkungan hidup dengan alat mesin dan produknya, munculnya penyakit mental yang tak normal dan seribu satu kesulitan yang lain beberapa diantaranya nampak tak dapat teratasi sepenuhnya. Dan akhirnya dominasi alam jugalah (yang semata-mata terbatas pada alam eksternal dan munculnya kebebasan sifat binatang (dalam manusia) yang telah membuat masalah perang begitu krusial, perang yang tampak terhindarkan. Namun, karena sifatnya yang total dan hampir kosmis yang ditimbulkan oleh teknologi modern, bagaimanapun harus dihindari.

Apalagi arti dominasi atas alam dan konsepsi materialistik tentang alam yang dianut manusia modern ini telah didukung dengan nafsu dan ketamakan yang semakin banyak menuntut pada lingkungan. Di dorong oleh impian elusif tentang gerak maju ekonomi, yang dianggap sebagai tujuan itu sendiri, muncullah sebuah arti tentang kekuasaan manusia yang tak terbatas dan kemungkinannya, bersamaan dengan kepercayaan, terutama yang berkembang dengan baik di Amerika, tentang kemungkinan yang tak terbatas dan tanpa batas di dalam sesuatu, seolah-olah bentuk dunia adalah tak terbatas dan tidak diingkari oleh batas-batas bentuk.

Manusia ingin menguasai alam bukan hanya karena motif ekonomi tetapi juga karena mistik yang merupakan sisa langsung dari relasi spiritual vis-a-vis alam disuatu waktu. Manusia tidak lagi mendaki gunung spiritual- atau setidak-tidaknya jarang yang melakukan demikian. Sekarang, manusia ingin menaklukan seluruh puncak gunung dengan cara menguasainya-melalui jalan pendakian yang paling sulit adalah sesuatu yang sangat disukai. Ketika manusia tidak lagi mendapatkan pengalaman tentang terbang ke langit, yang dalam agama kristen disimbolkan dengan pengalaman spiritual Divine Comedy dan dalam islam dengan al-mi’raj Nabi Muhammad (SAW), manusia masih memiliki keinginan untuk terbang ke angkasa dan menaklukan langit. Di mana-mana muncul keinginan untuk menaklukan alam, tetapi dalam prosesnya, nilai sang penakhluk sendiri, yakni manusia, dihancurkan dan eksistensinya terancam.

BAB II

(5)

Pengabaian terhadap konsepsi sains yang lain dan kegagalan untuk memahami arti sebenarnya dari kosmologi- sains alam kuno dan zaman pertengahan, sebagian besar ditimpahkan pada cara mempelajarai sains ini di masa sekarang. Penelitian tentang sejarah sains, yang selama abad ke 20 telah menjadi sebuah disiplin akademis yang penting, lebih dimaksudkan untuk mengagungkan sains moderen dan pencarian akar sejarahnya dibandingkan untuk melakukan study secara mendalam tentang konsepsi alam diberbagai peradaban dan zaman sejarah atau menembus kedalam signifikasi metafisik dari sains kuno dan zaman pertengahan. Sebagai besar sarjana dibidang ini telah mengalihkan perhatian mereka pada elemen dan faktor zaman kuno dan Abad pertengahan, atau, karena masalah itu, pada sains zaman Renaisains, yang menyerupai, mendahului atau mempengaruhi sains moderen.1 dalam kenyataan, sains moderen dianggap telah sebagian besar sejarahwan sains

sebagai satu-satunya bentuk sains alam yang sah, dan semua sains kosmologis yang lain dianggap sebagai antisipasi awal dari bentuk sains moderen ini atau sebagai deviasi yang merintangi sains moderen. Penggunaan kata’sains’ dalam bahasa inggris sangatlah penting dan mengindikasikan sudut pandang yang sedang dibicarakan.2

Bagaimanapun, kami tidak ingin mengecilkan arti studi yang dilakukan diwilayah sejarah sains di mana, melalui pendekatan sejarah, dapat dijelaskan akar sains dan bentuknya di masa lalu. Karya-karya perintis bidang ini, yang berasal dari orang-orang seperti Berthelot, Mach, Duhem, Sarton, Tannery, Thorndike dan yang lain, telah banyak memberi kontribusi pada pemahaman kita tentang aktivitas sains di zaman lain. Tetapi, hanya sedikit dari karya-karya ini yang dapat membantu mengucapkan persoalan krisis moderen perjumpaan manusia dan alam. Hal ini dikarenakan, bukannya menjadi hakim yang independen terhadap sains kuno dan zaman pertengahan dan menjadi pengamat yang objektif atau bahkan kritikus terhadap sains modern, karya-karya tersebut sepenuhnya mengadopsi sudut pandang bahwa satu-satunya bentuk sains yang mungkin dan sah adalah sains modern.

Refleksi Historis

(6)

modern; atau, orang-orang Babilonia dianggap sebagai astronom pertama dalam pengertian modern, sementara signifikansi agamis dari pengamatan astronomis mereka dilupakan sepenuhnya. Tentu, matematika Babilonia adalah sebuah babak yang brilian dalam sejarah matematika, tetapi kita bertanya-tanya apakah secara saintifik’ dibenarkan untuk membicarakan sains Babilonia dengan sikap seolah-olah makna satu-satunya adalah apa yang dipahami oleh ahli matematika modern. Signifikansi simbolik dari tujuh planet, gerak dan hubunganna dengan wilaah bumi, bagi mereka yang memahaminya, memiliki ketetapan seperti bagian sains Babilonia yang dianggap sebagai sains eksak ‘ melalui’ standar yang ditetapkan padanya oleh para sarjana modern (yang menganut pandangan yang betul-betul berbeda dari pandangan orang Babilonia).

Sebagai alternatifnya, kita dapat bertanya apakah sains Islam hanya elemen yang memberi kontribusi pada kemunculan sains modern; atau ketika kita berbicara tentang sains abad pertengahan, apakah kita harus hanya berkonsentrasi pada para teolog dan filsus abad ketiga belas dan empat belasseperti ockham, oresme, Buridan, Grosseteste dan yang lain, yang mendahului karya matematika dan fisika Benedetti, Galileo dan pendiri sains modern yang lain. Munculnya perhatian pada ilmu dinamika dan mekanika dikalangan nomunalis Zaman pertengahan belakangan tentu memiliki arti penting, tetapi kita juga dapat menyatakan secara pasti bahwa ini bukanlah sains Abad Pertengahan secara keseluruhan; ia hanyalah pandangan para sejarawan sains modern menangkut apa iti sains Abad pertengahan. Jika kita ingin menggunakan sejarah sains untuk memecahkan persolan akut yang ditimbulkan oleh sains modern dan penerapannya, kita tidak boleh puas dengan metode studi mutakhir di dalam sejarah sains. Kita juga harus mempelajari sains alam yang ada di dalam peradaban dan periode lain, terlepasw dari kontribusi atau kekurangan mereka bagi sains modern. Kita harus membehas sains-sains ini sebagai pandangan tentang alam yang tersendiri, yang beberapa diantarana dapat membantu mencari solusi persolan kontemporer3 dan sebagai latar

belakang bagi kritisisme beberapa aspek sains modern. Dari sini, kita akan melihat sejarah sains dengan harapan menemukan sebab intelektual dan sebab sejarah dari situasi di masa sekarang.

(7)

yang digantikan oleh agama Kristen. Maka, agar dapat menemukan akar-sebab persolan kontemporer, kita terpaksa harus kembali keawal dan mempeeertimbangkan sebab-sebab itu, secaraaah intelektual dan sejaraaah, yang masih hidup hingga sekarang.

Yunani kuno meeemiliki kosmologi yannng serupa dengan kosmologi bangsa Arya di zaman kuno. Elemen dan alam masih dihuni oleh para Dewa. Materi hidup dengan roh, substansi spiritual dan korporeal belum dibedakan. Kemunculan filsafat dan sains di abad keenam SM bukanlah penemuan wilayah baru untuk memenuhi kekosongan yang diciptakan oleh fakta bahwa para dewa olimfus telah meninggalkan tempat tinggal mereka di bumi. Ide-ide dasar tentang pbusisi, dike, nomos, dan semisalnya, yang memiliki arti fundamental bagi sains dan filsafat Yunani, merupakan istilah yang memiliki signifikansi agama, ang secara perlahan-lahan dikosongkan dari substansi spiritualnya. Para Filsuf pra-Sokrates, ang jauh dari kelompok naturalis dan sainstis modern awal, masih mencari substansi universal yang bersifat spiritual dan korporeal; mereka secara sah dapat dibandingkan dengan para kosmolog Hindu aliran Smmkhya. Air Thales bukanlah air yang mengalir di sungai dan parit; ia adalah strata bawah dan asas dunia fisik.

Dengan semakin mundurnya agama Olimfus Yunani, substansi alam semakin terlepas dari signifikansi spiritualna, sedang kosmologi dan fisika cenderung pada naturalisme dan emperisisme. Dengan cara yang sama, dari dimensi agama Yunani aliran Orphus-Dionisus, berkembang aliran filsafat dan matematika Pitagoras-platonik, maka dari kesatuan konsep agama Olimpus, yang telah dikosongkan dari maknana, muncul fisika dan filsafat alam yang berusaha mengisi kekosongan dan memberi penjelasan ang koheren tentang dunia yang tidak lagi dihuni oleh para dewa. Gerak umumnya adalah dari penafsiran alam secara simbolik ke naturalisme, dari metafisika kontemplatif ke filsafat rasionalistik.

(8)

belakang langsung peradaban Barat, dalam aspek formal dan eksternalnya, berasal dari zaman Romawi, sementara apa yang diterima Islam dari warisan Yunani-Hellenistik, sebagian besar dari Aleksandaria. Agama Kristen, saat diminta menyelamatkan sebuah peradaban (bukannya hanya beberapa jiwa), dihadapkan dengan sebuah dunia yang subur dengan naturalisme, empirisme dan rasionalisme, pendewaan pengetahuan tentang tatanan kemanusiaan, interaksi berlebihan dengan alam yang, dalam mata kristen, tampak sebagai penghujatan yang membutakan manusia pada visi tentang Tuhan.

Maka, agama Kristen mereaksi naturalisme ini dengan menekankan batasan antara supernatural dan natural, dengan membuat perbedaan antara natural dan supernatural yang sangat kaku, sehingga hampir mencabut ruh batin yang berhembus melalui benda. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, agama kristen harus melupakan dan mengabaikan, atau setidak-tidaknya mengecilkan, signifikansi alam ang bersifat teologis dan spiritual. Selanjutnya, studi tentang alam dari sudut pandang teologis tidak menduduki tempat sentral da;lam agama Kristen Barat.

Untuk mempertahankan teologi yang benar, agama kristen menentang agama ‘kosmis’ Yunani, dan beberapa teolog menyebut alam sebagai masa praditionis. Dalam dialog antara kristen dan Yunani, dimana kedua pihak mengungkapkan sebuah aspek kebenaran meskipun hanya separuh, kristen menekankan sifat Tuhan, jiwa manusia dan penyelamatan, sementara Yunani menekankan kualitas Ilahi di dalam kosmos dan status ‘supernatural’ di dalam intelegensi, yang memungkinkan manusia mengetahui alam semesta. Dalam menghadapi kosmologi ini, agama kristen menentang teologinya, dan dalam melawan penekanan pada pengetahuan, agama kristen menekankan jalan cinta. Untuk menghilangkan bahaya rasionalisme yang terlepas dari gnosis, Agamakristen mengakui karya keimanan dan melupakan esensi spiritual dari intelegensi natural di dalam diri manusia. Hanya melalui cara ini, agama kristen dapat menelamatkan sebuah peradaban dan menanamkan sebuah kehidupan spiritual yang baru pada dunia yang dekaden; tetapi dalam prosesnya, terjadi alienasi terhadap alam yang tandanya dapat dilihat dalam sejarah agama kristen berikutnya. Ini adalah salah satu akar krisis manusia modern di zaman sekarang dalam perjumpaannya dengan alam.

(9)

kemudian diintregasikan dengan perspektif tradisi tersebut. Sains-sains kosmologi tradisional di mana seluruh rangkaian sains berkenaan dengan ilmu hitung, bilangan, bentuk warna dan persesuaian antara berbagai tatanan realitas hanya dapat dipahami, dan signifikansi simboliknya ditemukan, dalam cahaya spiritualitas yang hidup tanpa cahaya tradisi yang hidup, dengan metafisika dan teologina, sains kosmologis menjadi buram dan tak dapat dimengerti. Dari segi ini, sains-sains kosmologi mengeluarkan sinar kristal yang menerangi berbagai fenomena Alam semesta, membuatnya transfaran dan dapat dimengerti. Di dalam hal inilah, Islam dan Kristen mengintegrasikan kosmologi hermetik dalam dimensi esoteriknya, memberinya jiwa dan signifikansi yang baru.

Sumber kosmologi kristen yang ambivalen terlihat dalam fakta bahwa konsep kosmologi ahudi atau Bibel dan konsep kosmologi yunani, hidup berdampingan. Ada kosmogani Bibel yang didasarkan pada penciptaan ex-nibilo dan sebuah drama yang muncul dalam waktu. Kemudian, ada kosmologi yunani yang muncul dalam ruang tanpa memandang perubahan temporal dan sekurel, sesuatu dimana waktu adalah berputar dan dunia nampak tidak memiliki permulaan yang temporal. Agama kristen mengadopsi elemen kedua pandangan kosmologis ini, dan perdebatan panjang di antara para teolog dan filsuf menyangkut penciptaan atau keabadian dunia, hakekat waktu dan ruang, mencerminkan asl-usul kosmologi yang ganda ini di dalam perspektif kristen. Adalah penyerapan terhadap elemen-elemen Yunani-Hellenistik ini kedalam peradaban Kristen Barat, secara langsung dipermulaan era kristen dan dilanjutkan dalam bentuk yang telah dimodifikasi melalui Islam selama Abad Tengah, yang membentuk seni dan sains periode pertengahan, yang juga menjadi latar belakang revolusi sains. Maka, orang harus selalu ingat dengan karakter sains dunia yunani (ketika mulai dikenal di zaman kemudian) dan sikap-reaksi agama kristen sendiri vis-as-vis warisan ini. Keduanya memiliki arti yang mendasar dalam sikap manusia Barat terhadap alam diperiode berikutna, termasuk di masa sekarang.

(10)

pertengahan, yang merupakan sebuah model mkrososmis dari kosmos kristen, dan keterangan tentang sebuah sains alam semesta yang tampak, yang menggambarkan alam semesta ini sebagai alam semesta kristiani. Ketika manusia berdiri dikatedral zaman pertengahan, ia akan merasa dirinya berada di pusat dunia. Ini hana dapat terjadi melalui hubungan antara seni dan kosmologi yang sakral di dalam agama kristen abad pertangahan sebagaimana yang terjadi dalam agama lain. Katredal merupakan bentuk kecil dari kosmos dan merupakan replikana ditingkat manusia sebagaimana halnya bentuk kota abad pertengahan dengan dinding dan pintu gerbangnya yang merupakan model alam semesta abad pertengahan.

Sains tentang benda alam dan teknik penciptaan benda, atau seni dalam artinya yang paling universal, dikembangkan bersama-sama dalam peradaban kristen yang baru, dan keduanya dintegrasikan sebagai pengetahuan yang tersembunyi dan rahasia di dalam dimensi esoterik agama Kristen pengetahuan populer tentang alam didasarkan pada keberadaan karya-karya seperti Historia Naturalis dari pliny dan ensiklopedia populer yang lain, tulisan Isadore dan Seville, Gregory, Bede dan penulis zaman pertengahan yang serupa dan elemen-elemen kosmologi platonik yang diambil dari Timaeus dan sering disebut dalam tulisan beberapa babak maupun para penulis yang lebih populer. Namun, elemen yang paling mendalam dari pengetahuan kristen tentang alam dan benda terhadap dalam masyarakat Guilda dan asosiasi rahasia yang terkait dengan aspek esoteris agama kristen. Apakah terartikulasikan, sebagaimana dalam kasus asosiasi rahasia Fedeli d’amore Dante termasuk di dalamnya, ataukah tidak terumuskan sebagaimana dikalangan guild of mason,sains alam dan kosmologi yang terkait dalam aspek peradaban kristen pertengahan ini menggambarkan aspek paling mendalam dari proses kristenisasi.

Agar dapat mencapai tujuan ini, agama kristen mengintegrasikan kedalam dimensinya yang lebih dalam, elemen-elemen selain kosmologi Hermetik-Pitagoras. Sains harmoni pitagoras, bilangan, bentuk dan warna geomtris, merembesi sains dan seni abad pertengahan. Maka, banyak katedral abad pertengahan, di mana Chartres adalah contohnya yang termuka, merupakan sebuah sintesis seni dan sains abad pertengahan dengan elemen harmoni sebagai asas pembimbingnya. Bukti dari banyaknya bentuk struktur suci ini terletak di dalam nada-nada musik di batu.

(11)

jiwa dari kegelapan materia Prima ke gemeriap dunia yang dapat dipahami. Perspektif hermenetik dan Al- kimia, yang melalui sebuah bentuk yang jelas memasuki dunia kristen melalui sumber-sumber islam, meluaskan konsepsi sakramental misah kristen ke seluruh alam. Dengan cara ini, seorang seniaman dapat mentransformasikan substansi dunia korporeal yang mengitarinya, sehingga substansi korporeal itu dapat memiliki dan membawa signifikansi spritual.

Ketika kita memandang sekilas abad pertengahan, disatu sisi, kita melihat sejarah alam popular yang semakin mengandung nilai etik kristiani sebagaimana tercermin dalam buku tentang binatang, disisi lain, kita melihat sains alam yang erat terkait dengan serikat pengrajin. Di dalam yang terakhir ini sangat ditekankan sebuah pengetahuan alam yang overatif, sementara pengetahuan teoritis sebagian besar masih belum tertulis atau terumuskan. Terkadang, sebuah ekspresi intelektual akan berasal dari sains benda yang agamis dan sains kosmos secara keseluruhan ini. Hal ini kita temukan dalam karya-karya dante dan aliran Chartes yang agak mendahuluinya.

Tipe sains alam yang sangat kristiani dalam tujuan dan anggapannya, bagaimanapun lebih terkait dengan dimensi metafisik dan kontemplatif agama kristen dibandingkan dengan dimensi teologis. Di dalam pernyataan, perspektif kosmologis hanya dapat diintegrasikan dengan dimensi metafisik sebuah tradisi, bukan dengan aspek teologi sebagaimana istilah ini biasanya dipahami. Teologi terlalu rasionalistis dan beriorentasi manusia jika hendak dikaitkan dengan esensi spritual dan simbolisme fenomena kosmis kecuali jika kita memahami teologi dengan teologi kontemplatik dan apopatik yang lebih metafisik, bukannya rasionalistis dan filosofis. Maka, dengan beberapa pengecualian sebagaimana kasus erigena atau aliran Chartes, dikalangan teologis hanya ada sedikit perhatian terhadap pandangan alam simbolik dan kontemplatik. ST. Francis dari assisi mendapat warisan untuk mengungkapkan dipusat spritualitas kristen, wawasan terdalam dari kualitas alam yang sakral. Berapa saintis dan filsuf eropa, seperti Roger Bacon, mengkombinasikan observasi alam dengan filsafat mistoik dan didasarkan kepada illuminasi, tetapi ini lebih merupakan pekecualian dibandingkan sebuah kebiasaan. Bahkan belakangan, dikalangan Fransiskan, seperti teolog besar ST. Bonaventure, yang menyatakan perlunya sapientia sebagai latar belakang scientia, sangat tidak tertarik dengan studi alam.

(12)

dan platonis masuklah sebuah bntuk pengetahuan baru dari dunia Islam di abad ketigabelas. Disamping tersebarnya beberapa sains gaib (occult sciences) seperti al-kimia bahkan kontak esoterik antara islam dan Kristen melalui Order of the temple dan organisasi rahasia lain, hasil utama darikontrak ini adalah perkenalan dengan filsafat dan sains paripatetik sebagaimana yang dikembangkan oleh kaum muslim selama beberapa abad.

Di sini kami tidak memberi perhatian pada bagaimana terjadinya perpindahan ini ataupun perbedaan-perbedaan sains yang kemudian dikenal melalui proses ini ke dunia latin. Malahan, kami ingin beralih ke pengaruh perkembangan baru ini di dalam pandangan umum tentang alam. Selama beberapa abad, kaum muslim telah mengembangkan sains dan filsafat Peripaterik maupun matematika, tetapi pada saat yang sama, dmensi gnostik, illuminasionis, yang terkait dengan sifisme, telah hidup dari awal dan berlanjut sebagai kekuatan hidup batin tradisi islam. Dalam kenyataan, islam semakin beralih ke arah ini dalam sejarahnya yang belakangan.

Namun, di timur, penerjemahan karya berbahasa Arab ke bahasa latin, yang telah menyebabkan perubahan intelektual besar sejak abad sebelas hingga ke abad tigabelas, secara perlahan-lahan mengakibatkan Aristotelinisasi teologi kristen. Rasionalisme kemudian menggantikan teologi Augustianin yang didasarkan pada ilumunisasi, dan pandangan alam yang kontemplatif semakin dikesampingkan ketika dimensi agama Kristen yang bersifat gnostik dan metafisik tercekik dalam lingkungan yang semakin rasionalistik.

Contohnya adalah perjalanan filsafat Ibn Sina-di dunia latin menjadi avicena-peripaterik Muslim terbesar di Barat. Hingga sekarang, avicenna masih mempengaruhi kehidupan intelektual islam, pembaru filsafat peripatetik yang belakangan, Ibn Rusyd atau Averroes, bagaimanapun hanya memiliki pengaruh yang sangat sedikit pada kaum Muslim. Selama abad ketiga belas, di Barat, Averroes, yang agak disalahpahami, menjadi guru kalangan Averroes Latin yang diasosiasikan dengan pengetahuan pra kristen. Namun, Avicenna tidak cukup mendapatkan murid di Barat bahkan sekedar untuk menjadi sebuah aliran ‘Avicenniasme Latin.

(13)

tentang gerakan ke arah rasionalisme di Dunia Kristen. Kecendrungan ini sangat nampak terutama jika dibandingkan dengan situasi kehidupan intelektual peradaban Islam di Timur selama periode yang sama. Melalui proses ini, teologi mulai menggantikan metafisika atau, teologi yang agak rasionalistik menggantikan teologi kontemplatif dari abad-abad sebelumnya. Hasil dari perubahan ini semakin nampak setelah periode keseimbangan yang relatif ementara.

Perjalanan kosmologi Ibnu Sina sangatlah terkait dalam perkembangan ini. Bagi Ibnu Sina, kosmologi erat terkait dengan angeologi. Alam semesta di huni oleh kekuatan angelik, sebuah pandangan yang sangat cocok dengan konsepsi agama tentang dunia. Agen spritual dalam bentuk malaikat (angel) adalah sebuah aspek yang riil dan integral dari realitas kosmis. Namun, sebagaimana yang berkembang di Barat, kosmologi Ibnu Sina, meskipun diterima secara garis besar, telah dikritisi oleh orang-orang seperti William dari Auvergne yang ingin membuang malaikat dari alam semesta. Dengan melupakan jiwa-jiwa Avicennian, sarjana-sarjana ini harus, sampai kesuatu tungkat, mensekulerisasi Alam semesta dan Menyiapkan revolusi kevernikan. Di dalam kenyataan, revolusi ini baru terjadi dalam sebuah kosmos yang telah dihilangkan dari makna simbolik dan spiritual; sebuah kosmos yang telah menjadi fakta semata, yang dipisahkan dari pusat metafisika dan menjadi subyek sains fisika murni.

(14)

Seluruh perdebatan tentang universal yang berasal dari Abelard, pada saat ini menjadi senjata favorit untuk menyerang akal dan membuktikan inkonsistensi kesimpulannya. Ockan dan kalangan okamis menciptakan sebuah suasana keraguan filosofis yang mereka coba-penuhi dengan teologi nominalis yang akan memainkan peran filsafat. Ockan menciptakan sebuah teologisme yang menghancurkan kepastian filsafat abad pertengahan dan menyebabkan skeptisisme filosofis. Sementara itu, dalam menekankan sebab universal yang partikuler dan mengkritisi filsafat Peripatetik dan sains, Ockan dan para pengikutnya seperti oresme dan nicolas dari Auttrecourt, membuat penemuan penting dalam bidang mekanika dan dinamika penemuan-penemuan yang menjadi dasar revolusi fisika abad ketujuh belas. Bagaimanapun, penting dicatat bahwa perhatian pada sains alam ini berjalan bergandengan dengan keraguan-keraguan filosofis dan keberpalingan dari metafisika. Untuk ini, muncullah teologi nominalis sebagai penggantinya. Setelah elemen keimanan melemah, perkembangan saintifik dibiarkan tanpa sebuah elemen kepastian filosofis. Bahkan ia dikawinkan dengan keragu-raguan dan skeptisisme.

Jadi abad pertengahan ditutup dengan sebuah suasana dimana pandangan tentang alam yang simbolik dan kontremplatif sebagian besar telah digantikan oleh pandangan rasionalistik, dan akhirnya melalui kritisisme para teolog nominalis, menimbulkan skeptesisme filosofis. Sementara itu, dengan hancurnya elemen gnostik dan metafisik di dalam agama kristen, sains kosmologis menjadi kabur dan tak dapat dimengerti, dan kosmos sendiri secara perlahan-lahan tersekulerasikan. Lebih lanjut, dikalangan kristen secara umum, baik kalangan dominikan maupun franssiskan, tidak menunjukan perhatian tertentu terhadap studi alam. Maka, semua ini merupakan latar belakang persiapan revolusi dan keguncangan yang mengakhiri integritas peradaban kristen periode pertengahan dan menciptakan sebuah suasana dimana sains alam mulai dikembangkan di luar pandangan dunia Kristen dan kosmos secara perlahan-lahan tidak lagi kristiani.

(15)

geografi dan sejarah alam yang baru. Namun, masih ada signifikansi agama di alam dan hutan belantara yang telah turun melalui tradisi kristen.

Teologi dan rumusan agama eksternal dimulai dengan manusia dan kebutuhannya sebagai makhluk abadi. Metafisika dan aspek tradisi esoteris berbicara tentang sifat benda. Astronomi Ptomatik-Aristotelian dapat disamakan dengan struktur kosmos yang lebih tampak segera dan simbolisme mendalam yang dihadirkan oleh wilayah konsentris pada manusia sebagai aspek yang tampak dari berbagai keadaan. Dalam skema ini, dari sebuah sudut pandang, manusia berada dipusat Alam semesta berdasarkan sifat teomorfiknya, dan dari sudut pandang lain, ia berada di tingkat eksistensi yang paling rendah, sebagai tempat awal ia mendaki ke arah Tuhan. Naik melalui kosmos sebagai mana yang kita lihat begitu jelas di dalam divyne comedi juga dapat disamakan dengan naiknya jiwa melalui tahap purifikasi dan pengetahuan. Secara terpaksa, ia dapat disamakan dengan eksistensinya sendiri. Maka, dari sudut pandang spiritual, kosmologi abad pertengahan menghadirkan kosmos yang tanpak bagi manusia sebagai simbol konket tentang realita metafisik yang bagaimanapun tetap benar, terlepas dari simbol yang digunakan untuk membawanya. Juga dengan masih adanya keyakinan pada munculnya benda secara langsung pada manusia kebenaran teologis dan eksoterik sementara pada saat yang sama, ia tetap merupakan sebuah simbol paling kuat tentang realita metafisik.

Komentar:

(16)

Buku antara tuhan manusia dan alam ini mempunyai kelebihan yang sangat bagus sekali karena kita dapat mengetahui keterkaitan antara tuhan manusia Dengan Renaisans, manusia eropa kehilangan surga zaman keimanan dan, sebagai gantinya, mendapatkan dan memberi perhatian pada sebuah bumi dan bentuk alam yang baru. Namun, ini adalah alam yang semakin jauh dari cerminan realitas langit (celestial). Manusia Renaisanss telah berhenti menjadi manusia ambivalen Abad pertengahan, yang setengah malaikat dan setengah manusia; ia sekarang betul-betul makhluk bumi.

B. Kekurangan

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa pembahasan yang penulis uraikan maka dapat di ambil kesimpulan bahwa kinerja guru di SDN Sipayo Kecamatan Paguat sangat berpengaruh

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Di sinilah Muhammad datang, dengan tetap menggunakan kata yang sama, yakni Allah, namun ia menggeser persepsi yang dikandung oleh kata itu.Maka oleh Islam dipersepsikan tidak

Pada ulangan harian Pendidikan Kewarganegaraan dengan nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila, di dapat rata-rata nilai sebesar 62,1 dari 21 siswa,

mendeteksi rangsangan tertentu yang mendeteksi rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh berasal dari luar atau dari dalam tubuh..  Organ indera

It will drop you into the shell at the rails_app directory of the Instant Rails install folder as shown in the of the Instant Rails install folder as shown in the

Rendahnya kapasitas produksi anggota, yaitu rata-rata hanya 2 buah tikar single (biasa) dan 1 buah tikar double, 2) Penyiapan bahan baku daun pandan hanya dilakukan pada

Dalam produk dengan akad Jual-Beli, bank berperan sebagai penjual dan nasabah berperan sebagai pembeli. Barang yang diperjual belikan merupakan barang milik bank yang