• Tidak ada hasil yang ditemukan

i HALAMAN JUDUL MENGAPA IBU DI PROVINSI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "i HALAMAN JUDUL MENGAPA IBU DI PROVINSI (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MENGAPA IBU DI PROVINSI BENGKULU MEMILIH PERSALINAN DI RUMAH

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana S-2

Minat Utama Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Diajukan Oleh:

KURNIA SUCI PUTRI NIM: 10/308550/PKU/11813

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)
(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i 

LEMBAR PENGESAHAN ... ii 

DAFTAR ISI ... iii 

DAFTAR TABEL ... vi 

DAFTAR GAMBAR ... vii 

DAFTAR LAMPIRAN ... viii 

PERNYATAAN... ix 

D. Manfaat Penelitian ... 5 

E. Keaslian Penelitian ... 5 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7 

A. Telaah Pustaka ... 7 

1. Pertolongan persalinan ... 7 

2. Persalinan Rumah ... 10 

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemiihan Penolong Persalinan di Rumah ... 12 

B. Landasan Teori ... 17 

(4)

iv

D. Hipotesis Penelitian ... 19 

BAB III METODE PENELITIAN ... 20 

A. Jenis Penelitian ... 20 

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20 

C. Populasi dan Sampel ... 21 

D. Variabel Penelitian ... 21 

E. Definisi operasional variabel ... 21 

F. Cara Pengumpulan Data ... 23 

G. Instrumen Penelitian ... 23 

H. Pengolahan dan Analisis Data... 23 

I.  Jalannya Penelitian ... 24 

J.  Etika Penelitian ... 25 

K. Keterbatasan Penelitian ... 25 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26 

A. Hasil Penelitian ... 26 

1. Analisis Univariabel ... 26 

2. Analisis Bivariabel ... 27 

3. Analisis Multivariabel ... 31 

B. Pembahasan ... 32 

1. Hubungan faktor predisposing dengan penolong persalinan di rumah. ... 33 

2. Hubungan faktor Need dengan Penolong Persalinan di Rumah. ... 38 

3. Pemilihan penolong persalinan di rumah ... 41 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53 

A. Kesimpulan ... 53 

(5)

v

DAFTAR PUSTAKA ... 55 

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah kecamatan dan Desa Dirinci Per kabupaten/Kota ... 29

Tabel 2. Karakteristik subjek penelitin (n =134) ... 31

Tabel 3. Umur dengan pemilihan penolong persalinan di rumah ... 32

Tabel 4. Hubungan Paritas dengan kejadian pemilihan penolong persalinan di rumah ... 33

Tabel 5. Hubungan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan

persalinan dengan pemilihan penolong persalinan ... 34

Tabel 6. Hubungan riwayat komplikasi kehamilan dan persalinan dengan

pemilihan penolong persalinan ... 35

Tabel 7. Hubungan jumlah kunjungan ANC dengan pemilihan penolong

persalinan ... 35

Tabel 8. Hasil analisis multivariat faktor Predisposing-Need dengan

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka teori penolong persalinan di rumah ... 20

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Ethics Committee Approval ... 60

Lampiran 2. Formulir Ekstraksi Data ... 61

(9)
(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis Dengan Judul Mengapa Ibu di Provinsi Bengkulu Memilih Persalinan Di Rumah. Penulisan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat kesarjanaan S-2 di Universitas Gajah Mada.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. dr. M. Hakimi, SpOG., PhD dan Bapak dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes, PhD. yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian sejak pengajuan proposal hingga penulisan tesis ini selesai. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Ketua Dewan Penguji dan anggota selama seminar proposal dan hasil

2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

3. Kedua orang tua yang selalu berdoa demi kelancara tesis ini dan selalu memberi semangat kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

4. Segenap keluarga besar dan suami yang senantiasa mendukun baik materiil dan non-materiil dalam penysunan tesis ini.

5. Seluruh bapak/ibu dosen dan staf akademik di Prodi IKM UGM

6. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya minat utama Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan angkatan tahun 2010 & 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini.

7. Segenap Civitas Akademik Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dan semua pihak yang telah membantu kelancara penyusunan tesis ini baik langsung maupun tidak langsung.

(11)

xi

Semoga Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang membalas jerih payah bapak/ibu/teman-teman/sdr/i sekalian dengan cinta dan kasihNya. Akhir kata, semoga tesis ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 27 Desember 2012

(12)

xii INTISARI  

Latar Belakang: Menurut data SDKI 2007, AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000

kelahiran hidup, dan AKB 34 per 1.000. Dari data profil Kesehatan kabupaten/kota pada tahun 2010 dari sebanyak 39.068 kelahiran hidup di Provinsii Bengkulu terdapat 203 bayi lahir mati dan jumlah kematian bayi sebesar 387. AKB per 1.000 kelahiran hidup dan mati di Provinsi Bengkulu pada tiga tahun terakhir mengalami naik turun dimana pada tahun 2007 mencapai 10,45 per 1000 kelahiran hidup. Kematian ibu dan anak ini sebagian besar terjadi pada masa sekitar persalinan dan pada saat persalinan. Fakta-fakta tersebut di atas mendorong peneliti untuk melalukan analisis terhadap faktor yang berhubungan dengan keputusan ibu dalam pemilihan penolong persalinan di rumah sendiri.

Tujuan: untuk mengetahui mengapa ibu hamil memilih persalinan di rumah.

Metode: Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan metode kuantatif

menggunakan rancangan studi cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang pernah mengalami persalinan di rumah di Provinsi Bengkulu. Sampel penelitian ini adalah seluruh sampel yang ada didata Riskesdas 2010. Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel independen (faktor predisposing dan faktor need) dan variabel dependen (persalinan di rumah). Lokasi penelitian adalah Provinsi Bengkulu.

Hasil : Hasil analisis bivariabel dan multivariabel pada penelitian ini menunjukan bahwa faktor predisposing (umur, paritas, pengetahuan tentang bahaya kehamilan dan persalinan), faktor need (riwayat komplikasi kehamilan dan persalinan, jumlah kunjungan ANC) berhubungan signifikan dengan pemilihan penolong persalinan di rumah dengan (p< 0,005). Pada analisis bivariabel dapat di interpretasikan ibu dengan < 20 &≥ 35 tahun umur (RP: 1,95 : 95% CI : 1.901-8.302) memiliki resiko 1,95 kali memilih bantuan tenaga non-kesehatan, ibu dengan paritas >1 kali (RP: 11,57 : 95% CI : 4.029-243.080) memiliki resiko 11,57 kali memilih tenaga non-kesehatan, ibu dengan pengetahuan tanda bahaya kehamilan dan persalinan yang rendah (RP: 1,81 : 95% CI : 1.802-7.425) memiliki resiko 1,81 kali memilih tenaga non-kesehatan, ibu yang tidak memiliki riwayat komplikasi kehamilan dan persalinan (RP: 1,49 : 95% CI : 1.272-8.009) memiliki resiko 1,49 kali memilih penolong persalinan tenaga non-kesehatan, ibu dengan jumlah kunjungan ANC <4 kali (RP: 1,98: 95% CI : 2.621-11.637) memiliki 1,98 kali memilih penolong persalinan tenaga non-kesehatan

Kesimpulan : Pada faktor Predisposing-Need memiliki hubungan yang signifikan

dengan pemilihan penolong persalinan di rumah pada ibu di Provinsi Bengkulu.

(13)

xiii ABSTRACT

Background: According to data from Indonesia Demographic Health Survey (IDHS)

2007, MMR in Indonesia amounting to 228 per 100,000 live births, and infant mortality rate 34 per 1,000. Health profile data from the districts / cities in 2010 of a total of 39 068 live births in Bengkulu Provinsii contained 203 stillbirths and infant deaths by 387. Infant mortality rate per 1,000 live births and died in Bengkulu Province on the last three years experienced up and down which in 2007 was 10.45 per 1000 live births. Maternal and child mortality is largely occurred in the period surrounding labor and at delivery. The facts mentioned above encourage researchers to pass up an analysis of factors related to the mother's decision in the selection of auxiliary labor at home.

Methods: This study is a survey research kuantatif analytical method using cross-sectional study design. The study population was all women who have experienced childbirth at home in the Province of Bengkulu. This study sample is the entire sample are recorded in Riskesdas 2010. The variables in this study are two independent variables (factors predisposing and need factors) and dependent variable (home delivery). Study site is the province of Bengkulu.

Results: The results of bivariate and multivariate analyzes in this study showed that predisposing factors (age, parity, knowledge of the high risk of pregnancy and childbirth), need factors (history of complications of pregnancy and labor and the number of ‘Ante Natal Care’(ANC)) visits on, significantly associated with the selection of home helpers labor (p<0,005). On multivariable and bevariabel analysis. in interpreting mother with age < 20 & ≥ 35 years (RP: 1,95 : 95% CI : 1.901-8.302) risk to choose home delivery help of non-medical 1,95 times from at choosing medical help, mother with parity > 1 times risk chooses home delivery help of non-medical 11,57 times from at choosing medical help, mother with low of knowledge of pregnancy and brith (RP: 1,81 : 95% CI : 1.802-7.425) risk to choose home delivery help of non-medical 1,81 times from at choosing medical, mother with history complication pregnancy and birth (RP: 1,49 : 95% CI : 1.272-8.009) of risk to choose home delivery help of non-medical 1,49 times from at choosing medical, mother with number of visits ANC < 4 times (RP: 1,98: 95% CI : 2.621-11.637) risk to choose home delivery help of non-medical1,98 times from at choosing madical.

Conclusion: In-Need predisposing factors have a significant relationship with the

selection of home helpers in childbirth in women in the province of Bengkulu.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesuksesan suatu negara dapat dilihat dari tingkat kematian ibu dan kematian bayi pada suatu negara tersebut. Derajat kesuksesan suatu negara dapat dikatakan baik apabila angka kematian ibu dan angka kematian bayinya kecil, karena anak adalah generasi penerus suatu bangsa dan negara serta merupakan indikator pembangunan kesehatan masyarakat.

Sejak dulu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan AKB 34 per 1.000. Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada persalinan, melalui jaminan persalinan. Tujuan jaminan persalinan ini adalah meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan persalinan. Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko terkena bermacam gangguan kesehatan (kesakitan dan kematian). Menurut SDKI 2007, AKB di Indonesia sebesar 44/10.000 kelahiran hidup. (Depkes, 2010)

Provinsi Bengkulu secara geografis terletak di sepanjang pantai barat Sumatera lebih kurang 525 km dari gugusan Pulau Enggano yang berada lebih kurang 90 mil laut di Lautan Hindia sebelah selatan Provinsi Bengkulu. Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 berjumlah 1.715.518 jiwa, dengan angka beban tanggung

(dependency ratio): 52,77 jiwa. Luas wilayah: 34.724,69 km dengan luas laut:

(15)

 

maximum berkisar 32,9-34°C sedangkan suhu udara minimum berkisar antara 22-23°C (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2011).

Dari data profil Kesehatan kabupaten/kota pada tahun 2010 dari sebanyak 39.068 kelahiran hidup di Provinsi Bengkulu terdapat 203 bayi lahir mati dan jumlah kematian bayi sebesar 387. AKB per 1.000 kelahiran hidup dan mati di Provinsi Bengkulu pada tiga tahun terakhir mengalami naik turun dimana pada tahun 2007 mencapai 10,45 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 menurun menjadi 7,3 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2009 meningkat menjadi 10,22 per kelahiran hidup, dan pada tahun 2010 turun lagi menjadi 5,2 per 1000 kelahiran hidup dan mati (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2011).

Angka kematian Balita (12-59 bulan) per 1.000 kelahiran hidup di Provinsi Bengkulu tahun 2010 adalah 10,8 per 1.000 kelahiran hidup. Dan angka kematian ibu sebanyak 45 orang yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 9 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 33 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 3 orang. Angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu tahun 2010 sebesar 115,2 per 1000 kelahiran hidup, sedikit mengalami kenaikan dimana pada tahun 2009 angka kematian ibu hanya 114,4 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2011).

Data profil Dinkes Provinsi Bengkulu (2010), jumlah kematian ibu sebanyak 45 orang yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 9 orang, kematian ibu sebanyak 9 orang. Kematian ibu bersalin sebanayak 33 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 3 orang. Angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu tahun 2010 sebesar 115,2 per 100.000 kelahiran hidup, sedikit mengalami kenaikan dimana pada tahun 2009 angka kematian ibu hanya 11,4 per 100,000 kelahiran hidup.

(16)

 

persalian ditolong oleh bidan, sedangkan yang ditolong oleh dukun masih 40,2% (Depkes, 2010a).

Riskesdas 2010 merupakan riset berbasis masyarakat yang bertujuan mengevaluasi beberapa indikator kesehatan sebagai bahan penilai pencapaian target MDGs, serta mengevaluasi keberhasilan perbaikan status keehatan dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan di tingkat nasional dan provinsi sampai dengan tahun 2010 (Depkes, 2010).

Menurut WHO (2005), pada tahun 2015 diharapkan proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih mencapai 90% tetapi harapan mencapai target 80% pada tahun 2005 ternyata baru 50% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan disebabkan faktor kurangnya akses dan ketersediaan pelayanan, faktor kualitas pelayanan yang belum optimal, faktor belum adanya perencanaan kelahiran, faktor pengetahuan yang rendah dan faktor rendahnya posisi wanita dalam pengambilan keputusan di tingkat komunikatas (Ronsmans et al., 2001).

Menurut Van Eijk et al. (2006) persalinan di rumah tanpa kehadiran tenaga kesehatan berdampak kurang baik pada outcome kesehatan bayi dan ibu. Persalinan rumah yang terencana dan tidak terencana berisiko tinggi pada perawatan bayi baru lahir seperti menunda membungkus bayi, segera memandikan, pemijatan dengan minyak mustard, pemberian minyak mustard pada tali pusar, pemberian makan dan menolak pemberian kolostrum. Pada penelitian Silveira et al. (2005) juga menyatakan bahwa individu yang bertempat tinggal dalam daerah dengan rata-rata persalinan di rumah yang sangat tinggi memiliki peluang lebih besar meninggal di rumah, faktor yang berhubungan yaitu faktor gender, beberapa penyakit penyebab kematian dan pendapatan keluarga.

(17)

 

Andersen (1995) pemilihan pertolongan persalinan di rumah dipengaruhi oleh faktor perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pemanfaatan layanan kesehatan merupakan suatu model yang mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan menjadi tiga kelompok yaitu faktor predisposing (umur, paritas, sikap dan pengetahuan), faktor enabling (status ekonomi kelurga, jarak rumah ke fasilitas kesehatan) dan faktor need (pengambilan keputusan dalam keluarga, komplikasi, dan jumlah kunjungan ANC).

Di Provinsi Bengkulu cakupan ibu yang melakukan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah sebanyak 86,99%, dan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan sebanyak 13,01% rumusannya di dapat dari 33,938 ibu melahirkan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dibagi jumlah seluruh ibu bersalin sebanyak 39,012 kali 100 (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2011).

Fakta-fakta tersebut di atas mendorong peneliti untuk melalukan analisis terhadap faktor yang berhubungan dengan keputusan ibu dalam pemilihan penolong persalinan di rumah sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengapa ibu di Provinsi Bengkulu memilih persalinan di rumah?

C. Tujuan Penelitian

(18)

 

D. Manfaat Penelitian

Penelitian in dapat digunakan oleh pemerintah Provinsi Bengkulu dalam membuat kebijakan untuk menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu di provinsi Bengkulu.

E. Keaslian Penelitian

Utarini (1995) meneliti tentang “mengapa wanita tidak memilih bersalin di rumah sakit”, hasil penelitian menyebutkan bahwa secara kualitatif alasan utama pemilihan tempat bersalin di rumah sakit berkaitan dengan aspek ketersediaan struktur pelayanan di rumah sakit atau dipersepsi menjadi volume pertolongan yang dapat diharapkan dari rumah sakit. Rasa ketidakpastian yang dimiliki oleh ibu bersalin, yang berkaitan dengan proses maupun hasil persalinan, menyebabkan faktor ketersediaan struktur pelayanan tersebut menjadi persyaratan utama. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pemilihan tempat persalinan. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan tidak meneliti tentang faktor pemilihan persalinan di rumah.

Thind et al. (2008) meneliti tentang “Where to deliver? Analysis of choice

of delivery location from a national suvey in India”. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa mayoritas wanita melahirkan di rumah (n=337;37%) dibandingkan fasilitas publik (32%) dan fasilitas swasta (31%). Wanita dengan Orde kelahiran yang tinggi (OR=1,58) dan yang tinggal di pedesaan (OR=4,82) memiliki peluang yang lebih tinggi pada pemiihan persalinan di rumah. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variable penelitian, lokasi, dan waktu penelitian. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang persalinan.

Thind dan Banerje (2004) melakukan penelitian tentang “Home deliveries

in Indonesia: Who provides assistance?” Penelitian ini berbentuk survei dengan

(19)

 

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka 1. Pertolongan persalinan

Definisi persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi atau janin (janin + urin) yang dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Saifuddin & Rochjai, 2005).

a. Non Tenaga Kesehatan

Menurut WHO (2005) pertolongan persalinan oleh non tenaga kesehatan didefenisikan sebagai penolong persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi yang terlatih atau tidak terlatih. Sedangkan menurut Depkes RI (1992) dukun memiliki kekurangan yang menjadi penghambat dalam melakukan pertolonga antara lain: (1) dukun kurang menhiraukan cara pertolongan bersih dan aman, (2) kurangnya kemampuan dukun bayi dalam penanggulangan resiko tinggi persalinan, (3) dukun bayi kurang menyadari bahaya akibat keterlambatan merujuk pada kasus risiko tinggi persalinan.

Referensi

Dokumen terkait

Network Monitoring hanya menunjukkan prosedur idle, call setup, handover dan location update sehingga masih dapat dikembangkan untuk mengakuisi data – data prosedur yang lebih

Gambar Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji coba pengesahan surat yang dilakukan pimpinan pada halaman karyawan, tanggal pengesahan akan secara otomatis muncul pada saat

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Pertiwi (2013) yang menyatakan bahwa responden yang menggunakan IUD berusia 20-35 tahun dan didapatkan hasil usia

Klasifikasi tanah menurut Hardiyatmo (2002) pada Tabel 1 tanah tersebut merupakan jenis tanah lempung organik dan dari hasil pengujian batas konsistensi tanah mempunyai

The Relationships among pain intensity, Pain acceptance, and pain behaviors in patients with chronic cancer pain in

Kedudukan atau fungsi folklor yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat tersebut dapat diamati dalam Upacara Tradisi Tandur yang dilaksanakan oleh masyarakat petani

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran kegiatan bermain ludo di PAUD Kijang Rejo Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar dengan

bagaimana  saya  dapat  mengaplikasikan  kedalam  hidup