TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
Ferika Adhe Krismawan NIM : 045114023
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
By:
Ferika Adhe Krismawan Student Number: 045114023
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF SAINS AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY
iii
TUGAS AKHIR
SISTEM PEMANTAUAN PROSEDUR
JARINGAN GSM
Oleh :
FERIKA ADHE KRISMAWAN
NIM : 045114023
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
iv
JARINGAN GSM
Oleh :
FERI KA ADHE KRI SMAWAN
NIM : 045114023
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal : 24 November 2008
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng. ...
Sekretaris : Damar Widjaja, S.T., M.T. ...
Anggota : B. Djoko Untoro S., Ssi, M.T. ...
Yogyakarta, November 2008
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Wakil Dekan 1
v
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,
kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”
Yogyakarta, Desember 2008
vi
J atining U rip I ku K atresnan
K upersembahkan karya tulis ini kepada :
T uhan Yesus K ristus atas kesempatan, hidup, talenta, dan
roh kudus yang selama i ni mendampingi langkahku
Bapak dan I bu T ercinta untuk pengorbanan, dukungan,
semangat, doa, kasih sayang, dan pembelaj aran hidup yang
telah diberikan
K edua adikku Groho dan Johan atas semua dukungan,
semangat dan doanya
vii
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ferika Adhe Krismawan
Nomor Mahasiswa : 045114023
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
SISTEM PEMANTAUAN PROSEDUR JARINGAN GSM
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : November 2008
Yang menyatakan
viii
ini membuat operator Global System for Mobile Communication (GSM) harus menjaga kinerja jaringan pada tingkat kualitas yang memuaskan pelanggan. Sistem pengawasan prosedur jaringan GSM bisa mempresentasikan kualitas jaringan sebuah operator jaringan GSM. Sistem pengawasan prosedur akan membantu operator dalam menjaga kualitas jaringan. Penelitian ini memberikan solusi akan ketersediaan perangkat pengawasan prosedur jaringan GSM yang lengkap dan ekonomis.
Perangkat lunak pengawasan prosedur jaringan GSM terdiri dari dua bagian utama yaitu Network Monitoring dan Analyzer. Network Monitoring
berfungsi untuk mengakusisi data – data prosedur yang terdiri dari prosedur idle, call setup, handoverdanlocation update, menampilkan data – data tersebut secara
real time dan mengemasnya dalamdatabase. Analyzerberfungsi untuk melakukan
load data – data prosedur dari database, mengolahnya dan menampilkannya dalam tampilan yanguser friendly.
Program pemantauan prosedur pada jaringan GSM sudah berhasil dibuat dan dapat berjalan dengan baik. Penampil data pada peta, all events, critical events, dan statistic mampu menampilkan data – data yang diinginkan dengan sempurna. Network Monitoring hanya menunjukkan prosedur idle, call setup, handover dan location update sehingga masih dapat dikembangkan untuk mengakuisi data – data prosedur yang lebih detil.
ix
monitoring system represents the network quality, so the Global System for Mobile Communication (GSM) operator could use the network procedure monitoring system to help them maintain the service quality on a satisfying level. This research gives solution on availability of a complete and economical network procedure monitoring system.
The network procedure monitoring system software consists of two main parts, which are the Network Monitoring and the Analyzer. The Network Monitoring functions are acquiring procedure data, such as idle, call setup, handover and location update, displaying the data real time, and storing it in the database. The Analyzer functions are loading the network identity data from database, analyzing, and displaying it in a user friendly display.
The research has succeeded in designing a network procedure monitoring system software. And after several test, the software performance was good. Procedure data such as all events, critical events, and statistic were displayed accurately. The Network Monitoring only displayed idle, call setup, handover, and location update procedures, so there are still some room for improvement like acquiring a more detail data.
x
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga tugas akhir dengan judul “Sistem Pemantauan Prosedur
Jaringan GSM” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak
pihak yang telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga
tugas akhir ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang tercinta atas doa, kesabaran dan dukungan baik
secara moral ataupun materi.
2. Kedua adikku Groho dan Johan atas dukungan dan pengertiannya.
3. Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar membimbing, memberi semangat dan saran yang membantu
penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
4. Seluruh dosen teknik elektro dan laboran yang telah banyak memberikan
pengetahuan kepada penulis selama kuliah.
5. Seluruh teman dan sahabat atas segala dukungan dan bantuan.
6. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan,
bimbingan, kritik dan saran.
Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
xi
Yogyakarta, November 2007
xii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR TABEL ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Batasan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
1.5. Metodologi Penelitian ... 4
1.5.1. Menentukan Model Sistem ... 4
xiii
2.1. Teknologi Komunikasi Bergerak ... 7
2.2. GSM Overview ... 9
2.2.1. Definisi GSM ... 9
2.2.2. Spesifikasi Teknis GSM ... 9
2.2.3. Arsitektur Jaringan GSM ... 12
2.2.3.1. Mobile Station ... 12
2.2.3.2. Base Station Sub-System ... 13
2.2.3.3. Network Sub-System ... 14
2.2.3.4. Operation and Support System ... 14
2.2.4. Kanal pada Jaringan GSM ... 14
2.2.5. Signalling Protocolpada Jaringan GSM ... 16
2.3. Prosedur pada Jaringan GSM ... 18
2.3.1. Turn Off to Idle Mode ... 18
2.3.2. Call Setup ... 19
2.3.3. Handover ... 28
2.3.3.1. DefinisiHandover ... 28
2.3.3.2. Tipe – TipeHandover ... 28
2.3.3.3. Prosedur dalamHandover ... 29
2.3.4. Location Updating ... 35
xiv
2.5.1. Pop-Port ... 47
2.5.2. Universal Serial Bus ... 49
2.6. Visual Basic ... 52
2.5.1. DefinisiVisual Basic ... 52
2.5.2. Integrated Development Environment (IDE) Visual Basic ... 53
2.5.3. Property,Method danEventdalamVisual Basic ... 55
BAB III PERANCANGAN ... 57
3.1. Algoritma Perancangan ... 57
3.1.1. Algoritma PerancanganNetwork Monitoring ... 57
3.1.2. Algoritma PerancanganAnalyzer ... 58
3.2. Perancangan Diagram Alir Program ... 59
3.2.1. Diagram Alir Menu Utama ... 59
3.2.2. Diagram AlirNetwork Monitoring ... 60
3.2.2.1. Diagram Alir Koneksi ... 61
3.2.2.2. Diagram Alir Akusisi Data Prosedur ... 62
3.2.2.3. Diagram Alir Tampilan Data Prosedur ... 64
3.2.2.4. Diagram AlirDatabase ... 65
3.2.3. Diagram AlirAnalyzer ... 66
3.2.4. Diagram AlirHelp ... 68
xv
3.3.3. TampilanAnalyzer ... 73
3.3.4. TampilanAbout ... 76
3.4. Perancangan Basis Data ... 77
3.4.1. ER Diagram ... 77
3.4.2. Relasi Antar Tabel ... 77
3.5. Perancangan Struktur Data ... 78
3.5.1. TabelTime ... 78
3.5.2. TabelProcedure ... 78
3.5.3. TabelStatistic ... 79
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 80
4.1. Tampilan Program ... 80
4.1.1. Tampilan Menu Utama ... 81
4.1.2. TampilanNetwork Monitoring ... 82
4.1.3. TampilanAnalyzer ... 83
4.1.4. TampilanHelp ... 84
4.1.5. TampilanAbout ... 85
4.2. Pengujian Program ... 86
4.2.1. Network Monitoring ... 86
4.2.1.1. PengujianIdle ... 87
xvi
4.2.2. PengujianAnalyzer ... 97
4.2.3. Pengujian Umum Program ... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107
5.1. Kesimpulan ... 107
5.2. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 109
xvii
Gambar 2.1. Sistem jaringan seluler ... 7
Gambar 2.2. Prinsip metode akses ganda (a) FDMA, (b) TDMA, dan (c) CDMA ... 8
Gambar 2.3. Frekuensiuplinkdandownlinkpada GSM 900 ... 10
Gambar 2.4. Pembagian frekuensi jaringan GSM ... 10
Gambar 2.5. Arsitektur jaringan GSM ... 12
Gambar 2.6. Kanal fisik pada GSM ... 15
Gambar 2.7. Kanal logika pada GSM ... 16
Gambar 2.8.Signalling protocolpada GSM ... 17
Gambar 2.9.Turned off to idle mode ... 18
Gambar 2.10. Prosescall setupjaringan GSM ... 20
Gambar 2.11. Prosescall setupjaringan GSM dengan tujuan membangun percakapan antara MS dan PSTN ... 21
Gambar 2.12. Empat tipehandover ... 29
Gambar 2.13. Prosedurinter MSChandover ... 31
Gambar 2.14. Diagram blok prosedurlocation updating ... 36
Gambar 2.15. Prosedurlocation updatingpada jaringan GSM ... 37
Gambar 2.16. NokiaPop-Port14pin ... 47
xviii
A-type plug) ... 50
Gambar 2.20. IDE padaVisual Basic ... 54
Gambar 2.21. Ilustrasi hubungan obyek,property, method danevent ... 56
Gambar 3.1. Algoritma perancanganNetwork Monitoring... 58
Gambar 3.2. Algoritma perancanganAnalyzer ... 58
Gambar 3.3. Diagram alir Menu Utama ... 59
Gambar 3.4. Diagram alirNetwork Monitoring ... 60
Gambar 3.5. Diagram alir Koneksi ... 61
Gambar 3.6. Diagram alir Akusisi Data Prosedur ... 63
Gambar 3.7. Diagram alir Tampilan Data Prosedur ... 65
Gambar 3.8. Diagram alirDatabase ... 66
Gambar 3.9. Diagram alirAnalyzer ... 67
Gambar 3.10. Diagram alirHelp ... 68
Gambar 3.11. Diagram alirAbout ... 68
Gambar 3.12. Rancangan tampilan Menu Utama ... 69
Gambar 3.13. Rancangan tampilanNetwork Monitoring ... 71
Gambar 3.14. Rancangan tampilanAnalyzerpemantauan prosedur jaringan GSM ... 73
Gambar 3.15. Rancangan tampilanAbout ... 76
xix
Gambar 4.3. TampilanNetwork Monitoring ... 82
Gambar 4.4. TampilanAnalyzer ... 84
Gambar 4.5. TampilanHelp ... 85
Gambar 4.6. TampilanAbout ... 86
Gambar 4.7. Koneksi antarahandsetdan PC ... 87
Gambar 4.8.Network Monitoringdalam kondisiidle ... 88
Gambar 4.9. Data – dataidle yang tersimpan dalamdatabase ... 88
Gambar 4.10.Network Monitoringdalam kondisicall setup ... 89
Gambar 4.11. Data – data prosedur yang tersimpan dalamdatabaseketika terjadicall setup... 90
Gambar 4.12.Network Monitoringdalam kondisihandover ... 92
Gambar 4.13. Data – data prosedur yang tersimpan dalamdatabaseketika terjadihandover ... 92
Gambar 4.14.Network Monitoringdalam kondisilocation update ... 94
Gambar 4.15. Data – data prosedur yang tersimpan dalamdatabaseketika terjadilocation update ... 95
Gambar 4.16. Data – datastatistic yang tersimpan dalamdatabase ... 96
Gambar 4.17. Kotak dialog pemilihdatabase padaAnalyzer ... 97
Gambar 4.18. Analyzerdengan penampilnya ... 98
xx
Gambar 4.24. Contoh kasus terjadi lebih dari satu prosedur dalam titik
posisi yang sama, (a)procedure table,(b)position table ... 104 Gambar 4.25. Contoh kasus terjadi satu prosedur dalam titik posisi yang
xxi
Tabel 3.1. TabelTime ... 78 Tabel 3.2. TabelProcedure ... 79 Tabel 3.3. TabelStatistic ... 79 Tabel 4.1. Hubungan antara parameter yang menunjukkancall setupdengan prosedurcall setupyang berhasil diakusisi ... 91 Tabel 4.2. Hubungan antara parameter yang menunjukkanhandoverdengan prosedurhandoveryang berhasil diakusisi ... 93 Tabel 4.3. Hubungan antara parameter yang menunjukkanlocation update
1
1.1. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun terakhir, evolusi teknologi komunikasi bergerak Global System for Mobile Communication (GSM) mengarah ke konvergensi berbagai layanan. Evolusi ini juga telah diikuti dengan cermat oleh beberapa operator GSM
di Indonesia. Pada tahun 2007, semua operator di Indonesia telah menerapkan
teknologi generasi ketiga (3rd Generation, 3G). Teknologi 3G yang diterapkan masih terbatas pada mobile TV, video call, dan akses internet dengan kecepatan data yang tinggi, yang secara teoritis bisa sampai 384 kbps [1].
Dalam proses evolusi ke layanan data dan format air-interface yang baru atau peningkatan kapasitas jaringan untuk mengakomodasi jumlah pelanggan baru
diperlukan perubahan jaringan GSM sampai pada penambahan sel baru dan
perubahan frequency reuse [2]. Bertambahnya jenis layanan semakin menarik jumlah pengguna yang semakin banyak. Banyaknya pengguna bisa menjadi
penyebab penurunan kualitas layanan karena adanya kemungkinan peningkatan
interferensi sinyal. Operator GSM harus menjaga kinerja jaringan pada tingkat
kualitas yang memuaskan pelanggan. Sistem drive-test yang baik untuk mengawasi dan mengukur kinerja akan membantu operator dalam menjaga
kualitas jaringan.
Sistem pemantauan prosedur jaringan GSM bisa memberikan data proses
Station (BTS). Data – data statistik proses komunikasi ini bisa mempresentasikan kualitas jaringan pada sebuah operator jaringan GSM yang meliputi uplink dan
downlink yang dilakukan oleh MS dan BTS.
Sinyaluplink dandownlink yang ditransmisikan oleh MS dari dan menuju BTS sarat membawa paket – paket informasi yang penting bagi terjaganya sistem
komunikasi yang baik. Paket – paket informasi ini dapat memberikan gambaran
tentang sistem jaringan GSM dari operator tertentu dalam melakukan location updating, handover, call request dan power control, serta bagaimana terjadinya
drop call danblock call[3-4].
Perangkat yang menyediakan sistem pemantauan prosedur jaringan GSM
telah banyak tersedia di pasaran sistem komunikasi bergerak. Produk yang cukup
banyak dipakai oleh operator di Indonesia adalah sistem pemantauan prosedur
yang mengintegrasikan pengukuran dengan Geographical Information System
(GIS) [2][5][6].
Beberapa pabrikan handset juga telah melengkapi handset GSM dengan sistem pemantauan jaringan. Sebagian besar di antaranya hanya menyediakan data
tanpa penggabungan dengan peta digital karena keterbatasan perangkat keras
(tampilan, memori, dan lain-lain) dan perangkat lunak. Sehingga sistem
pemantauan jaringan ini relatif lebih murah dibandingkan sistem yang dibahas
sebelumnya.
Penelitian ini akan memberikan solusi alternatif akan ketersediaan
perangkat pemantauan dan pengukuran kinerja jaringan GSM yang lengkap dan
peta digital, sehingga kinerja jaringan dapat diidentifikasi berdasarkan lokasi
penyebaran infrastruktur jaringan GSM. Ekonomis berarti perangkat pemantauan
dan pengukuran ini mempunyai harga yang relatif terjangkau terutama bagi
kalangan akademis di Indonesia.
1.2. Batasan Masalah
Pelaksanaan dan penyusunan karya tulis ini dibatasi oleh beberapa hal,
sebagai berikut :
a. Sistem pemantauan prosedur pada jaringan GSM akan mengambil data
statistik dari operator jaringan GSM yang berhubungan dengan ketersediaan
kanal dan keberhasilan proses komunikasi meliputi penanganan terhadap
kondisi idle, handover, location updating, call setup, drop call, dan block call.
b. Pemantauan prosedur dilakukan pada 3 operator jaringan GSM, yaitu :
TELKOMSEL, INDOSAT dan EXELCOMINDO.
c. Area pemantauan prosedur jaringan GSM adalah Yogyakarta.
d. Handset yang digunakan adalah Nokia 5110.
e. Program penampil data yang digunakan adalah Visual Basic 6.0.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem pemantauan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :
a. Membantu mempersiapkan lulusan perguruan tinggi sebagai calon-calon
profesional di bidang komunikasi bergerak dengan tambahan pengetahuan
dan pengalaman praktis dalam melakukan pemantauan dan pengukuran
kinerja jaringan GSM.
b. Menambah wawasan pembaca mengenai kinerja jaringan GSM terutama
prosedur proses komunikasi jaringan GSM di Yogyakarta.
c. Dapat menjadi acuan bagi sistem pemantauan prosedur pada jaringan
komunikasi bergerak yang lebih handal dan ekonomis.
1.5. Metodologi Penelitian 1.5.1. Menentukan Model Sistem
Model sistem untuk perancangan ditunjukkan pada Gambar 1.1. Handset
GSM menerima sinyal dari BTS dan memberikan data ke komputer. Komputer
akan mengolah data – data tentang prosedur jaringan dan membuat database
statistik proses komunikasi. Hasil pengolahan komputer akan memberikan
informasi prosedur jaringan GSM dalam tampilan yanguser frendly.
Gambar 1.1. Model sistem untuk perancangan.
Handset GSM Komputer
1.5.2. Menentukan Parameter yang Akan Diukur
Parameter yang diukur berkaitan dengan prosedur pada jaringan GSM.
Data mengenai prosedur pada jaringan GSM diukur dengan data statistik yang
berhubungan dengan ketersediaan kanal dan keberhasilan proses komunikasi
yang meliputi handover, power control, location updating, call request, drop call, danblock call.
1.5.3. Menguji Perangkat
Perangkat diuji secara bergerak di luar gedung. Pergerakan dilakukan
dengan kecepatan yang berubah-ubah di berbagai wilayah di Yogyakarta. Data
hasil akuisisi dari handset GSM harus dapat disimpan untuk ditampilkan kapanpun diinginkan. Data yang dihasilkan harus berupa data yang mengacu pada
standar GSM.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat dari
penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
BAB III : PERANCANGAN
Bab ini berisi perancangan dari sistem yang dibuat untuk
memecahkan permasalahan yang ada.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi implementasi sistem pemantauan prosedur pada
jaringan GSM, pengambilan data, penampilan data, pembahasan
dan analisis hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran – saran untuk perbaikan sistem
7
2.1. Teknologi Komunikasi Bergerak
Teknologi komunikasi bergerak adalah teknologi yang menangani
komunikasi antara Base Station (BS) dan Mobile Station (MS) dengan menggunakan sistem komunikasi yang sama yang telah ditentukan sebelumnya
[7]. Komunikasi bergerak terbentuk oleh teknologi yang disebut dengan sistem
selular, yaitu sistem yang membagi satu layanan area komunikasi bergerak dalam
bagian – bagian kecil yang disebut cell dan menempatkan satu BS untuk satucell
atau lebih, seperti tampak pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Sistem jaringan seluler [8].
Metode koneksi yang menyambungkan banyak komunikasi sekaligus disebut
dengan metode akses jamak (multiple access). Sistem komunikasi bergerak biasanya dikelompokkan berdasarkan metodemultiple access yang digunakan.
Ada 3 metode multiple access yang umum digunakan dalam komunikasi bergerak yaitu Frequency Division Multiple Access (FDMA), Time Division Multiple Access (TDMA) dan Code Division Multiple Access (CDMA) [7-8]. Gambar 2.2. memperlihatkan prinsip umum dari masing masing metoda akses ini.
FDMA adalah metoda yang membagi frekuensi dalam beberapa channel dan mengalokasikan setiapchannel tersebut untuk satu percakapan atau komunikasi.
Gambar 2.2. Prinsip metode akses ganda (a) FDMA, (b) TDMA, dan
(c) CDMA [7].
TDMA adalah metoda yang memperbesar jumlah channel dengan cara membagi lagi satu channel frekuensi dalam beberapa slot waktu (time slot) dan
power
power
power
time
time
time
frequency frequency
mengalokasikan satu percakapan pada setiap slot. Sistem komunikasi bergerak
yang menggunakan metoda akses ini di antaranya adalah GSM, Pacific Digital Cellular(PDC) Jepang dan IS-54 Amerika Utara [7].
CDMA adalah metoda yang mengalokasi satu percakapan pada setiap
channel dengan menggunakan kode tertentu pada area frekuensi yang sama. Teknik yang digunakan untuk alokasi ini adalah teknikspread spectrum. Metoda ini merupakan metoda terbaru yang cukup atraktif sehingga ada kemungkinan
komunikasi dunia di masa depan akan beralih ke CDMA.
2.2. GSM Overview 2.2.1. Definisi GSM
GSM yang pada awalnya adalah kependekan dari Groupe Spécial Mobile
merupakan standar yang diterima secara global untuk komunikasi selular digital
[9-10]. GSM berbeda dengan komunikasi bergerak generasi sebelumnya dengan
pensinyalan maupun speech channel yang menggunakan data – data digital (digital call quality). Untuk itu, GSM disebut juga dengan 2G (second generation)
mobile communication[10].
2.2.2. Spesifikasi Teknis GSM
125 kanal, yaitu 124 kanal digunakan untuk voice dan 1 kanal untuk signaling. Gambar 2.3. menunjukkan frekuensiuplinkdandownlinkpada GSM 900.
Gambar 2.3. Frekuensiuplinkdandownlinkpada GSM 900 [12].
Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi bergerak. Hal ini disebabkan
oleh pesatnya pertumbuhan jumlah pelanggan jaringan GSM. Untuk memenuhi
kebutuhan kanal yang lebih banyak, regulator GSM di Eropa mencoba
menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada frekuensi 1800 MHZ.
Gambar 2.4. Pembagian frekuensi jaringan GSM [13].
Gambar 2.4. menunjukkan pembagian frekuensi pada GSM 900, GSM
ini dikenal dengan sebutan GSM 1800. GSM 1800 menyediakan bandwidth
sebesar 75 MHz dengan lebar kanal 200 KHz. Oleh karena itu, GSM 1800
menyediakan 375 kanal.
GSM yang awalnya hanya digunakan di Eropa, meluas ke Asia dan
Amerika. Di Amerika Utara, sebelum masuknya GSM, sudah berkembang
teknologi lain yang menggunakan frekuensi 900 MHZ dan 1800 MHz, sehingga
frekuensi ini tidak dapat lagi digunakan untuk GSM. Regulator telekomunikasi
memberikan alokasi frekuensi 1900 MHZ untuk implementasi GSM di Amerika
Utara. Pada GSM 1900 ini, frekuensi yang digunakan adalah 1930-1990 MHz
sebagai frekuensi downlink dan frekuensi 1850-1910 MHz sebagai frekuensi
uplink. Spesifikasi lengkap tentang GSM 900, GSM 1800, dan GSM 1800 dapat dilihat di Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Spesifikasi GSM 900, GSM 1800 dan GSM 1900 [12].
GSM 900 GSM 1800 GSM 1900
Frekuensi Tx (Mhz) 935 – 960 1805 – 1880 1930 – 1990 Frekuensi Rx (MHz) 890 – 915 1710 – 1785 1850 – 1910
Metodemultiple access
TDMA / FDMA
TDMA / FDMA
TDMA / FDMA
Lebar per kanal 200 KHz 200 KHz 200 KHz
Jumlah maksimum
userper kanal 8 8 8
Jumlah kanal radio 125 375 300
Kecepatan transmisi 270 kbps 270 kbps 270 kbps
Bandwidth 25 MHz 75 MHz 60 MHz
2.2.3. Arsitektur Jaringan GSM
Arsitektur jaringan GSM secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Network elementdalam arsitektur jaringan GSM membentuk sebuah Public Land Mobile Network ( PLMN). Network element ini dapat dibagi menjadi Mobile Station (MS), Base Station Sub-system (BSS), Network Sub-System (NSS),
Operation and Support System (OSS) [9],[11].
Gambar 2.5. Arsitektur jaringan GSM [9].
2.2.3.1. Mobile Station
terdiri dariMobile Equipment (ME) atauhandset dan Subscriber Identity Module
(SIM) atau SIMcard.
ME adalah perangkat GSM milik pelanggan yang berfungsi sebagai
terminal transmitter dan receiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. ME diidentifikasi dengan
International Mobile Equipment Identity (IMEI) dan data IMEI ini disimpan oleh
Equipment Identity Register (EIR) untuk keperluan otentikasi.
SIM adalah sebuah smart card yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi layanan yang dimilikinya. ME tidak dapat digunakan
tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilanemergency (SOS).
2.2.3.2. Base Station Sub-System
Base Station Sub-System (BSS) pada jaringan GSM terdiri dari Base Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC). BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan
dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal komunikasi dari dan atau ke MS dan juga
menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Area cakupan BTS disebut juga dengan cell. Sebuah BTS dapat membentuk sebuah cell atau lebih, tergantung dari bentukcell yang diinginkan [9].
BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS – BTS yang secara
2.2.3.3. Network Sub-System
Yang berperan utama dalam network sub-system adalah MSC dibantu dengan HLR (Home Location Register), VLR (Visitor Location Register), AuC (Authentication Center), dan EIR (Equipment Identity Register) [9]. MSC adalah
network element central dalam sebuah jaringan GSM. Semua hubungan (voice call / transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya.
2.2.3.4. Operation and Support System
Operation and Support System (OSS) yang sering juga disebut dengan
Operation and Maintenance Center (OMC) merupakan sub system jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya [11]. Tiap-tiap network element
mempunyai perangkat OMC tersendiri. Biasanya, semua perangkat OMC
diletakan di dalam satu ruangan OMC yang terpusat.
2.2.4. Kanal pada Jaringan GSM
Ada dua jenis kanal pada jaringan GSM yaitu kanal fisik ( physical channel) dan kanal logika (logical channel) [14]. Kanal fisik adalah 8 time slot
informasi kontrol. Gambar 2.6. menunjukkan pembagian kanal fisik dalaan
jaringan GSM.
Gambar 2.6. Kanal fisik pada GSM [14].
Kanal logika adalah tipe data yang dilewatkan pada kanal fisik. Data –
data yang dilewatkan bisa berupa data traffic, data kontrol dansignalling. Kanal logika yang berbeda digunakan untuk tugas khusus yang berbeda, sehingga
informasi yang ditransmisikan kanal logika tergantung tugas khusus tersebut.
Secara umum kanal logika dibagi menjadi 3 yaituTraffic Channel(TCH), Control Channel (CCH), Cell Broadcast Channel (CBCH). Gambar 2.7 menunjukkan pembagian kanal logika dalam GSM.
TCH merupakan kanal logika yang digunakan untuk transmisi data atau
suara. TCH terdiri dari Traffic Channel Full Rate (TCH/F) dan Traffic Channel Half Rate(TCH/H).
CCH merupakan kanal logika yang digunakan untuk manajemen
Gambar 2.7. Kanal logika pada GSM [14].
CBCH merupakan kanal logika yang digunakan untuk membawa
informasi – informasidownlinkdari BTS ke MS. CBCH hanya dapat diakses oleh BTS dan merupakan komunikasi satu arah.
2.2.5. Signalling Protocolpada Jaringan GSM
Gambar 2.8. menunjukkan signalling protocol pada jaringan GSM untuk komunikasi antara MS dan MSC melewati BSS. Radio Resource Protocol (RR) merupakan protokol yang berhubungan dengan alokasi, dealokasi dan parameter –
parameter kanal radio [15]. Protokol ini penting untuk membangun semua
komunikasi antara BSS dan MS.
Mobility Management (MM) dan Circuit Mode Connection Call Protocol
(CM) terdapat di atas layer RR. MM bertanggung jawab atas admisnistrasi yang
TCH CCH CBCH
TCH/F TCH/H
BCH CCCH DCCH
FCCH SCH BCCH PCH AGCH ACCH SDCCH
Mobile transmits
BCH CCCHCCCH DCCHDCCH
FCCH SCH BCCH PCH AGCH ACCHACCH SDCCHSDCCH
Mobile transmits Base station transmits Both transmit
RACH
FCCH frequency correction channel SCH sincronization channel BCCH broadcast control channel PCH paging channel
berhubungan lokasi dan handover. CM mengatur hal – hal yang berhubungan dengancall setupdancall termination.
Gambar 2.8.Signalling protocolpada GSM [15].
Terdapat juga protokol yang digunakan antar unit yang berbeda dalam
jaringan yang bertanggung jawab terhadap pesan – pesan internal. Protokol ini
terdiri dari BTS Management Protocol (BTSM) yang melewati antarmuka Abis dan BSS Application Part (BSSAP) yang melewati antarmuka A. BSSAP terbagi menjadi BSS Management Application Part (BSSMAP) dan Direct Transfer Application Part (DTAP). Layer transport diduduki oleh protokol Signalling System 7 (SS7), Signaling Connection Control Part (SCCP), dan Message Transfer Part (MTP).
2.3. Prosedur pada Jaringan GSM 2.3.1. Turn Off to Idle Mode
Prosedur yang dilakukan saat MS dari keadaan mati sampai mode idle
ditunjukkan oleh Gambar 2.9. Ketika MS dinyalakan, MS akan mencoba
membuat hubungan dengan GSM Public Land Mobile Network (PLMN) [16]. Pembangunan hubungan ini dapat dipilih secara manual ataupun otomatis. MS
akan mencaricell yang paling cocok untuk PLMN yang dipilih dan memilih cell
yang menyediakan layanan yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan cell yang tepat, MS akan melakukan tune pada control channel cell tersebut. Proses ini biasanya disebut ETSI “camping on the cell”.
Gambar 2.9. Turned off to idle mode [12].
MS melakukan register pada registration area tempat MS berada, pada
International Mobile Subscriber Identity (IMSI) attach, dan GPRS attach. Jika MS kehilangan dukungan dari cell yang melayaninya, maka MS akan memilih ulang cell alternatif yang paling cocok dari PLMN yang dipilih dan menjadikan
cell tersebut sebagai primary cell. Jika cell yang baru berada pada registration area yang berbeda, maka LR request akan diperlukan. Jika MS kehilangan dukungan dari PLMN yang dipilih, maka PLMN yang baru akan dipilih secara
otomatis, atau indikasi bahwa ketersediaan PLMN akan diberikan kepada user
sehingga seleksi manual dapat dibuat.
2.3.2. Call Setup
Call setup merupakan proses pembangunan hubungan antara MS yang berada pada jaringan GSM dengan MS lain atau PSTN. Tujuan call setup adalah adanya percakapan antara MS dengan MS lain atau PSTN. Gambar 2.10. dan
Gambar 2.11. menunjukkan proses call setup dengan tujuan membangun percakapan antara MS dan PSTN [17].
Gambar 2.11. (a) menunjukkan Radio Resource (RR) Conection Establishment sebagai langkah paling awal dalam proses call setup. User
menginginkan panggilan ke pelanggan PSTN, kemudian user menekan nomor telepon dan tombolsend.
yang dapat digunakan secara acak tanpa koordinasi dengan MS. MS dapat
mengirim informasi melalui channel ini setiap saat ketika membutuhkan. Jika dua buah MS mengirimkan pesan melalui channel ini dalam waktu yang sama, maka pesan itu akan hilang. MS akan mendeteksi “tabrakan” melalui adanya timeout
dan mengirimkan kembali pesan tersebut setelah RACH tersedia kembali.
Pembangunan koneksi RR dilakukan dengan mengirim pesan Channel Request. Pesan ini meminta BSS untuk mengalokasikan radio resource dalam membangun koneksi RR. Kemudian, MS akan menunggu balasan dari Access Grant Channel (AGCH).
Gambar 2.10. Prosescall setupjaringan GSM [17]. RR Connection Establishment
Call Setup Enable Chipering
Mode Modify
Conversation
Call Release
Cell Mobile Network Fixed Network
Mobile Station Base Station NSS PSTN
User Mobile BSS MSC VLR PSTN
(a)
Gambar 2.11. Prosescall setupjaringan GSM dengan tujuan membangun percakapan antara MS dan PSTN [17].
Dial the called person's number
Send Button
Begin RR Connection Establishment RR Channel Request
RACH
Allocate TCH
RR IMMEDIATE ASSIGNMENT
AGCH, Radio_Resource = (TCH, Frequency, Timeslot), Time Correction, Frequency Correction
Apply the time and frequency corrections
Tune to the frequency and timeslot
RR SABM + MM CM SERVICE REQUEST
TCH, SAPI = 0
RR UA
TCH, SAPI = 0
SCCP CONNECTION REQUEST + BSSMAP COMPLETE LAYER 3 INFORMATION
SS7
BSS mengalokasikan sebuah Traffic Channel (TCH) untuk MS. Alokasi TCH ini memberikan sebuah frekuensi tertentu dan sebuah timeslot pada frekuensi tersebut. Setelah MS menerima pesan ini, MS hanya diperbolehkan
menggunakanresourcetertentu untuk berkomunikasi denganmobile network. Setelah TCH dialokasikan, BSS mengirimkan radio resource assignment
ke MS melaluichannel AGCH. Pesan ini juga mengandung perbaikan frekuensi dan slot. Perbaikan waktu memungkinkan MS untuk berkomunikasi dengan BSS hanya dalam slot tertentu dengan waktu yang akurat. Perbaikan frekuensi memperbaiki pergeseranDopplerakibat pergerakan MS.
MS menggunakan frekuensi dan pewaktuan berdasarkan pesan dari BSS.
Langkah ini diperlukan sehingga transmisi dari MS dapat mencapai BSS dengan
waktu yang akurat dan frekuensi yang tepat. MS menerima pesan melalui AGCH
dan menalaradio channeltertentu yang telah ditentukan.
Setelah menala radio channel yang telah ditentukan, MS menginisialisasi sebuah koneksi LAPm dengan BSC dengan mengirimkan pesanSet Asynchronous Balanced Mode (SABM). Pesan service request untuk MSC juga dikirimkan bersamaan dengan SABM. BSS membalas dengan Unnumbered Acknowledge
(UA) untuk melengkapi pembangunan koneksi LAPm secarahandshake.
BSS juga menerima pesan CM service request dari MS dan membentuk sebuah pesan Layer 3. BSS meneruskan pesan ini dengan SCCP Connection Request. MSC memeriksa otentikasi yang telah dilakukan pelanggan. Dalam kasus ini, jika pelanggan telah melakukan otentikasi, maka prosedur otentikasi
Cell Mobile Network Fixed Network
Mobile Station Base Station NSS PSTN
User Mobile BSS MSC VLR PSTN
(b)
Gambar 2.11. (lanjutan) Prosescall setupjaringan GSM dengan tujuan membangun percakapan antara MS dan PSTN [17].
Enable Chipering
BSSMAP CIPHER MODE COMMAND
Expect ciphered data from the mobile
RR CIPHERING MODE COMMAND
mode = CLEAR
Enable ciphering for received and transmitted data
RR CIPHERING MODE COMPLETE
mode = CIPHERED
Enable ciphering of data transmitted to the mobile
BSSMAP CIPHER MODE COMPLETE
RR Connection Establishment Completed
Call Setup
CC SETUP
Dialed Digits
CC CALL PROCEEDING
Gambar 2.11. (b) menunjukkan prosedur dalam melakukan Enable ChiperingdanCall Setup.Setelah pelanggan berhasil melakukan otentikasi, MSC menginisialisasi pengkodean pada data yang sedang dikirimkan kechannel.
Pengkodean pada radio link dilakukan dalam tiga langkah. Langkah pertama, BSS memulai mengkodekan data dari MS tetapi tetap mengirimkan data
yang belum dikodekan. Selama MS belum menginformasikan mengenai
pengkodean, semua data yang diterima oleh BSS dari MS berada dalam keadaan
error. Dalam langkah ini, BSS mengirimkan Ciphering Mode Command kepada MS. MS menerima pesan ini dari BSS berupa data yang belum dikodekan.
Langkah kedua, MS menerima pesan dan mengaktifkan pengkodean dalam
mentransmisikan dan menerima data. Aksi ini mengakibatkan data yang diterima
oleh BSS dalam keadaanerror (BSS masih mentransmisikan data dalam keadaan belum mengalami pengkodean). Jika pengkodean telah selesai diaktifkan, maka
pesan Ciphering Mode Complete ditransmisikan dalam keadaan terkode. BSS menerima pesan ini dengan penerimaan data terkode sudah diaktifkan.
Langkah ketiga, BSS mengaktifkan pengkodean saat transmisi. Setelah itu,
pengkodean akan aktif dalam dua arah yaitu penerimaan dan transmisi.
Kemudian, BSS mengirimkan pesan ke MSC, mengindikasikan bahwa mode
cipheringtelah berhasil diaktifkan.
Ketika koneksi RR telah dibangun dengan sukses, MS membangun
koneksi langsung dengan MSC. BSS hanya berfungsi untuk menghantarkan
Cell Mobile Network Fixed Network
Mobile Station Base Station NSS PSTN
User Mobile BSS MSC VLR PSTN
(c)
Gambar 2.11. (lanjutan) Prosescall setupjaringan GSM dengan tujuan membangun percakapan antara MS dan PSTN [17].
Mode Modify
Allocate
Voice circuit towards BSS
BSSMAP ASSIGNMENT REQUEST
Voice circuit
RR CHANNEL MODE MODIFY
RR CHANNEL MODE MODIFY
BSSMAP ASSIGNMENT COMPLETE
IISUP INITIAL ADDRESS MESSAGE
SS7, Dialed Digits
ISUP ADDRESS COMPLETE MESSAGE
SS7
CC ALERTING
Alerting Tone
ISUP ANSWER
CC CONNECT
CC CONNECT ACKNOWLEDGE
Connected
Conversation
Speech
MS mengirimkan pesan setup untuk membangun sebuah panggilan suara. Pesan ini mengandung nomor tujuan dan informasi lain yang berguna untuk
membangun panggilan. MSC menginformasikan bahwacall establishment sedang dalam proses. Ketika ini terjadi, MS menampilkan pesan pada layarnya yang
mengindikasikan sedang diusahakannyacall setup.
Gambar 2.11. (c) menunjukkan prosedur dalam melakukan Modify dan
Conversation. MSC mengalokasikan voice circuitpada sebuah jalur digital antara MSC dan BSS. MSC memberi informasi pada BSS tentang alokasi voice circuit.
Panggilan yang dilakukan diubah dari pensinyalan ke voice. BSS memberitahu MS tentang perubahan kevoice mode. MS membalas dengan sinyal acknowledge.
BSS merespon kembali kepada MSC. MSC membuat rute panggilan dan
meneruskan panggilan ini ke pelanggan yang ingin dihubungi.
PSTN mengindikasikan kepada MSC, bahwa PSTN telah menerima semua
digit dan pelanggan yang ingin dihubungi telah terhubung. Kemudian, MSC menginformasikan kepada MS bahwa pelanggan yang dipanggil telah terhubung.
MS menandai hal ini dengan nada sambung.
Jika pelanggan yang dipanggil menjawab panggilan, maka MSC
memberitahu MS bahwa panggilan telah dijawab. MS menampilkan bahwa
panggilan telah terhubung. Panggilan memasuki fase percakapan. Jalur
percakapan telah dibangun antara MS dan pelanggan PSTN.
Gambar 2.11. (d) menunjukkan prosedur dalam melakukan Call Release.
Ketika pengguna MS menekan tobol untuk memutuskan panggilan, MS mengirim
PSTN. Kemudian, MSC memutuskan jalur suara dan melepaskan voice circuit
antara BSS dan MSC. MSC juga memberitahu MS adanya pemutusan hubungan
ini.
Cell Mobile Network Fixed Network
Mobile Station Base Station NSS PSTN
User Mobile BSS MSC VLR PSTN
(d)
Gambar 2.11. (lanjutan) Prosescall setupjaringan GSM dengan tujuan membangun percakapan antara MS dan PSTN [17].
Call Release
End Button
CC DISCONNECT
ISUP RELEASE
SS7
Disconnect Voice Path
free
Voice circuit towards BSS
CC RELEASE
ISUP RELEASE
SS7
ISUP RELEASE COMPLETE
SS7
MSC memberitahu PSTN yang menyatakan pemutusan panggilan telah
selesai. PSTN memberitahu pemutusan panggilan telah benar – benar selesai. MS
juga mengindikasikan bahwa panggilan telah dilepaskan.
Pelepasan panggilan telah selesai, koneksi RR dilepaskan oleh MSC. BSS
menginisialisasi pelepasan RR ini dengan MS. BSS memberitahu MSC bahwa
koneksi RR telah dilepaskan. MS mengirim pesan disconnect untuk melepas koneksi LAPm. BSS menjawab pesan ini dengan pesan Unnumbered Acknowledge. Selanjutnya, BSS melepaschannel TCH dan MS kembali ke mode normal yang mengindikasikan panggilan telah selesai dilepaskan.
2.3.3. Handover
2.3.3.1. DefinisiHandover
Handover adalah proses perpindahan kanal trafik userpada saat user aktif tanpa terjadi pemutusan hubungan [18]. Penyebab handover antara lain pergerakan dari MS dan melemahnya sinyal terima dari satu sel.
2.3.3.2. Tipe – TipeHandover
Ada 4 buah tipe handover seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.12., yaitu [18]:
1. Intra-cell handover
2. Inter-cell handover
Inter-cell handover adalah pemindahan hubungan antar BTS yang berbeda dalam satu BSC.
3. MSC inter handover
MSC inter handover adalah pemindahan hubungan yang terjadi antar BSC dalam satu MSC.
4. MSC extern handover
MSC extern handover adalah pemindahan hubungan antar BTS dari MSC yang berbeda.
Gambar 2.12. Empat tipehandover [19].
2.3.3.3. Prosedur dalamHandover
Gambar 2.13. menunjukkan prosedur inter MSC handover. Ketika MS dalam keadaan aktif, MS mengirimkan laporan tentang kualitas sinyal kepada
MS
MS
BS
BS
BS
BTS
BTS
BTS
BTS
M
M
M
M
1
jaringan secara periodik melalui pesanMeasurement Report.Pesan ini dikirimkan melalui frame SACCH setiap 480 ms. Laporan pengukuran ini juga termasuk pengukuran kualitas sinyal dari semuacell tetangga. Jika MS melaporkan kualitas sinyal yang bagus, maka tidak ada aksihandoveryang diambil [20].
MS mencapai pinggir dari cell A dan melaporkan bahwa sinyal yang diterima daricell A semakin lemah. BSC A (BSC daricellA) memutuskan untuk menginisialisasikanhandoversehingga MS dilayani lebih baik olehcellyang lain. Untuk itu, BSC menganalisa laporan pengukuran dan memutuskan bahwa MS
lebih baik dilayani olehcellB.
BSC memutuskan untuk meminta sebuah handover. Sebuah daftar yang berisi semua cell yang ditargetkan diberikan ke MSC. Cell B termasuk dalam daftar cell yang ditargetkan ini. Kemudian, BSC mengaktifkan timer T7, menungguhandover commanddari MSC.
Dalam kasus ini, yang terjadi adalah sebuah inter MSC handover, sehingga MSC asal mengirimkan handover request kepada MSC yang menjadi target melalui sebuah pesan MAP/E. MSC-VLR A mulai mengaktifkan timer
untuk menunggu respon dari BSC B. MSC melewatkanhandover requestke BSC B. Sebagai akibatnya, BSC A mengidentifikasi BSC B sebagai cell target untuk
handover.
MS Location B Location A GSM
Mobile B cell B BSC
B MSC VLR
A MSC
VLR A BSC A cell
(a)
Gambar 2.13. Prosedurinter MSChandover [20].
The GSM Mobile has an active call in the A Cell.
RR MEASUREMENT REPORT
Signal Quality = GOOD
RR MEASUREMENT REPORT
Signal Quality = GOOD
The user reaches the boundary between the A Cell and B cell.
RR MEASUREMENT REPORT
Signal Quality = POOR
RR MEASUREMENT REPORT
Signal Quality = POOR
Check if handover is needed
BSSMAP HANDOVER REQUIRED
Target Cells, Origin Cell
T7
MAP/E PERFORM HANDOVER
Target Cells, Origin Cell
T101
RR MEASUREMENT REPORT
Target Cells, Origin Cell
Allocate TCH
BSC B memasukkan pesan RR Handover Command sebagai tanda
handover request acknowledgement yang dikirimkan ke MSC. RR Handover Command ini akan dikirimkan ke MS melalui BSC A. Kemudian, MSC B melewatkanhandover request acknowledgementmenuju MSC asal.
MSC asal menerima pesan ini dan menghentikantimer T101. Selanjutnya, MSC mengirimkanhandover commandke BSC A. Perintah ini dirangkum dalam RR Handover Command dari BSC asal. Timer T102 diaktifkan untuk memindai penyelesaian handover ini. Setelah handover command diterima, timer T7 dihentikan.
BSC A membangkitkan pesan RR Handover Command dari pesan BSSMAP dan mengirimkannya ke MS. Untuk itu, timer T8 diaktifkan dan menunggu umpan balik dari perintah yang diberikan ini. Jika handoverpada cell
target berhasil, maka MSC akan menginisialisasi pelepasan resource pada BSC asal.
Informasi tentang channel tujuan dibangkitkan dan MS melakukan penalaan pada channel yang ditunjuk. Setelah penalaan pada channel yang ditunjuk selesai dilakukan, MS mengirimkan pesan handover accept. Timer
T3124 diaktifkan, menunggu pesanphysical informationdari jaringan.
MS Location B Location A
Gambar 2.13. (lanjutan) Prosedurinter MSChandover [20].
BSSMAP HANDOVER REQUEST ACKNOWLEDGE
RR HANDOVER COMMAND
MAP/E PERFORM HANDOVER ACK
RR HANDOVER COMMAND
Tune to the channel specified in the handover command
RR HANDOVER ACCEPT
Access Burst, Handover Reference
T3124
RR HANDOVER ACCEPT
Access Burst, Handover Reference
BSSMAP HANDOVER DETECTED
Switch Call to new Path
RR PHYSICAL INFORMATION
MS Location B Location A GSM
Mobile B cell B BSC
B MSC VLR
A MSC
VLR A BSC A cell
(c)
Gambar 2.13. (lanjutan) Prosedurinter MSChandover [20].
T3105
RR PHYSICAL INFORMATION
Handover Reference
T3124
RR SABM
T3105
RR UA
RR HANDOVER COMPLETE
BSSMAP HANDOVER COMPLETE
MAP/E SEND END SIGNAL
T102
Release call resources in A BSC.
BSSMAP CLEAR COMMAND
T8
Release TCH
BSSMAP CLEAR COMPLETE
BSC mengirimkan physical information kepada MS. Pesan ini mengandung koreksi waktu dan koreksi frekuensi. T3105 diaktifkan, menunggu
penerimaan SABM untuk koneksi sinyal. MS menggunakan koreksi yang diterima
dan mengirimkan TCHburstpada channel. Jika handoverterjadi saat melakukan panggilan maka TCHburst ini mengandung suara dariuser,.
T3124 berhenti saat pesan physical information diterima. Kemudian, MS mengirimkan SABM untuk membangun koneksi sinyal. Penerimaan SABM
menghentikantimer T3105. BSC membalas pesan SABM ini dengan pesan UA. MS menggunakan koneksi sinyal untuk mengindikasikan bahwahandover
telah selesai. BSC meneruskan pesan handover telah selesai ke MSC. MSC baru menginisialisaikan call release pada MSC asal untuk handover. Handover telah selesai maka T102 berhenti.
Call relesaetelah selesai dan koneksi RR dilepaskan oleh MSC.TimerT8 berhenti karena resource yang ada pada BSC asal telah dilepaskan. BSS menginformasikan pada MSC bahwa koneksi RR telah dilepaskan. MSC asal
mengirimkan sinyalendpada MSC baru. Handovertelah sepenuhnya berhasil.
2.3.4 Location Updating
Prosedur untuklocation updatingdalam jaringan GSM ditunjukkan dalam Gambar 2.14. dan Gambar 2.15. Gambar 2.14. menunjukkan diagram blok proses
Gambar 2.14. Diagram blok prosedurlocation updating[21].
Gambar 2.15. (a) menunjukkan prosedure yang terjadi saat MS mencapai
batas cell A-1 dan cell A-2. MS mulanya berada di cell A-1. Selama idle, MS tetap menjaga pengawasan terhadap frekuensi yang digunakan pada primary cell
dancell tetangganya. MS mengukur kekuatan sinyal untuk melihat kemungkinan pergantianprimary cell. Kekuatan sinyal dariBroadcast control Channel(BCCH) akan selalu diawasi untuk memilihcellterbaik [21].
GSM Mobile reaches A1 Cell -A-2 Cell boundary
RR Connection Setup GSM Mobile reachesA2 Cell
-B Cell boundary
GSM Location Update Procedure
Authenticate subscriber
Enable Ciphering
MS Location B GSM
Gambar 2.15. Prosedurlocation updatingpada jaringan GSM [21].
BCCH dariprimary cellterus diawasi kekuatan sinyalnya. BCCH daricell
tetangga juga diawasi untuk melihat cell yang mempunyai kekuatan sinyal yang lebih baik. Misal dalam kasus ini, MS mencapai perbatasan antara cell A-1 dan
A-1 is the primary cell
GSM Mobile reachesA-1 Cell - A-2 Cell boundary
Monitor the Signal Strength = Good
BCCH
Location Area =A, Signal Strength = Great
A-2 is the primary cell
Skip Location update as the location area for the old cell (A-1) and the new cell (A-2) is the same
cell A-2.MS menemukan kualitas sinyal dari A-2celllebih baik daripada A-1cell
sehingga MS menggunakan A-2cellsebagaiprimary cell.
Primary cell telah berubah. MS memeriksa Location Area (LA) daricell
yang lama dan cell yang baru. MS menemukan LA yang sama dari kedua buah
cellsehingga tidak diperlukanlocation updating.
Gambar 2.15. (b) menunjukkan prosedur yang terjadi saat MS mencapai
batascell A-2 dan cell B. Cell B memancarkan sinyal dengan kualitas lebih baik dari pada cell A-2, sehingga cell B diambil sebagaiprimary cell. LA yang baru dengan LA yang lama berbeda. Untuk itu, MS menginisialisasikan prosedur untuk
Location Area Update. MS membangun sebuah koneksi RR dan mengirimkan
location updatekepada jaringan. Kemudian,Radio channeldiberikan pada MS. Gambar 2.15. (c) dan Gambar 2.15. (d) menunjukkan prosedur location update pada jaringan GSM. MS menala radio channel yang diberikan dan mengirim SABM untuk menginisialisasi koneksi radio. BSC menerima location updatedengan SABM ini. Permintaanlocation updatediteruskan ke MSC dengan pesan BSSMAP Complete Layer 3 Information. Pembangunan koneksi RR telah selesai dan MSC mengirimkan UA setelah menerima SABM.
MSC menemukan LA yang lama ditangani oleh MSC yang berbeda.
Untuk itu, MSC menghubungi HLR. MSC VLR B tidak menemukan TMSI dalam
database sehingga MSC VLR menggunakan Location Updating Indicator (LAI) lama untuk mendapatkan alamat dari MSC VLR asal. Pesan dikirimkan ke MSC
MS Location B
Gambar 2.15. (lanjutan) Prosedurlocation updatingpada jaringan GSM [21].
MSC VLR A menyediakan IMSI sesuai dengan TMSI. Walaupun
demikian, IMSI dapat didapatkan dari MS. Dalam kasus ini, pesan Location Update Request dikirimkan tanpa meminta IMSI dari MSC VLR, sehingga pesan ini digunakan untuk menentukan asosiasi antara IMSI dan TMSI.
GSM Mobile reaches A-2 Cell - B Cell boundary
BCCH
Location Area =A, Signal Strength =Good
BCCH
Location Area =B, Signal Strength = Great
MS Location B GSM
Gambar 2.15. (lanjutan) Prosedurlocation updatingpada jaringan GSM [21].
GSM Location Update Procedure
RR SABM + MM LOCATION UPDATING REQUEST
Location A TMSI, Location A LAI
SABM + MM LOCATION UPDATING REQUEST
Location A TMSI, Location A LAI
MM LOCATION UPDATING REQUEST
Location A TMSI, Location A LAI
RR UA
RR UA
Compare the old location area with the new
location area
MAP/G SEND PARAMETERS
Location A TMSI
MAP/G SEND PARAMETERS RESULT
IMSI
MAP/D UPDATE LOCATION
Update the currently serving MSC address
to the new MSC
MAP/D INSERT SUBSCRIBER DATA
MS Location B GSM
Gambar 2.15. (lanjutan) Prosedurlocation updatingpada jaringan GSM [21].
MSC mengirim pesanLocation updatekepada HLR. Pesan ini dibutuhkan karena dua alasan yaitu HLR membutuhkan pembaharuan pada rekaman data
lokasi untuk MSC yang baru dan MSC yang baru tidak mempunyai informasi
mengenai MS ini.
HLR memperbaharui rekamannya yang mengidikasikan bahwa MS
sekarang berada pada LA yang dilayani oleh MSC VLR B. Informasi tentang MS
yang baru pada MSC yang baru ini dikirimkan HLR ke MSC VLR. Pesan ini
mengandungkeyterkode 64-bit yang digunakan sebagaisession key (Kc), sebuah
Create a record for the new visiting subscriber and
store the (Kc, RAND, SRES) tuples
MAP/D INSERT SUBSCRIBER DATA RESULT
MAP/D CANCEL LOCATION
Delete the record for the old subscriber.
MAP/D CANCEL LOCATION RESULT
128-bit random challenge (RAND), dan 32-bit signed response (SRES). Parameter – parameter ini digunakan pada proses otentikasi.
Informasi tentang MS yang baru ini diperbaharui di MSC yang baru.Untuk
itu, HLR meminta MSC yang lama untuk menghapus rekaman tentang MS ini.
MSC yang lama memberi pesan jawaban kepada HLR. HLR telah memperbaharui
semua rekaman dan mengirimkan pesan kepada MSC yang baru tentang hal ini.
Gambar 2.15. (e) menunjukkan otentikasi pelanggan dan pengaktifan
chippering. MSC VLR memutuskan untuk melakukan otentikasi pada MS yang baru. Nilai RAND dari HLR dikirimkan ke MS untuk keperluan otentikasi ini.
SIM membangun algoritma GSM pada RAND dankeyKi untuk mendapatkan Kc dan SRES. MS merespon dengan mengirimkan perhitungan nilai SRES ke HLR.
Jika SRES yang didapatkan dari MS cocok dengan nilai SRES yang didapatkan
dari HLR, maka prosedur otentikasi dinyatakan berhasil.
MSC menginisialisasi pengkodean data yang dikirim pada channel. BSC mengirim ciphering mode command ke MS. Pengkodean telah selesai diaktifkan sehingga pesan ciphering mode complete dikirimkan dengan pengkodean. BSC mengirim pesan balasan ke MSC yang menyatakan bahwa pengkodean telah
selesai diaktifkan.
MSC mengirimkan pesan balik ke MS melalui BTS. Pesan ini juga
memberikan Temporary Mobile Subscriber Id (TMSI) yang baru. Selama pemberian TMSI ini dilakukan setelah pengkodean diaktifkan, hubungan antara
memberikan pesan balik ke MSC yang mengindikasikan bahwa alokasi TMSI
yang baru telah selesai.
MS Location B GSM
Database Location A
Gambar 2.15. (lanjutan) Prosedurlocation updatingpada jaringan GSM [21].
Authenticate subscriber
MM AUTHENTICATION REQUEST
RAND
Pass the RAND value to the SIM and obtain the Kc and SRES values
MM AUTHENTICATION RESPONSE
SRES
Compare the SRES reported by the mobile with the SRES obtained
from HLR
Enable Ciphering
BSSMAP CIPHER MODE COMMAND
RR CIPHERING MODE COMMAND
mode = CLEAR
RR CIPHERING MODE COMPLETE
mode = CIPHERED
BSSMAP CIPHER MODE COMPLETE
MM LOCATION UPDATING ACCEPT
Location B TMSI
Start using the new TMSI
Gambar 2.15. (f) menunjukkan proses RR connection release dalam prosedur location updating. Koneksi RR dilepaskan oleh MSC. BSC menginisialisasikan pelepasan koneksi RR kepada MS. BSC menginformasikan
kepada MSC bahwa koneksi RR telah dilepaskan. MS mengirimkan pesan
disconnectuntuk melepaskan koneksi LAPm. BSC membalas dengan pesan UA.
MS Location B GSM
Database Location A
GSM
Mobile B cell B BSC
B MSC
VLR HLR
A-1 cell
A-2 cell
A MSC VLR
(f)
Gambar 2.15. (lanjutan) Prosedurlocation updatingpada jaringan GSM [21].
2.4. Nokia Net Monitor
2.4.1. Definisi Nokia Net Monitor
Nokia net monitor adalah menu tersembunyi yang terdapat pada handset
Nokia yang memungkinkankan pengguna untuk melihat, dan dalam beberapa
kasus mengubah data – data internal hardware, sofware, dan koneksi dengan
RR Connection Release
BSSMAP CLEAR COMMAND
RR CHANNEL RELEASE
BSSMAP CLEAR COMPLETE
RR DISC
jaringan komunikasi bergerak [22]. Nokia net monitor biasanya digunakan oleh rekayasawan Nokia dan operator jaringan.
2.4.2. Nokia Net Monitor Field Test
Nokia net monitor mempunyai sejumlah “test” [22]. Setiap test adalah sebuah halaman (screen) yang berisi informasi tertentu. Beberapa test
mengandung informasi – informasi yang sangat berguna, sedangkan beberapa
diantaranya kelihatan kurang berguna kecuali bagi rekayasawan Nokia. Beberapa
hal yang dapat dilakukan dengan Nokianet monitor adalah :
- Melihat informasi tentangserving cell danneighbouring cell
- Mengunci MS ke kanal yang diinginkan
- Melihat informasi tentang kapasitas batere dan charging
- Menemukan alasan dari sebuahcall terminated
- Mengobservasi statistikhandover
- Melihat statistik panggilan
- Melihat informasi tentang SIMcard
- Melihat informasi tentang sistem operasihandset
Setiap handset Nokia yang berbeda jenis umumnya mempunyai jumlah
field test yang berbeda. Secara umum field test pada handset Nokia dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Test 01 – 19
sinyal, kualitas sinyal, informasi tentang camping, paging, dan kanal logika. Ada beberapa test yang memungkinkan pengguna untuk mengubah parameter
yang digunakan seperti penggunaan barred cell, mengontrol DTX, dan mengunci MS ke BS tertentu.
Test ini dapat memantau jaringan GSM selain jaringan GSM yang digunakan oleh MS. Hal ini dimungkinkan dengan menggunakanTest17 yaitu BTS Test dan Test 19 yaitu Change Behaviour for Barred Cells. Dimungkinkan juga untuk melakukan beberapa test tanpa mengunakan SIM
card.
b. Battery / Power Tests (Tests 20 – 23)
Test ini menunjukkan informasi umum mengenai batere yang digunakan, informasi charging, tegangan batere dan konsumsi batere yang sedang berlangsung.
c. Misc Phone Software and Status Information (Tests 30 – 39)
Test ini menunjukkan informasi tentang alasan software yang digunakan mengalamireset, memory dumpdan alasan panggilan terakhir diakhiri.
d. Layer 1/Layer 2 Statistics and Various Controls (Tests 40 -45)
Test ini menunjukkan informasi tentang statistik terjadinya handover, counter timeout,dantoggle transmitter.
e. Memory and SIM Information (Test 51 – 57)
f. Network Related Statistics (Test 60 – 66)
Testini menampilkan informasicounter reset,pengukuranserving celldan
neighbouring cell, location update counter, call counterdan SMS counter.
g. Phone Software Information (Tests 80 – 89)
Test ini menunjukkan informasi timer dan software dan hardware yang digunakan olehhandset.
2.5. Transfer Data Digital antara MS dan PC 2.5.1. Pop-Port
Antarmuka Pop-Port yang pada awalnya dibericode name Tomahawk
adalah sebuah universal plug-in-port yang tersedia pada banyak handset Nokia [23]. Pada umumnya,port ini mempunyai satu buah pin yang terbungkus logam dan terletak paling ujung, serta 13 pin lainnya yang terlindung oleh plastik. Port
ini membawa sinyal dari microphone, stereo speaker, FBus Rx/Tx atau sinyal USB, keluaran power, dan Accessory Control Interface (ACI). ACI merupakan sebuah kontrol serial dua arah untuk mengkomunikasikan handset dengan aksesoris dan dilengkapi dengan protokol kepemilikan [23 - 24]. Port ini juga digunakan untuk upgrade perangkat lunak handset dengan menggunakan kabel data USB tertentu dan Nokia Software Updater [23]. Pop-Port 14 pin dapat dilihat
pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16. (lanjutan) NokiaPop-Port14pin [24].
Pada perkembangannya, Nokia mengeluarkan handset yang semakin beragam. Pop-port berkembang seiring kebutuhan koneksi pada banyak handset
Nokia yang baru, misalnya kebutuhan koneksi denganmini-USB dan soket audio
“standar” 3.5mm. Beberapa contoh pop-port selain pop-port 14 pin ditunjukkan oleh Gambar 2.17.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 2.17. (lanjutan)Pop-port (a) Nokia 3210, (b) Nokia 5110/6110 (c) Nokia 1100/1600/2300/2600, (d) Nokia 21xx/31xx/81xx [25 – 26].
2.5.2. Universal Serial Bus
Universal Serial Bus (USB) adalah standar bus serial untuk menghubungkan perangkat, biasanya kepada komputer, namun juga digunakan di
peralatan lainnya seperti konsol permainan dan PDA [27]. USB didesain untuk
7 – BENA 8 – SGND 9 – XEAR 10 – Hook 11 – RX 12 – V_IN 1 – GND
2 – V_OUT 3 – XMIC 4 – EXT_RF 5 – TX 6 – MBUS
1 DAI CLK
2 F-Bus Rx
3 F-Bus Tx
4 Gnd
5 M-Bus
6 Vpp
7 Gnd
8 BSI
menghilangkan perlunya penambahan expansion card ke ISA komputer atau bus PCI, dan memperbaiki kemampuan plug-and-play dengan memperbolehkan peralatan-peralatan ditukar atau ditambah ke sistem tanpa perlu reboot. Ketika USB dipasang, USB langsung dikenal sistem komputer dan memproses device driver yang diperlukan untuk menjalankannya.
Ada dua tipe konektor USB yang umum digunakan yaitu tipe A dan tipe
B. Namun demikian, seiring kebutuhan koneksi yang semakin kompleks, banyak
perangkat menggunakan tipe konektor USB yang beragam. Tipe – tipe konektor
USB ditunjukkan oleh Gambar 2.18. dan Gambar 2.19.
Gambar 2.18. Konektor USB tipe A dan tipe B [27].
Gambar 2.19. Berbagai macam konektor USB (dari kiri ke kanan,micro
USBplug,mini USB plug, B-type plug, A-type receptacle, A-type plug) [28].
USB mendukung tiga macam kecepatan transmisi data, yaitu [28]:
a. Low Speed (USB 1.1, 2.0) mendukung kecepatan data 1.5 Mbits/s (187 KB/s). Kecepatan low speed banyak digunakan untuk Human Interface Device(HID) sepertikeyboard, mouse,danjoysticks.
Kaki Fungsi
1 VBUS (4.75–5.25
V)
2 3 D+
b. Full Speed (USB 1.1, 2.0) mendukung kecepatan 12 Mbits/s (1.5 MB/s).
Full Speed merupakan kecepatan data tertinggi sebelum spesifikasi USB 2.0 dikeluarkan. Peralatan Full Speed membagi bandwidth USB dengan dasarfirst-come first-served.
c. Hi-Speed (USB 2.0) mendukung kecepatan 480 Mbits/s (60MB/s)
Kecepatan data yang sedang dalam penelitian adalah Super Speed (USB 3.0) yang mendukung kecepatan data 4.8 Gbits/s (600 MB/s). Spesifikasi
USB 3.0 dikembangkan oleh Intel dan aliansinya. Kecepatan bus pada USB 3.0 sepuluh kali lebih cepat daripada USB 2.0 dengan
menggabungkan jaringanfiber-opticdan konektor tembaga tradisional. Paket data padabus USB ditransmisikan dengan cara mendahulukanLeast Significant Bit (LSB). Paket data pada USB terdiri dari data – data [27]:
a. Sync
Semua paket data diawali dengan datasync. Sync adalah data 8 bit untuk low speed dan full speed atau data 32 bit untuk high speed yang digunakan untuk sinkronisasiclock antara penerima dan pemancar. Dua bit terakhir mengindikasikan tempat dataPacket Identity(PID) dimulai. b. Packet Identity
Packet Identity (PID) adalah field untuk menandakan tipe dari paket yang sedang dikirim. Data PID berjumlah 4 bit. Supaya yakin
diterima dengan benar, 4 bit dikomplementasikan dan diulang menjadi 8