• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal Pengaruh Model Pembelajaran Coope

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "jurnal Pengaruh Model Pembelajaran Coope"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE CONCEPT SENTENCE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Alan Mutahir, Asep Darodjat1

1)Program Studi Pend. Matematika, FKIP, Universitas Islam Nusantara, Bandung, Indonesia

e-mail: darodjatasep@yahoo.com ABSTRACT

The problem in this research is the low of students' mathematics learning outcomes. One alternative learning that can be applied to improve students' mathematics learning outcomes is Sentence Concept type of Cooperative Learning model. The aims of this research were to determine the effect of Sentence Concept type of Cooperative Learning model to the students' mathematics learning outcomes and want to know the response of students for Sentence Concept type of Cooperative Learning model. The experiment was conducted in SMP 2 Cileles Lebak regency. The population in this study were all students of class VII SMP 2 Cileles Lebak regency. The sample in this study were students of class VII - A as an experimental class and class VII - B as a class controls that were randomly selected. The instruments that used are achievement test and questionnaire. In this study the data obtained are qualitative and quantitative data. Based on the analysis of learning outcomes, research concluded that Sentence Concept type of Cooperative Learning model gave positive effect to the students' learning outcomes. While based on the analysis of the questionnaire obtained a conclusion that students respon positively to the learning of mathematics by using Sentence Concept type of Cooperative Learning model.

Keywords: Sentence Concept type of Cooperative Learning model, Students' Learning Outcomes, Students' respon.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, hal ini sesuai dengan “UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Lidya, 2010). Pendidikan pertama didapat di lingkungan keluarga, kedua di lingkungan sekolah dan ketiga di lingkungan masyarakat. Di sekolah seseorang akan sepenuhnya mendapatkan pendidikan karena sekolah merupakan tempat belajar.

(2)

tiga pilar yang merupakan fondasi utama dari pendidikan, yaitu: Pemerintah, Sekolah dan Keluarga. Guru dan sekolah merupakan tumpuan harapan para orang tua, siswa, dan warga masyarakat guna memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan sifat-sifat kepribadian utama, sebagai sarana pengembangan karier, peningkatan status sosial, dan bekal hidup lainnya di dunia kini dan di akhirat nanti.

Mengingat begitu pentingnya pendidikan maka hendaklah seorang guru memperhatikan keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan melalui penguasaan tujuan pembelajaran oleh siswa, tujuan pembelajaran dikatakan berhasil jika perubahan yang terjadi pada siswa akibat dari belajar.

Belajar menurut Gagne (Suprijono, 2009: 2) adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Belajar dikatakan berhasil jika ada perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Menurut Suprijono (2009: 2) “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah menurut Benyamin Bloom (Sudjana, 2010:22), yaitu: (a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; (b) Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi; (c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana, 2010:23).

Keberhasilan hasil belajar matematika dapat tercapai jika dilakukan dengan sungguh-sungguh mengatasi hambatannya. Adanya hambatan dalam tercapainya keberhasilan hasil belajar matematika seperti masih kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika yang mengakibatkan siswa tidak berperan aktif dalam pembelajaran.

(3)

menjadi seorang penceramah sehingga berakibat dalam suasana belajar tidak ada interaksi antara guru dan siswa.

Dari permasalahan rendahnya hasil belajar siswa, maka perlu upaya untuk menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran serta menumbuhkan interaksi antara siswa dan guru, sehingga siswa pun akan lebih memaknai pembelajaran dan hasil belajar bisa meningkat. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan jawaban untuk menyelesaikan permasalahan rendahnya hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence.

Tindaon (2012) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran Concept Sentence merupakan pembelajaran yang lebih mengarah pada interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Model ini merupakan bagian dari kelompok model pengajaran sosial. Kelompok model pembelajaran sosial, sebagaimana dengan namanya, menitikberatkan pada karakter sosial, bagaimana setiap individu mempelajari tingkah laku sosial, dan bagaimana interaksi sosial tersebut dapat mempertinggi hasil pencapaian pembelajaran akademik. Hampir semua penggegas teori percaya bahwa peran utama pendidikan adalah untuk mempersiapkan warga negara yang akan mengembangkan tingkah laku demokratis yang terpadu, baik dalam tataran pribadi maupun sosial serta meningkatkan taraf kehidupan yang berbasis demokrasi sosial proaktif”.

Keunggulan dari model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence menurut Tindaon (2012) bahwa antara; (a) guru dan siswa lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran; (b) interaksi proses belajar mengajar berlangsung hidup dan menciptakan karakter sosial di antara individu yang terlibat di dalamnya; (c) siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai. Hal ini akan menciptakan suasana kerjasama yang baik serta menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa yang kurang pandai untuk lebih serius dan berusaha; (d) mental dan kecakapan siswa terbangun dalam segala aspek keterampilan berbahasa; (e) lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran; (f) meningkatkan semangat belajar siswa, membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif; (g) memunculkan kegembiraan dalam belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif; (h) mendorong siswa untuk memandang susuatu dalam pandangan yang berbeda, memunculkan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik.

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen pada dua kelas dengan perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional sebagai perlakuan. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sugiyono (2012: 116), desain Non-equivalent Control Grup Design sebagai berikut:

O1 X O2 O 3 O4 Keterangan:

O : Pretest/ posttest hasil belajar

X : Perlakuan, kelompok atas sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen tes dan instrumen non tes. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes tertulis yakni pretest dan posttest, pretest diberikan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan posttest diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah mendapatkan pembelajaran. Tes yang digunakan berbentuk uraian atau essay, dengan menggunakan tes uraian, dapat dilihat proses berpikir, ketelitian, dan sistematika pola jawaban melalui langkah-langkah penyelesaian soal serta dapat mengetahui kesulitan yang dialami siswa, sehingga memungkinkan dilakukannya perbaikan. Analisis data kuantitatif dari pretest dan posttest hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kontrol di analisis dengan uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Uji-t dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence terjadap hasil belajar matematika siswa.

(5)

untuk pernyataan negatif, jawaban: Sangat Setuju (ST) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor (2), Tidak Setuju (TS) diberi skor (3), Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Setelah dianalisis, kemudian dilakukan interpretasi kriteria respon siswa menurut Suherman dan Sukjaya (1990: 235) adalah: (1) rerata skor ≥ 3 = respon positif, (2) rerata skor < 3 = respon negatif”.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari analisis data hasil belajar awal kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata dan deviasi standar yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1: Nilai Rata-rata dan Deviasi Standar Pretest Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas Rata-Rata Deviasi Standar

Eksperimen 38,78 7,21

Kontrol 38,92 8,69

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh nilai rata-rata 38,78 untuk kelas eksperimen dengan deviasi standar 7,21 dan nilai rata-rata 38,92 untuk kelas kontrol dengan deviasi standar 8,69.

Untuk melihat keberartian perbedaan rata-rata nilai hasil pretest dilakukan uji perbedaan rata-rata yaitu uji-t. Syarat-syarat untuk uji-t, yaitu populasinya berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji normalitas kedua kelas disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2: Hasil Uji Normalitas Pretest

Kelas Shapiro-Wilk Keterangan

df Sig.

Eksperimen 41 0,119 Normal Kontrol 41 0,068 Normal

Berdasarkan Tabel 2 untuk kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi 0,119. Hal ini berarti data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal. Sama halnya dengan kelas kontrol, berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi 0,068 yang berarti data pretest kelas kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas data pretest diketahui kedua sampel berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas kedua kelas disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3: Hasil Uji Homogenitas Pretest

Kelas N Based on Mean Keterangan

(6)

Eksperime

n 41

Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa nilai signifikansinya adalah 0,172 > 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan varians secara signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sehingga memenuhi syarat untuk melakukan uji perbedaan dua rata-rata.

Hasil uji perbedaan dua rata-rata pretest disajikan pada Tabel 4. Tabel 4: Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest

Kelas N t df Sig. (2-tailed) Keteranga

n

Kontrol 41

-0,08

3 80 0,934

H0

diterima

Eksperimen 41

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh nilai signifikansi 0,934 > 0,05. Berdasarkan kriteria pengujiannya bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal secara signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama.

Hasil posttest dilakukan untuk mengukur hasil belajar matematika setelah diberikan perlakuan (treatment), yaitu siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Diperoleh nilai rata-rata dan deviasi standar yang terlihat pada tabel 5.

Tabel 5: Nilai Rata-Rata dan Deviasi Standar Posttest Hasil Belajar Matematika Kelas Rata-Rata Deviasi Standar Eksperimen 86,29 4,41

Kontrol 81,07 4,24

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh nilai rata-rata 86,20 untuk kelas eksperimen dengan deviasi standar 4,41 dan nilai rata-rata 81,07 untuk kelas kontrol dengan deviasi standar 4,24.

Untuk melihat keberartian perbedaan rata-rata nilai hasil Posttest dilakukan uji perbedaan rata-rata yaitu uji-t. Syarat-syarat untuk uji-t, yaitu populasinya berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji normalitas kedua kelas disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6: Hasil Uji Normalitas Posttest

(7)

Kontrol 41 0,073 Normal

Berdasarkan Tabel 6 untuk kelas eksperimen diperoleh nilai signifikansi 0,082. Hal ini berarti data posttest kelas eksperimen berdistribusi normal. Sama halnya dengan kelas kontrol, berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi 0,073 yang berarti data posttest kelas kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas data posttest diketahui bahawa kedua sampel berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas kedua kelas disajikan pada Tabel 7 .

Tabel 7: Hasil Uji Homogenitas Posttest

Kelas N Based on Mean Keterangan

Kontrol 41

0,576 H0 diterima Eksperime

n 41

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa nilai signifikansinya adalah 0,576 > 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan varians secara signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sehingga memenuhi syarat untuk melakukan uji perbedaan dua rata-rata.

Hasil uji perbedaan dua rata-rata posttest disajikan pada Tabel 8. Tabel 8: Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest

Kelas N t df Sig. (2-tailed) Keterangan

Kontrol 41 5,455 80 0,000 H0

ditolak

Eksperimen 41

Berdasarkan Tabel 8 diperoleh nilai signifikansi = 0,000 < 0,05. Berdasarkan kriteria pengujiannya bahwa jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Karena H0 ditolak, maka H1 digunakan.

(8)

Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence terhadap hasil belajar siswa, maka dilakukan uji Cohen’s d. Pengujian dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2010, setelah dilakukan pengujian didapat hasil uji Cohen’s d yaitu 0,76 sesuai dengan interpretasi tinggi. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence terhadap hasil belajar matematika siswa.

Penggunaan angket pada penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi respon siswa tentang model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence. Angket ini hanya diberikan kepada kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence. Setelah dilakukan analisis angket, berikut hasil analisisnya disajikan dalam Tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9: Hasil Analisis Angket Respon Siswa

NO INDIKATOR RATA-RATASKOR SISWASIKAP

1 Respon siswa terhadap Pembelajaran

Matematika 3,04 Positif

2

Respon siswa terhadap Model Pembelajaran Cooperative tipe

Concept Sentence 3,02 Positif

3 Respon siswa terhadap soal hasil

belajar matematika 3,06 Positif

RATA-RATA 3,04 Positif

Berdasarkan Tabel 9 aspek yang menunjukkan respon siswa terhadap pembelajaran matematika adalah positif dengan rerata skor 3,04. Respon siswa terhadap model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence adalah positif dengan rerata skor 3,02, dan respon siswa terhadap soal hasil belajar matematika adalah positif dengan rerata 3,06. Dengan demikian, secara keseluruhan respon siswa terhadap angket yang telah diberikan adalah positif dengan rerata 3,04.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diketahui bahwa hasil belajar matematika pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda. Hasil tes awal siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol menunjukkan bahwa rerata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu 38,78 untuk kelas eksperimen dan 38,92 dari skor maksimum 100. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dikatakan sangat rendah.

(9)

Rerata posttest kelas eksperimen adalah 86,29, sedangkan rerata tes akhir posttest kelas kontrol adalah 81,07. Ternyata rerata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rerata kelas kontrol. yakni melihat pengaruhnya bisa dilihat dari selisih rerata posttest dengan rerata pretest, untuk kelas eksperimen yaitu 47,51. Sedangkan untuk kelas kontrol selisihnya adalah 44,89. Dilihat dari selisih antara posttest dan pretest dari kedua kelas, kelas eksperimen mendapatkan selisih yang besar dibandingkan kelas kontrol, artinya ada pengaruh dari perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence.

Dilihat dari tes awal ha sil belajar matematika siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol berbeda. Dari hasil posttest, hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar matematika kelas kontrol. Akan tetapi belum dapat dipastikan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence berpengaruh untuk memperbaiki hasil belajar matematika siswa. Maka untuk melihat besarnya pengaruh dalam pembelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil uji cohens’d, yaitu didapatkan nilai sebesar 0,76 artinya bahwa pengaruh model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence terhadap hasil belajar matematika siswa dikategorikan tinggi.

Pengaruh model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest. Sesuai dengan pendapat Tindaon (2012) bahwa Siswa di kelas eksperimen memberikan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan serta manfaat pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil analisis angket siswa yang memperlihatkan bahwa pada umumnya siswa memiih respon positif terhadap pernyataan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan serta manfaatnya. “model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence membantu siswa lebih memahami kata kunci dari materi pokok, siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai, siswa lebih terampil berdiskusi, aktif bertanya, kreatif dalam mengeluarkan ide dan pendapat, dan saling menghargai pendapat satu sama lain”.

(10)

merasa malu untuk bertanya kepada teman sekelompoknya ketika mereka merasa kesulitan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence terhadap hasil belajar matematika siswa, diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Model Cooperative tipe Concept Sentence pada pembelajaran matematika berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa. (2) Sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Concept Sentence.

DAFTAR PUSTAKA

Lidya, P.S. (2010, Mei). Resume UU SISDIKNAS Pendidikan. Juni 17, 2014.

http://lidyapuspasaripknr08.blogspot.com/2010/05/resume-uu-sisdiknas-pendidikan.html.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusumah.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel 2: Hasil Uji Normalitas Pretest
Tabel 6: Hasil Uji Normalitas Posttest
Tabel 7:  Hasil Uji Homogenitas Posttest
Tabel 9: Hasil Analisis Angket Respon Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Kesempatan Kerja, Belanja Daerah dan Investasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai F

Salah satu penyebab terjadinya KLB tersebut diduga sebagai akibat perbedaan antigenesitas antara strain vaksin yang digunakan dengan strain virus campak liar yang beredar di

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Rotasi (Perputaran) yang baru

Kinerja dari sistem pemantauan aliran cairan infus secara otomatis dengan menggunaka logika fuzzy yang telah diuji memiliki tingkat keberhasilan 96,75% dengan nilai

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa hanya variabel pengendalian dan monitoring proses dan variabel efektifitas insentif kualitas yang berpengaruh

Pajak yang terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pelayanan di hotel, pelayanan di restoran, penyelenggaraan hiburan, penyelenggaraan reklame, penggunaan

Oleh karena itu diperlukan suatu informasi pemesanan tanah makam di Pemakaman Lendang Guar yang dapat membantu petugas makam dalam pengelolaan pemakaman sehingga dapat

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.. Metode