• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN GAMES CEPAT TEPAT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN GAMES CEPAT TEPAT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN GAMES CEPAT TEPAT TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh:

DEVI ASTUTI ALAWIYAH 0902047

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN GAMES CEPAT TEPAT TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

Oleh

Devi Astuti Alawiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Devi Astuti Alawiyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DEVI ASTUTI ALAWIYAH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT DENGAN GAMES CEPAT TEPAT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Mimin Nurjhani K. M.Pd

NIP. 196509291991012001

Pembimbing II,

Any Aryani, M. Si

NIP. 197105302001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr. Riandi, M. Si

(4)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN GAMES CEPAT TEPAT TERHADAP

PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekurangan pada penelitian lain, yaitu tidak adanya pengaturan diskusi dan inovasi games. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi dan mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasy Experimental dengan desain penelitian Non-Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa SMA kelas XI IPA, dengan pengambilan sampel mengunakan teknik cluster random sampling. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan konsep kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Kualitas penguasaan konsep setelah pembelajaran pada kelas kontrol tergolong kriteria rendah dengan nilai, yaitu 0.28, sementara pada kelas eksperimen tergolong kriteria sedang dengan nilai, yaitu 0.52. Selain itu, berdasarkan persentase respon siswa melalui pemberian angket, diketahui bahwa respon kelas kontrol menunjukkan respon negatif pada beberapa aspek, sedangkan kelas eksperimen rata-rata menunjukkan respon positif. Berdasarkan hasil penelitian terbukti adanya pengaruh penerapan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi. Penerapan model TGT dengan games cepat tepat memerlukan pengaturan waktu dan penyusunan perangkat pembelajaran secara cermat agar mencapai pembelajaran optimal.

Kata Kunci: Teams Games Tournament, Penguasaan Konsep, Ekskresi.

ABSTRACT

This research caused by lack in other research, that was absence of discussion setting and games innovation. The aimed of research was to knowing application effect of learning teams games tournament with right quick games toward concept mastery of excretory system and knowing the students' responses in learn activities. This research implemented by Quasy Experimental methode within Non-Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. The students of XI grade in secondary school was choosen by cluster random sampling technique. Statistical test results showed that the average of concept mastery in experimental class are better than control class. Quality of concept mastery in control class has relatively low criterion with value is 0.28, while an experimental class has

medium criteria with value is 0.52. Furthermore, percentage of students’

(5)

games toward concept mastery of excretory system. TGT model application with right quick games required timing and nice preparation of learning tools to reach optimum of learning.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF, MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT, GAMES

E. Model Pembelajaran Konvensional (Metode Diskusi Kelompo k) ... 15

(7)

H. Alur Penelitian ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kriteria Penghargaan Tim/Kelompok ... 12

2.2 SK dan KD Pembelajaran Sistem Ekskresi ... 19

3.1 Desain Penelitian Non-randomized Pretest-Posttest Control Group Design ... 29

3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal ... 32

3.3 Kategori Validitas Butir Soal ... 33

3.4 Kategori Tingkat Kesukaran ... 34

3.5 Kategori Daya Pembeda ... 34

3.6 Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 35

3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen (Tes Penguasaan Konsep) ... 36

3.8 Kisi-kisi Angket ... 37

3.9 Kriteria Indeks Gain ... 41

4.1 Hasil Uji Statistika Data Pretest dan Posttest ... 47

4.2 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ... 47

4.3 Hasil Perhitungan Persentase Penguasaan Konsep Sistem Ekskresi ... 50

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Penempatan Siswa pada Meja Turnamen ... 10

2.2 Pergeseran Posisi pada Meja Turnamen ... 11

2.3 Struktur Ginjal ... 20

2.4 Struktur Paru-paru ... 22

2.5 Struktur Hati ... 24

2.6 Struktur Kulit ... 26

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

C.3 Rekapitulasi Jawaban Siswa pada Uji Coba Instrumen ... 247

C.3 Hasil Uji Coba ... 247

LAMPIRAN D D.1 Skor, Nilai, dan Indeks Gain Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 249

D.2 Hasil Uji Statistika Data Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 260

D.3 Hasil Uji Statistika Data Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 261

D.4 Persentase Penguasaan Konsep Pretest Kelas Eksperimen ... 253

D.5 Persentase Penguasaan Konsep Pretest Kelas Kontrol ... 254

(11)

D.7 Persentase Penguasaan Konsep Posttest Kelas Kontrol ... 256 D.8 Persentase Respon (Angket) Kelas Eksperimen ... 258 D. 9 Persentase Respon (Angket) Kelas Kontrol ... 259

LAMPIRAN E

E.1 Dokumentasi Penelitian ... 263

LAMPIRAN F

F.1Surat Izin Uji Coba Instrumen F.2Surat Izin Penelitian

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dijadikan alternatif untuk memberikan inovasi dalam pembelajaran. Model ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu memungkinkan siswa untuk meraih keberhasilan dalam belajar, melatih keterampilan, memunculkan interaksi aktif antara siswa dengan guru dalam suasana belajar yang rileks dan menyenangkan (Isjoni, 2010: 23). Menurut Isjoni (2008: 157), pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pemikiran, pandangan, dan pengalaman siswa dalam belajar berkelompok, sehingga akan membentuk satu pandangan kelompok yang utuh.

(13)

2

pembelajaran kooperatif juga dapat memacu munculnya motivasi pada masing-masing siswa untuk belajar giat dan menguasai konsep agar kelompoknya dapat berhasil dalam belajar (Slavin, 2009: 34).

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL), kegiatan belajar mengajar di sekolah cenderung masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah belum berupa pembelajaran kooperatif yang utuh karena pembelajaran hanya sekedar membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil saja. Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penilaian dalam pembelajaran merupakan penilaian kelompok dan adanya pengaturan komunikasi antar siswa dalam kelompok (Isjoni, 2008: 153). Karakteristik tersebut tidak muncul dalam pembelajaran yang ada di lapangan.

(14)

3

guru harus melakukan pengelolaan kelas selama pembelajaran berlangsung agar siswa aktif dalam pembelajaran (Taniredja et al., 2012: 72).

Materi yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem ekskresi. Materi ini dipilih karena mengandung konsep yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari yang penting untuk disampaikan agar siswa memahami bagaimana proses pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh. Pelajaran sistem ekskresi terdiri atas konsep-konsep abstrak yang cukup sulit untuk dipahami karena bergantung pada penguasaan konsep-konsep lain yang berhubungan dengan sistem ekskresi. Kesulitan tersebut seringkali menimbulkan pemahaman konsep yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Dengan model pembelajaran TGT diharapkan semua siswa memiliki penguasaan/pemahaman konsep yang sama terhadap konsep sistem ekskresi. Penguasaan konsep penting untuk diteliti karena pada umumnya penilaian terhadap keberhasilan pembelajaran diukur melalui penguasaan konsep siswa (Tekkaya et al., 2001). Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah (2011) mengenai pembelajaran TGT pada materi sistem indera yang menunjukkan bahwa pembelajaran TGT berpengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Karakteristik konsep pada penelitian tersebut sama dengan konsep sistem ekskresi, yaitu berupa konsep yang berkaitan dengan proses fisiologis, sehingga penelitian tersebut dapat menjadi acuan untuk meneliti konsep sistem ekskresi.

(15)

4

yang diajar dengan metode ekspositori. Pada penelitian-penelitian tersebut masih ditemukan beberapa kekurangan seperti belum jelasnya pemaparan peraturan dalam pembelajaran TGT, tidak adanya pengaturan diskusi kelompok, dan pada beberapa penelitian tidak memberikan inovasi pembelajaran seperti games. Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dengan menggunakan games inovatif pada pembelajaran TGT, menginspirasi peneliti untuk menggunakan games cepat tepat pada pembelajaran dengan model TGT tetapi, games tersebut tidak menggunakan smart mathematics board. Games cepat tepat dipilih untuk digunakan karena games tersebut dapat memicu siswa untuk lebih giat belajar. Selain itu, karakteristik games tidak jauh berbeda dengan karakteristik games dalam TGT yaitu terdiri atas pertanyaan-pertanyaan bernomor (Slavin, 2009: 166). Oleh karena itu, peneliti memilih melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament dengan Games Cepat Tepat terhadap Penguasaan Konsep Sistem Ekskresi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi?”

Untuk memperjelas masalah penelitian, maka rumusan masalah di atas diuraikan dalam pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat pada materi sistem ekskresi?

2. Bagaimana penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran konvensional (metode diskusi kelompok)?

3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat pada materi sistem ekskresi?

(16)

5

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah pada ruang lingkup yang akan diteliti, maka penelitian dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Penguasaan konsep yang diukur adalah penguasaan konsep siswa terhadap konsep-konsep sistem ekskresi manusia. Penguasaan konsep tersebut diukur dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda sebanyak 40 soal.

2. Cakupan materi sistem ekskresi untuk siswa SMA meliputi konsep struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi manusia dan hewan. Pada penelitian ini, materi pelajaran yang diteliti dibatasi hanya pada materi sistem ekskresi manusia (struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi manusia).

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian maka, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memperoleh informasi mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat terhadap penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi.

(17)

6

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada berbagai pihak. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan dan inovasi terhadap sistem pembelajaran di sekolah, melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana siswa aktif bekerjasama dengan siswa lain dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk mengimplementasi model teams games tournament dengan menggunakan games cepat tepat pada pembelajaran.

b. Dapat menjadi bahan acuan dalam memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru.

3. Bagi Siswa

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan penguasaan konsep terhadap materi pelajaran.

b. Dapat memberikan pengalaman berbeda dengan suasana belajar yang menyenangkan melalui games dan turnamen serta terlibat aktif dalam pembelajaran.

F. Asumsi

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 9 Bandung yang berlokasi di Jalan LMU. Suparmin 1 A Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013, yaitu selama tiga pertemuan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA (semester 2 tahun ajaran 2012/2013) SMA Negeri 9 Bandung. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Dalam sampling ini, populasi terdiri atas beberapa kelompok

atau klaster, sehingga pemilihan sampel dilakukan terhadap kelompok dan bukan terhadap individu yang terdapat dalam populasi. Kelompok atau klaster yang diperlukan diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 120).

B. Desain Penelitian

(19)

29

Tabel 3.1 Desain Non-randomized Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y1 - Y2

(Sumber: Darmadi, 2011: 184)

Keterangan:

Y1 = Pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

Y2 = Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

X1 = Menggunakan model pembelajaran teams games tournament

dengan games cepat tepat

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Quasy Experimental, karena terdapat berbagai faktor atau variabel luar yang tidak memungkinkan untuk dikendalikan dalam pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini memiliki dua kelompok sebagai subjek penelitian yaitu kelas kontrol (menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah yaitu metode diskusi kelompok) dan kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat). Subjek penelitian dipilih secara tidak random (Sugiyono, 2011: 116).

D. Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat istilah-istilah yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran, maka dari itu diberikan definisi terhadap beberapa istilah tersebut, yaitu:

(20)

30

kelainan pada alat-alat ekskresi manusia. Masing-masing anggota kelompok diberi LKS yang berbeda untuk dikerjakan, kemudian siswa berdiskusi dengan menjelaskan hasil pekerjaannya pada teman kelompoknya. Setelah berdiskusi, siswa diberi LKS baru yang harus dikerjakan secara bersama-sama dengan teman kelompoknya. Tahap ketiga adalah games, pada tahap ini siswa diberi games cepat tepat berupa kuis yang mempertandingkan kelompok yang satu dengan lainnya. Tahap keempat adalah turnamen akademik (dilakukan pada pertemuan terakhir), pada tahap ini siswa dari setiap kelompok melakukan turnamen dalam meja turnamen. Tahap kelima adalah penghargaan kelompok kepada tiga kelompok yang memiliki skor tertinggi (dilakukan setelah games cepat tepat dan setelah turnamen).

2. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran melalui metode diskusi kelompok. Model pembelajaran tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan pembelajaran. Tahap pertama yaitu siswa dijelaskan mengenai struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada masing-masing alat ekskresi manusia secara umum. Tahap kedua yaitu pembentukan kelompok secara mandiri. Tahap ketiga adalah pengaturan tempat untuk diskusi kelompok. Tahap keempat yaitu pelaksanaan diskusi kelompok, dimana siswa dalam kelompok mendiskusikan tugas berupa LKS mengenai materi sistem ekskresi manusia. Setelah kegiatan diskusi kelompok selesai, dilanjutkan dengan presentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas. Kelompok yang belum mendapat giliran presentasi bertindak sebagai audien yang diinstruksikan memberi tanggapan atas presentasi kelompok lain baik berupa pertanyaan maupun komentar. Setiap kelompok akan memperoleh giliran untuk memprsentasikan hasil diskusinya tetapi pada pertemuan yang berbeda. Tahap kelima yaitu pemberian penguatan terkait materi pembelajaran yang didiskusikan. Penguatan tersebut berupa game TTS yang berisi pertanyaan mengenai konsep-konsep sistem ekskresi manusia.

(21)

31

diperoleh siswa. Penguasaan konsep tersebut diukur dengan tes objektif yaitu soal pilihan ganda yang berjumlah 40 soal dengan lima option jawaban.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa tes objektif pilihan ganda sebagai alat yang digunakan untuk menjaring data utama. Selain itu, digunakan instrumen berupa angket untuk mengetahui respon siswa kelas eksperimen terhadap penerapan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional (metode diskusi kelompok).

1. Tes objektif

Tes objektif pilihan ganda ini digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi melalui pretest dan posttest. Tes objektif pilihan ganda yang digunakan berupa soal pilihan ganda dengan lima option jawaban. Tes objektif pilihan ganda tersebut terdiri atas 40 soal yang tercantum pada Lampiran B.2.

(22)

32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal

No. Indikator Ket. Konsep No. Soal Jumlah

2. Zat-zat yang diekskresikan tubuh Konsep yang berkaitan

dengan zat-zat ekskresi 2, 14 2

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urin 10. Struktur paru-paru (Konsep yang berkaitan

dengan paru-paru)

6 1

11. Fungsi paru-paru 24, 26 2

12. Proses pertukaran udara 22 1 13. Kelainan paru-paru 13, 27 2 14. Struktur hati (Konsep yang berkaitan

dengan hati)

5, 10, 29 3

15. Fungsi hati 21, 31 2

16. Proses pembentukan bilirubin 32 1 17. Kelainan pada hati 33, 35 2 18. Struktur kulit

(Konsep yang berkaitan dengan kulit)

28, 39 2

19. Pembentukkan dan pengeluaran

keringat 7, 25 2

20. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengeluaran keringat 37 1

21. Kelainan pada kulit 38, 40 2

Jumlah 40

Instrumen soal pilihan ganda di atas diberikan pada subjek penelitian, namun soal tersebut terlebih dahulu diujicobakan agar dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan/kevalidan suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid atau sahih jika tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012: 80). Pengukuran validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

rxy =

(23)

33

Keterangan:

rxy = koefisian korelasi = validitas butir soal

N = jumlah seluruh siswa

X = skor tiap siswa pada butir soal Y = skor total tiap siswa

∑X = jumlah skor seluruh siswa pada butir soal ∑Y = jumlah skor total seluruh siswa pada tes

Nilai validitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi menggunakan tabel kategori validitas butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,800 – 1,00 Sangat tinggi

0,600 – 0, 800 Tinggi

0,400 – 0,600 Cukup

0,200 – 0,400 Rendah

0,00 – 0,200 Sangat rendah (Arikunto, 2012: 89)

b. Uji taraf kesukaran

Indeks taraf kesukaran adalah suatu angka atau bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2012: 222).

Rumus:

(Arikunto, 2012 : 223)

Keterangan:

P = taraf kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar untuk suatu soal JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun kategori tingkat kesukaran untuk mengklasifikasi setiap instrumen tes dipaparkan pada Tabel 3.4 berikut:

(24)

34

Tabel 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < P ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Soal mudah

(Arikunto, 2012: 225)

c. Uji daya pembeda

Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana butir soal dapat membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan berkemampuan rendah (Arikunto, 2012: 228).

Rumus:

(Arikunto, 2012: 228)

Keterangan:

D = daya pembeda J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(P : indeks kesukaran)

Adapun kategori daya pembeda suatu soal tercantum pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

(25)

35

d. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui keajegan suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas tinggi apabila tes tersebut menghasilkan skor secara ajeg yaitu skor relatif stabil walaupun diberikan pada situasi yang berbeda ketika diuji ulang dan dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya (Arikunto, 2012: 100).

Rumus: r11 =

(

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi tes (akar varians)

Nilai reliabilitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi menggunakan tabel kategori reliabilitas butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Butir Soal

Batasan Kategori

(26)

36

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen (Tes Penguasaan Konsep)

No. Soal Keputusan No. Soal Keputusan

1 dibuang 31 diterima

(27)

37

2. Angket

Angket digunakan untuk memperoleh data pendukung berupa respon siswa pada kelas eksperimen terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament dengan games cepat tepat dan respon siswa pada kelas kontrol terhadap penerapan model pembelajaran konvensional (metode diskusi kelompok). Angket yang digunakan berupa angket tertutup dengan jawaban ya-tidak sebanyak 10 pertanyaan (Arikunto, 2012: 42). Adapun kisi-kisi angket dipaparkan pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket

Kegiatan pembelajaran sistem ekskresi ketika di SMP dilakukan secara berkelompok.

2. Kegiatan pembelajaran sistem ekskresi ketika di SMP dilakukan dengan menggunakan games.

Kesukaan/minat siswa dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok.

4. Kesukaan/minat siswa dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan games.

5. Keterlibatan siswa selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok.

6. Keterlibatan siswa selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan games.

Kegiatan pembelajaran secara berkelompok dapat membantu siswa memahami materi pelajaran. 8. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan games

dapat membantu siswa memahami materi pelajaran 9. Kegiatan pembelajaran secara berkelompok membuat

pembelajaran menjadi membosankan.

(28)

38

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan.

1. Tahap persiapan

a. Menentukan rumusan masalah penelitian.

b. Melakukan studi literatur terkait dengan rumusan masalah yang akan diteliti. Studi literatur tersebut meliputi kajian tentang model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran teams games tournament, games cepat tepat, penguasaan konsep, model pembelajaran konvensional (metode diskusi kelompok) dan materi sistem ekskresi manusia.

c. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.

d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran untuk pelaksanaan kegiatan penelitian.

e. Membuat instrumen penelitian (tes objektif pilihan ganda dan angket) untuk menjaring data yang diperlukan.

f. Melakukan judgment pada dosen ahli terhadap instrumen yang telah dibuat. Hal ini dimaksudkan agar instrumen yang akan digunakan benar-benar mengukur variabel penelitian.

g. Melakukan uji coba instrumen penelitian yaitu tes objektif pilihan ganda. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa yang sudah mempelajari materi sistem ekskresi.

h. Melakukan revisi instrumen penelitian. 2. Tahap pelaksanaan

a. Pemberian pretest sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Pretest dilakukan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan tes berupa tes objektif sebanyak 40 butir soal mengenai materi sistem ekskresi manusia. Pretest dilakukan pada pertemuan pertama pembelajaran. Kegiatan pembelajaran/penelitian dilakukan dalam tiga kali pertemuan.

(29)

39

sekolah yaitu model pembelajaran konvensional melalui metode diskusi kelompok, sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat. Seluruh kegiatan pembelajaran baik pada kelas kontrol maupun eksperimen dilakukan sesuai dengan RPP. Sebagian kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen dilakukan pada hari yang berbeda, dimana eksperimen melakukan pembelajaran lebih awal. Pada penelitian ini, peneliti sekaligus menjadi guru yang melaksanakan dan mengontrol seluruh kegiatan pembelajaran.

c. Pemberian posttest pada kelas kontrol dan eksperimen dilakukan setelah seluruh kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Posttest yang diberikan berupa tes objektif yang sama dengan pretest. Posttest tersebut dilakukan di akhir pembelajaran pada pertemuan ke tiga.

d. Memberikan angket pada kelas kontrol dan eksperimen setelah pemberian posttest.

3. Tahap pasca pelaksanaan

a. Mengolah dan menganalisis data pretest dan posttest siswa. b. Mengolah dan menganalisis data angket.

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis. d. Menyusun laporan penelitian.

G. Teknik Pengambilan Data dan Analisis Data

1. Teknik pengambilan data

Tahapan pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui penguasaan konsep siswa sebelum dilakukan pembelajaran. b. Memberikan perlakuan pada kelas kontrol dengan melaksanakan model

(30)

40

c. Memberikan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui bagaimana penguasaan konsep dari kedua kelompok tersebut. d. Memberikan angket pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai data

sekunder untuk mengetahui respon siswa kelas kontrol terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional melalui metode diskusi kelompok, dan mengetahui respon siswa kelas eksperimen terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat.

2. Analisis data

Analisis atau pengolahan data yang dilakukan pertama kali adalah data utama berupa tes objektif (pretest dan posttest) baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen dan kemudian data tambahan berupa angket. Data berupa nilai pretest dan posttest tersebut diolah untuk mengetahui ada tidaknya persamaan penguasaan konsep awal dan perbedaan penguasaan konsep setelah pembelajaran, baik pada kelas eksperimen maupun kontrol. Adapun tahap-tahap dari pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengolahan data tes objektif

Pengolahan data tes objektif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap data pretest, posttest, dan indeks gain. Data tersebut diperoleh dengan memberikan tes objektif pilihan ganda sebanyak 40 soal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran. Dalam hal ini kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional (metode diskusi kelompok), sedangkan pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat. Adapun langkah-langkah pengolahan data kuantitatif tersebut

adalah sebagai berikut:

(31)

41

2. Skor yang telah diperoleh kemudian diubah menjadi nilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai siswa = x 100 (Arikunto, 2012: 272)

3. Data yang diperoleh dari pretest dan posttest dihitung indeks gain-nya untuk mengetahui bagaimana kualitas peningkatan penguasaan konsep setelah diberi perlakuan. Namun, sebelumnya dihitung nilai gain terlebih dahulu untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Gain diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

gain = nilai posttest – nilai pretest

Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Indeks gain =

(Hake, 1999)

Kemudian indeks gain tersebut diinterpretasikan dengan kriteria seperti pada Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain Kriteria

g > 0,70 Tinggi 0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

(Hake, 1999)

4. Melakukan uji normalitas

Pengolahan data dengan uji normalitas dilakukan pada data nilai pretest dan posttest baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas

(32)

42

menggunakan software SPSS (Statistical Passage for Social Science) versi 16 for windows. Uji statistik yang digunakan dengan SPSS tersebut adalah uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5%. Uji Shapiro-Wilk digunakan karena jumlah sampel baik kelas eksperimen maupun kontrol lebih dari tiga puluh. Adapun rumusan hipotesis pada pengujian ini adalah:

H0 : Data pretest/posttest berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Data pretest/posttest berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah:

1)Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H0

diterima.

2)Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Apabila data yang diolah berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka analisis data dilanjutkan dengan uji homogenitas varians untuk menentukan uji parametrik yang sesuai. Namun, jika data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas varians tetapi langsung dilakukan uji perbedaan dua rata-rata (uji non-parametrik).

5. Melakukan uji homogenitas varians

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical Passage for Social Science) versi 16 for windows. Uji homogenitas dilakukan

(33)

43

H0 : Data (pretest/posttest) berasal dari dua sampel yang bervarians sama

(homogen).

H1 : Data (pretest/posttest) berasal dari dua sampel yang tidak bervarians sama

(homogen).

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1) Jika signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima

2) Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak

6. Melakukan uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol baik pada data nilai pretest maupun posttest. Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical Passage for Social Science) versi 16 for windows. Apabila data yang diolah tidak

memenuhi syarat yaitu berdistribusi normal, maka uji perbedaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji nonparametrik. Uji nonparametrik yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney. Adapun perumusan hipotesis dari pengujian data tersebut, yaitu:

H0 : Data pretest/posttest kelas eksperimen tidak berbeda signifikan dengan

data pretest/posttest kelas kontrol.

H1 : Data pretest/posttest kelas eksperimen berbeda signifikan dengan data

pretest/posttest kelas kontrol.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengambilan keputusan adalah:

1) Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H0

diterima.

(34)

44

Apabila data yang diolah memenuhi syarat yaitu berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka uji perbedaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji parametrik, yaitu uji t (Independent Samples T Test) dengan asumsi varians kedua sampel sama (homogen). Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penguasaan konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang digunakan pada uji Independent-Samples T Test ini adalah :

Ho : Rata-rata pretest/posttest kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan

dengan rata-rata pretest/posttest kelas kontrol.

H1 : Rata-rata pretest/posttest kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata

pretest/posttest kelas kontrol.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika ½ nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.

2) Jika ½ nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka Ho

diterima.

7. Menghitung persentase data pretest dan posttest.

b. Pengolahan data angket

Perolehan data melalui angket diolah dengan persentase untuk mengetahui respon siswa kelas eksperimen terhadap model pembelajaran kooperatif TGT dengan games cepat tepat dan kelas kontrol terhadap model pembelajaran konvensional (metode diskusi kelompok) yaitu dengan menggunakan rumus :

% respon siswa =

x 100%

(35)

45

H. Alur Penelitian

Pelaksanaan judment

Penyusunan proposal penelitian dan diskusi dengan dosen pembimbing

Pelaksanaan seminar proposal penelitian

Perbaikan proposal penelitian

Penyusunan instrumen penelitian dan RPP

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian

Perbaikan instrumen penelitian

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pelaksanaan penelitian

Posttest Pembelajaran dengan

model TGT Pretest

Angket

Pelaksanaan analisis data

Pembelajaran dengan diskusi kelompok

Pretest

Posttest Angket Penentuan rumusan masalah Tahap persiapan

Tahap pelaksanaan

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai data pretest menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal secara signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Selain itu, persentase penguasaan konsep data pretest kelas kontrol dan eksperimen lebih rendah dibandingkan data posttest. Namun, penguasaan konsep kelas eksperimen setelah pembelajaran menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut didukung oleh hasil analisis indeks gain yang menunjukkan kualitas penguasaan konsep kelas eksperimen setelah pelaksanaan pembelajaran lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Adapun hasil pengujian statistik data posttest menunjukkan bahwa rata-rata posttest kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata posttest kelas kontrol. Dengan kata lain, model pembelajaran TGT dengan games cepat tepat berpengaruh terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi. Hal ini didukung pula oleh analisis data angket pada kelas eksperimen yang menunjukkan respon positif terhadap penerapan model pembelajaran TGT dengan games cepat tepat. Adapun data angket kelas kontrol pada beberapa aspek menunjukkan respon negatif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran teams games tournament dengan games cepat tepat terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi.

B. Saran

(37)

72

1. Bagi calon peneliti selanjutnya yang berminat meneliti mengenai penerapan model pembelajaran TGT dengan games cepat tepat hendaknya lebih teliti dalam memperhitungkan alokasi waktu pembelajaran, karena untuk menggunakan model TGT diperlukan pengaturan waktu sebaik mungkin agar semua tahap dapat terlaksana dengan baik. Adapun alokasi waktu untuk pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (diskusi kelompok) lebih efisien, sehingga dapat diterapkan pada penelitian selanjutnya.

2. Pada penerapan model pembelajaran TGT diperlukan pembuatan soal yang cukup banyak untuk kegiatan games dan tournament serta pembuatan LKS yang beragam untuk diskusi. Adapun persiapan model konvensional yang diperlukan, yaitu pembuatan TTS sebagai games dan pembuatan LKS. Oleh karena itu, bagi calon peneliti atau para guru yang akan menerapkan model pembelajaran TGT maupun konvensional hendaknya mempersiapkan semua perangkat pembelajaran dengan cermat.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Aeni, C. (2010). “Perbedaan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Antara Siswa yang Diajar dengan Metode Diskusi Kelompok dan Siswa yang Diajar dengan Metode Resitasi”. Prospektus Jurnal Ilmiah Unirow Tuban.

8, (1), 63-68.

Alfiansyah. (2011a). Struktur dan Fungsi Hati. [Online]. Tersedia: http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/struktur-dan-fungsi-hati.html. [5 September 2013].

_________. (2011b). Struktur & Fungsi Kulit. [Online]. Tersedia: http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/struktur-fungsi-kulit-manusia.html [5 September 2013].

Ammaria, H. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Hasanuddin 6 Semarang Kompetensi Dasar Gerak pada Tumbuhan. [Online]. Tersedia: library.walisongo.ac.id. [15 Juni 2013].

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Campbell, et al. (2004). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Charlton, et al. (2005). “Educational Games: a Technique to Accelerate the Acquisition of Reading Skills of Children with Learning Disabilities”. The

International Journal of Special Education. 20, (2), 66-72.

Connor-Greene, P. A. C. & Murdoch, J. W. (2000). “Does Writing Matter? Assessing the Impact of Daily Essay Quizzes in Enhancing Student

Learning”. National Writing Across the Curriculum. 4, (1), 16-21.

Conseuegra, S. D. O. (2011). “A Cooperative Learning Approach to Encourage

Active Learning Among Biology Students at Different Levels”. Cadair [Online], 16 halaman. Tersedia:

http://cadair.aber.ac.uk/dspace/handle/2160/7505. [27 Oktober 2012]. Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

(39)

74

Efe, R., & Efe, H. A. (2011). “Using student group leaders to motivate students in cooperative learning methods in crowded classrooms”. Academic Journals.

6, (2), 187-196.

Endahwati, L. (2008). Pembelajaran Animalia yang Menyenangkan melalui Permainan. [Online]. Tersedia: http://liesendah.files.wordpress.com [15 Juni 2013].

Fadhilah, G. A. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Sistem Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Fatirul, A. N. (2008). Cooperative Learning. [Online]. Tersedia: http://trimanjuniarso.files.wordpress.com. [21 Oktober 2012].

Gunawan, R. K. (2009). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Media Permainan Kuis Cepat Tepat Menggunakan Smart Mathematics Board terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Garis Singgung Lingkaran di Kelas VIII. [Online]. Tersedia: http://lib.unnes.ac.id/12993/ [12 Juli 2013].

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. [7 Juni 2013].

Hayati, Z. (2013). Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Tutor Sebaya terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi di Sma Srijaya Negara Palembang. [Online]. Tersedia: http://www.akademik.unsri.ac.id. [15 Juni 2013].

Huda, M. (2012). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Husniyah, S. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament terhadap Penguasaan Konsep dan Tingkat Kepercayaan Siswa SMA dalam Menjawab Pertanyaan Konsep Jaringan Tumbuhan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Irpan. (2011). Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok. [Online]. Tersedia:

(40)

75

Isjoni. (2008). Model-model Pembelajaran Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____. (2010). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Koentjaraningrat. (1990). Metode Penelitian Kemasyarakatan. Jakarta: Gramedia.

Kurnadi, K. A. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 2. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Kusumaningsih, K. D. (2009). “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams-Games Tournaments (TGT) terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Biologi pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia”. Jurnal Ilmiah Exacta. 2, (1), 83-98.

Kwan, F. (2011). “Formative Assessment: The One-Minute Paper Vs. The Daily

Quiz”. Journal of Instructional Pedagogies, 5, 1-8.

Lailiyah, L. (2008). Pemberian Penguatan (Reinforcement) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa di SMP Negeri 18 Malang. [Online]. Tersedia:

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/04610024-lailatul-lailiyah.ps. [14 Agustus 2013].

Lamudin, L., et al. (2013). “Efektifitas Model TGT dalam Meningkatkan

Aktivitas dan Penguasaan Nateri”. Jurnal Bioterdidik. 1, (3).

Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Makmun, A. S. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Malau, J. (2006). Model-Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/. [11 Desember 2012].

(41)

76

Muraya, D. N., & Kimamo, G. (2011). “Effects of Cooperative Learning Approach on Biology Mean Achievement Scores of Secondary School

Students’ in Machakos Distrct, Kenya”. Academic Journals. 6, (12), 726-745.

Purbowati, T. E. (2006). Penggunaan Pendekatan Kuis Tim untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Individu dalam Kelompok Belajar Siswa Kelas 3 Akuntansi-1 di SMKN 2 Buduran Sidoarjo. [Online]. Tersedia: nasuprawoto.files.wordpress.com/2010/10/cover. [11 Januari 2013].

Rosiga, D. M. (2011). Pembelajaran Diskusi Kelas terhadap Soft Skill dan Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi di STIE Perbanas Surabaya. [Online]. Tersedia: katalog.library.perbanas.ac.id. [15 Juni 2013].

Ruhimat, T. (2012). Bahan Diskusi Model-Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/. [15 Juli 2013].

Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan FPMIPA UPI.

Safitri, R. R. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Salirawati, D. (2013) . Pengenalan Variasi Model Pembelajaran Bidang MIPA dan Bahasa. [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id. [15 Juni 2013].

Salvia, et al. (2013). Pemberian Lks Berupa Teka-Teki Silang Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid Di Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Ujungbatu. [online]. Tersedia:

http://repository.unri.ac.id/. [15 Juni 2013].

Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Saptawulan, A. (2012). Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan,Permainan Kuartet dan Pemantapan Konsep secara Mandiri melalui Blog. [Online]. Tersedia: http://www.bpkpenabur.or.id/. [15 Juni 2013].

(42)

77

Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

________ . (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Taniredja, T., et al. (2012). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Tekkaya, C., et al. (2001). “Biology Concepts Perceived as Difficult By Turkish

High School Students”. International Journal : Hacettepe Üniversitesi Eğitim Fakültesi Dergisi. 21, 145-146.

Winarto, R. T., & Sukarmin. (2012). “Penerapan Zuma Chemistry Game dengan Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) pada Materi Unsur,

Senyawa, Campuran di MTsN Surabaya II”. Unesa Journal of Chemical Education. 1, (1), 180-188.

Wyk, M. M. V. (2011). “The Effects of Teams-Games-Tournaments on

Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Students”.

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Tabel 3.1 Desain Non-randomized Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok Perlakuan
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi peristiwa alam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGATURAN SISTEM REFRIGERASI.. Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap kemampuan mengekplanasi

Kelebihan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yaitu: (1) siswa menjadi semangat dalam belajar; (2) dapat mengembangkan sikap

Objek penelitian adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament ), aktivitas dan hasil belajar materi K3 Las Oxy-Acetylene. Sumber data ada

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DILENGKAPI TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL

Dari uraian tentang latar belakang masalah, kajian teori di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pegaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran teams games tournament berbantuan powtoon berupa peningkatan hasil belajar tematik