• Tidak ada hasil yang ditemukan

Islam dan Pendidikan islam pengertian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Islam dan Pendidikan islam pengertian "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ISLAM DAN PENDIDIKAN Pendahuluan

Islam dan Pendidikan dua kata yang memiliki korelasi yang sangat kuat, karena Islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Allah SWT menegaskan bahwa derajat kemuliaan manusia itu diukur dari kualitas keimanan dan ilmu pengetahuannya sebagaimana firmanNya yang artinya: “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang-orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan” . (QS Almujadilah ayat 11)

(2)

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI Edisi ketiga ,2000, halaman 263).

Pengajaran adalah sebuah proses transformasi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh sebuah generasi kepada generasi penerusnya, atau dalam ungkapan yang lebih operasional, transformasi ilmu pengetahuan dari para pendidik kepada peserta didik.

Ayat pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW yang disampaikan oleh malaikat Jibril di Gua Hira` adalah:



















































Lima ayat tersebut di atas secara eksplisit mewajibkan kepada seluruh manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan dengan memberikan kunci-kuncinya, yaitu membaca, menulis dan melakukan penelitian.

Makna Islam

(3)

Wahyu Allah dan dibawa oleh para Nabi serta Rasul Allah. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad S.A.W., sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi (Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah/MKCHM butir ke-2). Dari pandangan tersebut maka Muhammadiyah meletakkan Islam sebagai ajaran dari Allah yang selain satu juga bersifat menyejarah dengan dibawa dan didakwahkannya oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam perjalanan sejarah umat manusia, sehingga kehadiran agama Samawi ini memang untuk rahmatan lil-‘alamin. Itulah agama Langit untuk kehidupan manusia1.

Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut:

ن

ن مم ن

ن ِّيِّييبمننلَاون ححُونن َىلنإم َاننِّينحنونأ

ن َامنكن كنِّينلنإم َاننِّينحنونأن َاننإم

ق

ن َاح

ن س

ن إمون ل

ن ِّيعمَامنس

ن إمون منِّيهمَارنبنإم َىلنإم َاننِّينحنونأ

ن ون همدمعنبن

س

ن

ننُوينون ب

ن ُوييأنون َىس

ن ِّيعمون ط

م َابنس

ن لن

ن َاون بنُوقنعنينون

َاررُوبنزن دنوونَادن َاننِّينتنآنون ننَامنِّينلنس

ن ون ن

ن ورنَاهنون

(4)

ِيذملللنَاون َاللحرُونن همللبم َىص

ن ون َامن ن

م يديلَا ن

ن مم م

ن ك

ن لن عنرنشن

َىلس

ن ُومنون منللِّيهمَارنبنإم هم بم َاننِّينللص

ن ون َالمنون ك

ن للِّينلنإم َالننِّينحنونأن

همِّيفم َاُوقنرنفنتنتن لنون ن

ن يديلَا َاُومنِّيقمأ

ن ننأن َىسنِّيعمون

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.” (As-Syura/42:13) 3)

Sedangkan Islam dalam pengertian khusus adalah; Agama yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw ialah apa yang diturunkan Allah di dalam Al-Qur'an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia dunia dan akhirat.

ن

ن ييِيدنوو َىد

و ييههللِابن ههلوُوييس

ه رو ل

و ييس

و رلأ

و ِيذنللا ُووهه

ه

و ر

ن ييك

و ُولييلووو هنللكه ننِيدللا َىلوعو ههروهنظ

ل يهلن ق

ل ح

و للا

ن

و ُوك

ه رنشلمهللا

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai” (QS At-Taubah/9:33)

4)

(5)

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS Al-Anbiya`/21/107).5

Di dalam Al-Qur`an terdapat tiga ayat secara eksplisit yang nenegaskan bahwa Islam adalah agama yang diridhai Allah SWT, agama yang sempurna dan tidak agama lain yang diterima Allah selain Islam, sebagai berikut:

َاملنس

ن لن

م َا هملنلَا دنننعم ن

ن يديلَا ن

ن إم

Sungguh agama yang diridlai di sisi Allah adalah agama Islam” (QS Ali Imran/3:19) 6)

هنللننمم ل

ن للبنقنين ن

ن لنفن َانريدم َام

م لنس

ن لن

م َا رنِّينغن غمتنبنين ن

ن منون

نيرمس

م َاخ

ن لنَا ن

ن مم ةمرنخملنَا ِيفم ُونهنون

“Barangsiapa yang mencari agama lain selain Islam maka ia tidak akan diterima dan kelak di akhirat tergolong orang-orang yang merugi” (QS Ali Imran/3:15) 7)

Dalam surat Al-Ma'idah:3 Allah juga menegaskan:

م

ن للك

ن ِّينلنعن ت

ن للمنمنتنأ

ن ون منكنننيدم منكنلن تنلنمنكنأن َامنُونِّينلنَا

َانريدم َامنلنس

ن لن

م َا م

ن ك

ن لن ت

ن ِّيض

م رنون ِيتممنعننم

“Hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan bagimu nikmat-Ku dan aku telah meridlai Islam sebagai agamu untukmu”. (QS Al-Maidah/5:3)

8)

Pendidikan Dalam Perspektif Islam

(6)

Muhammad SAW adalah Rasul-Nya sebagai penyempurna

kepadanya untuk menjelaskan segala sesuatu kepada para malaikat. (QS Albaqarah/2:32) 12).

Ibnu Khaldun mempunyai pandangan bahwa ilmu pengetahuan dan pengajaran merupakan sesuatu yang natural dalam peradaban manusia. Manusia selalu berpikir dalam semua ini, dan tidak pernah terlepas dari berfikir sama sekali. Bahkan getaran pemikiran lebih ce pat dibanding kedipan mata. Lewat kegiatan berpikir inilah akan tumbuh berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian 13)

Mengenai pemikiran dan insting yang dianugrahkan Allah kepada manusia dan makhluk hidup untuk memperoleh sesuatu yan diinginkannya, maka pemikiran selalu berkeinginan memperoleh wawasan-wawasan yan tidak diketahuinya. Akibatnya manusia harus belajar dari pendahulunya yang memiliki pengetahuan yang belum diketahuinya, menambah pengetahuan dan wawasan, atau belajar dari orang yang pernah mendapatkan pengajaran dari para nabi dan Rasul, yang menyampaikan ajaran tersebut kepada orang yang ditemuinya. Dengan begitu, ia mendapatkan pengajaran tersebut dari mereka dan berusaha untuk memahami dan mengetahuinya 14).

(7)

tetapi secara singkat dapat dirumuskan sebagai berikut: Bahwa belajar merupakan perintah utama dari agama Islam. Hal itu tercermin pada ayat yang pertama kali turun surat Al 'Alaq 1-4, artinya: “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.” Membaca, secara psikologis mengandung muatan; proses mental yang tinggi, proses pengenalan (cognition), ingatan (memory), pengamatan (perception), pengucapan (verbalization), pemikiran (reasoning), daya kreasi (creativity) dan sudah barang tentu proses psikolologi.

Secara sosiologis, membaca juga mengandung muatan: proses yang menghubungkan perasaan, pemikiran dan tingkah laku seseorang dengan orang lain. Membaca juga merupakan sistem perhubungan (Communicationsystem) yang merupakan syarat mutlak terwujudnya sistem sosial. Selanjutnya penggunaan bahasa (yang tertulis dan dibaca) merupakan gudang tempat menyimpan nilai-nilai budaya yang dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.15)

Islam sangat mengutamakan membaca, menulis, ilmu dan belajar atau dalam ungkapan lain Islam mementingkan urusan pendidikan, sebagaimana Rasulullah SAW mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu pengetahuan dengan ungkapan “fariidhatun” dalam bentuk

shighat mubalaghah yang dapat diartikan sangat wajib, sebagaimana hadist beliau yang artinya: “menuntut ilmu sangat wajib (fariidhatun) atas setiap pribadi muslim baik laki-laki maupun perempuan”.

(8)

tujuannya adalah untuk memberikan catatan tentang kepentingan membaca, menulis, ilmu dan belajar 16).

Konsep Pendidikan Islami

Dalam Bahasa Arab ada beberapa istilah yang sering dpergunakan dalam pengertian pendidikan, yaitu ta’lim. Tarbiyah dan ta`dib. Namun menurut beberapa ahli pendidikan, terdapat perbedaan antara ketiga istilah itu. Ta’lim hanya berarti pengajaran, jadi lebih sempit dari pendidikan. Sedangkan kata tarbiyah yang lebih sering dipergunakan di negara-negara yang berbahasa Arab terlalu luas. Sebab kata tarbiyah juga dipergunakan untuk binatang, tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara, membela atau menternak 17).

Dr.Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. Menurut DR. Mohammad Natsir, maksud ‘didikan’ di sini ialah satu pimpinan jasmani dan ruhani yang menuju kepada kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan sesungguhnya.29

Tujuan Pendidikan Islam

(9)

merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :“Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepadaKu”. 18)

Tujuan Pendidikan menurut Al-Ghazali seperti dikutip Abudin Nata, ada dua: Pertama, tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara kepada pendekatan diri kepada Allah. Kedua, kesempurnaan insasi yang bermuara kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.Oleh karena itu sasaran pendidikan menurut Al-Ghazali adalah kesempurnaan insani di dunia dan di akhirat 19)

Baik Abdul Fatah Jalal maupun Al-Ghazali dalam hal merumuskan tujuan pendidikan Islam sepakat bahwa tujuan pendidikan harus diarahkan kepada upaya pembentukan pribadi muslim yang memiliki kesadaran dan komitmen untuk mengabdi kepada Allah dalam arti yang lebih luas, yaitu merealisasikan ajaran-ajaran Islam dalam keseluruhan hidupnya untuk mencapai kesempurnaan insani baik yang bermuara kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Kurikulum Pendidikan Islam

Attoumy As-Syahbani seperti dikutip oleh Amie Primarni dan Khairunnas dalam bukunya “Pendidikan Holistik mengatakan bahwa kurikulum dalam Pendidikan Islam menempati posisi yang amat penting. Sebagai sebuah proses yang hasilnya sudah direncanakan sebelumnya, maka pelaksanaan pendidikan juga harus memiliki acuan yang jelas. Acuan tersebut adalah kurikulum 20)

(10)

selaras dengan agama termasuk ajaran dan nilai-nilainya; (2) bersifat menyeluruh baik isi maupun kandungannya; (3) seimbang antara tujuan dan kandungannya; (4) memiliki kaitan yang erat dengan bakat, minat, kemampuan, dan kebutuhan belajar. Selain itu juga harus berkaitan dengan alam sekitar, baik fisik maupun kondisi sosial dimana pelajar itu akan interaksi dan memperoleh berbagai pegetahuan; mengapresiasi perbedaan-perbedaan individu, bakat-bakat, dan kemauan-kemauan di antara para peserta didik; (6) mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan zaman; (7) membangun hubungan yang erat antara mata pelajaran, pengalaman dan aktifitas pembelajaran. 21)

Masih menurut Amie Primarni, berbeda dengan At-Toumy As-syahbani, dalam membuat sebuah kurikulum, Al-Ghazali terlebih dahulu membagi membagi ilmu kepada tiga kategori, yaitu: (1) ilmu yang buruk, ilmu yang tidak ada manfaatnya, baik di dunia ataupun di akhirat; (2) ilmu yang terpuji dan baik yang terkait dengan peribadatan; (3) ilmu terpuji dalam kadar tertentu. Dari ketiga kelompok ilmu tersebut, Al-Ghazali membagi lagi menjadi dua bagian, sesuai dengan kepentingannya, yaitu: (1) ilmu fardhu (wajib) untuk diketahui oleh semua orang muslim, yaitu ilmu agama; (2) ilmu yang merupakan fardhu kifayah untuk dipelajari setiap muslim. Ilmu ini adalah ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan duniawi, seoerti ilmu hitung, kedokteran, teknik, ilmu pertanian dan industri. 22 )

Manajemen Pendidikan Islam

(11)

Prof. Dr. Abdul Aziz Wahab, MA menjelaskan secara yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang lebih raktis dan efektif; (4) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan obektif; (5) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi .23)

Dalam penyelengaraan tugas-tugas kepemimpinan pendidikan dalam Islam tentu tidak boleh terlepas dari prinsip-prinsip dan tuntunan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah” (QS Al-Ahzab:21) 24

(12)

urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun yang beliau ucapkan, penduduk Mekah pasti mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong; (3) Tabligh, artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang diturunkan kepada beliau, disampaikan oleh Nabi dan tidak ada satupun yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi; (4) Fathonah, artinya Cerdas. Dalam menyampai-kan ayat-ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa..25)

Manajemen dan aplikasinya dalam sebuah disain organisasi kependidikan yang tertata rapi dan kepemimpinan yang memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik serta melaksanakannya sesuai prosedur yang disepakati bersama adalah sebuah kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan Islam. Sebagaimana atsar sahabat Ali Bin Abi Thalib yang mengatakan: “Al-Haqqu bi Laa nizhaam, yughlibuhul bathilu bin-nizhaamin”, sekalipun keshahihannya dipertanyakan 26), akan tetapi dapat

dimak-nai dengan sebuah keteraturan, kerapian, kedisiplinan dan tanggung jawab dari semua orang-orang yang terlibat di dalamnya menjadi kekuatan yang luar biasa dan mampu melahirkan hasil dan pencapaian tujuan yang maksimal. “At-thariiqatu ahammu minal maddah” 27), metodologi lebih

penting dari materi. Artinya sebaik apapun materi yang akan disampaikan, akan tetapi tanpa didukung oleh metodologi yang baik, materi yang baik itu tidak akan diterima dan dipahami dengan baik.

(13)

Berbagai krisis yang dialami umat Islam di era globalisasi, dalam berbagai bidang kehidupan; pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik, teknologi, dan lainnya, menurut Abdul Hamid Sulayman, akar penyebab krisis yang dialami oleh umat ini sejatinya tidak berakar pada persoalan ekonomi, politik atau teknologi melainkan akar permasalahannya terjangkitnya umat Islam dewasa ini dengan krisis intelektualisme atau pemikiran. Meminjam bahasa Abu Sulayman disebut dengan “Crisis of thought” (Abdul Hamid Abu Sulayman, A Crisis of Muslim Mind). Sebenarnya, permasalahan krisis intelektualisme atau pemikiran ini bersumber dari pola pendidikan, karena sejatinya pemikiran adalah hasil dari sebuah pendidikan. Krisis pemikiran merupakan akibat dari problem pendidikan.28

Dr.Yusuf Qaradhawi memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. Menurut DR. Mohammad Natsir, maksud ‘didikan’ di sini ialah satu pimpinan jasmani dan ruhani yang menuju kepada kesempurnaan dan kelengkapan arti kemanusiaan dengan sesungguhnya.29

SIMPULAN

(14)

tugas kehalifahan itu serta untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat memerlukan wawasan dan ilmu pengetahuan. Sedangkan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut memerlukan proses pendidikan.

Referensi

1. Sumber:http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/

2010/01/memahami-islam-dalam-muhammadiyah.html

2. Alquran dan Terjemahan, Jakarta, Alhadi, 2015 (hal. 104)

3. Ibid halaman 484

4. Ibid halaman 192

5. Ibid halaman 331

(15)

11. Ibid halaman 6 12. Loc.cit

13.Khaldun, Terjemahan Mukaddimah Ibnu Khaldun,

Pustaka, Jakarta, 2014 hlm 792 14. Loc.cit

15. sumber:http://islamattrigonal.blogspot.com/2010/12/ pandangan-islam-tentang-pendidikan.html)

16. Kitab Tafsir Alwasiith halaman 597

17.Amie Primarni at al, Pendidikan Holisitik, Jakarta. AlMawardi Prima, 2013 (hal 111-112)

18. Sumber:https://islamiced.wordpress.com/tugas/ilmu- pendidikan-islam/pengertian-dasar-dan-tujuan-pendidikan-islam/

19.Amie Primarni at al, Pendidikan Holisitik, Jakarta. AlMawardi Prima, 2013 (hal 113)

20.Amie Primarni at al, Pendidikan Holisitik, Jakarta. AlMawardi Prima, 2013 (hal 124)

21.Amie Primarni at al, Pendidikan Holisitik, Jakarta. AlMawardi Prima, 2013 (hal 124-125)

22. Pendidikan Holistik,halaman 126

23.Aziz Wahab, Anatomi Organisasi Dan Kepemimpinan Pendidkan,Bandung, Alfabeta, 2011( halaman 133-134)

24. Wawasan Islam, halaman 58

25. http://media-islam.or.id/2011/10/30/4-sifat-nabi-shiddiq-amanah-fathonah-dan-tabligh/

26. https://arrasaail.wordpress.com/page/350/

27.

(16)

28. http://majalahgontor.net/problem-pendidikan-islam-di-indonesia

Referensi

Dokumen terkait

laporan akhir ini yang berjudul “ Aktivasi GPS Menggunakan Sensor PIR Pada Sistem Pengawas Box Kendaraan Pembawa Berkas Ujian Nasional Berbasis Arduino.. Laporan akhir ini dibuat

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingan sikap tanggung jawab dalam diri peserta didik, dan menghasilkan sebuah prototipe

Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan TPC ( Total Phenolic Content ) ekstrak kulit jeruk, mempelajari pengaruh

Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan melalui pengamatan, pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek membaca dengan penggunaan metode ceramah dan media papan

Perawat pelaksana terbanyak umur < 30 tahun, pendidikan terbanyak Akper, pada umumnya belum kawin, dan lama kerja terbanyak ≤ 6 tahun, dan hampir seluruh perawat pelaksana

Akan tetapi konstruksi-konstruksi yang menggunakan bahan beton konvensional pada umumnya mempunyai banyak kelemahan, diantaranya berat beton itu sendiri yang sangat

Oleh karena itu dalam penelitian ini saya mencoba untuk mengetahui lebih jauh tentang ekstrakulikuler Badan Dakwah Islam dalam menginternalisasikan nilai-nilai agama Islam bagi

• Untuk mengetahui nilai tegangan output optocoupler dari sensor arus pada saat motor berputar, , seperti tampak pada gambar 4.4. • Untuk mengetahui nilai arus yang dihasilkan oleh