Identifikasi
Penentuan Identifikasi
Identifikasi diperlukan untuk
mengidentifikasi, baik dalam keperluan untuk
mencari tersangka maupun korban dari suatu
peristiwa, termasuk di dalamnya adalah
peristiwa pidana.
Proses identifikasi manusia dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, dari cara yang
paling sederhana sampai cara yang lebih
Penentuan Identifikasi (lanjutan)
Menentukan identitas seorang korban tindak
pidana relatif lebih mudah bila dibandingkan
dengan penentuan identitas tersangka tindak
pidana.
Identifikasi tersangka mengandalkan
beberapa metode yang tentunya dipengaruhi
oleh beberapa faktor lain yang
Penentuan Identifikasi (lanjutan)
Ditemukannya identitas korban akan
mempermudah dalam pengembangan
penyidikan dalam rangka menemukan
tersangka, karena secara kriminologis pada
umumnya terdapat hubungan antara
tersangka dan korban.
Diketahuinya identitas korban akan
Metode Identifikasi
Terdapat 9 metode identifikasi yang
umumnya dipergunakan untuk
menentukan identitas korban atau
tersangka.
Dari 9 metode tersebut umumnya
dilakukan oleh dokter forensik, kecuali
metode daktiloskopi yang biasanya
Metode Identifikasi (lanjutan)
1. Metode Visual;
2. Pakaian;
3. Perhiasan;
4. Dokumen;
5. Medis;
6. Gigi;
7. Sidik jari;
8. Serologi;
Metode Visual
Visual adalah cara untuk melakukan identifikasi yang paling sederhana. Visual dipergunakan
untuk mengidentifikasi bagian tubuh yang masih utuh terutama wajah.
Pakaian
Pencatatan yang teliti atas pakaian, bahan yang dipakai, mode serta adanya tulisan-tulisan
seperti merek pakaian, penjahit, laundry atau inisial nama, dapat memberikan informasi yang berharga mengenai pemilik pakaian tersebut. Akan tetapi, seperti halnya metode identifikasi visual, identifikasi dengan menggunakan
Perhiasan
Cincin, anting-anting, gelang ataupun kalung yang biasa dipergunakan oleh korban maupun tersangka dapat membantu sebagai salah satu metode identifikasi.
Metode visual, pakaian dan perhiasan dapat dilakukan hanya oleh mereka yang bisa
mengenali secara visual wajah, pakaian atau
Perhiasan (lanjutan)
Penyidik atau dokter tidak dapat menggunakan metode ini kecuali terdapat pembanding,
misalnya hasil rekaman video di tempat
kejadian perkara, foto dari korban/ tersangka sebelum terjadinya tindak pidana dan lain
Dokumen
Dokumen yang berupa kartu tanda penduduk, surat izin mengemudi, paspor, kartu golongan darah, kartu sidik jari dan lain sebagainya dapat dipergunakan sebagai salah satu metode
identifikasi.
Akan menjadi mudah seandainya dokumen
Dokumen (lanjutan)
Metode dokumen akan sulit diuji validitasnya apabila tidak didukung oleh metode identifikasi lainnya.
Misalnya, dalam kecelakaan massal, pesawat terbang atau kapal tenggelam, kondisi tubuh korban sudah tidak dapat dikenali wajahnya,
yang ada hanya dokumen yang ditemukan. Pada umumnya tim DVI akan melakukan pengujian
Medis
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh atau umumnya disebut dengan otopsi diperlukan
untuk dapat memperoleh hasil identifikasi yang akurat.
Pemeriksaan fisik secara keseluruhan yang meliputi jenis kelamin, usia, tinggi badan,
Penentuan Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin tidak akan membawa masalah apabila ciri-ciri fisik masih dapat
terlihat, misalnya wajah, bentuk rambut, organ penting yang menunjukkan ciri-ciri jenis kelamin dapat diidentifikasi secara visual.
Namun, penentuan jenis kelamin akan menemui permasalahan apabila yang ditemukan adalah
Penentuan Jenis Kelamin (lanjutan)
Terdapat beberapa hal yang dapat dipergunakan dalam proses identifikasi jenis kelamin pada
kerangka manusia.
Proses identifikasi kerangka manusia untuk
menentukan jenis kelamin dapat dilakukan pada: 1. Tulang panggul;
2. Tengkorak; 3. Tulang dada;
Penentuan Jenis Kelamin (lanjutan)
Kriteria Laki-Laki Perempuan
Panggul Indeks Isichum-Pubis
lebih kecil
Indeks Isichum-Pubis
15% lebih besar
Tengkorak Supraorbita ridge, possesus mastoideus
lebih besar
Supraorbita ridge, possesus mastoideus
lebih kecil
Tulang dada Lebih lebar Manubrium sterni
melebihi separuh corpus sterni
Tulang panjang Memiliki tulang yang lebih besar, panjang dan berat, khusunya di
tulang paha
Penentuan Umur
Penentuan umur tentunya tidak bisa secara persis sama dengan kondisi ketika korban meninggal.
Penentuan umur secara visual tentu lebih mudah, walaupun terkadang terdapat beberapa kelainan pada fisik manusia yang membuat identifikasi
penentuan umur lebih sulit dari semestinya.
Untuk kepentingan forensik, perkiraan umur dibagi dalam tiga fase, yaitu bayi yang baru dilahirkan;
Penentuan Umur (lanjutan)
Penentuan umur sangat penting untuk
Identifikasi Bayi baru dilahirkan
Kriteria yang umum dipakai adalah berat badan; tinggi badan dan pusat-pusat penulangan. Tinggi badan memiliki nilai yang lebih akurat
dibandingkan dengan berat badan.
Tinggi badan diukur dari puncak kepala sampai ke tumit (metode HAASE), dapat juga diukur dari
Identifikasi Bayi baru dilahirkan
Kriteria yang umum dipakai adalah berat badan; tinggi badan dan pusat-pusat penulangan. Tinggi badan memiliki nilai yang lebih akurat
dibandingkan dengan berat badan.
Tinggi badan diukur dari puncak kepala sampai ke tumit (metode HAASE), dapat juga diukur dari
Anak-anak dan dewasa < 30 tahun
Kriteria untuk mengetahui usia dalam kelompok ini adalah terkait tentang unifikasi atau penyambungan dari tulang-tulang diaphyses (tulang panjang).
1. Persambungan speno – occipital biasa terjadi
dalam umur 17-25 tahun (pria) dan 17-20 tahun (wanita);
2. Persambungan tulang selangka dimulai usia 18 tahun dan selesai umur 30 tahun;
Dewasa lebih dari 30 tahun
Kriteria untuk mengetahui usia dalam kelompok ini adalah dengan pemeriksaan tengkorak kepala,
khususnya dalam hal penggabungan persendian-persendian tengkorak kepala.
1. Sutura sagitalis; coronarius dan lambdoideus
mulai menutup usia 20-30 tahun;
2. Sutura parieto-mastoid menutup diusia 35 tahun; 3. Sutura spheno-parental tidak akan menutup
Identifikasi Gigi
Bentuk gigi dan rahang manusia merupakan ciri
khusus dari seseorang, sedemikian khususnya tidak ada orang yang memiliki struktur gigi dan rahang
yang sama antara satu orang dengan lainnya, saudara kembar sekalipun.
Sidik Jari
Tidak ada satu orangpun didunia yang memiliki sidik jari yang sama. Kemungkinan untuk adanya kesamaan sidik jari antara satu dengan yang
lainnya adalah 1:64.000.000.000 (satu dibanding enam puluh empat milyar)
Sidik Jari
Berbeda dengan metode identifikasi
sebelumnya dimana identifikasi visual, pakaian dan perhiasan dilakukan oleh keluarga atau
orang yang mengetahui, sidik jari hanya
dilakukan oleh pihak penyidik, tidak termasuk diantaranya dokter forensik.
Pemeriksaan sidik jari (daktiloskopi) tidak
Serologi
Salah satu proses identifikasi yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi selain identifikasi medis dan gigi serta sidik jari.
Penentuan golongan darah yang diambil dari dalam tubuh korban maupun bercak yang
terdapat di tempat kejadian perkara dapat
Eksklusi
Metode ini biasanya dipakai jika korbannya masal. Ekslusi adalah metode ramalan atau
probability.
Misalnya dengan menggunakan passenger list
Daftar Bacaan
• R. Abdussalam, Forensik;
• Abdul Mun’im Idries, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik;