DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...3
1.1 Pengertian Baja...3
1.2 Baja Sebagai Bahan Struktur...3
1.3Bentuk Profil Baja...3
1.4Sifat Metalurgi Baja...4
1.5 Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan...5
1.6 Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja...6
1.7 Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja...6
1.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja...6
1.9 Dasar-dasar Perhitungan...7
1.9.1 Macam-Macam Pembebanan...7
1.9.2 Perhitungan dimensi gording...8
1.9.3 Beban berguna ...9
1.9.4 Beban angin ...9
1.9..5 Kombinasi pembebanan...10
1.9.6 Kontrol tegangan...10
1.9.7 Kontol lendutan...10
1.9.8 Perhitungan Dimensi Tracstang (Batang Tarik)...11
1.9.9 Batang Tarik...11
1.9.10 Batang Tekan...12
1.9.11 Perhitungan Gaya-gaya Batang...12
1.9.12 Cara Cremona ( Cara Grafis )...13
1.9.13 Perhitungan Sambungan...14
BAB III PERHITUNGAN RANCANGAN KUDA – KUDA...16
3.1 Perhitungan Panjang Batang...16
3.1.1 Panjang Batang Tipe Atas (A)...17
3.1.2 Menghitung Panjang Batang Tepi Atas (A)...17
3.1.3 Menghitung Batang Bawah (B)...17
3.1.4 Daftar Panjang Batang (m)...19
3.2 Perhitungan Dimensi Gording...19
3.2.1 Gording Dipengaruhi Oleh :...19
3.2.2 Mengetahui berat sendiri balok gording...20
3.2.3 Menghitung beban mati (q)...20
3.2.4 Menghitung beban berguna...21
3.2.5 Menghitung Beban Angin...21
3.2.6 Daftar Beban dan Momen...24
3.2.7 Kontrol Gording...24
3.2.8 Kontrol Terhadap Lendutan...26
3.3 Mendimensi Batang Tarik (TRACKSTANG)...27
3.4 Perhitungan Dimensi Ikatan Angin...28
3.5 Perhitungan Konstruksi Rangka Batang...31
3.6 Perhitungan Gaya Batang...34
3.7 Dimensionering Batang Kuda-kuda...35
3.8 Perhitungan Sambungan Paku Keling...40
BAB IV PENUTUP...43
4.1 Kesimpulan...43
4.2 Saran...46
DAFTAR PUSTAKA...………..………...……..47
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Baja
Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan pembersihan dalam temperatur tinggi. Besi mentah tidak dapat ditempa. Dimana pembuatan baja dengan menggunakan proses dapur tinggi dengan bahan mentahnya biji besi (Fe) dengan oksigen (O) dan bahan-bahan lainnya.
1.2 Baja Sebagai Bahan Struktur
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari baja sebagai bahan struktur adalah sebagai berikut :
1. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata.
2. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
3. Pada umumnya struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
4. Jika pemeliharaan struktur baja dilakukan dengan baik, struktur dari baja dapat bertahan cukup lama.
1.3 Bentuk Profil Baja
Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil baja yang sering dijumpai dipasaran seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji, sheet piles, pipa, rel, plat, dan kabel. Disamping itu ada profil yang bentuknya serupa dengan profil I tetapi sayapnya lebar, sehingga disebut profil sayap lebar (wide flange). Beberapa kelebihan dari wide flange, yaitu:
1. Kekuatan lenturnya cukup besar 2. Mudah dilakukan penyambungan
satu atau disebut juga profil H. Profil H ini sangat cocok digunakan untuk struktur pondasi tiang pancang.
1.4 Sifat Metalurgi Baja
Sifat metalurgi baja ini sangat berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur atau komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk struktur rangka bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sebesar 400 MPa, sedang baja struktur dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa disebut baja kekuatan tinggi (high strength steel).
Sifat –sifat Baja
sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :
Cara peleburannya
Jenis dan banyaknya logam campuran
Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :
Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai bahan penanggung konstruksi.
Dalil II
Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja dengan keteguhan tinggi,
istimewa lazimnya kurang kenyal.
Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-sifat konstruksi dapat berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu :
1. Penentuan syarat minimum harus dimuat didalam deluruh kontrak pemesanan, pembelian, atau penyerahan bahan.
3. Tuntutan yang tinggi tetapi tidak perlu benar, sebab beban tidak bernilai tinggi itu lebih mahal atau ekonomis.
4. Sifat –sifat ynag kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu sudah dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa, dibengkokan , dan lain-lain.
5. Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan dengan cara-cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan .
6. bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya harus di terapkan.
1.5 Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan 1. Profil baja tunggal
Baja siku-siku sama kaki
Baja siku tidak sama kaki (baja T)
Baja siku tidak sama kaki (baja L)
Baja I
Baja Canal
Baja
2. Profil Gabungan
Dua baja L sama kaki
Dua baja L tidak sama kaki
Dua baja I
3. Profil susun
Dua baja I atau lebih
1.6 Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja a. Pratt Truss
b. Hows Truss
c. Pink Truss
d. Modified Pink Truss
e. Mansarde Truss
f. Modified Pratt Truss
1.7 Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja Keuntungan:
1. Bila dibandingkan dengan beton maka baja lebih ringan.
2. Apabila suatu saat konstruksi harus diubah,maka bahan baja akan lebih mudah untuk dipindahkan.
3. Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi sedangkan konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi.
4. Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama.
5. Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik.
Kerugian:
1. Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada batas yang besar juga dapat merubah konstruksi.
2. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.
3. Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam melakukan pengangkutan memerlukan biaya yang besar.
4. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga ahli dan berpengalaman dalam hal konstruksi baja.
1.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja a. Baut
b. Paku keling c. Las lumer 1.8.1 Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:
1. Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling
2. Jumlah plat yang akan disambung> 5d (d diameter baut) 3. Dipergunakan untuk pegangan sementara
1.8.2 Paku keling
Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap, berarti tidak dapt dibongkar pasang. Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak boleh>6d ( diameter paku keling).Beberapa bentuk kepala paku keling:
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:
1. Las tumpul 2. Las sudut
1.9 Dasar-dasar Perhitungan
1. Perhitungan dimensi gording
2. Perhitungan dimensi batang tarik ( trackstang ) 3. Perhitungan dimensi ikatan angin
4. Perhitungan dimensi kuda-kuda 5. Perhitungan kontruksi perletakan 6. Penggambaran
1.9.1 Macam-Macam Pembebanan
Pembebanan yang digunakan pada konstruksi rangka baja (pembebanan pada kuda-kuda), terdiri dari :
a. Beban Mati
Beban penutup atap dan gording ( tanpa tekanan angin )
Beban berguna P = 100 kg
Berat sendiri kuda-kuda
b. Beban Angin
Beban angin kanan
Beban angin kiri
1.9.2 Perhitungan dimensi gording
Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda dengan fungsinya menahan beban atap dan perkayuannya,yang kemudian beban tersebut disalurkan pada kuda-kuda.
Pembebanan pada gording berat sendiri gording dan penutup atap
Dimana: a = jarak gording
L = jarak kuda-kuda
G = (1/2a+1/2a)x L meter x berat per m² penutup atap per m² gording
= ax berat penutup atap per m²
catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penetup atap
Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan terlebih dahulu dimensi gording, biasanya gording menggunakan profil I, C, dan [setelah ditaksir dimensi gording dari tabel profil di dapat berat per m, gording
Berat sendiri gording = g2 kg/m
Berat mati = b.s penutup atap + b.s gording
= (g1 + g2) kg/m
Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g) bekerja vertikal.
gx = g cos α
gy = g sin α
Gording diletakkan diatas beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik penerus diatas beberapa balok tumpuan (continuous beam ). Untuk memudahkan perhitungan dapat dianggap sebagai balok diatas dua tumpuan statis tertentu dengan mereduksi momen lentur.
Mmax = 1/8 gl2
Ambil M = 20 % (1/8 gl2)
Mmax = 80 % (1/8 gl2)
Dmax = 1/2 gl
akibat gx Mgl = 0,80 (1/8 gx l2)
= 0,80 (1/8 sin α l2)
akibat gy Myl = 0,8 (1/8 gy l2)
= 0,80 (1/8 g cos α l2)
1.9.3 Beban berguna ( P = 100 kg )
Beban berguna P = 100 kg bekerja di tengah-tengah gording
Mmax = 80 % ( ¼ PL)
Akibat Px Mx2 = 0,80 ( ¼ PxL )
= 0,80 ( ¼ P sin α L )
Akibat Py My2 = 0,80 ( ¼ Py L )
= 0,80 ( ¼ P cos α L )
1.9.4 Beban angin W
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal/aksial tarik saja. Cara bekerjanya kalau yang satu bekerja sebagai batang tarik maka yang lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah angin berubah, maka secara berganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap
Beban angin yang di tahan gording
W = a . x tekanan angin per meter = ……….kg/m2
Mmax = 80 % ( 1/8 WL2 )
= 0,80 ( 1/8 WL2 )
Akibat Wx Mx3 = 0
Akibat Wy My3 = 0,80 ( 1/8 WyL2 )
1.9..5 Kombinasi pembebanan
I Mx total = Mx1 + Mx2
My total = My1 + My2
II Beban mati + Beban berguna + Beban angin
Mx total = Mx1 + Mx2
My total = My1 + My2 + My3
1.9.6 Kontrol tegangan *kombinasi I
σ
=
Mxtotal
Wy
+
Mytotal
Wx
≤
σ
:
σ
=
1600
kg
/
cm
2
catatan: jika σ:σ , maka dimensi gording diperbesar
*kombinasi II
σ
=
Mxtotal
Wy
+
Mytotal
Wx
+
¿
σ
:
≤
1
,
25
σ
catatan :jika
σ
≥
1
,
25
σ
, maka di mensi gording di perbasar1.9.7 Kontol lendutan
Akibat beban mati:
F
xl=
5
q
xL
4384
EI
ycm
F=
5
q
yL
4384
EI
xcm
Akibat beban berguna
F
x2=
P
xL
348
EI
xcm
F
y2=
5
W
yL
348
EI
ycm
Akibat beban angin
F
x3=
0
cm
F
y3=
5
W
yL
4384
EI
xcm
Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3),
¿
FF
1=
√
f
x2+
f
2y≤
f
catatan : jika F>F maka dimensi gording di perbesar
1.9.8 Perhitungan Dimensi Tracstang (Batang Tarik)
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada arah sumbu x
Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :
Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x
Px = beban berguna arah sumbu x
Pbs =Gx + Px
Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :
P
ts=
Gx+
2
Px
σ
=
Fn
F
≤σ
⇒
ambil σ
=
Gx
+
Px
2
Fn
=σ
⇒
Fn
=
Gx
+
2
Px
σ
Fbr =125 % Fn
Fbr = ¼ п d2
Dimana : Fn = luas netto
Fbr = luas brutto
A = diameter batang tarik (diper oleh dari tabel baja )
1.9.9 Batang Tarik
Dimana: Fn = Luas penampang netto
P = Gaya batang
σ = Tegangan yang diijinkan
Fbr = Fn + ∆ F
⇒
Fbr = 125%1.9.10 Batang Tekan Imin = 1,69 P.Lk²
Dimana: Imin = momen inersia minimum cm4
P = gaya batang tekan, Kg
Lk = panjang tekuk, cm
Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran propil.
Kontrol:
1. terhadap sumbu bahan 2. terhadap sumbu bebas bahan
Untuk profil rangkap dipasang kopel plat atau plat kopling
Catatan:
a. Konstruksi rangka baja kuda-kuda biasanya dipakai prfil C
b. Pada batang tarik yang menggunakan profil rangkap perlu dipasang kopel plat satu buah ditengah-tengah bentang
c. Pada batang tekan pemasangan kopel plat mulai mulai dari ujung batang tengah ke tengah bentang dengan jumlah ganjil
1.9.11 Perhitungan Gaya-gaya Batang
Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari dengan cara cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan dapat diselesaikan dengan membuat batang-batang tambahan(fiktif). Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona.
Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :
1. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman
Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai dengan cara cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan cara cremona ddan cara ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di ulang.
Ada beberapa asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka batang, terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu :
1. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o)
2. Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan 3. Beban dianggap bekerja pada titik simpul
a. Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi atas
b. Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada tiap-tiap simpul batang tepi atas
c. Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi bawah
4. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang tarik arahnya menjauhi titik simpul
1.9.12 Cara Cremona ( Cara Grafis )
Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa patokan sebagai berikut:
1. Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
2. Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya terdapat maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.
3. Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
4. Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik ,dimana dimulai penggambaran gaya batang.
Prosedure penyelesaian cara cremona:
1. Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,lengkap dengan ukuran gaya-gaya yang bekerja.
2. Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm. 3. Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.
5. Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing gaya batang pada titik simpul searah jarum jam atau berlawanan jarum jam.
6. Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan yang berlaku. 7. Ukuran panjang gaya batang, tarik (+),atau tekan (-).
8. Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan skala gaya. 1.9.13 Perhitungan Sambungan
Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya digunakan. Pada perhitungan disini sambungan yang dipergunakan adalah sambungan baut. Karena pada baut terdapat ulir, yang menahan geser dan tumpu hanya diperhitungkan bagian galinya (kran), untuk mempermudah perhitungan dapat diperhitungkan pada penentuan besarnya tegangan geser dan tumpuan yang diijinkan.
Akibat pembebanan (tarik/tekan), pada baut bekerja gaya dalam berupa gaya geser dan gaya normal. Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada baut, sedangkan gaya geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk perhitungan sambungan dengan baut perlu diketahui besarnya daya pikul 1 baut terhadap geser dan tumpu.
Fgs = ¼ . . d2
Ftp = d. Smin
Dimana :
Fgs = Luas bidang geser
Ftp = Luas bidang tumpu
Smin = Tebal plat minimum
d = diameter baut
Catatan:
Untuk sambungan tunggal (single skear)
Ngs = ¼ . . d2
Untuk sambungan ganda (double skear)
Ngs = ¼ . . d2. C
BAB II
RANCANGAN KONSTRUKSI RANGKA BAJA
Ketentuan :
Type kontruksi Atap : A
Bahan penutup atap : beton
Jarak gading-gading kap : 3 m
Sudut (Kemiringan Atap) : 37O
Bentang kap (L) : 11,5 m
Beban Angin Kiri : 38 kg/m2
Beban Angin Kanan : 30 kg/m2
Beban Plafond : Gypsum = 11 kg/m2
Beban Berguna (orang) : 100 kg
Sambungan : Las
BAB III
PERHITUNGAN RANCANGAN KUDA – KUDA
a
A
h
L 3.1 Perhitungan Panjang Batang
3.1.1 Panjang Batang Tipe Atas (a) Diketahui :
Tan ∝ =
h
1
2LTan 35
0 =
h
1 2 ..5,57
0.75= 5,57h
h = 0.75x 5,57 = 4,33 m
a = √¿ ¿
=
√
(5,75)2+¿ ¿= √51,8368 = 7,19978 m
3.1.2 Menghitung Panjang Batang Tepi Atas (A) A1 = a4= 7,199784 = 1,799 m
Maka, A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8
3.1.3 Menghitung Batang Bawah (B)
B1 =
L
8
=11,58 = 1,4375 m3.1.4 Menghitung Batang V dan D
1. V1 = √¿ ¿
=
√
(1,7999)2+¿ ¿= √5,3062
= 2,3035 m
2. V1=V7D1
= √¿ ¿
=
√
(1,7999)2+¿ ¿= √8,54601
= 2,923356 m
3. D1=D6V2
= √¿ ¿
=
√
(2,92335)2+¿ ¿= √10,61241657 = 3,257670421 m
4. V2=V6D2
= √¿ ¿
=
√
3,2576704212+(1,7999)2
= √13,85221816
= 3,721856876 m
5. D2=D5V3
= √¿ ¿
=
√
(3,721856876)2+¿ ¿= √15,91862486
= 3,98981514 m
V3=V5
= √19,1584269
= 4,377034 m
D3=D4
3.1.5 Daftar Panjang Batang (m)
No Batang Panjang Batang
1 A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 1,7999 m
2 B1=B2=B3=B4=B5=B6=B7=B8 1,4375 m
3 V1 = V7 2,3035 m
4 D1 = D6 2,92336 m
5 V2 = V6 3,25767 m
6 D2 = D5 3,7218m
7 V3 = V5 3,9898 m
8 D3 = D4 4,377034 m
3.2 Perhitungan Dimensi Gording 3.2.1 Gording Dipengaruhi Oleh :
Mutu Baja 37 =
σ
lt = 1600 kg/cm Muatan mati : berat sendiri gording ( kg / m )
berat sendiri penutup atap ( kg / m 2 )
Muatan hidup, yaitu berat orang dengan berat P = 100 Kg
Muatan angin ( kg / m 2 ) Ketentuan :
Jarak gading-gading kap = 3 m
Kemiringan atap = 37o
Berat sediri penutup atap (Asbes) = 11 kg/m2
Jarak gording = 1,7999 m
Hal-hal yang harus dihitung adalah sebagai berikut :
3.2.2 Mengetahui berat sendiri balok gording
(q2) = 13,4 kg/m.
3.2.3 Menghitung beban mati (q)
q1 = berat sendiri penutup atap (beton) x A (jarak gording)
= 50 kg/m² x 1,7999 m
= 89,99725 kg/m
Jadi, q = q1 + q2 = 89,99725 kg/m + 13,4 kg/m = 103,3972 kg/m
Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati q bekerja vertikal, q diuraikan pada sumbu x dan sumbu y, sehingga diperoleh :
qx = q sin α qy = q cos α
= 103,3972 x sin 37o = 103,3972 x cos 37o
= 62,2260187 kg/m = 82,57671589 kg/m
Karena dianggap sebagai balok menerus diatas dua tumpuan (Continous beam) maka untuk memepermudah perhitungan dapat diasumsikan sebagai berat bertumpuan ujung. Sehingga momen yang timbul akibat berat sendiri atap dan gording adalah :
Menggunakan trackstang 2 buah
Mx1= 1/8.qx.(l/3)².80%
= 1/8 x 62,2260187 x (3/3)² x 0,8 = 56,00341683 kg.m
My1= 1/8.qy.(l)².80%
= 1/8 x 82,57671589 x (3)² x 0,8 = 74,3190443 kg.m
3.2.4 Menghitung beban berguna
Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di tengah-tengah bentang gording.Beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang bekerja di atas gording.
Diketahui :
Kemiringan atap
(
α
)
= 370Maka :
Px = P sin α Py = P cos α
= 100 sin 37 = 100 cos 37
= 60,18150232 kg = 79,863551 kg
Momen yang timbul akibat beban terpusat (hidup) dianggap continous beam (PBI 1971)
Mx2 = ¼.Px.(l).80% My2 = ¼.Py.(l).80%
= ¼.60,18150232.3.0,8 = ¼. 79,863551.3.0,8
= 36,10890139 kg.m2 = 47,9181306 kg.m
3.2.5 Menghitung Beban Angin
Beban angin di anggap tegak lurus bidang atap.
Ketentuan :
Beban angin kiri (q1) = 38 kg/m2
Beban angin kanan (q2) = 30 kg/m2
Koefisien Angin tekan (wt) = (0,02 α - 0.4)
= (0,02 x 37 – 0,4 )
= 0,34
Koefisien Angin hisap (Wh) = -0.4
Beban angin kiri (q1) = 38 kg/m2
Beban angin kanan (q2) = 30 kg/m2
Beban angin kiri (q1) = 40 kg/m2
Angin tekan (Wt) :
Wt = C. q 1 .i(jarak gording)
= 0,18 x 38 x 1,799945009
Angin hisap (Wh) :
Dalam perhitungan diambil harga W (tekan terbesar) :
Wmax = 23,25528952 kg/m
Wx = 0
Wy = 23,25528952 kg/m
Momen Akibar Beban Angin
Mx =
3.2.6 Menghitung Beban air Hujan
Beban air hujan yang diperhitungkan pada gording:
Qair = (40-0,8α).A
= 40-(0,8 x 37˚).1,799945 = 18,71942809 Kg/m2
qx = q sin α qy = q cos α
= 11,26563305 kg/m = 14,95 kg/m
Momen Akibar Beban Hujan
Mx = 1
8
⋅
W
x⋅
(
3
l
)
2
⋅
80%
My = 1
8
⋅
W
x⋅
(
3
l
)
2
⋅
80%
= 18
x
11,26563305
x
(
3
/
3
)
2x
0.8
= 18x14,95x(3/3)2x0,8 = 10,13906976 kg/m = 13,455 kg/m3.2.7 Daftar Beban dan Momen
P dan M
Atap +
Gording Beban Orang Angin
Beban Air Hujan Beban Mati Beban Hidup
P 103,4 kg/m 100 kg 23,255 kg/m 18,719 kgm
Qx & Px 62,23 kg/m 60,18 kg 0 11,2656 kgm
Qy & Py 82,58 kg/m 79,86 kg.m 23,255 kg/m 14,95 kgm
Mx 56,003 kg.m 36,109 kg.m 0 10,138 kgm
My 74,319 kg.m 47,918 kg.m 20,92976 kg/m 13,455 kgm
3.2.7 Kontrol Gording
Kontrol Gording Terhadap Tegangan
Dari tabel profil baja ( C-12 ) dapat diketahui bahwa : Wx = 60,7 cm3 Ix = 364cm4
Wy = 11,1 cm3 Iy = 43,2cm4
Kombinasi pembebanan 1
= 56,00341683 + 36,10890139
= 92,1123182 kg.m
= 9211,23182 kg.cm
My total = beban mati + beban hidup
= 74,3190443 + 47,9181306
=122,2371749 kg.m
= 12223,71749 kg.cm
σ =
M
xtotal
W
y+
M
ytotal
W
x= 9211,23182811,1 +12223,7174960,7 kg/cm2
∴σ = 1031,219905 kg/cm2
¿
σ
lt = 1400 kg/cm2 ... OK !!! Kombinasi pembebanan 2
Mx total = beban mati + beban hidup + beban angin
= 9211,23182 + 0
= 9211,23182 kg.cm
My total = (beban mati + beban hidup) + beban angin
= 12223,71749 + 2325,528952
= 14549,24644 kg.cm
σ =
M
xtotal
W
y+
M
ytotal
W
x=9211,2318211,1 +14549,2464460,7 kg/cm2
Kombinasi pembebanan 3
Mx total = (beban mati + beban hidup + beban angin) + beban Hujan
= 9211,23182 + 1013,906976
= 10225,13879 kg.cm
My total = (beban mati + beban hidup + beban angin)+ beban Hujan
= 14549,24644 + 250,7671666
= 14800,01361 kg.cm
=10225,1387911,1 +14800,0136160,7 kg/cm2
∴σ = 1165,005975 kg/cm2
¿
σ
lt = 1400 kg/cm2 ... OK !!! 3.2.8 Kontrol Terhadap Lendutan Ketentuan :
E = 2.1 . 10 6 kg/cm2
l = 3,9m = 390 cm
Ix = 364 cm4
Iy = 43,2 cm4
Syarat lendutan yang diizinkan untuk balok pada konstruksi kuda-kuda terlindung adalah :
f
max≤
2501l
→
f
=
2501⋅
300
=
1,2 cm Akibat beban sendiri
Akibat beban berguna Akibat beban angin
f
x3=
0 cmf
y3=
5
⋅
W
y⋅
l
4
384
⋅
E
⋅
I
x=
5.0,1835943909 .
(
300
)
384.2.1.10
6.304
4
=
0.025331595 cm
Akibat beban hujan
fx
4
=
5
⋅
q
x⋅(
l
/
3
)
Jadi pelenturan adalah sebagai berikut :
f
xtotal
=(
f
x1+
f
x2+
f
x3+
f
x4)
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada arah sumbu x
Batangtarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :
- Akibat penutup atap = 62,22 x 3 = 186,66 kg
- Akibat beban orang = 60,18 kg + Pts = 246,84 kg
Karena batang tarik di pasang dua buah trackstang, per batang tarik :
P
ts=
Pts
2
=¿ ¿
P
ts=
246,84
2
=
123,42 kg
σ
=
Fn
P
≤
σ
−⇒
1400
kg
/
cm
2Fn
=
P
σ
=
123,42
1400
=
0,088 cm2Fbr =125 % Fn
= 1.25 .0,088
= 0,11 cm2
Fbr = ¼ п d2
d2 =
Fbr
1
/
4
π
=
0,11
1
/
4.3.14
=
√0,14jadi diameter minimal tracksatng adalah 2,4 mm, maka diambil diameter trackstang sebesar 6 mm
Dimana : Fn = luas netto
Fbr = luas brutto
A = diameter batang tarik (diperoleh dari tabel baja)
3.4 Perhitungan Dimensi Ikatan Angin
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik saja. Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka yang lainnya tidak menahan apa-apa.Sebaliknya kalau arah anginya berubah, maka secara berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.
Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau belakang kuda-kuda. Beban angin yang diperhitungkan adalah beban angin terbesar yang disini adalah angin sebelah kanan yaitu: 50 Kg/ m2
Keterangan :
P = gaya/ tetapan angin
N = dicari dengan syarat keseimbangan
Σ H = 0
Nx = P
Ncos . β = P
N
=
cos
P
β
σ
=
F
P
n dimana P angin = 30 kg/m2
Luas kuda-kuda = (1/2 x alas x tinggi ) atau ½ x L x V
= (1/2 x 13,5 x 4,332 )
= 24,91438 m
tgβ = 7,1993 ( Panjang kaki kudajarak antar kuda−−kudakuda)
= 2.399 = 67,371o
P
ts=
P
⋅
luas
.
kuda
−
kuda
2
n
−
1
=
P
ts=
30
x
24
,
91438
9
−
1
=
93,428925 kgN= cospβ=93,4289250,384 =243,3045
Karena batang tarik di pasang dua buah , per batang tarik :
σ
=
Fn
P
≤
σ
−⇒
1400
kg
/
cm
2Fn =
=
P
σ
=
234,3045
1400
=
0,173789 cm2Fbr =125 % Fn
= 1.25 x 0,173789
= 0,21724
Fbr = ¼ п d2
d2 =
Fbr
1
/
4
π
=
0,21724
1
/
4.3.14
= √0,2767
d = 0,526 cm = 5,26 mm
3.5 Perhitungan Konstruksi Rangka Batang
3.5.1 Perhitungan Beban a. Akibat Berat Sendiri
Ketentuan :
Penutup atap Genting Beton = 11 kg/m2
Bentang kap (L) = 11,5 m
Jarak gording (A) = 1,79 m
Jarak gading-gading kap (l) = 3 m a.1. Berat Penutup Atap
Pa = A x Berat atap x l
= 1,79 x 11 x 3
= 59,07 kg.m
Pg =
l
⋅
¿ ¿
berat sendiri gording = 3 x 13,4= 40,2 kg.m
a.3. Berat Sendiri Kuda-kuda
Untuk menentukan berat sendiri kuda-kuda dilakukan dengan cara taksir
Dik : L = 11,5 m
l = 3 m
n = 9 (jml simpul pada batang tepi atas)
gk = (L−2)l (L+4)l
gk1 = (L-2).l = (11,5 - 2). 3 = 28,5 kg/m
gk2 = (L+4).l = (11,5 + 4). 3 = 46,5 kg/m
ambil gk antara 28,5+246,5 = 37,5kg/m
Jd Gk = gk . Ln−1=37,59x11,5
−1 =53,90625kg
Untuk Ikatan angin (Brancing) Diperhitungkan sbb:
Brancing = 20% x berat sendiri kuda-kuda
= 20% x 53,90625 = 10,78125 kg
∴ Total berat pada tiap titik simpul adalah :
Ptot = Pa +Pk+Pq+ Brancing
= 59,07+ 40,2 + 25,5 + 10,78125
b. Berat Hidup
Beban hidup = 100 kg
Beban Air Hujan =(40-0,8α) x A x l
= (40-0,8.37˚) x 1,79 x 3
= 55,848
Berat Hidup = Beban hidup + Beban air hujan = 100 + 55,848 = 155,848
c. Berat Plafond Ketentuan :
Jarak gading-gading kap (l) = 3 m
Panjang batang bawah (B) = 1,4375 m
Berat plafond = 11 kg/m2eternit dan penggantungnya
Pf untuk = λ.l .Gf
= 1,4375.3. 11
= 47,4375 kg
c. Beban Angin Ketentuan :
Koefisien angin tekan (c) = (0.02 ¿α ) – 0,4
= (0.02 x 37) – 0,4 = 0,34
Koefisien angin hisap (c’) = -0.4
Angin kiri (q1) = 38 kg/m2
Angin Kanan (q2) = 30 kg/m2
Angin tekan = W
Angin hisap = W’
Jarak gading-gading kap (l) = 3 m
Jarak gording (A) = 1,79 m
W =
c
⋅
A
⋅
l
⋅
q
13.6 Perhitungan Gaya Batang Fram
Text Kgf Kgf Kgf Kgf Kgf Kgf
A1 -768,270
-768,275 -275,886 -8,071 51,267
-1769,23405 8
A2 -768,270
-768,275 -275,886 -60,352 99,830
-1772,95254 1
A3 -658,520
-658,521 -236,473 -40,457 8,350
-1585,62169 3
A4 -548,770
-548,768 -197,061 -20,562 62,870
-1252,29078 2
-548,768 1231,195151
A6 -658,520
-658,521 -236,473 103,040 -31,940
-1482,41494 9
A7 -768,270
-768,275 -275,886 126,446 -47,650
-1733,63474 9
A8 -768,270
-768,275 -275,886 64,938 -6,370
-1753,86229 1
B1 613,570 613,574 220,333 349,073 -308,530
1488,01965 6
B2 525,920 525,920 188,857 291,430 -254,990
1277,13725 8 B3 438,270 438,267 157,381 233,788 -201,450 1066,25486
B4 350,610 350,613 125,904 176,145 147,920
1151,19245 3 B5 350,610 350,613 125,904 176,145 -147,920 855,352453
B6 438,270 438,267 157,381 108,329 102,410 1244,656713
B7 525,920 525,920 188,857 40,514 -56,900
1224,31096 4 B8 613,570 613,574 220,333 27,301 -11,390 1463,38726 D1 158,540 158,537 56,930 104,258 -96,830 381,435384 D2 216,670 216,674 77,807 142,490 -132,340 521,301534 D3 278,360 278,365 99,960 183,059 -70,020 769,723863 D4 278,360 278,365 99,960 -215,364 144,520 585,84092 D5 216,670 216,674 77,807 -167,635 112,490 456,006012 D6 158,540 158,537 56,930 -122,656 82,310 333,661258
V1 -132,100 132,102- 0,000 -86,873 80,690 -270,385413
V2 -198,153 198,153- 100,910 -130,310 121,030 -304,676119
V3 -264,200
-264,204 134,540 -173,747 161,370 -406,240826
V4 0 0 168,170 0 0 168,17
V5 -264,200 264,204- 336,350 204,408 -137,170 -124,81597
V6 -198,153 198,153- 168,170 153,306 102,880 28,050023
V7 -132,100
-132,102 134,540 102,204 -68,580 -96,037985
3.7 Dimensionering Batang Kuda-kuda
a. Batang – batang Atas (A) Tekan = 1231,2 Kg (Tekan) b. Batang – Batang Bawah (B) Tarik = 1488,02 Kg (Tarik) c. Batang – Batang Diagonal (D) Tarik = 769,724 Kg (Tarik)
A. Dimensi batang atas (Tekan) a. Batang adalah batang tekan b. Diketahui :
Gaya batang maksimum = 1231,2 Kg = 1,2312 ton (Tekan) Panjang batang (Lk) = 1,799 m = 179,9 cm
Tegangan ijin (τ) = 1400 kg/cm2 Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki c. Perhitungan
Imin = 1,69.P.Lk2
= 1,69 .1,2312. (1,799)2
= 6,7341 cm4
Batang A merupakan batang tekan
Dipakai profil rangkap profil=6,73412 =3,367cm4
Dari table profil diambil ∟35.35.6
Iη= 1,77 cm4
Ix = Iy = 4,14 cm4
ix = iy = 1,04 cm4
F = 2,67 cm2
E = 1,08 cm
Kontrol :
1. Terhadap sumbu bahan (x)
λx =
Lk
ix
=179,9
σ
=
ϖ
Ftot
x.
p
=
5,776 x 1231,2
2
x
2
,
67
=
1331
,
725
kg/cm2
σ
=
1331
,
725
kg
/
cm
2≤
σ
=
1400
kg/cm2 …….(OK)2. Terhadap sumbu bebas bahan (Y) Dipasang 4 plat kopling
L =
Lk
(
n
−
1
)
=179
,
9
4
−
1
=
59
,
97
cmPotongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm =1 cm
Etot = e + ½. t
= 1,08 cm + ½ .1
= 1,58 cm
Iy tot = 2 (Iy + F .etot2 )
= 2 {4,14 + 2,67.(1,08)2}
= 14,509 cm4
iy =
√
Iy
Ftot
=
√
14,509
2.2
,
67
=
1
,
648
cmλ
=
LK
iy
=
179
1
,
648
,
9
=
109
,
163
⇐
Tabel
⇒
ω
y
=
2
,
305
Syarat pemasangan kopling:
l
≤
1
2
λ
x(
4
−
3
ω
y.
P
59
,
97
¿
1
2172
,
981
(
4
−
3
2,305 x 1231,2
2
x
2
,
67
x
1400
)
59
,
97
≤247,449 cm . . . (OK)⇒
memenuhi syaratKarena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah ∟ 40.40.6 Jadi dimensi Profil yang digunakan ∟ 40.40.6
B. Dimensi batang bawah
a. Batang terdiri dari batang B1 sampai dengan batang B8 b. Diketahui :
Gaya batang maksimum = 1488,02 kg = 1,488 ton (Tarik) Panjang batang maks = 1,4375 m =143,75 cm Tegangan ijin (τ) = 1400 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki c. Perhitungan
σ =
P
Fn
≤σ
= 1400 kg/cm2⇒
Fn
=P
σ
Fn
=1488,02
kg
1400
kg
/
cm
2=
1
,
0629
cm
2
Fbr = Fn + F
⇒
F = 20 %= (1,0629 + 20 % x 1,0629) cm2
= 1,27548 cm2
Batang B merupakan batang tarik
digunakan profil rangkap
Fn
=P
σ
⇒
1 Profil⇒
Fbr =1,27548
2
cm
2 = 0,63774 cm2Tabel Profil
⇒
∟15.15.3.⇒
F = 0,82 cm2Jadi dimensi Profil yang digunakan ∟ 35.35.6
Iη= 1,77 cm4
Ix = Iy = 4,14 cm4
ix = iy = 1,04 cm4
F = 2,67 cm2
E = 1,08 cm
Kontrol:
σ =
P
Ftot
=
1488
2.2
,
,
67
02
= 278,655 kg/cm2 ≤ 1400 kg/cm2 …… OK!C. Dimensi batang ( Diagonal ) Tarik a. Batang terdiri dari batang C1-C6 b. Diketahui :
Gaya batang maksimum = 769,724 kg = 0,7697 ton (Tarik) Panjang batang maks = 4,377 m = 437,7 cm
Tegangan ijin (τ) = 1400 kg/cm2 Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki c. Perhitungan
σ =
P
Fn
≤σ
= 1400 kg/cm2⇒
Fn
=P
σ
Fn
=769,724
kg
1400
kg
/
cm
2=
0
,
5498
cm
2
Fbr = Fn + F
⇒
F = 20 %= 0,5498 + ( 20 % x 0,5498) cm2
= 0,65976 cm2
digunakan profil rangkap
Fn
=P
σ
⇒
1 Profil⇒
Fbr =0,65976
2
cm
2 = 0,32988 cm2Tabel Profil
⇒
∟15.15.3⇒
F = 0,82 cm2Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah ∟ 35.35.6
Jadi dimensi Profil yang digunakan ∟ 35.35.6
Iη= 1,77 cm4
Ix = Iy = 4,14 cm4
ix = iy = 1,04 cm4
F = 2,67 cm2
E = 1,08 cm
Kontrol:
σ =
P
Ftot
=
769,724
2.2
,
67
= 144,143 kg/cm2 ≤ 1400 kg/cm2 …… OK!DAFTAR DIMENSI BATANG N
O
NAMA BATANG DIMENSI BATANG KETERANGAN
1. A1-A8 ∟ 35.35.6 Tekan
2. B1- B9 ∟ 35.35.6 Tarik
3. C1-C16 ∟ 35.35.6 Tarik
a. Batang profil rangkap yang digunakan ∟ 35.35.6 b. Tebal pelat simpul : 10 mm
c. Tegangan ijin
(
σ
)
: 1400 kg/cm2d. Lebar gores = 14mm (Lebar Gores= Ǿ paku keeling)
e. Ǿ paku keling = 14mm
f. Digunakan paku keling 14mm disambung secara tunggal g. S1=s2=smin (Smin= 1 cm)
h. Ngs = ¼ * π * d2 * τ
Nmin=Ngs = 3920 kg
Jadi, kekuatan 1 paku keeling untuk Prof ┴ 35.35.6 adalah 3920 kg
Perhitungan jumlahPaku keeling
1. Jumlah paku keling pada titik simpul 1
Batang yang maksimum di titik simpul 1 adalah batang A1
Batang A1
n=
1769,23
3920
=
0
,
4513
⇒
2
Pk
2. Jumlah paku keling pada titik simpul 2
Batang yang maksimum di titik simpul 2 adalah batang A2
Batang A2
3. Jumlah paku keling pada titik simpul 3
Batang yang maksimum di titik simpul 3 adalah batang A2
Batang A2
n=
1772,95
3920
=
0
,
4523
⇒
2
Pk
4. Jumlah paku keling pada titik simpul 4
Batang yang maksimum di titik simpul 4 adalah batang A4
Batang A4
n=
1585,62
3920
=
0
,
4045
⇒
2
Pk
5. Jumlah paku keling pada titik simpul 5
Batang yang maksimum di titik simpul 5 adalah batang A3
Batang A3
n=
1585,62
3920
=
0
,
4045
⇒
2
Pk
6. Jumlah paku keling pada titik simpul 6
Batang yang maksimum di titik simpul 6 adalah batang A6
Batang A6
n=
1482,41
3920
=
0
,
3782
⇒
2
Pk
7. Jumlah paku keling pada titik simpul 7
Batang yang maksimum di titik simpul 7 adalah batang A7
Batang A7
n=
1733,63
3920
=
0
,
4423
⇒
2
Pk
8. Jumlah paku keling pada titik simpul 8
Batang yang maksimum di titik simpul 8 adalah batang A7
Batang A7
n=
1733,63
3920
=
0
,
4423
⇒
2
Pk
9. Jumlah paku keling pada titik simpul 9
Batang yang maksimum di titik simpul 9 adalah batang A9
Batang A9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis ungkapkan mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda rangka baja. Kesimpulan itu antara lain :
DAFTAR PANJANG BATANG
No Batang Panjang Batang
1 A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 1,7999 m
2 B1=B2=B3=B4=B5=B6=B7=B8 1,4375 m
3 V1 = V7 2,3035 m
4 D1 = D6 2,92336 m
5 V2 = V6 3,25767 m
6 D2 = D5 3,7218m
7 V3 = V5 3,9898 m
DAFTAR BEBAN DAN MOMEN
P dan M Atap + Gording Beban Orang Angin Beban Mati Beban Hidup
P 103,4 kg/m 100 kg 23,255 kg/m
Qx & Px 62,23 kg/m 60,18 kg 0
Qy & Py 82,58 kg/m 79,86 kg.m 23,255 kg/m
Mx 56,003 kg.m 36,109 kg.m 0
My 74,319 kg.m 47,918 kg.m 20,92976 kg/m
DAFTAR GAYA BATANG
Text Kgf Kgf Kgf Kgf Kgf Kgf
A1 -768,270
-768,275 -275,886 -8,071 51,267
-1769,23405 8
A2 -768,270
-768,275 -275,886 -60,352 99,830
-1772,95254 1
A3 -658,520
-658,521 -236,473 -40,457 8,350
-1585,62169 3
A4 -548,770
-548,768 -197,061 -20,562 62,870
-1252,29078 2
A5 -548,770 548,768- -197,061 79,634 -16,230
-1231,19515 1
A6 -658,520 658,521- -236,473 103,040 -31,940
-1482,41494 9
A7 -768,270
-768,275 -275,886 126,446 -47,650
-1733,63474 9
-768,275 1753,862291
B1 613,570 613,574 220,333 349,073 -308,530 1488,019656
B2 525,920 525,920 188,857 291,430 -254,990
1277,13725 8 B3 438,270 438,267 157,381 233,788 -201,450 1066,25486
B4 350,610 350,613 125,904 176,145 147,920 1151,192453 B5 350,610 350,613 125,904 176,145 -147,920 855,352453
B6 438,270 438,267 157,381 108,329 102,410
1244,65671 3
B7 525,920 525,920 188,857 40,514 -56,900
1224,31096 4 B8 613,570 613,574 220,333 27,301 -11,390 1463,38726 D1 158,540 158,537 56,930 104,258 -96,830 381,435384 D2 216,670 216,674 77,807 142,490 -132,340 521,301534 D3 278,360 278,365 99,960 183,059 -70,020 769,723863 D4 278,360 278,365 99,960 -215,364 144,520 585,84092 D5 216,670 216,674 77,807 -167,635 112,490 456,006012 D6 158,540 158,537 56,930 -122,656 82,310 333,661258
V1 -132,100
-132,102 0,000 -86,873 80,690 -270,385413
V2 -198,153
-198,153 100,910 -130,310 121,030 -304,676119
V3 -264,200
-264,204 134,540 -173,747 161,370 -406,240826
V4 0 0 168,170 0 0 168,17
V5 -264,200
-264,204 336,350 204,408 -137,170 -124,81597
V6 -198,153
-198,153 168,170 153,306 102,880 28,050023
V7 -132,100
-132,102 134,540 102,204 -68,580 -96,037985
DAFTAR DIMENSI BATANG N
O
NAMA BATANG DIMENSI BATANG KETERANGAN
1. A1-A8 ∟ 35.35.6 Tekan
2. B1- B9 ∟ 35.35.6 Tarik
Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan kemudahan perhitungan dan pengerjaan konstruksi.
Pada perhitungan balok gording, besarnya dimensi balok selain dipengaruhi oleh gaya yang bekerja pada penampang juga dipengaruhi oleh jarak antar kuda-kuda pada konstruksi atap.
Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar kecilnya kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya angin yang diterima. Dengan kata lain semakin besar sudut kemiringan atap semakin besar pula gaya yang diterima oleh atap yang disebabkan oleh angin.
Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang kuda-kuda. Perhitungan gaya batang bisa dilaksanakan dengan cara manual (grafis dan analitis) ataupun dengan bantuan program. Kedua cara tersebut terdapat kelemahan sehingga perlu dikontrol antara satu cara dengan cara yang lainnya.
Penentuan dimensi batang tekan harus diperhitungkan terhadap panjang batang yang diperhitungkan. Sedangkan untuk batang tarik hanya diperhitungkan terhadap gaya dan jumlah perlemahan yang disebabkan oleh jenis dan banyaknya alat sambung.
Penentuan jarak dan letak alat sambung pada perhitungan sambungan tidak boleh sembarangan, karena perletakkan yang salah akan mempengaruhi kekuatan sambungan. 4.2 Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada bagian ini penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan masukan itu antara lain :
Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa percobaan dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Z. Lambri (1999). Daftar-Daftar untuk Konstruksi Baja.Jakarta : Pradnya Paramita
KH, Sunggono (1995). Buku Teknik Sipil. Bandung : Nova