• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PROSES BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PROSES BELAJAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Siti Nur Amalia

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro

E-mail: [email protected]

Abstrak

Setiap dalam pembelajaran tentunya ada proses belajar mengajar, yaitu adanya timbal balik antara pendidik dengan peserta didik atau sering disebut dengan tanya jawab. Dengan adanya timbal balik antara pendidik dengan peserta didik maka akan terciptanya pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, dan berlangsung secara efektif dan efisien. Selain itu juga, dalam proses belajar mengajar tentunya harus ada strategi atau penerapan cara belajar yang tidak mudah membosankan, membangun ide-ide yang kreatif, serta antara pendidik dengan peserta didik harus berperan aktif yaitu dengan mengimplementasikan PAIKEM dalam proses belajar mengajar.

Kata kunci: proses belajar mengajar dan implementasi PAIKEM Abstrack

Each learning course, there is the learning process , namely the interrelationships between educators with learners or often referred to frequently asked questions. Given the tradeoffs between educators with learners then will the creation of learning in accordance with predetermined objectives , and take place effectively and efficiently . In addition, the learning process there must be a strategy or implementation easy way of learning that is not boring , build creative ideas , as well as between educators with learners should play an active role is to implement PAIKEM in the learning process .

Keywords : learning process and implementation PAIKEM

A. Pendahuluan

(2)

pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tersebut, tentu saja diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam memilih metode dan merancang strategi pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Konsep PAIKEM

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan merupakan model pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar. Begitu pula guru dengan berbagai ide yang segar dan menarik yang dilengkapi dengan contoh yang praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih bermakna.1Walaupun yang diharapkan utama adalah akeaktifan dan kekreatifan peserta didiknya,

namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar model pembelajaran ini berjalan sesuai yang diharapkan, dalam model pembelajaran ini adalah yang dituntut aktif dan kreatif adalah peserta didiknya, maka sudah tentu guru harus merancang pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, dan akhirnya menilai hasilnya.

1. Pembelajaran Aktif

pembelajaran aktif yang dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran guru menciptakan suasana demikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengamati,menanggapi, dan menggunakan gagasan dan pendapatnya. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi dan jalannya pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran. Pembelajaran aktif hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif peserta didik. Demikian juga peranserta peserta didik tidak akan terjadi bilamana guru tidak aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran.2 Contoh dalam suatu konsep (misalnya demokrasi,

kerjasama, fotosintesa, penjumlahan, dan kebersihan) yang dijelaskan melalui ceramah sebenarnya sangat sulit dipahami siswa karena konsep tersebut disampaikan secara abstrak. Hal yang abstrak sulit dipahami karena tingkat berfikir anak-anak yang cenderung kongkrit atau mencari bentuk nyata. Jika dalam mengajar guru menggunakan media seperti gambar, film,

1 NURUL ARIFAH, “implementasi pembelajaran aktif inovatif, kreatif,efektif dan

menyenangkan(PAIKEM) dalam pembelajaran akidah akhlak kelas IV A di MIN TEMPEL NGAGLIK SLEMAN”, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU

TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA. hlm. 14.

2 lutfiatun Ni’mah, “Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif pada Mata Pelajaran

(3)

peragaan, dan sebagainya maka konsep yang dipelajari menjadi lebih kongkrit (nyata) dan lebih mudah dipahami anak.3

Namun, yang paling bisa membuat konsep menjadi kongkrit adalah ketika anak terlibat dalam pengalaman langsung dan aktif menemukan sendiri dari pengalaman tersebut suatu konsep yang menjadi tujuan pembelajaran. Misalnya, anak-anak menemukan sendiri makna dari penjumlahan setelah mereka terlibat dalam kegiatan jumlah-menjumlah menggunakan benda nyata (kacang merah, batu-batuan, bunga-bunga). Dalam pembelajaran ini juga perkembangan mental dalam diri siswa akan tumbuh, sebab dengan seringnya bertanya, mengamati, dan menggunakan gagasannya maka seorang siswa tidak takut lagi dalam bertanya maupun mencari pengalaman sendiri dari dalam dirirnya sendiri.

2. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa.4 Kegiatan ini terlihat

ketika guru membuat soal - soal pertanyaan dan munculnya berbagai jawaban atau pendapat siswa mengenai soal yang diberikan oleh guru.5

3. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran yang kreatif adalah pembelajaran yang dapat mewadahi pikiran, gagasan, kreativitas siswa. Peran aktif dan inovatif sangat penting bagi siswa dalam rangka pembentukan generasi menciptakan kreatif yang mampu menghasilkan suatu karya bagi dirinya sendiri dan orang lain. Ditinjau dari kegiatan siswa, pembelajaran yang kreatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merancang, membuat, berkreasi mengkomunikasikan gagasan, pendapat atau pikirannnya melalui karya tertentu, baik secara tertulis atau tidak tertulis.6 Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan

kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa. Selain itu siswa dikatakan aktif apabila mampu melakukan sesuatu yang mengshilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.

3 Usaid Prioritas, Praktik yang Baik di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). hlm.

120.

4 umi habibah, “Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Matematika Materi Pokok Bangunan Dstar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Krandon Kota TEGAL”, JURUSAN Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Univeristas Negeri Semarang. hlm. 24.

5 Angga Dwi Saputra, Suwarno Winarno, and Sri Untari, “Strategi PAIKEM pada Mata

Pelajaran PKN di SMP Negeri 20 Malang”, Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial

(4)

4. Pembelajaran Efektif

pembelajaran efektif yang dimaksud adalah dengan mengelola sedemikian rupa, yaitu dengan memberikan materi dalam proses belajar agar tercapainya pembelajaran secara optimal. Dalam pembelajaran ini dapat membuat siswa terdorong dan mampu menerapkan kesempatan belajar yang ada untuk menguasai kompetensi yang dipelajari. Ditinjau dari kegiatan belajar efektif adalah pembelajaran yang menuntut guru untuk memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada siswa agar membangun kompetensinya, yaitu dengan mengurangi metode ceramah.

Pembelajaran yang dikatakan efektif (berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Serta banyak hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasiyang dimaksudkan disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku.7

Kemudian dengan hal tersebut barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan kelebihannya serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang berupa program perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

5. Pembelajaran Menyenangkan

Dalam pembalajaran ini seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan nyaman, aman dan tidak membuat tegang terhadap siswa atau tidak ada rasa takut (dicemooh, dihina, dan diledek) dan tidak ada rasa khawatir ditertawakan kemampuannya., Dengan hal tesebut maka seorang siswa akan sering mengemukakan pendapatnya. Pembelajaran yang menyenangkan juga ditandai dengan besarnya perhatian siswa terhadap tugas sehingga hasil belajar (tujuan pembelajaran) meningkat.8 Selain itu dalam jangka panjang diharapkan

siswa menjadi senang belajar untuk menciptakan sikap belajar mandiri sepanjang hayat, sehingga dengan hal tersebut maka seorang siswa tidak akan merasa jenuh terhadap pelajaran yang sedang di dipelajarinya, karena dalam proses pembelajarannya menimbulkan susana yang menyenangkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus menciptakan suasana belajar sedemikian rupa, agar siswa aktif dalam bertanya, mempertanyakan dan mengungkap gagasannya dan siswa tidak mempunyai rasa takut untuk mengutarakan pendapatnya dan pertanyaannya. Dengan mengungkapkan gagasannya maka dari dalam diri seoarang siswa akan

(5)

timbul ide-ide yang kreatif. Konsep inovatif juga mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Namun dalam pembelajaran tidak hanya cukup dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan saja, tetapi harus menciptakan pembelajaran yang efektif, yaitu sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.

Dari uraian di atas daapat diketahui kelebihan dan kelemahan PAIKEM sebagai berikut: Kelebihan PAIKEM:

a. Proses belajar mengajar menjadi proses yang menyenangkan dan bermakna. b. Sesuai dengan berbagai gaya belajar (visual, auditorial, dan kinestik).

c. Menjadikan siswa memiliki keterampilan social dan keterampilan berkomunikasi. Kelemahan PAIKEM:

a. Membutuhkan waktu yang banyak.

b. Guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan kreaktivitas.

c. Sering terjadi proses pembelajaran hanya focus kepada permainannya saja. d. Membutuhkan biaya yang besar.

e. Membutuhkan persiapan yang matang.

C. Contoh Strategi Belajar Mengajar dengan Konsep PAIKEM Berikut ini contoh strategi belajar mengajar dengan konsep PAIKEM 1. Metode Pembelajaran Kontekstual

Metode pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka melalui pembelajaran kontekstual diharapkan konsep-konsep materi pelajaran dapat diintegrasikan dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa dapat memahami apa yang dipelajarinya dengan lebih baik dan mudah.

(6)

a. Metode investigation (investigasi)

yaitu dalam metode ini melatih kemampuan menulis laporan, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan kerja kelompok. Melalui kegiatan investigasi tersebut, peserta didik dituntut untuk aktif dan kreatif. Supaya kegiatan investigasi berlangsung menyenangkan, maka guru perlu memfasilitasi topik investigasi yang menarik.9 Inti dari pembelajaran ini yaitu tergolong

dalam pembelajaran aktif dan kreatif. Contoh penerapan metode navigasi

Belajar Biologi di lingkungan sekolah (kebun) untuk mengamati perkembangbiakan tumbuhan, mengamati kehidupan serangga, mengklasifikasikan jenis tumbuhan dan sebagainya.

b. Metode Inquiry (penemuan)

yaitu dalam metode ini melibatkan siswa dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis, guru membimbing untuk menemukan pengertian baru, praktek keteramipilan dan memperoleh pengetahuan dari hasil pengalaman belajar siswa sendiri. Dalam metode pembelajaran ini, akan menimbulkan pembelajaran secara aktif dan kreatif karena untuk menghasilkan pengertian baru atau mencari pengetahuan.

Contoh penerapan metode penemuan

Yaitu dengan meneliti perubahan benda yang ada disekitar rumah, seperti adanya perubahan pada lilin yang tadinya benda padat menjadi benda cair. Dalam hai ini siswa disuruh mengamati hal apa saja yang terjadi dalam perubahan benda tersebut.

c. Learning is fun

merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini dipikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan caradiantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.10

Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri danotak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.

9 Endang Mulyatiningsih, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, Dan

Menyenangkan (Paikem)”, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. hlm. 5

10 Daud Eko Saputro, “Kiat-Kiat Guru dalam Menerapkan Paikem pada Pembelajaran

(7)

d. Metode Discovery Learning

yaitu metode pemecahan masalah yang di bawah pengawasan guru, dalam hal ini guru membimbing siswa dalam menjawab atau memecahkan masalah. Discovery Learning adalah pembelajaran yang menggunakan metode kognitif, yaitu seorang guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan keaktifan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri.

Contoh dari metode Discovery Learning yaitu:

Praktik perubahan energi (kimia→panas→gerak) dan (kimia → panas → bunyi) e. Problem Based Instruction (Pembelajaran Berbasis Masalah)

yaitu pembelajaran penyampaiannya dilakukan dengan menyajikan suatu permasalahan. Metode pembelajaran ini dimulai dengan sebuah dialog, yaitu dengan mengajukan berbagai pertanyaan-petanyaan dengan memfasilitasi penyelidikan yang akan diselesaikan. Dalam pembelajaran seperti ini lebih cocok digunakan pada kelas yang kreatif atau siswa yang mempunyai akademik yang tinggi, dibandingkan dengan siswa yang perlu tutorial dari seorang guru. Karena dalam pembelajaran ini potensial seorang siswa sangatlah penting untuk mengembangkan kemandirian siswa.

Contoh dari metode pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah yakni: Mempelajari fenomena terjadinya gerhana matahari dan bulan.

Dalam proses pembelajaran kontekstual, siswa akan melalui satu atau lebih daripada bentuk pembelajaran sebagai berikut:

1) Relating (mengaitkan) yaitu belajar dalam konteks menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman hidup.

2) Experiencing (mengalami) yaitu belajar dalam konteks penemuan dan daya cipta.

3) Applying (mengaplikasikan) yaitu belajar dalam konteks bagaimana pengetahuan atau informas dapat digunakan dalam berbagai situasi.

4) Cooperating (bekerja sama) yaitu belajar dalam konteks menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman hidup.

5) Tranfering yaitu belajar dalam konteks pengetahuan yang ada atau membina dari apa yang sudah diketahui.11

2. Metode Pembelajaran Konvensional a. Metode Ceramah dan Bertanya

Metode ceramah dan bertanya menjadi dasar dari semua metode pembelajaran lainnya. Metode ceramah dan bertanya merupakan strategi dimana guru memberi presentasi lisan dan

11 Tri Winarni, “Penerapan PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(8)

setelah guru selesai menjelaskan materi, peserta didik dituntut menanggapi atau mencatat penjelasan guru. Supaya lebih hidup, metode ceramah dapat diselingi dengan tanya jawab. b. Resitasi

Resitasi digunakan untuk mendiagnosis kemajuan belajar siswa. Resitasi menggunakan pola: guru bertanya, peserta didik merespon dan guru memberi reaksi.12 Dengan

menggunakan metode ini maka seorang guru akan mengetahui sjauh mana siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan.

c. Praktik dan Latihan

Praktik dilakukan setelah materi dipelajari dan sebaiknya dilakukan di luar jam belajar atau setelah guru melakukan demonstrasi. Praktik dan latihan ini menggunakan sistem pengulangan topik-topik pembelajaran yang telah dijelaskan, yang bertujuan agar siswa mengingat kembali materi yang telah dijelaskan.

Dari uraian di atas dapat diketahui perbedaan antara metode pembelajaran Kontekstual dengan metode pembelajaran Konvesional

No Metode Pembelajaran Kontekstual Metode Pembelajaran Konvensional 1 Menyandarkan pada pemahaman

makna

3 Pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan yang yang telah

7 Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar ilmiah

8 Perilaku dibangun atas kesadaran diri Perilaku dibangun atas kebiasaan

9 Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan

12 mulyatiningsih, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan

(9)

10 Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri yang bersifat subyektif

Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai lapor

11 Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsic

Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajran dengan metode kontekstual guru hanya sebagai fasilitatornya saja dan murid yang lebih banyak aktif dalam proses pembelajaran serta mengembangkan keterampilannya melalui sistem pemahaman diri sendiri atau bersifat mandiri. Sedangkan dalam pembelajaran metode konvensional, yang beperan aktif dalam proses pembelajaran hampir sebagian adalah seorang gru, murid hanya sebagai penerima materinya saja. Serta pengembangan keterampilan banyak dikembangkan oleh guru.

D. SIMPULAN

Berdasarkan dari beragai penjelasan di atas. Maka penulis menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran setiap siswa mempuyai taraf daya perkembangan yang berbeda-beda. Ada yang lebih cepat dalam menguasai materi dengan keterampilan motorik, ada yang menguasai materi lebih cepat dengan mendengar, dan ada juga yang lebih cepat menguasai materi dengan melihat atau membaca. Untuk itu maka tugas seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar dan suasana yang kondusif, baik eksternal maupun internal. Serta agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka sistem pembelajaran yang dipakai atau sistem yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran PAIKEM. Dalam melaksanakan strategi PAIKEM ini, maka hal yang diutamakan adalah aktivitas siswa dalam memahami konsep dan pengetahuannya. Tugas seorang guru hanya sebagai fasilitator atau pelengkap. Dalam strategi PAIKEM ini juga guru dituntut lebih kreatif menciptakan suasana belajar yang nyaman serta menyenangkan bagi belajar siswa dan mampu mengembangkan kemampuan siswa agar sistem pembelajaran berjalan secara optimal dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

(10)

Ai Siti Saodah, “Pengaruh Pendekatan PAIKEM terhadap Hasil Belajar IPS siswa SMP ISLAM AL-FAJAR PEMULANG”, Jurusan Pendidikan Ips Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Angga Dwi Saputra,dkk “Strategi PAIKEM pada Mata Pelajaran PKN di SMP NEGERI 20 MALANG”, Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.

Daud Eko Saputro, “Kiat-Kiat Guru dalam Menerapkan PAIKEM pada Pembelajaran Matematika Kelas 2 MADRASAH IBTIDAIYAH di Kota Salatiga”, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Diani Riska Sari and Mintohari, Peningkatan Hasil Beajar Siswa Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran IPA Melalui Strategi PAILKEM Metode Gallery Walk, vol. 2.

Endang Mulyatiningsih, “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)”, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Lutfiatun Ni’mah, “Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif pada Mata Pelajaran Qur’an Hadis di MI Islamiyah Kecitran Purwareja Klampok Banjarnegara”, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

Moch Muslich S, PAKEM dan Metode Iqro dalam Sains.

Nurdin, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan PAKEM.

Nurul Arifah, “implementasi pembelajaran aktif inovatif, kreatif,efektif dan menyenangkan(PAIKEM) dalam pembelajaran akidah akhlak kelas IV A di MIN Tempel Ngaglik Sleman”, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Tri Winarni, “Penerapan PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan oleh Guru PKN SMP di Kota Surakarta”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Umi Habibah, “Penerapan Model PAIKEM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangunan Dstar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Krandon Kota TEGAL”, JURUSAN Peddidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Univeristas Negeri Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Bakteri simbion yang diisolasi dari Motipora sp adalah Rhodococcus yang menghasilkan pigmen warna kuning (karotenoid) Tiga puncak pd pnjng gel 200- 300nm adalah

Untuk melakukan implementasi dari aplikasi pembelajaran fungsi sistem saraf pada manusia berbasis android dijadikan sebuah alternatif acuan pembelajaran bagi siswa

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kulit batang tumbuhan Polyalthia rumphii mengandung senyawa metabolit sekunder golongan steroid dan

Didalam pemeberian kredit atau masalah gadai, apabila telah sampai pada waktu pelunasan hutang dan penebusan barang jaminan, tetapi penggadai tidak dapat membayar

Substansi surat perjanjian itu, walaupun merupakan hasil penetapan sepihak oleh SHS Sukamandi, pada prinsipnya diadopsi dari norma-norma hubungan produksi yang lazim berlaku

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit “A” Kudus tahun 2012 berdasarkan jenis obat yang digunakan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui (1) Adakah pengaruh kekuatan otot perut terhadap ketepatan passing menggunakan kaki bagian dalam pada siswa

Pembentukan istilah yang terdapat pada TNI AD ini hampir keseluruhan merupakan kata yang terbentuk dari proses abreviasi, misalnya singkatan TNI itu sendiri yang