• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Tematik Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make A Match dengan Picture and Picture pada Materi Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran Ke 1 Siswa Kelas IV SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Tematik Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make A Match dengan Picture and Picture pada Materi Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran Ke 1 Siswa Kelas IV SD"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 tepatnya di SD Negeri Tukang 02 dan SD Negeri Kadirejo 03, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri Tukang 02 (sebagai kelompok eksperimen yang diberi

pembelajaran dengan menggunakan model make a match ) berjumlah 23 peserta didik yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 10 peserta didik perempuan. Sedangkan peserta didik kelas IV SD Negeri Kadirejo 03 (sebagai kelompok kontrol yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model picture and picture) berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 9 peserta didik perempuan. Pembagian kelompok dilakukan dengan melihat nilai rata-rata pretest speserta didik. Siswa kelas IV SD Negeri Tukang 02 sebagai kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata 61,09 sementara siswa kelas IV SD Negeri Kadirejo 03 sebagai kelompok kontrol memperoleh nilai rata-rata 59,74. Daftar jumlah siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Subjek Penelitian SD Negeri Tukang 02 dan SD Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Sekolah Kelompok Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa

Rata-rata Laki-laki perempuan

SD Negeri

Tukang 02 Eksperimen IV 13 10 23 60,50

SD Negeri

Kadirejo 03 Kontrol IV 10 9 19 62,41

Jumlah Keseluruhan 42

4.2 Pelaksanaan Penelitian

(2)

66

peserta didik kelas IV SD Negeri Kadirejo 03 sebagai kelompok kontrol Kedua kelompok tersebut sudah diuji kesamaan varians yang menunjukkan bahwa keadaan kedua kelompok homogen, artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Oleh karena itu, pada kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan pada kelompok kontrol akan diberi perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tukang 02 dan SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2016/2017 dilakukan masing-masing 3 kali pertemuan. Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian pada tabel 4.2: sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran cooperatifvelearning tipe make a match.

3 Kamis,30 Maret 2017

Melakukan pembelajaran di kelas 4SD Negeri Kadirejo 03 sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran cooperatifve learning tipe picture and picture. 6 Jumat, 31 Maret

2017 Posttest kelas eksperimen 7 Sabtu, 1 April

2017 Posttest kelas kontrol

4.3 Proses Pembelajaran 4.3.1 Kelas Eksperimen

(3)

67

Pembelajaran pada kelompok eksperimen hanya dilaksanakan 1 kali pertemuan. Hal ini dikarenakan materi yang diajarkan adalah materi Tematik Terpadu sehingga 1 kali pembelajaran dilaksanakan selama 1 hari penuh. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017 mulai pukul 07.15 WIB sampai pukul 12.15 WIB. Pada pertemuan ini semua siswa mengikuti pembelajaran di kelas.

Pada kegiatan pendahuluan di kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe make a match, hal pertama

yang dilakukan oleh guru adalah mengucapkan salam, dan meminta salah satu peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan berdoa. Selanjutnya guru melakuakan presensi kehadiran siswa dengan memanggil anak satu persatu sekaligus membagi nomor undian untuk siswa. Guru mengkondisikan siswa pada situasi belajar dan mengajak peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, setelah itu guru menampilkan video bertema Cita-Cita Ku. Guru dan siswa bersama-sama menyanyikan lagu Cita-Cita Ku. Selanjutnya Guru bertanya kepada peserta didik apa Tema dari lagu yang telah dinyanyikan bersama-sama tadi. Peserta didik menjawab Cita-Citaku. Kemudian guru memancing rasa ingin tahu peserta didik dengan memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga menimbulkan tanya jawab dan terjadinya interaksi antara siswa dengan guru. Kemudian guru menyebutkan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, peserta didik mencermati dan membaca teks bacaan yang disajikan di buku siswa, bacaan ini mengenai kisah seorang guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus. Selanjutnya peserta didik diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang kisah seorang guru yang mengajar seorang anak berkebutuhan khusus. Setelah guru dan peserta didik bertanya jawab tentang teks bacaan guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus, peserta didik menjawab

(4)

68

guru melakukan model pembelajaran make a match dengan materi puisi bertema cita-cita , yaitu yang pertama guru membagi peserta didik kedalam 2 kelompok besar. 1 kelompok nantinya mendapatkan kartu berisi soal dan 1 kelompok lainnya mendapatkan kartu berisi jawaban. Setelah mempersiapkan kartu-kartunya guru membagi kartu tersebut secara acak kepada siswa di masing-masing kelompok. Setelah semua peserta didik mendapatkan kartu guru meminta peserta didik untuk memikirkan jawaban dari kartu yang mreka dapatkan selama 10 detik. Setelah itu guru memberi aba-aba dan peserta didik berhamburan mencari

pasangan dari kartu yang mereka bawa. Guru membatasi waktu mencari pasangan kartu selama 1 menit. Setelah satu menit ternyata hanya beberapa peserta didik yang dapat menemukan pasangan yang cocok dengan kartu yang mereka bawa, ada 6 peserta didik yang dapat menemukan pasangan kartunya sementara peserta didik yang lain tidak apat menemukan pasangannya. Sebagai bentuk hukuman peserta didik yang tidak dapat menemukan pasangannya dminta untuk menyanyi, mereka menyanyikan lagu Ampar-Ampar Pisang. Peserta didik yang dapat menemukan pasangannya mendapatkan poin tambahan. Kemudian guru mengacak kembali kartu-kartu nya. Sama seperti semula, peserta didik mencari pasangannya selama 1 menit. Babak kedua ini peserta didik yang menemukan pasangannya lumayan banyak ada 6 pasang peserta didik yang berarti ada 12 peserta didik yang dapat menemukan pasangannya. Kemudian peserat didik yang tidak dapat menemukan pasangannya dihukum menyanyikan lagu Tanah Airku.. Guru melakuan langkah pembelajaran ini hingga 3 babak. Babak ketiga hanya ada 3 pasang siswa yang tidak dapat menemukan pasangannya, mereka kemudian dihukum menyayikan lagu Garuda Pancasila. Setelah 3 babak selesai peserat didik melanjutkan pembelajaran. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok.pembagian kelompok dengan cara berhitung angka 1 sampai 5. Yang menyebut angka satu

(5)

69

didik untuk menyiapkan puisi ini). Peserta didik diminta mendiskusikan dengan kelompoknya tentang puisi yang mereka bawa seperti apa judul puisi tersebut, siapa pengarangnya, apa tema puisi tersebut dan analisis tentang puisi tersebut. Disaat peserta didik berdiskusi guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan kelompok dan membantu kelompok yang kesulitan saat berdiskusi. Setelah semua kelompok selesai guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru memberikan umpan balik kepada maisng-masing kelompok. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka

peserta didik kembali ketempat duduk masing-masing. Guru meminta peserta didik membuat satu puisi yang bertema dengan cita-cita mereka. Kemudian guru mengocok nomor undian, nomor yang dipanggil guru maju kedepan untukk membacakan hasil karya puisi yang peserta didik buat. Nomor undian ini didapat peserat didik ketika guru mengabsen peserta didik. Ada 5 peserta didik yang nomornya dipanggil untuk membacakan hasil puisi yang mereka buat. Peserta didik dan guru memberikan tepuk tangan kepada peserta didik yang membacakan puisinya didepan kelas. Setelah itu guru dan peserta didik melanjutkan pembelajaran. Guru meminta siswa melihat gambar yang disajikan guru dilayar power point. Gambar itu adalah seorang dokter hewan yang sedang mengobati seekor hewan. Guru bertanya kepada peserta didik siapakah tadi yang bercita-cita menjadi dokter, kemudian guru memberi informasi kepada peserta didik bahwa untuk menjadi seorang dokter hewan maka harus mengetahui tentang segala seluk beluk kehidupan hewan termasuk tentang metamorfosis hewan. Guru bertanya kepada peserta didik apakah metamorfosis itu? Banyak peserta didik yang mengangkat tangannya. Kemudian guru meminta 5 orang anak untuk menjawab apa metamorfosis itu dan ternyata jawaban peserta didik berbeda-beda tentang metamorfosis. Guru menerima jawaban peserta didik dan membenarkan apa itu

(6)

70

peserta didik bertanya jawab tentang materi metamorfosis. Setelah dirasa semua peserta didik paham tentang metamorfosis pada hewan guru kemudian melakukan model pelajaran make a match yaitu permainan kartu. Sama seperti sebelumnya guru membagi peserta didik menjadi 2 kelompok. 1 kelompok untuk menerima kartu soal dan 1 kelompok untuk menerima kartu jawaban. Bagi peserta didik yang tidak dapat menemukan pasangannya akan diberi hukuman dan peserta didik yang dapat menemukan pasangannya akan diberi poin. Setelah guru membagi acak kartuk-kartunya kemudian guru memberi aba-aba kepada siswa dengan

hitungan 1 sampai 3. Kemudian siswa segera mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang mereka bawa. Pada babak pertama ini peserta didik semua dapat menemukan pasangannya. Pada babak kedua hanya ada 2 pasangan yang tidak dapat menemukan pasangannya. Kemudian mereka dihukum dengan menyanyi sambil menari. Pada materi metamorfosis ini guru hanya melakukan 2 babak permainan kartu. Selanjutnya guru bersama siswa membuat kesimpulan dari permainan kartu yang telah dilakukan. Setelah itu guru membagi peserta didik kedalam 5 kelompok. Pembagian kelompok dengan cara berhitung 1 sampai 5. Kali ini hitungan satu dimulai dari peserta didik yang berada dibarisan belakang dari kanan. Setelah semua peserta didik duduk bersama kelompok masing-masing kemudian guru meminta peserta didik mendiskusikan soal yang ada di buku siswa halaman 69. Soal ini berisi membedakan dua jenis daur hidup hewan yang berbeda. Sama seperti sebelumnya kelompok 1 bernama Cerdas, kelompok 2 bernama Pintar, Kelompok 3 bernama Genius, kelompok 4 bernama Smart dan kelompok 5 bernama Hebat. Dalam kegiatan diskusi ini guru membantu siswa yang kesulitan dan berkeliling untuk mengecek kegiatan diskusi peserta didik. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru bersama kelompok

(7)

71

Pada kegiatan akhir Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui peserta didik. Guru menanyakan apakah kegiatan pembelajaran pada hari ini menyenangkan. Peserta didik menjawab seru dan sangat menyenangkan. Kemudian peserta didik membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dengan dibimbing guru. Setelah itu Guru memberi evaluasi secara individu.evaluasi ini berupa posttest dengan waktu 20 menit. Setelah semua selesai guru dan peserta didik berkemas untuk pulang. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa sebelum mengakhiri

pembelajaran. Guru menutup pertemuan dengan salam

Posttest dilaksanakan setelah peserta didik mendapatkan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Posttest diadakan pada pertemuan ke tiga tepatnya pada hari Jumat, 31 Maret 2017 pukul 07.00 – 08.15 WIB yang merupakan hari teakhir pembelajaran di dalam penelitian ini.

4.3.2 Kelas Kontrol

Pretest diberikan kepada siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Pretest pada kelompok kontrol (siswa kelas IV SD Negeri Kadirejo 03) dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu pada hari Kamis, 28 Maret 2017 pukul 07.00 – 08.15 WIB.

Kegiatan belajar mengajar pada kelompok kontrol dilaksanakan 1 kali pertemuan. Hal ini dikarenakan materi yang diajarkan adalah materi Tematik Terpadu sehingga 1 kali pembelajaran dilaksanakan selama 1 hari penuh. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2017 mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 12.15 WIB. Pada pertemuan ini seluruh peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu berjumlah 19 peserta didik.

Pada kegiatan pendahuluan di kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe picture and picture, hal pertama yang dilakukan oleh guru adalah mengucapkan salam, dan meminta salah satu peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan berdoa. Selanjutnya guru

(8)

72

situasi belajar dan mengajak peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, setelah itu guru menampilkan video bertema Cita-Cita Ku. Guru dan siswa bersama-sama menyanyikan lagu Cita-Cita Ku. Selanjutnya Guru bertanya kepada peserta didik apa Tema dari lagu yang telah dinyanyikan bersama-sama tadi. Peserta didik menjawab Cita-Citaku. Kemudian guru memancing rasa ingin tahu peserta didik dengan memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga menimbulkan tanya jawab dan terjadinya interaksi antara siswa dengan guru. Kemudian guru menyebutkan tujuan pembelajaran..

Pada kegiatan inti, peserta didik mencermati dan membaca teks bacaan yang disajikan di buku siswa, bacaan ini mengenai kisah seorang guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus. Selanjutnya peserta didik diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang kisah seorang guru yang mengajar seorang anak berkebutuhan khusus. Setelah guru dan peserta didik bertanya jawab tentang teks bacaan guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus, peserta didik menjawab soal yang ada di buku siswa halaman 63. Soal ini dijawab langsung oleh peserta didik secara lisan. Kemudian peserta didik menerima inspirasi dari guru untuk terus mencapai cita-cita yang dimiliki walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki. Kemudian peserta didik membaca puisi dengan tema Cita-Cita dibuku siswa halaman 64. Setelah peserta didik membaca puisi tersebut, peserta didik dan guru melakukan model pembelajaran picture and picture dengan materi puisi bertema cita-cita , yaitu yang pertama guru membagi siswa kedalam 5 kelompok dengan cara berhitung, kemudian guru menyajikan gambar tentang puisi yang diacak urutannya. Perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mengurutka gambar, teman satu kelompok boleh membantu. Setelah peserta didik selesai mengurutkan guru menanyakan alasan siswa dari gambar yang ia urutkan. Berdasarkan urutan gambar dan alasan tersebut, guru menanamkan konsep dan

(9)

73

1 bernama Cerdas, kelompok 2 bernama Pintar, Kelompok 3 bernama Genius, kelompok 4 bernama Smart dan kelompok 5 bernama Hebat. Guru meminta mereka mencari puisi yang ada di koran atau majalah yang bertemakan Cita-Cita(sebelumnya guru sudah meminta peserta didik untuk menyiapkan puisi ini). Peserta didik diminta mendiskusikan dengan kelompoknya tentang puisi yang mereka bawa seperti apa judul puisi tersebut, siapa pengarangnya, apa tema puisi tersebut dan analisis tentang puisi tersebut. Disaat peserta didik berdiskusi guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan kelompok dan membantu kelompok yang

kesulitan saat berdiskusi. Setelah semua kelompok selesai guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru memberikan umpan balik kepada maisng-masing kelompok. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka peserta didik kembali ketempat duduk masing-masing. Guru meminta peserta didik membuat satu puisi yang bertema dengan cita-cita mereka. Kemudian guru mengocok nomor undian, nomor yang dipanggil guru maju kedepan untukk membacakan hasil karya puisi yang peserta didik buat. Nomor undian ini didapat peserat didik ketika guru mengabsen peserta didik. Ada 5 peserta didik yang nomornya dipanggil untuk membacakan hasil puisi yang mereka buat. Peserta didik dan guru memberikan tepuk tangan kepada peserta didik yang membacakan puisinya didepan kelas. Setelah itu guru dan peserta didik melanjutkan pembelajaran. Guru meminta siswa melihat gambar yang disajikan guru dilayar power point. Gambar itu adalah seorang dokter hewan yang sedang mengobati seekor hewan. Guru bertanya kepada peserta didik siapakah tadi yang bercita-cita menjadi dokter, kemudian guru memberi informasi kepada peserta didik bahwa untuk menjadi seorang dokter hewan maka harus mengetahui tentang segala seluk beluk kehidupan hewan termasuk tentang metamorfosis hewan. Guru bertanya kepada peserta didik

(10)

74

tanda istirahat berbunyi peserta didik pun istirahat. Setelah istirahat 15 menit selesai peserta didik masuk kembali kekelas dan mealnjutkan pembelajaran. Guru memutar kembali video tentang metamorfosis hewan karena banyak peserta didik yang lupa tentang isi video tersebut. Setelah video selesai diputar guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi metamorfosis. Setelah dirasa semua peserta didik paham tentang metamorfosis pada hewan guru kemudian melakukan model pelajaran picture and picture yaitu mengurutkan gambar.. Sama seperti sebelumnya guru membagi siswa kedalam 5 kelompok dengan cara berhitung,

kemudian guru menyajikan gambar tentang puisi yang diacak urutannya. Perwakilan setiap kelompok maju kedepan untuk mengurutka gambar, teman satu kelompok boleh membantu. Setelah peserta didik selesai mengurutkan guru menanyakan alasan siswa dari gambar yang ia urutkan. Berdasarkan urutan gambar dan alasan tersebut, guru menanamkan konsep dan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan ini dilakukan sampai 5 kelompok maju kedepan mengurutkan gambar. Setelah semua kelompok maju kedepan mengurutkan gambar guru melakukan umpan balik.. Setelah itu guru membagi peserta didik kedalam 5 kelompok. Pembagian kelompok dengan cara berhitung 1 sampai 5. Kali ini hitungan satu dimulai dari peserta didik yang berada dibarisan belakang dari kanan. Setelah semua peserta didik duduk bersama kelompok masing-masing kemudian guru meminta peserta didik mendiskusikan soal yang ada di buku siswa halaman 69. Soal ini berisi membedakan dua jenis daur hidup hewan yang berbeda. Sama seperti sebelumnya kelompok 1 bernama Cerdas, kelompok 2 bernama Pintar, Kelompok 3 bernama Genius, kelompok 4 bernama Smart dan kelompok 5 bernama Hebat. Dalam kegiatan diskusi ini guru membantu siswa yang kesulitan dan berkeliling untuk mengecek kegiatan diskusi peserta didik. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan guru meminta

(11)

75

Pada kegiatan akhir Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui peserta didik. Guru menanyakan apakah kegiatan pembelajaran pada hari ini menyenangkan. Peserta didik menjawab seru dan sangat menyenangkan. Kemudian peserta didik membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dengan dibimbing guru. Setelah itu Guru memberi evaluasi secara individu.evaluasi ini berupa posttest dengan waktu 20 menit. Setelah semua selesai guru dan peserta didik berkemas untuk pulang. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa sebelum mengakhiri

pembelajaran. Guru menutup pertemuan dengan salam.

Posttest dilaksanakan setelah peserta didik mendapatkan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pcture and picture. Posttest diadakan pada pertemuan ke tiga tepatnya pada hari Sabtu, 1 April 2017 pukul 07.00 - 08.15 WIB yang merupakan hari terakhir pembelajaran di dalam penelitian ini.

4.4 Hasil Analisis Data

Menurut Sugiyono (Susanti, 2012: 43) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul. Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji normalitas, homogenitas, dilanjutkan dengan uji beda rata-rata hasil belajar siswa (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol). Berikut adalah penjelasannya secara rinci.

4.4.1 Analisis Kemampuan Awal 4.4.1.1 Statistik Deskriptif Pretest

(12)

76 Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Pretest Kemampuan Awal Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Kelompok_Eksperimen 23 30 90 61,09 3,341 16,022

Kelompok_Kontrol 19 35 90 59,74 4,249 18,520

Valid N (listwise) 19

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas IV SD Negeri Tukang 02 adalah 23 siswa, sedangkan jumlah sampel pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture di kelas IV SD Negeri Kadirejo 03 adalah 19 siswa. Nilai minimum yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 30, sedangkan nilai minimum yang diperoleh kelompok kontrol adalah 35. Nilai maximum yang dicapai kelompok eksperimen adalah 90, kelompok kontrol memiliki nilai maximum yang sama yaitu 90. Rata-rata kelompok eksperimen adalah 61,09 sedikit lebih tinggi dari kelompok kontrol yang hanya 59,74. Tetapi standar deviasinya tidak jauh berbeda, kelompok eksperimen adalah 16,022 dan kelompok kontrol standar deviasinya adalah 18,520.

4.4.1.2 Uji Normalitas Pretest

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data dari masing-masing kelompok make a match dan kelompok picture and picture berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas untuk pretest dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Pretest Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Kelompok_Eksperimen ,189 19 ,073 ,928 19 ,157

Kelompok_Kontrol ,155 19 ,200* ,919 19 ,108

*. This is a lower bound of the true significance.

(13)

77

Bersadarkan tabel 4.4 tentang hasil uji normalitas pretest menunjukkan bahwa nilai signifikansi kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas IV SD Negeri Tukang 02 adalah 0,157 dan nilai signifikansi kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture di kelas IV SD Negeri kadirejo 03 adalah 0,108. Nilai signifikansi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing lebih dari 0,05 yang bearti H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata

lain masing-masing kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Untuk melihat sebaran data uji normalitas pretest di atas, berikut ditampilkan grafik hasil belajar pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok Eksperimen

Kelompok kontrol

Gambar 4.1 Grafik Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol

4.4.1.3 Uji Homogenitas Pretest

(14)

78

Berdasarkan tabel 4.5 tentang hasil uji homogenitas pretest menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,363 yang lebih besar dari 0,05 itu berarti H0

diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain kedua kelompok berasal dari populasi

yang memiliki variansi yang sama atau homogen.

4.4.1.4 Uji Beda Rata-rata Pretest

Uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh jika suatu karakteristik diberi perlakuan yang berbeda atau mendapat pengaruh tertentu. Hasil pengolahan uji beda rata-rata pretest dari kedua kelompok dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Uji Beda Rata-rata Pretest Kemampuan Awal Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a

Match dan Picture and Picture

Independent Samples Test

Berdasarkan uji homogenitas kedua kelompok, maka yang digunakan untuk analisis uji beda rerata adalah baris pada Equal variances assumed. Dari tabel 4.6

(15)

79

make a match dan picture and picture, terlihat bahwa nilai signifikansi 0,801 > 0,05 yang bearti H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen di kelas IV SD Negeri Tukang 02 dengan kemampuan awal siswa pada kelompok Kontrol di SD Negeri Kadirejo 03 sebelum diberi perlakuan.

4.4.1.5 Deskripsi Hasil Pretest

Penggambaran distribusi skor pretest kemampuan awal siswa kelompok

eksperimen (siswa kelas IV SD Negeri Tukang 02) dan kelompok Kontrol (siswa kelas IV SD Negeri kadirejo 03) diklasifikasikan berdasarkan perolehan nilai pretest. Interval dalam distribusi skor pretes siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan rumus interval menurut Sudijono (Wibowo, 2015: 56), sebagai berikut:

Batas 1 = mean + 0,5 . SD => Batas atas Batas 2 = mean– 0,5 .SD => Batas bawah

Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga macam yaitu kategori rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi. Interval skor pretest kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Mean = mean kelompok eksperimen + mean kelompok kontrol

2

= 61,09 + 59,74 2 = 120.83 2 = 60,415

Standar Deviasi = SD kelompok eksperimen + SD kelompok kontrol

2

Standar Deviasi = 16,022 + 18,520 2

Standar Deviasi = 35,542

(16)

80 = 17,271

Masukkan kedalam rumus: Batas 1 = mean + 0,5 . SD = 60,415 + (0,5 . 17,271) = 69,05

= 69 (pembulatan) Batas 2 = mean– 0,5 .SD

= 60,415 – (0,5 . 17,271) = 51,779

= 52 (pembulatan)

Maka interval kategori skor pretest kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tinggi = nilai > 69 Sedang = 52 ≤ nilai ≤ 69 Rendah = nilai < 52

Hasil pengukuran dan kemampuan awal siswa terhadap subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Kategori Pretest Kemampuan Awal Siswa Kelas IV SD Tukang 02 dan Siswa Kelas IV SD Negeri Kadirejo 03

Kategori

Kelompok Eksperimen (Siswa Kelas IV SD Negeri

Tukang02)

Kelompok Kontrol (Siswa Kelas IV SD Negeri

Kadirejo 03)

F % F %

Tinggi 10 43,6 7 36,8

Sedang 5 34,7 8 42,1

Rendah 8 21,7 4 21,1

(17)

81

Gambar 4.2 Diagram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan kemampuan awal siswa ketegori tinggi pada kelompok eksperimen sebanyak 10 siswa dengan presentase 43,6% dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 siswa dengan presentase 36,8%. Kategori sedang pada kelompok eksperimen terdapat 8 siswa dengan presentase 34,7% dan pada kelompok kontrol sama terdapat 8 siswa dengan presentase 42,1%. Sedangkan kategori rendah pada kelompok eksperimen sebanyak 5 siswa dengan presentase 21,7% dan pada kelompok kontrol terdapat 4 siswa dengan presentase 21,1%.

4.4.2 Analisis Kemampuan Akhir 4.4.2.1 Statistik Deskriptif Posttest

Kemampuan akhir atau hasil belajar matematika siswa dari kedua kelompok diukur melalui pemberian posttest setelah itu dihitung mean atau rata-ratanya dan standart deviasi dari setiap variabel dalam penelitian. Data hasil pengolahan tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.8 di bawah ini:

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

N

il

ai

Jumlah Siswa

Diagram hasil pretest kelompok eksperimen dan kontrol

SD Tukang 02

(18)

82 Tabel 4.8

Statistik Deskriptif Hasil Belajar Tematik Siswa Melalui Posttest

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

eksperimen 23 45,00 90,00 66,7391 2,64143 12,66785

kontrol 19 60,00 90,00 75,2632 2,30920 10,06557

Valid N (listwise) 19

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas IV SD Negeri Tukang 02 adalah 23 siswa, sedangkan jumlah sampel pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture di kelas IV SD Negeri Kadirejo 03 adalah 19 siswa. Nilai minimum hasil belajar tematik yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 45, sedangkan nilai minimum hasil belajar tematik yang diperoleh kelompok kontrol adalah 60. Nilai maximum hasil belajar tematik yang dicapai kelompok eksperimen adalah 90, sedangkan nilai maximum hasil belajar matematika yang dicapai kelompok

kontrol yaitu 90. Rata-rata kelompok eksperimen adalah 66,73 lebih rendah dari kelompok kontrol yaitu 75,26. Standar deviasinya tidak jauh berbeda, kelompok eksperimen adalah 12,667 dan kelompok kontrol standar deviasinya adalah 10,065

4.4.2.2 Uji Normalitas Hasil Posttest

Hasil uji normalitas untuk posttest dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Data Posttest Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

eksperimen ,179 19 ,110 ,936 19 ,227

kontrol ,202 19 ,041 ,909 19 ,071

(19)

83

Bersadarkan tabel 4.9 tentang hasil uji normalitas data posttest menunjukkan bahwa nilai signifikansi kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas IV SD Negeri Tukang 02 adalah 0,227 dan nilai signifikansi kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture di kelas IV SD Negeri Kadirejo 03 adalah 0,071. Nilai signifikansi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing lebih dari 0,05 yang bearti H0 diterima dan H1 ditolak,

dengan kata lain masing-masing kelompok berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Untuk melihat sebaran data uji normalitas posttest di atas, berikut ini ditampilkan grafik hasil belajar posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Gambar 4.3 Grafik Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

4.4.2.3 Uji Homogenitas Hasil Posttest

Hasil uji homogenitas untuk posttest dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Test of Homogeneity of Variances

HASIL_BELAJAR_POSTTEST

Levene Statistic df1 df2 Sig.

(20)

84

Berdasarkan tabel 4.10 tentang hasil uji homogenitas data posttest menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,385 yang lebih besar dari 0,05 bearti H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kata lain kedua kelompok berasal dari

populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen.

4.4.2.4 Uji Beda Rata-rata Posttest

Hasil pengolahan uji beda rata-rata posttest dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11

Uji Beda Rata-rata Posttest Hasil Belajar Tematik Siswa

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Picture and Picture

Independent Samples Test

Berdasarkan uji homogenitas kedua kelompok, maka yang digunakan untuk analisis uji beda rerata adalah baris pada Equal variances assumed. Dari tabel

4.11 tentang uji beda rata-rata posttest hasil belajar tematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe make a match dan picture and picture, terlihat bahwa nilai signifikansi 0,022 < 0,05 yang bearti H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata lain

(21)

85

4.4.2.5 Deskripsi Hasil Posttest

Penggambaran distribusi skor posttest hasil belajar tematik siswa kelompok eksperimen (siswa kelas IV SD Negeri Tukang 02) dan kelompok kontrol (siswa kelas IV SD Negeri Kadirejo 03) diklasifikasikan berdasarkan perolehan nilai posttest. Interval dalam distribusi skor posttest siswa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 menggunakan rumus interval menurut Sudijono (Wibowo, 2015: 56), sebagai berikut:

Batas 1 = mean + 0,5 . SD => Batas atas

Batas 2 = mean– 0,5 .SD => Batas bawah

Setelah menentukan batas atas dan batas bawah maka didapat tiga kelas interval yang dikategorikan menjadi tiga macam yaitu kategori rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi. Interval skor posttest hasil belajar tematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Mean = mean kelompok eksperimen + mean kelompok kontrol

2

= 66,73 + 75,26 2 = 141,99 2 = 70,99

Standar Deviasi = SD kelompok eksperimen + SD kelompok kontrol

2

Standar Deviasi = 12,667 + 10,065 2

Standar Deviasi = 22,732

2

= 11,366 Masukkan kedalam rumus:

(22)

86 = 76,673

= 77 (pembulatan) Batas 2 = mean– 0,5 .SD = 70,99 - (0,5 . 11,366) = 65,307

= 65 (pembulatan)

Maka interval kategori skor pretest kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

Tinggi = nilai > 77 Sedang = 65 ≤ nilai ≤ 77 Rendah = nilai < 65

Pengukuran hasil belajar tematik siswa terhadap subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

Kategori Posttest Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV SD Tukang 02 dan Siswa Kelas IV SD Negeri Kadirejo 03

Kategori

Kelompok Eksperimen (Siswa Kelas IV

SD Negeri Tukang02)

Kelompok Kontrol (Siswa Kelas IV

SD Negeri Kadirejo 03)

F % F %

Tinggi 6 26 7 42

Sedang 8 35 8 11

Rendah 9 39 4 47

(23)

87

Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Tematika Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah diberi Perlakuan

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan hasil belajar matematika siswa setelah diberi perlakuan untuk ketegori tinggi pada kelompok eksperimen sebanyak 6 siswa dengan presentase 26% dan pada kelompok kontrol sebanyak 8 siswa dengan presentase 42%. Kategori sedang pada kelompok eksperimen terdapat 9 siswa dengan presentase 39% dan pada kelompok kontrol sama terdapat 9 siswa dengan presentase 47%. Sedangkan kategori rendah pada kelompok eksperimen terdapat 8 anak dengan 35% dan kelompok kontrol terdapat 2 anak dengan perolehan presentase 11%.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen dilaksanakan di SD Negeri Tukang 02 dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match, sedangkan kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol dilaksanakan di SD Negeri kadirejo 03 dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Picture and Picture Sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu kedua kelompok tersebut diberi pretest. Pretes ini digunakan untuk mengukur kemampuan awal kedua kelompok apakah sama atau tidak. Setelah diuji dengan bantuan SPSS tipe 20.0, ternyata kemampuan awal dari kedua kelompok hampir sama. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 yang menunjukkan nilai minimum yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 30,

0

Diagram Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

SD Tukang 02

(24)

88

sedangkan nilai minimum yang diperoleh kelompok kontrol adalah 35. Nilai maximum yang dicapai kelompok eksperimen adalah 90, kelompok kontrol memiliki nilai maximum yang sama yaitu 90. Rata-rata kelompok eksperimen adalah 61,09 sedikit lebih tinggi dari kelompok kontrol yang hanya 59,74. Tetapi standar deviasinya tidak jauh berbeda, kelompok eksperimen adalah 16,022 dan kelompok kontrol standar deviasinya adalah 18,520.

Hasil pengolahan nilai posttest terlihat dalam Tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa nilai minimum hasil belajar tematik yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 45, sedangkan nilai minimum hasil belajar tematik yang diperoleh kelompok kontrol adalah 60. Nilai maximum hasil belajar tematik yang dicapai kelompok eksperimen adalah 90, nilai maximum hasil belajar tematik yang dicapai kelompok kontrol sama yaitu 90. Rata-rata kelompok kontrol adalah 75,26 jauh lebih tinggi dari kelompok eksperimen yang hanya 66,73. Dengan standar deviasi dari masing-masing kelompok adalah 12,667 untuk kelompok eksperimen dan 10,065 untuk kelompok kontrol

Perhitungan uji beda rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji-t pada hasil posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol, diperoleh hasil t adalah -2.377 dengan signifikansi 0,022 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

(25)

89

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM dapat disimpulkan sebagai berikut, Pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan, antara lain: peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran yaitu pada siklus I mendapat nilai 73 dengan kategori baik meningkat menjadi 80,5 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Nilai rata-rata observasi perubahan aktifitas siswa (kerjasama, perhatian, disiplin, dan komunikasi) pada siklus I yaitu 64 dengan kategori baik meningkat menjadi 85 dengan kategori sangat baik. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siklus I yaitu 61, 92 menjadi 90, 76. Dari presentase ketuntasan hasil belajar siswa 58% meningkat menjadi 96% dan telah tuntas mencapai indikator penelitian secara klasikal 75%. Oleh karena itu, model kooperatif tipe picture and picture dapat dikategorikan sebagai salah satu model kooperatif yang cocok digunakan dalam pembelajaran IPA, karena dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) daripada menggunakan model pembelajaran konvensional pada pembelajaran IPA.

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2 Pelaksanaan Penelitian
Tabel 4.3
grafik hasil belajar pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan perusahaan batubara karena didasari pada berbagai hal yaitu pertama perusahaan batu bara memiliki kurang lebih 25 perusahaan yang telah go publik dan

[r]

Menurut Suzana dan Napole (2010), osilasi sistem pegas merupakan aplikasi prinsip fisika yang menggunakan penyelesaian secara matematis. Dengan menggunakan

The mortality ratio was usual for broiler chickens, and identical in control and trial groups of chickens which received 4% of extruded rapeseed meal in diet, and slightly higher

Beberapa kemampuan belajar metode ilmiah yang dapat ditanamkan dengan adanya simulasi diantaranya: (1) melatih siswa membuat suatu model yang akan memberikan

Maksud dari pembuatan sistem informasi ini adalah untuk membangun aplikasi dan database Informasi Data Kendaraan Dinas/Operasional Sekretariat Daerah sehingga memudahkan

Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7 atau suatu zat yang dapat memberi proton (ion H + ) kepada zat..

Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf nyata 5% yang disajikan pada Tabel 1 menunjukan bahwa penambahan PEG 6000 kedalam medium MS dengan berbagai konsentrasi berpengaruh