BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan bahaya merokok. Bagi pecandunya, mereka dengan bangga menghisap rokok di tempat-tempat umum, kantor, rumah, jalan-jalan, dan sebagainya. Di tempat-tempat yang telah diberi tanda “dilarang merokok” sebagian orang ada yang masih terus merokok. Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga banyak yang melakukan kegiatan merokok
Ketika seseorang menghisap rokok, tubuhnya pasti bereaksi. Untuk menghabiskan sebatang rokok, seseorang hanya membutuhkan kurang lebih 10-15 isapan dalam waktu sekitar lima menit. Pada saat itulah sekitar 4000 jenis zat kimia memasuki organ – organ tubuhnya.Ketika rokok diisap, asap akan masuk ke mulut dan meninggalkan bekas lapisan cokelat tipis di setiap gigi. Di dalamnya juga terkandung gas toksik yang sifatnya sama dengan formalin dan ammonia. Gas tersebut mengaktifkan sistem imun menjadi dalam keadaan waspada sehingga terjadi inflamasi. Dengan demikian, saat merokok sebagian organ tubuh manusia akan bekerja ekstra. Organ yang dimaksud, terutama paru-paru, jantung serta sel syaraf otak.Karena itulah para perokok sangat berisiko terserang berbagai penyakit berat.
merokok memang sulit untuk berhenti.Selain pengaruh zat nikotin yang dihisapnya, merokok sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.Meskipun sangat sulit, berhenti merokok bukanlah hal yang mustahil.Bahkan, hal itu harus dilakukan sesegera mungkin.Sudah sepatutnya setiap orang selalu memperbaiki sikap dan kebiasaan setiap waktu agar terselamatkan dari penderitaan yang berkepanjangan.
Banyak yang merasa khawatir dengan tersebarnya luasnya rokok tembakau di antara para anak-anak, khususnya anak-anak siswa SMA. Dengan latar belakang kepribadian yang kurang menguntungkan serta kurangnya penerangan, para siswa dengan berbagai dalih, seperti dianggap dewasa atau meniru tokoh idolanya, banyak yang terjebak oleh keinginan untuk merokok. Masalah yang banyak dirisaukan oleh masyarakat, karena kecenderungan meningkatnya pengaruh rokok di kalangan remaja, telah dicetuskan juga secara internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menerima usulan dari komisi ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir tahun 1982. Usulan tersebut merupakan kelanjutan dari laporan yang dibuat pada tahun 1979 oleh para ahli Komite Pengawasan Perokok dari WHO yang merekomendasikan bahwa semua langkah untuk memperkecil pemakaian rokok di kalangan remaja akan terus dilakukan (Sumarno, 1987).
Sebuah penelitian di Kanada yang dilaksanakan oleh Teen Drug Abuse menunjukkan bahwa kebanyakan orang merokok disebabkan pengaruh lingkungan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan remaja yang merokok terpengaruh oleh iklan.Perinciannya 68% dari jumlah anak tersebut menangkap kesan positif terhadap iklan yang dilihatnya.Adapun 50% remaja semakin percaya diri saat merokok karena meniru actor dalam iklan yang dilihatnya (Herman Y, 2015).
Suatu studi menegaskan bahwa kebanyakan orang mulai merokok saat sebelum usia 18 tahun mencapai 85% sampai 90% (Leventhal dkk, 1998; Dhuyvettere, 1990). Dari hasil penelitian tersebut, tidak mengherankan jika peningkatan jumlah perokok di Indonesia juga terjadi pada remaja (Global Youth Tobacco Survey, 2004).World Health Organization pada tahun 2000 sampai
Salah satu penyebab peningkatan jumlah perokok pada usia remaja yaitu disebabkan usia seseorang saat pertama kali mencoba rokok dapat menjadi penyebab munculnya perilaku merokok pada remaja. Remaja yang merokok sejak dini akan semakin ketergantungan pada nikotin di usia selanjutnya (Lloyd-Richardson, Papandonatos, Kazura, Stanton, &Niaura, 2002).
Oleh karena itu, perilaku merokok menjadi penting untuk diteliti karena memberikan pengaruh langsung bagi sikap remaja terhadap rokok dan memberikan informasi mengenai perilaku merokok pada remaja yag dapat dijadikan acuan dalam pengembangan program pencegahan merokok sejak dini demi mengurangi jumlah perokok aktif pada remaja Indonesia. Alasan lain yaitu karena masa remaja merupakan masa transisi yang kritis bagi perkembangan individu sehingga diperlukan pemusatan perhatian terutama dalam perkembangan sosial remaja.
Mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok, seharusnya konsumsi rokok pada remaja semakin menurun, tetapi tidak begitu pada kenyataannya. Dalam kondisi di lapangan peneliti masih menjumpai banyak siswa SMA di Kecamatan Padang Bolak khususnya di SMA Negeri 1 Padang Bolak merokok bahkan dilingkungan sekolah dan pada jam sekolah.
Dari fenomena diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dilapangan untuk menguji variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud meneliti mengenai “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKUMEROKOK PADA REMAJA DI KECAMATAN PADANG BOLAK JULU (studi kasus Siswa Laki-Laki SMA Negeri 1 Padang Bolak Julu)”.
1.2Perumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, semakin meningkatnya persentase siswa yang berperilaku merokok di SMA Negeri 1 Padang Bolak Julu.
Agar permasalahan yang dikaji lebih fokus dan menjadi lebih jelas, maka permasalahan dibatasi oleh:
1. Penelitian ini difokuskan terhadap perilaku merokok yaitu niat seseorang untuk merokok atau tidak merokok pada remaja siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Padang Bolak Julu.
2. Penelitian hanya dibatasi pada 14 variabel dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok terdiri dari yaitu (X1) sikap, (X2) norma lingkungan, (X3) lingkungan keluarga, (X4) iklan,
(X5) media iklan, (X6) kedekatan dengan orangtua, (X7) status merokok
orangtua, (X8) teman sebaya, (X9) gaya hidup, (X10) kepribadian, (X11) ketergantungan, (X12) lingkungan sekolah, (X13) kurangnya pengarahan tentang bahaya rokok dan (X14) mudah didapat.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 1 Padang Bolak Julu.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan informasi bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan akibat perilaku merokok pada remaja khususnys pada SMA Negeri 1 Padang Bolak Julu
2. Sebagai pengetahuan dan informasi bagi para remaja mengenai bahaya merokok.
3. Menambah ilmu pengetahuan dalam memperluas wawasan tentang metode penelitian khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja dan sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.
Ada beberapa cara pengambilan sampel penelitian yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel penelitian. Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Slovin sebagai berikut:
𝑛𝑛 = 𝑁𝑁 1 +𝑁𝑁𝑒𝑒2 Keterangan:
n : Jumlah Sampel N : Populasi
e : Perkiraan tingkat kesalahan
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampelnya adalah dengan Proportionale Stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada.Artinya setiap strata terwakili sesuai proporsinya. Rumusnya sebagai berikut:
𝑛𝑛𝑖𝑖 = 𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥𝑖𝑖 𝑛𝑛
Keterangan :
𝑁𝑁 : Populasi
𝑁𝑁𝑖𝑖 : Besarnya Populasi tiap strata
𝑛𝑛𝑖𝑖 : Jumlah sampel stratum ke-i
2. Uji Validitas
Keterangan:
Rxy : Koefisien Korelasi
𝑋𝑋 : Skor pertanyaan
𝑌𝑌 : Skor total n : Jumlah Sampel
3. Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach Alpha(CA) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑟𝑟=� 𝑘𝑘
𝑘𝑘 −1� �1−
∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1𝑠𝑠𝑖𝑖
𝑆𝑆𝑡𝑡 � Keterangan:
𝑟𝑟 : nilai koefisien Cronbach Alpha
𝑘𝑘 : banyaknya variabel penelitian
∑𝑠𝑠𝑖𝑖 : jumlah varians variabel penelitian
𝑆𝑆𝑡𝑡 : varians total
4. Analisis Faktor
Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel yang baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original variable).
a. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying dimensions) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set
variabel.
b. Mengenali dan mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi (independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya.
c. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu setvariabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat selanjutnya.
Kalauvariabel-variabel dibakukan (standardized), model analisis faktor bisa ditulis sebagai berikut:
𝑋𝑋𝑖𝑖 =𝐵𝐵𝑖𝑖1𝐹𝐹1+𝐵𝐵𝑖𝑖2𝐹𝐹2+𝐵𝐵𝑖𝑖3𝐹𝐹3+⋯+𝐵𝐵𝑖𝑖𝑖𝑖𝐹𝐹𝑖𝑖 +⋯+𝐵𝐵𝑖𝑖𝑖𝑖𝐹𝐹𝑖𝑖 +𝑉𝑉𝑖𝑖𝜇𝜇𝑖𝑖
keterangan:
𝑋𝑋𝑖𝑖 :Variabel ke-i yang dibakukan (rata-ratanya nol, standardeviasinya satu).
𝐵𝐵𝑖𝑖𝑖𝑖 :Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i padacommon factorke-j.
𝐹𝐹𝑖𝑖 :common factor ke-j.
𝑉𝑉𝑖𝑖 :Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke-i pada faktor yang unik ke-i (unique factor).
𝜇𝜇𝑖𝑖 :Faktor unik variabel ke-i.
𝑖𝑖 :Banyaknyacommon factor. i :1,2,3,...,n
j :1,2,3,...,m
Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor.Common factor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang terlihat/terobservasi (the observed variables) hasil penelitian lapangan.
keterangan: i : 1,2,3,...,p
p : Jumlah variabel.
𝐹𝐹𝑖𝑖 : Perkiraan faktor ke-i (didasarkan pada nilai variabel X dengan koefisiennya Wi).
𝑊𝑊𝑖𝑖 : Timbangan/bobot atau koefisien nilai faktor ke-i.
𝑋𝑋𝑖𝑖 : Variabel ke𝑋𝑋𝑖𝑖yang sudah dibakukan (standardized).
5. Analisis Faktor
Langkah-langkah Analisis Faktor sebagai berikut:
a. Tabulasi Data
b. Pembentukan Matriks Korelasi c. Ekstrasi Faktor
d. Rotasi Faktor e. Penamaan Faktor
1.7 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah:
1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.Data primer bersumber dari hasil kueisioner terhadap responden.
2. Menentukan variabel penelitian yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 1 Padang Bolak Julu.
3. Analisa Faktor
Secara garis besar tahapan dalam melakukan analisis faktor adalah: a. Merumuskan masalah.
b. Membentuk matriks korelasi. c. Memilih metode analisis faktor. d. Menentukan banyak faktor.
g. Menghitung factor scores atau surrogate variables. h. Menentukan ketepatan model (model fit).