• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASIONALISME DI INDONESIA Indonesia Int

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NASIONALISME DI INDONESIA Indonesia Int"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

NASIONALISME DI INDONESIA

Oleh:

Tesalonika Putri Eklesia Tarigan

Abraham Purba

Isra’ Pasu Mutiara

Nabilatul Hasanah

Reni Wasilah

Yunita

Kelas: B reguler 2016

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018

Mata Kuliah:

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Intelektual. Selesainya tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberi tugas, baik petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisannya tentu tidak terlepas dari kekurangan baik dalam sistematika dan tehnik penulisan.Oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik, saran, dan opini yang membangun senantiasa yang diharapkan dapat sebagai umpan balik yang positif untuk perbaikan di masa mendatang.

Medan, 24 Februari 2018

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Nasionalisme... 3

B. Latar Belakang Lahirnya Nasionalisme Di Indonesia... 4

C. Keadaan Nasionalisme Sebelum Kemerdekaan ... 5

D. Faktor-Faktor Nasionalisme Di Indonesia ... 9

E. Karakteristik Nasionalisme Di Indonesia... 13

F. Keadaan Nasionalisme Di Indonesia Pasca Kemerdekaan ... 15

G. Keadaan Indonesia Dewasa Ini & Faktor Yang Mempengaruhi Melemahnya Nasionalisme di Indonesia ... 16

H. Memperkuat Nasionalisme Di Indonesia... 19

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan dan Saran... 22

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Permasalahan nasionalisme di Indonesia beberapa tahun terakhir menjadi fokus perhatian para sejarawan yang peduli dengan eksistensi negara Republik Indonesia. Kartodirjo (2001), seorang sejarawan senior dari UGM, mengungkapkan keprihatinannya terhadap pertikaian antar elit politik di Indonesia. Kartodirjo menilai bahwa etos nasionalisme para elit politik di Indonesia telah menipis, karenanya Kartodirjo menghimbau agar para elit polittik segera mawas diri dengan mempelajari kembali sejarah pergerakan nasional melalui biografi tokoh-tokoh pergerakan nasional.

Nasionalisme dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dikenal sebagai sebuah kata sakti yang mampu membangkitkan kekuatan berjuang melawan penindasan yang dilakukan kaum kolonialis selama beratus-ratus tahun lamanya. Perasaan senasib dan sepenanggungan yang dialami mampu mengalahkan perbedaan etnik, budaya dan agama sehingga lahirlah sejarah pembentukan kebangsaan Indonesia.

(6)

tumbuh yang sebenarnya lebih menyakitkan, karena seolah-oleh bangsa ini tersiksa dalam waktu yang lama dan tidak segera menemukan kesembuhan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan nasionalisme?

2. Jelaskan bagaimana latar belakang lahirnya nasionalisme di indonesia? 3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya nasionalisme di

indonesia (internal dan eksternal) ?

4. Bagaimana karakteristik nasionalisme di indonesia? 5. Jelaskan kondisi penerapan nasionalisme di indonesia? 6. Bagimana cara memperkuat nasionalisme di indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk menjelaskan pengertian nasionalisme.

2. Untuk menjelaskan latar belakang lahirnya nasionalisme di indonesia. 3. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya

nasionalisme di indonesia (internal dan eksternal).

4. Untuk menjelaskan karakteristik nasionalisme di indonesia. 5. Untuk menjelaskan kondisi penerapan nasionalisme di indonesia.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NASIONALISME

Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

Nasionalisme adalah suatu dasar pembentukan negara, keduanya mempunyai kaitan yang cukup erat. Secara tidak langsung, terbentuknya suatu negara itu dibarengi dengan semangat warga yang berjiwa nasionalisme, begitu pula dengan terbentuknya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ini. Pengertian nasionalisme secara umum adalah pengabdian yang tinggi oleh bangsa terhadap negaranya yang diperlihatkan melalui sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat.

Nasionalisme dalam arti sempit dapat diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya dengan sangat tinggi dan berlebihan. Nasionalisme dalam arti luas adalah suatu sikap memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan termasuk harga diri bangsa sekaligus menghormati bangsa lain. Sifat nasionalisme pada setiap orang akan membina rasa bersatu antar penduduk negara yang berbeda-beda karena perbedaan baik suku, agama, maupun ras. Penting sekali untuk membedakan antara nasionalisme dan patriotism, patriotism adalah sikap berani yang pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.

(8)

identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu, semangat kebangsaan. Nasionalisme menurut Ernest Renan adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.

B. LATAR BELAKANG LAHIRNYA NASIONALISME DI INDONESIA

Konsep Nasionalisme dalam pengertian modern berasal dari dunia barat. Nasionalisme yang bangkit dalam abad ke-18 itu merupakan suatu gerakan politik untuk membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak warga negara. Nasionalisme abad ke-18 telah melahirkan negara-negara kebangsaan (nation-state) di Eropa dengan menentukan batas-batasnya di satu pihak dan melahirkan imperialisme di pihak lain.

Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara atau semangat bernegara. Sebelum kedatangan bangsa Belanda di lingkungan Indonesia, negara-negara sudah dikemudikan oleh orang-orang indonesia sendiri dalam bentuk kerajaan-kerajaan lokal. Nasionalisme Indonesia yang dalam perkembangannya mencapai titik puncak setelah PD-II yaitu dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia berarti pembentukan nasional Indonesia berlangsung melalui proses sejarah yang panjang. Indonesia dan negara-negara lain di Asia mengalami penjajahan dan secara serempak membangkitkan nasionalismenya sendiri sehingga menciptakan negara merdeka. Usaha untuk menolak kolonialisme inilah yang merupakan manifestasi dari penderitaan dan tekanan-tekanan yang disebut nasionalisme.

(9)

kolonial pada massa itu menjadi faktor utama yang melatarbelakangi munculnya nasionalisme di Indonesia.

Secara umum kita mengetahui nasionalisme di Indonesia dimulai ketika munculnya pergerakan dan organisasi nasional yang menutut Indonesia untuk merdeka. Tapi tanpa kita sadari, ternyata Kartini lah yang memberi sinar nasionalisme pertama kali di Indonesia meskipun sifatnya masih samar. Walaupun Kartini sering dikategorikan sebagai pejuang wanita, tetapi ditinjau dari teori yang ada seperti teorinya Sartono Kartodirdjo (1967) sepak terjang Kartini masuk pada fase paling awal pembentukan nasionalisme Indonesia. Lalu tahap selanjutnya adalah terbentuknya organisasi-organisasi kebangsaan yang menandai bangkitnya kesadaran sebagai bangsa Indonesia. Perkembangan selanjutnya ialah komitmen sebagai bangsa Indonesia melalui Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945.

C. KEADAAN NASIONALISME DI INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN

(10)

kolonialisme tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan memiliki hubungan timbal balik.

Semua pengalaman yang mengecewakan Indonesia akibat kolonialisme Belanda memaksa terbentuknya solidaritas sosial yang mengantar lahirnya organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia. Pergerakan kebangsaan Indonesia yang muncul pada abad ke-20 merupakan suatu fenomena baru di dalam sejarah bangsa Indonesia. Pergerakan kebangsaan itu merupakan lanjutan perjuangan yang masih bersifat pra-nasional dalam menentang praktek-praktek kolonialisme dan imperialisme Belanda pada masa-masa sebelumnya. Pergerakan kebangsaan modern ini lebih terorganisasi, mempunyai asas dan tujuan yang jelas, berjangkauan panjang, serta mempunyai ideologi baru yaitu menciptakan masyarakat maju, suatu ideologi yang kemudian mengalami pendewasaan dengan hasrat mendirikan sebuah negara nasional. Ada pula beberapa organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia, antara lain:

1. Budi Utomo (1908)

(11)

Nasionalisme di Indonesia mengalami pertumbuhan seirama dengan dinamika pertumbuhan dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia. Sifat dan corak nasionalisme pada saat lahirnya Boedi Utomo (1908) telah dilandasi oleh nasionalisme dalam bentuknya yang masih samar-samar. Perkumpulan ini membatasi gerakannya terbatas pada Jawa dan Madura. Sasaran perjuangannya juga tampak belum tegas antara perjuangan politik atau terbatas pada sosiokultural menyebabkan aktivitasnya cenderung hanya dibidang kebudayaan.

2. Sarekat Islam (1912)

Lahirnya Sarekat Islam (1912) memberikan titik terang bagi perkembangan nasionalisme Indonesia. Sarekat Islam tidak semata-mata mengadakan perlawanan terhadap pedagang Cina, tetapi membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera. Perjuangannya yang langsung membela rakyat, yaitu memperjuangkan ekonomi rakyat telah menjadikan perkumpulan ini berkembang sangat pesat. Dengan keadaan tersebut perkembangan nasionalisme Indonesia mengarah pada konsep nasionalisme yang bercorak ekonomi, religius, dan demokratis.

3. Indische Partij (1912)

(12)

4. Perhimpunan Indonesia (PI) (1925)

Perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda bernama Perhimpunan Indonesia (PI) awalnya bernama “Indische Vereneging” (1908) mulanya hanyalah perkumpulan organisasi sosiokultural. Tetapi sejak 1925 mereka telah mengembangkan organisasi tersebut sebagai organisasi yang mengutamakan masalah-masalah politik. Lewat PI konsep nasionalisme bercorak lebih tegas dan revolusioner. PI telah memberikan sumbangan yang sangat penting yaitu nama “Indonesia” sebagai identitas nasional.

5. Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927)

Kelahiran Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 melanjtkan ide-ide yang dikembangkan oleh PI juga dilandasi oleh nasionalisme dan revolusioner. Selanjutnya dicetuskan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi bukti bahwa nasionalisme Indonesia telah melandasi dan dijunjung tinggi dalam aktivitas bangsa Indonesia, untuk bersatu adalah kemauan bersama yang akan mengatasi alasan-alasan dengan tetap menghormati perbedaan-perbedaan yang ada.

(13)

D. FAKTOR-FAKTOR NASIONALISME DI INDONESIA 1. Faktor Internal

a. Kenangan Kejayaan Masa Lampau

Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.

b. Bersatunya Negara-Negara Asia Dan Afrika Sejak Zaman Dahulu Kala

(14)

c. Munculnya Golongan Cendekiawan

Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.

d. Paham Nasionalis Yang Berkembang Dalam Bidang Politik, Sosial Ekonomi, Dan Kebudayaan

Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.

Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.

Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.

2. Faktor Eksternal

a. Kemenangan Jepang Atas Rusia (1905)

(15)

berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.

b. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara

1) Pergerakan Kebangsaan India

Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.

2) Gerakan Nasionalis Rakyat Cina

(16)

Dinansti Manchu yang juga dianggap penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.

3) Pergerakan Nasionalisme Mesir

Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.

4) Munculnya Paham-Paham Baru

(17)

E. KARAKTERISTIK NASIONALISME INDONESIA

Menurut Sartono Kartodirdjo mengemukakan unsur-unsur nasionalisme di Indonesia dibagi dalam tiga kategori:

 Unsur kognitif menunjukkan adanya pengetahuan atau pengertian akan suatu situasi/fenomena tertentu dalam hal ini mengenai pengetahuan akan situasi kolonial pada segala parposinya.

 Unsur orientasi nilai/tujuan menunjukkan keadaan yang

dianggap berharga oleh pelaku-pelakunya, dalam hal ini dianggap sebagai tujuan atau hal yang berharga adalah memperoleh hidup yang bebas dari kolonialisme.

 Unsur afektif dari tindakan kelompok menunjukkan situasi

dengan pengaruhnya yang menyenangkan atau menyusahkan bagi pelaku-pelakunya. Berbagai macam diskriminasi pada masyarakat colonial melahirkan aspek afektif.

Melihat pendapat di atas, maka ketiga aspek tersebut di atas tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya, karena saling berhubungan antara aspek satu dengan aspek lainnya yang akan saling menunjang dalam satu kesatuan. Substansi nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur: Pertama, kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, etnik dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia dalam menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan di Indonesia.

(18)

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bahwa karakteristik nasionalisme Indonesia antara lain:

 Persamaan asal keturunan bangsa (etnik), yaitu bangsa

Indonesia berasal dari rumpun bangsa melayu yang merupakan bagian dari ras mongoloid dan kemudian diperkaya oleh variasi percampuran darah antar ras.

 Persamaan pola kebudayaan, terutama cara hidup sebagian suku-suku petani dan pelaut dengan segala adat istiadat dan lembaga sosialnya, manifestasi (perwujudan) persamaaan bahasa nasional, yaitu bahasa indonesia.

 Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan nama khas tanah air, yakni tanah tumpah darah seluruh bangsa berwilayah dari sabang sampai merauke.

 Persaaan senasib kesejahteraanya, baik kejayaan bersama

dimasa kejayankerajaan-kerajaaan besar jaman bahari sriwijaya dan majapahit, maupun penderitaan bersama dibawah dominasi penjajah asing.

 Persamaan cita-cita yakni persamaan cita-cita hidup bersama sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta mmembangun negara dalam ikatan persatuan indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. (Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1995).

(19)

Indonesia dan negara-negara lain di Asia mengalami penjajahan dan secara serempak membangkitkan nasionalismenya sendiri sehingga menciptakan negara merdeka. Nasionalisme sendiri mengacu pada faham yang mementingkan perbaikan dan kesejahteraan rasio atau bangsanya. Di Indonesia terdapat banyak suku dan etnik. Kelompok etnik yang bersifat sangat lokal ini perlu dikoordinasikan secara kolektif untuk menuju keinginan bersama. Jadi, klimaks dari pergerakan nasional adalah pembentukan nation Indonesia.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia bentuk gerakan nasionalisme adalah dalam wujud perlawanan fisik dan upaya diplomasi bangsa Indonesia dalam upaya untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Adapun bentuk-bentuk dari wujud nasionalisme rakyat Indonesia yaitu: Peristiwa pertempuran tanggal 10 November 1945 di Surabaya, peristiwa Bandung Lautan Api, Palagan Ambarawa, Konferensi Linggar Jati, Konferensi Renville, serta KMB. Termasuk di dalamnya upaya penanggulangan pemberontakan dari dalm negeri seperti: DI/ TII, PRRI/ Permesta, RMS baik Belanda maupun para pemberontak adalah sama-sama musuh bersama bangsa Indonesia yang harus dilawan demi menegakkan kedaulatan negera Republik Indonesia.

(20)

mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, maka di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, wajib diberikan pendidikan sejarah perjuangan bangsa”.

Dalam era Reformasi, gerakan nasionalisme menampakkan wujudnya dalam wajah yang baru yakni dalam bentuk perlawanan terhadap represi politik rezim yang berkuasa dan dalam perlawanan daerah terhadap pusat. Tragedi 12 Mei 1998 terjadi penembakan mahasiswa Trisakti, dan 1 Januari 2001 saat diberlakukannya Otonomi Daerah merupakan momentum puncak dari gerakan nasionalisme pada masa transisi menuju demokrasi di Indonesia. Nilai perjuangan pada angkatan 1998 dalam simpul perubahan sejarah politik negara, nilai-nilai perjuangan yang diangkat lebih kepada isu konkrit berkaitan dengan penyimpangan dan penyelewengan penyelenggara pemerintah serta pembangunan yang dirasakan masyarakat dengan tidak bersistem.

G. KEADAAN INDONESIA DEWASA INI & FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MELEMAHNYA NASIONALISME DI INDONESIA

(21)

Masyarakat sekarang mulai melupakan arti sesungguhnya dari nasionalisme, dan mulai sibuk dengan dirinya sendiri atau kelompoknya tanpa peduli dengan aset-aset kebudayaan negara yang sebenarnya patut untuk dijaga. Untuk kali ini, kami akan mengangkat masalah kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang banyak diambil alih oleh negara tetangga dan diklaim sebagai kepemilikan mereka, contohnya Reog Ponorogo, Rasa Sayang-Sayange, Batik, Wayang dsb. Ketika masalah ini terjadi, semangat nasionalisme kultural dan politik seakan muncul. Seluruh elemen masyarakat bersatu menghadapi ancaman dari luar. Namun anehnya, perasaan atau paham itu hanya muncul sesaat ketika peristiwa itu terjadi. Nasionalisme kita seakan muncul dengan paksaan yaitu ketika ada serangan atau ada ancaman dari pihak luar.

a. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Lemahnya Nasionalisme Di Indonesia

Globalisasi

Secara umum globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi modern. Istilah globalisasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks.

Globalisasi sendiri membawa pengaruh yang positif dan negatif kepada rakyat Indonesia. Beberapa pengaruh negatif yang diberikan oleh globalisasi antara lain:

(22)

Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri yang membawa brand bergaya barat yang membanjiri di Indonesia.

Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidak pedulian antar perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. b. Faktor Internal Yang Mempengaruhi Lemahnya

Nasionalisme Di Indonesia

 Provinsialisme, Kedaerahan, Primodialisme

Ketiga kata tersebut sebenarnya mempunyai arti atau definisi yang kurang lebih sama. Ketiganya sama-sama mempunyai arti paham yang menjunjung tinggi daerahnya atau bersifat kedaerahan. Provinsialisme paham yang menjunjung tinggi provinsi sendiri, primodialisme paham yang menjujung tinggi daerah asalnya atau daerah kelahirannya.

(23)

 Separatisme

Separatisme secara umum adalah suatu gerakan untuk memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia dari satu sama lain. Di Indonesia sendiri kita ketahui cukup banyak gerakan separatisme yang bermunculan dari jaman dahulu atau masa pasca kemerdekaan sampai saat ini ada GAM, RMS, dll yang mecoba untuk memisahkan diri dari NKRI. Dari pengalaman yang sudah ada ini bisa dilihat bahwa gerakan separatisme sudah ada sebelumnya menyebabkan nasionalisme kita menjadi rusak, karena gerakan tersebut mencoba untuk memisahkan diri dari RI.

H. MENINGKATKAN JIWA NASIONALISME

Rapuhnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen kedaerahan dan semangat primordialisme pascakrisis. Suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (social contract) yang mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya menjadi wacana belaka.Bukan hal yang aneh jika semangat solidaritas dan kebersamaan pun terasa semakin tenggelam sejak beberapa dekade terakhir. Boleh jadi, penyebab dari memudarnya rasa nasionalisme ini juga disebabkan oleh karena paradigma tentang bangsa dan nasionalisme yang kita anut, berjalan di tempat.

(24)

tidak hanya tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara negara namun juga membutuhkan peran aktif masyarakat.

1. Peran Keluaga

a) Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa misalnya dengan menunjukkan para pahlawan pendahulu yang telah merebut kemerdekaan.

b) Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar dan memastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang baik.

c) Selalu menggunakan produk dalam negeri dan merasa bangga dalam menggunakannya.

2. Peran Pendidikan

a) Memberikan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan juga bela Negara.

b) Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap Hari Senin dengan penuh khitmad. c) Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah

menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.

3. Peran Pemerintah

a) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme seperti seminar dan pameran kebudayaan.

(25)
(26)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa nasionalisme itu merupakan salah satu nilai yang terkandung dalam sila ketiga karena nasionalisme ini mewujudkan perwujudan dan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Serta bahwasannya paham kebangsaan atau nasionalisme pada dasarnya mempunyai pokok-pokok yaitu kesetiaan terhadap negara dalam segala aspeknya, perasaan senasib dan sepenanggungan, sebagai identitas negara, merupakan suatu paham, dan pengakuan adanya negara nasional.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

1. Suhartono. 1994. Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo-Proklamasi (1908-1945). Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

2. Warman, Asvi. 2013. Sejarah Resmi Indonesia Modern Versi Orde Baru Dan Para Penantangnya. Ombak: Yogyakarta.

3. Utomo, B. Cahyo. 1995. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia; Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan. IKIP: Semarang.

4. Siti Nuraini. Nasionalisme di Era Reformasi. Jurnal Madani Edisi II / November 2005.

5. Grendi Hendrastomo. Nasionalisme vs Globalisasi. Jurnal Dimensia, Volume I, No. 1, Maret 2007.

6. Dr. Drs. Yosaphat Haris Nusarastriya, M.Si. Sejarah Nasionalisme Dunia & Indonesia

7. Sudrajat. Kartini: Perjuangan dan Pemikirannya 8. download.portalgaruda.org/article.php?

article=369010&val=7990...Nasionalisme

9. www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/7542/6209 10. staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/..../Artikel%20Nasionalism

%20Pancasila.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Tepung lemah (soft wheat) adalah tepung terigu yang sedikit saja menyerap air dan hanya mengandung 8%-9% protein, kemudian adonan yang terbentuk kurang

Persoalan pemekaran desa tidak menimbulkan implikasi yang signifikan terhadap kehidupan sosio-kultural masyarakat, dikarenakan aspek struktur sosial yang dimiliki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik luar negeri Rusia dalam merespon perubahan iklim di Kutub Utara adalah politik luar negeri yang lebih bersahabat

Dari pertanyaan ini akan dapat dilihat peran yang telah dijalankan oleh gereja bagi para taruna- pemuda dalam kaitannya untuk pembangunan karakter Kristen

Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa l$gam standart yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan k$tak penyekat. /luida yang

DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN RICE BOWL (STUDI KASUS PADA RESTORAN RICE BOWL BOTANI SQUARE,

tentang dari hasil temuan penelitian dengan teori yang digunakan dalam.

Di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) persaingan bisnis tidak hanya terjadi pada produk yang dihasilkan oleh Negara-negara anggota ASEAN saja, namun juga terjadi