• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE UNTUK MATA PELAJARAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SMK DARUSSALAM MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE UNTUK MATA PELAJARAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SMK DARUSSALAM MAKASSAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

105

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE

UNTUK MATA PELAJARAN

PROGRAMMABLE LOGIC

CONTROLLER

(PLC) PADA

SMK DARUSSALAM MAKASSAR

Khaidir Rahman N

Program Studi Teknik Teknik Komputer, STMIK AKBA, Email: khaidir.as@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan produk website pembelajaran menggunakan media online dengan menggunakan Dreamweaver8, Filezilla, Xampp win32 Power Point. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang difokuskan untuk mengembangkan media pembelajaran pada mata pelajaran PLC. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengembangan model pembelajaran Dick dan Carey, selanjutnya dilakukan tahap pengembangan yang mengacu pada model Borg dan Gall yang dilakukan oleh beberapa tahap, concept, design, collecting content material, assembly, testing, dan distribution. Media web pembelajaran yang telah dikembangkan, telah divalidasi oleh dua orang ahli dengan mengalami revisi sehingga didapatkan hasil yang layak digunakan. Uji coba dilakukan sebanyak tiga kali yakni uji coba perorangan (one to one), uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media web pembelajaran dengan menggunakan website yang dikembangkan setelah dilakukan validasi maka media tersebut dinyatakan valid. media pembelajaran dengan menggunakan website dikatakan praktis karena seluruh aspek dalam pembelajaran berada pada kategori sangat baik. media pembelajaran dengan metode simulasi dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria keefektifan, dengan hasil: (1) memenuhi syarat kevalidan, (2) aktivitas peserta terlaksana seluruhnya (3) aktivitas pendidik terlaksana seluruhnya, dan (4) peserta didik serta pendidik memberikan respon yang positif terhadap media web pembelajaran dengan menggunakan secara online yang dikembangkan.

Kata Kunci : media online, website plc, Pengembangan

ABSTRACT

This study aims to determine the product development process learning website using online media using Dreamweaver8, FileZilla, Xampp win32 Power Point. This research is a development that is focused on developing learning media on subjects PLC. The development model used in this study refers to the development of learning models Dick and Carey, further stages of development, which refers to the model Borg and Gall performed by several stages, concept, design, content collecting material, assembly, testing, and distribution. Media web learning has been developed, it has been validated by two experts to be revised so that the results obtained are fit for use. The test is done as much as three times the individual testing (one to one), the test group was small and limited field trial. The results showed that web media learning by using a website developed after the validation of the media declared invalid. learning media by using the website say impractical because all aspects of the study are in the very good category. media with simulation method is said to be effective because it has met the criteria of effectiveness, with the results: (1) qualifies the validity, (2) the activity

(2)

106

of the participants carried out entirely (3) activity educators implemented in full, and (4) of learners and educators responded positively the web media by using online learning developed.

Keywords: online media, website plc, Development

I. PENDAHULUAN

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun yang merupakan perwujudan amanat pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 31 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa: (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, dan (2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada ciri khas dan karakteristik masing masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada SMK.

Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/dunia usaha/asosiasi profesi, substansi mata

pelajaran di SMK dikemas dalam berbagai mata pelajaran yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif, dan produktif.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan pada learning material atau materi pembelajaran. Dick dan Carey (dalam Afgani, 2009), menyatakan ada dua jenis materi pembelajaran, yaitu materi ajar tertulis (written) dan materi ajar yang dimedia-kan (mediated) atau disebut materi ajar cetak (Printed material) dan materi ajar non cetak (nonprinted material) (Reisser dan Dempsey, 2002 dalam Afgani 2009). Materi ajar non cetak merupakan materi ajar yang dikembangkan untuk memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran selain untuk mengisi kekurangan yang timbul akibat masalah budaya membaca, keterbatasan waktu serta untuk menjawab keragaman gaya belajar peserta didik. Sehingga pengembangan materi ajar non cetak harus dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan medianya. Dengan kata lain, pemilihan materi yang sesuai dengan media yang ditentukan merupakan langkah awal yang penting, disamping pemaparan yang mudah dicerna, dalam arti menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif dan jelas.

(3)

107 sebagai media pembelajaran (Gomes,

2005). Website memberikan sebuah peluang agar kegiatan belajar lebih menarik dan interaktif. Hal ini dikarenakan kemudahan pembuatannya yang mudah tanpa perlu bahasa pemrograman yang rumit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Made Hery Santosa yang berjudul “ Pemanfaatan Website (jurnal online) dalam Pembelajaran Menulis” diperoleh bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan website terbukti berhasil meningkatkan prestasi dan motivasi mahasiswa dalam menulis.

II. TINJUAN PUSTAKA

1. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Pengembangan adalah suatu proses menciptakan, mencoba, menghasilkan bahan-bahan pembelajaran yang tepat guna (American Society for Training and Development, 2007). Menurut Akker dan Plomp mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yaitu (1) pengembangan untuk mendapatkan prototipe produk, (2) perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe tersebut.

Borg and Gall (1983) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Menurut Richey and Klein (2007), penelitian desain dan pengembangan didefinisikan sebagai berikut: “the systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of establishing an empirical basis for creation of instructional and non-instructional

products and tools and new or enhanced models that govern their development”.

Mengacu pada beberapa definisi di atas, ada beberapa point utama yang dapat kita simpulkan: 1) penelitian desain dan pengembangan adalah merupakan suatu studi (yang meliputi proses perancangan, pengembangan dan evaluasi) yang sistematis, artinya sama dengan studi lain penelitian ini memiliki kaidah tertentu yang harus dirancang dan direncanakan dengan baik. 2) tujuannya adalah untuk menciptakan suatu produk dan tool (alat) baik yang bersifat pembelajaran (instructional) maupun non-pembelajaran, jadi output dari penelitian desain dan pengembangan dapat berbentuk produk maupun alat (tools) 3). produk dan tool yang dihasilkan tersebut bisa berupa hal baru maupun memperbaiki dari yang sudah ada.

Tujuan yang mendasari pengembangan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, hal itu dapat terlaksana jika dua dasar kegiatan dapat terealisasi yaitu pengembangan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Kedua kegiatan dasar tersebut secara terkonsep telah memilki tiga tahap utama dalam pengembangan; 1) desain, 2) produksi, 3) validasi (Merril, 1978).

2. Pembelajaran Mandiri

Pembelajaran mandiri (self directed learning) dapat diartikan sebagai mata proses, dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain. Kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut adalah mencakup mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi dan menilai hasil belajar. Menurut Knowles (1975), belajar mandiri lebih ditekankan pada orang dewasa dengan asumsi semakin dewasa peserta didik maka :

(4)

108

pendidik kepada sikap mengarahkan diri dan saling belajar diantara mereka.

b. Semakin bertambah pula pengalaman belajar mereka yang dapat dijadikan sumber belajar, sedangkan orientasi belajar berubah dari penguasaan materi kearah pemecahan masalah. c. Kesiapan belajarnya semakin

dirasakan untuk menguasai tugas-tugas yang berkaitan dengan peranan mereka dalam kehidupan.

d. Perspektif waktunya semakin berorientasi pada penggunaan hasil belajar yang dapat segera dimanfaatkan dalam kehidupan. e. Makin diperlukan keterlibatan mereka

dalam perencanaan, diagnosis kebutuhan, penentuan tujuan belajar, dan evaluasi proses serta hasil belajar.

Belajar mandiri sangat penting untuk perkembangan seseorang karena:

a. Orang-orang yang mengambil inisiatif dalam belajar lebih banyak dan lebih baik daripada orang yang tergantung pada pendidik.

b. Cara belajar ini sejalan dengan proses alamiah perkembangan jiwa.

c. Munculnya konsep-konsep atau teori-teori baru dalam pendidikan yang menekankan tanggung jawab belajar pada peserta didik.

Konsep belajar mandiri pada dasarnya menekankan pada kreatifitas dan inisiatif peserta didik. Akan tetapi pada kondisi tertentu, secara sistematik peserta didik dapat meminta bantuan/bimbingan pada pendidik, disini peran pendidik lebih menekan kan sebagai fasilitator.

Dengan demikian pembelajaran mandiri adalah pembelajaran yang dilakukan individu secara inisiatif, tampa bantuan orang lain. Yang sudah mempunyai perencanaan dalam belajar sehingga hasilnya dapat dievaluasi dalam nilai akhir.

3. Analisis Perilaku dan Karakteristik awal siswa

Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Jean Peaget psikolog-kognitif dari Swiss ini, berpendapat bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan bertahap dari berpikir intelektual kongkrit ke abstrak berurutan melalui empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah: (1) tahap sensori motor pada usia 0-2 tahun, (2) tahap pra-operasional pada usia 2-7 tahun, (3) tahap periode operasi kongkrit pada usia 7-12 tahun, dan (4) yang terakhir adalah tahap operasi formal pada usia 12 tahun ke atas. Disain pembelajaran PLC dirancang untuk subjek didik SMK dengan usia antara 15-18 tahun. Maka sesuai dengan teori Peaget, siswa pada kelompok usia tersebut berada dalam tahap operasional formal atau mereka telah mampu berpikir abstrak. Jadi pada tahap ini siswa sudah mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan lebih kompleks dari pada anak yang berada pada level perkembangan kognitif dibawahnya.

Gambar 2 Peta konsep materi pembelajaran PLC kelas X

(5)

109 pembelajaran dapat diatasi. Pengguna bisa

langsung menuju pada masalah yang dikehendakinya. Selain itu, website juga dapat mengurangi sifat abstrak dari materi-materi pelajaran, terutama dalam mempelajari Programmable Logic Controller (PLC). Oleh karena itu, website merupakan salah satu media pembelajaran yang strategis untuk meningkatkan proses pembelajaran yang aktif dan interaktif.

Hasil akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah membuat sebuah pengembangan media pembelajaran berbasis website pada PLC yang valid, praktis dilihat dari respon siswa dan guru, dan efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

III.METODE PENELITIAN

Model prosedural dalam Penelitian ini merupakan gabungan antara model pengembangan pembelajaran Dick dan Carey, metodologi penelitian pengembangan Borg dan Gall, serta metode pengembangan multimedia Arch C. Luther seperti gambar 3. Pada tahap ke 7 dari pengembangan pembelajaran Dick

dan Carey, dilakukan penelitian dan pengembangan menurut Brog dan Gall. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke 1 sampai tahap ke 7 sesuai dengan kebutuhan, pada tahap 3 pembuatan produk awal menggunakan metode pengembangan multimedia berdasarkan Arch C Luther. Berikut uraian setiap tahap-tahap tersebut.

Gambar 3. Bagan desain penelitian gabungan antara Dick & Carey model,

Borg & Gall, and Luther)

Pembuatan Website

Pembelajaran Programmable Logic Controllers (PLC)

berbasis Website

Evaluasi

Media Pembelajaran afektif dan Valid Kemajuan

(6)

110

IV HASIL PENELITIAN A. Konstruksi

Berdasarkan tahap perancangan sesuai dengan desain paper-based dan rancangan skenario pembelajaran kemudian diinput ke dalam komputer (computer-based) sehingga menghasilkan media dalam bentuk prototype I. Berikut tampilan tahap kontruksi/ realisasi pembuatan media pembelajaran online berbentuk website sebagai berikut :

1) Ketik

http://www.plcdarusalammks.com /admin. Kemudian isi user name dan password tampilannya bisa dilihat dibawah ini :

Gambar 4. Halaman awal untuk login

2) Jika sudah berhasil, dapat langsung login dengan mengisi user dan password. Tampilan sebagai berikut :

Gambar 5. Halaman utama admin

3) Setelah masuk, anda akan diarahkan ke halaman utama admin web dan disini anda diarahkn untuk mengisi data -data

yang akan ditampilan dihalaman utama web.

Gambar 6. Jadwal Praktikum

4) Selanjutnya akan disis modul praktikum. Tampilannya sebagai berikut :

Gambar 7. Halaman modul Praktikum

(7)

111 5) Untuk melihat tampilan utama

pada website ketik

http://www.plcdarusalammks.com pada broswer.

6) Tampilan halaman utama sisi bawah

7) halaman tenaga pengajar

Gambar 10 Halaman tenaga pengajar

8) Halaman petugas praktikum

Gambar 11. Halaman petugas praktikum

9) Halaman modul praktikum

Gambar 12. Halaman Modul Praktikum

10)Halaman jadwal praktikum

Gambar 13. Halaman Jadwal Praktikum Gambar 8 Halaman utama website sisi

atas

(8)

112

11). halaman informasi

Gambar 14. Halaman Informasi

Media pembelajaran PLC berbasis web ini dikembangkan dengan model gabungan antara model pengembangan pembelajaran Dick dan Carey, metodologi penelitian pengembangan Borg dan Gall, serta metode pengembangan multimedia Arch C Luther. Pada tahap ke 7 dari pengembangan pembelajaran Dick dan Carey, dilakukan penelitian dan pengembangan menurut Brog dan Gall. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke 1 sampai tahap ke 7 sesuai dengan kebutuhan, pada tahap 3 pembuatan produk awal menggunakan metode pengembangan multimedia berdasarkan Arch C Luther.

Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berperan dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien, meskipun terdapat faktor-faktor lain yang berperan dalam keberhasilan pembelajaran seperti strategi, model, dan metode pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dibawah kendali guru dengan menggunakan media pembelajaran, sehingga media pembelajaran menjadi komponen yang sangat penting. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran perlu dikembangkan sehingga siswa dapat lebih mudah memahami bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru.

1. Hasil validasi media pembelajaran berbasis Web

Mengetahui layak atau tidaknya media pembelajaran berbasis web ini digunakan oleh siswa dan guru maka didesain sebuah instrumen penilaian media untuk mengukur valid atau tidaknya media pembelajaran berbasis web tersebut. Menurut Nieven (dalam Bisaso, 2006) uji validasi merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki sebuah media pembelajaran, validitas mengacu pada sejauh mana materi yang dikembangkan sejalan dengan pengetahuan seni (validitas isi) dan konsisten antara bagian yang beragam dari materi (validitas konstruk). Media yang dikembangkan telah memenuhi syarat valid, kevalidan tersebut dapat dilihat dari aspek konten, aspek media, maupun aspek bahasa yang telah mencapai nilai validasi yang telah ditetapkan.

Validasi dilakukan oleh ketiga tim ahli ( media, isi, dan bahasa). Hasil dari validasi pada prototype I adalah 3.2 (cukup valid), ini berarti bahwa website pada prototype I ini belum dapat diuji cobakan karena masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan yang dimaksud mencakup kualitas slide presentasi yang belum maksimal, penggunaan widget yang masih kurang, dan template website yang masih monoton yang membuat keinteraktifan website masih kurang. Kekurangan tersebut kemudian direvisi untuk memperbaiki kekurangan yang telah didapatkan sebelumnya kemudian divalidasi dan menghasilkan prototipe II.

(9)

113 kejelasan tujuan, dan kemenarikan

tampilan fisik dengan nilai 4.7 (sangat valid). Sedangkan dari aspek bahasa, untuk kriteria dengan nilai tertinggi yaitu kriteria kejelasan kalimat dan penggunaan kata-kata/istilah yang dikenal siswa, dengan nilai kevalidan 4,3 (valid).

Berdasarkan hasil validasi tersebut maka media pembelajaran PLC berbasis web ini sudah menjadi sebuah media yang valid dan dapat digunakan siswa dalam proses pembelajaran baik secara mandiri maupun di dalam ruang kelas, hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Nieven (2006) suatu media dikatakan baik jika memenuhi aspek-aspek kualitas, antara lain validitas, kepraktisan, dan efektivitas.

2. Respon siswa terhadap media berbasis web

Setelah perbaikan dilakukan maka dihasilkan prototipe II, kemudian diuji cobakan di SMK Darussalam Makassar pada siswa kelas XII. Umumnya siswa mengatakan senang dengan media pembelajaran PLC berbasis web, Mereka menganggap bahwa media pembelajaran PLC berbasis web ini menyenangkan sebab media berbasis web yang digunakan membantu siswa untuk memahami pelajaran dengan mudah, selain itu materi yang disajikan menarik sebab dilengkapi dengan gambar dan slide presentasi pembelajaran yang memberikan gambaran jelas tentang melakukan praktikum pada setiap job program logic control yang dilakukan oleh sisi pengontrolan, dan menggunakan peralatan, hal ini dapat dilihat berdasarkan respon siswa terhadap tampilan media, materi/isi, dan bahasa secara keseluruhan yaitu sangat baik (31,27%), baik (53,85%), dan cukup baik (14,89%).

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa kriteria yang ditetapkan untuk menyatakan bahwa para siswa memberikan respon positif terhadap tes interaktif adalah 50% dari mereka memberi respon positif terhadap minimal 70% jumlah aspek yang ditanyakan

(Darwis, 2007). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa 53,85% siswa memiliki respon yang baik terhadap media pembelajaran PLC berbasis web. Hasil tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran PLC yang berbasis web mampu menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

Melihat keseluruhan hasil validasi dan ujicoba terbatas, maka dapat dilihat bahwa ada beberapa karakteriskan yang hendaknya dimiliki media pembelajaran PLC berbasis web.

a) Pemilihan tamplate web yang tidak menoton namun sederhana dan mendukung semua aspek yang ingin ditampilkan pada halaman website. b) Penyajian materi sebagai isi dari web

haruslah disajikan lengkap dalam hal ini materi yang disajikan di dukung oleh gambar, slide presentasi, dan penggunaan jenis huruf yang jelas, sehingga siswa tidak merasa bosan karena media pembelajaran yang dibuat ini ditujukan untuk siswa SMK yang menyukai tampilan yang praktis, berwarna dan tidak monoton. c) Sebuah web memiliki

fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung potensi setiap pelajar dalam mengembangkan materi pelajarannya. Fasilitas – fasilitas tersebut diantaranya; yaitu fasilitas komentar melalui fasilitas ini siswa dibantu untuk mendapatkan kejelasan dari materi yang diposting. Komentar tersebut berupa pertanyaan yang akan dibalas oleh guru, sehingga terjadi proses interaksi antara guru dan siswa. Fasilitas lain yaitu dengan adanya Forum diskusi agar tercipta interaksi/timbal balik dalam proses pembelajaran selain itu, media ini bersifat Progresif dimana media ini tampilannya tidak berubah ketika dibuka diberbagai media elektronik berbasis internet.

(10)

114

dalam pengembangan media pembelajaran PLC berbasis web meliputi tahapan penelitian dan pengembangan, keterbatasan isi materi dan teknis. Pada tahapan penelitian dan pengembangan media ini dikembangkan dengan penggabungan antara tiga model pembelajaran yaitu model Dick dan Carey, Borg dan Gall, dan Luther, khusus model Borg dan Gall sebenarnya meliputi 10 tahapan tapi tidak dilaksanakan sepenuhnya. Tahap ke-8 uji coba operasional, tahap ke-9 perbaikan produk akhir, dan tahapan ke-10 diseminasi nasional tidak dilakukan. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke-1 sampai tahap ke-7, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Keterbatasan dari segi isi materi dan teknis, media pembelajaran PLC berbasis web yang dikembangkan hanya terbatas pada materi PLC pada kelas XII dan keterbatasan peneliti dalam mengelolah tampilan web atau template yang sesuai dengan tema materi PLC, sehingga peneliti hanya menggunakan template tema yang telah dibuat sendiri dan dikirim ke penyedia domain untuk dikelolah dalam penyedia web. Peneliti juga mengalami kesulitan dalam pendistribusian file dimana dari admin programmer mengirim ke server dan Admin web mengunggah file dari server, karena peneliti menggunakan jasa penyedia Domain yang berbayar dimana terdapat keterbatasan untuk mengunggah file/agenda/materi dikarenakan keterbatasan oleh ketersediaan kuota data pada server serta masa berlaku domain yang bersifat temporal, kendati demikian admin web tetap bisa memperpanjang masa berlaku domain pada server yang ditunjuk ke pusat penyedia yaitu www.Masterweb.com. Peneliti berharap pengembangan media pembelajaran PLC berbasis web

selanjutnya dapat menggunakan ini sebagai acuan dalam proses perbaikan mutu pendidikan pada mata pelajaran PLC pada khususnya dan dalam Konsentrasi Sistem Instalasi Tenaga Listrik pada umumnya.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Media pembelajaran PLC berbasis web ini dikembangkan dengan model gabungan antara model pengembangan pembelajaran Dick dan Carey, metodologi penelitian pengembangan Borg dan Gall, serta metode pengembangan media Arch C Luther.

(11)

115

DAFTRA PUSTAKA

Afgani, M.W., 2009. Pengembangan Media Website pada Materi Program Linear di Sekolah Menengah Atas. Tesis Program Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya (tidak dipublikasikan).

Akker, J. Van den. 1999. Principles and Method of Development Research. London. Dlm. van den Akker, J., Branch, R.M., Gustafson, K., Nieveen, N., & Plomp, T. (pnyt.)”. Design approaches and tools in educational and training.Dordrecht: Kluwer Academic Publisher.

American Society for Training and Development. 2007. ISD Model. United States of America.

Anagnostopaulo, Kyriaki. 2002. Designing to Learn and Learning to Design. LTSN Generic Centre. Middlesex University.

Arsyad, A. 2003. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Blood, Rebecca. 2002. The Weblog Handbook, Basic Books, A Member of the Perseus Books Group.

Bonk, C. J., & Reynolds, T. H. (1997). Learner-centered web instruction for higher-order thinking, teamwork, and apprenticeship. In B. H. Khan (Ed.), Web-based instruction (pp. 167–178). Englewood Cliffs, NJ:Educational Technology Publications.

Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational Research. An Introduction. Fourth Edition. New York & London: Longman.

Briggs, J. L. (1997) Instruction Design; Principle and Aplication New

York: Educational Technology Publication Inc.

Budi Rahardjo. (2007). Langkah-langkah Membuat “Web ”. Tersedia pada ‘merevehicles’argument. In R. E. Clark (Ed.), Learning from media: Arguments, analysis, and evidence (pp. 125–136). Greenwich, CT: Information Age Publishin.

Cobine, G.R. (1997). Studying with the Computer. ERIC Digest. [Online]. Tersedia:http://www.ericfacility.net /ericdigests/ed450069.html.[17 Januari 2003].

Darwis, M. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Melibatkan Kecerdasan Emosional. Disertasi, Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya. Tidak Diterbitkan.

Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta : Depdiknas.

Dick, W. dan Carey, L. (1996). The Sistematic Design of Instruction. Harper Collin Publishers . New York.

(12)

116

Gomes, M.J. 2005. Blogs: A Teaching Resource and a Pedagigical. Universidade do Minho, Portugal.

Gustafson, K. and Branch, R. (1997) Revisioning Models of Instructional Development. Educational Technology Research and Development. Vol.45, No. 3, pp. 73-89.

Hannafin, and Peck. 1989. The Design, Development, and Evaluation of Instruction Software. New York: Macmillan Publishing Company.

Haughey, M. & Anderson, T. (1998). Networked Learning: The pedagogy of the Internet. Montreal: Cheneliere/McGraw-Hill

Heinich, et. al. (1996). Intructional Media and Technologies for Learning (5thed).New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Heinich, dkk. (2005). Instructional technology and media for learning 8th edition. New Jersey: Pearson merrill Prentice Hall

Hidayat, Rudi. 2011. Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk SMA/MA Kelas XII . Erlangga. Bandung.

Hobri. 2009. Metodologi Penelitian Pengembangan (Developmental Research). Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember.Jember.Http//:PenelitianDe saindanPengembanganTeknologiP endidikan.NET.html

Khan, B. (1997). Web-based instruction: What is it and why is it? In B. H. Khan (Ed.), Web-based instruction (pp. 5–18). Englewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publications.

Kozma, R. B. (2001). Counterpoint theory of „learning with media‟. In R. E. Clark (Ed.), Learning from media:

Arguments, analysis, and evidence (pp. 137 178). Greenwich, CT: Information Age Publishing Inc.

Mc Ardle, Tom. (2002). Planning & Project Development. National Training Agency.

Merril. M. D and Reigeluth C.M. 1978. Orginally published in the journal of instructional development, 1978, 1(2), 11-16. Reprinted with permission.

Mill, Steven. 2006. Using the Internet for Active Teaching and Learning. Merrill Prentice Hall. Ohio.

Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta. Bandung.

Plomp. Tjeerd. dkk. 1997. Cross National Policies and Practices on Computers in Education. Dordrecht/Boston/London: Kluwer Academic Publishers.

Plotnik, R. (2005). Introduction to psychology, 7th ed. New York : Wadsworth.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rosenberg, M. J. (2001). E-learning: Strategies for delivering knowledge in the digital age. New York: McGraw-Hill.

Richey, C Rita and Klein, D James, (2007), Design and Development Research Metdhods, Strategies and Issues, Lawrence Erbaum Associates, Inc.

(13)

117 Pembelajaran Dictation pada

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.

Sadiman, Arief. 1984. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sa‟ud, Udin Syaefuddin. 2008. Inovasi Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Supriatna, Dadang. Mulyadi, M. 2009.

Konsep Dasar Desain

Pembelajaran. Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB.

Setyautami, dkk. 2008. Blog sebagai Media Pembelajaran Alternatif. Karya tulis. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia.

Surjono, Herman. 2009. Pengenalan dan pengembangan E- Journal. Diakses dari

http://blog.uny.ac.id/hermansurjono tanggal 1 Januari 2013.

Gambar

Gambar 2 Peta konsep materi
Gambar 3. Bagan desain penelitian
Gambar 4. Halaman awal untuk login
Gambar 10 Halaman tenaga pengajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan patologi anatomi terhadap proses persembuhan luka pada hewan coba mencit untuk kelompok perlakuan dengan salep placebo (kontrol negatif), kelompok

Sekarang ini sekolah juga sudah menyediakan fasilitas internet meskipun hanya sebagaian sekolah saja, karena hal ini penulis tertarik untuk membuat situs Animals Ensiklopedia

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba membuat aplikasi game menggunakan Macromedia FLASH MX 2004 yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas pendukung dan menarik para

tingkat kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan (Studi kasus rumah. makan ayam bakar

Pelayanan pendidikan inklusi bagi anak disabilitas di Dayah dapat dilakukan dengan dua bentuk: pertama, layanan segregasi, yaitu Dayah dapat membentuk lembaga

Dalam kasus nyata yang penulis temukan hanya terdapat 3 diagnosa keperawatan yaitu : Penurunan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan Penurunan sirkulasi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui beberapa aspek penangkapan meliputi jumlah alat tangkap optimal, Catch per unit effort ( CPUE ) , potensi maksimum

Apabila kita cermati substansi rumusan pasal tersebut, sesuai dengan penempatannya dibawah judul mengenai ketentuan cara bagi seorang prajurit untuk menarik diri dari