• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN DAN UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING PERUSAHAAN KONSULTAN MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAMBARAN DAN UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING PERUSAHAAN KONSULTAN MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Proceedings SNEB 2014 hal: 1

GAMBARAN DAN UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING

PERUSAHAAN KONSULTAN MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

(AEC) 2015

Handy Aribowo

Program Studi Manajemen, STIE IBMT Surabaya Jl. Raya Kupang Baru no.8 Surabaya

Email : handy_wita@yahoo.co.id

Abstrak - Indonesia merupakan pasar yang paling potensial, Indonesia memiliki Berbagai potensi keunggulan seperti keindahan alam Indonesia, iklim, sumber daya hayati baik pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan, sumber daya mineral dan pertambangan, dan penduduk Indonesia yang beragam etnik, budaya, agama dan bahasa. Tentu saja potensi keunggulan tersebut dilirik oleh banyak negara untuk ekspansi. Dari paparan peristiwa diatas terkait dengan pelaksanaan ASEAN Economic Community (AEC) 2015, permasalahan yang muncul adalah sejauh mana gambaran kesiapan Perusahaan Konsultan Manajemen di kota Surabaya dalam menghadapi AEC 2015, serta bagaimana upaya yang perlu dilakukan perusahaan Konsultan Manajemen di kota Surabaya dalam upaya meningkatkan daya saing dengan perusahaan konsultan dari luar negeri pada saat pelaksanaan AEC 2015. Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif yang berfungsi memberikan makna secara mendalam atas data atau fakta yang ada. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Kesiapan perusahaan Konsultan Manajemen dari berbagai bidang sangat beragam, dimana terdapat perasaan optimis dan perasaan pesimis, akan tetapi sebagian besar Business Owner dari perusahaan konsultan manajemen merasa optimis bahwa dalam AEC 2015 mereka mampu dan siap bersaing dengan perusahaan konsultan manajemen dari luar Indonesia. Beberapa upaya yang perlu dilakukan oleh perusahaan konsultan manajemen lokal dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015 seperti kemampuan berbahasa Asing, terutama bahasa Inggris, serta harus selalu update tentang knowledge, tools dan Metodologi dalam memberikan advice kepada klien di bidang manajemen.

(2)

Proceedings SNEB 2014 hal: 2 I.

Pendahuluan

Sejak peristiwa krisis moneter yang dimulai pada tahun 1997 yang melanda kawasan Asia Tenggara khususnya, para kepala Negara ASEAN pada KTT ASEAN ke 9 di Bali pada tahun 2003 menyepakati pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam bidang Keamanan Politik (ASEAN Political-Security Community), Bidang Ekonomi (ASEAN Economic Community), dan bidang Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture Community) yang dikenal dengan nama Bali Concord II dengan tujuan terciptanya stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran bersama di kawasan. Untuk pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, Untuk mewujudkan AEC 2015 tersebut, maka para pemimpin negara ASEAN pada KTT ASEAN ke 13 pada November 2007 di Singapura, menyepakati AEC Blueprint sebegai acuan bagi seluruh negara anggota ASEAN dalam mengimplementasikan komitmen AEC.

ASEAN Economic Community (AEC) adalah upaya bersama untuk menciptakan suatu model integrasi ekonomi regional pada tahun 2015 untuk 10 negara di ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Brunei Darussalam) dengan tujuan mewujudkan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi dengan pembangunan ekonomi yang merata yang ditandai dengan penurunan tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial ekonomi. Diharapkan dengan terbentuknya AEC, maka diharapkan negara-negara di ASEAN akan menjadi pusat perdagangan kawasan yang terintegrasi. AEC

diharapkan dapat disejajarkan dengan komunitas serupa seperti Uni Eropa (EU).

Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 ini adalah masalah daya saing Indonesia yang masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN lain seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Dikutip dari Laporan dari Bank Dunia yang merilis Doing Business 2014 berupa peringkat negara-negara dalam kaitannya dengan kemudahan berbisnis di seluruh negara di dunia.dalam laporan tersebut, Indonesia berada pada peringkat 120, peringkat ini dibawah negara ASEAN lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam dan Filipina.

Tabel 1.1 Doing Business 2014 Khusus Negara ASEAN

Peringkat

Dunia Negara

1 Singapura 6 Malaysia 18 Thailand 59 Brunei Darussalam 99 Vietnam 108 Filipina 120 Indonesia

Sumber : World Bank

Sehubungan dengan pelaksanaan AEC 2015, bisa dikatakan Indonesia merupakan pasar yang paling potensial, Indonesia memiliki Berbagai potensi keunggulan seperti keindahan alam Indonesia, iklim, sumber daya hayati baik pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan, sumber daya mineral dan pertambangan, dan penduduk Indonesia yang beragam etnik, budaya, agama dan bahasa. Sebagai negara berkembang, dengan memiliki Potensi keunggulan tentu saja dilirik oleh banyak negara untuk ekspansi bisnis, karena para pebisnis melihat Indonesia memiliki peluang pasar yang paling potensial. Tentu saja dengan semakin diliriknya pasar Indonesia oleh berbagai negara, sudah tentu akan menimbulkan suatu kompetisi yang ketat.

Banyaknya perusahaan lokal yang ingin mengembangkan diri untuk menyongsong era persaingan AEC 2015 yang diperkirakan makin ketat, tentu saja memerlukan beberapa strategi untuk bersaing dengan “pemain asing”,. Disinilah peluang dalam mengembangkan bisnis konsultan

manajemen. Dimana baik “pemain asing” sudah

tentu membutuhkan strategi agar mereka bisa masuk ke pasar Indonesia, Adanya keterbatasan

resource yang dimiliki pada lingkungan internal perusahaan membuat perusahaan menjadi sulit untuk bersaing dan lebih berkembang, tentunya situasi tersebut membutuhkan bantuan dari lingkungan eksternal, yaitu jasa konsultan manajemen dalam membenahi kelemahan serta menyusun strategi agar mereka dapat bersaing dalam AEC 2015 nanti. Jasa konsultan manajemen merupakan salah satu peluang dari lingkungan eksternal perusahaan untuk dapat menjadi alternatif untuk dapat bersaing maupun pengembangan bisnis. Peran dan posisi dari Konsultan manajemen bisa dikatakan sebagai second opinion, sehingga keputusan akhir tetap diambil klien/perusahaan.

(3)

Proceedings SNEB 2014 hal: 3 ketat antar perusahaan konsultan manajemen,

Disinilah tantangan bagi perusahaan konsultan manajemen lokal, khususnya dari kota Surabaya untuk menyikapi tingkat persaingan ini.

Ditengah keterbatasan informasi seputar situasi dan kondisi yang terjadi di wilayah Indonesia terutama dari perusahaan asing yang ingin penetrasi pasar maupun membuka lahan bisnis di negara Indonesia, peran konsultan manajemen lokal lebih dipercaya. Konsultan manajemen lokal dianggap lebih mengerti “medan perang” di daerah maupun negara mereka sendiri. Disinilah adanya peluang dari perusahaan konsultan manajemen lokal dalam menghadapi kompetisi di AEC 2015, diharapkan perusahaan konsultan manajemen lokal harus mempersiapkan segala kiat, daya dan upaya dalam menghadapi persaingan, sehingga dapat tetap eksis di tengah persaingan yang sangat ketat dan keras.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini, antara lain : (1) Sejauh mana gambaran kesiapan Perusahaan Konsultan Manajemen di kota Surabaya dalam menghadapi AEC 2015 ? (2) Bagaimana upaya yang perlu dilakukan perusahaan Konsultan Manajemen di kota Surabaya dalam upaya meningkatkan daya saing dengan perusahaan konsultan dari luar negeri pada saat pelaksanaan

AEC 2015 ?

II. Landasan Teori

2.1. Sejarah Pembentukan ASEAN

The Association of Southeast Asian Nation

(ASEAN) merupakan organisasi yang berdiri di Bangkok pada 8 Agustus 1967 dengan diprakarsai oleh 5 negara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand). Hingga sekarang sekarang, keanggotaan ASEAN bertambah menjadi 10 negara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Brunei Darussalam). Tujuan utama dari berdirinya ASEAN adalah untuk mempercpat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan budaya.

2.2. ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint

Pertemuan menteri Ekonomi ASEAN pada Agustus 2006 di Kuala Lumpur Malaysia, sepakat mengembangkan ASEAN Economic Community Blueprint yang merupakan panduan untuk terwujudnya AEC. Declaration on ASEAN Economic Community Blueprint ditandatangani pada 20 November 2007 bersamaan dengan penandatanganan Piagam ASEAN (ASEAN Charter). AEC Blueprint sebegai acuan bagi

seluruh negara anggota ASEAN dalam mengimplementasi komitmen AEC. Adapun 4 pilar utama AEC 2015 (dalam buku “Menuju ASEAN Economic Community 2015” oleh

Departemen Perdagangan Republik Indonesia) :

1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional, dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. 2. ASEAN sebagai kawasan berdaya saing tinggi,

dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, ha katas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerce.

3. ASEAN sebagai kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia-Kamboja, Myanmar, Laos dan Vietnam).

4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.

2.3. Roadmap for an ASEAN Community (2009-2015)

Pada KTT ke-14 ASEAN pada 1 Maret 2009 di Hua Hin Thailand, para pemimpin ASEAN

menandatangani Roadmap for an ASEAN Community (2009-2015), sebagai sebuah gagasan baru untuk mengimplementasikan secara tepat waktu tiga Blueprint (Cetak Biru) ASEAN Community, yaitu :

1. ASEAN Political-Security Community (Cetak Biru Komunitas Politik-Keamanan ASEAN)

2. ASEAN Economic Community Blueprint (Cetak Biru Komunitas Eknomi ASEAN), dan

3. ASEAN Socio-Culture Community (Cetak Bitu Komunitas Sosial Budaya ASEAN).

2.4. Konsultan Manajemen

(4)

Proceedings SNEB 2014 hal: 4 mencari pedoman, meminta keterangan atau

informasi. Dalam hal ini seseorang tersebut berada diluar kelompok kerja atau organisasi, seseorang yang akan bekerjasama dan mendiskusikan berbagai macam isu yang berkaitan dengan bisnis.

Sedangkan terkait dengan pengertian Konsultan Manajemen, ada beberapa pengertian seperti Menurut Institute of Management Consultant (1996) yang mendefinisikan bahwa Konsultan Manajemen adalah Suatu badan usaha jasa pelayanan konsultasi yang dikelola dan dilakukan oleh pihak-pihak yang independen dan memenuhi syarat (qualified), baik secara perorangan maupun secara kelompok. Association of Consulting Management Engineers (ACME) mendefinisikan Konsultan Manajemen adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan, dan dikelola oleh para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman. Badan usaha ini bertujuan untuk membantu para manajer dalam upaya memecahkan suatu masalah atau meningkatkan kualitas kerja melalui pengambilan suatu keputusan yang objektif berdasarkan sistem penganalisaan fakta.

Kemudian beberapa pakar Manajemen pun memberikan berbagai macam definisi tentang Konsultan Manajemen, seperti Kubr (2000) yang mendefinisikan bahwa Konsultan Manajemen adalah sebuah profesi dimana seseorang menjadi mitra yang membantu Klien(Client)nya untuk memecahkan masalah-masalah manajemen dan bisnis, membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, membantu mengidentifikasi peluang baru, meningkatkan kapabilitas pembelajaran, dan melakukan perubahan.

Sedangkan menurut Dr. Ahuja (1996) mendefinisikan bahwa Konsultan Manajemen adalah pihak yang menawarkan jasa konsultasi untuk segala bidang yang berhubungan dengan bidang manajemen, Douglas Ray (2005) juga menambahkan bahwa Konsultan bukanlah pegawai perusahaan, tetapi bekerja sendiri dan biasanya dikontrak untuk menangani tugas tertentu dan dibayar secara per jam, atau per hari tergantung kesepakatan.

Ada beberapa bidang bisnis yang dapat dibantu oleh konsultan manajemen dalam suatu pengembangan bisnis kepada suatu perusahaan, antara lain : Pemasaran, Keuangan dan Akuntansi, Pajak, Hukum, Teknologi Informasi ( TI ), Sumber Daya Manusia (SDM), dan Produksi dan Operasi

III. Pembahasan 1.1. Profil Responden

Pada penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif yang berfungsi memberikan

makna secara mendalam atas data atau fakta yang ada. Penulis menggunakan narasumber untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan. Dalam penelitian ini narasumber yang dijadikan obyek penelitian untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat disebut dengan nama informan dan key informan. Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan teknik

purposive sampling , artinya dengan memilih nara sumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal dalam menjalankan profesi sebagai konsultan manajemen.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini mengikuti pola yang dikemukan oleh Miles dan Huberman (1992). Dalam penelitian ini responden yang digunakan sebagai obyek penelitian sebanyak 8 orang adapun rinciannya dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Profil Responden

No Nama Jenis Kelamin

Bidang Konsultasi

1 Mr AW

Pria Teknologi Informasi (TI)

2 Mr HD Pria Pemasaran (Riset Pasar)

3 Mrs FAS

Wanita Sumber Daya Manusia (SDM) dan Psikologi

4 Mr DH Pria Manajemen Produksi dan Operasi

5 Mrs EP Wanita Pemasaran (Branding,

Web Development,

and Interior Design)

6 Mr IC Pria Keuangan – Akunansi

7 Mr BP Pria Pajak

8 Mr. TPL

Pria Manajemen Produksi dan Operasi (Khusus pada Performance Management)

Sumber : Olahan Penulis

Dalam penelitian ini, Informan yang dipilih merupakan business owner dari perusahaan konsultan manajemen sekaligus konsultan manajemen. Adapun kedelapan informan tersebut dipilih berdasarkan keterwakilan bidang bisnis yang dapat dibantu oleh konsultan manajemen dalam suatu pengembangan bisnis kepada suatu perusahaan, kecuali Konsultan di bidang Hukum.

(5)

Proceedings SNEB 2014 hal: 5 Setelah wawancana dengan para Business

Owner dari perusahaan Konsultan Manajemen , peneliti membuat kesimpulan argumentatif yang menggambarkan kesiapan para KM menghadapi AEC ini.

1. Wawancara dengan Konsultan Manajemen Keuangan-Akuntansi (KA)

Profesi sebagai konsultan KA telah dijalani selama 14 tahun. Dengan kehadiran AEC, konsultan tidak merasa terdorong secara signifikan dalam mempersiapkan era ekonomi Asia ini. Kesadaran agar menjadi lebih professional, termasuk menata sistem kerja lembaga maupun personal memang menjadi semakin besar. Kesadaran ini membuahkan sebuah rencana untuk membenahi manajemen lembaga dan manajemen waktu sang konsultan KA. Secara umum, AEC 2015 merupakan kabar baik yang justru ditunggu oleh konsultan KA karena perusahaan-perusahaan akan dipaksa menyehatkan cash-flow nya dan ada harapan perusahaan-perusahaan meminta pembenahan sistem keuangan dan akunting mereka, juga barang kali ada perusahaan-perusahaan baru yang membutuhkan jasa konsultan KA. Meski diprediksi banyak perusahaan konsultan lokal tutup pada AEC

2015, akan tetapi tidak ada rasa khawatir, malahan menyambut baik dengan kedatangan perusahaan konsultan asing.

2. Wawancara dengan Konsultan Manajemen Produksi & Operasi/Performance Management

(PM)

Respon Konsultan PM tentang kesiapan menghadapi AEC 2015 biasa saja.Masalah yang sering dihadapi adalah ketertutupan informasi yang kritis.Kunci sukses dalam menangani permasalahan klien adalah kemampuan mengikuti keragaman dan perkembangan jaman dan ilmu.Sedangkan persiapan dalam menghadapi AEC dikalangan perusahaan-perusahaan adalah peningkatan kemampuan bahasa Inggris.Persaingan dalam dunia konsultan manajemen menghadapi AEC yang perlu diantisipasi adalah biasanya perusahaan asing lebih suka memakai jasa konsultan yang. Sedangkan persiapan khusus yang dilakukan oleh konsultan PM dapat dikatakan tidak ada karena belum jelas benar AEC 2015 ini akan membuat perubahan apa.

3. Wawancara dengan Konsultan Manajemen Pajak (KP)

Konsultan yang satu ini mengaku tidak melakukan persiapan apapun menghadapi

AEC.Alih-alih melakukan persiapan, justru KP

ini menyambut antusias AEC karena iklim bisnis diperkirakan akan makin menggairahkan. Namun demikian beliau telah berpikir untuk berbenah agar lebih professional dengan menata staf-stafnya dan mengikutkan staf-staf brevet A & B. Tiap Kantor Pajak Pembantu (KPP) memiliki peraturan Account Representative (AR) sendiri-sendiri.Tiap KPP juga menjalankan prosedur secara tidak konsisten. AEC bagi saya jelas peluang dan ancaman.Peluang bagi saya untuk memperingatkan klien-klien saya agar berbenah manajemen pajaknya, ancaman karena jika hal ini tidak diperhatikan maka kinerja keuangan perusahaan bias terpengaruh, padahal persaingan dengan Negara-negara asing makin tajam.

4. Wawancara dengan Konsultan Manajemen Produksi & Operasi (PO)

Kesiapan perusahaan-perusahaan Indonesia terkait AEC adalah dalam hal kecepatan kerja, produktifitas Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi dan skills, ketrampilan SDM diperusahaan terkait terutama di unit

manufacturing, selain itu juga jaminan mutu dari barang, ketepatan pengiriman dan penerimaan barang. Persaingan dalam profesi konsultan ini semakin ketat jelas, karena terbukanya peluang asing dengan skill, bahasa dan tarif yang bersaing terutama dari Singapura, Malaysia, dan Filipina sebagai Negara-negara yang dikenal memiliki individu dengan keahlian khusus dan menonjol. Filipina misalnya keahlian keuangan dan akuntansi. Akan tetapi perlu untuk tetap meningkatkan expertise

(keahlian) pada level yang lebih spesifik, jadi bukan hanya keahlian umum saja.

5. Wawancara dengan Konsultan Manajemen Pemasaran Khusus Branding, Web Development& Interior Design (BWeb).

Konsultan BWeb ini optimis dengan masa depan bisnis ini. Masalah yang kerap bahkan selalu dihadapi adalah multiple revision. AEC

2015 dalam persainagn bisnis konsultan akan terjadi dengan ketata, sehingga bisa dikatakan akan terjadi higher competition dengan perusahaan konsultan asing. Yang perlu dipersiapkan menghadapi menghadapi AEC

2015 dalam peningkatan skills dan English. Sedangkan sarana peningkatan agar memenangkan persaingan adalah meningkatkan kemampuan teknologi, verbal skill dan kemampuan berkomunikasi.

6. Wawancara dengan Konsultan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Masalah SDM berkaitan dengan persiapan

(6)

Proceedings SNEB 2014 hal: 6

soft skill. Hard skill maksudnya memang ternyata kompetensi utama para pekerja Indonesia belum memadai. Soft skill dalam hal ketekunan dan kegigihan menghadapi beratnya pekerjaan dan persaingan serta semangat juang untuk terus berlatih dan memacu diri, ini sangat kurang. Sebagai Konsultan SDM, kesulitan dihadapi sejak dari hiring hingga seseorang menduduki posisi manajerial. Juga kemampuan analisis terhadap masalah individual tak kalah penting.. AEC ini akan menjadi batu ujian bagi mereka yang memang mengejar karir. Persiapan konsultan SDM adalah lebih mempertajam keahlian khusus, misalnya pengembangan karakter.

7. Wawancara dengan Konsultan Manajemen Pemasaran (Riset Pasar)

Klien kerap berpikir tentang kerjasama jangka pendek dengan konsultan, karena perubahan pasar, produk, target penjualan dan sebagainya. Persiapan terkait AEC adalah kemampuan berbahasa Inggris, kemampuan berinovasi terhadap produk.Tantangan bagi perusahaan-perusahaan adalah selalu daya saing, kemampuan berkolaborasi, service management, up-dating ilmu dan perkembangan terbaru dibidang pemasaran. Dalam dunia bisnis konsultan pemasaran ini menjelang AEC akan terjadi persaingan sengit terutama masuknya konsultan dari luar Negara-negara ASEAN, namun konsultan dalam negeri tetap optimis karena lebih mengenal lapangan. Persiapan bagi konsultan pemasaran adalah peningkatan kemampuan mempraktekkan tools

dibidang manajemen pemasaran dan peningkatan kemampuan bahasa asing. Persiapan ini dilakukan melalui seminar, training, membaca buku-buku dan terus mengikuti perkembangan mutakhir tentang kiat-kiat manajemen pemasaran.

8. Wawancara dengan Konsultan Teknologi Informasi (TI)

Terkait dengan pemberlakuan Asean Economic Community (AEC) 2015, maka ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh perusahaan agar mampu bersaing, antara lain Internet yang cepat untuk membantu proses pekerjaan di perusahaan. Persaingan antar konsultan TI akan semakin ketat dalam AEC 2015, dimana Persaingan akan semakin ketat dengan masuknya lembaga konsultan TI dari luar negeri. Untuk itu agar perusahaan konsultan IT dapat bersaing dalam AEC 2015, maka perusahaan TI harus selalu update

informasi yang terbaru karena perkembangan

TI sangat pesat, adapun sarana peningkatan pengetahuan dan tools dalam konsultasi manajemen TI antara lain melalui Belajar melalui blog maupun website para ahli IT, Berkomunikasi dengan para pakar/ahli TI, Mengikuti seminar untuk update knowledge, dan Mengikuti workshop bersifat hard skill di bidang TI.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian, maka dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kesiapan perusahaan Konsultan Manajemen dari berbagai bidang sangat beragam khususnya di kota Surabaya, dimana terdapat perasaan optimis dan perasaan pesimis, akan tetapi sebagian besar Business Owner dari perusahaan konsultan manajemen merasa optimis bahwa dalam Asean Economic Community (AEC) 2015 mereka mampu dan siap bersaing dengan perusahaan konsultan manajemen dari luar Indonesia, Walaupun pada AEC 2015 nanti akan banyak konsultan manajemen asing akan hadir di Indonesia, akan tetapi konsultan manajemen lokal tidak merasa khawatir, karena bagaimana pun juga di tengah persaingan yang ketat di AEC 2015, juga terdapat suatu peluang yang dapat dimanfaatkan konsultan manajemen lokal seperti mendapatkan klien baru dari negara luar Indonesia yang ingin membuka lahan bisnis di Indonesia, membutuhkan partner

khususnya konsultan manajemen lokal yang mereka anggap dianggap lebih mengerti “medan perang” di daerah maupun negara mereka sendiri.

2. Beberapa upaya yang perlu dilakukan oleh perusahaan konsultan manajemen lokal khususnya di kota Surabaya dalam menghadapi Asean Economic Community

(AEC) 2015 seperti kemampuan berbahasa Asing, terutama bahasa Inggris. Terkait dengan penanganan terhadap permasalahan yang dihadapi klien, Perusahaan Konsultan Manajemen harus selalu update tentang

knowledge, tools dan Metodologi dalam memberikan advice kepada klien di bidang manajemen. Perusahaan Konsultan Manajemen dituntut harus mempunyai keterampilan dan pengalaman yang sangat luas untuk menangani berbagai peran dan kondisi kepada klien.

3. Adapun sarana peningkatan serta update

(7)

Proceedings SNEB 2014 hal: 7 bidang manajemen antara lain dengan

mengikuti kegiatan seminar, training, serta mengikuti perkembangan dunia manajemen melalui buku, majalah, koran, majalah, jurnal ilmiah, internet dan televisi.

4.2 Saran

Berdasarkan temuan penelitian dan kesimpulan penelitian diatas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dalam menjaga reputasi sebagai perusahaan konsultan manajemen yang profesional, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan konsultan manajemen, yaitu pertama terkait dengan Track record, dalam hal ini menyangkut nama, pengalaman dan reputasi. Serta yang kedua terkait dengan Metodologi, dalam hal ini perlu dicermati apakah metode maupun solusi yang ditawarkan tersebut dapat membuat perusahaan berhasil.

2. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, seperti terbatasnya jumlah responden dikarenakan waktu yang dimiliki responden sangat terbatas, untuk itu agar penelitian mendatang bisa memperbanyak jumlah responden, responden yang dijadikan obyek penelitian bukan hanya pemilik perusahaan konsultan manajemen dari kota Surabaya, akan tetapi juga para konsultan manajemen sendiri selain business owner perusahaan konsultan manajemen baik yang berada di kota Surabaya, maupun di luar kota Surabaya. Selain itu, dapat pula digunakan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan Kuantitatif sebagai alternatif selain pendekatan Kualitatif.

Daftar Pustaka

Basrowi dan Suwandi (2008) Memahami Penelitian Kualitatif. PT Rineka Cipta Jakarta.

Bustami, Gusmardi Menuju ASEAN Economic Community 2015, Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional,

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia, tanpa tahun

Cresswell, J. (1998) Research Design : Qualitative & Quantitative Approaches. Thousand Oaks, CA : Sage Publications.

Garratt, Sally, (1996) Kiat Menjadi Seorang Konsultan Ulung Cetakan Perdana, Binarupa Aksara, Jakarta.

Hidayat, Taufik (2006) Bisnis Konsultan Kian Gurih Majalah SWA 15/XXII/ 27 Juli – 8 Agustus 2006.

Kubr,M (2000) Management Consulting : A Guide to the Profession Geneva International Labour Office

Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. (1992)

Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI Press.

Ray, Douglas (2005), Memulai dan Menjalankan Bisnis Konsultan, Cetakan Perdana, Abdi Tandur, Jakarta.

Rupidara, N.S dan Prajudo, N.S (2003),

Pembelajaran dalam Komunitas Konsultasi Manajemen. Jurnal Usahawan No.12 Th XXXII Desember 2012.

Siagian, Renville, (1997), Peran Konsultan Manajemen di Bidang Perkebunan, Cetakan Pertama, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Solaeman, Henni.T (2007) Legitnya Bisnis Konsultan Majalah SWA 09/XXIII/26 April – 9 Mei 2007

Biodata Penulis

Gambar

Tabel 1.1 Doing Business 2014 Khusus Negara
Tabel 3.1 Profil Responden

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi minat para calon mahasiswa dalam memilih jurusan akuntansi di Universitas Katolik

Untuk meghindari interpretasi yang salah dan sebagai pembatasan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan maka perlu kiranya menentukan pembatasan masalah yang akan

Proses observasi yang dilakukan oleh tim pendamping, dan kemudian sangat terbantu oleh berbagai masukan, hasil dialog dengan para warga yang terlibat dalam

Hasil temuan penelitian ini dapat dikatakan tidak mendukung teori Utami (2006) karena menurut Utami (2006) mengatakan bahwa optimalisasi pengelolaan bisnis retail

Sanksi hukum orang yang menikahkan pelaku poligami tanpa izin pengadilan agama dalam tinjauan hukum Islam tidak ada perbedaan tidak ada perbedaan pelaku poligami dan orang

(a) bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi

Pada penelitian ini analisa dan pembahasan yang akan dilakukan mencakup 3 pokok bahasan, yaitu: (a) analisis letak keruntuhan bronjong pada tikungan 120 0 , (b) analisis

FACR berarti terjadi peningkatan aktiva tetap dengan persentase yang lebih tinggi. daripada persentase peningkatan modal