• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Obesitas dan Gaya Hidup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan antara Obesitas dan Gaya Hidup"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DAN GAYA HIDUP DENGAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON

Filita Pratiwi Ole*, Anita Basuki*, Ricky C. Sondakh**

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT

Hypertension was classified as systolic blood pressure of ≥140 mmHg and diastolic blood pressure of ≥90 mmHg, or being in specific treatment. According to World Health Organization, about one billion people in the world had hypertension which was two-third are in developing countries. The objective of this research was to determined relationship between obesity and life style with hypertension on society in the middle of Tomohon subdistict at Tomohon city. This resea rch was an analytic observational with cross sectional design. The research was conducted in the middle Tomohon subdistict at Tomohon city on May until October 2014. Population in this research was society at the age of 45-60 years with 108 samples by simple random sampling. Data were analyzed using Chi-Square statistic test with significance level α = 0,05. The result showed that prevalence of hypertension on society wa s 68,5%. Obesity had no significance relationship with hypertesion (p = 0,639 > 0,05). Life style had relationship with hypertension (p = 0,004 < 0,05). Recommendations to health department and related instance to enhance health promotion and education about hypertension and society to controlling their blood pressure, doing medical treatment as routine, and put into healthy life style to avoid hypertension.

Keywords: Hypertension, obesity, life style

ABSTRAK

Hipertensi diklasifikasikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg, atau berada dalam perawatan khusus. Menurut World Health Organization, sekitar 1 milyar penduduk di dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di negara -negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas dan gaya hidup dengan hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon pada bulan Mei - Oktober 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat berusia 45 60 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 108 orang, diambil secara simple ramdom sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada masyarakat sebesar 68,5%. Obesitas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan hipertensi (p = 0,639 > 0,05). Gaya hidup memiliki hubungan dengan hipertensi (p = 0,004 < 0,05). Saran bagi dinas kesehatan dan instantsi terkait agar lebih ditingkatkan program promosi kesehatan dan edukasi mengenai penyakit hipertensi dan kepada masyarakat untuk selalu mengontrol tekanan darah, melakukan pengobatan secara rutin dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat untuk menghindari hipertensi.

(2)

PENDAHULUAN

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi diklasifikasikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg atau berada dalam perawatan khusus (Erdman et al, 2012). Hipertensi sering disebut sebagai ‘silent killer’, karena seringkali penderita hipertensi selama bertahun-tahun tidak merasakan suatu gangguan atau gejala sebelumnya (Triyanto, 2014). Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, terutama stroke. Hipertensi menyebabkan kerusakan parah pada retina, otak dan ginjal, dan merupakan penyebab kebutaan, demensia, dan gagal ginjal kronis (Erdman et al, 2012).

Menurut World Health Organization (2011), sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di negara-negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di kawasan Asia tenggara. WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus penderita hipertensi dan diperkirakan akan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibandingkan pria (29%) (Triyanto, 2014).

Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran menurut usia ≥18 tahun sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, terdapat 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (Kemenkes RI, 2013).

Prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 15%, sedang minum obat 15,2% dan melalui pengukuran adalah 27,1% (Kemenkes RI, 2013). Kasus hipertensi tertinggi terdapat di Kota Tomohon, yaitu empat di antara sepuluh penduduk (41,6%) dan kasus hipertensi terendah terdapat di Kota Bitung sekitar satu di antara lima penduduk (22,5%) (Depkes RI, 2009).

Faktor-faktor risiko hipertensi terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu genetika, jenis kelamin, dan usia. Faktor yang dapat dimodifikasi berkaitan dengan obesitas dan gaya hidup.

(3)

Tomohon Tengah, sebagian besar masyarakat bertubuh gemuk terutama pada perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Syahrini, dkk (2012) mengenai faktor-faktor risiko hipertensi primer di Puskesmas Kulin Kota Semarang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi.

Faktor lain yang dapat dimodifikasi, yaitu gaya hidup yang terdiri dari konsumsi makanan, aktifitas fisik yang kurang, merokok dan kebiasaan alkohol. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suoth, dkk (2014) mengenai hubungan antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi makanan dan aktivitas fisik dan kebiasaan merokok dengan hipertensi.

Berdasarkan data awal yang diperoleh dari Puskesmas Matani Kecamatan Tomohon Tengah, hipertensi menempati urutan kedua tertinggi dari 10 penyakit menonjol dengan prevalensi 27,4% dan paling banyak ditemukan pada kelompok usia 45 tahun ke atas dengan prevalensi 86,4%. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara obesitas dan gaya hidup dengan hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan

di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon pada bulan Mei-Oktober 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat berusia 45–60 tahun yang berjumlah 4344 orang.

Besar sampel adalah 108 orang yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu: a) bersedia menjadi responden; b) pernah didiagnosis menderita hipertensi atau sedang mengkonsumsi obat anti hipertensi. Data yang dikumpulkan melalui pengukuran antropometri dengan menggunakan timbangan digital dan microtoisse, pengukuran tekanan darah dengan menggunakan Spyghmomanometer aneroiddan stetoskop, dan kuesioner untuk menilai gaya hidup. Analisis data bivariat menggunakan uji chi-square dengan derajat kemaknaan α = 0,05.

HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden

(4)

bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini pendidikan terakhirnya adalah tamat SMA, yaitu berjumlah 37 responden (34,3%), sebaliknya yang paling sedikit, yaitu responden yang tamat Perguruan Tinggi berjumlah 16 responden (14, 8%). Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 74 responden

menderita hipertensi dan 34 responden tidak menderita hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menderita hipertensi, yaitu sebanyak 74 dari 108 responden (68,5%).

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Di Kecamatan Tomohon Tengah, 2014

Karakteristik Jumlah

n %

Usia

45-49 43 39.8

50-54 16 14.8

55-60 49 45.4

Jenis Kelamin

Laki-laki 59 54.6

Perempuan 49 45.4

Pendidikan Terakhir

Tamat SD 22 20.4

Tamat SMP 33 30.6

Tamat SMA 37 34.3

Tamat PT 16 14.8

2. Hubungan Antara Obesitas Dengan Hipertensi Pada Masyarakat Di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon

Berdasarkan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon (p value = 0,639).

Tabel 2. Hubungan Antara Obesitas Dengan Hipertensi Di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon, 2014

Obesitas

Hipertensi

p value

Ya Tidak

n % n %

Ya 45 66,2 23 33,8 0,639 Tidak 29 72,5 11 27,5

3. Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Hipertensi Pada Masyarakat Di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon

Berdasarkan uji statistik chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon (p value = 0,004).

Tabel 3. Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Hipertensi Di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon, 2014

Gaya Hidup

Hipertensi

p value

Ya Tidak

n % n %

(5)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada masyarakat di kecamatan Tomohon Tengah tahun 2014 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi cukup tinggi, yaitu sebesar 68,5% atau 74 responden menderita hipertensi. Hipertensi merupakan faktor risiko independen utama untuk penyakit jantung. Hipertensi meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal (Sharlin and Edelstein, 2011).

Komplikasi akibat hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Hipertensi bertanggung jawab untuk 45% kematian akibat penyakit jantung, dan 51% dari kematian akibat stroke (WHO, 2013). Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa obesitas tidak berhubungan dengan hipertensi pada masyarakat di kecamatan Tomohon Tengah kota Tomohon, karena hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa p value = 0,639.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Destyana, dkk (2009) tentang hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah dan golongan darah di kelurahan mersi kecamatan Purwokerto Timur dengan menggunakan desain penelitian cross sectional pada 63 responden. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah (p = 1,000 > α = 0,05).

Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Diaz (2002)

mengenai Hypertension and Obesity pada 575 responden dimana hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan Hipertensi (r = 0, 42), p < 0,001. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amira et al (2012) mengenai the prevalence of obesity and its relationship with hypertension in an urban community: data from world kidney day screening programme dimana berdasarkan hasil penelitian pada 1368 sampel menunjukkan bahwa OR = 2,59 (p value < 0,001; 95% CI). Itu artinya orang menderita obesitas memiliki resiko 2,59 kali terkena hipertensi. Adanya perbedaan dari hasil penelitian ini dikarenakan jumlah sampel yang berbeda dan karakteristik sampel berbeda.

(6)

KESIMPULAN

1. Prevalensi hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon tahun 2014 adalah sebanyak 74 responden (68,5%).

2. Tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon.

3. Terdapat hubungan antara obesitas dengan hipertensi pada masyarakat di Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon.

SARAN

1. Bagi pemerintah dan instansi terkait agar meningkatkan program promosi kesehatan berupa penyuluhan mengenai hipertensi dan edukasi pada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui penyakit hipertensi dan faktor risikonya terutama faktor yang dapat dimodifikasi dan bagi masyarakat agar mengontrol tekanan darah, melakukan pengobatan secara rutin.

2. Diharapkan agar dapat memperbaiki status gizi mulai dari tingkat primer sampai tingkat tersier sehingga masyarakat terhindar dari berat badan berlebih (obesitas) yang dapat memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif, termasuk hipertensi.

3. Menerapkan gaya hidup yang lebih sehat, seperti menghindari serta menghentikan kebiasaan buruk yang dapat memicu hipertensi.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel-variabel yang belum termasuk dalam penelitian ini dan melanjutkan penelitian di lokasi berbeda dengan jumlah sampel yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses melalui www.litbang.depkes.go.id/rkd2013/Lapo ran_Riskesdas2013.pdf

Erdman, J., Macdonald, I and Zeisel, S. 2012. Present Knowledge in Nutrition (10th ed). ILSI: Wiley-Blackwell.

Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. World Health Organization. 2011a.

Hypertension Fact Sheet. WHO: Department of Sustainable Development and Healthy Environments. Diakses melalui www.searo.who.int

Departemen Kesehatan RI. 2009. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sulut Tahun 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses melalui www.terbitan.litbang.depkes.go.id/pener bitan/index.php/blp/catalog

(7)

Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), 315 – 325. Diakses melalui

www.download.portalgaruda.org/article Suoth M., Hendro B dan Reginus M. 2014.

Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. E-journal keperawatan, 2(1), 1 – 10. Diakses melalui

www.ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp /article/view/4055

Sharlin, J and Edelstein, S. 2011. Essentials Of Life Cycle Nutrition. USA: Jones and Bartlett Publishers.

World Health Oraganization. 2013. A Global Brief On Hypertension. Geneva: WHO Press. Diakses melalui www.who.int/iris/bitstream/10665/WHO _DCO_WHD_2013.2_eng.pdf

Destyana R., Saryono dan Mursiyam. 2009. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Dan Golongan Darah Di Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur. Jurnal Keperawatan Soedirman, 4(2), 54 – 60. Diakses melalui www.keperawatan.unsoed.ac.id Diaz, M.E. 2002. Hypertension And Obesity.

Journal Of Human Hypertension, 16(1), 18-22. Diakses melalui www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1198688 7

Amira., Sokunbi, B and Sokunbi, A. 2012. The Prevalence Of Obesity And Its Relationship With Hypertension In An Urban Community: Data From World Kidney Day Screening Programme. International Journal of Medicine and Biomedical Research, 1(2), 104-110.

Diakses melalui

Gambar

Tabel 3. Hubungan Antara Gaya Hidup

Referensi

Dokumen terkait

LAMPIRAN GRAFIK PEMILIHAN RANTAI.. Universitas

1. Untuk pengembangan lebih lanjut, dapat dilakukan pengembangan fitur yang dapat menampilkan grafik peserta yang tersebar di berbagai cabang berdasarkan jenis member agar

8 Sumatera Bentuk tubuh pipih/ compressed dan letak mulut terminal dengan ciri khas yaitu terdapat empat garis hitam di bagian tubuh yaitu di bagian kepala, dada, ujung perut

Pada kelompok ringerfundin terjadi penurunan/perubahan kadar elektrolit yang signifikan (p&lt;0,05), sedangkan pada kelompok tetraspan kadar elektrolit tidak terjadi

anak-anak tidak diberi kesempatan mempelajari keterampilan tertentu, mereka akan memiliki dasar ketermpilan yang telah dipelajari oleh teman-teman sebayanya, dan

Nilai merupakan salah satu komponen terpenting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Nilai juga menjadi tolak ukur untuk mengetahui perkembangan hasil belajar

“I don’t like to think I’m hard, just realistic.”.. “What you are is a small-town shopkeeper who has the bad luck to have

partisipan pada terapi pustaka tipe ini adalah orang yang sehat, misalnya siswa... Tujuan dari tipe ini adalah membantu partisipan untuk mencapai