• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat manusia dan perkembangan islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hakikat manusia dan perkembangan islam"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Hakikat manusia dan perkembangan Hakikat Manusia

Tuhan menciptakan mahluk hidup diduinia ini atas berbagai jenis dan tingkatan. Dari

berbagai jenis dan tingkatan mahluk hidup tersebut manusia adalah mahluk yang paling mulia dan memiliki berbagai kelebihan.

Keberadaan manusia apabila dibandingkan dengan mahluk lain(hewan), selain memiliki insting sebagaimana yang dimiliki hewan, manusia adalah mahluk yang memiliki beberapa kemampuan antara berfikir, rasa keindahan, perasaan batiniah, harapan, menciptakan dan lain-lain.sedangkan kemampuan hewan lebih bersifat insting dan kemampuan berfikir yang rendah untuk mencari makan, mempertahankan diri dan mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.lain halnya dengan manusia, selain memiliki insting manusia juga mampu berfikir(homo sapiens), mampu mengubah dan menciptakan segala sesuatu sesuai dengan rasa keindahan dan kebutuhan hidupnya. Lebih dari itu manusia adalah mahluk moral dan religious.

Dari penjelasan tentang perbedaan manusia dan hewan, maka mucul beberapa pandangan tentang hakikat manusia sebagai berikut:

1. Pandangan psikoanalitik

a) Tokoh psikoanalitik (Hansen, stefic, wanner, 1977) menyatakan bahwa manusia [ada dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif. Tingkah laku seseorang ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sudah ada pada diri seseorang, tidak ditentukan oleh nasibnya tetapi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan insting biologisnya.

b) Sigmund freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian seseorang terdiri dari tiga komponen yakni: ide, ego, super ego. Masing-masing komponen tersebut merupakan berbagai insting kebutuhan manusia yang mendasari perkembangan manusia.

1. Pandangan Humanistik

a) Pandangan Humanistik(Hansen, dkk, 1977) menolak pandangan Freud bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional, tidak tersosialisasikan dan tidak memiliki control

terhadapnasibnya sendiri. Tokoh Humanistik (Roger) berpendapat bahwa manusia itu memiliki dorongan untuk menyerahkan dirinya sendiri kearah positif, manusia itu rasional, tersosialisasikan, mengatur, dan mengontrol dirinya sendiri.

b) Pandangan Adler (1954), bahwa manusia tidak semata-mata digerakkan oleh dorongan untuk memuaskan dirinya sendiri, namun digerakkan oleh rasa tanggung jawab social serta oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu.

1. Pandangan Martin Buber

(2)

keberadaan (eksistensi) yang berpotensi. Namun, diharapkan pada kesemestaan atau potensi manusia itu terbatas.Keterbatasan ini bukanlah keterbatasan yang mendasar (esensial), tetapi keterbatsan factual semata-mata. Ini berarti bahwa yang akan akan dilakukan oleh manusia ini tidak dapat diramalkan dan manusia masih menjadi pusat ketakterdugaan dunia.

1. Pandangan Behaviouristik

Kaum behaviouristik (Hansen, dkk, 1977) berpendapat bahwa manusia sepenuhnya adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh fakto-fakto yang datang dari luar.

Lingkungan adalah penentu tunggal dari tingkah laku manusia. Dengan demikian kepribadian individu dapat dikembalikan semata-mata kepada hubungan antara individu dengan

lingkungannya, hubungan itu diatur oleh hokum-hukum belajar, seperti teori pembiasaan (conditing) dan peniruan.

Setelah mengikuti beberpa pendapat tentang manusia diatas dapat ditarik beberapa pengertian bahwa:

1) Manusia pada dasarnya memiliki “teanga dalam” yang mengerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

2) Dlam diri manusia ada fungsi yang bersifat rasional dan bertanggung jawab atas tingkah laku social dan rasional individu.

3) Manusia mampu mengarahkan dirinya ke tujuan posotif, mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menetukan “nasibnya” sendiri.

4) Manusia pada hakikatnya dalam proses berkembang terus tidak pernah selesai. 5) Dalam hidupnya individu melibatkan dirinya dlam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain, dan membantu dunia lebih baik untuk ditempati.

6) Manusia merupakan suatu keberadaan berpotensi yang perwujudannya merupakan ketakterdugaan, namun potensi ini terbatas.

7) Manusia adalah mahluk tuhan yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. 8) Lingkungan adalah penentuan tingkah laku manusia dan tingkah laku ini merupakan wujud kepribadian manusia.

Hakikat Manusia Dengan Dimensi-Dimensinya

Secara filosofis hakikat manusia merupakan kesatauan dari potensi-potensi esensial yang ada pada diri manusia, yakni: Manusia sebagai mahluk pribadi/individu, Manusia sebagai mahluk social, manusia sebagai mahluk susila/moral. Ketiga hakikat manusia tersebut diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Manusia sebagai mahluk pribadi/individu (individual being)

(3)

Karena adanya individualitas itu setiap orang memliki kehendak, perasaan, cita-cita, kencerungan, semangat dan daya tahan yang berbeda.

Kesangupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan cirri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. Sifat-sifat sebagaimana digambarkan diatas secara potensial telah dimiliki sejak lahir perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa di bina, memlalui pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya sesuatu

kepribadian seseorang tidak akan terbentuk semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai milikinya. Padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk kepribadiannya atau menemukan kepribadiannya sendiri. Pola pendidikan yang brsifat demokratis dipandang cocok untuk mendorong

bertumbuh dan berkembangannya potensi individualitas sebagaimana dimaksud. Pola

pendidikan yang menghambat perkembangan individualitas (misalnya yang bersifat otoriter ) dalam hubungan ini disebut pendidikan yang patologis

2) Manusia sebagai mahluk social / dimensi social

Setiap anak dikaruniai kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkadung untuk saling memberikan dan menerima. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.

Seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya didalam interaksi dengan sesamanya. Seseorang berkesempatan untuk belajar dari orang lain,

mengidentifikasikan sifat-sifat yang di kagumi dari orang lain untuk dimilikinya, serta menolak sifat yang tidak di cocokinya. Hanya didalam berinteraksi dengan sesamanya, dalam saling menerima dan member, seseorang menyadari dan menghayati kemanusiaanya.

3) Manusia sebagai mahluk susila/ dimensi kesusialaan

Susila berasaldari kata su dan sial yang berarti kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi didalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika didalam yang pantas atau sopan itu misalnnya terkandung kejahatan terselubung. Karean itu maka pengertian yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu, etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Kesusilaan diartikan mencakup etika dan etiket. Persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila.

Pengembangan Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia

(4)

1. Pengembangan yang utuh

Tingkst krutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.

Selanjutnya dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu: a) Dari wujud dimensinya

Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualian, sesosialan,kesusilaan dan keberagamaan, antar aspek kognitif. Afektif dan psikomotorik. Pengembangan aspek jasmanisah dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang. Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan,kesusilaan dan keberagamaan dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapatkan layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan domain kognitif, afektif dan psikomotor dikatakan utuh jika tiga-tiganya mendapat pelayanan yang berimbang.

b) Dari arah pengembangan

Keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia dpat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dam kebergamaan secara terpadu. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusi yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang seacra selaras. Perkrmbangan di maksud mencakup yang horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang menciptakan ketinggian martabat manusia). Dengan demikian totalitas membentuk manusia yang utuh.

1. Pengembangan yang tidak utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi didalam proses pengembangan jika ada unsure dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif didominasi oelh pengembangan dimensi

keindividualan atupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara vertical ada domain tingkah laku terabaikan penanganannya.

Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mentap pengambangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.

Sosok Manusia Indonesia

Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah di rumuskan di dalam GBNH mengenai arah pembangunan jangka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar

(5)

rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian dan kseimbangan antara kedua sekaligus batiniah.

Selanjutnya juga diartikan bahwa pembangunan itu merata diseluruh tanah air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian dari masyarakat. Salanjutnya juga di artikan sebagai

keselarasan hubugan antara manusia dan tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan kebahagiaan diakhirat.

PENUTUP Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disumpulkan bahwa sifat hakikat manusia dengan segnap dimensinya hanya dimiliki oleh manusia tidak terdapat pada hewan. Cirri-ciri yang khas tersebut

membedakan secara prinsipiil dunia hewan dari dunia manusia. Adanya hakikat tersebut membrikan tempat kedudukan pada manusia sedimikian rupa sehingga derajat lebih tinggi dari pada hewan dan sekaligus menguasai hewan.salah satu hakikat yang istimewa ialah adanya kemampuan menghayati kabahagian pada manusia semua sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuhkan kembangkan melalui pendidikan. Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, umar.1990.pengantar pendidikan.jakarta.rineka cipta. http://muhammadmuslih06.blogspot.com/2012/12/hakikat-manusia-dan-pengembangannya.html

(6)

Pengertian , Prinsip dan Aspek Perkembangan Manusia Pengertian perkembangan.

Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Perkembangan pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati.

Perkembangan yang dimaksud adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.

Istilah “perkembangan “ secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia.

Yusuf ( 2008 ) menjabarkan prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :

Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process).

Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau beajar sepanjang hidupnya.

Perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua

Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. Setiap aspek perkembangan individu (fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan moral) saling mempengaruhi. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu.

Setiap tahapan perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat)

Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan Aspek- aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:

1) Anak sebagai keseluruhan Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki.

2) Umur mental anak mempengaruhi pertumbuhannya Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak menentukan prestasi belajarnya.

3) Permasalah tingkah laku sering berhubungan dengan pola-pola pertumbuhan Kita harus menyadari, bahwa pertumbuhan situasi-situasi menimbulkan tertentu yang menimbulkan problem-problem tingkah laku.

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1. HAKIKAT PERKEMBANGAN

A. Gambaran terhadap adanya proses perkembangan

Kalau kita memperhatikan segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik kehidupan manusia, binatang, flora, fauna maupun benda-benda anorganik, kita akan melihat suatu hal yang abadi, yaitu selalu adanya perubahan. Segalanya selalu berubah, lambat atau cepat, berwujud penyusutan, pertumbuhan maupun perkembangan menurut sifat kodratnya masing-masing.

Demikian halnya dengan kehidupan manusia, yang bermula dari telur, kemudian melalui garis pertumbuhan : janin, bayi, kanak-kanak, anak, pemuda, adolesan, orang tua, dan akhirnya meninggal.

Bahwa setiap anak secara kodrat membawa variasi dan irama perkembangannya sendiri, perlu diketahui setiap orang tua, agar ia tidak bertanya-tanya bahkan bingung atau bereaksi negativ yang lain dalam menghadapi perkembangan anaknya. Bahkan ia harus bersikap tenang sambil mengikuti terus menerus pertumbuhan itu, agar pertumbuhan itu sendiri terhindar dari gangguan apapun, yang tentu saja akan merugikan.

Hal ini berlaku juga dalam menghadapi pertumbuhan pemuda, secara psikofisis. Aspek-aspek yang manakah yang berkembang dari kehidupan manusia?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu lebih dahulu mengetahui hakikat manusia, yaitu bahwa pada hakikatnya manusia adalah mahluk yang hidup dalam keadaan:

Psikofisis

Sosioindividuil

Culturilreligius

Psikopfisis, yang berarti manusia adalah mahluk yang hidup dalam kesatuan dua, secara

jasmaniah dan rohaniyah

Sosioindividuil, yang berarti manusia adalah mahluk yang hidup dalam kesatuan dua, sosial

dan individuil

Culturilreligius, yang berarti manusia adalah mahluk yang hidup dalam kesatuan dua, dicipta

(oleh Maha Pencipta) dan mencipta (kebudayaan).

(8)

Semua sifat itu dan semua aspek tersebut berkembang seluruhnya secara simultan selama mendapat kesempatan dan sejauh masih memungkinkan, menurut irama variasi dan isinya sendiri-sendiri.

B. Teori Proses Perkembangan

Bahwa sesuatu perkembangan selalu melalui suatu proses, mudah sekali dimengerti. Tapi bagaimana proses itu berlangsung, ada beberapa teori yang perlu kita ketahui, kebenarannya, atau kita renungkan demi perkembangan psikologi ini.

 Teori yang pertama Johann Friederische Herbart

Teori yang tertua adalah yang diajukan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama Johann Friederische Herbart. Teorinya disebut teori asosiasi. Disebut demikian oleh karena Herbart berpendapat bahwa seluruh proses perkembangan itu diatur dan dikuasai oleh kekuatan hukum asosiasi.

Herbart berpendapat bahwa terjadinya perkembangan adalah oleh karena adanya unsur-unsur yang berasosiasi, sehingga sesuatu yang semua bersifat simpel (unsur-unsur yang sedikit) makin lama makin banyak dan kompleks.

 Yang kedua, Teori Gestalt (Wilhelm Wundt)

Mereka berpendapat bahwa proses perkembangan bukan berlangsung dari sesuatu yang simpel ke sesuatu yang kompleks, melainkan berlangsung dari sesuatu yang bersifat global (menyeluruh tetapi samar-samar) ke makin lama makin dalam keadaan jelas, tampak bagian-bagian dalam keseluruhan itu. Bagian-bagian-bagian itu bukan merupakan pecahan dari Gestalt tadi, melainkan merupakan kesatuan-kesatuan tertentu yang baru berfaedah bila ia berada dalam Gestalt tersebut. Jadi dengan tegas mereka berpendapat bahwa perkembangan bukan proses asosiasi melainkan proses diferensiasi.

Pada masa bayi, ia mengalami proses diferensasi kemudian naik ke tahap (strata) masa kanak-kanak. Dalam masa kanak-kanak ini proses diferensasi berjalan terus, kemudian naik ke strata masa anak. Demikian seterusnya.

 Yang ketiga, Teori Sosialisasi (James Mark Baldwin)

(9)

Adaptasi dan seleksi berlangsung atas dasar hukum efek (Law of effect). Tingkah laku pribadi seseorang adalah hasil peniruan (imitasi).

Kebiasaan adalah imitasi terhadap diri sendiri sedang adaptasi adalah peniruan terhadap orang lain. Oleh efeknya sendiri tingkah laku itu dipertahankan. Selanjutnya oleh efeknya sendiri tingkah laku itu dapat ditingkatkan faedah dan prestasinya. Dalam hal yang demikian inilah terkandung daya kreasi, sehingga manusia mampu menggunakan hasil peniruan itu sesuai dengan kebutuhan sendiri. Teori ini mendapat dukungan dari W. Sern; Bechterev dan Koffka.

 Yang keempat, Teori Freudism (Sigmund Freund)

Teori ini dikemukakan oleh seorang pemuka dalam psikologi, yang bernama Sigmund Freund. Dalam mengemukakan teorinya, ia menggunakan sebagai contoh:

Pada masa bayi, manusia belum bermoral kemudian sudah memiliki moral secara heterogen dan akhirnya memiliki moral dengan norma yang ditetapkan sendiri secara otonom.

Proses pemilikan moral dari heterogen ke moral otonom ini disebut internalisasi. Sebab norma moral tersebut ditentukan sendiri oleh manusia dengan menggunakan faktor internnya.

Proses internalisasi ini berlangsung dengan identifikasi. Oleh karena proses ini menggunakan masyarakat sebagai faktor utama maka teori ini dapat dimaksudkan pula teori sosialisasi. Yang dapat dimaksudkan pula sebagai teori sosialisasi adalah teori Langeveld. Ini menyusun teorinya atas empat asas, yaitu :

 Asas biologis;

 Asas ketidakberdayaan;

 Asas keamanan; dan

 Asas eksplorasi.

Mula-mula perkembangan yang dialami manusia adalah perkembangan biologis. Yaitu dari telur ke janin, kemudian menjadi bayi dan seterusnya, kemudian baru secara psikis. Yang bermula dari sifatnya yang tidak berdaya. Tetapi karena tidak berdaya inilah justru memungkinkan terjadinya perkembangan, bila ia berada dalam pergaulan antar manusia. Untuk itu ia memerlukan rasa aman, rasa dilindungi, sehingga memungkinkan adanaya kesempatan untuk berimitasi, adaptasi maupun identifikasi.

(10)

BAB II

PRINSIP DAN ASPEK PERKEMBANGAN 1. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN

A. Pengertian Prinsip

Prinsip adalah asas, kebenaran yang terjadi pokok dasar orang berpikir, bertindak dan sebagainya, atau dalam arti sempit adalah asasnya. Sedangkan perkembangan adalah suatu perubahan yang terjadi sejak konsepsi sampai mati (perubahan kualitataif) atau serangkaian perubahan yang terjadi akibat kematangan.

Dalam buku konsep dasar perkembangan menyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar perkembangan mencakup beberapa hal berikut:

1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending Process)

Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.

2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi

Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terhadap hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dan perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.

3. Perkembangan Itu Mengikuti Pola atau Arah Tertentu

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkewmbangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan persyaratan bagi perkembangan selanjutnya.

Sementara itu, Yelon dan Weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan itu sebagai berikut:

a. Cephalocaudal & proximal-distal. Maksudnya, perkembangan manusia itu dari kepala ke kaki (cephalocaudal), dan dari tengah: paru-paru, jantung dan sebagainya, ke pinggir: tangan (proximal-distal)

(11)

Arah Tahap Perkembangan Anak TAHAP

PERKEMBANGAN

JENIS PERKEMBANGAN

Usia 4-16 Minggu Bayi dapat menguasai 12 macam otot ocular motornya

Usia 16-24 Minggu Bayi dapat menguasai otot-otot yang menyanggah kepalanya dan menggerakkan tanganny. Ia mulai dapat meraih benda-benda

Usia 28-40 Minggu Ia dapat menguasai badan dan tangannya,. Ia mulai dapat duduk, menangkap, dan mempermainkan benda-benda

Tahap kedua Anak sudah pandai berjalan dan berlari, dapat menggunakan kata-kata dan mengenal identitasnya (seperti namanya)

Tahap ketiga Anak dapat berbicara dalam kalimat dan menggunakan kata-kata sebagai alat berfikir

Tahap keempat Anak mulai banyak bertanya dan dapat berdiri sendiri

Tahap kelima Anak telah matang dalam menguasai gerak-gerik motorisnya. Ia dapat melompat-lompat, bercerita agak lebih panjang, lebih suka bermain berkawan.

c. Perkembangan itu berdiferensiasi. Maksudnya, perkembangan itu berlangsung dari umum ke khusus (spesifik). Dalam semua aspek perkembangan, baik motorik (fisik) maupun mental (psikis), respon anak pada mulanya bersifat umum

d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak. Maksudnya, perkembangan itu berproses dari suatu kemampuan berfikir yang konkret (objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak)

e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme

f. Perkembangan itu berlangsung dari “outer control to inner control”. Maksudnya, pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain (terutama orang tuanya), baik menyangkut pemenuhan kebutuhan fisik maupun psikis(perlindungan kasih saying, atau norma-norma) sehingga dia dalam menjalani hidupnya masih didominasi oleh pengontrolan atau pengawasan dari luar (out control).

(12)

Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).

5. Setiap Fase Perkembangan MempunyaiCiri Khas

Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: (a) sampai usia dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara; (b) pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain)

6. Setiap Individu Yang Normal Akan Mengalami Tahapan atau Fase Perkembangan Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.

B. Fase-fase Perkembangan

Pada setiap fase, dibedakan atas beberapa fase lagi. Demikian pula halnya pada masa pemuda ini, dibedakan lagi atas tiga fase, yaitu:

1.Fase Peural

Pueral, berasal dari kata puer yang artinya anak laki-laki. Dalam hal ini mulai terjadi hal yang baru, dalam pergaulan anak. Yaitu anak laki-laki mulai memisahkan diri dari anak perempuan. Anak laki-laki memandang anak perempuan sebagai menjijikan dan anak perempuan memandang anak laki-laki sebagai tukang membual. Meskipun demikian, terdapat ciri-ciri yang sama pada mereka, terutama dalam cara mereka bergaul. Ciri-ciri itu antara lain, ialah:

i. Mereka tidak mau lagi disebut anak, sebutan anak dirasakan sebagai merendahkan diri mereka

ii. Mereka mulai memisahkan diri dari orang tuanya, atau orang-orang dewasa lain yang ada disekitarnya

iii. Mereka membentuk kelompok-kelompok untuk bersaing, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain

iv. Mereka memiliki sifat mendewasakan tokoh-tokoh yang dipandang sebagai memiliki kelebihan

v. Mereka adalah pengembara-pengembara ulung

(13)

vii. Mereka itu adalah pemberani, yang kadang-kadang kurang perhitungan dan agak melupakan tata susila.

2. Fase Negatif

Pada fase ini anak lebih banyak bersikap negative, atau sikap menolak. Sikap ini hanya berlaku beberapa bulan saja. Tetapi Karl Buhler berpendapat bahwa berlangsung lama, dengan alasan bahwa ciri-cirinya masih tampak juga pada masa-masa berikutnya. Adapun ciri-ciri pada fse ini antara lain, ialah:

a. Terhadap segala sesuatu, si anak bersikap serba ragu, tidak pasti, tidak senang, tidak setuju dan sebagainya

b. Anak sering murung, sedih tetapi ia sendiri tidak mengerti apa sebabnya c. Sering melamun tak menentu, dan kadang berputus asa.

Terhadap sikap seperti ini orang tua dan guru sering bersikap jengkel, marah atau putus asa, bingung dan bertanya-tanya, tanpa mengetahui apa sebabnya. Tetapi bagi orang tua dan guru yang mengerti akan bersikap membiarkan keadaan itu berlalu untuk beberapa bulan. Sebab sikap itu justru menunjukan bahwa anaknya telah melalui suatu fase yang biasa dilalui oleh semua orang.

3. Fase Pubertas

Puber atau remaja, masa inilah yang berlangsung paling lama diantara kedua fase yang lain.

Ciri-ciri fase inipun didasarkan atas adanya pertumbuhan alat-alat kelamin, baik yang tampak diluar maupun yang ada didalam tubuhnya. Perbedaan itu ialah:

a. Ciri kelamin Primer

yaitu ciri-ciri, yang pertama-tama menampakkan diri dari luar.

a) Pada saat itu kelenjar anak putra mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel sperma dan bagi anak putri kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur

b) Anak putra mengalami polusi pertama, dan anak putri mulai mengalami menstruasi, yang berlangsung sebulan sekali

c) Tubuh berkembang dengan luar biasa, sehingga tampak seakan-akan tidak harmonis dengn anggota badan yang lain. Anak putra dadanya bertambah bidang dengan otot-otot yang kuat dan anak putri, pinggulnya mulai melebar.

(14)

Ciri-ciri antara lain, ialah:

a) Mulai tumbuhnya rambut-rambut baru di tempat baru baik pada anak putri maupun anak putra

b) Anak putra lebih banyak bernafas dengan perut, sedang anak putri lebih banyak bernafas dengan dadanya

c) Suaranya mulai berubah atau parau

d) Wajah anak putra lebih tampak persegi dan wajah anak putri lebih tampak membulat. c. Ciri kelamin tertier

Ciri-ciri itu antara lain

a) Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalan pun mengalami perubahan. Demikian pula cara bergeraknya anak laki dan anak perempuan. Anak laki-laki tampak lebih kaku dan kasar, sedang anak perempuan tampak lebih canggung

b) Mulai tahu menghias diri, baik anak putra maupun anak putri. Mereka berusaha menarik perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi malu-malu

c) Sikap batinnya kembali mengarah kedalam (introvert) mulai percaya pada diri sendiri

d) Perkembangan tubuhnya, mencapai kesempurnaan dan kembali harmonis. Kesehatan pada anak masa ini sangat kuat, sehingga jarang terjadi kematian pada saat ini.

2. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

Asek-aspek perkembangan ini meliputi: fisik, inteligensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama.

A. Perkembangan Fisik

Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu: (1) Sistem Syaraf, (2) Otot-otot, (3) Kelenjar Endokrin, (4) Struktur Fisik atau Tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan aspek-aspek perkembangan individu lainnya, baik keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral, maupun kepribadian.

(15)

motorik ini dibagi dua jenis, yaitu (a) keterampilan atau gerakan kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik dan turun trangga; (b) keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi, seperti menulis, mengggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola. B. Perkembangan Inteligensi

Inteligensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan prilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Dalam mengartikan inteliggensi (kecerdasan) ini, para ahli mempunyai pengertiuan yang beragam. Diantaranya:

a. Penyebaran inteligensi

Berdasarkan hasil pengukuran atau tes inteligensi terhadap sampel yang dipandang mencerminkan populasinya, maka dikembangkan suatu sistem norma ukuran kecerdasan

Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling state accompanied by

characteristic motor and glandular activies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang

disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “setiapkeadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).

(16)

Dibawah ini ada beberapa contoh tentang pengaruh prilaku individu di antaranya sebagai berikut.

a. Memperkuat semangat b. Melemahkan semangat

c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar d. Terganggu penyesuaian sosial

e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Jenis-jenis Emosi dan Dampaknya Pada Perubahan Fisik

Jenis Emosi Perubahan Fisik

9.

4. reaksi elektris pada kulit Peredaran darah bertambah cepat

Denyut jantung bertambah cepat bernapas panjang

pupil mata membesar air liur mengalir berdiri bulu roma

11. terganggu percernaan, otot-otot menegang atau bergetar (tremor) D. Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa merupakan anugerah dari Allah Swt, yang dengannya manusia dapat mengenal atau memahami dirinya, sesama manusia, alam, dan penciptanya serta mampu memposisikan dirinya sebagai mahluk berbudaya dan mengembangkan budayanya.

Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berfikir individu. Perkembangan pikiran itu dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata. Laju perkembangan itu sebagai berikut.

a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif, seperti “bapak makan”

b. Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negatif (menyangkal), seperti “bapak tidak makan”

c. Pada usia selanjutnya, anak dapat menyusun pendapat 1) Kritikan: “tidak boleh, ini tidak baik”

(17)

3) Menarik kesimpulan analogi E. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Sosialisasi dari orang tua ini sangat penting bagi anak, karena dia masih terlalu muda dan terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan.

2. Melatih dan menyalurkan kebutuhan fisiologis

1. mengembangkan sikap percaya kepada orang lain

2. mampu mengendalikan dorongan biologis dan belajar untuk menyalurkannya pada tempat yang diterima msyarakat 3. belajar mengenal objek-objek,

belajar bahasa, berjalan, mengatasi hambatan

(18)

F. Perkembangan Kepribadian

Secara etimologis istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari bahasa latin

“person” (kedok) dan “personare” (menembus). Jadi personal itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya. Sedangkan dalam terminologis kepribadian dapat diartikan sebagai ”kualitas prilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik”. Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri.

G. Perkembangan Moral

Istilah moral berasal dari kata latin “mos” (moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan atau nilai-nilai tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip moral.

Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama dari orang tuanya. Dalam mengembangkan moral anak, peranan orang tua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perkembangan moral anak, di antaranya sebagai berikut.

a. Konsisten dalam mendidik anak b. Sikap orang tua dalam keluarga

c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut d. Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan moral H. Perkembangan Kesadaran Moral

Salah satu kelebihan manusia sebagai mahluk Allah Swt, adalah dia di anugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal Allah dan melakukan ajaran-Nya. dalam kata lain, manusia dikaruniai insting religius (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, kemudian manusia dijuluki sebagai “Homo Devinans”, dan “Homo Religious”, yaitu mahluk yang bertuhan atau beragama.

(19)

BAB II PENUTUP A. KESIMPULAN

Teori Proses Perkembangan Meliputi :

(20)

 Yang ketiga, Teori Sosialisasi (James Mark Baldwin)  Yang keempat, Teori Freudism (Sigmund Freund)

Prinsip adalah asas, kebenaran yang terjadi pokok dasar orang berpikir, bertindak dan sebagainya, atau dalam arti sempit adalah asasnya. Sedangkan perkembangan adalah suatu perubahan yang terjadi sejak konsepsi sampai mati (perubahan kualitataif) atau serangkaian perubahan yang terjadi akibat kematangan

prinsip-prinsip dasar perkembangan mencakup beberapa hal berikut: 1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending Process) 2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi

3. Perkembangan Itu Mengikuti Pola atau Arah Tertentu

Yelon dan Weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan sebagai berikut:

a. Cephalocaudal & proximal-distal. Maksudnya, perkembangan manusia itu dari kepala ke kaki (cephalocaudal), dan dari tengah: paru-paru, jantung dan sebagainya, ke pinggir: tangan (proximal-distal)

b. Struktur mendahului fungsi. Ini berarti bahwa anggota tubuh individu itu akan dapat berfungsi setelah matang strukturnya.

c. Perkembangan itu berdiferensiasi. Maksudnya, perkembangan itu berlangsung dari umum ke khusus (spesifik). Dalam semua aspek perkembangan, baik motorik (fisik) maupun mental (psikis), respon anak pada mulanya bersifat umum

d. Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak. Maksudnya, perkembangan itu berproses dari suatu kemampuan berfikir yang konkret (objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak)

e. Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme

f. Perkembangan itu berlangsung dari “outer control to inner control”. Maksudnya, pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain (terutama orang tuanya), baik menyangkut pemenuhan kebutuhan fisik maupun psikis(perlindungan kasih saying, atau norma-norma) sehingga dia dalam menjalani hidupnya masih didominasi oleh pengontrolan atau pengawasan dari luar (out control).

4 Perkembangan Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan 5 Setiap Fase Perkembangan MempunyaiCiri Khas

(21)

Fase-fase Perkembangan 1. Fase Peural

2. Fase Negatif 3. Fase Pubertas

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

Asek-aspek perkembangan ini meliputi: fisik, inteligensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama.

B. SARAN

Demikian makalah ini kamu buat sebagai bahan pembelajaran semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan kawan-kawan mahasisiwa/I sekalian. Kami hanya menyarankan kepada pembaca semua untuk tetap mencari bahan referensi buku yang lain karena kami menyadari masih banyak kekurangan yang ada dalam penyususnan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Menteri/Pimpinan Lembaga dapat menerima Hibah Langsung dari Pemberi Hibah dengan memperhatikan prinsip dalam penerimaan Hibah. Menteri/Pimpinan Lembaga akan

Membaca Kontra Memori Banding, yang diajukan oleh Kuasa Hukum para Terggugat/ Terbanding tanggal 27 September 2011, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

Asumsi peneliti, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dapat dilihat tidak ada hubungan yang signifikan antara lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan gangguan

Peserta didik mampu: • Menyelidiki hukum ohm • Meninjau hambatan listrik • Mempresentasika n hasil percobaan rangkaian listrik searah (DC) , Hukum Ohm ,Rangkaian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Minat Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri

Merupakan sistem periodik pertama yang disusun dalam bentuk tabel yang terdiri dari delapan lajur vertikal atau golongan dan tujuh deret horizontal atau periode.. Selanjutnya

Terjadi pelanggaran sinyal oleh KA 103 Mutiara Selatan dengan penyebab, masinis terlambat melakukan pengereman karena koordinasi antara masinis, asisten masinis dan