• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOLOGI PERIKANAN MORFOLOGI IKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BIOLOGI PERIKANAN MORFOLOGI IKAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme (Anonim1 , 2010). Studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. (Turan, 1998).

Dalam biologi perikanan pengukuran morfologi (analisis morfometri) digunakan untuk mengukur ciri-ciri khusus dan hubungan variasi dalam suatu taksonomi suatu stok populasi ikan (Mirsa dan Easton, 1999).

Variasi morfometri suatu populasi pada kondisi geografi yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan struktur genetik dan kondisi lingkungan (Tzeng, et al., 2000). Oleh karena itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut.

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

 Agar mahasiswa memahami dan menerapkan metode tradisional morfometrik dan meristik dalam kajian biologi perikanan.

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).

Morfometrik merupakan pengukuran ikan dan bagian-bagian tertentu yang dapatmenjadi karakter taksonomi. Karena ukuran ikan berbeda-beda akibat pengaruh umur danlingkungannya, maka tidak mungkin memberikan ukuran untuk identifikasi secara mutlak.Pada umumnya, yang digunakan untuk identifikasi adalah ukuran perbandinganyang diolahdari hasil pengukuran secara langsung (Anonim, 2012).

Variasi morfometri suatu populasi pada kondisi geografi yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan struktur genetik dan kondisi lingkungan Oleh karena itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut. (Tzeng, et al., 2000).

Setiap spesies mempunyai sebaran geografi tertentu yang dikontrol oleh kondisi fisik lingkungannya. Oleh karena itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut. Variasi karakter morfometri dapat disebabkan oleh perbedaan faktor genetik dan lingkungan. Sehingga pengujian perbedaan genetik antar populasi dapat menggambarkan perbedaan genetik antar populasi ikan dan perbedaan lingkungan geografi di masing-masing lokasi. Oleh karena itu, perbedaan populasi ikan berdasarkan variasi morfometri perlu diuji dengan bukti genetik untuk mengkonfirmasikan bahwa variasi tersebut juga menggambarkan isolasi reproduksi dan bukan hanya karena perbedaan lingkungan (Haryono,2001)

(3)

mengukur ciri-ciri khusus dan hubungan variasi dalam suatu taksonomi suatu stok populasi ikan (Misra dan Easton, 1999).

BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum biologi perikanan ini dilaksanakan pada selasa,25 Maret 2014, pukul 16.00 WIB, di Laboratorium Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah perangkat keras berupa laptop dan perangkat lunak berupa Microsoft excel dan program SPSS yang telah di instal

3.3. Cara Kerja

Cara kerja pada praktikum ini adalah :

 Data hubungan panjang berat ikan yang sebelumnya sudah diakumulasi, digabung menjadi satu file.

 Kemudian data ditransformasikan, tetap dalam ms.excel dan pada sheet yang sama.

 Data ditransformasi dengan rumus : m x 100/TL

 Copy paste untuk tiap raw yang sama.

 Kemudian program spss yang telah di install, dibuka.

 Data yang sudah ditransformasi di block dan di copy ke spss pada data view.

 Lalu di buka variable view, kolom 1 diubah menjadi spesies pada raw spesies ini diisi karakter pengukuran seperti HL, HD, dll.

(4)

 Di Klik analyze  classify  discriminant.

 Spesies dimasukkan ke grup variable, sedangkan karakter lainnya dimasukkan ke independent, pilih step wise method.

 Kemudian di klik : method  mahalanobis matrix  continue

 Di klik classify  use covarian matrix : within groups dan plot: combine groups.

 Di klis statistic  within group correlation  continue.

 Di lihat tabel ‘pooled within-groups coorelation matrices’

 Jika sebagian besar karakter berada di bawah 0.5 maka semua karakter dapat di analisis.

 Dari output diatas, lihat tabel eagen value dan variance, lalu lihat tabel structure matrix.

 Digabungkan tabel eagen value dan tabel structure matrix.

 Akan muncul dua fungsi, lau dibandingkan kedua fungsi ini.

(5)

BAB IV

(6)
(7)

tabel.1. tabel hasil transformasi data

Tabel 2. Tabel eague value dan variance

(8)

Tabel.4. tabel plot canonical discriminant function

4.2. Pembahasan

Praktikum tentang morfometrik ini adalah praktikum yang bertujuan agar mahasiswa memahami dan mampu menerapkan metode tradisional ditransformasikan selanjutnya di pindahkan ke program spss, dan kemudian diaplikasikan pada program tersebut.

Menghitung morfometrik ini dengan menggunakan program SPSS adalah untuk mengetahui kedekatan kekerabatan antar spesies ikan. Dimana setiap spesies ikan kemungkinan memiliki kekerabatan yang sangat dekat dilihat dari karakterisktik tubuh ikan tersebut. Misalnya ikan biji nangka yng memiliki kekerabatan yang dekan dengan ikan merah, dimana kedua spesies ikan ini memiliki karakter family yang sama.

(9)

ikan merah yang diberikan perlakuan pengukuran morfometrik , hasilnya adalah korelasi positif karena berada pada kisaran anggak 0  angka positif.

Dari function ini juga dapat dilihat, keberadaan ikan biji nangka tidak tumpang tindih dengan ikan merah, seharusnya kedua ikan ini adalah ikan yang memiliki kekerabatan yang sangat dekat, ini menandakan adanya kesalaham pada saat pengukuran atau data saat data ditransformasi. Artinya, jika data ikan a bertumpang tindih dengan data ikan b, maka kedua ikan ini memiliki kekerabatan yang cukup dekat, tapi jika ikan a tidak bertumpang tindih, artinya ikan ini tidak berkerabat satu sama lain.

(10)

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Pada pembahasan sebelumnya dan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Ikan merah yang diamati oleh kelompok lima termasuk kedalam korelasi positif karena ikan memiliki nilai korelasi 0 menuju angka positif.

 Pengukuran ini menunjukkan ikan merah dan ikan biji nangka tidak memiliki kekerabatan antara satu sama lain, dilihat dari data pada spss yang tidak bertumpang tindih.

 Padahal seharusnya ikan biji nangka dan ikan merah adalah ikan yang memiliki kekerabatan.

 Tidak adanya kekerabatan antar ikan biji nangka dan ikan merah membuktikan adanya indikasi bahwa terdapat kesalahan pada saat pengukuran morfometrik.

 Fungsi pada tabel struktur matrix menunjukkan ikan memiliki kekerabatan.

Gambar

tabel.1. tabel hasil transformasi data

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pemba- hasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) pembelajaran matematika dengan pendekat- an PBL berseting TGT efektif

Provinsi Kab/Kota Kelurahan Kecamatan No PAS IDM Nama PAS IDM Alamat Kode Pos No Telp Jam Operasi Jawa Tengah Semarang MANGUNSARI GUNUNGPATI 34443 PAS IDM

Demikian juga halnya dengan tradisi perang topat , dari hasil wawancara dengan beberapa informan menunjukkan bahwa tradisi ini merupakan tradisi yang telah diteruskan secara turun

Dari hasil beberapa pengertian rekam medis diatas peneliti menyimpulkan bahwa rekam medis adalah berkas atau catatan yang berisi tentang identitas pasien, hasil

Most Windows PowerShell commands that target FS4SP execute in the Microsoft FAST Search Server 2010 for SharePoint shell (FS4SP shell), but a few commands must be run from

Angina pektoris tak stabil (unstable angina = UA), infark miokard akut dengan elevasi ST dan infark miokard akut tanpa elevasi ST merupakan bagian dari sindrom koroner akut (acute

Selain digunakan untuk isolasi transmisi gaya dinamik, sistem isolasi getaran dapat juga digunakan untuk mengisolasi getaran pondasi menuju mesin seperti ditunjukkan

Tatacara PPK terdiri daripada mengenal pasti masalah yang ingin diselesaikan, menjana alternatif berdasarkan masalah tersebut, mewujudkan kriterium yang menjadi asas penilaian