KEGUNAAN MEMAHAMI
FILSAFAT BAGI GURU
Mengapa Guru Perlu Memiliki Wawasan Filsafat?
Guru yang memiliki wawasan flsafat dapat dikategorikan guru professional.
Di dalam substansi flsafat (baca: fsafat pendidikan) terdiri atas apa yang diyakini guru mengenai pendidikan,
merupakan kumpulan prinsip yang membimbing tindakan
profesional seseorang,
berkaitan dengan penetapan hakekat dari tujuan,
alat pendidikan dan memandu menerjemahkan prinsip-prinsip ini
kedalam kebijakan-kebijakan untuk mengimplementasikannya.
Sehingga setiap guru yang memahami flsafat pendidikan ia memiliki seperangkat keyakinan mengenai bagaimana
Jadi, pemahaman flsafat oleh guru
sangatlah perlu, karena wawasan flosofs dalam dunia pendidikan
berintikan interaksi antara manusia, terutama antara pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Didalam interaksi tersebut terlibat isi
yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut
Apakah yang menjadi tujuan pendidikan?
Siapa pendidik dan yang terdidik?
Apa isi pendidikan dan bagaimana proses pendidikan tersebut?
Hal di atas merupakan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang mendasar, yang esensial yaitu jawaban flosofs.
Karena secara harafah flosofs (flsafat) berarti “cinta
akan kebijakan” sehingga orang belajar berflsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak. Untuk dapat mengerti kebijakan dan berbuat secara bijak
Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir, yaitu berpikir secara sistimatis, logis dan mendalam,
pemikiran dalam flsafat sering disebut sebagai
pemikiran Radikal (berpikir sampai keakar-akarnya) sehingga seorang guru harus paham mengenai hal tersebut
karena secara akademik flsafat berati upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistimatis dan komprehensif tentang alam
semesta dan kedudukan manusia didalamnya. Dan juga berflsafat berarti menangkap sinopsis
Segi Filsafat yang Perlu Menjadi Wawasan Guru
Aliran flsafat yang mempengaruhi
flsafat pendidikan, yaitu idealisme,
realisme, neo thomisme, pragmatisme dan eksistensialisme.
Secara garis besar substansi yang
(a) Idealisme
sumber moral dan spiritual/jiwa.
Kebenaran nilai bersifat universal dan
mutlak.
Pengetahuan ada dalam jiwa, kita,
(b) Realisme
Realitas dunia bersifat alami.
(c) Neo Thomisme
Dunia/manusia merupakan ciptaan
tuhan, sehingga memahaminya diperlukan keimanan.
(d) Pragmatisme
Realitas bersifat tidak tetap (berubah),
sehingga dalam memahaminya dibutuhkan pengalaman.
Yang dapat diamati dan yang dialami
(e) Eksistensialisme
Masalah pokok manusia ialah
kemampuan menanggulangi eksistensinya.
Manusia harus mampu bertanggung
Menurut Arbi, S.Z, (1988), flsafat pendidikan
dapat dianggap sebagai sejenis sepupu dari ilmu pendidikan.
Selanjutnya bahwa pentingnya flsafat
pendidikan bagi guru adalah memperluas:
(a) wawasan guru dalam rangka meningkatkan
profesionalismenya,
(b) bahan berpikir dan bertindak dalam rangka
pelaksanaan tugas guru sehari-hari,
(c) analisis flosofs berkenaan dengan isi dan
Fungsi wawasan flosofs agi guru
Disadari atau tidak setiap orang memiliki
flsafat hidup sendiri yaitu suatu
keyakinannya mengenai jalan hidup dan yang dicita-citakannya.
Demikian pula bila menjadi seorang
pendidik atau guru pasti akan memiliki flsafat hidup dan flsafat pendidikan.
Filsafat hidup yang dipercayai guru memiliki
Menurut Ellis (1981):
"Guru setiap hari dihadapkan pada persoalan
pendidikan yang memerlukan analisis secara flasafat".
Pengalaman seseorang dalam sepanjang hidupnya
dapat membentuk sikap hidup dan hal itu erat
kaitannya dengan flsafat pendidikan yang dipilihnya. Filsafat hidup dan flsafat pendidikan mendasari
segala hal yang berhubungan dengan:
produk sikap dan pemikirannya, bahkan substansi
pengarahannya kepada orang lain (siswa),
perilaku kehidupan sehari-hari,
Kedua flsafat yaitu flsafat hidup dan flsafat
pendidikan banyak, berhubungan dengan media lain.
Pengalaman seseorang pada lingkungan keluarga,
dan sekolah, guru memperolehnya dari lingkungan sosio-kultural yang memberikan penghargaan
kepadanya.
Pengalaman tersebut diorganisasikan menjadi suatu
keyakinan diri dan wawasan.
Profesi sebagai guru terlihat dari wawasan
Menurut Arbi, S.Z. (1988): “Baik flsafat pendidikan
maupun pedagogik dapat secara langsung menyumbang kepada unsur kewibawaan”.
Unsur-unsur kewibawaan guru meliputi wawasan, komitmen
dan tanggung jawab profesionalnya.
Guru yang wawasannya luas, komitmennya tinggi dan sangat
bertanggung jawab, biasanya wibawanya sangat besar.
Yang paling dominan menopang profesi guru ialah seperti
kode etik, organisasi, disiplin ilmu, dan lain-lain.
Penopang pertama yaitu kewibawaan dan yang kedua ialah
kompetensi.
Filsafat secara tidak langsung menyumbang kepada
Sum angan/Kontri usi flsafat ilmu terhadap profesi guru
Filsafat pendidikan berhubungan dengan
pengembangan aspek pengajaran.
Dengan menempatkan flsafat
Filsafat pendidikan dapat memberi kontribusi pada pemecahan
aspek:
Filsafat pendidikan terikat dengan peletakan suatu perencanaan, apa
yang dianggap sebagai pendidikan terbaik secara mutlak.
Filsafat pendidikan berusaha memberikan arah dengan merujuk pada
macam pendidikan yang terbaik dalam suatu konteks politik, sosial, dan ekonomi.
Filsafat pendidikan dipenuhi dengan koreksi pelanggaran-pelanggaran
prinsip dan kebijakan pendidikan.
Fisafat pendidikan memusatkan perhatian pada isu-isu dalam
kebijakan dan praktik pendidikan yang mensyaratkan solusi, baik dengan peneltiian empiris ataupun pemeriksaan ulang rasional.
Filsafat pendidikan melaksanakan suatu inquiri dalam keseluruhan
Nilai tambah yang diperoleh setelah belajar flsafat adalah:
mengetahui luas dan kedalaman dari ilmu yang pelajari, punya arah dan tujuan flosofs yang jelas dalam proses
PBM,
dasar flosofs untuk bersikap dan berpendirian serta senantiasa dipandu oleh norma dan aturan,
menghargai dan toleran terhadap perbedaan pendapat, terdorong untuk mempelajari suatu ilmu secara tuntas
sampai ke akar-akarnya,
bijak dalam menggunakan ilmu dan teknologi, peduli terhadap alam,
Dengan kata lain, bahwa flsafat ilmu memiliki
kontribusi terhadap profesi guru terutama dalam hal:
wawasan guru menjadi professional,
guru benar-benar menjalankan tugasnya
serta tindakan dan pikirannya,
praktek pendidikan benar –benar dijalankan
sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada,
inpirasi dan ekspresi model pendidikan
benar-benar dijalankan,
preskripsi atau petunjuk praktek
Manfaat lain yang diperoleh dari elajar flsafat ilmu
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Tatkala flsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari flsafat.
Filsuf masa itu banyak sebagai ahli matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya.
Cara berpikir flsafati telah mendongkrak pintu serta tembok‑tembok tradisi dan kebiasaan, bahkan telah menguak mitos dan mite serta meninggalkan cara berpikir mistis.
Saat itu berkembang pula cara berpikir rasional (luas dan mendalam, teratur dan terang, integral dan koheren, metodis dan sistematis, logis, kritis, dan analitis) sehingga ilmu pengetahuan pun semakin bertumbuh subur, terus berkembang, dan menjadi dewasa.
Ilmu yang telah mencapai tingkat kedewasaan satu demi satu meninggalkan flsafat.
Karena itu, flsafat disebut sebagai mater scientiarum atau induk pengetahuan. Filsafat menampakkan kegunaannya melalui
Kemajuan ilmu pengetahuan yang amat mempesonakan itu telah
membuat sinis terhadap flsafat dan mulai meragukan kegunaan flsafat.
Menganggap flsafat sudah mampu "melahirkan" suatu ilmu penge
tahuan baru. Filsafat tidak bisa menghasilkan sesuatu apa pun
juga. Benarkah ilmu pengetahuan telah sanggup merengkuh langit dan menguasai alam semesta? Ternyata itu hanya merupakan
suatu impian yang harus segera dilepaskan tatkala menghadapi kenyataan sesungguhnya.
Fakta menunjukkan bahwa hasil‑hasil yang dapat diraih oleh ilmu
pengetahuan bersifat sementara, maka senantiasa membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan. Senantiasa ada batas yang
membatasi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan senantiasa dibatasi oleh bidang penelitian yang sesuai dengan
Ilmu pengetahuan tidak mempersoalkan asas dan
hakikat realitas. Pada umumnya ilmu pengetahuan, teristimewa yang diketengahkan oleh positivisme, cenderung lebih bersifat kuantitatif Karena itu,
tentu saja pengetahuan itu tak sanggup menguji kebenaran prinsip‑prinsip yang menjadi landasan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan membutuhkan bantuan dari sesuatu yang bersifat tak terbatas yang sanggup menguji kebenaran
prinsip‑prinsip yang melandasi ilmu pengetahuan. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh flsafat, sang
Filsafat adalah ilmu senantiasa mengajukan
pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat ilmu selalu mempersoalkan
hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang
dapat dipertanyakan. Filsafat bukan hanya
berguna selaku penghubung antardisiplin ilmu pengetahuan. Akan tetapi, sanggup
memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, dan lebih menyempurnakan prinsip‑prisip dan
2. Dalam Kehidupan Praktis
Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti
flsafat sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari‑hari yang konkret. Keabstrakan flsafat bukan tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari. Meskipun
tidak memberi petunjuk praktis tentang
bagaimana bangunan yang artistik dan elok, flsafat sanggup membantu manusia dengan
memberi kriteria tentang apa itu artistik dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan