• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN POROSITAS TANAH PADA PEMBERIAN BEBERAPA JENIS BAHAN ORGANIK DI PERKEBUNAN KOPI ROBUSTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAJIAN POROSITAS TANAH PADA PEMBERIAN BEBERAPA JENIS BAHAN ORGANIK DI PERKEBUNAN KOPI ROBUSTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN POROSITAS TANAH PADA PEMBERIAN BEBERAPA

JENIS BAHAN ORGANIK DI PERKEBUNAN KOPI ROBUSTA

Johandre Arpindra Surya, Yulia Nuraini, Widianto

* Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

*penulis korespondensi: wied.widianto@gmail.com

Abstract

Organic matter application can improve to soil structure. The purpose of this study was to explore the effects of application of various organic matters (cow manure, vermicompost and coffee fruit skin) to soil total porosity in plantation-based robusta coffee (PTPN XII) Bangelan , Wonosari, Malang. The study was conducted using a factorial randomized block design and nested design pattern with the first factor was the type of fertilizer treatment (type of organic matterr), i.e. P1 (plot applied with vermicompost), P2 (plot applied with rind coffee), P3 (plot applied with cow manure), and P4 (plot applied with NPK / control). The second factor was the depth of soil, i.e. K1 (0-10 cm depth), K2 (10-20 cm depth), and K3 (20-30 cm depth). Parameters observed were soil texture, soil bulk density, soil bulk density, soil porosity, soil organic C, and soil pH. The results showed that application of organic materialss (cow manure and vermicompost) was able to improve total porosity of the soil. C-organic content of the soil was highest at the plot applied with vermicompost.

Keywords: organic fertilizer, soil organic materials, soil physical and chemical characteristic

Pendahuluan

PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kopi. Pada awalnya PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang merupakan kawasan hutan belantara yang terdiri dari berbagai jenis pohon dan tanaman. Akibat dari adanya ekstensifikasi, sehingga dilakukan pembukaan lahan pada tahun 1935 untuk dipergunakan sebagai perkebunan kopi robusta. Namun pada saat itu kepemilikan perkebunan merupakan milik perusahaan Belanda, baru pada tahun 1957-1958 mengalami nasionalisasi dan sekarang menjadi bagian dari PT Perkebunan Nusantara XII (Persero).

Alih guna hutan menjadi perkebunan menunjukkan dampak yang sangat besar terutama terhadap kerusakan lingkungan dan terjadinya kerusakan tanah. Kerusakan tanah

adalah menurunnya fungsi tanah, baik sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan maupun sebagai tempat akar untuk menjalar dan sebagai tempat air tersimpan (Arsyad, 2006). Menurut Suprayogoet al. (2004) akibat alih fungsi lahan berpengaruh terhadap perubahan kandungan fraksi/partikel tanah. Akibat alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan berakibat pada kepadatan tanah yang tinggi dan tingkat porositas atau distribusi pori tanah akan semakin menurun, draenase rendah dan permeabilitas menurun.

(2)

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 463-471, 2017

sebagai tambahannya ke tanah merupakan pengelolaan yang dilakukan di Perkebunan kopi robusta ini. Pemberian vermikompos pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah memperbaiki struktur tanah, porositas, permeabilitas, meningkatkan kemampuan untuk menahan air.

Pengembalian residu atau sisa panen yang dikombinasikan dengan pupuk kandang, dapat memperbaiki kondisi fisik tanah seperti tingkat agregasi tanah menjadi baik, permeabilitas tanah menjadi meningkat, mengurangi tingkat kepadatan tanah, porositas tanah menjadi baik yang berakibat pada peningkatan perkembangan akar (Hati et al., 2006). Bahan organik merupakan komponen tanah yang penting dalam perbaikan dan peningkatan sifat-sifat tanah. Bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah, memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Menurut Goenadi (2006) terhadap sifat fisik tanah dapat meningkatkan stabilitas agregat tanah, sehingga menciptakan struktur tanah yang mantap dan ideal bagi pertumbuhan tanaman yang berakibat pada tingkat porositas yang baik dan mengurangi tingkat kepadatan tanah. Perbaikan fungsi bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation yang merupakan lokasi dan pusat hara sebelum dimanfaatkan oleh tanaman.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mempelajari dan mengkaji pemberian beberapa jenis pupuk organik (pupuk kandang sapi, vermikompos dan pupuk kulit buah kopi) terhadap porositas total tanah di perkebunan berbasis kopi robusta, (2) mengetahui kadar C-organik tanah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan kualitas tanah dan perbaikan terhadap sifat fisik dan kimia tanah.

Metode Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan kebun kopi robusta milik PTPN XII, Desa Bangelan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2013 hingga April 2014. Selama penelitian dilakukan penambilan contoh tanah untuk analisis karakteristik tanah. analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Fisika dan Kiimia

Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Percobaan ini menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik yang sudah tersedia dan diberikan di kebun kopi robusta.

Percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan polaNested design(pola tersarang) dengan faktor yang pertama adalah karakterisasi jenis pupuk (Type of fertilizer) antara lain P1 (plot pemberian vermikompos), P2 (plot pemberian pupuk kulit buah kopi), P3 (plot pemberian pupuk kandang sapi), dan P4 (plot pupuk NPK/ kontrol) dan faktor yang kedua adalah kedalaman tanah (Soil

depth) antara lain K1 (kedalaman tanah 0-10

cm), K2 (kedalaman tanah 10-20 cm) dan K3 (kedalaman tanah 20-30 cm) dan 7 kali ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tekstur tanah, berat isi tanah, berat jenis tanah, porositas tanah, kadar C-organik tanah dan pH tanah. data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5% untuk peubah yang berbeda nyata.

Kondisi Umum Lokasi Pengamatan

Blok 10 Afdelling Besaran merupakan 1 dari 12 blok yang ada di Afdelling Besaran. Blok 10 dipilih karena memiliki kriteria yang sesuai untuk dilakukan penelitian. Selain itu, keadaan topogafinya yang relatif datar dan tidak bergelombang, sehingga membuat blok ini terpilih sebagai plot untuk pengamatan. Karakteristik yang berbeda pada blok ini adalah dari aspek penggunaan jenis pupuk yang digunakan.

Pada blok 10 ini terdapat 3 jenis plot yang menggunakan bahan organik yaitu yang menggunakan pupuk kulit buah kopi, pupuk kandang sapi dan menggunakan vermikompos. Selain itu 1 plot yang menggunakan pupuk anorganik yaitu pupuk NPK. Dari data rata-rata curah hujan dan kelembaban bulanan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kopi Robusta dapat diketahui bahwa bulan basah ( > 100 mm per bulan ) terjadi pada bulan November hingga Mei. Menurut klasifikasi iklim Schmidth-Fergusson, iklim pada blok pengamatan termasuk pada iklim basah.

(3)

perkebunan PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Kopi Robusta pada blok pengamatan memiliki dataran dengan kelas lereng datar hingga landai yaitu 3-6%. Ketinggian tempat pada lokasi pengamatan adalah berada pada ketinggian 400-650 M dpl. Hasil analisis contoh tanah di laboratorium menunjukkan tekstur tanah dominan klei, berat isi tanah tergolong rendah hingga sedang, porositas tanah tergolong baik hingga porous, kandungan bahan organik tanah tergolong rendah hingga sedang, pH tanah termasuk masam dengan kisaran 4,1-5,3. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa tingkat kesuburan tanah tergolong sedang hingga baik.

Hasil dan Pembahasan

Tekstur Tanah

Menurut Sutanto (2002), tekstur tanah merupakan perbandingan fraksi pasir, debu dan klei. Hasil analisis laboratorium, tekstur tanah ditemukan (Gambar 1) kategori tekstur sedang hingga halus yang termasuk kedalam kelas klei dan klei lom di tiga kedalaman tanah 0-30 cm. Persentase pasir pada semua plot perlakuan dengan nilai 19,3% sampai dengan 35,9%,

persentase debu dengan nilai 5,9% sampai dengan 44,4%, dan persentase klei dengan nilai 32,4% sampai dengan 73,9%. Pada ke empat plot tekstur tanah termasuk dominan klei.

Kadar C-organik Tanah

Pemberian bahan organik berpengaruh signifikan terhadap kadar C-organik Tanah (Gambar 2).Rata-rata kadar C-organik tanah tertinggi dijumpai pada plot P1 (2,12%) dan terendah dijumpai pada plot P4 (1,89%) (Gambar 2). Kedalaman tanah 0-10 cm menunjukkan nilai C-organik tanah yang tinggi daripada kedalaman tanah dibawahnya (11-30 cm) pada semua plot (P1, P2, P3 dan P4). Hal itu disebabkan oleh vermikompos (P1) dihasilkan dari proses perombakan bahan organik dengan memanfaatkan aktivitas cacing tanah (Madjid, 2011). Vermikompos mengandung 14,07% C, 0,63% N dan didapatkan C/N rasio sebesar 20,1. Dengan aktivitas cacing tanah maka akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik dalam tanah dan terbentuknya humus sehingga kadar C-organiknya dapat bertambah. Pupuk kandang sapi mengandung 13,05% C, 0,56% N dan didapatkan C/N rasio sebesar 24,1.

Gambar 1. Histogram persentase tekstur tanah (% pasir, % debu dan % klei) pada kedalaman tanah 0-30 cm.Keterangan: (P1) plot vermikompos, (P2) plot pupuk kulit buah kopi, (P3) plot pupuk kandang,

(4)

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 463-471, 2017

Gambar 2. Kadar C-organik tanah pada masing-masing plot penggunaan pupuk di tiga

kedalaman tanah yaitu 0-30 cm.Keterangan: Histogram yang diiringi dengan huruf yang sama

tidak berbeda nyata menurut uji BNT taraf 5% antar perlakuan pada kedalaman tanah 0-30 cm. P1: plot vermikompos, P2: plot pupuk kulit buah kopi, P3: plot pupuk kandang, dan P4: plot pupuk NPK

(kontrol) di perkebunan kopi robusta.

Pupuk Kulit Buah Kopi mengandung 45,3% C, 0,82% N, dan didapatkan C/N rasio sebesar 55,24 (Baon et al.,2005). Rendahnya kadar C-organik pada P4 karena tidak adanya masukan pupuk organik di dalam tanah. Tinggi rendahnya C/N rasio mempengaruhi proses dekomposisi bahan organik yang diberikan di dalam tanah. Hal ini dibuktikan pada pemberian pupuk organik kulit buah kopi yang memiliki C/N rasio yang lebih tinggi dibanding pemberian pupuk vermikompos dan pupuk kandang sapi, dan pemberian pupuk kulit buah kopi yang memiliki proses dekomposisi yang lebih lama yang akan berakibat semakin padatnya tanah dibanding pemberian pupuk vermikompos dan pupuk kandang sapi.

Bahan organik dapat berperan secara langsung sebagai agen pengikat dalam proses pembentukan agregat tanah (Sharma dan Bhusman, 2001). Bahan organik dapat meningkatkan stabilitas agregat makro melalui pengikatan partikel mineral tanah oleh polisakarida. Menurut Syukur dan Indah. (2006) bahwa pemberian pupuk organik ke dalam tanah baik berupa kompos maupun pupuk kandang menyebabkan peningkatan kadar C-organik tanah.

pH Tanah

Pemberian pupuk organik dan kedalaman tanah tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap pH tanah. Rata-rata pH tanah di

lokasi pengamatan disajikan pada Tabel 1. pH tanah pada pemberian pupuk organik lebih tinggi daripada pemberian pupuk anorganik. Hal ini dikarenakan pada pemberian pupuk organik memasukkan bahan organik ke dalam tanah dan bahan organik tersebut akan terdekomposisi di dalam tanah dengan bantuan makroorganisme (cacing tanah).

Tabel 1. pH tanah pada lokasi pengamatan. Plot

Penggunaan Pupuk

Kedalaman Tanah

(cm)

pH

Nilai Kriteria

P1 0-30 4,9 Masam

P2 0-30 5,0 Masam

P3 0-30 4,9 Masam

P4 0-30 4,7 Masam

BNT 5% tn

Keterangan: P1: plot vermikompos, P2: plot pupuk kulit buah kopi, P3: plot pupuk kandang, dan P4: plot pupuk NPK.

Selain itu adalah pengaruh pH tanah terhadap tekstur tanah, pH tanah pada pemberian pupuk organik memiliki rata-rata klei lebih tinggi dibanding dengan pemberian anorganik (kontrol). Artinya tekstur tanah klei mempunyai koloid tanah yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi yang lebih masam. Pada pemberian pupuk organik terdapatnya masukan bahan organik, sebaliknya pada pupuk anorganik tidak adanya masukan bahan organik. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah

menjadi lebih masam.

Berat Isi Tanah

(5)

kandang (0,84 g cm-3).

kandang) dapat menurunk namun pada P1 (plot vermik (plot pupuk kulit bu menunjukkan penurunan be

Gambar 3. Berat isi tanah pa plot penggunaan jenis pupu

berbasis kopi rob Keterangan:Histogram yang d

yang sama tidak berbeda nya taraf 5% antar perlakuan pada 30 cm. P1: plot vermikompos

buah kopi, P3: plot pupuk ka pupuk NPK(ko

Penambahan bahan organi pohon kopi nyata dapat me tanah pada perlakuan pu belum menunjukkan pen menurunkan berat isi tana pupuk kulit buah kopi Barzegar, Yousefi dan D melaporkan bahwa pembe berupa pupuk kandang memperbaiki berat isi tanah (0-20 cm). Berat isi menur pupuk kandang dari p disebabkan oleh meningkat akibat agregasi tanah yang adanya bahan organik t pupuk kandang dalam me tanah dari kontrol perla dibandingkan dengan perla kopi dan vermikompos. Ha C/N rasio pupuk kandang ( pupuk kulit buah kopi (C vermikompos (C/N rasio pupuk kandang lebih mud dibandingkan dengan p Implikasinya adalah bahw berperan lebih besar dalam

). Pada P3 (Pupuk unkan berat isi tanah, ermikompos) dan P2 buah kopi) tidak berat isi tanah.

h pada masing-masing pupuk di perkebunan

i robusta.

g diiringi dengan huruf yata menurut uji BNT ada kedalaman tanah

0-os, P2: plot pupuk kulit kandang, dan P4: plot (kontrol)).

anik sebesar 20 kg/ menurunkan berat isi pupuk kandang dan pengaruh yang nyata tanah pada perlakuan i dan vermikompos. Daryashenas. (2002) mberian bahan organik ng berperan dalam nah pada lapisan olah nurun pada perlakuan perlakuan kontrol katnya porositas total ng lebih baik dengan tersebut. Pengaruh menurunkan berat isi perlakuan lebih besar rlakuan kompos kulit . Hal ini disebabkan ng (C/N rasio 20,10) < (C/N rasio 24,10) < asio 55,24) sehingga mudah terdekomposisi perlakuan lainnya. hwa pupuk kandang lam memperbaiki berat

isi tanah (Baon et al., 200 menunjukkan pengaruh berat isi tanah. Berat isi perlakuan menunjukkan s bertambahnya kedalaman

Gambar 4. Sebaran rata pada kedalaman tanah 0-3 plot penggunaan pupuk di kopi.Keterangan: Histogra huruf yang berbeda artinya nyata (p<0,05) antar perlaku

5%).

Pemberian pupuk meng tanah pada kedalaman 0 penurunan. Hal ini dis pupuk dengan cara dis kadar bahan organik terba lapisan atas. Semakin ke organik semakin berkurang akumulasi bahan organik lapisan atas. Kompos da dapat memperbaiki kua meningkatkan kadar C-or biota tanah sehingga poro dan berat isi tanah akan pada lapisan permukaan 1994).

Berat Jenis Tanah

Pemberian pupuk organik perbedaan yang nyata (p> jenis tanah Tabel 2. Da menunjukkan bahwa terhadap berat jenis tana nyata. Hal ini menunjukk juga dipengaruhi oleh baha tekstur tanah. Dengan pe yang lebih dominan sehing tanahnya rendah, sehingg menyerap air sangat bes tanah tidak mudah ber

005). Kedalaman tanah uh yang nyata terhadap isi tanah pada berbagai n semakin tinggi dengan man tanah Gambar 4.

ata-rata berat isi tanah 30 cm masing-masing di perkebunan berbasis gram yang diiringi dengan inya ada perbedaan yang

lakuan menurut uji BNT ).

ngakibatkan berat isi n 0-20 cm mengalami disebabkan pemberian disebar mengakibatkan terbanyak ditemukan di ke bawah kadar bahan rang. Hal itu disebabkan anik terkonsentrasi di s dan pupuk kandang kualitas tanah seperti organik dan aktivitas rositas dapat meningkat kan menurun, terutama an tanah (Karlen et al.,

(6)

Jurnal Tanah

waktu yang lama karena komposisi padatan yang r jenis tanah akan mempuny nyata jika pada tanah terse komposisi mineral tanah yan

Tabel 2. Nilai rerata berat je Plot Penggunaan

Keterangan: Angka rerata ya sama pada kolom yang sama menurut uji BNT 5%. P1: pl plot pupuk kulit buah kopi, P3: dan P4: plot NPK (kontrol).

Porositas Total Tanah

Pemberian pupuk organik (p<0,05) terhadap porositas umum porositas tanah pada mulai dari 48,46% sampai 7 dalam kelas baik hingga por

Gambar 5. Sebaran rata-r tanah pada masing-masing pupuk di perkebunan berba

Histogram yang diiringi deng tidak berbeda nyata menuru antar perlakuan pada kedalama plot vermikompos, P2: plot ku

pupuk kandang, dan P4: p (kontrol))

Porositas tanah tertinggi pupuk kandang (64,95%

anah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 463-471

rena terkait dengan ng relatif stabil. Berat unyai perbedaan yang rsebut terdapat variasi yang sangat besar.

t jenis tanah Berat Jenis

yang didampingi huruf ma berarti berbeda nyata plot vermikompos, P2: P3: plot pupuk kandang

nik berpengaruh nyata itas total tanah. Secara pada lokasi pengamatan ai 77,75% termasuk ke porous Gambar 5.

rata nilai porositas ing plot penggunaan rbasis kopi.Keterangan:

engan huruf yang sama urut uji BNT taraf 5%

man tanah 0-30 cm. P1: kulit buah kopi, P3: plot 4: plot pupuk NPK ol)).

i terdapat pada plot 5%) dan terendah

terdapat pada plot pupu Pupuk kandang disini dapa memperbaiki kehidupa tanah, selain menambah organik serta humus kesuburan tanah karena da makanan tanaman, juga terhadap kerusakan kare struktur tanah, daya pengik tanah.

Pada P1 (plot vermik pupuk kandang) menunju porositas tanah. pemberia pupuk kandang dapat me sehingga akan memperla dan air didalam tanah da mempengaruhi sistem Bahan organik yang diber memberikan pengaruh da sehingga dapat lebih me yang lebih besar walaupun isi (pada pupuk kandang (2002), porositas tanah/ dipengaruhi oleh bahan or dengan partikel tanah sehingga berakibat pada lebih mantap dan akan pori.

Hubungan Berat Isi Tan Porositas Tanah

Hasil analisis korelasi dan menunjukkan adanya hubun value = 0,010* <5% dan R

Gambar 5. Hubungan be porositas Hubungan antara berat porositas tanah berupa g

1, 2017

pupuk NPK (59,24%). dapat berfungsi sebagai hidupan mikroorganisme mbah kandungan bahan us dan meningkatkan na dapat menambah zat ga melindungi tanaman arena erosi, perbaikan ngikat air, dan porositas mikompos) dan P3 (plot nunjukkan peningkatan erian vermikompos dan membantu aerasi tanah erlancar gerakan udara h dan ini akan sangat perakaran tanaman. diberikan ke dalam tanah dalam waktu yang lama memberikan porositas upun ada penurunan berat ndang). Menurut Sutanto nah/ total ruang pori organik tanah. Humus nah terdapat interaksi da struktur tanah yang an memperbesar ruang

Tanah dengan

dan regresi (Gambar 5) hubungan yang nyata

(P-n R2= 0,950).

berat isi tanah dengan itas tanah

(7)

103,9 - 46,80x, dengan x adalah berat isi tanah dan y adalah porositas tanah dan (R2= 0,952).

Dari hubungan tersebut menunjukkan kecenderungan yang negatif yaitu semakin rendah berat isi tanah maka porositas tanah akan tinggi. Dengan pemberian bahan organik dapat menurunkan berat isi sebesar 103,9 g cm -3. Setiap 1% pemberian bahan organik

berpengaruh terhadap penurunan berat isi tanah sebesar 46,8 g cm-3. Model persamaan

regresi linier ini cukup kuat untuk diterima karena mencakup 95% pengaruh dari bahan organik terhadap berat isi tanah, sedangkan pengaruh ekternal lainnya 5%. Kepadatan tanah yang menurun akibat dari adanya bahan organik diikuti pula oleh turunnya nilai berat isi tanah dibandingkan dengan pemberian pupuk anorganik yang tidak memiliki masukan bahan organik tanah. Semakin meningkatnya berat isi tanah maka nilai porositas akan semakin menurun dan sebaliknya jika berat isi tanah menurun maka porositas tanah akan meningkat (Hillel, 1980).

Hubungan Bahan Organik Terhadap Berat Isi Tanah

Hasil analisis korelasi dan regresi (Gambar 6) menunjukkan adanya hubungan yang nyata (P-Value = 0,047* < 5% dan R2= 0,909).

Gambar 6. Hubungan C-organik dengan berat isi tanah

Hubungan antara C-organik dengan berat isi tanah berupa garis linier yaitu y = 3,67 - 1,83x, dengan x adalah kadar C-organik dan y adalah berat isi tanah dan (R2=0,90). Dari hubungan

tersebut menunjukkan kecenderungan yang negatif yaitu semakin tinggi kadar C-organik tanah maka berat isi tanah akan menurun. Dengan pemberian bahan organik dapat menurunkan berat isi sebesar 3,67 g cm-3.

Setiap 1% pemberian bahan organik berpengaruh terhadap penurunan berat isi tanah sebesar 1,83 g cm-3. Model persamaan

regresi linier ini cukup kuat untuk diterima karena mencakup 90% pengaruh dari bahan organik terhadap berat isi tanah, sedangkan pengaruh ekternal lainnya 10%. Hubungan tersebut juga menunjukkan dengan kadar C-organik yang tinggi memungkinkan tanah menjadi lebih gembur dan menurunnya berat isi tanah. Menurut Hillel (1980), bahwa nilai berat isi tanah akan semakin menurun dengan bertambahnya konsentrasi karbon organik tanah.

Penurunan berat isi tanah disebabkan karena adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah yang berdampak pada peningkatan jasad mikro tanah karena bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Selain itu disebabkan oleh akar tanaman dengan mikroorganisme tanah membentuk agregat-agregat tanah (agregasi yang dimulai dengan penghancuran bongkah-bongkah tanah pecah menjadi agregat yang lebih kecil, selanjutnya agregat-agregat yang kecil ini diikat oleh bahan sekresi (gel) yang dikeluarkan oleh akar yang mampu mengikat butiran tanah dan juga berfungsi sebagai pemantap tanah.

Selain itu penurunan berat isi dipengaruhi kandungan klei /partikel-partikel klei terhadap pembentukan agregat berfungsi sebagai pengikat karena ia diadsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat

reversiblenya sangat lambat. Fungsi pengikat klei ini lebih berarti pada agregat tanah berukuran kecil (Madjid, 2011). Pada tanah ini dengan kandungan lebih dari 30% sehingga dapat dikatakan mempunyai pengaruh terhadap agregasi.

Hubungan Bahan Organik Terhadap Porositas Tanah

Hasil analisis korelasi dan regresi (Gambar 7) menunjukkan adanya hubungan (P-Value= 0,097 dan R2= 0,816). Hubungan antara

C-organik tanah dengan porositas tanah dengan garis linier adalah y = 17,66 + 21,87x, dengan x adalah C-organik tanah dan y adalah porositas tanah dan (R2= 0,81). Dari hubungan tersebut

(8)

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 463-471, 2017

bahan organik dapat meningkatkan porositas tanah sebesar 17,66%. Setiap 1% pemberian bahan organik berpengaruh terhadap kenaikan porositas tanah sebesar 21,87%.

Gambar 7. Hubungan C-organik dengan porositas tanah

Model persamaan regresi linier seperti ini cukup kuat untuk diterima karena mencakup 81% pengaruh bahan organik terhadap porositas tanah, sedangkan pengaruh ekternal lainnya sekitar 19%. Sifat tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah (Sutanto, 2002).

Kandungan bahan organik yang tinggi dapat meningkatkan kualitas sifat fisik tanah, melalui perangsangan aktivitas biologi tanah hingga pembentukan struktur tanah yang mantap. Bahan organik tanah membantu proses granulasi tanah dapat mengakibatkan penurunan berat isi tanah dan mengurangi tingkat pemadatan tanah. Semakin banyak granulasi tanah yang terbentuk, maka ruang pori yang tersedia juga akan semakin banyak (Hanafiah, 2007).

Hubungan tersebut menunjukkan kecenderungan yang positif, yaitu semakin meningkat kadar C-organik tanah maka diikuti dengan peningkatan porositas tanah. Menurut Hillel (1980), banyak sifat tanah yang dipengaruhi oleh bahan organik diantaranya adalah sifat fisik tanah. Bahan organik tanah merupakan bagian penting dalam pembentukan dan menjaga stabilitas dari struktur tanah. polimer-polimer dari fraksi fulvic acid (FA) dan

humic acid (HA) dijerap oleh permukaan bahan

mineral sehingga akan membantu proses granulasi tanah.

Kesimpulan

Persentase porositas tanah tertinggi terdapat pada pemberian pupuk kandang sapi yaitu sebesar 64,95% dan diikuti oleh pemberian vermikompos dapat meningkatkan porositas tanah sebesar 63,64% dan porositas terendah terdapat pada pemberian pupuk anorganik/pupuk NPK (kontrol) sebesar 59,24%. Pemberian vermikompos pada kedalaman tanah 0-30 cm memiliki kadar C-organik tanah tertinggi sebesar 2,12% dan kadar C-organik terendah terdapat pada pemberian pupuk pupuk NPK (kontrol) sebesar 1,89%.

Daftar Pustaka

Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

Baon, J.B., Sukasih, R. dan Nurkholis. 2005. Laju dekomposisi dan kualitas kompos limbah padat kopi: pengaruh aktivator dan bahan baku kompos. Pelita Perkebunan 21, 31-42.

Barzegar, A.R., Yousefi, A. dan Daryashenas, A. 2002. The effect of addition of different amounts and types of organic materials on soil phsical properties and yield of wheat. Plant and Soil 247, 295-301.

Goenadi, D.H. 2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan Berbasis Hayati. Dari Cawan Petri ke Lahan Petani. Yayasan John Hi-Tech. Idetama. Jakarta.

Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hati, K.M., Mandal, K.G., Misra, A.K., Ghosh, P.K. dan Bandyopadhyay, K.K. 2006. Effect of inorganic fertilizer and farmyard manure on soil physical properties, root distribution, and water-use efficiency of soybean in Vertisols of Central India. Bioresource Technology 97, 2. 182-2.188. Hillel, D. 1980. Fundamental of Soil Physics.

Academic Press Inc. London.

Karlen, D. L., Wollenhaupt, N.C., Erbach, D.C., Berry, E.C., Swan, J.B., Eash, N.S. and Jordahl, J.L. 1994. Long-term tillage effects on soil quality. Soil Tillage and Research 32, 313-327. Madjid, A. 2011. Blog Bahan Ajar: Dasar-Dasar

Ilmu Tanah. http://www.dasar-dasar ilmu tanah. Blogspot.com.

(9)

Suprayogo, D., Widianto, Noveras, H., Widodo, R.H., Purnomosidhi, P. dan Van Noordwijk, M. 2004. Konversi hutan menjadi lahan pertanian: apakah fungsi hidrologi hutan dapat digantikan sistem monokultur. Agrivita 26 : 47-52.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

(10)

Gambar

Gambar 1. Histogram persentase tekstur tanah (% pasir, % debu dan % klei) pada kedalaman tanah0-30 cm
Gambar 2. Kadar C-organik tanah padamasing-masing plot penggunaan pupuk di tiga
Gambar 3. Berat isi tanah paplot penggunaan jenis pupuberbasis kopi robKeterangan:Histogram yang dyang sama tidak berbeda nyataraf 5% antar perlakuan pada30 cm
Gambar 5. Hubungan beporositasberat isi tanah denganitas tanah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan nilai C-organik dalam tanah, dapat memperbaiki sifat fisik tanah menjadi lebih baik.Pada perlakuan pupuk kandang kambing sebanyak 2,5 ton/ha dan perlakuan petroganik

Penambahan pupuk organik (kompos, pupuk kandang sapi, dan pupuk kandang ayam) meningkatkan nilai rata-rata komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah dan lebar

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian ADE OLUWA dan ADEOYE (2008) yang menyatakan bahwa pemberian bahan organik campuran janjang kosong kelapa sawit dan pupuk kandang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan biourine sapi, pupuk kandang sapi dan pupuk Petroganik berpengaruh nyata pada jumlah anakan, jumlah daun, luas daun, indeks luas

Perlakuan pupuk organik (kompos, pupuk kandang sapi, dan pupuk kandang ayam) mampu meningkatkan nilai rata-rata komponen hasil (bobot basah dan bobot kering

Data pengukuran P-Potensial dan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kombinasi bahan organik baik berupa kompos kulit durian dan pupuk kandang ayam

Hasil penelitian menunjukkan Respon tanaman kopi muda terhadap pemberian jenis pupuk organik hanya terdapat pada variabel indeks klorofil umur 8 MSP.. Aplikasi asam humat 10

Hasil penelitian menunjukkan pemberian kombinasi bahan organik berupa kompos kulit durian dan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah, C-Organik,