• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Wanita Efisisensi Tenaga Kerja Wa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Wanita Efisisensi Tenaga Kerja Wa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I.

PENDAHULUAN

Perkembangan masyarakat saat ini mendorong peningkatan diberbagai bidang. Berkaitan dengan hal ini pemerintah dan sektor swasta giat membangun infrastruktur (sarana prasarana) penunjang kegiatan masyarakat yang semakin kompleks.

Tak pelak lagi persaingan usaha di bidang konstruksi semakin marak sehingga membutuhkan pekerja-pekerja yang terampil dibidangnya. Pekerja tersebut dipakai pada industri-industri konstruksi terutama di kota-kota besar, tak terkecuali pekerja-pekerja wanita yang semakin meramaikan persaingan kerja di sektor ini.

Keberadaan buruh wanita tersebut pada kenyataannya cukup meringankan para usahawan dibidang konstruksi, mengingat skill mereka cukup memadai juga tingkat kedisiplinan mereka sama dengan buruh pria apalagi mereka diupah lebih kurang dari buruh pria.

Kota Makassar dengan sebutan Kota Seribu Ruko merupakan salah satu sasaran para buruh pekerja wanita tersebut, dari pemantauan awal penulis pekerja wanita tersebut mencapai kurang lebih 30 % dari pekerja-pekerja di industri konstruksi yang tersebar di Kota Makassar.

(2)

segi upah/ gaji dan penghargaan yang layak kepada mereka karena mereka profesional dalam bidang tersebut.

Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana produktivitas kerja pekerja wanita dalam pelaksanaan proyek-proyek konstruksi.

Perumusan Masalah

1. Jenis-jenis pekerjaan apa saja yang banyak di kerjakan oleh pekerja wanita pada pelaksanaan proyek-proyek konstruksi ?

(3)

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jasa Konstruksi

Suatu perusahaan jasa konstruksi memiliki dua sifat yang ada pada perusahaan tersebut yaitu “ jasa murni” dan perusahaan “manufaktur murni”. Namun demikian , dua sifat yang ada tersebut dapat dipisahkan secara jelas pada kegiatan jasa konstruksi yaitu: kegiatan pemasaran bersifat seperti usaha jasa, dimana intinya menjual janji, karena produk yang ditawarkan tidak dapat disimpan (belum diproduksi) atau belum dapat ditunjukkan.

Sementara kegiatan produksi bersifat usaha manufaktur yaitu mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, sesuai dengan janji yang telah terikat pada proses pemasaran.

Dilihat dari prosesnya, kegiatan produksi pada jasa konstruksi termasuk jenis “produksi jobbing”. Hal menunjukkan bahwa proses produksi yang berjalan merupakan hasil dari kegiatan pemasaran. Jadi, dalam proses produksi sudah jelas siapa pemiliknya (konsumen) dan seperti apa barang yang harus diproduksi, termasuk harga, mutu, serta waktunya, seperti yang ditetapkan dalam proses pemasaran.

Namun demikian, kegiatan produksi pada jasa konstruksi memiliki perbedaan yang cukup besar terutama dalam hal pengendalian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Produk tidak standar, selalu berbeda baik jenis, bentuk, ukuran, kualitas dan kuantitasnya, sehingga proses pengulangan tidak ada. - Lokasi produksi selalu berbeda (tdk satu tempat)

- Kegiatan produksi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, terutama cuaca, karena kegiatannya berlangsung out door.

- Kegiatan produksi melibatkan pihak lain, terutama dalam pengawasan dan izin-izin awal pekerjaan tertentu.

(4)

B. Metode Konstruksi (Construction Method)

Metode Konstruksi atau sering juga disebut Construction Method adalah suatu perencanaan yang memberikan gambaran bagaimana cara melaksanakan suatu pekerjaan, baik secara global maupun tiap satuan pekerjaan, baik secara global maupun tiap kegiatan.

Untuk proyek dengan skala besar, kompleks atau berteknologi tinggi, peranan Metode konstruksi cukup besar, terutama dalam kaitannya dengan: Biaya, waktu, Mutu dan Safety.

Cara pemilihan (beberapa alternatif) Metode konstruksi digunakan oleh :

a. Desain/ bentuk bangunan

b. Kondisi lingkungan (tanah, air tanah, cuaca dan lain-lain) c. Waktu pelaksanaan (durasi) yang tersedia

d. Peralatan yang dapat diadakan e. Keterampilan pekerja

Oleh karenanya Metode Konstruksi tidak dapat distandarkan seperti pabrik manufaktur, tetapi selalu disesuaikan terhadap hal-hal yang mempengaruhi yang disebut diatas dalam rangka menempati unsur-unsur batasan biaya, waktu, mutu dan safety. Metode konstruksi itu sendiri selalu dikembangkan dalam rangka mencapai peningkatan efisiensi dan kemudahan pelaksanaan. Pengembangan metode konstruksi termasuk salah satu pengembangan teknologi konstruksi.

C. Analisa Sumber Daya Proyek

(5)

Dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan yang tidak realistik, akibatnya adalah inefisiensi (ketidakefisienan) sehingga dapat menyebabkan pembengkakan biaya ataupun mulurnya waktu pelaksanaan pekerjaan.

Untuk menjamin hal tersebut maka perlu suatu analisis kebutuhan dan jadwal sumber daya proyek konstruksi, yang meliputi :

- Sumber daya tenaga - Sumber daya alat - Sumber daya material

Analisis kebutuhan sumber daya untuk proyek, terutama yang menyangkut “produktivitas” harus disesuaikan dengan kenyataan, karena berkaitan dengan kemampuan manajemen perusahaan.

D. Produktivitas

Untuk mencari tingkat produktivitas yang ada, baik produktivitas tenaga maupun alat, perlu diketahui adalah pengertian produktivitas Secara teori, yaitu output dibagi input, yang dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut :

Produktivitas = Output per Satuan Waktu Input

Produktivitas yang dimaksud adalah produktivitas berupa kuantitas pekerjaan proyek konstruksi. Output dalam proyek konstruksi dapat berupa kuantitas:

- pekerjaan galian (m3)

- pekerjaan pengecoran beton (m3)

- pekerjaan timbunan

- pekerjaan pemasangan formwork - pekerjaan penulangan beton - pekerjaan dinding bata

- pekerjaan plesteran, lantai, plafond dan lain-lain

(6)

produktivitas kelompok. Produktivitas kelompok sangat dipengaruhi oleh komposisi dari anggota kelompok.

Faktor yang mempengaruhi Produktivitas

Produktivitas tenaga atau alat, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain sebagai berikut:

- kondisi pekerjaan dan lingkungan

- keterampilan tenaga kerja/ kapasitas alat - motivasi tenaga kerja/ operator

- cara kerja (metode)

- manajemen (SDM dan alat)

E. Analisa Sumber Daya Tenaga Kerja

Penggunaan sumber daya tenaga kerja (mandor, tukang, pekerja), harus diperhitungkan berdasarkan produktivitas mereka dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan (tidak termasuk quantity waste).

Dengan demikian, yang menjadi inti analisis kebutuhan dan jadwal sumber daya tenaga kerja adalah perihal produktivitas. Produktivitas tenaga kerja sulit diketahui sebelum dipekerjakan, karena tidak adanya sertifikat keterampilan dari tenaga kerja. Sebenarnya tingkat sertifikat keterampilan dari tenaga kerja memiliki hubungan erat sekali dengan produktivitas.

Dengan demikian, melalui sertifikat keterampilan yang mereka miliki, kita dengan mudah dapat memperkirakan produktivitas mereka. Produktivitas tenaga kerja diukur dari hasil kerja mereka yang memenuhi persyaratan yang ada. Oleh karena itu, tenaga kerja (tukang) harus diberitahu secara jelas tentang persyaratan hasil kerja yang dapat diterima. Untuk dapat menunjukkan secara jelas tentang kualitas pekerjaan (biasanya pekerjaan yang bersifat finishing), maka dapat dibuat mock up, yaitu contoh nyata yang berbentuk fisik dengan skala yang sama (1:1).

(7)

Menurut analisis upah per hari dan harga borongan per m2 tersebut,

dapat disimpulkan bahwa produktivitas minimal tenaga kerja tersebut adalah 10 m2 per hari.

Pengakuan produktivitas per hari sebesar 12 m2 dapat diterima secara logika, karena didorong oleh motovasi atau kelebihan jam kerja, angka produktivitas tersebut mungkin sekali dicapai.

Bila ada tukang lain yang mengajukan tawaran borongan sebesar Rp. 7.000.000,- per m2, tetapi menjamin produktivitas sebesar 15 m2 per hari, maka patut jadi bahan pertimbangan.

Didalam kenyataan proyek, waktu pelaksanaan telah menjadi komitmen sehingga harus dipenuhi. Ini berarti produktivitas tidak dapat ditawar-tawar. Oleh karena itu, dalam pengadaan kebutuhan tenaga kerja, persyaratannya adalah sebagai berikut:

a. Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi pekerjaan (mutu) b. Produktivitas sesuai jadwal (waktu)

c. Harga satuan sesuai anggaran (biaya)

Ketiga hal tersebut pada dasarnya adalah variabel-variabel mutu, waktu dan biaya. Yang ideal, tentunya bila ketiga persyaratan tersebut di atas dapat dipenuhi. Oleh karena itu, dalam proses pengadaan tenaga kerja, harga bukan satu-satunya persyaratan. Persyaratan lain yang harus dipertimbangkan adalah kualitas hasil pekerjaan dan produktivitasnya.

Penggunaan tukang dengan produktivitas yang tinggi lebih dipilih, karena berkaitan langsung dengan jumlah tenaga yang harus diadakan. Semakin sedikit tenaga yang digunakan tentu akan banyak mengurangi problem, yaitu fasilitas kerja dan lahan kerja.

Dalam upaya menjaga dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi penyebab dari turunnya produktivitas, yaitu:

a. Keterampilan

(8)

ketinggian. Kalau hal ini dipaksakan, jelas akan menurunkan produktivitasnya dan bahkan dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja.

b. Motivasi

Pada saat seleksi tenaga kerja, tidak hanya keterampilan kerjanya saja yang dipertimbangkan, tetapi perlu juga diketahui motivasi mereka dalam bekerja. Dengan demikian, motovasi mereka dapat ditingkatkan dengan kebijakan-kebijakan tetentu yang dapat mendorong motivasi mereka, misalkan; penyediaan fasilitas kerja, memenuhi keinginan-keinginan mereka yang wajar dan lain sebagainya.

c. Cara kerja (metode)

Kita berikan cara-cara kerja yang baik dan efisien, namun perlu juga dipertimbangkan usulan-usulan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian, kondisi pekerjaan yang sulit diharapkan tidak terlalu banyak menurunkan produktivitasnya, termasuk mempertimbangkan jaminan keamanan dan keselamatan kerja. Menerapkan peraturan secara disiplin dan memberikan fasilitas agar tidak banyak waktu terbuan (idle) d. Manajemen

(9)

Nilai tambah sosial pada wanita yang bekerja dapat tercermin pada timbulnya atau meningkatnya rasa kemandirian. Pada umumnya wanita bekerja lebih memberi rasa percaya diri yang lebih tinggi. Dengan bekerja diluar rumah tanda kewaspadaan mentalnya lebih berkembang dan irama hidupnya tidak lagi monoton dengan banyak mendapatkan tantangan pesimis. Lebih merasakan kepuasan hidup, mendapatkan kepuasan moril dan mempunyai pandangan positif terhadap masyarakat.

(10)

BAB III.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Dari latar belakang penulisan yang telah diuraikan dihalaman sebelumnya, maka tujuan dan manfaat penulisan dapat di uraikan sebagai berikut :

A. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan pe kerja wanita dalam usaha konstruksi

2. Untuk menganalisis seberapa besar tingkat produktivitas pekerja wanita terhadap ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

B. Manfaat Penulisan

1. Sebagai upaya mengetahui jenis-jenis pekerjaan dan tingkat produktivitas tenaga kerja wanita di industri konstruksi yang dipilih oleh wanita sebagai pilihan untuk mencari nafkah.

(11)

BAB IV.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, dari bulan Mei – September 2007 yang berlokasi di Kota Makassar Sulawesi Selatan.

B. Jenis dan Sumber Data

Ditinjau dari cara pengumpulan data, teknik pengumpulan data bervariasi sesuai sifat data yang dikehendaki sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan satu atau dua metode sekaligus (Arikunto, 1998: dan marzuki, 2000). Teknik pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini terdiri atas:

a. Data Primer

1. Metode observasi atau pengamatan, dilakukan di lapangan terhadap obyek penelitian untuk memperoleh data- data keadaan dan kondisi kerja buruh wanita yang bekerja di proyek-proyek konstruksi di Kota Makassar. 2. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tertulis atau data

(12)

menggeluti pekerjaannnya. Instrumen yang digunakan adalah daftar periksa (check list) berupa variabel yang akan dikumpulkan datanya. 3. Metode wawancara dilakukan dengan informan penelitian (key persons)

untuk melengkapi data dan keterangan data yang dibutuhkan instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara (interview guide) yang telah disusun dalam pertanyaan penelitian (reseach questions).

b. Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud yaitu data pekerja – pekerja wanita yang sudah ada, diperoleh dengan melakukan studi literatur, mempelajari laporan dari proyek-proyek yang dilaksanakan dan mempekerjakan buruh wanita, dokumen dan hasil-hasil penelitian, serta data-data dari instansi-instansi terkait.

C. Populasi ,Sampel dan Pengolahan Data

Populasi penelitian ini yaitu semua wanita yang bekerja sebagai buruk kerja yang bekerja pada proyek-proyek konstruksi di Kota Makassar.

Untuk sampel sendiri dipilih secara Cluster Random Sampling dengan langkah pengolahan sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi semua pekerja wanita pada proyek-proyek yang ada di Kota Makassar

b. Membagi populasi menjadi 3 (tiga) sub populasi berdasarkan jenis proyek konstruksi yang ada di Kota Makassar (Proyek Drainase, Proyek Jalan dan Proyek Gedung).

c. Memilih masing-masing 50 pekerja wanita secara random pada tiap sub populasi yang dimaksud pada langkah 2, dengan asumsi bahwa setiap pekerja wanita pada jenis proyek konstruksi berbeda dan bersifat homogen.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjudul “ pengaruh diferensiasi produk, harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada PT.. Tunas

• Ketika jenis program yang diinginkan pada stasiun pemancar yang diaktifkan atau stasiun pemancar lain yang berasal dari daftar stasiun pemancar ingin diaktifkan kembali pada

 Peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya telah dihentikan oleh peningkatan

Berdasarkan pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, maka keseluruhan dari analisis semiotika atas konstruksi budaya dalam pola asuh anak dalam film Babies dapat

Skripsi dengan judul : Analisis Eksternalitas Peternakan Ayam Terhadap Pendapatan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Perusahaan Peternakan Ayam

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas

Berdasarkan uji lanjut Duncan yang disajikan pada Gambar 8 dapat diketahui bahwa jenis tanaman merambat waluh dan koro secara statistik dianggap sama dan tanaman merambat

Untuk itu diperlukan dokumentasi dengan media fotografi yang artistik dan berkonsep sehingga menjadi karya visual fotografi yang “berbicara” dalam menjelaskan acara-acara spesial