• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Pengaruh Pemberian Telur Itik Dan Tepung Jagung (Maizena) Terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Daphnia Sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Pengaruh Pemberian Telur Itik Dan Tepung Jagung (Maizena) Terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Daphnia Sp."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Peningkatan produksi budidaya melalui penerapan budidaya intensif telah menjadi pilihan untuk menunjang perkembangan industri akuakultur. Tingginya permintaan pasar atas ikan memicu para pembudidaya untuk terus menyediakan stok ikan dalam jumlah besar. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam budidaya ikan pada tahapan pembenihan.

Permasalahan yang sering terjadi dalam budidaya ikan yaitu tingginya tingkat kematian benih. Hal ini ternyata banyak disebabkan salah satunya menurut Hatziathanasiou et al. (2002) yaitu kualitas air. Pemberian pakan buatan langsung pada tahapan pembenihan ternyata dapat menurunkan kualitas air media pembenihan. Padahal benih ikan membutuhkan asupan makanan yang banyak untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu pemberian pakan alami bisa menjadi solusi para pembudidaya ikan. Menurut Mubarak et al. (2009), Daphnia sp. merupakan sumber pakan alami yang potensial untuk dikembangkan untuk larva ikan.

Pada umumnya benih ikan itu mula-mula makan plankton nabati (phytoplankton). Kemudian semakin bertambah besar ikannya, makanannya pun mulai bertambah pula. Mula-mula mereka beralih dari phytoplankton ke zooplankton. Salah satu zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami dan perlu dibudidayakan sebagai sumber pakan ikan yang masih burayak (benih) diantaranya adalah Daphnia. Daphnia sangat cocok untuk benih ikan yang bukaan mulutnya belum bisa mengkonsumsi pakan buatan (pelet) (Naziri, 2010).

Jenis zooplaknton ini merupakan sumber pakan bagi ikan kecil dan juga hewan kecil lainnya. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih dari 70% kadar bahan kering Secara umum dapat dikatakan terdiri dari 95 % air, 4% protein, 0,54% lemak, 0,67% karbohidrat, dan 0,15% abu. Kepopulerannya sebagai pakan ikan selain karena kandungan gizinya serta ukurannya, adalah juga karena

(2)

2

Daphnia sp. dapat dibudidayakan secara massal sehingga produksi dapat tersedia dalam jumlah mencukupi, hampir setiap saat (Mokoginta, 2003).

Untuk kelangsungan hidupnya, Daphnia sp. memerlukan nutrisi bagi pertumbuhannya. Nutrisi ini dapat berasal dari banyak sumber, diantaranya dari bahan organik tersuspensi dan bakteri yang diperoleh dari pupuk yang ditambahkan ke dalam media kultur, pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak, jenis yang sering digunakan adalah kotoran ayam. Proses penguraian (dekomposisi) pupuk organik ini akan menumbuhkan bakteri yang pada gilirannya akan dimanfaatkan sebagai pakan bagi Daphnia sp. (Zahidah dkk., 2012).

Daphnia sp. mempunyai sifat non-selective filter feeder yaitu menyaring semua makanan yang ada tanpa memilih, sehingga bahan organik apa saja yang diberikan dalam media pemeliharaannya akan dimakan atau diserap oleh Daphnia

sp. Daphnia adalah non-selective filter feeder, oleh karena itu perlu menyiapkan pakan yang sesuai. Algae bersel tunggal, bakteri dan protozoa adalah salah satu pilihan. Tapi juga bisa memberikan pilihan lain, non-selective filter feeder boleh dikatakan bukan termasuk pemilih makanan, mereka akan menyaring apa saja selama itu merupakan suatu pertikel organik. Oleh karena itu, bisa menyiapkan pertikel organik lain yang cocok untuk pertumbuhan hewan tersebut, diantaranya adalah yang mengandung protein cukup. Dengan demikian, bisa memasukan tepung kedelai, susu bubuk dan tepung lain yang mengandung protein tinggi sebagai pilihan (Naziri, 2010).

Dalam hal ini, optimalisasi kultur Daphnia sp. dilakukan dengan menambahkan partikel organik berkadar protein tinggi dalam hal ini yaitu tepung jagung dan telur itik. Selanjutnya Daphnia sp. yang telah diperkaya dengan penambahan partikel organik tersebut dapat memperbanyak diri dalam jumlah yang besar pada setiap periode siklusnya.

1.2 Permasalahan

Kebutuhan pakan alami harus terus terpenuhi, terutama pada fase pembenihan. Benih ikan sangat membutuhkan pakan yang cocok untuk proses pertumbuhannya terutama setelah cadangan makanannya habis. Jika kebutuhan

(3)

3

pakan ini tidak tersedia, maka bisa dipastikan akan mengakibatkan kematian pada fase ini. Dengan mengingat semakin banyaknya kebutuhan konsumsi manusia terhadap ikan. Serta kurangnya pemahaman akan syarat hidup dan siklus hidup

Daphnia sp. serta inovasi teknik pembudidayaan pada fase benih yang baik merupakan suatu permasalahan yang dihadapi pembudidaya untuk bisa mengkultur secara massal jenis pakan alami ini demi kesuksesan proses pembenihan yang dijalani.

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laju pertumbuhan populasi Daphnia sp. yang dikultur pada media kombinasi tepung jagung dan telur itik.

1.4 Hipotesis

Pemberian kombinasi bahan organik dari tepung jagung dan telur itik pada kultur Daphnia sp. mampu meningkatkan laju pertumbuhan populasi Daphnia sp..

1.5 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu kita dapat memberikan informasi ilmiah di bidang akuakultur khususnya dalam kultur pakan alami dengan penambahan kombinasi partikel organik berprotein tinggi yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan populasi Daphnia sp..

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan fenomenologis. Subjek penelitian ini adalah guru PAI, kepala sekolah, dan siswa kelas VIII. Metode

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas nikmat, rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa Skripsi ini dengan judul

Variabel penelitian disesuaikan dengan konsep yang digunakan dan keberadaan data Riskesdas 2010 yang tersedia di Badan Litbang Kesehatan. Terdapat 5 gangguan kesehatan reproduksi

[r]

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa tidak sedikit anak yang menjadi korban kejahatan dan dieksploitasi dari orang dewasa, dan

Berdasarkan pengertian sampah tersebut dapat disimpulkan bahwa sampah adalah suatu benda berbentuk padat yang berasal dari kegiatan manusia, yang dibuang oleh

Untuk setiap model yang telah dianalisa dapat disimpulkan bahwa pada hard-on-hard material, variasi perbedaan material baik femoral head maupun acetabular cup

Menurut Luthans (2002), ambiguitas peran atau ketidakjelasan peran terjadi ketika individu tidak memperoleh kejelasan akan tugas- tugas dari pekerjaan yang diberikan