• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep PR mengelola Citra Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep PR mengelola Citra Perusahaan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum

Teori umum dijadikan sebagai acuan dasar dalam penelitian untuk teori yang

lainnya. Sehingga teori umum merupakan Teori dasar yang akan dipakai penulis dalam

melakukan penelitian.

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan alat penting dalam memperoleh informasi yang ada di

sekeliling kita, oleh karena itu para ahli mendefinisikan komunikasi lebih spesifik agar

dapat dipahami.

Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Inggris, communication dan bahasa latin communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator. (Widjaja. 2010:8)

Agar komunikasi berjalan dengan baik, perlu adanya komponen yang paling mendasar sebagai persyaratan terjadinya komunikasi (Widjaja. 2010:11), yaitu :

a. Source (sumber) : merupakan dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa manusia, lembaga, buku dan sejenisnya.

b. Communicator (komunikator) : penyampai pesan. Dapat berupa individu, kelompok orang, dan sebagainya yang memiliki tema sebagai di dalam usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.

(2)

c. Massage (pesan) : merupakan keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator.

d. Channel (saluran) : Saluran komunikasi yang menyampaikan pesan yang diterima melalui panca indra atau menggunakan media. Terbagi menjadi dua, yaitu:

1) saluran formal yang bersifat resmi dan

2) saluran informal yang bersifat tidak resmi.

Saluran formal biasanya mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi, yang timbul dari tingkat paling tinggi dalam organisasi itu sampai ke tingkatan yang paling bawah. Sedangkan saluran informasi informal dapat berbentuk desas-desus, kabar angin dan kabar burung.

e. Communican (komunikan) : penerima pesan. Tergolong menjadi tiga jenis, yaitu personal, kelompok dan massa. Dimana komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa.

f. Effect (efek) : hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan.

Seperti pendapat dari Louis Forsdale yang dikutip oleh Arni muhamad dalam

jurnal Aminudin Junaedi, mengemukakan bahwa “Communication is the process by which a system is estabelished, maintained, and altered by means of shared signals that operate according the rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan sinyal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan,

(3)

Mendukung pernyataan diatas meurut Wilbur Schramm menyatakan bahwa

komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Schramm menguraikannya sebagai berikut :

“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini,

misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk

menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha

membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman)

yang sama terhadap pesan tertentu” (Suprapto, 2006 : 2-3).

Jadi berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

Komunikasi merupakan kegiatan atau proses yang dilakukan untuk berinteraksi atau

bertukar informasi guna mendapatkan feedback atau mencapai suatu tujuan.

2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi sekarang kian pesat dan rumit hal itu menunjukan adanya

perkembangan dan kemajuan dalam berkomunikasi saat ini. Komunikasi tidak terlepas

dari komunikasi massa yang memiliki beberapa definisi sebagai berikut.

Menurut Joseph A. Devito ( Nurudin, 2007:11) Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa

banyaknya. Ini tidak berartu bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua

(4)

pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.

Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan pleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa lebih logis bila didefinisikan menurut

bentuknhya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita).

Pernyataan diatas didukung oleh pendapat menurut Jay Black dan Frederick C.

Whitney (Nurudin, 2007:12) komunikasi massa adalah sebuah proses dimana

pesan-pesan yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa

penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen.

Jadi penulis mengambil kesimpulan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi

yang dilakukan untuk masyarakat banyak yang melalui media massa,baik cetak maupun

elektronik.

2.1.3 Public relations

Pada zaman ini tentu setiap orang menginginkan hubungan komunikasi yang

terjalin baik yang terus ingin dibina. Dalam membina hubungan baik tentu ada hal yang

akan saling mempengaruhi dan hal tersebut sudah termasuk ke dalam kegiatan Public relation.

Pengertian Public relations menurut Dr. Rex F. Harlow (Nova, 2009:35) adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis

komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi

dan masyarakatnya membantu manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan

merespon pendapat umum, mendeifinisikan dan menekankan tanggung jawab

manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti

(5)

untuk membantu mengantisipasi krisis, dan menggunakan riset serta komunikasi yang

logis dan etis sebagai sarana utamanya.

Seperti yang dikutip dalam jurnal Davis pengertian public relations adalah salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan menciptakan kerja sama dan hubungan yang

harmonis antara suatu lembaga/perusahaan dengan publik, baik publik internal maupun

eksternal. PR didefinisikan sebagai manajemen komunikasi antara suatu organisasi dan

publiknya. Secara detail, PR didefinisikan sebagai komunikasi yang dilakukan oleh

suatu organisasi dengan orang-orang yang berkepentingan guna mendapatkan perhatian

mereka dengan menggunakan cara-cara yang menguntungkan. Dengan demikian,

kedudukan PR dalam suatu lembaga atau perusahaan adalah sebagai suatu organisasi

yang berfungsi sebagai metode untuk membangun kepercayaan publik.

Berdasarkan definisi di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa Public relations adalah fungsi manajemen yang mempengaruhi masyarakat agar perusahaan memiliki citra yang positif.

2.1.3.1 Peran Public relations

Public relations tentu memiliki peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau lembaga, Menurut Oxley di dalam buku Community Relations konsep dan aplikasinya yang ditulis oleh Iriantara(2012:12-13), peran Public relations adalah :

1. Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal

dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan oreganisasi dengan

publik-publiknya

2. Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap public-publik

utama pada saat ini atau antisipasi sikap public-publik utama terhadap

(6)

3. Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publik-publiknya dan

4. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang

mempengaruhi hubungan publik dan organisasi.

Sebagai tambahan Agung Laksmana (2010:7) dalam bukunya mengutip PR di

group Virgin yang dimiliki Sir Richard Branson ini, “Kami selalu menempatkan PR

pada posisi strategis bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Kami memandang

PR bukan saja sebagai alat komunikasi dengan media, namun juga menjadi bagian

penting dalam menumbuhkembangkan hubungan kami dengan pelanggan”.

Sedangkan Rhenald Kasali (2003:27), dari perspektif yang berbeda menyatakan

PR sebagai fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi guna

melahirkan pemahaman dan penerimaan publik.

Jadi penulis mengambil kesimpulan bahwa Public relations memiliki peran sebagai orang yang menghubungkan antara manajemen perusahaan terhadap public

untuk menjembatani hubungam komunikasi,sehingga public relation dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan kedua belah pihak.

2.1.3.2 Fungsi Public relations

Selain peran, Public relations mempunyai fungsi dalam pekerjaannya, seperti pendapat dibawah ini:

Menurut Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public relations Principles and Problema, PR/Humas berfungsi untuk (Widjaja. 2010:54) :

1. Mengabdi kepentingan publik. 2. Memelihara komunikasi yang baik

3. Menitik beratkan moral dan tingkat laku yang baik.

Fungsi Public relations secara garis besar adalah (Kriyantono. 2012:21) :

1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dan publiknya. 2. Melayani kepetingan publik dengan baik.

3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik.

(7)

komunikasi yang baik, sehingga perusahaan dapat mengetahui keinginan publik, dan

publik juga dapat mengetahui apa yang dilakukan perusahaan.

2.1.3.3 Tujuan Public relations

Public relations tentu memiliki tujuan dalam perusahaannnya terutama kaitannya dengan publik, sehingga dalam pencapaian tujuan public relations dibutuhkan kesamaan visi dan misi antara semua pihak dalam perusahaan.

Menurut Widjaja (20120:55), tujuan humas adalah untuk menciptakan, membina

dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu

pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal

balik.

2.1.3.4 Kegiatan Public relations

Danandjaja (2100:31) membagi kegiatan Public relations menjadi dua, yaitu : 1. Internal Public relations

Merupakan suatu kegiatan Public relations yang menitik beratkan kegiatannya dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahan tersebut,

yaitu :

a. Hubungan dengan publik karyawan (employee relations) b. Hubungan manusiawi (human relations)

c. Hubungan dengan publik buruh

d. Hubungan dengan publik pemegang saham (stockholder relations) 2. Eksternal Public relations

Merupakan salah satu bentuk dari kegiatan Public relations yang ditujukan kepada publik yang berada di luar perusahaan atau instansi, yaitu :

a. Hubungan dengan pers (press relations/media relations) b. Hubungan dengan pemerintah (government relations) c. Hubungan dengan publik pelanggan (costumer relations) d. Hubungan dengan masyarakat (community relations) e. Hubungan dengan pihak pengedar (supplier relations) f. Hubungan dengan pendidikan (educational relations)

Berdasarkan teori diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa ruang lingkup

(8)

pengunjung atau pun pelanggan. Namun pada penelitian ini penulis memfokuskan hanya

pada kegiatan Internal Public Relations di Mall Pondok Indah, karena penulis ingin meneliti mengenai strategi public relations yang dipakai di Mall Pondok Indah sehingga yang diteliti adalah kegiatan internalnya.

2.2 Teori Khusus 2.2.1 Strategi

Agar tujuan dapat tercapai maka dibutuhkan strategi yang tepat agar sesuai

dengan yang diharapkan. Begitu juga dengan kegiatan Public relations yang membutuhkan strategi dalam menjalankan sesuatu.

Menurut Jack Trout (Suyanto, 2007:16) inti dari strategi adalah bagaimana

bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana menbuat persepsi yang baik di benak

konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi

spesialisasi, menguasai satu kata di kepala. Kepemimpinan yang memberi arah dan

memahami realitas pasar dengam menjadi yang pertama daripada menjadi yang lebih

baik.

Pernyataan diatas juga di dukung oleh Stephen Robbins sebagai “The determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise, and the adoption of course of anction and the allocation of resources necessary for carrying out this goals”. Artinya adalah, penentuan tujuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk

mencapai tujuan (Morissan,2008:152).

Jadi penulis menarik kesimpulan bahwa strategi adalah cara yang dilakukan

untuk dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan rencana yang sudah

(9)

2.2.2 Strategi Public relations

Strategi itu harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari setiap divisi dalam

perusahaan, Menurut D. Ronald Smith (2005: 10-11), ada beberapa langkah yang

ditetapkan sebagai strategi Public relations, yaitu: 1. Formative Research

Fase pertama dalam proses perencanaan strategis menurut Smith adalah

riset formatif atau riset stategis adalah kegiatan pendahuluan yang dilakukan

untuk mendapatkan informasi dan menganalisa situasi yang dihadapi .

Dalam fase ini terdapat tiga tahap yakni analisis situasi, analisis organisasi

dan analisis publik.

a. Analyzing the situation (menganalisa situasi)

Merupakan bagian yang penting sebagai proses awal penentuan

strategi,dimana setiasp tahap ini digunakan untuk mengumpulkan semua

informasi dan sekaligus menganalisa situasi.

b. Ananlyzing the organization (menganalisa oranisasi)

Pada tahap ini diperlukan pengamatan yang tepat terhadap tiga aspek

perusahaan yaitu lingkungan internalnya (misi,performance, dan sumber daya perusahaan), reputasi dan lingkungan eksternalnya.

c. Ananlyzing the public (menganalisa publik)

Merupakan tahap untuk mengidentifikasikan dan menganalisa publik

yang menjadi sasaran. Hal ini akan membuat perusahaan mampu

mengatur prioritas dalam berhubungan dengan publknya yang beragam. 2. Strategy

(10)

rencana organisasi, meliputi apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara

mencapainya. Strategi memiliki tiga tahap, yakni menetapkan tujuan dan

sasaran, memformulasikan aksi dan strategi respon, kemudian menggunakan

komunikasi efektif.

a. Establishing goals and objectives (menentukan sasaran dan objektif) Tahap ini dapat membuat perusahaan mengembangkan objektif yang

jelas, spesifik dan terukur (measurable) sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

b. Formulating action and response strategies (memformulasikan aksi dan respon)

Tahap ini merupakan tahap dimana antara kegiatan atau aksi dipadukan

dengan respon yang akan diterima.

c. Using effective communication (menggunakan komunikasi yang efektif) Tahap ini berhubungan dengan beragam keputusan yang diambil terhadap

pesan yang disampaikan, seperti: sumber yang akan menyampaikan pesan

kepada publik kunci, isi dari pesan, bunyi dan gayannya dan lain-lain. 3. Tactics

Setelah strategi di buat, kini tiba gilirannya untuk memasuki fase ketiga

yaitu taktik. Pada fase ini terdiri dari pemilihan taktik komunikasi yang akan

digunakan dan melakukan implementasi rencana strategis yang sudah

disusun.

a. Choosing communication tactics (memilih taktik komunikasi)

Ada empat kategori dalam komunikasi, seperti : komunikasi tatap muka,

organizational media, media berita, iklan dan media promosional dan

lainnya.

(11)

Di tahap ini dikembangkan budget dan jadwal yang dipersiapkan untuk

mengimplementasikan program komunikasi yang ditentukan. 4. Evaluative Research

Pada fase terakhir adalah untuk mengetahui efektivitas berbagai taktik

komunikasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditentukan. Tahap ini adalah tahap akhir dimana dikembangkan metode yang

spesifik dalam mengukur keefektifan dari strategi yang ditempuh.

Jadi penulis menyimpulkan bahwa strategi PR adalah pemikiran yang

telah direncanakan oleh praktisi PR untuk mengelola citra melalui berbagai

kegiatan PR untuk mecapai tujuan perusahaan.

2.2.3 Segmenting, Targeting, Positioning

Menurut Rhenald Khasali (2007:48) mengutip pernyataan dari Philip Kotler,

menggabungkan proses penciptaan dan penyampaian nilai kepada konsumen dalam

bentuk yang disebut Segmenting, Targeting, Positioning. Segmenting atau segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan

Targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar. Bagaimana anda menyeleksi pasar sangat ditenttukan oleh bagaimana anda meilhat

pasar itu sendiri. Dengan demikian pasar yang dilihat oleh dua orang berbeda, yang

didekati oleh metode segmentasi yang berbeda akan menghasilkan peta yang berbeda

pula. Oleh karena itulah penting dipahami struktur-struktur atau kelompok-kelompok

yang ada di pasar. Setelah pasar dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan

(12)

persaingan belum menjadi sesuatu yang penting. Positioning baru akan menjadi peting bilamana persaingan sudah sangat sengit.

Mendukung pernyataan diatas, Al Ries dan Jack Trout dalam Positioning: The Battle for Your Mind (2001:5) mengatakan bahwa, Segmentasi disebut sebagai mapping strategy, karena di sini kita melakukan pemetaan pasar. Pemetaan ini merupakan proses yang kreatif, karena pasarnya sebenarnya sama, namun cara pandang kita terhadap pasar

itulah yang membedakan kita dengan pesaing. Targeting didefinisikan sebagai cara mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, yaitu dengan memilih target

market yang tepat. Targeting disebut sebagai fitting strategy karena kita menyamakan (fitting) sumber daya perusahaan Anda dengan kebutuhan target pasar yang dipilih. Dan unsur terakhir dari Strategy adalah Positioning. Setelah memetakan pasar, dan menyesuaikan sumber daya perusahaan Anda dengan segmen yang dipilih, maka

kemudian Anda harus memiliki posisi yang kredibel dalam benak mereka.

2.2.4 Citra

Citra merupakan suatu hal yang penting dalam masyarakat, Menurut Dr. Elvinari

Ardianto (2011:62) citra adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap

perusahaan,organisasi atau lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu

objek, orang atau organisasi. Citra dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif. Citra

itu sendiri merupakan aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi.

Mendukung pernyataan diatas, menurut Katz (Soemirat, 2010:113) citra adalah

cara bagaimana pihak lain memandang sbuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau

aktivitas.

Jadi penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa citra merupakan sesuatu yang

dapat dibayangkan secara abstrak oleh pengunjung atau konsumen agar dapat

(13)

Menurut Ardianto, terdapat 5 jenis citra yaitu:

1. Citra bayangan (mirror image) adalah citra yang melekat pada orang atau

anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam

mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir

selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya.

2. Citra yang berlaku (current image) adalah kebalikan dari citra bayangan atau

pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. 3. Citra yang diharapkan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh

pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya.

Biasanya, citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan

daripada citra yang ada.

4. Citra perusahaan atau citra lembaga (corporate image) adalah citra dari suatu

organisasi secara keseluruhan. Suatu badan usaha yang memiliki citra

perusahaan positif lebih mudah menjual produk atau jasanya.

5. Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu),

cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat

memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi

atatu perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra tersebut harus ditekan

seminimal mungkin dan citra perusahaan harus ditegakan secara

keseluruhan. (2011:63)

Pendapat tersebut didukung juga oleh Frank Jefkins dalam Ruslan (2002:76-77),

(14)

mengacuhkan kesan dari luar. Cenderung selalu merasa dalam posisi baik

padahal jauh dari kenyataan, khususnya setelah dilakukan studi.

2. CITRA KINI (CURRENT IMAGE)

Kesan yang diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal

lain yang berkaitan dg produknya.Kesan yang senyatanya terjadi terhadap

perusahaan berdasarkan kesan dari publik eksternalnya.

3. CITRA KEINGINAN (WISH IMAGE)

Kesan yang memang diharapkan terjadi oleh perusahaan, atau seperti apa

yang diinginkan dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap

lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tsb lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dg kesan yg selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya.

(15)

Kesan yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya

sehingga bisa diterima oleh publiknya, mis : tentang sejarahnya, kualitas

layanan, keberhasilan, tanggung jawab sosial (social care).

5. CITRA SERBANEKA (MULTIPLE IMAGE)

Kesan yang berkaitan dengan segala aspek untuk lebih mengenalkan

(awareness) terhadap identitas perusahaan. spt : atribut logo, brand’s name, seragam (uniform) para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor, penampilan para profesionalnya.

6. CITRA PENAMPILAN (PERFORMANCE IMAGE)

Kesan yang lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja /

penampilan diri (performance image) para profesional perusahaan/organisasi yang serba menyenangkan dan selalu baik. mis : dalam memberikan

pelayanan, menerima telpon, menyambut tamu/pelanggan.

Jadi penulis menyimpulkan bahwa jenis citra itu terbagi atas citra bayangan,citra

yang berlaku,citra yang diharapkan,citra perusahaan,citra majemuk dan citra penampilan

sebagai tambahan. Dan semua saling berhubungan atau berkaitan satu sama lain dalam

menjalankan aktivitas public relations, sehingga pembentukan citra dapat diarahkan menuju citra yang positif.

2.3 Kerangka Pemikiran

(16)

STRATEGI PUBLIC RELATIONS

TEORI UMUM______

1. Komunikasi

2. Komunikasi Massa

3. Public Relations

TEORI KHUSUS_____

1. Strategi

2. Strategi Public Relations

3.Segmenting,Targeting,Positioning

4. Citra

Referensi

Dokumen terkait

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YO

men III ~d. Khususnya dalam Pasal 1 paragrap 2 Amandemen III, COGEMA dianggap sebagai pe - rusahaan yang ditunjuk.. COGEMA akan membuat laporan lengkap seperti

Berdasarkan pada perumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, terdapat pengaruh negatif persepsi risiko keuangan terhadap sikap

Permintaan berasal dari rumah tangga produsen Penawaran berasal dari rumah tangga konsumen Balas jasanya berupa sewa.. Besarnya jasa dipengaruhi oleh tingkat kesuburan,

Gambar 3 Tampilan halamn sejarah Kemudian halaman profil seperti Gambar 4 menampilkan penjelasan tentang profil dari Provinsi Lampung yamg berisi tentang letak

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana akibat hukum putusan pailit terhadap Perseroan Terbatas, apakah direksi secara pribadi dapat dipailitkan

Selain penggatian media, sel juga diperbanyak (split sel) , langkah melakukan split sel yang pertama adalah ,sel di ambil dari inkubator suhu 37 ◦ c kemudian dilakukan

Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan dan pengembangan diri masyarakat dusun Gowok kelurahan Catur Tunggal dengan