• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil di Keamatan Siak Hulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil di Keamatan Siak Hulu"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007

Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa

Menjadi Pegawai Negeri Sipil di Keamatan Siak Hulu

Oleh: Zainal

Abstrak

Adanya rencana pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana termuat dalam Penjelasan pasal 202 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 telah banyak menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Pasal tersebut memungkinkan sekretaris desa yang bukan Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjabat akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil secara bertahap berdasarkan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu. kendala-kendala yang akan timbul dan langkah-langkah yang akan diambil terhadap kebijakan tersebut. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Penelitian ini dilakukan di beberapa desa yang ada di kecamatan Siak Hulu seperti desa Bulu Nipis, Pandau Jaya dan Desa Kepau Jaya. Dari jawaban para informan di atas maka dapat disimpulkan bahwa mereka setuju dengan adanya rencana pengangkatan sekretaris desa menjadi pegawai negeri sipil walaupun memang akan banyak kendala yang kemungkinan akan timbul tetapi bukan menjadi suatu hal yang berarti jika pemerintah mampu untuk mengatisispasi dan bahkan menyelesaikan setiap masalah yang akan timbul.

Dari jawaban seluruh informan yang ada maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pada penelitian Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu dapat disimpulkan berada pada kategori terlaksana kurang baik karena masih kurangnya sosialiasi dan masih ada tiga desa yang ada di Kecamatan Siak Hulu belum diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini hendaknya Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar harus memberikan sosialisasi yang lebih kepada Pemerintahan Desa terutama Sekretaris Desa yang belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil tentang Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007. Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar haruslah memberikan solusi terhadap hal yang terjadi di desa Kepau Jaya, serta memperjelas jabatan dan karier yang harus dilalui oleh Sekretaris Desa.

Key Word:Evaluasi, Peraturan Pemerintah, Sekretaris Desa, Pegawai Negeri Sipil.

Pendahuluan

Negara Republik Indonesia sebagai Negara kesatuan menganut asas sentralisasi, desentralisasi dan pembantuan dalam

menjalankan pemerintahan dengan

memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Karena itu, pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

(2)

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri. Tujuan penyelenggaraan

pemerintah daerah adalah untuk

meningkatkan kesejateraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Mengingat begitu kompleksnya permasalahan mengenai pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil, maka pemerintah harus dapat memberikan solusi dan langkah-langkah yang tepat bagi setiap permasalahan yang timbul sehingga kedepannya tidak akan menimbulkan permasalahan baru di kemudian hari, dan yang terpenting adalah pemerintah harus mampu untuk menjadikan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ini sebagai Undang-undang yang kokoh dan sempurna.

Berdasarkan ketiga Peraturan yang ada di atas jelas bahwasanya Sekretaris Desa diangkat secara otomatis menjadi PNS jika memenuhi semua persyaratan. Dan apabila tidak diangkat menjadi PNS maka

Pemerintah harus memberhentikan

Sekretaris Desa tersebut dan diberikan tunjangan kompensasi yang dihitung berdasarkan masa kerja selama yang bersangkutan menjadi Sekretaris Desa. Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten tertua yang ada di Provinsi Riau, dan kecamatan Siak Hulu merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar, adapun nama-nama desa yang ada di kecamatan Siak Hulu ialah sebagai berikut:

Tabel I.1 Daftar Nama-Nama Desa dan Status Sekretaris Desa Yang Ada di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar

No Nama-Nama Desa Status Sekretaris Desa Tahun Berdirinya Desa

Tahun Pengangkatan Sekdes Menjadi PNS

1 Pangkalan Baru Sudah PNS 1985 01 Januari 2007

2 Desa Baru Sudah PNS 1981 01 Januari 2007

3 Teratak Buluh Sudah PNS 1972 01 April 2008

4 Buluh Cina Sudah PNS 1972 01 Januari 2007

5 Lubuk Siam Sudah PNS 1980 01 Januari 2010

6 Buluh Nipis Belum PNS 1981

-7 Tanah Merah Sudah PNS 2001 01 Juni 2009

8 Pandau Jaya Belum PNS 2000

-9 Tanjung Balam Sudah PNS 2003 01 Januari 2007

10 Kepau Jaya Belum PNS 1999

-11 Pangkalan Serik Sudah PNS 1999 01 Januari 2007

12 Kubang Jaya Sudah PNS 2003 01 Januari 2007

Sumber: Kantor Camat Siak Hulu Tahun 2013

Berdasarkan Tabel I.1 di atas dapat diketahui beberapa informasi dan fenomena yaitu sebagai berikut :

1. Masih ada 3 (tiga) desa yang ada di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar yang Sekretaris Desanya

belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil yaitu desa Bulu Nipis, Pandau Jaya dan Kepau Jaya.

(3)

namun ada Sekretaris Desa yang baru menjadi Sekretaris Desa tapi sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (seperti Desa Tanjung Balam).

Adanya beberapa fenomena dan uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin mengangkat suatu judul penelitian Tesis dengan “Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu)”.

1.1. Urian Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah penelitian

dengan “Bagaimanakah Evaluasi

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 45 Tahun 2007 Tentang

Persyaratan dan Tata Cara

Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu?”

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu, kendala-kendala yang mungkin akan timbul dari kebijakan, serta langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar dalam mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin akan timbul dari kebijakan tersebut.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis tentang Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa

Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan Penelitian ini daei segi teoritis atau aspek keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi pengembangan konsep keilmuan khususnya dalam bidang kajian

yang berhubungan dengan sistem

penyelenggaraan pemerintahan desa serta sebagai bahan perbandingan bagi penelitian-penelitian mendatang khususnya yang berkaitan dengan kebijakan pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Kerangka Teori

2.1 Kajian Kepustakaan 2.1.1 Konsep Pemerintahan

Menurut Kitab Suci Al-Qur’an (3:104) pemerintahan adalah segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, mengajak kepada kebenaran, melarang dari hal buruk, itulah orang yang beruntung dalam Rahman.1

Pemerintahan menurut Syafiie dan Azikin dalam Rahman adalah sekelompok orang tertentu yang secara baik dan benar serta indah melakukan sesuatu (eksekusi) atau tidak melakukan sesuatu (not to do)

dalam mengkoordinasikan, memimpin dalam hubungan antara dirinya dan masyarakat, antar depertemen dan unit dalam tubuh pemerintahan itu sendiri. Sedangkan ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana melaksanakan koordinasi dan kemampuan memimpin bidang legislasi, yudikasi, dan eksekusi dalam hubungan pusat dan daerah, antar lembaga serta antara yang memerintah dan yang diperintah secara baik dan benar

1 Rahman, Khairul, 2009. Analisis Faktor Tidak

Terpenuhinya Kuota 30 persen keterwakilan

Perempuan Sebagai Calon Legislatif Bagi Partai

Politik Peserta Pemilu 2009 di Kota

(4)

dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan2.

2.1.2 Konsep Kebijakan

Menurut Goggin dalam Purwanto dan Sulistyastuti kebijakan di asumsikan sebagai suatu pesan dari pemerintah federal (pusat) kepada pemerintah daerah. Keberhasilan implementasi pesan tersebut sangat dipengaruhi oleh 3 hal pokok3:

a. Isi kebijakan b. Format kebijakan

c. Reputasi aktor kebijakan

Menurut Dye dalam Nugroho kebijakan publik sebagai segala sesuatu yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan hasil yang membuat sebuah kehidupan bersama tampil berbeda4. Laswell mendefinisikannya sebagai suatu program yang diproyeksikan dengan tujuan-tujuan tertentu nilai-nilai tertentu, dan praktek-praktek5. Kemudian Friedrick mendefinisikannya sebagai serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada, dimana kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu6.

2.1.3 Konsep Evaluasi

Menurut Wand dan Brown dalam Zulwendri menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu, mereka

2 Ibid.

3Purwanto Erwan Agus dan Sulistyastuti Dyah Ratih,

2012. Impelementasi Kebijakan Publik Konsep dan

Aplikasinya Di Indonesia, Gava Media, Yogyakarta. Hal 89.

4 Nugroho D, Riant, 2004. Kebijakan Publik

Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, , Jakarta, PT Gramedia. Hal.3.

5 Ibid.

6 Ibid.

mengatakan dalam mengevaluasi

diperlukan pengukuran suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari pada sesuatu.7

Jones dalam Zulwendri menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu istilah untuk menimbang manfaat, seseorang mengamati dan meneliti suatu fenomena seseorang, sebuah benda maupun suatu gagasan berdasarkan beberapa ukuran yang eksplisit

danimplicit.8

Pendapat Nurcholis menyatakan evaluasi merupakan suatu proses yang mendasarkan diri, pada disiplin ketat dan tahapan waktu maka untuk dapat mengetahui hasil dari kegiatan atau program yang telah direncanakan. Dengan evaluasi dapat diketahui hambatan atau kendala-kendala yang terjadi dari suatu kegiatan. Dengan evaluasi dapat mengukur tingkat keberhasilan prinsip-prinsip dan penyelenggaraan pelayaan pemerintahan.9

2.1.4 Konsep Organisasi Pemerintahan Menurut Mooney dalam Syafiie mengatakan bahwa organisasi adalah sebuah bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk pencapaian suatu tujuan bersama. Kemudian menurut Millet dalam Syafiie mengatakan bahwa organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana

pekerjaan dari beberapa orang

diselengarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama10.

7 Zulwendri, 2009. Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa Di Desa Perhentian Luas

Kecamatan Logas Tanah Darat Kabupaten

Kuantan Singing (Studi Tentang Pelayanan Pemerintahan)

8Ibid. hal 36

9 Nurcholis, Hanif, 2005. Teori dan Praktek

Pemerintahan dan Otonomi daerah, Jakarta,

Grasindo.

(5)

Adapun beberapa pandangan para ahli tentang organisasi ialah sebagai berikut 11:

Mooney mengatakan bahwa

organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama (Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose).

Millet menyatakan bahwa organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana

pekerjaan dari beberapa orang

diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama (Organization is the structural framework within which the work of many individuals is carried on for the realization of common purpose).

Simon mengatakan bahwa

organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang

(Organization is the complex pattern of communication and other relations in a group of human being).

Metode Penelitian

3.1 Disain Penelitian

Sebagaimana yang dikemukakan Nasution bahwa ’’Desain penelitian

merupakan rencana tentang cara

mengumpulkan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta sesuai dengan tujuan penelitian itu.”12 Sedangkan Sugiyono mengatakan bahwa “Desain penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, dan valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk memahami,

11

Http://thekicker96.wordpress.com/teori- organisasi-publik-dan-organisasi-manajemen-pemerintahan/

12AM Nasution, 2002, Metode Research, Jakarta :

PT. Bumi Aksara, hal. 23.

memecahkan dan mengantisipasi

masalah.”13

3.2 Sumber Data

Menurut Lonfland dan Lonfland (dalam Moleong) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.14 Lebih lanjut dikatakannya bahwa ”Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama tersebut dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman audio hanphone, pengambilan dan pengambilan foto. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar, dan bertanya. Dengan

demikian sumber data adalah para informan yang didukung dengan dokumen-dokumen, data statistik dan naskah penting lainnya”.

13 Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Administrasi,

Bandung : Alfa Beta, hal.1.

(6)

Tabel III.1 : Operasional Variabel

Konsep Variabel Sub Variabel Indikator

Koryati dalam Nazir

1. SK Pengangkatan Sekdes Oleh Kepala Desa paling lambat 15 Oktober 2004

2. Masih melaksanakan tugas sampai berlakunya PP. 45 Tahun 2007 3. Bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa

4. Setia kepada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI

5. Tidak sedang mengalami hukuman 6. Sehat jasmani dan Rohani

7. Memiliki ijazah SD paling rendah atau sederajat

8. Usia paling tinggi 51 tahun terhitung 15 Oktober 2006

Sumber : Modifikasi Peneliti Tahun, 2013

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu rangkaian penelitian melalui prosedur sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian (Nazir, 1999:211). Pada setiap penelitian, baik yang bersifat terbuka dan dipublikasikan, maupun yang rahasia tertutup atau untuk kalangan yang sangat terbatas, selalu digunakan alat-alat pengumpul data yang tersusun baik serta disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dan dipergunakan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

3.3.1 Wawancara

Dalam penelitian ini, wawancara mendalam akan dilakukan terhadap key person yaitu, para pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kampar, pejabat di lingkungan Kecamatan Siak Hulu, desa-desa di Siak Hulu dan responden-responden lainnya yang berkompeten dan dianggap mengetahui, mengerti dan memahami masalah dan tujuan dari penelitian ini. Wawancara ini tidak

dilaksanakan dengan struktur ketat, tetapi dengan wawancara bebas (free talk), dimana pertanyaan yang diberikan semakin memfokus pada permasalahan sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam, akan tetapi mengacu pada pedoman wawancara, sehingga nantinya informan memberikan informasi

yang sebenarnya dan peneliti

memperoleh pendapat, pandangan serta pola pikir terhadap masalah yang diteliti. 3.3.2 Dokumentasi

Pengumpulan data melalui metode ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mencatat bahan bacaan, makalah, dokumen, dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan penelitian. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.15

3.3.3 Observasi

Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian di lapangan sehubungan dengan permasalahan penelitian.

(7)

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci dalam pengumpul data.16 Selanjutnya ”Moleong menyebutkan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama”.17

Dalam penelitian ini peneliti sendiri yang berfungsi sebagai instrumen penelitian. Fungsi peneliti sebagai instrumen penelitian bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable.

Peneliti secara langsung hadir ke lokasi penelitian dan melakukan penelitian serta pencatatan terhadap data atau informasi di lapangan. Sebelum mengadakan penelitian di lapangan, peneliti sudah terlebih dahulu mempersiapkan dan membekali diri dengan kemampuan melakukan pengamatan dan pengetahuan tentang latar (setting) dan lapangan (field) pada lokasi penelitian. Penelitian ini dipandu dengan pedoman-pedoman yang telah dipersiapkan oleh peneliti dan didukung oleh oleh alat-alat pengumpul data yang lainnya.

3.5 Tempat/Lokasi dan Jadwal

Penelitian

3.6.1. Tempat/Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Siak Hulu yang terfokus kepada 3 (tiga) desa yaitu desa Bulu Nipis, desa Pandau Jaya dan Desa Kepau Jaya. Dikarenakan ketiga Sekretaris Desa di desa tersebut belum diangkat oleh pemerintah daerah Kabupaten Kampar menjadi pegawai Negeri Sipil

Pembahasan

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Kampar

16Sugiyono. Op. Cit. hal.6.

17Moleong. Op. Cit. hal.4.

4.1.1. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Kampar

Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten tertua yang ada di provinsi Riau. Untuk mempercepat

pembangunan guna mengejar

ketertinggalan dari daerah lain, adapun jumlah wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Kampar terdiri dari 21 kecamatan dengan 8 kelurahan dan 241 desa.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar sudah mempunyai pandangan kedepan yaitu visi dan misi untuk membangun dan mewujudkan segala hal yang baik demi kemakmuran masyarakat. Adapun visi Pemerintah Kabupaten

Kampar tahun 2007-2011 adalah

“Menjadikan Kabupaten Kampar Negeri Berbudaya, Berdaya Dalam Lingkungan Masyarakat Agamis Tahun 2020". Visi ini tentunya dijabarkan dan disesuaikan dengan arah perkembangan maupun perubahan strategis yang dihadapi oleh daerah. Untuk mewujudkan visi pemerintah daerah pada tahun 2020, dirumuskan misi sebagai berikut :

(1) Mewujudkan pembangunan nilai budaya masyarakat Kampar yang menjamin sistem bermasyarakat dan

bernegara untuk menghadapi

tantangan global.

(2) Meningkatkan manajemen dan

kemampuan aparatur dalam

mengelola aset daerah dan

pelayanan masyarakat.

(3) Meningkatkan kualitas Sumber

Daya Manusia yang Sehat,

menguasai Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi serta Berwawasan

kedepan.

(8)

baik berskala local, regional, nasional maupun internasional.

(5) Mewujudkan pembangunan

kawasan seimbang yang dapat menjamin kualitas hidup secara berkesinambungan

(6) Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa, serta taat terhadap aturan yang berlaku, menuju masyarakat agamis yang tercermin dalam kerukunan hidup beragama

4.2. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.2.1. Data Potensi Kecamatan Siak Hulu

1. Kecamatan Siak Hulu

Kecamatan Siak Hulu merupakan sala satu kecamatan yang ada dalam wilayah kabupaten Kampar. Adapun jarak dari Ibu Kota kecamatan ke ibukota kabupaten adalah 75 Km, jarak dari Ibu Kota kecamatan ke ibukota Provinsi adalah 28 Km, jarak dari Ibu Kota kecamatan ke ibukota Negara adalah 2.500 Km, dengan iklim tropis dengan suhu antara 21 0C pada

malam hari dan 33 0C pada siang hari dengan kelembapan berkisar 50%, s/d 60% struktur tanah mulai dari datar sampai bergelombang 80%, dengan curah hujan 2086 mm/Th, serta berada 16 m dari permukaan laut, adapun luas kecamatan Siak Hulu adalah 987,07 Ha/M2. kecamatan Siak Hulu berbatasan dengan kecamatan lainnya antara lain :

a. Sebelah Utara berbatas dengan

Kecamatan : Bukit Raya

b. Sebelah Timur berbatas dengan

Kecamatan : Sekijang

c. Sebelah Selatan berbatas dengan

Kecamatan : Perhentian Raja

d. Sebelah Barat berbatas dengan

Kecamatan : Bukit Raya

A. Keadaan Demografis 1. Jumlah Penduduk

Pertumbuhan penduduk dapat terjadi akibat 4 (empat) komponen yaitu tingkat kelahiran(fertitas),tingkat kematian

(mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Dari keempat komponen tersebut saat ini jumlah penduduk Kecamatan Siak Hulu ialah 80.546 jiwa.

Tabel IV.1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar

No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (orang)

1 Laki-laki 41.161

2 Perempuan 39.385

Jumlah 80.546

Sumber : Kantor Camat Siak Hulu Tahun 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di kecamatan Siak Hulu lebih banyak dari jumlah penduduk Perempuan yakni sebanyak 41.161 jiwa.

2. Pendidikan

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu bangsa dan

merupakan suatu sarana untuk

meningkatkan kecerdasan dan keterampilan

manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung oleh kualitas pendidikan, guna meningkatkan kualitas pendidikan maka dibutuhkan sarana pendidikan dan

penyediaan guru yang memadai.

Penyediaan sarana pendidikan dimulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah umum. Di bawah ini akan dijabarkan tabel tentang tingkat pendidikan masyarakat kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar.

Tabel IV.3 Penduduk kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

(9)

2 SD 7200 orang 7885 orang 15085 orang

3 Tamat SMP/sederajat 9447 orang 9221 orang 18668 orang

4 Tamat SMA/sederajat 14408 orang 14329 orang 28737 orang

5 Tamat D1/sederajat 1388 orang 1467 orang 2855 orang

6 Tamat D2/sederajat 1203 orang 1127 orang 2330 orang

7 Tamat D3/sederajat 1035 orang 908 orang 1943 orang

8 Tamat S1/sederajat 5547 orang 3519 orang 9066 orang

Jumlah 41.161 orang 39.385 orang 80546 orang

Sumber : Kantor Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, Tahun 2012

Dari tabel IV.3 di atas diketahui bahwa angka pendidikan masyarakat di kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar relatif cukup tinggi hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk yang ada di Desa Pandau Jaya, Desa Tanah Merah telah mempunyai masyarakat dengan tingkat pendidikan yang cukup baik.

4.3. Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu

Kebijakan pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang pada akhirnya

banyak menimbulkan berbagai

permasalahan.

Adapun pihak yang setuju dalam memberikan tanggapan terhadap kebijakan adalah Pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan tentunya memiliki alasan yang kuat untuk melatar belakangi dan bahkan sampai mewujudkan lahirnya kebijakan tersebut.

1. SK Pengangkatan Sekdes Oleh Kepala Desa Paling Lambat 15 Oktober 2004

SK pengangkatan Sekretaris Desa Oleh Kepala Desa Paling lambat 15 Oktober 2004 maksudnya ialah bahwa Sekretaris Desa yang diangkat dengan sah sampai dengan 15 Oktober 2004 dan tidak diangkat setelah tahun 2004 dan hal

tersebut merupakan salah satau syarat pengangkatan sekteraris desa seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil. Adapun hasil penelitian yang penulis peroleh di ketiga desa yang menjadi fokus penelitian penulis ialah sebagai berikut: a. Bulu Nipis

Desa Bulu Nipis merupakan desa yang sampai sekarang Sekretaris Desanya belum diangkat menjadi PNS, khusus pada indikator SK pengangkatan Sekretaris Desa diangkat Oleh Kepala Desa Paling lambat 15 Oktober 2004, adapun jawaban dari kepala Desa Bulu Nipis H. Rusli pada tanggal 21 November 2003 beliau mengatakan sebagai berikut :

Menurut sepengetahuan saya selaku kepala desa di Desa Bulu Nipis Sekretaris desa kami yakni bapak Zulher telah memasukkan semua syarat dan dokumen yang dibutuhkan oleh pemerintahan kabupaten terutama dalam hal SK pengangkatan terhitung sejak 15 Oktober 2004 seingat saya syarat tersebut telah lengkap dibuat oleh Sekretaris Desa kami tersebut.

Lebih lanjut mengenai hal di atas maka Sekretaris Desa Buluh Effendi pada tanggal 21 November 2013 Nipis juga mengatakan:

(10)

namun saya tidak tahu apa yang menjadi kekurangan pada syarat saya tersebut dan saya telah di angkat menjadi Sekretaris Desa di Desa Bulu Nipis sebelum tahun 2004.

Berdasarkan penjelasan kedua informan di atas maka kita bisa simpulkan bahwa syarat Sekretaris Desa Buluh Nipis terutama dalam aspek SK pengangkatan Sekretaris Desa Oleh Kepala Desa Paling lambat 15 Oktober 2004 telah terpenuhi hanya saja sampai dengan sekarang Sekretaris Desa tersebut belum juga diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. b. Pandau Jaya

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Kepala Desa Pandau Jaya yakni dengan Bapak Marwas pada tanggal 20 November 2013, beliau mengatakan sebagai berikut:

Jika salah satu syarat pengankatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah SK pengangkatan Sekretaris Desa Oleh Kepala Desa Paling lambat 15 Oktober 2004, hal tersebut tentu belum bisa dipenuhi oleh Sekretaris Desa Pandau Jaya karena Sekretaris Desa yang sekarang (Ahmad Jami’an S.Ag) baru diangkat menjadi Sekretatis Desa di Desa Pandau Jaya sejak tahun 2009. Namun Sekretaris desa kami yang lama yakni Bapak (Sukarman, S) seingat kami telah memnuhi syarat tersebut karena beliau menjadi Sekretaris Desa awal desa ini berdiri dan baru digantikan dengan sekretaris desa yang baru sejak tahun 2009.

Lebih lanjut informan berikutnya Sekretatis Desa Pandau Jaya yakni Bapak Ahmad Jami’an pada tanggal 20 November mengatakan:

Salah satu syarat yang ada dalam pengangkatan Sekretaris Desa

adalah SK pengangkatan Sekretaris Desa Oleh Kepala Desa Paling lambat 15 Oktober 2004 hal tersebut tentu belum bisa saya penuhi karena saya baru diangkat menjadi Sekretaris Desa di Pandau Jaya yaitu sejak tahun 2009.

Dari pernyataan kedua informan tersebut di atas maka dapat kita analisis bahwa Sekretaris Desa yang sekarang yakni bapak Ahmad Jami’an memang tidak bisa diangkat menjadi pegawai negeri sipil namun kepala desa yang lama memenuhi salah satu syarat yang dibutuhkan dalam pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil karena beliau telah bekerja di kantor desa Pandau Jaya sebagai Sekretaris Desa sejak tahun 2000.

c. Kepau Jaya

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan kepala Desa Kepau Jaya Bapak Rustam Yatim pada tanggal 21 November 2013 beliau mengatakan sebagai berikut:

Sekretaris desa Kepau Jaya dalam hal SK pengangkatan Sekretaris Desa Oleh Kepala Desa Paling lambat 15 Oktober 2004 belum memenuhi persyaratan karena Sekretaris Desa kepau Jaya baru diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2013 dikarenakan Sekretaris Desa yang lama meninggal dunia pada saat SK Pegawai Negeri Sipilnya baru keluar. Namun sampai dengan sekarang baik pihak kecamatan, kabupaten dan BKAD Kampar belum bisa menjawab apakah Sekretaris Desa kami yang baru diangkat secara otomatis menggantikan Sekretaris Desa yang lama atau tidak.

(11)

Sebagai sekretaris desa yang baru saya memang baru melaksanakan tugas sehingga saya menilai tidak akan bisa saya menjadi Pegawai Negeri Sipil dikarenakan syarat yang pertama saja saya tidak bisa melengkapinya.

Berdasarkan pendapat informan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Sekretaris Desa Kepau Jaya yang lama telah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, karena beliau meninggal dunia maka digantikan oleh Sekretaris Desa yang sekarang baru diangkat menjadi Sekretaris Desa Kepau Jaya pada tahun 2013.

4.4. Kendala-Kendala yang akan

Dihadapi dalam Evaluasi

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang

Persyaratan dan Tata Cara

Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil

Berkaitan dengan pengangkatan sekretaris desa menjadi pegawai negeri sipil ini berimplikasi pada munculnya beberapa hal yang akan menjadi kendala baik secara internal maupun eksternal dalam proses penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa. Hal tersebut dapat dikemukakan bahwa setiap kebijakan yang diambil selalu berdampak pada timbulnya beberapa kendala dalam evaluasi maupun arah operasionalisasi kebijakan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil ditemukan kendala-kendalanya yaitu sebagai berikut : 4.4.1. Timbulnya Kecemburuan Sosial

Sejak dikeluarkannya kebijakan rencana pengangkatan Sekretaris Desa menjadi pegawai negeri sipil adalah suatu anugerah tersendiri bagi sekretaris desa yang nantinya akan diangkat. Ini kabar gembira bagi semua sekretaris desa yang

ada di Indonesia. Semua sekretaris desa non PNS bakal diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Namun tentunya ini merupakan suatu hal yang sangat fenomenal sekali dalam ruang lingkup pemerintahan desa, karena menimbulkan dampak yang sangat tidak baik bagi perangkat desa lainnya. 4.4.2. Rendahnya Kemampuan Sumber

Daya Aparat Desa yang akan Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil

Terpenuhinya kecocokan antara kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. Kendala lain yang akan muncul

seiring dengan adanya rencana

pengangkatan sekretaris desa menjadi pegawai negeri sipil adalah masalah kemampuan sumber daya aparat yakni sekretaris desa yang akan diangkat itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian penulis selama di lapangan maka dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan sekretaris desa bervariasi ada yang masih SD hingga SMA. Hal ini akan berpengaruh pada kegiatan administrasi dan manajemen perkantoran terkait urusan pelayanan baik intern maupun ekstern. Pada desa yang memiliki seorang sekretaris desa yang tingkat pendidikannya SMA terlihat aktivitas perkantoran masih tergolong baik dan pentaaan administrasi cukup bagus sedangkan pada desa yang sekretarisnya dengan pendidikan SD terlihat masih jauh dari harapan.

Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

(12)

Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu:

a. Belum diangkatnya Sekretaris Desa Bulu Nipis menjadi pegawai Negeri Sipil dikarenakan belum adanya formasi yang disusun untuk pengangkatannya serta belum adanya perintah dari Bupati untuk pengangkatan Sekretaris Desa Bulu Nipis tersebut menjadi Pegawai Negeri Sipil.

b. Untuk desa Kepau Jaya kendalanya ialah tidak adanya peraturan yang mengatur apakah Sekretaris Desa yang baru ini langsung diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil atau

harus mengikuti syarat

pengangkatan Sekretaris Desa menjadi pegawai Negeri Sipil dari awal sehingga kami belum bisa memutuskan hal tersebut.

c. Sedangkan untuk desa Pandau Jaya tidak bisa diangkat menjadi pegawai negeri sipil dikarenakan Sekretaris Desa tersebut tidak dapat memenuhi syarat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil.

2. Kendala-kendala yang akan dihadapi dalam Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu yaitu :

a. Timbulnya kecemburuan sosial 1. Kecemburuan dari perangkat

desa lainnya yaitu kepala desa dan kaur

2. Ketimpangan penyelenggaraan pemerintahan desa

b. Rendahnya Kemampuan Sumber Daya Aparat Desa yang akan Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil

c. Kurangnya sarana dan prasarana d. Ketidakjelasan Karier Sekretaris

Desa yang akan Diangkat Menjadi Pegawai Negeri Sipil

Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis memberikan saran agar Evaluasi Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil Di Kecamatan Siak Hulu dapat terlaksana dengan dengan baik, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Hendaknya pemerintah daerah

Kabupaten Kampar segera melakukan pengangkatan Sekretaris Desa Bulu Nipis menjadi Pegawai Negeri Sipil dikaerenakan Sekretaris Desa tersebut telah memenuhi dan melengkapi semua syarat-syarat yang tertuang dalam peraturan pemerintah Nomor 45 tahun 2007 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil

2. Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar haruslah memberikan solusi terhadap hal yang terjadi di desa kepau jaya, serta memperjelas jabatan dan karier yang harus dilalui oleh Sekretaris Desa. 3. Beberapa langkah-langkah yang penulis

tawarkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi pemerintah,

khususnya bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar, dalam rangka

pelaksanaan kebijakan Peraturan

pemerintah Nomor 45 tahun 2007 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa Menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Daftar Pustaka

A. Buku-Buku

Abdul Rosyid, (Penerjemah), 1997,

(13)

Abdurrahmat Fathoni, 2006, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia,Rineka Cipta, Jakarta.

Alfonsus Sirait, (Pent.), 1984, Manajemen (Edisi kedelapan), Erlangga, Surabaya Budi Winarno, 2002,

Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Pressindo, Yogyakarta.

Bagir Manan, 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Pustaka Pelajar Offset : Yogyakarta.

Candra, dkk, 2004,Studi Futuristik, Rineka Cipta,Jakarta.

Deddy Mulyana, 2001, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.

Ermaya Suradinata, 1993, Kebijaksanaan Pembangunan dan Pelaksanaan

Otonomi Daerah, Ramadhan,

Bandung.

Fandy Tjiptono, 1996, Manajemen Jasa, Yogyakarta.

Faustino Cardoso Gomes, 2001,

Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta.

Floyd L Ruch, 1967, Psykology and life, 7 Edt. Scott. Foresman and Company. Atlanta.

Gary Dessler, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Edisi Bahasa Indonesia), Prenhalindo, Jakarta.

Handoko, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia,Balai Pustaka, Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Hendri Simamora, 1995, Menajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta.

Hoogerwerf, 1983, Ilmu Pemerintahan,

Gambar

Tabel I.1 Daftar Nama-Nama Desa dan Status Sekretaris Desa Yang Ada di Kecamatan
Tabel III.1 : Operasional Variabel
Tabel IV.1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satupun sampel yang melebihi batas yang dipersyaratkan dalam air minum serta sampel yang diuji tidak mengandung Escherichia

• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 45 Tahun 2007 tentang persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekretaris Desa menjadi Pegawai Negeri Sipil, pada pasal 1 yang

Tercantum Dalam Pasal 8 Undang- Undnag Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa sebelum memberikan kredit bank harus melakukan penilaian yang

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan presiden Nomor 96 tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata cara

IHSG menunjukkan momentum netral & rawan profit taking dalam range 5.770-5.916, didukung Stochastic bullish, Fase Akumulasi selama di atas 5.749, Trend bullish selama di atas

Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa praktik permohonan poligami yang terjadi di Pengadilan Agama di wilayah Jawa Tengah tidak sesuai dengan ketentuan

Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah masalah keseimbangan lintasan produksi yang berawal dari adanya ketidakseimbangan penugasan kerja