• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Penyusunan Proposal dan Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pedoman Penyusunan Proposal dan Skripsi"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PEDOMAN

PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PENULISAN SKRIPSI

LEMBAGA PENGEMBANGAN RISET DAN TEKNOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

(2)

SURAT KEPUTUSAN

KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAHKUNINGAN

Nomor : 012/KEP/II.3.AU.0/E/2016

Tentang

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim

Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan setelah : Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan salah satu Catur Dharma Perguruan

Tinggi dan kelancaran proses dalam bimbingan dan penyusunan karya tulis ilmiah dipandang perlu membuat pedoman penulisan makalah, artikel jurnal ilmiah, proposal skripsi/skripsi, maka dipandang perlu segera ditetapkan Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan;

2. Bahwa sehubungan dengan butir 1 di atas, maka perlu ditetapkan Surat Keputusan Ketua tentang Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 430);

2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:

49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

8. Statuta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan.

(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN TENTANG PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI.

Pertama : Menetapkan Pedoman Penulisan Skripsi bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan mulai tahun akademik 2015/2016;

Kedua : Pedoman Penulisan Skripsi ditetapkan untuk dijadikan pedoman pelaksana kegiatan penelitian dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kuningan;

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kuningan

Pada Tanggal : 22 Rabiul Akhir 1437 H. 02 Februari 2016 M.

Ketua,

Kasdar Al Ade Saputra, MA

NIK/NIDN. 2231001001/0405097406

Tembusan Yth :

1. Wakil Ketua I Bidang Akademik.

2. Ketua Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LP3M). 3. Para Ketua Prodi.

(4)

SAMBUTAN

KETUA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH KUNINGAN

Assalamualaikum Wr, Wb.

Puji dan syukur kami sampaikan, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan

Allah SWT, sehingga dengan rahmatnya kita bisa menyelesaikan buku pedoman penulisan

skripsi ini untuk mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan.

Sebagaimana di maklumi bersama, bahwa proses pendidikan pada jenjang Strata 1

(S1) seluruh mahasiswa yang berada di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) Muhammadiyah Kuningan tidak lepas dari kegiatan penulisan tugas akhir yaitu

penulisan skripsi. Dalam penulisan skripsi tersebut ada tata cara penulisan untuk menjamin

tercapainya kualitas penulisan dan penyajian yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan

ilmiah yang benar sehingga STKIP Muhammadiyah Kuningan melakukan revisi buku

pedoman ini agar sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan tersebut dan mengingat bahwa

STKIP Muhammadiyah Kuningan memiliki visi Menjadi Perguruan Tinggi Islami yang

Unggul dan Berdaya Saing di Tinggkat Nasional pada Tahun 2020 semua hal yang dilakukan

harus mengarah pada visi tersebut.

Semoga buku pedoman edisi revisi ini berguna bagi mahasiswa khususnya dan civitas

akademika STKIP Muhammadiyah Kuningan pada umumnya saya sebagai Ketua STKIP

Muhammadiyah Kuningan mengucapkan terima kasih kepada tim penyususn atas

terselesaikannya buku pedoman penulisan skripsi ini semoga amal baik kita semua mendapat

balasan yang sesuai dari Allah SWT Amin.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan

taupiq-nya sehingga Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Mugammadiyah

Kuningan dapat menyelesaikan buku pedoman penyusunan proposal dan skripsi edisi revisi.

Buku ini merupakan buku pedoman penyusunan skripsi yang meliputi peraturan

umum penyusunan proposal dan panduan penulisan skripsi dan teknik bimbingan, disamping

itu buku ini berisi tentang tuntunan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dan

penulisan skripsi, disamping itu buku ini juga sebagai pegangan dosen pembimbing untuk

memberikan arahan kepada mahasiswa yang dibimbingnya.

Buku pedoman ini merupakan revisi dari buku pedoman sebelumnya yang disusun

oleh LP3M yang sekarang berganti nama menjadi Lembaga Ristek dibuat sesuai dengan

ruang lingkup Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah

Kuningan dengan tetap mengacu pada kaidah-kaidah penulisan skripsi. Namun demikian

tidak tertutup kemungkinan masih adanya beberapa kekurangan. Oleh karena itu, segala saran

dan masukan dari semua pihak selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya.

Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi demi terwujudnya buku pedoman ini

kami ucapkan terima kasih.

Kuningan, Februari 2017

(6)

Daftar Isi

Kata Pengantar

Hal

Daftar Isi

Bab I Penulisan Proposal Skripsi ...

1

A.

Penentuan Bidang Kajian ...

1

B.

Penentuan Masalah yang akan Diteliti ...

1

C.

Penentuan Pendekatan yang akan Diteliti ...

1

D.

Sistematika Penulisan Proposal dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif ...

1

1.

Pendekatan Kuantitatif ...

1

2.

Pendekatan Kualitatif ...

6

E.

Sistematika Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas………

.

14

Bab II Penulisan Skripsi ...

24

A.

Pengertian Skripsi ...

24

B.

Karakteristik Skripsi ...

24

C.

Fungsi dan Kedudukan Skripsi ...

24

D.

Wilayah Penelitian Skripsi ...

24

E.

Bimbingan Skripsi ...

24

Bab III Teknik Penulisan Skripsi ...

26

A.

Ketentuan Umum ...

26

B.

Ketentuan Khusus ...

26

Bab VI Bimbingan Skripsi ...

23

A.

Prinsip Bimbingan ...

33

B.

Kesepakatan Bimbingan Skripsi ...

33

C.

Frekuensi Bimbingan ...

33

D.

Model Interaksi pembimbing dengan Mahasiswa ...

34

E.

Ketidak Puasan Selama Bimbingan Skripsi ...

34

F.

Kualifikasi Pembimbing ...

34

G.

Hak dan Kewajiban Pembimbing ...

34

H.

Hak dan Kewajiban Mahasiswa ...

35

I.

Penggantian Pembimbing Skripsi ...

36

J.

Perbedaan Pendapat ...

36

H.

Perbaikan dan Ujian Ulangan Skripsi ...

39

I.

Kegiatan Ujian Skripsi dalam Diagram Air ...

40

Lampiran Penilaian Ujian Proposal, Penilaian Skripsi dan Ujian Skripsi

(7)

1

BAB I

PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

A. PENENTUAN BIDANG TOPIK

Yang pertama harus dipikirkan oleh mahasiswa ketika akan menyusun proposal skripsi adalah topik skripsi, bukan judul skripsi. Untuk menentukan topik skripsi mahasiswa harus memilih yang sesuai dengan disiplin keilmuanya pada program studi masing-masing contohnya Program Studi PGSD dalam Program Studi PGSD ada konsentrasi IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PKN, dan Matematika mahasiswa bisa menentukan dalam konsentrasi tersebut apakah akan meneliti dalam model-model pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum, administrasi pendidikan, kebijakan pendidikan dan lain-lain.

B. PENENTUAN PERMASALAHAN YANG AKAN DITELITI

Setelah menentukan topik baru mahasiswa bisa menentukan masalah yang akan diteliti sehingga penelitian itu benar-benar ilmiah, mahasiswa sebagai penulis proposal harus benar-benar menguasai permasalahan yang akan diteliti dan dipahami oleh calon peneliti sendiri, masalah yang akan diteliti bukan dibuatkan oleh orang lain, oleh karena yang akan melakukan penelitian adalah mahasiswa sendiri. Tanpa menguasai permasalahan mahasiswa tidak akan bisa menulis dan menyususun proposal yang akan dijadikan bahan untuk penelitian atau penulisan skripsi, masalah bisa bersumber dari lembaga pendidikan (sekolah dan dinas pendidikan), guru/kepala sekolah, kurikulum, media pembelajaran, materi pelajaran, administrasi pendidikan, model pembelajaran, undang-undang yang berkaitan dengan pendidikan, siswa, sarana prasarana sekolah dan isu-isu pendidikan

C. PENENTUAN PENDEKATAN

Penulisan proposal skripsi harus menentukan pendekatan penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan salah satu dari dua pendekatan penelitian yang tawarkan di STKIP Muhammadiyah Kuningan yaitu; pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dan mahasiswa yang akan mengajukan proposal skripsi wajib menentukan pendekatan penelitian yang akan dilakukan, adapun Proposal skripsi terdiri dari tiga BAB; BAB I (Pendahuluan), BAB II (Kajian Teori) dan BAB III (Metodologi Penelitian)

D. SISTEMATIKA PROPOSAL DENGAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

I. PROPOSAL SKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTITATIF 1). BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagian latar belakang merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas (landasan Yuridis, landasan Teoritis, landasan Empiris dan solusi)

B. Identifikasi Masalah

(8)

2

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan batasan ruang lingkup masalah peneliti yang terlalu luas/lebar agar penelitian lebih fokus dan terarah. Batasan masalah berati pemilihan masalah penelitian yang sudah teridentifikasi. Batasan masalah dalam arti lain menegaskan atau memperjelas yang menjadi masalah penelitian yang akan diteliti oleh penelitian.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel-variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.

F. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

2). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

(9)

3

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti harus melampirkan penelitian yang sama dengan permasalahan yang akan kita teliti dengan menuliskan judul skripsinya, hasil penelitianya, nama penelitinya, asal perguruan tingginya.

C. Definisi Oprasional

Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurang jelasan makna. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.

Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasional dari variabel

‚prestasi aritmatika‛ adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi

menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

D.Kerangka Berpikir

(10)

4

yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis.

Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti.

Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur.

Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti.

Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.

(11)

5

1. Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti. 2. Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel

penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.

3. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).

E. Hipotesis

Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) sekripsi agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.

Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika.

(12)

6

3). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode

Peneliti harus menjelaskan menggunakan metode apa dalam melakukan proses penelitian sehingga nampak jelas dan tidak samar, dari beberapa metode yang ada dalam pendekatan kauntitatif seperti exsperimen, expost facto, evaluasi, survey, action research. Peneliti memilih salah satu dari metode dalam pendekatan kuantitatif tersebut dan terus dijalankan sampai penelitian selesai sehingga peneliti konsisten. B. Populasi dan Sampel

Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.

C. Instrumen Penelitian

Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.

D.Teknik Pengumpulan Data

(13)

7

dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji.

F. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian harus jelas dan jadwal ini merupakan agenda peneliti yang harus dilaksanakan setiap bulanya selama satu semester sebagaimana tabel di bawah ini dan peneliti menulis agendanya sendiri-sendiri selama proses penelitian dengan berurutan dan diberi tanda atau warna:

N0 Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

G. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit. (Lihat Contoh cara membuat rujukan)

II. PROPOSAL SKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUALITATIF 1). BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.

B. Fokus Penelitian

(14)

8

bingung peneliti sendiri, Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dan peneliti fokus dalam permasalahan yang akan ditelitinya sehingga peneliti nampak konsisten dalam melakukan penelitian dan terus fokus dalam masalah tersebut dari awal sampai akhir

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan. Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang listik, induktifini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.

E. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

2). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu ‚teori‛.

B. Penelitian yang Relevan

Peneliti harus melampirkan penelitian yang sama dengan permasalahan yang akan kita teliti dengan menuliskan judul skripsinya, hasil penelitianya, nama penelitinya, asal perguruan tingginya.

3). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, dan alasan menggunakan metode

(15)

9

grounded theory, metode etnografi, fenomenologi, histori dan studi kasus kualitatif dan memilih salah satu metode yang ada dalam pendekatan kualitatif tersebut. Setelah menentukan metode, lalu jelaskan alasan memilih metode tersebut.

B. Tempat Penelitian

Dalam poin ini peneliti menyebutkan tempat yang akan dijadikan penelitian dengan rinci sehingga penelitian yang akan dirancang jelas. Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.

C. Sampel dan Sumber Data Penelitian

Peneliti mengungkapkan siapa yang menjadi sampel dan sumber data penelitian, ketika peneliti sudah menyebutkan tempat penelitianya maka akan tergambar dengan jelas siapa yang akan dijadikan sampel penelitian maka dengan sendirinya sampelnya adalah mereka yang ada atau terkait dengan tempat penelitian tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengamatan

2. Wawancara Mendalam 3. Focus Group Discution (FGD)

4. Dokumentasi (kamera, perekam, vidio) E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitin pendekatan kualitatif instrumen penelitianya adalah peneliti sendiri dan penelitian dengan pendekatan kualitatif tidak menggunakan instrumen dalam bentuk angket untuk mengumpulkan data tetapi data tersebut ada dalam catatan lapangan.

F. Teknik Analisis Data

Proses analisis data kualitatif merupakan suatu prosedur yang berkelanjutan dan berulang secara siklis dimulai dari mengorganisasi data dan melakukan pemeriksaan data dengan cermat dan pada tahap ini peneliti memilah dan memilih data, selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan ulang terhadap data, selanjutnya dilakukan pemeriksaan apakah sudah melakukan pengecekan keabsahan data dan melakukan pengkodean terhadap data. Contoh: dalam catatan lapangan ada 26 paragraf paragraf yang berisi guru di beri kode GURU paragraf yang berisi murid diberi kode MURID

(16)

10

f. Analisis kasus negatif g. Kecukupan referensial

2. Transferability(keteralihan) memanfaatkan hasil penelitian ditempat yang berbeda 3. Dependability(Ketergantungan) audit komprehensif proses

4. Corfirmability(kepastian) membangun kesepahaman dengan partisipan H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian harus jelas dan jadwal ini merupakan agenda peneliti yang harus dilaksanakan setiap bulanya selama satu semester sebagaimana tabel di bawah ini dan peneliti menulis agendanya sendiri-sendiri selama proses penelitian dengan berurutan dan diberi tanda atau warna:

N0 Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

I. Daftar Rujukan/Daftar Pustaka

Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan.

(17)

11

Contoh Catatan Lapangan

Catatan lapangan dalam pendekatan kualitatif bersifat wajib tanpa cacatan lapangan dalam pendekatan kualitatif tidak sah, oleh karena semua data ada dalam catatan lapangan.

CATATAN LAPANGAN/.../NAMA TEMPAT PENELITIAN...

Hari dan tanggal :

Tempat :

Waktu :

Mata Pelajaran/Hal yang dibicarakan :

Guru :

Murid :

CATATAN DESKRIPTIF

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... CATATAN REPLEKTIF

(18)

12

Sistematika Proposal Skripsi Kuantitatif

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Penelitian Sebelumnya C. Definisi Operasional D. Kerangka Berfikir E. Hipotesis

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode

B. Populasi dan Sampel C. Instrumen Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisis Data F. Jadwal Penelitian

(19)

13

Sistematika Proposal Skripsi Kualitatif

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian B. Fokus Penelitian

C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Penelitian Sebelumnya BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode

B. Tempat Penelitian

C. Sampel dan Sumber Data Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data

E. Instrumen Penelitian F. Teknik Analisis Data G. Pengujian Keabsahan Data H. Jadwal Penelitian

(20)

14

E. SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam latar belakang masalah yang diteliti menjelaskan beberapa hal, yaitu: 1. Mengapa masalah yang diteliti itu penting;

2. Kondisi yang diharapkan dan kondisi yang ada sehingga jelas adanya kesenjangan yang merupakan masalah yang menuntuk untuk dicari pemecahaannya secara tepat melalui PTK;

3. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang akan diteliti terjadi dan faktual dalam PBM;

4. Minyinggung teori yang merujuk pada variabel yang akan diteliti; 5. Apa yang membuat resah peneliti ketika masalah itu tidak ditelit;

6. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan;

7. Kerugian dan keuntungan apa yang terjadi jika masalah tersebut tidak diteliti; 8. Masalah yang akan diteliti bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan; 9. Menjelaskan tindakan yang akan dikenakan pada subjek pelaku tindakan; 10. Pemaparan menggunakan pendekatan deduksi (dari umum ke khusus). B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana kita melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah dalam PTK.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.. D.Cara Memecahkan Masalah

Cara memecahkanmasalah adalah cara atau tindakan yang akan digunakan dalam pemecahan masalah dalam PTK. Dalam cara memecahkan masalah dalam PTK uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar penyebab permasalah dalam bentuk tindakan secara jelas dan terarah.

Contoh cara memecahkan masalah PTK:

(21)

15

E. Hipotesis Tindakan

Rumusan hipotesis tindakan berdasarkan pada cara memecahkan masalah dalam PTK.

Contoh hipotesis tindakan PTK:

1. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran IPS di SD Dukuhbadag.

2. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SD Dukuhbadag.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.

G.Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam sub bab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan

BAB II. KAJIAN TEORI

Teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) serta penyusunan instrument penelitian. Kajian teori sangat penting untuk membangun penelitian kerangka berfikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Kajian teori dapat berupa kutipan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya. Uraikan dengan jelas kajian teori, temuan, dan penelitian lain yang relevan dan mendukung pilihan tindakan untuk memecahkan permasalahan PTK tersebut.

Contoh kerangka teoridari julul PTK ‚Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Motivasi

Sisawa dala Pembelajaran Pengetahuan Sosial melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kelas V SDN 1 Dukuhbadag Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan‛:

A. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning) Tipe Jigsaw 1. Pembelajaran kooperatif ( Coopertive Learning)

2. Tipe Jigsaw

B. Hakikat Hasil Belajar dan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran IPS SD 1. Hakikat Hasil Belajar

2. Hakikat Motivasi Siswa dalam Pembelajaran IPS SD BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

(22)

16

2. Waktu penelitian Contoh:

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2014/2017, yaitu bulan juli sampai dengan November 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.

3. Siklus PTK Contoh:

PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran pengetahuan sosial melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD

B. Persiapan PTK

Dalam persiapan PTK peneliti menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar (KI/KD pada kurtilas) yang dijadikan PTK. Peneliti juga menguraikan instrument yang diperlukan dalam PTK (Lembar observasi, RPP, Lembar evaluasi, LKS, dan lain-lain).

Contoh:

Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk member perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, Kompetensi Dasar (KD) a. kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia; b. kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia. Selain itu, juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa 1) lembar kerja siswa; 2) lembar pengamatan diskusi; 3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.

C. Subjek Penelitian

PTK dilaksanakan dikelas mana dan jumlah siswa yang menjadi sasaran PTK. Contoh:

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas tujuh yang terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 21 siswa dan laki-laki 19 siswa.

D. Sumber Data

Sumber data dalam PTK, seperti siswa, guru, teman sejawat dan lain-lain. Contoh sumber data PTK:

1. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar

2. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

3. Teman sejawat dan kolaborator

(23)

17

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Prinsip pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan penelitian formal. Dalam PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana kelas. Contoh data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Contoh data kualitatif adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif.

Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang demikian diperoleh dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga valid dan reliable. Instrument yang valid adalah instrument yang mengukur apa yang seharusnya diukur. Contoh timbangan adalah instrument yang valid untuk mengukur berat bukan untuk mengukur tinggi suatu benda. Sementara itu, intrumen yang reliable adalah instrument yang konsisten (ajeg, tepat, dan akurat) untuk mengukur yang seharusnya diukur. Contoh sebuah penggaris dikatakan sebagai instrument yang tidak reliable jika penggaris tersebut lentur dan skalanya rusak sehingga hasil pengukuran selalu berubah-berubah padahal barang-barang yang diukur adalah sama.

Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument yang valid dan reliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang mampu mengukur minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat siswa. Peneliti PTK harus selalu hati-hati dengan data dan harus yakin bahwa data yang dikumpulkan memanng valid.

Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru (peneliti) juga perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang. Dalam kaitan ini student feedback (umpan balik dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada beberapa macam tringualis antara lain: (1) theoretical triangualation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2) data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat, dan jenis; (3) source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari berbagai sumber; (4) method triangulation atau triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai metode pengumpulan data; (5) instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan menggunaka berbagai jenis alat atau instrument; (6) analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni menggunakan berbagai metode atau cara analisis.

(24)

18

Dalam PTK guru peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data seperti: dokumen (catatan hasil belajar) dan ortofolio, buku harian, jurnal, video, foto-foto, laporan pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Ccontoh tekhnik alat pengumpulan data dalam PTK sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data PTK

a. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa

b. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

c. Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

d. Angket: digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

e. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK

2. Alat pengumpulan data PTK

a. Tes: menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa b. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengykur tingkat altivitas

siswa dalam proses belajar mengajar matematika

c. Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw d. Kuesioner: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat

tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw e. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu criteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya). Contoh indikator kinerja misalnya:

1. Siswa

a. Tes: rata-rata nilai ulangan harian. Misalnya sekurang-kurangnya 80% siswa dapat mengerjakan dengan benar soal-soal tentang peta, lebih dari 75% siswa dapat membaca dan membuat peta sesuai kaidah-kaidah kartografis.

b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Guru

a. Dokumentasi: kehadiran siswa. b. Observasi: Hasil observasi. G. Analisis Data

(25)

19

memberi kehidupan dalam kegiatan PTK. Oleh karena itu, seorang peneliti perlu memahami tekhnik analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni:

1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.

2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif, pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian diketegorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

H. Prosedur Penelitian Siklus 1 PTK:

a. Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, antara lain sebagai berikut.

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.

2) Membuat rencana pelaksana pembelajaran.

3) Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.

4) Uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah.

5) Membuat lembar kerja siswa.

6) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK. 7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

(26)

20

d. Analisis dan refleksi. Berupa uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, serta criteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.

Siklus 2 PTK: 1. Perencanaan

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Pengamatan

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replaning) untuk siklus ketiga.

Siklus 3 PTK: 1. Perencanaan

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

2. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.

3. Pengamatan

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran.

4. Refleksi

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tindakan (treatment) tertentu.

I. Personalia Penelitian

Sebutkan tim peneliti yang terlibat dalam PTK disertai dengan rincian dan beban tugas masing-masing anggota PTK.

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

No. Nama Tugas Jam Kerja Per Minggu

1. Guru peneliti (Pelaksana) a.………

b……….

c……….

10 jam

2. Kolaborator( Mitra) a……….

b………. c……….

(27)

21

J. Rencana Pembiayaan

Rencana pembiayaan berupa uraian yang mengungkap semua biaya yang diperlukan untuk melakukan PTK. Rencana pembiayaan PTK ini akan lebih baik bila ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Rencana pembiayaan digunakan sebagai transparansi penggunaan biaya penelitian dan mengarahkan peneliti agar berhati-hati dalam mengeluarkan biaya penelitian. Juga digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada sponsor atau pihak yang memberikan dana penelitian.

Tabel 4.3 Rencana Pembiayaan

No. Jenis penggunaan Jumlah (Rp.) Keterangan

1. ATK Rp. 9. Penggandaan laporan Rp.

Catatan: Rencana pembiayaan ini dicantumkan apabila kegiatan PTK dibiayai oleh pihak lain atau sponsor.

K. Rencana Kerja

Rencana kerja berupa urut-urutan kerja mulai dari awal kegiatan sampai penyusunan laporan PTK. Urutan kegiatan tersebut mencakup jenis kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan kapan akan dilaksanakan. Rencana kerja berfungsi mengarahkan peneliti agar penelitian dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

(28)

22

8. Perbaikan Laporan PTK

X

9. Penjilidan X

L. Daftar Pustaka

Disusun berdasarkan abjad nama pengarang atau penulis. Dalam pnyusunan daftar pustaka tersebut dapat digunakan model MILA (Modern Language Association), modl APA (American Psychological Association), atau model lain yang biasa digunakan oleh masyarakat akademik. Gunakan referensi terbaru dan referensi yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanyalah referensi yang digunakan untuk PTK.

Prinsip penyusunan daftar pustaka model APA (Andreas,2001) adalah sebagai berikut.

a. Baliklah semua nama pengarang dan gunakan nama inisial. Bila ada dua atau tiga pengarang gunakan tanda (&). Pisahkan nama dengan koma. Susun daftar sesuai alphabet.

b. Sebutkan semua nama pengarang, jangan menggunakan dkk. c. Tempatkan tahun penerbitan segera setelah nama pengarang.

d. Garis bawahi judul dan subjudul untuk buku, pakai huruf besar untuk nama judul dan subjudul, lainnya semua huruf kecil.

Contoh:

Patterson, F., & Linden, E. (1980). The Education of KOKO, New York: HoltRinehart and Winston.

M. Lampiran

Bahan-bahan yang perlu dilampirkan adalah: a. Instrumen penelitian,

b. Data-data penting,

c. Daftar riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum Vitae), d. Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK.

(29)

23

Sistematika Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Perumusan Masalah D. Cara Memecahkan Masalah E. Hipotesis Tindakan

F. Tujuan Penelitian G. Manfaat Penelitian BAB II. KAJIAN TEORI

A. ... B. ... BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian B. Persiapan PTK C. Subjek Penelitian D. Sumber Data

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data F. Indikator Kinerja

(30)

24

BAB II

PENULISAN SKRIPSI

A. Pengertian Skripsi

Skripsi adalah karya ilmiah resmi seorang mahasiswa untuk mernyelesaikan program Sarjana (S1) dan memperoleh gelar sarjana pada program studi yang ditekuninya. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan bidang keahliannya. Penyusunan skripsi didasarkan pada kajian ilmiah yang didahului oleh penelitian pustaka dan atau penelitian lapangan, serta hasil akhir dipertanggungjawabkan secara resmi dan terbuka kepada komunitas ilmiah dalam sidang skripsi.

B. Karakteristik

Sebagai karya ilmiah, skripsi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan karya ilmiah lain. Skripsi disusun dengan karakteristik sebagai berikut:

1. mengarahkan pada eksplorasi permasalahan atau pemecahan masalah dan topik-topik bidang keilmuan yang sesuai dengan program studi yang ditempuh;

2. ditulis atas dasar hasil penelitian lapangan dan /atau penelitian pustaka yang relevan; 3. ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar;

4. skripsi berbobot 6 SKS ; C. Fungsi dan Kedudukan Skripsi

Skripsi berfungsi sebagai media publikasi hasil penelitian ilmiah masyarakat perguruan tinggi dalam rangka pengembangan ilmu, khususnya dalam ilmu pendidikan. Dalam jangkauan yang lebih luas, skripsi juga dapat menjadi media komunikasi dalam masyarakat ilmiah pada umunya, apabila memenuhi syarat untuk dipublikasikan secara luas.

D. Wilayah Penelitian Skripsi

Wilayah kajian setiap jurusan secara umum disesuaikan dengan visi dan misi jurusan, dan memperhatikan kontekstualisasi pendidikan dan perkembangannya.

E. Bimbingan Skripsi 1. Persyaratan

a. Telah lulus minimal 75% dari seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 2,75 b. Telah lulus mata kuliah Metodologi Penelitian dengan nilai minimal 2,0. 2. Prosedur bimbingan

a. Tahap persiapan

b. Pemilihan wilayah kajian hendaknya didiskusikan tersebih dahulu dengan dosen pembimbing akademik.

c. Mahasiswa menyusun proposal skripsi sesuai dengan wilayah kajian yang sudah disetujui ketua prodi dan berkonsultasi dengan dosen wilayah kajian, selanjutnya menjadi dosen pembimbing skripsi.

d. Selain dengan dosen wilayah kajian yang telah ditunjuk, mahasiswa dianjurkan juga untuk berkonsultasi dengan dosen lain yang ahli pada bidang yang relevan dengan masalah penelitian dalam proposal itu untuk mempertajam rumusan masalah dan mendapatkan rancangan skripsi yang lebih lengkap.

(31)

25

f. Dalam seminar proposal, mahasiswa akan mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan proposal skripsi.

g. Proposal ytang telah disetujui diajukan kepada ketua prodi untuk mendapatkan penentapan dan penunjukan pembiimbing I dan II.

(32)

26

BAB III

TEKNIK PENULISAN SKRIPSI A. Ketentuan Umum

Beberapa ketentuan umum yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa dalam menulis Skripsi adalah:

1. Isi Skripsi

a. Bagian Awal. Bagian awal Skripsi meliputi Cover dalam, Lembar pernyataan Keaslian Skripsi, Lembar Persetujuan Pembimbing, Lembar Pengesahan (setelah ujian), Biodata Diri, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.

b. Bagian Isi/Bab. Bagian isi Skripsi berisi Bab I (Proposal/Pendahuluan), Bab II, Bab III, Bab IV dan Bab V (Penutup).

c. Bagian Akhir. Bagian akhir Skripsi berisi daftar pustaka, lampiran- Tebal Skripsi.

2. Penggunaan Bahasa. Bahasa yang dipakai Skripsi adalah bahasa Indonesia baku dengan gaya bahasa keilmuan yang bercirikan antara lain:

a. Berpedoman pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Untuk Skripsi yang berbahasa Inggris diserahkan kepada masing-masing pembimbing.

b. Penulisan Skripsi harus menggunakan bahasa baku (formal) yaitu bahasa yang tidak berbelit-belit, sistematis dan logis serta mudah dapat dipahami.

c. Penggunaan kata dan istilah harus mengacu pada Kamus Umum Bahasa Indonesia atau kamus lain yang relevan dan otoritatif.

d. Kalimat dan paragraf tidak terlalu panjang. e. Format dan tata cara penulisan harus konsisten.

f. Penulisan nama, kata atau kalimat yang berasal dari bahasa Arab yang belum diadopsi dalam bahasa Indonesia harus berpedoman pada sistem transliterasi.

g. Tanda baca seperti titik, koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, tanda persen, tanda penghubung, garis miring dan lainnya harus mengikuti pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

h. Untuk penulisan kata atau kalimat Arab yang belum diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, gunakanlah sistem transliterasi (sebagaimana dijelaskan di bawah).

B. Ketentuan Khusus

1. Cover Skripsi dibuat dari kertas tebal (hard cover) dengan warna merah tua. Pada sampul tersebut dicetak judul Skripsi, nama lengkap mahasiswa S-1, baris SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN dan tahun penyelesaian. Judul Skripsi, nama lengkap mahasiswa dan baris SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH KUNINGAN ditulis dengan

huruf kapital dan dicetak tebal. Judul Skripsi, kata ‚SKRIPSI‛, nama mahasiswa, NIM, dan

Program Studi ditulis dengan huruf Time New Roman Capital ukuran 12 cetak tebal (bold). Kata oleh ukuran 12, cetak tebal.

2. Logo STKIP yang tercantum dalam Cover bentuknya transparan warna hitam-putih berukuran 4,5 cm.

(33)

27

4. Jenis huruf yang digunakan Times New Roman dengan ukuran huruf (front size) 12. Khusus untuk penulisan Bab dan Sub Bab ditulis dengan huruf Kapital yang tebal (Bold), dan diletakkan di tengah-tengah kertas (aligment center).

5. Batas pengetikan (Margins) a. Batas Atas/Top Margin = 4 cm. b. Batas Bawah/Bottom Margin = 3 cm.

c. Batas Kiri/Left Margin = 4 cm.Batas Kanan/Right Margin = 3 cm. d. Batas Header = 2 cm.

e. Batas Footer = 2 cm. 6. Spasi dan Paragraf :

a. Penulisan Skripsi dari Bab I dan Bab V adalah 2 spasi.

b. Abstrak ditulis dengan 1 spasi, tidak lebih dari satu halaman dan memuat secara singkat latar belakang, rumusan masalah tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan temuan penelitian.

c. Kata Pengantar Skripsi ditulis 1 ½ spasi.

d. Awal Paragaraf (paragraph ideantation) atau alenia baru diketik menjorok = 1 tab atau 7 ketukan dari kiri.

7. Penomoran Halaman (Page Numbers)

a. Penomeran halaman bagian awal Skripsi diletakkan di bagian bawah tengan (buttom-centre) dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dan seterusnya).

b. Penomeran halaman bagian isi dan bagian akhir Skripsi diletakkan di bagian bawah kanan dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya, kecuali pada setiap halaman pertama Bab. Penomeran pada halaman pertama/awal setiap Bab diletakkan di bagian bawah tengah. 8. Numbering Bab, Sub bab dan sub dari sub bab.

a. Penomoran Bab menggunakan angka Romawi besar (I, II, III, dst). b. Penomoran sub bab menggunakan Huruf Besar (A, B, C, dst). c. Penomoran sub dari sub bab menggunakan angka (1, 2, 3, dst).

d. Jika di dalam sub dari sub bab masih terdapat perincian, penomoran menggunakan huruf latin kecil (a, b, c, dst).

e. Apabila di dalam perincian tersebut masih terdapat perincian, penomoran menggunakan angka yang diberi tanda kurung tutup 1). 2), 3), dst.

Secara lebih detail penjelasan penomoran Bab, sub bab, dan sub dari sub bab dapat dilihat pada contoh di bawah ini:

Gambar 2.1. Contoh Penomoran

9. Pengetikan naskah pada setiap alinea ditulis sejajar dengan judul sub bab atau sub dari sub bab

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sub Bab

1. Sub dari sub bab

a. Rincian sub dari sub bab

1)

………….

(34)

28

Gambar 2.2. Contoh Pengetikan Naskah

10. Huruf Kapital (besar). Penulisan huruf kapital (besar) ditulis pada setiap : a. Bab dan judul bab.

b. Setiap huruf awal dalam kalimat pada subbab, kecuali ‚dan‛ dan ‚yang‛.

c. Setiap huruf awal dalam kalimat pada judul tabel, judul gambar, dan judul lampiran,

kecuali ‚dan‛ dan ‚yang‛.

d. Serta nama-nama lain yang dianggap penting, seperti nama orang dan kota. 11. Penulisan Terjemahan

a. Terjemahan al-Qur’an, hadis dan teks-teks asing ditulis miring / italic. Terjemahan diawali dan diakhir dengan tanda kutip ganda (‚). Setiap terjemahan diberi keterangan

‘Artinya:’ dan ditulis satu spasi.

b. Khusus untuk al-Qur’an diberi keterangan surat dan ayat diakhir terjemah seperti ini, (Q.S. al-Baqarah [2]:30) dan untuk hadis diberi keterangan perawinya, (H.R. Bukhari). Sedangkan terjemahnya juga diawali dengan kata ‚Artinya‛. Contoh:

Artinya: ‚...Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. al-Maidah [5]: 2).

c. Setiap terjemahan Al-Qur’an dan hadis atau teks-teks asing yang panjang ditulis secara menjorok rata dengan satu kali TAB. Contoh:

Artinya: “Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.” (Q.S. Al-

Mâ’idah *5+:30).

d. Potongan ayat yang tidak lengkap menggunakan tanda elipsis ‚titik tiga‛ (...) dan di akhiri tanda titik. Jadi, ada empat titik (...[.]).

12. Kutipan

Sebagai suatu kajian yang bersifat analitis dan kritis, karya ilmiyah sangat membutuhkan kutipan-kutipan. Paling tidak ada dua fungsi kutipan. Pertama, sebagai bukti keterbukaan dan kejujuran ilmiah seorang peneliti/penulis. Kedua, kutipan juga dibutuhkan sebagai konfirmasi bagi yang melakukan penelitian dalam rangka pengayaan analisis. Kutipan ada dua macam:

a. Kutipan langsung yaitu kutipan yang sama persis dengan sumber asli, baik dari segi struktur kalimat maupun tanda baca yang digunakan. Kutipan langsung harus mengikuti aturan sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Memperhatikan adanya tingkat kesulitan yang cukup signifikan dalam usaha

meningkatkan kedisiplinan mahasiswa, terutama yang berhubungan dengan berpakaian

rapi berkerah dan harus bersepatu……..dst.

Kondisi di atas menunjukkan bahwa kehadiran itelektual muslim masi sebatas

(35)

29

1) Kutipan tidak boleh melebihi satu halaman.

2) Kutipan digunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti arti bahasa, definisi, komentar, atau pendapat pakar.

3) Kutipan yang panjangnya kurang dari 6 baris ditulis dua spasi, diberi tanda petik rangkap pada awal dan akhir kutipan dan dimasukkan ke dalam teks.

4) Kutipan yang panjangnya enam baris lebih diketik satu spasi (untuk huruf latin) tanpa tanda petik rangkap di awal dan akhir kutipan. Baris pertama ditulis menjorok (dengan TAB), begitu seterusnya pada awal-awal baris.

5) Kutipan terjemah al-Qur’an, hadis Nabi atau teks-teks lainnya dianggap seperti kutipan langsung yang panjangnya enam baris ke atas, meskipun kurang dari enam

baris ditulis miring, berspasi satu serta tidak perlu menuliskan ‚artinya‛.

6) Kutipan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis ditulis dengan huruf Arab sebagaimana aslinya, khusus untuk ayat-ayat al-Qur’an perlu disebutkan nama dan nomor surat serta nomor ayat yang dikutip dan dituliskan di antara tanda kurung. Sedangkan kutipan hadis harus dilengkapi dengan sanad dan perawinya.

7) Kutipan baik Arab, Inggris maupun Latin harus ditulis satu spasi dan dipisahkan dari teks.

8) Anotasi atau keterangan pendek dapat disisipkan sesudah kata-kata ungkapan kalimat yang diberi keterangan itu, dituliskan di antara tanda kurung. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu baris atau lebih dituliskan sebagai catatan kaki. 9) Kalimat elipsis adalah kalimat yang bagiannya ada yang dibuang Kutipan yang

berbentuk kalimat elipsis dimasukkan dalam bagian teks karya tulis dan diberi tanda

titik tiga (…) baik di awal, di tengah maupun diakhir.

b. Kutipan tidak langsung yaitu kutipan yang didasarkan pada ide atau pokok pikirannya saja. Aturan penulisan kutipan tidak langsung biasanya mengikuti aturan sebagai berikut:

1) Kutipan ini dapat berbentuk saduran, ringkasan, atau kesimpulan. 2) Penulis atau peneliti tidak perlu diberi tanda petik.

3) Pokok pikiran yang dikutip ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber rujukannya, dan catatan pengutipannya diletakkan di bagian akhir kutipan.

4) Sumber kutipan harus merujuk pada tulisan atau pandangan pakar atau ilmuan yang ahli dalam bidangnya. Sumber kutipan bukan berupa buku daras untuk para pelajar SD, SMP dan SMU, meskipun subtansinya sama.

5) Untuk memberi bobot akademik dan sebagai bukti penguasaan bahasa harus mencakup minimal dua sumber/buku yang berbahasa Arab atau berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus atau ensiklopedi.

6) Kutipan dapat pula bersumber dari situs internet atau CD dengan mencantumkan nama situs, tanggal akses, dan menunjukkan print outnya secara lengkap (bila diperlukan).

13. Penulisan referensi/kutipan menggunakan catatan tubuh (Bodynote)

Adalah cara mempertanggungjawabkan sumber/referensi yang digunakan secara langsung ditulis dalam teks.

Gambar

Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tabel 4.3 Rencana Pembiayaan
Gambar 2.1. Contoh Penomoran

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian kualitatif pada umumnya merupakan data lunak (soft data) yang berupa kata, ungkapan, kalimat dan tindakan. Dalam penelitian ini diperoleh secara

Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto(Sugiyono, 2012, hlm.7). 52) data kualitatif adalah berisi

Wujud data penelitian kualitatif yaitu berupa dialog, monolog, paragraf, sekuen cerita, bagian kalimat, kutipan, maupun narasi tokoh yang berkaitan dengan gambaran

Hasil dan pembahasan pada Bab IV merupakan hasil penelitian lapangan mahasiswa, yang menyajikan secara utuh data hasil penelitian baik data kualitatif maupun data kuantitatif, untuk

1) Judul Penelitian; Judul penelitian hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas memberi gambaran mengenai kegiatan penelitian yang diusulkan. Jumlah kata pada

Bentuk kalimat.- Dalam penulisan skripsi dianjurkan untuk menggunakan kalimat pasif dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baku (SPOK). Cara pembuatan tabel.- Tabel adalah

56 Lampiran 13 KERANGKA ISI SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR ====================================================== HALAMAN JUDUL SURAT

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data kualitatif, yaitu data yang berbentuk uraian, penjelasan, kalimat-kalimat yang berkaitan dengan dampak