126
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAGIAN KEUANGAN
Eva Faridah
Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis vae_everal@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kinerja Pegawai Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar. Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana pelaksanaan pengendalian internal di RSUD Kota Banjar?; 2) Bagaimana kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar?; 3) Bagaimana pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar? Metode yang digunakan dalam penelitian ini analisis desain deskriptif teknik survey. Sedangkan untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment (PPM), Uji Koefisien Determinasi dan Uji Hipotesis menggunakan Uji Signifikansi (Uji t). Hasil dari penelitian dan pengolahan data menunjukan bahwa pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai bagian keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar dengan besarnya pengaruh 31% dan sisanya 69% dipengaruhi oleh factor lain. Diharapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar dalam pelaksanaan pengendalian internal, sebaiknya semua elemen organisasi saling bekerja sama dalam menjalankan proses pengendalian internal. Karena halal tersebut harus dilakukan agar semua kegiatan yang dilakukan di RSUD Kota Banjar dapat berjalan dengan lebih baik lagi.
Kata Kunci: Pengendalian Internal, Kinerja Pegawai.
I. Pendahuluan
Rumah sakit merupakan organisasi atau perusahaan berorientasi non profit.
Perusahaan yang berorientasi non profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang
diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan operasionalnya agar dapat terus memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat.
Menurut Bastian (2010:6) bahwa Rumah Sakit merupakan salah satu organisasi sektor
publik, dimana organisasi sektor publik adalah organisasi yang menghimpun dana dari
masyarakat dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat/publik. Rumah Sakit milik
Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang menghimpun dana dari masyarakat
dengan tujuan untuk mensejahterkan masyarakat dalam bentuk memberikan pelayanan yang
memadai di bidang kesehatan.
Perbedaan yang mencolok dari organiasi jenis ini terletak pada perolehan sumber
dana. Rumah Sakit Pemerintah dapat memperoleh dana dari pemerintah daerah
provinsi/kabupaten atau kota (APBD) maupun dana yang berasal dari Pemerintah Pusat (DIK,
DIPOPRS, dan DIP). Selain itu Rumah Sakit Pemerintah memperoleh dana yang berasal dari
masyarakat dalam bentuk pendapatan yang berasal dari pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat, Rumah Sakit Pemerintah wajib
merupakan salah satu indikator akan penilaian kinerjanya. Dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat, Rumah Sakit Pemerintah tidak hanya mengandalkan
pendanaan yang berasal dari Pemerintah, tetapi harus memaksimalkan pendapatannya.
Sebagai organisasi sektor publik, Rumah Sakit Pemerintah tidak memanfaatkan
pendapatannya untuk tujuan keuntungan, tetapi lebih bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan.
Sebagai badan yang mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki, Rumah Sakit
Pemerintah memerlukan manajemen pengendalian internal yang baik sehingga dapat
menjalankan kegiatannya secara continue dan mampu untuk memaksimalkan pendapatannya,
sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat.
Menurut COSO dalam Akbar (2013) pengendalian internal didefinisikan sebagai
berikut:
internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: (1) effectiveness and efficiency of operations; (2) reability of financial reporting; and (3) compliance with applicable laws and regulations.
Pengendalian internal yang didefinisikan oleh COSO di atas dapat disimpulkan
sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen dan personal lainnya
yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian ketiga golongan
tujuan sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi kegiatan, dapat dipercayainya pelaporan
keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Terciptanya pengendalian intern yang memadai tidak terlepas dari unsur
pendukungnya, yaitu lingkungan pegendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian
informasi dan komunikasi serta pemantauan berperan penting dalam menciptakan
pengendalian intern untuk terciptanya tujuan (Agoes, 2004:75).
Prosedur-prosedur yang dijalankan pada proses pengendalian internal pada dasarnya
tidak terlepas dari upaya memperbaiki kinerja manajemen dan meningkatkan akuntabilitas
(internal accountability) yang berdampak pada pelayanan masyarakat. Pengukuran kinerja
merupakan bagian yang sangat penting untuk mengukur tingkat akuntabilitas internal dan
akuntabilitas eksternal.
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana
dikemukakan oleh Mangkunegara dalam Trinaningsih (2007:28) bahwa istilah kinerja berasal
JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478
yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Seluruh komponen yang menjalankan proses pengendalian internal di RSUD Kota
Banjar belum sepenuhnya menjalankan tugasnya dengan baik. Hal tersebut terbukti dari hasil
audit eksetrnal yang dilakukan oleh BPK semenjak 3 tahun terakhir, RSUD Kota Banjar
mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dimana hal tersebut menunjukan
bahwa kualitas pelaporan keuangan RSUD Kota Banjar belum sesuai dengan yang
diharapkan.
Hal tersebut di atas menunjukan bahwa kinerja pegawai khususnya bagian keuangan
RSUD Kota Banjar mulai dari Kepala Bagian Keuangan, Sub-sub bagiannya sampai kepada
para pegawainya dirasakan kurang maksimal, karena tidak mampu untuk memperbaiki
kualitas lepaoran keuangan organisasinya.
Kinerja dalam organisasi adalah cerminan dari berhasil tidaknya suatu organisasi
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seringnya para atasan atau Manajer tidak
mengetahui apakah kinerja organisasinya sedang baik atau buruk dikarenakan manajer kurang
memperhatikan kinerja karyawan dan organisasi sampai suatu ketika kinerja sudah sangat
buruk atau segala sesuatu menjadi serba salah, sehingga manajer baru mengetahui betapa
buruknya kinerja telah merosot dan perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius.
Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam terjadi akibat manajer mengabaikan
tanda-tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Dalam usahanya untuk memperbaiki kualitas laporan keuangannya, pimimpinan
RSUD Kota Banjar harus mampu mengevaluasi hasil-hasil yang telah diperoleh pihak rumah
sakit, dan evaluasi tersebut baru dapat dilakukan apabila informasi yang baik dan layak
dipercaya, maka perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat menunjang
pengendalian intern yang baik yang dapat diterapkan pada rumah sakit tersebut. Semakin baik
pelaksanaan pengendalian internal, maka semakin baik pula pelaksanaan operasi perusahaan
yang didukung oleh kinerja pegawai yang baik pula.
Dengan adanya pengendalian internal yang memadai diharapkan segala kesalahan,
penyimpangan, kecurangan dan hal-hal yang dapat menurunkan kualitas laporan keuangan
dapat ditekan seminimal mungkin. Pengendalian internal merupakan suatu usaha yang terdiri
bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha akan dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian internal
di RSUD Kota Banjar; 2) Untuk mengetahui kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota
Banjar; 3) Untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal terhadap kinerja pegawai bagian
keuangan di RSUD Kota Banjar.
II. Metode
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif, dimana metode peneltian
deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian.
Pengendalian internal di ukur menggunakan 5 komponen yang saling terkait menurut
Agoes (2004:75), yaitu:
1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, memengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaiman risiko harus
dikelola.
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa
arahan manajemen dilaksanakan.
4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran
informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu.
Sementara itu kinerja pegawai diukur menggunakan 7 kriteria pengukuran kinerja
pegawai secara individu menurut Soedjono dalam Mariam (2009:46), yaitu:
1. Kualitas
Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang
diharapkan dari pekerjaan tersebut.
2. Kuantitas
JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478
3. Ketepatan waktu
Yaitu dapat menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas yang lain.
4. Efektivitas
Pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada organisasi untuk meningkatkan
keuntungan dan mengurangi kerugian.
5. Kemandirian
Yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna menghindari hasil yang merugikan.
6. Komitmen kerja
Yaitu komitmen kerja antara pegawai dengan organisasinya.
7. Tanggung jawab pegawai
Tanggung jawab pegawai terhadap organisasinya.
Popoulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai RSUD Kota Banjar dimulai
dari pimpinan puncak sampai pegawai biasa, yaitu sebanyak 568 orang pegawai. Ukuran
sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam
Riduwan (2008:54) sebagai berikut:
Keterangan: n = Ukuran sampel yang dicari
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang di tetapkan sebesar 10%
Berdasarkan rumus di atas maka dalam penelitian ini ukuran sampelnya adalah sebgai
Berdasarkan hasil perhitungan penentuan sampel dengan menggunakan rumus di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa ukuran sampel adalah 85, yaitu pegawai RSUD Kota Banjar.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan penyebaran kuesioner.
Observasi yang dilakukan penulis yaitu bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
pengendalian internal dan kinerja pegawai bagia keuangan pada RSUD Kota Banjar,
sedangkan penyebaran kuesioner dilakukan di tempat penelitian, yaitu di RSUD Kota Banjar.
Teknik analisis data menggunakan teknik anlisis statistik yang terdiri dari beberapa
teknik, yaitu:
1. Korelasi Pearson Product Moment (PPM)
Ŷ = Kualitas pelaporan keuangan X = Audit internal
a = Konstanta
b = Koefisien regresi dari variabel X
3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478
Keterangan:
thitung = Nilai t
r = Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Ketentuan:
1) Jika thitung > ttabel maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y mempunyai pengaruh
yang signifikan.
2) Jika thitung < ttabel maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan.
III. Hasil
Skor yang dihasilkan atas tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan
pelaksanaan pengendalian internal di RSUD Kota Banjar adalah sebesar 7.299. Berdasarkan
tabel klasifikasi interval variabel pengendalian internal, menunjukan bahwa penilaian
terhadap capaian skor tersebut adalah baik. Hal tersebut menjelaskan bahwa pelaksanaan
pengendalian internal di RSUD Kota Banjar telah dilaksanakan dengan baik.
Skor yang dihasilkan atas tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan
kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar adalah sebesar 2.305. Berdasarkan
tabel klasifikasi interval variabel kinerja pegawai, menunjukan bahwa penilaian terhadap
capaian skor tersebut adalah baik. Hal tersebut menjelaskan bahwa kinerja pegawai bagian
keuangan di RSUD Kota Banjar telah menjalankan tugasnya dengan baik.
Berdasarkan analisis statistik dalam penelitian ini dihasilkan nilai signifikansi yaitu
0,31, dimana nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05 (0,31 >
0,05), artinya variabel dependen kinerja pegawai (Y) dapat dijelaskan oleh variabel
independen pengendalian internal (X). Nilai thitung untuk pengendalian internal adalah 6,050.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa thitung > dari ttabel yaitu 6.050 > 1,988, maka Hipotesis
(Ha) pada penelitian ini diterima, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan
pengendalian internal terhadap kinerja pegawai bagian keuangan di RSUD Kota Banjar.
Penelitian ini sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Linda Oktarnia (2010),
dimana hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pengendalian internal berperan terhadap
kinerja karyawan, dimana sampel dalam penelitian tersebut adalah karyawan bagian
didapat hasil bahwa pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja karyawan SPBU di
Yogyakarta. Sedangkan penelitian terdahulu lainnya yang sejalan dengan penelitian ini
dilakukan oleh Marzuki (2013), di mana penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa
pengenddalian internal berpengaruh terhadap kinerja manajerial, dimana pada Lembaga
Keuangan Mikro Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Dari ketiga penelitian terdahulu di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal tersebut menjelaskan bahwa
pelaksanaan pengendalian internal yang baik dapat meningkatkan kinerja pegawai/karyawan.
IV. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dari pengaruh yang diberikan oleh variabel
independen (pengendalian internal) terhadap variabel dependen (kinerja pegawai) bagian
keuangan di RSUD Kota Banjar adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian internal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar mendapatkan
penilaian yang baik dari responden, artinya pengendalian internal di RSUD Kota Banjar
telah dilaksanakan dengan baik
2. Kinerja pegawai bagian keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar
mendapat penilaian yang baik dari responden, artinya pegawai bagian keuangan di RSUD
Kota Banjar memiliki kinerja yang baik.
3. Pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai bagian
keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Banjar.
Daftar Pustaka
Agoes, S. 2004. Audting Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
Alvin, Arren & Loebeckee. 2006. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat. Akbar, DS. 2013. Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif Terhadap Manajemen Laba
Dengan Pengendalian Internal Sebagai Variabel Modertaing (Studi Pada Emiten Manufaktur). Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi. Vol 1, No 1. September 2013. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Baidaie, M. 2005. Corporate Governance dan Kebijakan Audit. Edisi Revisi. Jakarta:
Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Baridwan, Z. 1998. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Bastian, I. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478 Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). 1992.
Internal Control-Integrated Framework.
Dewi, S. P. 2012. Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi Kasus pada SPBU Anak Cabang Perusahaan RB. Group). Jurnal Nominal Vol. 1 No. 1. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Penyajian Laporan Keuangan. Edisi Revisi.
Indriantoro, N. & Sutomo, B. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Gillespie, C. 2006. Accounting System Procedures and Method. Third Edition. New York: Prentice Hall of India.
La Midjan & Susanto, A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: PT. Lingga Jaya. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Nadhiroh, A.S. 2010. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan dan Celf-Effcacy Terhadap Kinerj Auditor Dalam Pembuatan Audit Judgment. Skripsi. Semarang: UNDIP.
Niswonger, Warren, Reeve, Fees. 2000. Prinsip-prinsip Akuntansi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Oktarnia, L. 2010. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Bidang Keuangan Rumah Sakit Tanjung Pinang dan Bintan. Tanjungpinang: Jurnal Akuntansi. FE Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Sarbana-Oxley Act of (Sarbox). 2002. An Act. 107th Congress USA. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Trianingsih, S. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Simposium Akuntansi Nasional. Makasar: UNHAS.