• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahun Pe"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

17

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Mangunsari Kecamatan

Ngadirejo Kabupaten Temanggung pada siswa kelas 5 Semester 2 Tahun

Pelajaran 2014/ 2015. Subjek penelitian sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 13

laki-laki dan 12 perempuan yang karakteristiknya dari tingkat menengah ke

bawah. Rata-rata orang tua siswa adalah petani. Dalam pembelajaran IPA yang

ada pada siswa kelas V memiliki hasil belajar yang belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM).

Tabel 3.1 Setting Penelitian

No Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

1. Desember 2014 Pembuatan Proposal

2. Februari 2015 a. Pembuatan Intrumen Penelitian

b.Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen

3. Maret 2015 Penelitian Siklus I

4. April 2015 Penelitian Siklus II

5. Maret- April Penulisan laporan

3.2 Variabel yang akan Diteliti

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010:61) adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari dua variabel:

1. Variabel bebas (X), adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, dalam hal ini adalah metode

eksperimen dalam pembelajaran IPA. Menurut Roestiyah (2001:80), metode

(2)

tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,

kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi

tahap-tahap percobaan awal, pengamatan, hipotesis awal, verifikasi, aplikasi

konsep, dan evaluasi.

2. Variabel terikat (Y), adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas, dalam hal ini adalah hasil belajar siswa. Hasil

belajar menurut Nana Sudjana (2009:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Bloom, hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3.3 Rencana Tindakan 3.3.1 Siklus I

3.3.1.1Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan perencanaan untuk proses

pembelajaran. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran yang muncul.

b. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang

muncul.

c. Merencanakan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP yang sesuai

standar proses dengan komponen-komponen yang dalam kegiatan

pembelajarannya dirancang strategi yang meliputi kegiatan yang bersifat

ekskplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

d. Mengembangkan instrumen penilaian (butir soal) sesuai dengan

langkah-langkah yang benar menurut standar penilaian.

e. Mengembangkan bahan atau materi pembelajaran yang diambil dari berbagai

sumber yang dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran.

f. Mengembangkan kebutuhan media/ alat pembelajaran yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran.

g. Menyusun lembar pengamatan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diamati

(3)

3.3.1.2Implementasi Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan

rencana (RPP) yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

adalah sebagai berikut:

a. Peneliti dan guru memberikan hipotesis kepada siswa dari materi yang akan

disampaikan.

b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi dan fakta

tentang materi yang diberikan.

c. Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan.

d. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan kegiatan.

e. Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan.

f. Siswa melaksanakan eksperimen.

g. Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen.

h. Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan.

i. Masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatannya dan kelompok lain

menanggapinya.

j. Peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatannya.

k. Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu.

l. Siswa mengerjakan tes formatif.

3.3.1.3Observasi

Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati

kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi. Pada kegiatan ini peneliti

melakukan pengamatan terhadap:

a. Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.

b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.

c. Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.

d. Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.

e. Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses

pengamatan dan percobaan.

(4)

3.3.1.4Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi tentang kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan

pada tahap perbaikan pembelajaran siklus I, didiskusikan dengan guru kelas

kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan dan

kelebihan hasil perbaikan pembelajatran siklus I melalui metode eksperimen yang

kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan

pada siklus selanjutnya guna mencapai hasil yang lebih baik.

3.3.2 Siklus II

Berdasarkan refleksi dari proses perbaikan siklus I, maka peneliti perlu

menyusun kembali rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II

juga terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan

refleksi.

3.3.2.1Perencanaan

a. Setelah merefleksi proses pembelajaran siklus I, peneliti bersama guru mencari

pemecahan dalam menghadapi masalah yang ada.

b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang berisikan skenario/

langkah-langkah pembelajaran, yang berfokus pada metode eksperimen.

c. Menyusun alat observasi yang akan digunakan dalam mengamati pelaksanaan

proses perbaikan pembelajaran.

d. Menyiapkan alat observasi yang berupa tes formatif.

3.3.2.2Implementasi Tindakan

Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:

a. Peneliti dan guru memberikan hipotesis kepada siswa dari materi yang akan

disampaikan.

b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi dan fakta

(5)

c. Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan.

d. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan kegiatan.

e. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan tugas.

f. Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan.

g. Siswa melakukan eksperimen.

h. Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen.

i. Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan.

j. Peneliti bersama guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil kegiatan.

k. Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu.

l. Siswa mengerjakan tes formatif.

3.3.2.3Observasi

Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati

kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi. Pada kegiatan ini peneliti

melakukan pengamatan terhadap:

a. Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.

b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.

c. Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.

d. Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.

e. Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses

pengamatan dan percobaan.

f. Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran siklus.

3.3.2.4Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi tentang kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan

pada tahap perbaikan pembelajaran siklus I, didiskusikan dengan guru kelas

kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan dan

kelebihan hasil perbaikan pembelajatran siklus I melalui metode eksperimen yang

kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan

(6)

3.4 Data dan Cara Pengumpulannya 3.4.1 Sumber Data

Sumber data penelitian adalah nilai Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 5

SD Negeri 01 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun

Pelajaran 2014/ 2015, hasil observasi, tes hasil belajar, angket dan dokumentasi.

3.4.2 Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data diperoleh dari:

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat

menentukan dalam penelitian tindakan kelas. Observasi berarti pengamatan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini terdapat pedoman observasi yaitu

observasi pelaksanaan dengan metode eksperimen berbantuan media benda

konkret. Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen

berbantuan media benda konkret difokuskan pada aktifitas guru maupun siswa

selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti

pada saat pembelajaran dikelas dilangsungkan, dengan tujuan untuk

mengumpulkan data secara kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa.

Tujuannya untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat tindakan yang

kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindakan lanjut.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret

No Aspek Indikator No Item

1. Melakukan kegiatan

awal

1. Kesesuaian

aktivitas guru dalam apersepsi

dengan materi ajar.

1

2. Menyampaikan

kompetensi tujuan yang akan

dicapai.

(7)

3. Menyampaikan tema. 3

2. Melakukan kegiatan

pembelajaran dengan

metode Eksperimen

berbantuan media

benda konkret

1. Mengaitkan materi dengan

kehidupan nyata/ benda nyata.

4

2. Menumbuhkan partisipasi aktif

siswa dalam pembelajaran.

5

3. Menumbuhkan rasa ingin tahu

siswa.

6

4. Memberikan pengalaman

langsung kepada siswa.

7

5. Membimbing siswa dalam

pembagian kelompok.

8

6. Memberikan petunjuk kerja

kepada siswa.

9

7. Membimbing siswa dalam kerja

kelompok.

10

8. Membimbing siswa dalam

penyampaian hasil diskusi.

11

9. Memfasilitasi terjadinya interaksi

antara guru dan siswa.

12

3. Melakukan kegiatan

penutup

1. Menyampaikan pembelajaran

dengan gaya yang sesuai.

13

2. Melakukan refleksi pembelajaran. 14

3. Menyusun rangkuman dengan

melibatkan siswa.

15

4. Melakukan tindak lanjut. 16

Observasi ini dilakukan secara langsung oleh peneliti pada saat

pembelajaran dikelas dilangsungkan. Pada tabel kisi-kisi lembar observasi guru

dalam pembelajaran metode eksperimen berbantuan media benda konkret,

terdapat tiga aspek. Dari tiga aspek tersebut memiliki beberapa indikator yang

(8)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret

No Aspek Indikator No Item

1. Melakukan kegiatan

awal

1. Perhatian

siswa pada awal pelajaran.

1

2. Melakukan kegiatan

pembelajaran dengan

ketertarikan siswa pada

kegiatan-kegiatan

pembelajaran.

7

5. Antusias

siswa pada pembagian

kelompok.

8

6. Partisipasi

siswa dalam kelompok.

(9)

7. Kerjasama

9. Penyampaian hasil diskusi

kelompok

12

3. Melakukan kegiatan

penutup

1. Kemampuan

siswa mengambil kesimpulan

dari apa yang dipelajari.

13

2. Menanggapi

penjelasan guru (siswa

bertanya).

14

3. Mengerjakan evaluasi. 15

b. Tes hasil Belajar

Tes hasil belajar diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian

penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam selain itu tes hasil belajar digunakan untuk

mengukur pemahaman materi serta peningkatan hasil belajar siswa setelah

tindakan dilakukan. Adapun kisi-kisi soal sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I

Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/ model.

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal

6.1 Mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya.

a. Menyebutkan sifat-sifat cahaya. 7, 9, 10

(10)

merambat lurus.

c. Membuktikan bahwa cahaya dapat

menembus benda bening.

3, 5, 8,

d. Membuktikan bahwa cahaya dapat

dipantulkan.

6, 18

e. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

yang mengenai cermin datar,

cermin cekung, dan cermin

cembung.

2, 11

f. Membuktikkan bahwa cahaya

dapat dibiaskan.

12, 13, 19

g. Membuktikan bahwa cahaya dapat

diuraikan menjadi berbagai warna

(pelangi).

14, 15, 16, 17,

20

Pada tabel kisi-kisi soal tes siklus I, terdapat 20 soal. Soal-soal tersebut

dikembangkan dari satu kompetensi dasar. Kemudian dikembangkan menjadi

tujuh indikator yang harus dicapai sesuai standar KKM yang telah ditentukan oleh

pihak sekolah.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II

Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/ model.

Kompetensi Dasar Indikator No. Soal

6.2 Membuat suatu

karya/model,

misalnya periskop

atau lensa dari bahan

sederhana dengan

menerapkan

sifat-a. Siswa dapat menyebutkan dan

menjelaskan macam-macam alat

optik.

5, 6, 12, 16, 17,

19

b.Siswa dapat menyebutkan beberapa

macam cacat mata beserta

penanggulangannya.

(11)

sifat cahaya. c. Siswa dapat membedakan beberapa

macam lensa.

3, 4, 7, 8, 18

d.Siswa dapat menentukan berbagai

alat dan bahan yang sesuai dengan

karya model yang dirancang.

9, 10, 11, 13, 14

c. Angket

Bentuk lembaran angket yang digunakan berupa sejumlah pertanyaan

tertulis yang diberikan per siklus pada pertemuan kedua, tujuannya untuk

memperoleh informasi dari responden (siswa) tentang proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

Angket yang digunakan adalah angket berstruktur, yakni angket yang

menyediakan kemungkinan jawaban dengan bentuk jawaban tertutup, dimana

angket yang pada setiap item pertanyaannya telah tersedia alternatif

jawabannya. Pertanyaan pada angket siswa dibuat dalam bentuk tabel dan

siswa cukup memberikan tanda cek (√) pada kolom penyataan ya atau tidak

berdasarkan respon siswa masing-masing terhadap pembelajaran dengan

penggunaan pertanyaan produktif pada LKS dalam pembelajaran IPA yang

telah terlaksana. Adapun kisi-kisi angket siswanya sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Hasil Belajar Afektif

No Aspek Indikator Nomor Angket

1. Perhatian

saat belajar

Siswa memperhatikan penjelasan guru 1

2. Tanggung

Jawab

Siswa bertanggung jawab pada setiap tugas

yang diberikan oleh guru.

3, 6

3. Bertanya

kepada guru

Siswa aktif bertanya dalam proses

pembelajaran.

(12)

4. Pencapaian belajar

Siswa mendapat hasil belajar diatas KKM. 14

5. Kesiapan

belajar

Siswa konsentrasi dalam proses

pembelajaran berlangsung.

9, 12, 13

6. Motivasi Siswa memiliki semangat belajar. 2, 4, 5, 7, 10, 15

d. Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok

digunakan untuk menilai keterampilan kompetensi yang menuntut siswa

melakukan tugas tertentu. Penilaian ini untuk menilai hasil belajar psikomotor

siswa.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Hasil Belajar Psikomotor

(13)

b. Keterampilan

menyampaikan

kesimpulan

3b

e. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti penelitian yang telah dilaksanakan.

Dokumentasi dilaksanakan ketika penelitian sedang berlangsung. Dokumentasi

berupa nilai ulangan Ilmu Pengetahuan Alam dan bukti proses belajar mengajar

pada siklus I dan siklus II berupa foto.

3.5 Indikator Kinerja

Indikator Kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar

penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan. Untuk mengukur

keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya

adalah berikut ini:

a. Proses pembelajaran yaitu terjadi peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru

pada pelaksanaan pembelajaran IPA dalam penerapan metode eksperimen

berbantuan media benda konkret dalam kategori baik yang dinyatakan berhasil

apabila mencapai skor ≥ 3.

b. Hasil belajar yaitu pencapaian rata-rata nilai hasil belajar kognitif yang mencapai nilai KKM ≥ 70 atau minimal 70% siswa dalam kelas lulus criteria KKM.

c. Keberhasilan hasil belajar afektif dikatakan berhasil apabila pencapaian nilai

rata-rata mencapai ≥ 3 yaitu dengan kategori baik.

d. Keberhasilan hasil belajar psikomotor berhasil apabila mencapai nilai rata-rata ≥ 3 yaitu dengan kategori baik.

(14)

Menurut Sugiyono (2007: 348), instumen yang valid adalah instrumen

yang mampu mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas perlu dilakukan

agar instrumen yang dipakai dalam penelitian memang benar-benar mengukur

kemampuan yang akan diukur. Dasar pengambilan keputusan item yang valid

berdasarkan kriteria Azwar menyatakan bahwa item instrument penelitian

dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation

(koefisien korelasi) > 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan

apakah item valid atau tidak.

3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes (Kognitif)

Validitas tes dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16,0 dengan

cara Analyze – Scale – Reliability Analysis. Kemudian untuk melihat hasilnya

apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan.

Apabila nilai koefisien kurang dari 0,20 maka item soal tersebut tidak valid dan

tidak boleh digunakan.

Reliabilitas instrumen memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat keajegan

instrument dari variable yang hendak diukur. Uji reliabilitas ini menggunakan

SPSS 16,0. Pengukuran reliabilitas ini menggunakan teknik alpha yang

dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Anzwar (2011:32). Untuk

menentukan tingkat reliabilitas instrument menggunakan kriteria sebagai berikut: α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan

Hasil dari uji validitas tes digunakan untuk mendapatkan hasil tes yang

valid. Tujuannya yaitu untuk menyusun pre-test dan post-tes yang valid. Validitas

tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8

Uji Validitas Instrumen Tes Siklus I

(15)

Instrumen

keseluruhan soal 20. Sehingga peneliti hanya memakai 19 soal untuk tes siklus I.

Pengujian reliabilitas tes menggunakan cronbach’s alpha untuk menunjukkan

sejauh mana soal tes dipercaya untuk mengukur suatu objek. Untuk hasil uji

reliabilitas dari tes yang terdiri dari 20 soal, berikut ini disajikan dalam bentuk

tabel:

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I Reliability Statistics

Correlation Between Forms .769

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .869

Unequal Length .869

Guttman Split-Half Coefficient .857

a. The items are: soal1, soal2, soal3, soal4, soal5, soal6, soal7, soal8, soal9, soal10.

b. The items are: soal11, soal12, soal13, soal14, soal15, soal16, soal17, soal18, soal19, soal20.

Hasil tabel uji reliabilitas instrument tes siklus I dapat dilihat koefesien

(16)

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk

mengukur variabel penelitian. Pada siklus II perhitungan validitas dan reliabilitas

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.10

Uji Validitas Instrumen Tes Siklus II Bentuk

Instrumen Item Soal Valid Tidak valid

Isian Singkat 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

keseluruhan soal 20. Sehingga peneliti hanya memakai 19 soal untuk tes siklus I.

Pengujian reliabilitas tes menggunakan cronbach’s alpha untuk menunjukkan

sejauh mana soal tes dipercaya untuk mengukur suatu objek. Untuk hasil uji

reliabilitas dari tes yang terdiri dari 20 soal, berikut ini disajikan dalam bentuk

tabel:

Tabel 3.11

Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II Reliability Statistics

Correlation Between Forms .878

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length .935

(17)

Guttman Split-Half Coefficient .933

a. The items are: soal1, soal2, soal3, soal4, soal5, soal6, soal7, soal8, soal9, soal10.

b. The items are: soal11, soal12, soal13, soal14, soal15, soal16, soal17, soal18, soal19, soal20.

Dari hasil tabel uji reliabilitas instrument tes siklus II dapat dilihat

koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,836. Sehingga termasuk dalam kategori

reliabel bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrument layak digunakan

untuk mengukur variabel penelitian.

3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket (Afektif)

Bentuk lembaran angket yang digunakan berupa sejumlah pertanyaan

tertulis yang diberikan per siklus pada pertemuan kedua, tujuannya untuk

memperoleh informasi dari responden (siswa) tentang proses pembelajaran

yang telah berlangsung. Hasil dari uji validitas angket digunakan untuk

mendapatkan hasil angket yang valid. Sehingga dapat digunakan untuk

mengukur penilaian afektif siswa. Perhitungan validitas dari angket dapat

dilihat seperti tabel berikut:

Tabel 3.12

terdapat 11 soal. Sedangkan yang tidak valid terdapat 4 soal yaitu nomor 2, 3, 9,

(18)

menunjukkan sejauh mana angket dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek.

Untuk hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.13

Uji Reliabitas Instrumen Angket Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.841 15

Dari tabel hasil uji reliabilitas instrumen angket dapat dilihat koefisien

reliabilitas instrumen sebesar 0,841. Sehingga termasuk dalam kategori reliabel

bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk

mengukur variabel penelitian.

3.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Unjuk Kerja (Psikomotor)

Hasil dari uji validitas angket digunakan untuk mendapatkan hasil unjuk

kerja yang valid. Sehingga dapat digunakan untuk mengukur penilaian psikomotor

siswa. Perhitungan validitas dari unjuk kerja dapat dilihat seperti tabel berikut:

Tabel 3.14

Uji Validitas Unjuk Kerja Bentuk

Instrumen

Item Soal Valid Tidak Valid

Unjuk Kerja 1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 2, 4, 5, 6 3

Dari tabel uji validitas unjuk kerja diketahui dari 6 butir soal, yang valid

terdapat 5 soal. Sedangkan yang tidak valid terdapat 1 soal yaitu nomor 3.

Pengujian reliabilitas unjuk kerja menggunakan crobach alpha untuk

menunjukkan sejauh mana unjuk kerja dapat dipercaya untuk mengukur suatu

(19)

Tabel 3.15

Uji Reliabitas Instrumen Unjuk Kerja Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.803 6

Dari tabel hasil uji reliabilitas instrumen unjuk kerja dapat dilihat koefisien

reliabilitas instrumen sebesar 0,803. Sehingga termasuk dalam kategori reliabel

bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk

mengukur variabel penelitian.

3.7 Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskripsi komparatif. Menurut Ulber Silalahi (2009: 35) menyatakan bahwa

penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau

lebih. Penelitian komparatif dapat berupa komparatif deskriptif

(descriptive-comparative) maupun komparatif korelasional (correlation-comparative).

Komparatif deskriptif membandingkan variabel yang sama untuk sampel

yang berbeda. Komparatif deskriptif juga dapat digunakan untuk membandingkan

variabel yang berbeda untuk sampel yang sama. Jadi, teknik analisis deskriptif

komparatif dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang mendeskripsikan atau

Gambar

Tabel 3.1 Setting Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Metode Eksperimen
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;.. Peraturan Menteri Pendidikan dan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1.. TEMPURAN MAGELANG

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan

Sasaran dalam asuhan comtinue of care ini adalah Ny “M” GII P10001 32 minggu dengan Kurang Energi Kronis di BPM Minarti Amd.Keb Desa Trawasan Kecamatan Sumobito

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penjiwaan profesi dan kemampuan mengajar terhadap kinerja guru MI di Kecamatan Klego

Sebenarnya, narkoba merupakan jenis obat-obatan yang biasanya dipakai dokter untuk membius pasien saat akan dilakukan operasi atau obat-obatan yang digunakan untuk proses

dapat dibuat dengan akta pelepasan atau penyerahan tanah hak pengelolaan oleh. notaris atau dengan surat pernyataan pelepasan atau penyerahan tanah

Refleksi sangat berguna dalam pendidikan baik terhadap dosen sendiri dan mengajarkan refleksi..