17
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Mangunsari Kecamatan
Ngadirejo Kabupaten Temanggung pada siswa kelas 5 Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/ 2015. Subjek penelitian sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari 13
laki-laki dan 12 perempuan yang karakteristiknya dari tingkat menengah ke
bawah. Rata-rata orang tua siswa adalah petani. Dalam pembelajaran IPA yang
ada pada siswa kelas V memiliki hasil belajar yang belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Tabel 3.1 Setting Penelitian
No Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
1. Desember 2014 Pembuatan Proposal
2. Februari 2015 a. Pembuatan Intrumen Penelitian
b.Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
3. Maret 2015 Penelitian Siklus I
4. April 2015 Penelitian Siklus II
5. Maret- April Penulisan laporan
3.2 Variabel yang akan Diteliti
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010:61) adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari dua variabel:
1. Variabel bebas (X), adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, dalam hal ini adalah metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA. Menurut Roestiyah (2001:80), metode
tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi
tahap-tahap percobaan awal, pengamatan, hipotesis awal, verifikasi, aplikasi
konsep, dan evaluasi.
2. Variabel terikat (Y), adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas, dalam hal ini adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar menurut Nana Sudjana (2009:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Bloom, hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3.3 Rencana Tindakan 3.3.1 Siklus I
3.3.1.1Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan perencanaan untuk proses
pembelajaran. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran yang muncul.
b. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang
muncul.
c. Merencanakan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP yang sesuai
standar proses dengan komponen-komponen yang dalam kegiatan
pembelajarannya dirancang strategi yang meliputi kegiatan yang bersifat
ekskplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
d. Mengembangkan instrumen penilaian (butir soal) sesuai dengan
langkah-langkah yang benar menurut standar penilaian.
e. Mengembangkan bahan atau materi pembelajaran yang diambil dari berbagai
sumber yang dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran.
f. Mengembangkan kebutuhan media/ alat pembelajaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran.
g. Menyusun lembar pengamatan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diamati
3.3.1.2Implementasi Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan
rencana (RPP) yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
a. Peneliti dan guru memberikan hipotesis kepada siswa dari materi yang akan
disampaikan.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi dan fakta
tentang materi yang diberikan.
c. Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan.
d. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan kegiatan.
e. Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan.
f. Siswa melaksanakan eksperimen.
g. Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen.
h. Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan.
i. Masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatannya dan kelompok lain
menanggapinya.
j. Peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatannya.
k. Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu.
l. Siswa mengerjakan tes formatif.
3.3.1.3Observasi
Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati
kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi. Pada kegiatan ini peneliti
melakukan pengamatan terhadap:
a. Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.
c. Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
d. Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.
e. Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
pengamatan dan percobaan.
3.3.1.4Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi tentang kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan
pada tahap perbaikan pembelajaran siklus I, didiskusikan dengan guru kelas
kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan hasil perbaikan pembelajatran siklus I melalui metode eksperimen yang
kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan
pada siklus selanjutnya guna mencapai hasil yang lebih baik.
3.3.2 Siklus II
Berdasarkan refleksi dari proses perbaikan siklus I, maka peneliti perlu
menyusun kembali rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II
juga terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan
refleksi.
3.3.2.1Perencanaan
a. Setelah merefleksi proses pembelajaran siklus I, peneliti bersama guru mencari
pemecahan dalam menghadapi masalah yang ada.
b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang berisikan skenario/
langkah-langkah pembelajaran, yang berfokus pada metode eksperimen.
c. Menyusun alat observasi yang akan digunakan dalam mengamati pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran.
d. Menyiapkan alat observasi yang berupa tes formatif.
3.3.2.2Implementasi Tindakan
Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Peneliti dan guru memberikan hipotesis kepada siswa dari materi yang akan
disampaikan.
b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi dan fakta
c. Peneliti dan guru membagi lembar pengamatan.
d. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan kegiatan.
e. Peneliti dan guru menjelaskan cara melaksanakan tugas.
f. Masing-masing kelompok mengadakan pengamatan.
g. Siswa melakukan eksperimen.
h. Peneliti dan guru membimbing pelaksanaan eksperimen.
i. Masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan.
j. Peneliti bersama guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil kegiatan.
k. Peneliti dan guru memberikan evaluasi secara individu.
l. Siswa mengerjakan tes formatif.
3.3.2.3Observasi
Pengamatan dilakukan oleh observer (peneliti) dengan mengamati
kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi. Pada kegiatan ini peneliti
melakukan pengamatan terhadap:
a. Kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.
b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas.
c. Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II.
d. Proses pembelajaran menerapkan metode eksperimen.
e. Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses
pengamatan dan percobaan.
f. Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran siklus.
3.3.2.4Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi tentang kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektivitas
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil analisis yang dikumpulkan
pada tahap perbaikan pembelajaran siklus I, didiskusikan dengan guru kelas
kemudian didiskripsikan. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan hasil perbaikan pembelajatran siklus I melalui metode eksperimen yang
kemudian dijadikan sebagai bahan perencanaan untuk melaksanakan tindakan
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya 3.4.1 Sumber Data
Sumber data penelitian adalah nilai Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 5
SD Negeri 01 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun
Pelajaran 2014/ 2015, hasil observasi, tes hasil belajar, angket dan dokumentasi.
3.4.2 Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data diperoleh dari:
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
menentukan dalam penelitian tindakan kelas. Observasi berarti pengamatan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini terdapat pedoman observasi yaitu
observasi pelaksanaan dengan metode eksperimen berbantuan media benda
konkret. Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret difokuskan pada aktifitas guru maupun siswa
selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti
pada saat pembelajaran dikelas dilangsungkan, dengan tujuan untuk
mengumpulkan data secara kualitatif mengenai aktivitas guru dan siswa.
Tujuannya untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat tindakan yang
kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindakan lanjut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret
No Aspek Indikator No Item
1. Melakukan kegiatan
awal
1. Kesesuaian
aktivitas guru dalam apersepsi
dengan materi ajar.
1
2. Menyampaikan
kompetensi tujuan yang akan
dicapai.
3. Menyampaikan tema. 3
2. Melakukan kegiatan
pembelajaran dengan
metode Eksperimen
berbantuan media
benda konkret
1. Mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata/ benda nyata.
4
2. Menumbuhkan partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran.
5
3. Menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa.
6
4. Memberikan pengalaman
langsung kepada siswa.
7
5. Membimbing siswa dalam
pembagian kelompok.
8
6. Memberikan petunjuk kerja
kepada siswa.
9
7. Membimbing siswa dalam kerja
kelompok.
10
8. Membimbing siswa dalam
penyampaian hasil diskusi.
11
9. Memfasilitasi terjadinya interaksi
antara guru dan siswa.
12
3. Melakukan kegiatan
penutup
1. Menyampaikan pembelajaran
dengan gaya yang sesuai.
13
2. Melakukan refleksi pembelajaran. 14
3. Menyusun rangkuman dengan
melibatkan siswa.
15
4. Melakukan tindak lanjut. 16
Observasi ini dilakukan secara langsung oleh peneliti pada saat
pembelajaran dikelas dilangsungkan. Pada tabel kisi-kisi lembar observasi guru
dalam pembelajaran metode eksperimen berbantuan media benda konkret,
terdapat tiga aspek. Dari tiga aspek tersebut memiliki beberapa indikator yang
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Metode Eksperimen Berbantuan Media Benda Konkret
No Aspek Indikator No Item
1. Melakukan kegiatan
awal
1. Perhatian
siswa pada awal pelajaran.
1
2. Melakukan kegiatan
pembelajaran dengan
ketertarikan siswa pada
kegiatan-kegiatan
pembelajaran.
7
5. Antusias
siswa pada pembagian
kelompok.
8
6. Partisipasi
siswa dalam kelompok.
7. Kerjasama
9. Penyampaian hasil diskusi
kelompok
12
3. Melakukan kegiatan
penutup
1. Kemampuan
siswa mengambil kesimpulan
dari apa yang dipelajari.
13
2. Menanggapi
penjelasan guru (siswa
bertanya).
14
3. Mengerjakan evaluasi. 15
b. Tes hasil Belajar
Tes hasil belajar diperlukan untuk mengukur tingkat ketercapaian
penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam selain itu tes hasil belajar digunakan untuk
mengukur pemahaman materi serta peningkatan hasil belajar siswa setelah
tindakan dilakukan. Adapun kisi-kisi soal sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I
Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/ model.
Kompetensi Dasar Indikator No. Soal
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya.
a. Menyebutkan sifat-sifat cahaya. 7, 9, 10
merambat lurus.
c. Membuktikan bahwa cahaya dapat
menembus benda bening.
3, 5, 8,
d. Membuktikan bahwa cahaya dapat
dipantulkan.
6, 18
e. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
yang mengenai cermin datar,
cermin cekung, dan cermin
cembung.
2, 11
f. Membuktikkan bahwa cahaya
dapat dibiaskan.
12, 13, 19
g. Membuktikan bahwa cahaya dapat
diuraikan menjadi berbagai warna
(pelangi).
14, 15, 16, 17,
20
Pada tabel kisi-kisi soal tes siklus I, terdapat 20 soal. Soal-soal tersebut
dikembangkan dari satu kompetensi dasar. Kemudian dikembangkan menjadi
tujuh indikator yang harus dicapai sesuai standar KKM yang telah ditentukan oleh
pihak sekolah.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II
Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/ model.
Kompetensi Dasar Indikator No. Soal
6.2 Membuat suatu
karya/model,
misalnya periskop
atau lensa dari bahan
sederhana dengan
menerapkan
sifat-a. Siswa dapat menyebutkan dan
menjelaskan macam-macam alat
optik.
5, 6, 12, 16, 17,
19
b.Siswa dapat menyebutkan beberapa
macam cacat mata beserta
penanggulangannya.
sifat cahaya. c. Siswa dapat membedakan beberapa
macam lensa.
3, 4, 7, 8, 18
d.Siswa dapat menentukan berbagai
alat dan bahan yang sesuai dengan
karya model yang dirancang.
9, 10, 11, 13, 14
c. Angket
Bentuk lembaran angket yang digunakan berupa sejumlah pertanyaan
tertulis yang diberikan per siklus pada pertemuan kedua, tujuannya untuk
memperoleh informasi dari responden (siswa) tentang proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
Angket yang digunakan adalah angket berstruktur, yakni angket yang
menyediakan kemungkinan jawaban dengan bentuk jawaban tertutup, dimana
angket yang pada setiap item pertanyaannya telah tersedia alternatif
jawabannya. Pertanyaan pada angket siswa dibuat dalam bentuk tabel dan
siswa cukup memberikan tanda cek (√) pada kolom penyataan ya atau tidak
berdasarkan respon siswa masing-masing terhadap pembelajaran dengan
penggunaan pertanyaan produktif pada LKS dalam pembelajaran IPA yang
telah terlaksana. Adapun kisi-kisi angket siswanya sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Hasil Belajar Afektif
No Aspek Indikator Nomor Angket
1. Perhatian
saat belajar
Siswa memperhatikan penjelasan guru 1
2. Tanggung
Jawab
Siswa bertanggung jawab pada setiap tugas
yang diberikan oleh guru.
3, 6
3. Bertanya
kepada guru
Siswa aktif bertanya dalam proses
pembelajaran.
4. Pencapaian belajar
Siswa mendapat hasil belajar diatas KKM. 14
5. Kesiapan
belajar
Siswa konsentrasi dalam proses
pembelajaran berlangsung.
9, 12, 13
6. Motivasi Siswa memiliki semangat belajar. 2, 4, 5, 7, 10, 15
d. Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai keterampilan kompetensi yang menuntut siswa
melakukan tugas tertentu. Penilaian ini untuk menilai hasil belajar psikomotor
siswa.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Hasil Belajar Psikomotor
b. Keterampilan
menyampaikan
kesimpulan
3b
e. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti penelitian yang telah dilaksanakan.
Dokumentasi dilaksanakan ketika penelitian sedang berlangsung. Dokumentasi
berupa nilai ulangan Ilmu Pengetahuan Alam dan bukti proses belajar mengajar
pada siklus I dan siklus II berupa foto.
3.5 Indikator Kinerja
Indikator Kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar
penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan. Untuk mengukur
keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya
adalah berikut ini:
a. Proses pembelajaran yaitu terjadi peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru
pada pelaksanaan pembelajaran IPA dalam penerapan metode eksperimen
berbantuan media benda konkret dalam kategori baik yang dinyatakan berhasil
apabila mencapai skor ≥ 3.
b. Hasil belajar yaitu pencapaian rata-rata nilai hasil belajar kognitif yang mencapai nilai KKM ≥ 70 atau minimal 70% siswa dalam kelas lulus criteria KKM.
c. Keberhasilan hasil belajar afektif dikatakan berhasil apabila pencapaian nilai
rata-rata mencapai ≥ 3 yaitu dengan kategori baik.
d. Keberhasilan hasil belajar psikomotor berhasil apabila mencapai nilai rata-rata ≥ 3 yaitu dengan kategori baik.
Menurut Sugiyono (2007: 348), instumen yang valid adalah instrumen
yang mampu mengukur apa yang hendak di ukur. Uji validitas perlu dilakukan
agar instrumen yang dipakai dalam penelitian memang benar-benar mengukur
kemampuan yang akan diukur. Dasar pengambilan keputusan item yang valid
berdasarkan kriteria Azwar menyatakan bahwa item instrument penelitian
dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation
(koefisien korelasi) > 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan
apakah item valid atau tidak.
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes (Kognitif)
Validitas tes dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16,0 dengan
cara Analyze – Scale – Reliability Analysis. Kemudian untuk melihat hasilnya
apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan.
Apabila nilai koefisien kurang dari 0,20 maka item soal tersebut tidak valid dan
tidak boleh digunakan.
Reliabilitas instrumen memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat keajegan
instrument dari variable yang hendak diukur. Uji reliabilitas ini menggunakan
SPSS 16,0. Pengukuran reliabilitas ini menggunakan teknik alpha yang
dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Anzwar (2011:32). Untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrument menggunakan kriteria sebagai berikut: α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Hasil dari uji validitas tes digunakan untuk mendapatkan hasil tes yang
valid. Tujuannya yaitu untuk menyusun pre-test dan post-tes yang valid. Validitas
tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8
Uji Validitas Instrumen Tes Siklus I
Instrumen
keseluruhan soal 20. Sehingga peneliti hanya memakai 19 soal untuk tes siklus I.
Pengujian reliabilitas tes menggunakan cronbach’s alpha untuk menunjukkan
sejauh mana soal tes dipercaya untuk mengukur suatu objek. Untuk hasil uji
reliabilitas dari tes yang terdiri dari 20 soal, berikut ini disajikan dalam bentuk
tabel:
Tabel 3.9
Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I Reliability Statistics
Correlation Between Forms .769
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .869
Unequal Length .869
Guttman Split-Half Coefficient .857
a. The items are: soal1, soal2, soal3, soal4, soal5, soal6, soal7, soal8, soal9, soal10.
b. The items are: soal11, soal12, soal13, soal14, soal15, soal16, soal17, soal18, soal19, soal20.
Hasil tabel uji reliabilitas instrument tes siklus I dapat dilihat koefesien
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk
mengukur variabel penelitian. Pada siklus II perhitungan validitas dan reliabilitas
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.10
Uji Validitas Instrumen Tes Siklus II Bentuk
Instrumen Item Soal Valid Tidak valid
Isian Singkat 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
keseluruhan soal 20. Sehingga peneliti hanya memakai 19 soal untuk tes siklus I.
Pengujian reliabilitas tes menggunakan cronbach’s alpha untuk menunjukkan
sejauh mana soal tes dipercaya untuk mengukur suatu objek. Untuk hasil uji
reliabilitas dari tes yang terdiri dari 20 soal, berikut ini disajikan dalam bentuk
tabel:
Tabel 3.11
Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus II Reliability Statistics
Correlation Between Forms .878
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .935
Guttman Split-Half Coefficient .933
a. The items are: soal1, soal2, soal3, soal4, soal5, soal6, soal7, soal8, soal9, soal10.
b. The items are: soal11, soal12, soal13, soal14, soal15, soal16, soal17, soal18, soal19, soal20.
Dari hasil tabel uji reliabilitas instrument tes siklus II dapat dilihat
koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,836. Sehingga termasuk dalam kategori
reliabel bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrument layak digunakan
untuk mengukur variabel penelitian.
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket (Afektif)
Bentuk lembaran angket yang digunakan berupa sejumlah pertanyaan
tertulis yang diberikan per siklus pada pertemuan kedua, tujuannya untuk
memperoleh informasi dari responden (siswa) tentang proses pembelajaran
yang telah berlangsung. Hasil dari uji validitas angket digunakan untuk
mendapatkan hasil angket yang valid. Sehingga dapat digunakan untuk
mengukur penilaian afektif siswa. Perhitungan validitas dari angket dapat
dilihat seperti tabel berikut:
Tabel 3.12
terdapat 11 soal. Sedangkan yang tidak valid terdapat 4 soal yaitu nomor 2, 3, 9,
menunjukkan sejauh mana angket dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek.
Untuk hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.13
Uji Reliabitas Instrumen Angket Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.841 15
Dari tabel hasil uji reliabilitas instrumen angket dapat dilihat koefisien
reliabilitas instrumen sebesar 0,841. Sehingga termasuk dalam kategori reliabel
bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk
mengukur variabel penelitian.
3.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Unjuk Kerja (Psikomotor)
Hasil dari uji validitas angket digunakan untuk mendapatkan hasil unjuk
kerja yang valid. Sehingga dapat digunakan untuk mengukur penilaian psikomotor
siswa. Perhitungan validitas dari unjuk kerja dapat dilihat seperti tabel berikut:
Tabel 3.14
Uji Validitas Unjuk Kerja Bentuk
Instrumen
Item Soal Valid Tidak Valid
Unjuk Kerja 1, 2, 3, 4, 5, 6 1, 2, 4, 5, 6 3
Dari tabel uji validitas unjuk kerja diketahui dari 6 butir soal, yang valid
terdapat 5 soal. Sedangkan yang tidak valid terdapat 1 soal yaitu nomor 3.
Pengujian reliabilitas unjuk kerja menggunakan crobach alpha untuk
menunjukkan sejauh mana unjuk kerja dapat dipercaya untuk mengukur suatu
Tabel 3.15
Uji Reliabitas Instrumen Unjuk Kerja Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.803 6
Dari tabel hasil uji reliabilitas instrumen unjuk kerja dapat dilihat koefisien
reliabilitas instrumen sebesar 0,803. Sehingga termasuk dalam kategori reliabel
bagus. Hasil analisis menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk
mengukur variabel penelitian.
3.7 Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskripsi komparatif. Menurut Ulber Silalahi (2009: 35) menyatakan bahwa
penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau
lebih. Penelitian komparatif dapat berupa komparatif deskriptif
(descriptive-comparative) maupun komparatif korelasional (correlation-comparative).
Komparatif deskriptif membandingkan variabel yang sama untuk sampel
yang berbeda. Komparatif deskriptif juga dapat digunakan untuk membandingkan
variabel yang berbeda untuk sampel yang sama. Jadi, teknik analisis deskriptif
komparatif dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang mendeskripsikan atau