• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SD Negeri Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas 5 SD Negeri Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang S"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

41 4.1Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Hasil belajar Matematika siswa di kelas 5 SD Negeri Butuh 1 tergolong rendah. Berdasarkan data dokumentasi dan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Butuh 1 selama 2 hari yaitu pada tanggal 7 dan 9 Maret 2015, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika sering dilakukan dengan cara menjelaskan, memberi contoh soal kemudian memberi evaluasi kepada siswa. Karena pembelajaran yang seperti itu, permasalahan timbul saat berada di tengah-tengah pembelajaran. Banyak siswa yang tengak-tengok selama pembelajaran, tidak berkonsentrasi, dan banyak yang tidak memperhatikan guru dalam pembelajaran.

(2)

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas 5 SD Negeri Butuh 1 Semester 2 Tahun 2014/2015

Pra Siklus

Keterangan Frekuensi %

Tidak tuntas 12 60%

Tuntas 8 40%

jumlah 20 100%

Nilai rata-rata 64,9

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 52

Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada diagram 4.1 yang dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa siswa kelas 5 SD Negeri Butuh 1 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, diperoleh data hasil ketuntasan belajar siswa kelas 5 yang tuntas yaitu sebanyak 40% siswa yang nilainya sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan masih ada 60% siswa yang tidak tuntas yang memperoleh nilai kurang dari KKM.

Tuntas

40%

Tidak

Tuntas

60%

(3)

4.1.2 Deskripsi Hasil Siklus I

4.1.2.1Perencanaan Tindakan Siklus I

Pada bagian pelaksanaan siklus I terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi yang merupakan satu siklus atau putaran, artinya setelah langkah keempat lalu kembali ke langkah pertama dan seterusnya. Kemudian pada langkah kedua dan ketiga dilakukan secara bersamaan karena pelaksana tidak sebagai pengamat. Hal ini sejalan dengan yang tahap penelitian Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2013:134) bahwa meskipun sifatnya berbeda, langkah kedua dan ketiga dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda.

Pada bagian perencanaan siklus I akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang akan dilaksanakan, persiapan apa yang diperlukan, dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanaan tindakan dan observasi, kemudian dilanjutkan refleksi berdasarkan hasil observasi.

Perencanaan dilaksanakan dari tanggal 10 Maret sampai 9 April 2015. Sebelumnya pada tanggal 7 Maret 2015 dilaksanakan persiapan sebelum penelitian yaitu meminta izin untuk melaksanakan penelitian pada mata pelajaran Matematika di kelas 5. Kemudian pada tanggal 9 Maret 2015 dilakukan diskusi bersama guru kelas untuk menentukan materi pembelajaran yang akan disajikan serta model pembelajaran Problem Based Learning yang digunakan pada kegiatan pembelajaran khususnya pada kelas 5 semester II pada mata pelajaran Matematika.

(4)

1, tetapi uji validitas dan uji reliabilitas dilaksanakan pada jenjang yang lebih tinggi dari kelas yang akan diberi tindakan dalam penelitian yaitu kelas 6 SD Negeri Lemahireng 1. Hasil yang diperoleh dari uji validitas dan uji reliabilitas kemudian diolah menggunakan spss 16.0, setelah mendapatkan soal yang valid kemudian soal tersebut dipilih kembali sebanyak 20 butir soal untuk siklus I dan 20 butir soal untuk siklus II.

Pelaksanaan siklus I dengan Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dan Kompetensi Dasar Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dilakukan dalam 2 kali pertemuan RPP siklus pertama dirancang untuk 2 pertemuan. Setelah pembuatan RPP, kemudian RPP dikonsultasikan dengan guru kelas pada tanggal 6 April 2015 kepada guru kelas 5 SD Negeri Butuh 1 yang akan mengajar yaitu Bapak Slamet Triyono, S.Pd. Setelah dikonsultasikan, RPP mengalami sedikit revisi karena ada kekurangan maupun ada masukan dari guru kelas. Kekurangannya yaitu pada bagian lembar kerja siswa lebih baik untuk diberi gambar yang berwarna karena akan lebih menarik perhatian siswa. Selain berkonsultasi tentang kekurangan dalam RPP, dilakukan diskusi tentang sintak pembelajaran menggunakan Problem Based Learning agar guru kelas sudah memahami bagaimana langkah-langkahnya

sebelum tindakan siklus I. Guru memberi tambahan dalam cara memancing siswa menemukan sendiri masalah yang sudah dihadapkan. Kemudian pada tanggal 8 April 2015, diserahkan RPP yang sudah direvisi untuk pegangan guru dalam melakukan tindakan pada siklus I. Kemudian melakukan konsultasi untuk menetapkan tanggal pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah dan guru kelas. Penelitian disarankan untuk mengikuti jadwal Matematika yang sudah ada di kelas 5, yaitu hari Rabu dan Jumat. Akhirnya di sepakati untuk pelaksanaan penelitian siklus I pertemuan pertama pada tanggal 10 April 2015 dan pertemuan kedua pada tanggal 15 April 2015.

(5)

siswa yang duduk di bagian belakang. Rincian tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut.

Adapun rencana tindakan yang akan dilaksanakan dalam pertemuan pertama adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi pembuatan Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun khususnya bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, dan segitiga sembarang, media yang digunakan dalam pembelajaran antara lain media pembelajaran yang terbuat dari stereofoam, lembar kerja siswa (LKS), serta lembar observasi. Dalam

pembelajaran guru memancing siswa untuk mengidentifikasi masalah dari pertanyaan-pertanyaan dan media yang diperlihatkan. Guru membentuk siswa dalam 5 kelompok yang terdiri dari 4 siswa dalam setiap kelompok. Diharapkan dalam pelaksanaan guru dapat membimbing siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, dan antara siswa dapat terjadi interaksi untuk saling bertukar pendapat dalam proses pengumpulan informasi dan dapat menyimpulkan apa sifat-sifat bangun datar tersebut.

(6)

4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tidakan pada Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan sesuai dengan Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Langkah-langkah yang dilakukan pada pertemuan pertama yaitu sampai tahap ke 3 model PBL dan pertemuan kedua melanjutkan tahap ke 4 dan ke 5. Pada pertemuan kedua akan diberi soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa pada materi yang diajarkan.

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 10 April 2015 pada jam pertama dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Pada awal pembelajaran guru mengawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru membimbing siswa untuk berdoa, mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran, mengecek kehadiran siswa dan melakukan apersepsi dengan menunjukkan stereofoam berbentuk persegi, persegi panjang, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, dan segitiga sembarang lalu memberikan memberikan pertanyaan yang memacu siswa untuk berfikir terkait dengan materi kemudian mengetahui masalah apa yang harus mereka pecahkan dan memberi motivasi pada siswa. Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning. Sesuai dengan tahap Problem Based Learning yang pertama yaitu

orientasi permasalahan pada siswa, maka guru dalam menyampaikan apersepsinya sambil memancing siswa dengan pertanyaan agar siswa aktif menjawab dan siswa sadar akan masalah-masalah yang ada untuk mengetahui sifat-sifat bangun datar segitiga.

(7)

secara individu maupun secara kelompok dengan bertukar pendapat sehingga dapat menemukan jawaban yang sesuai. Pada saat kelompok berdiskusi, guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan memberi masukan dengan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa sehingga siswa dapat menemukan sendiri gagasan-gagasan atau ide mereka masing-masing.

Pada pertemuan kedua siklus I merupakan lanjutan dari pertemuan pertama yaitu melanjutkan tahap dari model pembelajaran PBL. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 15 April 2015 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit) dan dilaksanakan pada jam pelajaran pertama dan kedua. Pada pertemuan kedua ini akan diadakan evaluasi sebagai upaya untuk mengetahui pemahaman siswa.

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mempresensi siswa, memberi apersepsi dan mengulas sedikit pertemuan yang sudah dipelajari pada pertemuan yang sebelumnya, dan memberi motivasi kepada siswa. Guru menjelaskan kembali tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pembelajaran dengan model Problem Based Learning khususnya tahap ke 4 dan ke 5. Dalam pembelajaran ini guru menyinggung tentang tugas yang diberikan guru untuk mencari tahu sifat-sifat bangun persegi, persegi panjang, segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, dan segitiga sembarang.

(8)

mengikuti pembelajaran dengan baik, pada kegiatan penutup guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman dan refleksi dari kegiatan yang sudah dilakukan hari ini serta mengerjakan soal evaluasi berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal yang dikerjakan selama 20 menit.

Observasi yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Pada lembar pengamatan aktivitas guru terdapat 22 item pernyataan yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti yang meliputi tahap-tahap model pembelajaran Problem Based Learning, dan kegiatan penutup meliputi penilaian evaluasi siswa.

Lembar pengamatan siswa terdapat 15 item pernyataan yang terlihat pada pelaksanaan kegiatan awal pembelajaran, inti, dan kegiatan penutup.

Hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh observer pada aktivitas guru pada siklus I yaitu guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan runtut mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti yang sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning, dan kegiatan penutup yang meliputi pemberian soal evaluasi. Pada kegiatan awal guru sudah menyampaikan apersepsi dan menghubungkannya dengan hal-hal yang biasa dialami oleh siswa. Dalam kegiatan inti pembelajaran guru juga sudah menampilkan permasalahan dengan baik dan berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Guru juga membagi siswa dalam kelompok secara heterogen dan membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa untuk mencari tahu sifat-sifat pada bangun datar. Dalam kegiatan diskusi guru membimbing siswa yang bertanya dan memotivasi siswa untuk mengerjakan bersama kelompok dengan bertukar pendapat sehingga mendapatkan solusi dari masalah yang disediakan, membimbing siswa dalam mempersiapkan presentasi hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan penutup guru sudah melakukan kegiatan refleksi dengan mengajak siswa secara aktif untuk menyampaikan pendapatnya.

(9)

akhir dan melakukan penilaian evaluasi sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang dilakukan.

Hasil pengamatan aktivitas siswa, pada kegiatan awal siswa turut aktif menjawab dalam apersepsi yang disampaikan oleh guru. Siswa mendengarkan tujuan yang hendak dicapai pada akhir kegiatan. Pada kegiatan inti siswa mendengarkan dengan serius tentang permasalahan yang disajikan oleh guru, kemudian duduk bersama dengan kelompok yang telah dibagi oleh guru. Dalam mengerjakan lembar kerja siswa siswa tertarik karena menggunakan media yaitu kertas berwarna dengan bentuk-bentuk bangun datar. Dalam kegiatan penyampaian hasil diskusi di depan kelas, siswa berani menyampaikan hasil diskusinya. Dalam kegiatan penutup siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

Kelemahan yang dapat dilihat dari hasil pengamatan adalah siswa belum sepenuhnya mengerti tentang masalah yang disajikan oleh guru, sehingga saat pembelajaran siswa masih bertanya tentang masalah yang disajikan guru. Siswa masih banyak yang malu-malu dalam bertanya atau menyampaikan pendapatnya sehingga siswa belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi, ada beberapa siswa yang kurang bekerja sama dengan kelompoknya sehingga anggota kelompoknya mengeluh dan melaporkan pada guru kelas. Dalam presentasi hasil diskusi, siswa masih kurang menyampaikan pendapatnya dan apabila ada siswa yang bertanya kelompok belum bisa menjawab dengan tepat dan kurang percaya diri. Hasil observasi guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3:

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No Aspek Hasil Penilaian Observasi

1 2 3 4 5

1 Kegiatan awal - 1 1 1 1

2 Kegiatan inti (penerapan model Problem Based Learning)

- 6 3 3 1

3 Kegiatan penutup - - 1 2 2

jumlah - 7 5 6 4

Skor Total 73

(10)

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model Problem Based Learning adalah sebesar 66,36% dengan makna berkualitas. Adapun untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel 4.3:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek Hasil Penilaian Observasi

1 2 3 4 5

1 Kegiatan awal - 2 - -

2 Kegiatan inti (penerapan model Problem Based Learning)

3 4 3 1 -

3 Kegiatan penutup - - 1 1 -

jumlah 3 6 4 2 -

Skor Total 35

Persentase (%) 46,66%

Dari data tabel hasil observasi siswa siklus I, dapat diketahui bahwa siswa melakukan aktivitas yang diharapkan dalam penerapan model Problem Based Learning adalah sebesar 46,66% dengan makna cukup dari keseluruhan 15 item.

Berdasarkan data hasil tes Matematika Siklus I maka dilakukan analisis dengan membandingkan nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM atau yang tuntas dijumlahkan, begitu juga dengan siswa yang berada di bawah KKM. Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada tabel 4.4:

Tabel 4.4

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas 5 SD Negeri Butuh 1 Semester 2 Tahun 2014/2015

Siklus I

Keterangan Frekuensi %

Tidak tuntas 8 40%

Tuntas 12 60%

jumlah 20 100%

Nilai rata-rata 71,75

Nilai tertinggi 100

(11)

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning, dari 20 siswa yang mengikuti tes evaluasi terdapat 8 siswa atau dengan persentase 40% yang tidak tuntas atau masih berada di bawah KKM (65), sedangkan 12 siswa atau persentase 60% sudah mencapai ketuntasan atau yang telah mencapai KKM (65). Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 40 dengan nilai rata-rata kelas adalah 71,75. Ketuntasan hasil belajar Matematika siklus I kelas 5 semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada gambar 4.2:

Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar sebesar 60% dan tidak tuntas 40%. Walaupun persentase ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan ketuntasan sebelum dilaksanakan tindakan yaitu 40%, namun belum belum mencapai indikator ketuntasan minimal yang ingin dicapai yaitu 85%.

4.1.2.3Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus I dari pertemuan pertama dan kedua dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi dengan guru kelas, observer, dan peneliti. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan proses pembelajaran dengan

Tuntas

60%

Tidak Tuntas

40%

(12)

menggunakan model Problem Based Learning diantaranya kegiatan pembelajaran sudah menggambarkan siswa yang aktif, apersepsi sudah memancing siswa untuk aktif dalam bertanya jawab dan mengarahkan siswa untuk menyadari masalah yang disajikan, namun masih ada kekurangan yang terlihat pada pembelajaran yaitu guru tidak mengecek kemampuan awal siswa, guru tidak memeriksa apakah siswa memiliki hambatan saat disajikan masalah, guru berkeliling tetapi kurang merata antar kelompok, pemberian pujian pada siswa, dan guru belum cukup memfasilitasi siswa untuk mengajukan pendapat ataupun pertanyaan.

Sedangkan kekurangan pada siswa yaitu pada tahap pembagian kelompok siswa ada yang masih tidak mau bergabung dengan kelompoknya, saat kegiatan orientasi masalah siswa tidak bertanya tetapi saat masuk ke pembelajaran selanjutnya siswa masih tidak mengerti masalah yang disajikan dan banyak bertanya lagi, dalam kegiatan kelompok masih ada siswa yang tidak berperan aktif dalam diskusi sehingga teman yang lain mengadu kepada guru, pada kegiatan presentasi siswa masih malu-malu untuk bertanya dan menyampaikan pendapat.

Dari kekurangan yang ditemukan pada siklus 1, maka dapat di perbaiki pada siklus II. Perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II adalah guru pada awal pembelajaran mengecek pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan, guru memeriksa hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dan membantu menyelesaikannya, guru berkeliling secara merata pada tiap kelompok, guru memberikan pujian bagi siswa baik itu secara lisan atau secara langsung, dan guru memfasilitasi siswa untuk mengajukan pendapat sehingga siswa bisa aktif dalam kegiatan presentasi.

Sedangkan perbaikan untuk siswa adalah dalam pembagian kelompok guru harus tegas agar siswa langsung menempati kelompoknya, guru memancing siswa untuk bertanya dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak ada siswa yang pasif dalam kegiatan kelompok, guru memotivasi siswa agar siswa tidak malu-malu untuk menyampaikan pendapat dan bertanya pada kelompok yang presentasi.

(13)

ketuntasan telah mencapai 60% dan telah meningkat sebanyak 20% dibandingkan dengan hasil sebelum dilakukan tindakan sehingga rekomendasi perlu dilanjutkan ke siklus II.

4.1.3 Deskripsi Hasil Siklus II

4.1.3.1Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dari kekurangan yang ada pada siklus I. Pada tanggal 16 April 2015, dilakukan refleksi dengan berdiskusi bersama guru kelas, observer, dan peneliti tentang hal-hal yang perlu diperbaiki dan dipersiapkan pada siklus II. RPP siklus II telah disusun terdiri dari 2 pertemuan dengan Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan dari siklus I.

Penelitian siklus II juga dilakukan sesuai dengan jadwal Matematika yang sudah ada dikelas 5 yaitu pada hari Rabu dan Jumat. Akhirnya disepakati bahwa penelitian dilaksanakan pada Jumat tanggal 17 April 2015 dan hari rabu tanggal 29 April 2015. Persiapan perlengkapan pembelajaran meliputi lembar kerja siswa, alat peraga menggunakan stereofoam, lembar observasi sswa dan guru, dan soal evaluasi.

(14)

individual maupun kelompok, guru mendorong siswa mengumpulkan informasi dari lembar kerja siswa dan media yang digunakan baik secara individu maupun secara kelompok dengan bertukar pendapat sehingga dapat menemukan jawaban yang sesuai. Pada saat kelompok berdiskusi, guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan memberi masukan dengan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa sehingga siswa dapat menemukan sendiri gagasan-gagasan atau ide mereka masing-masing.

Sedangkan rencana tindakan pada pertemuan kedua yaitu untuk melanjutkan langkah-langkah model PBL tahap ke 4 dan ke 5 yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah siswa dengan bimbingan guru melengkapi sifat-sifat bangun datar lingkaran, trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang yang sudah mereka cari dirumah. Siswa menyusun laporannya secara tertulis pada lembar kerja siswa dilanjutkan dengan presentasi masing-masing kelompok di depan kelas.

Pada tahap ke 5 yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, kegiatan yang dilakukan adalah siswa mengamati kelompok yang maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa bertanya maupun memberi pendapatnya tentang presentasi yang disampaikan kelompok. Siswa dengan bimbingan guru mengevaluasi proses pemecahan masalah yang telah dikemukakan masing-masing kelompok. Guru memberikan penguatan dan melengkapi sifat-sifat bangun datar yang belum dikemukakan oleh kelompok. Siswa dengan bimbingan guru melakukan refleksi dan membuat rangkuman atau simpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan selama 2 pertemuan. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi yang sudah disiapkan guru.

4.1.3.2Pelaksanaan Tindakan Siklus II

(15)

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 April 2015. Pada awal pembelajaran guru mengawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru membimbing siswa untuk berdoa, mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran, mengecek kehadiran siswa dan melakukan apersepsi dengan menunjukkan stereofoam berbentuk lingkaran, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang lalu memberikan memberikan pertanyaan yang memacu siswa untuk berfikir terkait dengan materi dan memberi motivasi pada siswa. Langkah selanjutnya adalah guru menggali pengetahuan dasar siswa tentang bangun datar lingkaran, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang sehingga pemikiran siswa dapat terarah dan fokus pada permasalahan yang disajikan oleh guru.

Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning. Sesuai dengan tahap Problem Based Learning yang pertama yaitu

orientasi permasalahan pada siswa, maka guru dalam menyampaikan apersepsinya sambil memancing siswa dengan pertanyaan agar siswa aktif menjawab dan siswa sadar akan masalah-masalah yang ada untuk mengetahui sifat-sifat bangun datar lingkaran, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang.

Pada tahap yang kedua guru membagi siswa dalam 5 kelompok secara tegas agar siswa langsung menempati kelompoknya dan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Guru membagi lembar kerja siswa dan kertas berwarna dengan bentuk lingkaran, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran sesuai masalah yang ada dan siswa menemukan sendiri jawaban dari permasalahan.

(16)

dan memberi masukan dengan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa sehingga siswa dapat menemukan sendiri gagasan-gagasan atau ide mereka masing-masing.

Pertemuan kedua siklus II merupakan lanjutan dari pertemuan pertama siklus II dan melanjutkan tahap model PBL yang ke 4 dan ke 5. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 29 April 2015. Pada akhir pertemuan ini akan diadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan berdoa, mempresensi siswa, memberi apersepsi dan mengulas sedikit pertemuan yang sudah dipelajari pada pertemuan yang sebelumnya, dan memberi motivasi kepada siswa. Guru menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu melakukan pembelajaran dengan model Problem Based Learning tahap ke 4 dan 5.

Tahap ke 4 guru membantu siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Dalam kegiatan ini guru berperan untuk membimbing siswa untuk melengkapi sifat-sifat bangun datar lingkaran, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang yang sudah mereka cari dirumah. Siswa mempersiapkan presentasi hasil dari penemuan masalah-masalah dan penyelesaiannya. Guru membimbing siswa untuk saling membagi tugas dengan temannya untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka didepan kelas secara bergantian dengan urutan kelompok masing-masing. Setelah semua kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka, sesuai dengan tahap yang terakhir guru membantu siswa menganalisis hasil presentasi kelompok lain dengan menanggapi atau memberi masukan. Guru memotivasi siswa untuk menyampaikan pertanyaan atau pendapatnya dan guru memfasilitasi siswa yang bertanya maupun memberikan pendapatnya.

(17)

pertemuan pertama dan kedua. Pada kegiatan penutup guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman dan refleksi dari kegiatan yang sudah dilakukan hari ini serta mengerjakan soal evaluasi berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal yang dikerjakan selama 20 menit.

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada dua pertemuan. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran melalui lembar pengamatan yang disediakan. Lembar pengamatan aktivitas guru terdapat 22 item pernyataan dan lembar pengamatan siswa terdiri dari 15 item pernyataan.

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan pembelajaran siklus II guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan runtut dan tepat. Dalam memulai pembelajaran guru memeriksa kesiapan siswa dan memberikan apersepsi dengan melibatkan siswa dalam bertanya jawab, guru juga sudah memeriksa pengetahuan awal siswa sehingga guru bisa menyesuaikan materi yang akan disampaikan. Dalam kegiatan inti guru telah membagi siswa kedalam kelompok dengan tegas sehingga tidak ada lagi siswa yang protes dengan kelompoknya. Guru berkeliling ke kelompok-kelompok secara merata dan membimbing siswa dalam diskusi untuk saling bertukar pendapat agar menemukan jawaban yang tepat. Guru juga memantau kegiatan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran dan memberikan evaluasi.

(18)

berkelompok masih ada siswa yang suka bercanda dan mengganggu temannya. Disinilah peran guru dibutuhkan untuk mengingatkan untuk tidak bercanda saat dalam kegiatan pembelajaran dan guru harus tegas untuk mengingatkan siapapun yang tidak serius dalam belajar. Adapun hasil observasi guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6:

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Aspek Hasil Penilaian Observasi

1 2 3 4 5 pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model Problem Based Learning adalah sebesar 86,36% dengan makna sangat berkualitas. Adapun untuk

hasil observasi siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6: Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Aspek Hasil Penilaian Observasi

(19)

Tabel 4.7

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas 5 SD Negeri Butuh 1 Semester 2 Tahun 2014/2015

Siklus II

Keterangan Frekuensi %

Tidak tuntas 1 5,26%

Tuntas 18 94,74%

jumlah 19 100%

Nilai rata-rata 73,68

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 50

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning, dari 20 siswa yang ada dikelas tetapi ada satu siswa yang tidak berangkat saat diadakan evaluasi, jadi hanya 19 yang mengikuti tes evaluasi terdapat 1 siswa atau dengan persentase 5,26% yang tidak tuntas atau masih berada di bawah KKM (65), sedangkan 18 siswa atau persentase 94,74% sudah mencapai ketuntasan atau yang telah mencapai KKM (65). Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan nilai terendah adalah 50 dengan nilai rata-rata kelas adalah 73,68. Ketuntasan hasil belajar Matematika siklus II Kelas 5 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada gambar 4.3:

Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar sebesar 94,74% dan tidak tuntas 5,26%. Walaupun nilai tertinggi turun dari siklus pertama namun

Tuntas

94,74%

Tidak

Tuntas

5,26%

(20)

persentase ini sudah telah mencapai indikator ketuntasan minimal yang ingin dicapai yaitu 85% sehingga tidak perlu diadakan siklus selanjutnya.

4.1.3.3Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus II pertemuan pertama dan kedua dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi dengan guru kelas, observer, dan peneliti. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terdapat perbaikan dari kekurangan yang ada pada siklus I baik dari guru maupun siswa. Adapun perbaikan atau kelebihan yang sudah tampak pada guru adalah guru memancing siswa untuk aktif bertanya jawab baik dengan guru maupun dengan kelompok, guru juga telah mengecek kemampuan awal siswa, guru memeriksa siswa apakah mereka memiliki hambatan dalam proses pembelajaran, guru telah memberi pujian dengan tepat dan memberi reward dan telah memfasilitasi siswa untuk bertanya dan mengajukan pendapat dengan baik.

Sedangkan pada siklus II, siswa sudah mau menempati kelompoknya dan tidak protes dengan pembagian kelompok, siswa sudah aktif untuk bertanya dan memberikan pendapatnya, dan siswa sudah mengerti tentang langkah-langkah model PBL.

Berdasarkan evaluasi terhadap hasil belajar matematika menunjukkan ketuntasan yang dicapai pada siklus II adalah sebesar 94,74% dan yang belum tuntas 5,26%. Dari hasil tersebut terbukti bahwa presentase ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan klasikal minimal 85% sehingga tidak perlu diadakan siklus selanjutnya.

4.2Hasil Analisis Data

(21)

Tabel 4.8

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II

Ketuntasan belajar

Prasiklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, pada prasiklus hanya terdapat 8 siswa atau 40% siswa yang tuntas dan 12 siswa atau 60% siswa yang belum tuntas. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 12 siswa atau 60% siswa yang tuntas dan 8 siswa atau 40% siswa yang belum tuntas, pada tahap ini telah terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 20% dari prasiklus dengan siklus I. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 18 siswa atau 94,74% siswa yang tuntas dan hanya 1 siswa atau 5,26% siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan ini dapat dilihat pada diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar Matematika pada gambar 4.4:

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II

(22)

4.3Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Butuh 1 pada mata pelajaran Matematika, maka diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning secara signifikan. Peningkatan hasil belajar matematika siswa ini

dapat dilihat dari hasil nilai siklus I dan siklus II. Pada pra siklus diketahui siswa yang tuntas atau mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 adalah 8 siswa (40%) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 12 siswa (60%). Pada pra siklus siswa yang tidak tuntas atau mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 adalah 12 siswa (60%) kemudian pada siklus I menurun menjadi 8 siswa (40%). Pada siklus I persentase siswa yang tuntas adalah 60% atau sebanyak 12 siswa. Jadi pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 85%. Berdasarkan hasil refleksi dapat diketahui ketidak tercapaian indikator keberhasilan hasil belajar siswa karena siswa belum mau berkelompok dengan baik karena ada anak-anak yang pasif, suka bercanda, dan suka bekerja sendiri, guru kurang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan siswa, dan guru kurang berkeliling ke kelompok-kelompok secara merata.

(23)

pengamatan diketahui bahwa siswa yang tidak tuntas itu memang anak yang suka bercanda dikelasnya dan kurang memperhatikan gurunya.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2014/2015. Karena dapat mengubah pola pikir siswa yang awalnya hanya menerima informasi menjadi mencari informasi, yang awalnya malas berpikir secara kritis menjadi selalu ingin tahu akan masalah-masalah yang mungkin ada disekitarnya, mulai mencoba memecahkan masalah-masalah dan memperoleh kesimpulan sendiri baik secara kelompok maupun indvidu.

Berdasarkan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan model PBL diketahui perubahan yang terjadi pada guru dan siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yaitu pada siklus I guru masih belum mengecek kemampuan awal siswa, guru tidak memeriksa apakah siswa memiliki hambatan saat disajikan masalah, guru berkeliling tetapi kurang merata antar kelompok, pemberian pujian pada siswa, dan guru belum cukup memfasilitasi siswa untuk mengajukan pendapat ataupun pertanyaan. Lalu pada siklus II telah dilakukan perbaikan sehingga guru telah memancing siswa untuk aktif bertanya jawab baik dengan guru maupun dengan kelompok, guru juga telah mengecek kemampuan awal siswa, guru memeriksa siswa apakah mereka memiliki hambatan dalam proses pembelajaran, guru telah memberi pujian dengan tepat dan memberi reward dan telah memfasilitasi siswa untuk bertanya dan mengajukan pendapat dengan baik.

(24)

kelompoknya dan tidak protes dengan pembagian kelompok, siswa sudah aktif untuk bertanya dan memberikan pendapatnya, dan siswa sudah mengerti tentang langkah-langkah model PBL.

Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model PBL siswa sudah mampu mengorientasi masalah sendiri dan guru juga telah menunjukkan stereofoam yang dapat memunculkan masalah yang harus diselidiki siswa. Tahap kedua meskipun pada siklus I siswa masih belum mau bergabung dengan kelompoknya namun pada siklus II siswa sudah mau bergabung dengan kelompok. Pada tahap 3 guru telah membimbing siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Siswa juga telah mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar tersebut baik secara individu maupun secara kelompok. Pada tahap ke 4 guru telah membimbing siswa untuk membuat laporan hasil diskusi dan siswa juga menyusun hasil diskusi yang mereka lakukan dengan baik. Kemudian siswa mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas. Pada tahap 5 guru membimbing siswa untuk menganalisis laporan hasil diskusi dari kelompok lain, dan guru juga telah memfasilitasi siswa untuk berpendapat ataupun memberikan pertanyaan. Siswa juga telah memberikan pendapat ataupun pertanyaannya.

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra
tabel 4.2 dan tabel 4.3:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
+4

Referensi

Dokumen terkait

(1994) dinamika Cladocera dan Diptera pada sawah di Filipina dipengaruhi oleh pemberian pupuk nitrogen dan pestisida Selain itu indeks keanekaragaman (Tabel 2) juga tergolong

Dari hasil anlaisis tanah pada akhir percobaan menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tanah (asam humik dan asam fulvik) masih tinggi, untuk itu disarankan untuk

In this research, thermal stability of abaca fibre reinforced HIPS composites had correlated with weight loss transition, interpretation of maximum decomposition

Logam tidak diperkenankan menyentuh dinding pemanas dan tidak diperkenankan pula sebagian logam berada di atas permukaan air, karena jika logam menyentuh dinding

Adsorption characteristics from Chetoceros sp biomass adsorbent of immobilization result via encapsulation process with silica aquagel were studied with evaluation of kinetic

Dari beberapa penjelasan tersebut penggunaan turbin jenis Cross-flow merupakan solusi yang tepat untuk memasok energi di Indonesia dengan memanfaatkan potensi

Penggunaan benzil adenin dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan dikombinasikan dengan asam naftalen asetat akan merarangsang regenerasi tunas dengan frekuensi yang lebih

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Lampung yang merupakan suatu analisis dampak budaya organisasi bagi peningkatan kinerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)