13
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
Dalam pelaksanaan proyek ini telah disusun jadwal kegiatan selama 3 bulan.Jadwal yang telah disusun merupakan pedoman bagi penulis supaya proyek dapat terselesaikan tepat waktu dengan hasil yang diharapkan. Jadwal yang telah disusun penulis adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Jadwal Kegiatan
Keterangan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Studi Pustaka
Pengumpulan Alat
Penunjang Proyek
Konfigurasi Mikrotik
Pengujian
4.1Konfigurasi Mikrotik
Mikrotik 1 (AP Master)
Mikrotik 2 (AP 2)
Mikrotik 3 (AP 3)
ISP Firewall
WDS
Simple queue
WDS WDS
Bridge
Gambar 4. Konfigurasi Mikrotik
Gambar diatas menjelaskan konfigurasi yang dilakukan penulis dalam implementasi proyek ini.Pada mikrotik 1 dilakukan konfigurasi pada bridge, firewall, WDS, dan dengansimple queue. Pada mikrotik 2 dan 3 akan dikonfigurasi wireless mode WDS. WDS akan menghubungkan masing masing AP, seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, bahwa AP Master akan terhubung dengan AP 2 dan AP 2 akan terhubung dengan AP 3. Dengan demikian maka masing-masing AP akan terhubung dengan
internet yang terhubung pada AP Master. Berikut adalah penjelasan konfigurasi yang dilakukan penulis pada
a. AP Master
Pada AP Master penulis akan melakukan
konfigurasi bridge. Konfigurasi bridge yang dilakukan bertujuan untuk menggabungkan beberapa port yang akan digunakan dalam pembuatan proyek ini. Pada AP Master penambahan bridge bertujuan untuk menggabungkan jaringan nirkabel (wifi) dan jaringan kabel (LAN).
Konfigurasi bridge
Penjelasan dari kode konfigurasi diatas adalah:
1. Pada interface bridge akan ditambahkan satu bridge dengan nama br-lokal. Penambahan
bridge ini bertujuan untuk menggabungkan pada port wlan1 yang nantinya akan disebar dalam bentuk wifi, ether2 yang menuju pada PC server, dan menuju AP 2 yang diatur secara
ssid=AY-HOTSPOT wds-mode=static
wireless-protocol=802.11
/interface bridge port
2. Pada interface wireless akan dinyalakan wireless WDS dengan mode ap-bridge supaya
AP Master dapat memancarkan sinyal pada AP 2 yang nantinya juga akan meneruskan jaringan wifi.
3. Pada interface wireless penulis akan mengatur nama SSID yang nantinya akan digunakan sebagai identitas yang sama dari semua AP yang selanjutnya akan digunakan oleh user agar bisa terhubung ke jaringan internet.
Konfigurasi WDS ke AP 2
WDS merupakan fitur wireless yang ada pada mikrotik, dengan WDS memungkinkan memperluas jaringan access point tanpa menggunakan kabel. Penggunaan WDS pada konfigurasi AP Master bertujuan agar AP Master dapat berkomunikasi dengan AP 2 tanpa menggunakan kabel dengan
MAC Address sebagai identitas dari AP 2.
Kode konfigurasi diatas menjelaskan cara penghubungkan AP Master dan AP 2 dengan mode
/interface wireless wds
add disabled=no master-interface=wlan1 name=wds-to-ap-a2 wds-address=\
WDS. Pada interface wireless WDS akan ditambahkan interface dengan nama “wds-to-a2”
master-interface “wlan1” dan wds-address
“4C:5E:0C:C0:20:F8” yang merupakan identitas dari
AP 2.
Konfigurasi NAT IP Firewall
NAT merupakan suatu protokol pada mikrotik yang digunakan untuk mentranslasikan IP Publik ke IP Privat supaya IP Privat terhubung dengan IP Publik dalam penggunaan internet.
Konfigurasi diatas merupakan konfigurasi pada
ether1 yang digunakan sebagai port yang akan terhubung ke ISP. Action “passthrough” yang berarti bahwa paket yang datang melalui ether1 diperbolehkan lewat dan diteruskan. Dengan
/ip firewall nat
add action=passthrough chain=unused-hs-chain comment=\
"place hotspot rules here" disabled=yes add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether1
konfigurasi diatas AP Master akan mendapat koneksi internet.
Konfigurasi Manajemen Bandwidth
Simple queue merupakan salah satu cara pada mikrotik yang digunakan untuk membagi
bandwidth. Simple queue digunakan untuk
mengatur bandwidth upload dan download.
Konfigurasi diatas merupakan konfigurasi pengaturan bandwidth dengan menu konfigurasi
simple queue. Konfigurasi ini dilakukan untuk
membatasi upload dan download yang dilakukan oleh klien. Pada konfigurasi diatas client akan mendapatkan sekurang kurangnya bandwidth 64 kbps untuk upload maupun download ketika pengguna wifi banyak. Jika pengguna wifi sedikit, client akan mendapatkan bandwidth 5 mbps untuk
/queue type
add kind=pcq name=upload-wifi pcq-classifier=src-address
add kind=pcq name=download-wifi pcq-classifier=dst-address
/queue simple
add limit-at=64k/64k max-limit=5M/5M name=Local-Wifi queue=\
upload maupun download. Dengan konfigurasi seperti diatas maka bandwidth yang ada akan terbagi sama rata pada semua pengguna wifi.
b. AP 2
Pada AP 2 akan dilakukan konfigurasi pada
interface bridge untuk menggabungkan port yang
digunakan pada AP 2. Konfigurasi WDS juga diatur agar AP 2 dapat berkomunikasi dengan AP yang lain.
Konfigurasi Bridge
Konfigurasi bridge yang dilakukan pada AP 2
dilakukan dengan cara dan tujuan sama seperti yang dilakukan pada AP Master. Pada AP 2 port yang di
bridge menuju ke AP Master, AP 3 dan wifi yang nantinya akan disebarkan. Pada AP 2 semua koneksi yang terjadi hanya menggunakan jaringan nirkabel.
/interface bridge name=br-wds
/interface bridge port
Konfigurasi WDS ke AP Master
Kode konfigurasi diatas menjelaskan cara penghubungkan AP Master dan AP 2 dengan mode WDS. Pada interface wireless WDS akan ditambahkan interface dengan nama “wds-to-ap-a1” master-interface “wlan1” dan wds-address MAC address dari AP Master. Konfigurasi tersebut bertujuan agar AP Master dan AP2 dapat terhubung melalui jaringan wifi dengan MAC address sebagai identitas dari AP Master.
Konfigurasi WDS ke AP 3
Kode konfigurasi diatas menjelaskan cara penghubungkan AP 2 dan AP 3 dengan mode WDS. Pada interface wireless WDS akan ditambahkan
interface dengan nama “wds-to-ap-a3” master
-/interface wireless wds
add comment=to-Master disabled=no master-interface=wlan1 name=wds-to-ap-a1 \ wds-address=D4:CA:6D:29:80:A1
/interface wireless wds
add comment="to Slave A3" disabled=no master-interface=wlan1 name=\
interface “wlan1” dan wds-address MAC address dari AP Master. Konfigurasi tersebut bertujuan agar
AP 2 dan AP 3 dapat terhubung melalui jaringan wifi dengan MAC address sebagai identitas dari AP 3.
Konfigurasi Wireless
Pada interface wireless penulis akan mengatur nama SSID yang sama dengan AP Master. SSID tersebut nantinya akan digunakan client agar dapat terhubung ke jaringan internet melalui wifi. Konfigurasi pada AP 2 diatur dengan mode wds-slave karena AP 2 berperan sebagai penerima sinyal dari AP Master sekaligus sebagai pemancar ke AP 3
dan wifi.
/interface wireless
set [ find default-name=wlan1 ] band=2ghz-b/g/n disabled=no mode=wds-slave \
c. AP 3
Pada AP 2 akan dilakukan konfigurasi pada
interface bridge untuk menggabungkan port yang digunakan pada AP 2. Konfigurasi WDS juga diatur agar AP 2 dapat berkomunikasi dengan AP yang lain.
Konfigurasi bridge
Konfigurasi bridge yang dilakukan pada AP 3 dilakukan dengan cara dan tujuan sama seperti yang dilakukan pada AP Master dan AP 2. Pada AP 3 port yang di bridge menuju ke AP 2. Pada AP 3 semua koneksi yang terjadi hanya menggunakan
jaringan nirkabel tanpa menggunkan kabel sama seperti yang terjadi pada AP 2.
/interface bridge add name=br-local /interface bridge port
add bridge=br-local interface=wlan1
Konfigurasi WDS ke AP 2
Kode konfigurasi diatas menjelaskan cara penghubungkan AP 3 dan AP 2 dengan mode WDS. Pada interface wireless WDS akan ditambahkan
interface dengan nama “wds-to-ap-a2” master
-interface “wlan1” dan wds-address MAC address dari AP 2. Konfigurasi tersebut bertujuan agar AP 3 dan AP 2 dapat terhubung melalui jaringan wifi dengan MAC address sebagai identitas dari AP 2.
Konfigurasi Wireless
Pada interface wireless penulis akan mengatur nama SSID yang sama dengan AP Master. SSID
tersebut nantinya akan digunakan client agar dapat terhubung ke jaringan internet melalui wifi. Konfigurasi pada AP 3 diatur dengan mode wds-slave karena AP 3 berperan sebagai penerima sinyal
/interface wireless wds
add comment="to Slave A2" disabled=no master-interface=wlan1 name=\
wds-to-ap-a2 wds-address=4C:5E:0C:C0:20:F8
/interface wireless
set [ find default-name=wlan1 ] band=2ghz-b/g/n disabled=no mode=wds-slave \
dari AP 2 dan sinyal wifi yang nantinya akan digunakan client.
4.2Hasil Pengujian Proyek
Konfigurasi mikrotik sebagai AP Master, AP 2 maupun AP 3 sudah selesai dilakukan, selanjutnya akan dilakukan pengujian pada masing-masing AP. Masing-masing AP akan diuji untuk mengetahui apakah ditemukan kesalahan atau tidak. Jika ditemukan kesalahan maka akan dilakukan perbaikan. Jika tidak ditemukan kesalahan atau eror maka proyek sudah berhasil dilakukan. Adapun pengujian yang dilakukan dengan menggunakan smartphone sebagai user.
Pengujian dilakukan dengan menguji coba apakah user dapat terhubung ke 3 AP dengan melakukan satu kali login. User akan berpindah-pindah tempat, untuk mengetahui apakah user masih bisa terkoneksi dengan internet atau tidak. Saat dilakukan pengujian dengan berpindah tempat, kemudian akan dilihat dari masing-masing AP melalui winbox untuk
Berikut hasil pengujian yang dilakukan pada masing-masing AP.
a. AP Master
Pengujian AP Master dilakukan dengan mendekatkan smartphone pada AP Master kemudian lakukan login pada wifi dengan SSID AY-HOYSPOT. Pada pengujian ini penulis menggunakan 2 smartphone sehingga ada 2 MAC Address yang terhubung pada AP Master.
Gambar 5. Hasil Uji AP Master
Gambar diatas merupakan daftar MAC Address yang sudah terhubung pada AP Master.
1. Mac Address 34:23:BA:77:38:C3 merupakan identitas dari smartphone 1 yang sudah terhubung dengan AP Master. Smartphone 1 mendapatkan kecepatan untuk mengirim data sebesar 65Mbps dan menerima data sebesar 65Mbps.
3. Mac Address 4C:5D:0C:C0:20:F8 merupakan identitas dari AP 2 yang sudah terhubung dengan
AP Master. Kecepatan mengirim data yang didapat AP 2 sebesar 130Mbps dan 117Mbps untuk menerima data. AP 2 selanjutnya akan menyebar wifi, sehingga dapat digunakan untuk login wifi oleh user sama seperti AP Master.
b. AP 2
Pengujian AP 2 dilakukan dengan memindahkan smartphone 1 yang awalnya berdekatan dengan AP Master sehingga berdekatan dengan AP 2. Setelah berpindah tempat, smartphone yang tadinya terdaftar pada AP Master akan terputus dari koneksi internet beberapa saat, selanjutnya koneksi akan berpindah ke AP 2 tanpa melakukan login ulang.
Gambar diatas merupakan daftar MAC Address yang sudah terhubung pada AP 2.
1. Mac Address 14:DD:A9:5B:6F:45 merupakan identitas dari smartphone 2 yang sudah terhubung dengan AP Master. User melakukan pindah tempat dari area yang dekat dengan AP Master ke area dekat AP 2, sehingga user yang tadinya terdaftar di AP Master akan terdaftar di AP 2 dan tidak lagi terdaftar di AP Master lagi. 2. Mac Address 4C:5E:0C:C6:0F:43 merupakan
identitas dari AP 3 yang sudah terhubung dengan AP 2. AP 3 selanjutnya akan menyebar wifi, sehingga dapat digunakan untuk login wifi oleh user sama seperti AP Master dan AP 2. 3. Mac Address D4:CA:6D:29:80:A1 merupakan
identitas dari AP Master yang sudah terhubung dengan AP 2. AP Master sudah terhubung dengan AP Master, dengan demikian maka AP
2 sudah mendapat koneksi internet dari AP Master.
c. AP 3
dengan AP 3. Setelah berpindah tempat, smartphone yang tadinya terdaftar pada AP Master akan terputus
dari koneksi internet beberapa saat, selanjutnya koneksi akan berpindah ke AP 3 tanpa melakukan login ulang.
Gambar 7. Hasil Uji AP 3
Gambar diatas merupakan daftar MAC Address yang sudah terhubung pada AP 3.
1. Mac Address 34:23:BA:77:38:C3 merupakan identitas dari smartphone 1 yang sudah terhubung dengan AP Master. User kemudian pindah tempat dari area yang dekat dengan AP Master ke area dekat AP 3, sehingga user yang tadinya terdaftar di AP Master akan terdaftar di AP 3 dan tidak lagi terdaftar di AP Master lagi.
2. Mac Address 4C:5D:0C:C0:20:F8 merupakan identitas dari AP 2 yang sudah terhubung
maka AP 3 sudah mendapat koneksi internet dari AP Master melalui AP 2.
d. Manajemen Bandwidth
Pengujian manajemen bandwitd pada proyek ini dilakukan dengan cara mengoneksikan 2 buah smartphone dengan internet melalui 1 AP atau 2 AP. Setelah kedua smartphone terkoneksi dengan internet kedua smartphone membuka youtube. Dengan demikian akan diperoleh data kecepatan bandwidth yang didapat oleh masing-masing smartphone.
Dari gambar diatas diperoleh data sebagai berikut:
1. Smartphone 1
Tx Rate : 286,9 kbps Rx Rate :24,3 kbps 2. Smartphone 2
Tx Rate : 300,3 kbps Rx Rate : 16,9 kbps
Dari data diatas dapat di katakan bahwa masing-masing smartphone mendapat kecepatan
bandwidth yang sama. Dengan demikian maka
manajemen bandwidth yang dilakukan sudah berjalan.
4.3Analisa Hasil Pengujian
Pengujian pada 3 mikrotik yang sudah dikonfigurasi dengan mode WDS sudah menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Perpindahan tempat user dari
AP Master ke AP 2 dan AP 3 maupun sudah dapat terhubung dengan internet tanpa melakukan login ulang. Smartphone