• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Aspek Kriminologi terhadap Kenakalan Anak Jalanan di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Tinjauan Aspek Kriminologi terhadap Kenakalan Anak Jalanan di Kota Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak merupakan ujung tombak perubahan dari setiap zaman. Seorang

anak yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan yang baik dengan

perhatian dan bimbingan, kasih sayang yang diberikan oleh orang tuan akan

melahirkan suatu individu yang berkualitas. Kenakalan sebagai salah satu bentuk

problem sosial merupakan sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap

lapisan masyarakat. Analisa atau diagnosa terhadap kenakalan yang meningkat

saat ini belum dapat dilakukan karena keadaan pengetahuan kriminologi ini

belum tegas menentukan sebab, mengapa orang melakukan kenakalan, sehingga

hanya baru dapat dicari faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi masyarakat

tertentu pada masa tertentu pula, yang berhubungan erat dengan timbulnya

kenakalan.

Menurut Walter Luden, fakktor-faktor yang berperan dalam timbulnya

kenakalan adalah:

a. Gelombang urbanisasi remaja dari desa ke kota-kota jumlahnya cukup besar dan sukar dicegah.

b. Terjadinya konflik antara norma adat pedesaan tradisional dengan norma-norma baru yang tumbuh dalam proses dan pergeseran sosial yang cepat, terutama di kota-kota besar

(2)

Berkembangnya kenakalan anak yang disebabkan oleh dampak negatif

dari perubahan global yang cepat meliputi ilmu pengetahuan dan tekhnologi

sehingga anak melakukan perbuatan di luar kesadarannya. Kurangnya perhatian

atau perlindungan serta perlakuan yang baik dan wajar dari keluarga dan

lingkungan serta komunitas lainnya. Masyarakat kota pada umumnya disibukkan

oleh masalah-masalah bisnis dan semakin tidak peduli terhadap lingkungan

sekitarnya dan menipisnya hubungan sosial dan rasa kepedulian terlebih-lebih

terhadap masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Kemiskinan atau masalah ekonomi, penyebab anak putus sekolah juga

disebabkan oleh kondisi sekolah yang tidak menyenangkan, termasuk pengajaran

yang sangat rendah, kondisi tenaga pengajar yang juga mamprihatinkan.

Anak-anak miskin, di samping gedung sekolah yang tidak memenuhi syarat dan jarak

sekolah yang terlalu jauh. Perdagangan anak yang jumlahnya sudah sudah

semakin banyak atau menyeluruh, diperdagangkan untuk kepentingan prostitusi,

pengemisi, pembantu rumah tangga, narkoba, dan masih banyak anak yang

membutuhkan perlindungan.

Sulitnya lapangan pekerjaan dan kesempatan mencari nafkah bagi para

orang tua dari lingkungan masyarakat kecil, menimbulkan dampak negatif. Secara

terpaksa anak-anak dari keluarga tidak mampu, dilibatkan untuk mencari nafkah

bagi keluarganya yang seharusnya anak-anak tersebut berada di lingkungan

(3)

Anak-anak tersebut mencari nafkah dengan mengemis, mengamen, penjaja

koran, tukang semir sepatu dan lain sebagainya. Akibat kerasnya kehidupan di

kota-kota besar telah mempengaruhi tata kehidupan anak-anak jalanan terhadap

hal-hal negatif sehingga berdampak menurunnya nilai-nilai agama dan mental

phisikis setiap anak jalanan. Anak-anak yang turun ke jalanan secara dini akan

mempengaruhi mental phisikis baik moral dan rohanianya.

Anak-anak jalanan tersebut akan lebih cenderung melakukan kenakalan

karena merasa nasib mereka yang tidak sama dengan anak-anak lain pada

umumnya yang mendapat kasih sayang dari orang tuanya, mempunyai harta yang

serba berkecukupan, fasilitas yang lengkap dan juga sekolah yang mereka

senangi. Kesenjagan sosial dan perbedaan-perbedaan antara anak-anak yang

kurang mampu dan anak yang berkecukupan. Kadang anak-anak jalanan hanya

dianggap sebagai sampah masyarakat dan tidak berguna.2

Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan

hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak azasi anak serta berbagai

kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. Masalah perlindungan

hukum bagi anak mencakup ruang lingkup yang sangat luas.3

Cara suatu masyarakat memperlakukan anak, tidak hanya mencerminkan

kualitas rasa iba, hasrat untuk melindungi dan memperhatikan anak, namun juga

2.

http;/m.kompasiana.com/post/4cd6acc89bc1d45330000/ prihatin-brutal-dan-tidak-manusiawi/,diakses pada tanggal 2 April 2012, hal. 9.

3.Ibid

(4)

mencerminkan kepekaannya akan rasa keadilan, komitmennya pada masa depan

dan peran penting anak sebagai generasi penerus bangsanya.

Munculnya anak jalanan tanpa disadari dapat menimbulkan berbagai

masalah antara lain:

1. Mengganggu ketertiban dan kenyamanan orang lain

2. Dapat membahayakan dirinya

3. Memberikan kondisi yang subur bagi tumbuhnya kriminalitas

4. Memberikan kesan yang kurang baik terhjadap eksistensi bangsa dan

negara

Akhir-akhir ini banyak berita-berita yang memuat mengenai tragedi anak

yang melakukan tindak kejahatan, khususnya anak jalanan yang melakukan

kejahatan terhadap orang-orang di sekitarnya seperti merampok, mencuri,

psikotropika, perkosaan, pemerasan, penipuan, pembunuhan dan lain sebagainya.

Perbuatan yang mereka lakukan tersebut disebabkan oleh faktor, salah satunya

adalah karena kondisi sosial dan ekonomi keluarga yang mereka hadapi.

Kenakalan sebagai salah satu bentuk probelema sosial merupakan sebuah

kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap lapisan masyarakat. Analisa atau

mengadakan diagnosa terhadap kejahatan-kejahatan yang meningkat saat ini,

belum dapat dilakukan, karena keadaan pengetahuan kriminologi dewasa ini

belum memungkinkan untuk tegas menentukan sebab, mengapa orang melakukan

(5)

kondisi masyarakat tertentu pada masa tertentu pula, yang berthubungan erat

dengan timbulnya kenakalan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan yang dibahas

dalam skripsi ini adalah:

1. Bagaimana pandangan kriminologi terhadap kenakalan anak jalanan di

Kota Medan?

2. Bagaimana faktor pendorong terbentuknya kenakalan anak jalanan di kota

Medan?

3. Bagaimana hambatan dan upaya yang dilakukan dalam penanggulangan

kenakalan anak jalanan dari aspek kriminologi?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

1. Tujuan Penulisan

1. Untuk lebih mengetahui pandangan kriminologi terhadap pelaku

kenakalan anak jalanan.

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pendorong terbentuknya

kenakalan anak jalanan di kota Medan.

3. Untuk mengetahui hambatan dan upaya penanggulangan anak jalanan di

(6)

2. Manfaat Penulisan

Atas dasar tujuan tersebut, maka manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Secara Teoritis

Penulis berharap karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi ini dapat

memberi manfaat bagi kalangan akademis, dan dapat menambah perkembangan

ilmu pengetahuan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang

membutuhkan informasi mengenai faktor terbentuknya kenakalan anak jalanan

dan apa upaya yang dapat dilakukan menenanggulangi kenakalan anak jalanan.

Skripsi ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang hukum

pidana serta yang berkaitan dengan kriminologi.

b. Secara Praktis

a. Menambah wawasan dan cakrawala bagi pihak-pihak yang terkait

dalam melakukan suatu tindak pidana yang melanggar hukum.

b. Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan materi

penulisan skripsi ini.

Secara praktis, skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi aparat

penegak hukum khususnya kepolisian dan lembaga swadaya masyarakat dalam

menganggulangi kejahatan anak jalanan.

1. Aparat Penegak Hukum

2. Masyarakat

3. Korban.

(7)

D. KEASLIAN PENULISAN

Keaslian penulisan skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran

dengan mengambil panduan dari buku-buku dan sumber lain yang berkaitan

dengan judul skripsi. Adapun yang menjadi judul penulisan skripsi ini adalah

“TINJAUAN ASPEK KRIMINOLOGI TERHADAP KENAKALAN ANAK

JALANAN DI KOTA MEDAN”. Adapun yang sama tetapi pembahasannya

berbeda baik masalah, tujuan, dan metodenya. Yang telah diperiksa di

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan di Perpustakaan Fakultas Hukum

USU.

Adapun judul yang berkaitan antara lain sebagai berikut:

1. Nama: Erina Kartika Sari

Judul: Aspek Hukum Anak Jalanan Sebagai Pelaku Tindak Pidana

terhadap Peningkatan Angka Kriminalitas (Studi Kasus di Terminal

Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas).

2. Nama: Supriati

Judul: Eksistensi Pengadilan Anak dalam UU No. 3 Tahun 1997 sebagai

Wadah yang Mengatur Penanggulangan Kenakalan Anak (Anak Jalanan

di Kecamatan Medan Tuntungan)

3. Nama: Natalia Swana Rita

Judul: Faktor-Faktor Penyebabnya Penyalahgunaan Narkotika yang

dilakukan oleh Anak Jalanan di Tinjau dari Kriminologi serta Upaya

(8)

4. Nama: Eko Pramono

Judul: Anak Jalanan sebagai Pelaku Kenakalan dan Upaya dapat

dilakukan untuk Mengatasi Masalah Anak Jalanan (Studi Kasus Terminal

Terpadu Amplas)

E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

1. Pengertian Anak

Penjelasan siapa anak jalanan itu, tidak bisa dijelaskan pada pendapat

pakar saja yang sampai saat ini mendapatkan persamaan pendapat mengenai anak

jalanan tetapi dari hasil penelitian dapat diambil garis besarnya mengenai anak

jalanan. Pengertian anak jalanan adalah anak yang mengganyungkan kehidupan di

jalanan. Di sini dapat dilihat kondisi kehidupan mereka yang hidup dan bekerja di

jalanan.

Mengenai anak jalanan terlebih dahulu kita harus mengerti lebih jelasnya

tentang anak jalanan harus dimengerti dulu mengenai pengertian anak.

Masyarakat mempunyai kecenderungan untuk membrikan lingkungan kehidupan

dalam dua tahap antara lain: anak-anak dan dewasa. Perpindahan dari satu tahap

ke tahap lainnya yang secara antropologis membawa sejumlah konsekuensi sosial

dan hukum dengan berbagai peraturan yang harus dipenuhi seseorang.

Batas usia anak memberikan pengelompokan terhadap seseorang untuk

dapat disebut sebagai seorang anak, maka harus berada pada batas usia bawah

atau usia minimum 0 (nol) tahun terhitung dalam kandungan sampai dengan batas

usia maksimum 18 tahun se3suai dengan ketentuan hukum yang berlaku, yaitu

(9)

berikut: Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai 8

(delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum

pernah kawin.

Berdasrkan hukum positif batas usia seseorang anak dapat dilihat dari

berbagai ketentuan yaitu:

1. UU No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak;

Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun

dan berhak untuk memperoleh perlindungan baik secara mental, fisik dan

perlindungan.

2. UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak;

Anak adalah seseorang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak

yang masih dalam kandungan (pasal 1 ayat 1)

3. UU No. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia;

Anak adalah setiap orang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan

belum menikah termasuk anak yang masih berada dalam kandungan, apabila

hal tersebut adalah demi kepentingannya.

4. Kepres No. 36 tahun 1990 tentang konvensi hak anak;

Anak adalah setiap orang yang berusia 18 (delapan belas) tahun, kecuali

berdasarkan UU yang berlaku bagi anak-anak ditentukan bahwa usia dewasa

dicapai lebih awal.4

4.

(10)

Pengertian anak yang disebutkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwasanya usia yang dikategorikan sebagai anak adalah setiap orang yang

berusia delapan sampai delapan belas tahun dan belum menikah, kecuali

ketentuan yang berlaku bagi anak.

2. Pengertian Anak Jalanan

Pengertian anak jalanan adalah anak yang hidup dan tinggal di jalanan

dan menggantungkan hidupnya di jalanan. Secara umum anak jalalanan

ciri-cirinya seperti:

a. Berada di tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan, tempat-tempat hiburan).

b. Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, serta sedikit sekali yang

lulus SD).

c. Berasal dari keluarga-keluarga yang tidak mampu (kebanyakan kaum urban

dan beberapa diantaranya tidak jelas keluarganya)

d. Melakukan aktivitas ekonomi (melakukan pada sektor informal).

Anak jalanan, umumnya berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat

dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar

belakang kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan,

kurangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya

berperilaku negatif.

Di kota lain yang terdekat, atau di provinsi lain ada anak jalanan yang

ibunya tinggal di kota yang berbeda dengan tempat tinggal ayahnya karena

pekerjaan, menikah lagi, atau cerai. Ada anak jalanan yang masih tinggal bersama

(11)

ada yang sama sekali tidak pernah tinggal bersama keluarganya atau bahkan ada

anak yang tidak mengenal keluarganya.5

3. Pengertian Kenakalan Anak

Masalah kenakalan merupakan suatu problema sosial yang sering terjadi

dalam kehidupan sehari-hari tanpa melihat status sosial dari orang yang

melakukannya. Istilah kejahatan sudah menjadi istilah yang tidak asing lagi bagi

masyarakat, kenakalan merupakan suatu perilaku yang menyimpang, suatu

tindakan yang bersifat negatif.

Terdapat pengertian di kalangan para sarjana ternyata tidak terdapat

pendapat yang seragam, hal ini disebabkan karena perbuatan jahat bersumber dari

alam nilai, tentu penafsiran yang diberikan kepada perbuatan atau tingkah laku

tersebut sangat relatif sekali. Kerelatifannya terletak pada penilaian yang

diberikan oleh masyarakat dimana perbuatan tersebut terwujud.

Menurut H. M. Ridwan kejahatan anak adalah “perbuatan atau tingkah

laku yang selain merugikan sipenderita, juga sangat merugikan masyarakat yaitu

berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman dan ketertiban”.6

4. Sejarah Kenakalan Anak Jalanan

Masalah kenakalan bukanlah hal baru, meskipun tempat dan waktunya

berlainan, tetapi modusnya dinilai sama. Semakin lama, kenakalan di Ibu Kota

dan Kota-kota besar lainnya semakin meningkat bahkan di beberapa daerah dan

5.

http;//wordpress.com/2012/06/anakjalanan.

6.

(12)

sampai ke kota-kota kecil. Dikhawatirkan kemungkinan akan menjalar lebih jauh

lagi ke desa-desa. Desa adalah tumpuan harapan dan sumber daya bangsa, di sana

terdapat gambaran kehidupan yang aman, tenteram lahiir dan batin.7

Kenakalan di Kota-kota besar seperti di kota Medan dan kota-kota besar

lainnya di Indonesia tidak hanya meningkat secara kuantitas tetapi juga kualitas.

Pelaku kenakalan sudah semakin meragam dan meluas, sampai kalangan terdidik,

pelajar/mahasiswa dan bahkan anak-anak di bawah umur; sedang dari segi

kualitasnya kenakalan sudah jauh meningkat baik tingkat kekejaman maupun

cara-cara atau tehnik dan alatt yang digunakan serta keberanian atau kenekatan

dalam melakukan operasi yang tidak jarang sampai menimbulkan korban jiwa

shingga aparatur pemerintah atau keamanan tampak serius meningkatkan

“kamtibmas” (Keamanan dan ketertiban masyarakat) untuk mengatasi gangguan

kenakalan yang dirasakan semakin memprihatinkan masyarakat.

5. Pengertian Krimonologi dan Metode Pendekatan Kriminologi

“Secara harfiah, kriminologi berasal dari kata “crimen” yang berarti

kenakalan atau penjahat dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Apabila

7 .

(13)

dilihat dari kata tersebut, maka kriminologi mempunyai arti sebagai penggetahuan

tentang kenakalan”.8

Pengertian secara harafiah tersebut memberikan pengertian yang sempit

bahkan dapat mengarah pada pengertian yang salah. Pengertian kriminologi

secara harafiah tersebut menimbulkan suatu persepsi bahwa hanya kenakalan saja

yang dibahas dalam kriminologi.

Sutherland mengatakan kriminologi adalah keseluruhan ilmu-ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan kejahatan sebagai gejala masyarakat.

Termasuk terjadinya undang-undang dan pelanggaran atas itu. Menurut Michael

dan Adle merumuskan bahwa kriminologi adalah keseluruhan keterangan

tentang perbuatan dan sifat, lingkungan penjahat dan pejabat memperlakukan

penjahat serta reaksi masyarakat, terhadap penjahat”.9

Kriminologi terbagi dalam dua arti, antara lain kriminologi dalam arti

sempit yaitu pengetauan yang menbahas masalah-masalah kenakalan istimewa

mengenai:

a. Bentuk-bentuk kenakalan (paenomenologi)

b. Sebab-sebab kenakalan (aetiologi)

c. Akibat-akibat kenakalan (penologi)

(14)

Kriminologi dalam arti luas adalah kriminologi dalam arti sempit ditambah

dengan kriminalitastik.10

Rangka mempelajari kenakalan, ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan,

antara lain:

1) Pendekatan Deskriptif

Pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan dengan cara melakukan

observasi dan penguumpulan data yang berkaitan dengan fakta-fakta tentang

kejahatan dan pelaku kejahatan seperti:

a. Bentuk tingkah laku kriminal,

b. Bagaimana kenakalan dilakukan,

c. Frekuensi kenakalan pada waktu dan tempat yang berbeda,

d. Ciri-ciri khas pelaku kenakalan, seperti usia, jenis kelamin, dan

sebagainya,

e. Perkembangan karir seorang pelaku kenakalan.

“Dikalangan ilmuan, pendekatan deskriptif sering dianggap sebagai

pendekatan yang bersifat sangat sederhana. Meskipun demikian pendekatan ini

sangat bermanfaat sebagai studi awal sebelum melangkah pada studi yang bersifat

lebih mendalam”.11

10.

Ridwan Hasibuan, Kriminologi Dalam Arti Sempit dan Ilmu-Ilmu Forensik, USU Perss, Medan, 1994, hal. 7.

11.

(15)

2) Pendekatan Sebab –Akibat

Pendekatan sebab-akibat berarti fakta-fakta yang terdapat di dalam

masyarakat dapat ditafsirkan untuk mengetahui sebab-musabab kenakalan, baik

dalam kasus-kasus yang bersifat individual maupun yang bersifat umum.

Hubungan sebab-akibat dalam kriminologi berbeda dengan hubungan

sebab-akibat yang terdapat dalam hukum pidana. Hukum pidana, agar suat

perkara dapat dilakukan penuntutan harus dapat dibuktikan adanya hubungan

sebab-akibat antara suatu perbuatan dengan akibat yang dilarang, sedangkan

akibat dalam kriminologi yaitu akibat dicari setelah hubungan

sebab-akibat dalam hukum pidana terbukti. Usaha untuk mengetahui kenakalan dengan

menggunakan pendekatan sebab-akibat ini dikatakan sebagai etiologi kriminil

(etiologi of crime).12

3) Pendekatan Secara Normatif

H. Bianchi menyatakan, apabila kejahatan itu merupakan konsep yuridis,”

berarti merupakan dorongan bagi kriminologi untuk mempelajari norma-norma.

Oleh karena itu kriminologi merupakan disiplin yang normatif”.13

F. METODE PENELITIAN

1 . Jenis Penelitian

a. Library Reach (Penelitian Kepustakaan)

Bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan

12Ibid

(16)

bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan seperti :

buku-buku majalah dokumen catatan dan kisah-kisah sejarah dan

lain-lainnya.14

b. Field Research (Penelitian lapangan)

Ini pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik

dan realis tentang apa yang sedang terjadi pada suatu saat di tengah-tengah

kehidupan masyarakat. Jadi mengadakan penelitian lapangan mengenai

beberapa masalah aktuil yang kini sedang terjadi dan mengeskpresikan diri

dalam bentuk gejala atau proses sosial.15

Field Research ini dimaksudkan sebagai suatu metode untuk memperoleh data

dengan jalan penelitian langsung ke lapangan yaitu di simang pos dengan cara

demikian dapat diperoleh data-data mengenai faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi anak-anak tersebut dalam melakukan suatu tindakan kejahatan

secar kongkrit.

2 . Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara / Pedoman Wawancara

Wawancara adalah cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan

secara lisan guna mencapai tujuan. Wawancara dilakukan langsung dengan

14.

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal. 28.

15.

(17)

para responden, yaitu anak-anak/remaja anak jalanan, masyarakat sekitar

area anak-anak tersebut sering melakukan aktivitas keseharian mereka.

b. Studi Dokumen

Yaitu mengumpulkan data yang dilakukan melalui data tertulis hasil

penelitian dilapangan

3 . Sumber Data

Sumber data diperoleh dari wawancara dengan para anak jalanan, juga

pada masyarakat setempat. Sumber data lain adalah data kepustakaan, karya

ilmiah, artikel-artikel serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan materi

penelitian.

4. Lokasi Penelitian

a. Data Primer adalah data-data yang paling utama dalam sebuah penelitian dan

menjadi objek dalam penulisan karya ilmiah.

b. Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari buku-buku.

G . SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini dibagi atas 5 (lima) bab, yang tiap bab dibagi pula atas

beberapa sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud dari penulisan skripsi

ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara singkat adalah sebagai

(18)

Bab I : “Pendahuluan” adalah sebagai bab pengantar dari permasalahan, terdiri

dari 7 (tujuh) sub bab yaitu : Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan

dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan

Sistematika penulisan

Bab II : “Pandangan kriminolgi terhadap kenakalan anak jalanan di Kota Medan”

yang terdiri dari 3 (Tiga) sub bab yaitu : klasifikasi dan tipe kenakalan

anak jalanan, Perkembangan kenakalan anak jalanan, dan faktor-faktor

penyebab kenakalan anak jalanan.

Bab III: “Faktor penyebab terbentuknya kenakalan anak jalanan di Kota medan

yang terdiri dari 3 (tiga) sub bab yaitu : bentuk-bentuk kenakalan yang

dilakukan oleh anak jalanan di kota Medan, faktor-faktor penyebab

melatarbelakangi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak

jalanan, faktor-faktor terbentuknya kenakalan anak jalanan di kota

Medan.

Bab IV : “Hambatan dan upaya dalam penanggulangan kenakalan anak jalanan

ditinjau dari aspek kriminologi” yang terdiri dari 3 (Tiga) sub bab yaitu :

Hambatan-hambatan dalam penanggulangan kenakalan anak jalanan,

Upaya-upaya penanggulangan anak jalanan, Upaya penanggulangan anak

jalanan di Kota Medan.

Bab V : “Kesimpulan dan Saran”, bab ini merupakan penutup dari keseluruhan

materi skripsi yang terdiri dari 2 (Dua) sub bab yaitu : Kesimpulan dan

Referensi

Dokumen terkait

Dari semua proses yang telah dilakukan sampai dengan menjadi sepatu, Apakah sepatu yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diinginkan dan disepakati oleh Nike

07 Ngegong, Gedog, Sananwetan, Kota Blitar Program Studi/Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam. NIM

Pemilihan tema Penyakit Tropis juga sangat sesuai dengan Program Universitas dalam bidang Pendidikan sebagaimana diucapkan dalam Pidato Rektor pada Dies N atalis

adalah dengan menggunakan perdekatan struktur molekul obat disesuaikan dengan struktur target, Struktur target merupakan suatu protein baik berupa reseptor atau enzim

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang pemberian pakan tambahan tepung kulit pisang 10%; manggis 10%; campuran pisang dan manggis masing-masing

Walaupun penyelenggaraan Pemberian Bantuan Hukum sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum lebih ditujukan

Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Sumatera Barat bulan Juli 2014 selama 1,62 hari, naik 0,03 hari bila dibandingkan

besar. 3) Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah banyak. 2) Mengandung unsur paksaan kepada peserta didik.. 3) Mengandung sedikit daya kritis peserta didik. 4) Bagi peserta