BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan ujung tombak perubahan dari setiap zaman. Seorang
anak yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan yang baik dengan
perhatian dan bimbingan, kasih sayang yang diberikan oleh orang tuan akan
melahirkan suatu individu yang berkualitas. Kenakalan sebagai salah satu bentuk
problem sosial merupakan sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap
lapisan masyarakat. Analisa atau diagnosa terhadap kenakalan yang meningkat
saat ini belum dapat dilakukan karena keadaan pengetahuan kriminologi ini
belum tegas menentukan sebab, mengapa orang melakukan kenakalan, sehingga
hanya baru dapat dicari faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi masyarakat
tertentu pada masa tertentu pula, yang berhubungan erat dengan timbulnya
kenakalan.
Menurut Walter Luden, fakktor-faktor yang berperan dalam timbulnya
kenakalan adalah:
a. Gelombang urbanisasi remaja dari desa ke kota-kota jumlahnya cukup besar dan sukar dicegah.
b. Terjadinya konflik antara norma adat pedesaan tradisional dengan norma-norma baru yang tumbuh dalam proses dan pergeseran sosial yang cepat, terutama di kota-kota besar
Berkembangnya kenakalan anak yang disebabkan oleh dampak negatif
dari perubahan global yang cepat meliputi ilmu pengetahuan dan tekhnologi
sehingga anak melakukan perbuatan di luar kesadarannya. Kurangnya perhatian
atau perlindungan serta perlakuan yang baik dan wajar dari keluarga dan
lingkungan serta komunitas lainnya. Masyarakat kota pada umumnya disibukkan
oleh masalah-masalah bisnis dan semakin tidak peduli terhadap lingkungan
sekitarnya dan menipisnya hubungan sosial dan rasa kepedulian terlebih-lebih
terhadap masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Kemiskinan atau masalah ekonomi, penyebab anak putus sekolah juga
disebabkan oleh kondisi sekolah yang tidak menyenangkan, termasuk pengajaran
yang sangat rendah, kondisi tenaga pengajar yang juga mamprihatinkan.
Anak-anak miskin, di samping gedung sekolah yang tidak memenuhi syarat dan jarak
sekolah yang terlalu jauh. Perdagangan anak yang jumlahnya sudah sudah
semakin banyak atau menyeluruh, diperdagangkan untuk kepentingan prostitusi,
pengemisi, pembantu rumah tangga, narkoba, dan masih banyak anak yang
membutuhkan perlindungan.
Sulitnya lapangan pekerjaan dan kesempatan mencari nafkah bagi para
orang tua dari lingkungan masyarakat kecil, menimbulkan dampak negatif. Secara
terpaksa anak-anak dari keluarga tidak mampu, dilibatkan untuk mencari nafkah
bagi keluarganya yang seharusnya anak-anak tersebut berada di lingkungan
Anak-anak tersebut mencari nafkah dengan mengemis, mengamen, penjaja
koran, tukang semir sepatu dan lain sebagainya. Akibat kerasnya kehidupan di
kota-kota besar telah mempengaruhi tata kehidupan anak-anak jalanan terhadap
hal-hal negatif sehingga berdampak menurunnya nilai-nilai agama dan mental
phisikis setiap anak jalanan. Anak-anak yang turun ke jalanan secara dini akan
mempengaruhi mental phisikis baik moral dan rohanianya.
Anak-anak jalanan tersebut akan lebih cenderung melakukan kenakalan
karena merasa nasib mereka yang tidak sama dengan anak-anak lain pada
umumnya yang mendapat kasih sayang dari orang tuanya, mempunyai harta yang
serba berkecukupan, fasilitas yang lengkap dan juga sekolah yang mereka
senangi. Kesenjagan sosial dan perbedaan-perbedaan antara anak-anak yang
kurang mampu dan anak yang berkecukupan. Kadang anak-anak jalanan hanya
dianggap sebagai sampah masyarakat dan tidak berguna.2
Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan
hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak azasi anak serta berbagai
kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. Masalah perlindungan
hukum bagi anak mencakup ruang lingkup yang sangat luas.3
Cara suatu masyarakat memperlakukan anak, tidak hanya mencerminkan
kualitas rasa iba, hasrat untuk melindungi dan memperhatikan anak, namun juga
2.
http;/m.kompasiana.com/post/4cd6acc89bc1d45330000/ prihatin-brutal-dan-tidak-manusiawi/,diakses pada tanggal 2 April 2012, hal. 9.
3.Ibid
mencerminkan kepekaannya akan rasa keadilan, komitmennya pada masa depan
dan peran penting anak sebagai generasi penerus bangsanya.
Munculnya anak jalanan tanpa disadari dapat menimbulkan berbagai
masalah antara lain:
1. Mengganggu ketertiban dan kenyamanan orang lain
2. Dapat membahayakan dirinya
3. Memberikan kondisi yang subur bagi tumbuhnya kriminalitas
4. Memberikan kesan yang kurang baik terhjadap eksistensi bangsa dan
negara
Akhir-akhir ini banyak berita-berita yang memuat mengenai tragedi anak
yang melakukan tindak kejahatan, khususnya anak jalanan yang melakukan
kejahatan terhadap orang-orang di sekitarnya seperti merampok, mencuri,
psikotropika, perkosaan, pemerasan, penipuan, pembunuhan dan lain sebagainya.
Perbuatan yang mereka lakukan tersebut disebabkan oleh faktor, salah satunya
adalah karena kondisi sosial dan ekonomi keluarga yang mereka hadapi.
Kenakalan sebagai salah satu bentuk probelema sosial merupakan sebuah
kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap lapisan masyarakat. Analisa atau
mengadakan diagnosa terhadap kejahatan-kejahatan yang meningkat saat ini,
belum dapat dilakukan, karena keadaan pengetahuan kriminologi dewasa ini
belum memungkinkan untuk tegas menentukan sebab, mengapa orang melakukan
kondisi masyarakat tertentu pada masa tertentu pula, yang berthubungan erat
dengan timbulnya kenakalan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan yang dibahas
dalam skripsi ini adalah:
1. Bagaimana pandangan kriminologi terhadap kenakalan anak jalanan di
Kota Medan?
2. Bagaimana faktor pendorong terbentuknya kenakalan anak jalanan di kota
Medan?
3. Bagaimana hambatan dan upaya yang dilakukan dalam penanggulangan
kenakalan anak jalanan dari aspek kriminologi?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
1. Tujuan Penulisan
1. Untuk lebih mengetahui pandangan kriminologi terhadap pelaku
kenakalan anak jalanan.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor pendorong terbentuknya
kenakalan anak jalanan di kota Medan.
3. Untuk mengetahui hambatan dan upaya penanggulangan anak jalanan di
2. Manfaat Penulisan
Atas dasar tujuan tersebut, maka manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:
a. Secara Teoritis
Penulis berharap karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi kalangan akademis, dan dapat menambah perkembangan
ilmu pengetahuan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang
membutuhkan informasi mengenai faktor terbentuknya kenakalan anak jalanan
dan apa upaya yang dapat dilakukan menenanggulangi kenakalan anak jalanan.
Skripsi ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang hukum
pidana serta yang berkaitan dengan kriminologi.
b. Secara Praktis
a. Menambah wawasan dan cakrawala bagi pihak-pihak yang terkait
dalam melakukan suatu tindak pidana yang melanggar hukum.
b. Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan materi
penulisan skripsi ini.
Secara praktis, skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi aparat
penegak hukum khususnya kepolisian dan lembaga swadaya masyarakat dalam
menganggulangi kejahatan anak jalanan.
1. Aparat Penegak Hukum
2. Masyarakat
3. Korban.
D. KEASLIAN PENULISAN
Keaslian penulisan skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran
dengan mengambil panduan dari buku-buku dan sumber lain yang berkaitan
dengan judul skripsi. Adapun yang menjadi judul penulisan skripsi ini adalah
“TINJAUAN ASPEK KRIMINOLOGI TERHADAP KENAKALAN ANAK
JALANAN DI KOTA MEDAN”. Adapun yang sama tetapi pembahasannya
berbeda baik masalah, tujuan, dan metodenya. Yang telah diperiksa di
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan di Perpustakaan Fakultas Hukum
USU.
Adapun judul yang berkaitan antara lain sebagai berikut:
1. Nama: Erina Kartika Sari
Judul: Aspek Hukum Anak Jalanan Sebagai Pelaku Tindak Pidana
terhadap Peningkatan Angka Kriminalitas (Studi Kasus di Terminal
Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas).
2. Nama: Supriati
Judul: Eksistensi Pengadilan Anak dalam UU No. 3 Tahun 1997 sebagai
Wadah yang Mengatur Penanggulangan Kenakalan Anak (Anak Jalanan
di Kecamatan Medan Tuntungan)
3. Nama: Natalia Swana Rita
Judul: Faktor-Faktor Penyebabnya Penyalahgunaan Narkotika yang
dilakukan oleh Anak Jalanan di Tinjau dari Kriminologi serta Upaya
4. Nama: Eko Pramono
Judul: Anak Jalanan sebagai Pelaku Kenakalan dan Upaya dapat
dilakukan untuk Mengatasi Masalah Anak Jalanan (Studi Kasus Terminal
Terpadu Amplas)
E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Pengertian Anak
Penjelasan siapa anak jalanan itu, tidak bisa dijelaskan pada pendapat
pakar saja yang sampai saat ini mendapatkan persamaan pendapat mengenai anak
jalanan tetapi dari hasil penelitian dapat diambil garis besarnya mengenai anak
jalanan. Pengertian anak jalanan adalah anak yang mengganyungkan kehidupan di
jalanan. Di sini dapat dilihat kondisi kehidupan mereka yang hidup dan bekerja di
jalanan.
Mengenai anak jalanan terlebih dahulu kita harus mengerti lebih jelasnya
tentang anak jalanan harus dimengerti dulu mengenai pengertian anak.
Masyarakat mempunyai kecenderungan untuk membrikan lingkungan kehidupan
dalam dua tahap antara lain: anak-anak dan dewasa. Perpindahan dari satu tahap
ke tahap lainnya yang secara antropologis membawa sejumlah konsekuensi sosial
dan hukum dengan berbagai peraturan yang harus dipenuhi seseorang.
Batas usia anak memberikan pengelompokan terhadap seseorang untuk
dapat disebut sebagai seorang anak, maka harus berada pada batas usia bawah
atau usia minimum 0 (nol) tahun terhitung dalam kandungan sampai dengan batas
usia maksimum 18 tahun se3suai dengan ketentuan hukum yang berlaku, yaitu
berikut: Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai 8
(delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum
pernah kawin.
Berdasrkan hukum positif batas usia seseorang anak dapat dilihat dari
berbagai ketentuan yaitu:
1. UU No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak;
Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun
dan berhak untuk memperoleh perlindungan baik secara mental, fisik dan
perlindungan.
2. UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak;
Anak adalah seseorang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak
yang masih dalam kandungan (pasal 1 ayat 1)
3. UU No. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia;
Anak adalah setiap orang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan
belum menikah termasuk anak yang masih berada dalam kandungan, apabila
hal tersebut adalah demi kepentingannya.
4. Kepres No. 36 tahun 1990 tentang konvensi hak anak;
Anak adalah setiap orang yang berusia 18 (delapan belas) tahun, kecuali
berdasarkan UU yang berlaku bagi anak-anak ditentukan bahwa usia dewasa
dicapai lebih awal.4
4.
Pengertian anak yang disebutkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwasanya usia yang dikategorikan sebagai anak adalah setiap orang yang
berusia delapan sampai delapan belas tahun dan belum menikah, kecuali
ketentuan yang berlaku bagi anak.
2. Pengertian Anak Jalanan
Pengertian anak jalanan adalah anak yang hidup dan tinggal di jalanan
dan menggantungkan hidupnya di jalanan. Secara umum anak jalalanan
ciri-cirinya seperti:
a. Berada di tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan, tempat-tempat hiburan).
b. Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah, serta sedikit sekali yang
lulus SD).
c. Berasal dari keluarga-keluarga yang tidak mampu (kebanyakan kaum urban
dan beberapa diantaranya tidak jelas keluarganya)
d. Melakukan aktivitas ekonomi (melakukan pada sektor informal).
Anak jalanan, umumnya berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat
dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar
belakang kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan,
kurangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya
berperilaku negatif.
Di kota lain yang terdekat, atau di provinsi lain ada anak jalanan yang
ibunya tinggal di kota yang berbeda dengan tempat tinggal ayahnya karena
pekerjaan, menikah lagi, atau cerai. Ada anak jalanan yang masih tinggal bersama
ada yang sama sekali tidak pernah tinggal bersama keluarganya atau bahkan ada
anak yang tidak mengenal keluarganya.5
3. Pengertian Kenakalan Anak
Masalah kenakalan merupakan suatu problema sosial yang sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari tanpa melihat status sosial dari orang yang
melakukannya. Istilah kejahatan sudah menjadi istilah yang tidak asing lagi bagi
masyarakat, kenakalan merupakan suatu perilaku yang menyimpang, suatu
tindakan yang bersifat negatif.
Terdapat pengertian di kalangan para sarjana ternyata tidak terdapat
pendapat yang seragam, hal ini disebabkan karena perbuatan jahat bersumber dari
alam nilai, tentu penafsiran yang diberikan kepada perbuatan atau tingkah laku
tersebut sangat relatif sekali. Kerelatifannya terletak pada penilaian yang
diberikan oleh masyarakat dimana perbuatan tersebut terwujud.
Menurut H. M. Ridwan kejahatan anak adalah “perbuatan atau tingkah
laku yang selain merugikan sipenderita, juga sangat merugikan masyarakat yaitu
berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman dan ketertiban”.6
4. Sejarah Kenakalan Anak Jalanan
Masalah kenakalan bukanlah hal baru, meskipun tempat dan waktunya
berlainan, tetapi modusnya dinilai sama. Semakin lama, kenakalan di Ibu Kota
dan Kota-kota besar lainnya semakin meningkat bahkan di beberapa daerah dan
5.
http;//wordpress.com/2012/06/anakjalanan.
6.
sampai ke kota-kota kecil. Dikhawatirkan kemungkinan akan menjalar lebih jauh
lagi ke desa-desa. Desa adalah tumpuan harapan dan sumber daya bangsa, di sana
terdapat gambaran kehidupan yang aman, tenteram lahiir dan batin.7
Kenakalan di Kota-kota besar seperti di kota Medan dan kota-kota besar
lainnya di Indonesia tidak hanya meningkat secara kuantitas tetapi juga kualitas.
Pelaku kenakalan sudah semakin meragam dan meluas, sampai kalangan terdidik,
pelajar/mahasiswa dan bahkan anak-anak di bawah umur; sedang dari segi
kualitasnya kenakalan sudah jauh meningkat baik tingkat kekejaman maupun
cara-cara atau tehnik dan alatt yang digunakan serta keberanian atau kenekatan
dalam melakukan operasi yang tidak jarang sampai menimbulkan korban jiwa
shingga aparatur pemerintah atau keamanan tampak serius meningkatkan
“kamtibmas” (Keamanan dan ketertiban masyarakat) untuk mengatasi gangguan
kenakalan yang dirasakan semakin memprihatinkan masyarakat.
5. Pengertian Krimonologi dan Metode Pendekatan Kriminologi
“Secara harfiah, kriminologi berasal dari kata “crimen” yang berarti
kenakalan atau penjahat dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Apabila
7 .
dilihat dari kata tersebut, maka kriminologi mempunyai arti sebagai penggetahuan
tentang kenakalan”.8
Pengertian secara harafiah tersebut memberikan pengertian yang sempit
bahkan dapat mengarah pada pengertian yang salah. Pengertian kriminologi
secara harafiah tersebut menimbulkan suatu persepsi bahwa hanya kenakalan saja
yang dibahas dalam kriminologi.
Sutherland mengatakan kriminologi adalah keseluruhan ilmu-ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan kejahatan sebagai gejala masyarakat.
Termasuk terjadinya undang-undang dan pelanggaran atas itu. Menurut Michael
dan Adle merumuskan bahwa kriminologi adalah “keseluruhan keterangan
tentang perbuatan dan sifat, lingkungan penjahat dan pejabat memperlakukan
penjahat serta reaksi masyarakat, terhadap penjahat”.9
Kriminologi terbagi dalam dua arti, antara lain kriminologi dalam arti
sempit yaitu pengetauan yang menbahas masalah-masalah kenakalan istimewa
mengenai:
a. Bentuk-bentuk kenakalan (paenomenologi)
b. Sebab-sebab kenakalan (aetiologi)
c. Akibat-akibat kenakalan (penologi)
Kriminologi dalam arti luas adalah kriminologi dalam arti sempit ditambah
dengan kriminalitastik.10
Rangka mempelajari kenakalan, ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan,
antara lain:
1) Pendekatan Deskriptif
Pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan dengan cara melakukan
observasi dan penguumpulan data yang berkaitan dengan fakta-fakta tentang
kejahatan dan pelaku kejahatan seperti:
a. Bentuk tingkah laku kriminal,
b. Bagaimana kenakalan dilakukan,
c. Frekuensi kenakalan pada waktu dan tempat yang berbeda,
d. Ciri-ciri khas pelaku kenakalan, seperti usia, jenis kelamin, dan
sebagainya,
e. Perkembangan karir seorang pelaku kenakalan.
“Dikalangan ilmuan, pendekatan deskriptif sering dianggap sebagai
pendekatan yang bersifat sangat sederhana. Meskipun demikian pendekatan ini
sangat bermanfaat sebagai studi awal sebelum melangkah pada studi yang bersifat
lebih mendalam”.11
10.
Ridwan Hasibuan, Kriminologi Dalam Arti Sempit dan Ilmu-Ilmu Forensik, USU Perss, Medan, 1994, hal. 7.
11.
2) Pendekatan Sebab –Akibat
Pendekatan sebab-akibat berarti fakta-fakta yang terdapat di dalam
masyarakat dapat ditafsirkan untuk mengetahui sebab-musabab kenakalan, baik
dalam kasus-kasus yang bersifat individual maupun yang bersifat umum.
Hubungan sebab-akibat dalam kriminologi berbeda dengan hubungan
sebab-akibat yang terdapat dalam hukum pidana. Hukum pidana, agar suat
perkara dapat dilakukan penuntutan harus dapat dibuktikan adanya hubungan
sebab-akibat antara suatu perbuatan dengan akibat yang dilarang, sedangkan
akibat dalam kriminologi yaitu akibat dicari setelah hubungan
sebab-akibat dalam hukum pidana terbukti. Usaha untuk mengetahui kenakalan dengan
menggunakan pendekatan sebab-akibat ini dikatakan sebagai etiologi kriminil
(etiologi of crime).12
3) Pendekatan Secara Normatif
H. Bianchi menyatakan, apabila kejahatan itu merupakan konsep yuridis,”
berarti merupakan dorongan bagi kriminologi untuk mempelajari norma-norma.
Oleh karena itu kriminologi merupakan disiplin yang normatif”.13
F. METODE PENELITIAN
1 . Jenis Penelitian
a. Library Reach (Penelitian Kepustakaan)
Bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan
12Ibid
bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan seperti :
buku-buku majalah dokumen catatan dan kisah-kisah sejarah dan
lain-lainnya.14
b. Field Research (Penelitian lapangan)
Ini pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik
dan realis tentang apa yang sedang terjadi pada suatu saat di tengah-tengah
kehidupan masyarakat. Jadi mengadakan penelitian lapangan mengenai
beberapa masalah aktuil yang kini sedang terjadi dan mengeskpresikan diri
dalam bentuk gejala atau proses sosial.15
Field Research ini dimaksudkan sebagai suatu metode untuk memperoleh data
dengan jalan penelitian langsung ke lapangan yaitu di simang pos dengan cara
demikian dapat diperoleh data-data mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi anak-anak tersebut dalam melakukan suatu tindakan kejahatan
secar kongkrit.
2 . Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara / Pedoman Wawancara
Wawancara adalah cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan
secara lisan guna mencapai tujuan. Wawancara dilakukan langsung dengan
14.
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal. 28.
15.
para responden, yaitu anak-anak/remaja anak jalanan, masyarakat sekitar
area anak-anak tersebut sering melakukan aktivitas keseharian mereka.
b. Studi Dokumen
Yaitu mengumpulkan data yang dilakukan melalui data tertulis hasil
penelitian dilapangan
3 . Sumber Data
Sumber data diperoleh dari wawancara dengan para anak jalanan, juga
pada masyarakat setempat. Sumber data lain adalah data kepustakaan, karya
ilmiah, artikel-artikel serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan materi
penelitian.
4. Lokasi Penelitian
a. Data Primer adalah data-data yang paling utama dalam sebuah penelitian dan
menjadi objek dalam penulisan karya ilmiah.
b. Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari buku-buku.
G . SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini dibagi atas 5 (lima) bab, yang tiap bab dibagi pula atas
beberapa sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud dari penulisan skripsi
ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara singkat adalah sebagai
Bab I : “Pendahuluan” adalah sebagai bab pengantar dari permasalahan, terdiri
dari 7 (tujuh) sub bab yaitu : Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan
Sistematika penulisan
Bab II : “Pandangan kriminolgi terhadap kenakalan anak jalanan di Kota Medan”
yang terdiri dari 3 (Tiga) sub bab yaitu : klasifikasi dan tipe kenakalan
anak jalanan, Perkembangan kenakalan anak jalanan, dan faktor-faktor
penyebab kenakalan anak jalanan.
Bab III: “Faktor penyebab terbentuknya kenakalan anak jalanan di Kota medan
yang terdiri dari 3 (tiga) sub bab yaitu : bentuk-bentuk kenakalan yang
dilakukan oleh anak jalanan di kota Medan, faktor-faktor penyebab
melatarbelakangi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak
jalanan, faktor-faktor terbentuknya kenakalan anak jalanan di kota
Medan.
Bab IV : “Hambatan dan upaya dalam penanggulangan kenakalan anak jalanan
ditinjau dari aspek kriminologi” yang terdiri dari 3 (Tiga) sub bab yaitu :
Hambatan-hambatan dalam penanggulangan kenakalan anak jalanan,
Upaya-upaya penanggulangan anak jalanan, Upaya penanggulangan anak
jalanan di Kota Medan.
Bab V : “Kesimpulan dan Saran”, bab ini merupakan penutup dari keseluruhan
materi skripsi yang terdiri dari 2 (Dua) sub bab yaitu : Kesimpulan dan