• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisa Kinematika Dan Dinamika Connecting Rod Motor Bakar Satu Silinder Honda Revo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisa Kinematika Dan Dinamika Connecting Rod Motor Bakar Satu Silinder Honda Revo"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan

Bab ini memberikan gambaran umum tentang latar belakang pengertian

pembangkitan gaya pada mekanisme sebuah mesin bolak-balik (reciprocating engine).

Gambar 2.1 Reciprocating Engine

Dari gambar :

1. Piston 3. Poros engkol

2. Connecting rod

1

2

(2)

Gambar 2.2 Diagram benda bebas mekanisme engkol luncur

Dari gambar 2.2 menunjukkan diagram benda bebas sebuah mekanisme

engkol luncur. Torak P yang mengalami percepatan akan menghasilkan gaya

inersia (Fi), Fi merupakan gaya inersia yang bekerja pada pusat torak P, yang

besarnya adalah Fi = mp . ap, dimana mp massa keseluruhan piston dan ap adalah

percepatan piston. Sehingga gaya yang menekan piston Fpx jumlah gaya inersia

yang bekerja pada piston dan tekanan gas yang dihasilkan pada pembakaran pada

permukaan piston. Gaya ini mengakibatkan poros engkol bergerak dengan

kecepatan konstan ω1. Dan juga mengakibatkan batang penghubung (connecting

rod) bergerak dengan kecepatan angular ω2 dan mengalami percepatan angular

α2.

(3)

Motor bakar satu silinder menggunakan mekanisme engkol luncur dalam

pengoperasiannya. Untuk aplikasi mekanisme ini pada sebuah motor bakar, usaha

hasil pembakaran bahan bakar dan oksigen berekspansi akan mendorong torak

yang dilanjutkan ke batang penghubung yang akan memutar poros engkol, yang

kemudian diidealisasikan akan menghasilkan putaran konstan dengan bantuan

sebuah roda gila (fly wheel).

Gambar 2.3 memperlihatkan skema dari mekanisme engkol peluncur

horizontal. O adalah kerangka tetap, R adalah radius poros engkol yang bergerak

rotasi yang terpusat di O dan L adalah batang penghubung dan P adalah peluncur,

yang mana pada kasus ini torak meluncur sepanjang silinder atau bergerak

translasi. θ adalah sudut gerak poros engkol. η adalah sudut perubahan batang

hubung terhadap torak. Dan G adalah titik berat batang hubung.

(4)

2.3. Persamaan Kecepatan, dan Percepatan Angular Connecting Rod

Gambar 2.4 Geometri engkol peluncur

Perubahan sudut η tiap satuan waktu merupakan kecepatan angular

connecting rod dan tiap perubahan kecepatannya merupakan percepatan angular

connecting rod. Persamaan ini didapat berdasarkan (Theory of Machine, Rs. Khurmi dan J.K. Gupta)

Dengan menggunakan persamaan sinus pada  OCP, seperti pada

gambar 2.4.

Dimana

X

TMA

L

R

L

Sin η = R Sin θ

(5)

Didapatkan kecepatan angular connecting rod ,

(2.1)

Dengan mensubsitusikan persamaan ke persamaan diatas dapat ditulis persamaan

kecepatan angular connecting rod , Dengan menyederhanakan

(2.2)

Turunan pertama kecepatan angular connecting rod PC terhadap waktu adalah percepatan angular PC.

Dengan menurunkannya terhadap waktu, dan memecah persamaan diatas menjadi

beberapa, sehingga memudahkan perhitungan.

(6)

Karena kecepatan angular poros engkol adalah tetap, maka percepatan angular

poros engkol dianggap konstan atau 0

Bagian 2.

Bagian 3.

Bagian 4.

Dengan menjumlahkan tiap bagian, sehingga didapatkan turunan kecepatan

angular connecting rod terhadap theta (θ).

(7)

Maka persamaan diatas dapat ditulis,

Sehingga,

Dengan menurunkannya terhadap waktu, maka percepatan angular connecting rod

Percepatan angular connecting rod,

(2.3)

(8)

2.5. Persamaan Percepatan Titik Berat Pada Connecting Rod

Gambar 2.5 Posisi Titik Berat Connecting Rod Pada Mekanisme Engkol Luncur

Untuk menentukan gaya inersia pada titik G atau pusat gravitasi connecting rod, kita perlu menentukan percepatan absolut pada titik G. Pada sub-bab ini akan

ditentukan percepatan G dimana saja berdasarkan perubahan sudut yang dibentuk

connecting rod terhadap poros engkol. Dengan mengacu pada percepatan pada titik C. Dan berdasarkan referensi (vector mechanic dynamic, 9th

(2.4)

Ed. F.Beer).

Dimana, ac adalah percepatan pada titik C, dan rg/c adalah posisi dimana saja

(9)

ω

1

Gambar 2.6 Posisi vector C

rc

Dengan menurunkan persamaan posisi pada titik C dua kali didapatkan persamaan

percepatan pada titik C atau a

merupakan letak atau posisi titik C, atau merupakan sambungan poros engkol

dan connecting rod.

(2.5)

c

Untuk mencari persamaan percepatan titik berat pada poros engkol, dan karena

jarak titik berat poros engkol adalah R/2, maka percepatan titik berat pada poros

engkol adalah.

O

C

(10)

(2.6)

Untuk menentukan rg/c sepanjang connecting rod CP dapat dilihat pada gambar

2.6 dimana CG adalah u.

Gambar 2.7 Posisi vector G

(2.7)

Kemudian persamaan (2.5) dan persamaan (2.7) disubsitusikan kepersamaan (2.4)

didapatkan, persamaan percepatan titik G.

Untuk percepatan horizontal pada titik G,

(2.8)

Dan untuk percepatan vertikal pada titik G,

(2.9)

C

O

G

P

θ

η

(11)

2.6. Analisa Gaya Pada Main Bearing

Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada peluncur dapat dilihat

pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Diagram benda bebas piston

Pada gambar 2.8 dapat dilihat bahwa FPY merupakan gaya yang terjadi pada titik

P untuk komponen vertikal dan FPX merupakan gaya yang terjadi pada titik P

untuk komponen horizontal. Karena HONDA REVO menggunakan mesin untuk

tipe horizontal, sehingga gaya yang ditimbulkan akibat pembakaran gas Fg dan

gaya inersia yang ditimbulkan mpap

dikategorikan menjadi komponen horisontal.

Sehingga,

(2.10)

Sedangkan pada komponen vertikal terdapat berat piston wp dan N gaya yang

bekerja pada dinding silinder.

P Fg mpap Fpy

Fpx

Wp

(12)

Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada batang hubung atau

connecting rod dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Diagram benda bebas connecting rod

Dari gambar 2.9 dapat dilihat connecting rod CP, yang mengalami percepatan angular yang arahnya searah sumbur-z menimbulkan momen inersia Izz. Pada

connecting rod CP juga terdapat gaya yang terbagi menjadi komponen vertikal dan horizontal. FCX merupakan gaya pada titik C untuk komponen horizontal,

sedangkan pada komponen horizontal terdapat FPX dan mc.acgx yang merupakan

gaya inersia untuk komponen horizontal pada connecting rod. Sedangkan FCY

yang merupakan gaya pada titik C untuk komponen vertikal. Komponen vertikal

pada batang hubung ini adalah WC berat batang hubung dan mc.acgy

gaya inersia

untuk komponen vertikal.

(13)

(2.12)

Karena FCY dan FPY

belum diketahui, dengan menggunakan momen pada titik G.

Karena U + S = L, maka

Sehingga dapat diketahui FCY

(2.14)

I

,

zz didapat dari hasil pengukuran dengan menggunakan software SOLIDWORKS.

(14)

Gambar 2.10 Diagaram benda bebas poros engkol

Gambar diatas merupakan diagram benda bebas untuk poros engkol, analisa yang

dilakukan pada poros engkol dengan mengganggap titik berat poros engkol R/2,

dan poros engkol tanpa beban imbang counter weight. Karena poros engkol dianggap berputar pada kecepatan konstan, sehingga percepatan sudut poros

engkol dianggap nol.

Fcx

Frx

Fry

Fcy

mpe.agpy

mpe.agpx

(15)

2.7. Analisa Torsi

Analisa torsi kali ini berdasarkan referensi dari jurnal seperti yang terdapat

pada lampiran. Dimana torsi yang terjadi pada mekanisme engkol luncur kali ini

adalah gaya-gaya komponen horizontal FCX dan vertikal FCY pada titik C

dikalikan panjang dari poros engkol itu sendiri.

Gambar 2.11 Diagram benda bebas crankshaft

Sedangkan untuk memperoleh gaya yang ditimbulkan oleh gas dengan

menggunakan tekanan efektif rata-rata pada siklus otto.

2.8. Gaya Tekan Pada Permukaan Piston T FCX

FCY

θ

C

O

(16)

Pada siklus Otto, energy yang dihasilkan berasal dari pembakaran antara

campuran bahan bakar. Hasil pembakaran akan menghasilkan tekanan gas yang

menekan piston, kemudian diteruskan sampai poros engkol untuk menghasilkan

tenaga. Gaya tekan pada siklus Otto bergantung pada tekanan gas yang terjadi

akibat ledakan dari pembakaran bahan bakar. Karena selama siklus Otto tekanan

dan temperatur selalu berubah-ubah tiap perubahan sudut gerak poros engkol

maka sebaiknya dicari harga tekanan konstan yaitu tekanan efektif rata-rata.

Gambar 2.12 Siklus OTTO (sumber : Thermodynamic 6th

Untuk menghitung tekanan gas rata-rata yang terjadi pada siklus Otto dapat

(17)

Fundamentals, Heywood John-B)

Dimana,

P = Daya efektif (kW)

Peff = mean efektif pressure (kPa) Vd = Volume silinder (dm3)

N = Putaran poros engkol (R.P.S) nR

(2.16)

Dimana,

A = Luas permukaan kepala piston

= (π/4).D

= 2 (Motor 4 tak)

Dan secara matematis gaya yang ditimbulkan hasil pembakaran pada permukaan

torak adalah,

(2.15)

2

D = Diameter piston (cm)

2.9 Md ADAM

Berdasarkan Md Adams Help, Md adams adalah software MSC berbasis

Computer Aided Engineering (CAE) yang fungsi utamanya motion analysis and dynamic analysis multi disiplin ilmu yang mengintegrasikan sistem-sistem seperti komponen-komponen mekanik, pneumatik, hidrolik, elektronik dan sistem kontrol

teknologi yang memungkinkan para insinyur untuk membangun dan menguji

(18)

Md adams software yang dapat meningkatkan efisiensi teknik dan dapat mengurangi biaya pengembangan produk dengan melakukan validasi lebih awal.

Insinyur dapat mengevaluasi dan mengelola interaksi tiap disiplin ilmu seperti

gerakan, aktuasi, dan pengendalian agar produk bekerja lebih optimal seperti

kinerja, keamanan, dan kenyamanan. Seiring dengan kemampuan analisis yang

luas

Produk-produk yang terdapat pada MD Adams 2010 diantaranya :

• Adams/ Car • Adams/ Chassis • Adams/ Driveline • Adams/ Flex • Adams/ Insight

• Adams/ PostProcessor • Adams/ View

Pada analisa kinematika dan dinamika mekanisme engkol luncur akan

menggunakan salah satu produk adams yaitu Adams/ View. Adams/ View adalah

produk Adams yang sangat powerful dalam bentuk pemodelan dan simulasi.

Pengguna Adams dapat membangun dan mensimulasikan sebuah model yang

memiliki part yang bergerak. Berikut penggunaan Adams/ View :

(19)

Gambar 2.13 Membuka ADAMS/ View

Membuat Model

Saat memulai adams/ View, adams/ View akan menampilkan window berupa

welcome dialogue box yang memberi pilihan pada pengguna apakah membuat sebuah model yang baru atau membuka model yang telah ada.

1. Memilih salah satu pilihan yang terdapat pada window seperti pada tabel berikut :

Tabel : Tampilan pilihan pada window ADAMS/ VIEW

Pilihan Pada Tabel Fungsi

Create a New Model Membuat sebuah model yang baru

Open an Existing Database Membuka model yang telah ada

Import File Membuka model dari database adams

yang telah ada.

Exit Keluar dari adams/ View

2. Jika memilih membuat model yang baru, terdapat pilihan penggunaan

gravitasi pada model,

Earth Normal : Gravitasi normal sebesar 1 G

No Gravity : Tidak menggunakan gravitasi

Other

3. Menyeleksi satuan yang akan digunakan.

• MMKS : millimeter, kilogram, secon

• MKS : meter, kilogram, second

• CGS : centimeter, gram, dyne

• IGS : inci, slug, pound gaya

4. Pilih OK

(20)

Tahap-tahap pada pengerjan adams/ View adalah :

Gambar 2.14 Proses pemodelan

Tahap pertama yang dilakukan adalah membangun model, melakukan percobaan

pada model, peninjauan pada model, dan dilakukan pengembangan terhadap

model jika diperlukan.

Adams/ View

Berikut tampilan adams/ View pada jendela utama.

Gambar 2.15 Window pada ADAM/ View

(21)

Tool Box Adams/ View

Tabel : Deskripsi Tool

Ikon Deskripsi

Tool seleksi

Pemodelan bentuk-bentuk geometri

pengukuran

Undo dan Redo

Tool sambungan

simulasi

Tool pewarna

motor penggerak

animasi

Tool Forces

Menampilkan model dalam satu window

(22)

Menampilkan model pada titik pusat model

Merotasi model

Se

Increment Entering a value lets you more precisely control the view display changes, such as zooming and rotations.

Se

Se

Grid Se

Depth Se

Render Se

Gambar

Gambar 2.1 Reciprocating Engine
Gambar 2.2 Diagram benda bebas mekanisme engkol luncur
Gambar 2.3 Geometri mekanisme engkol luncur
Gambar 2.4 Geometri engkol peluncur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan metode analisis historis dari data yang bersifat diakronis, dengan membandingkan berbagai peristiwa politik dalam sejarah Islam masa lalu dengan fenomena yang terjadi pada

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kresge dan kawan-kawan pada tahun 1992, berhasil mensintesis padatan mesopori silika dengan penambahan ion

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran dan mengetahui peningkatan pemahaman konsep pada pembelajaran

Agribisnis: Paradigma baru Pembangunan Ekonomi

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja portofolio saham yang dibentuk menggunakan metode Sharpe dan metode Treynor pada saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia,

biasanya dipakai oleh sebuah korporasi adalah sebagai berikut : Mass-media cetak, Media elektronik, Plublikasi cetak (brosur, leaflet, poster, dll), Outdoor advertisement (billboard,

Catinona induk dari zat 4-cmc yang sudah terlampir pada Undang- undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika No urut 35, dan zat adiktif 4- cmc yang berbentuk cairan blue

Penulis melihat bahwa kasus mundurnya Kanada dalam Protokol Kyoto di tahun 2011 sangat menarik untuk diteliti mengingat Kanada merupakan salah satu negara yang