BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua
makhluk hidup memerlukan air, tanpa air tidak akan ada kehidupan. Demikian
pula manusia tidak dapat hidup tanpa air, sesuai dengan kegunaannya air dipakai
sebagai air minum, air untuk mencuci dan mandi, air untu pengairan pertanian, air
untuk kolam ikan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi baik di sungai
maupun di laut (Wardhana, 2001).
Air minum adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia,
bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM) (Maximum Contaminant Level). Level kontaminasi meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri
koliform yang diperkenankan dalam batas-batas aman (Gabriel, 2001).
Air minum memerlukan persyaratan yang ketat karena air minum itu
langsung berhubungan dengan proses biologis tubuh yang menentukan kualitas
kehidupan manusia. Lebih dari 70% tubuh terdiri dari air lebih dari 90% proses
biokimiawi tubuh memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia
itu berkualitas tidak baik, maka jelas akan mengganggu proses biokimiawi tubuh
dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya (Sutrisno, 2004).
Maka karena itu air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berasa,
tidak berwarna dan tidak berbau. Tidak mengandung zat kimia yang dapat
mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan
secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan
pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk
mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air. Karena itu dibuatlah
parameter-parameter demi menjaga kualitas air minum (Harahap, 2015).
Pencemaran air minum oleh bahan organik menyebabkan amonia
meningkat. Amonia larut di dalam air dan membentuk senyawa amonium yang
cenderung akan mengikat oksigen. Dengan adanya mikroba nitosomonas senyawa
amonium dan oksigen dapat membentuk senyawa nitrit dengan adanya mikroba
nitrobakter akan membentuk senyawa nitrat (Harahap, 2015).
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian kadar nitrat
dalam air minum. Hal-hal tersebut mendorong penulis memilih judul “ Penetapan
Kadar Nitrat pada Air Minum AM 0285, AM 0286, AM 0289 dengan Metode
Spektrofotometri”.
1.2Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan
a. Untuk mengetahui berapa kadar nitrat (NO3-) yang terdapat dalam air
minum yang diuji di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Sumatera
Utara.
b. Untuk mengetahui apakah air minum yang diuji memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI No. 492/ Menkes/
PER/ IV/ 2010.
1.2.2 Manfaat
Penetapan kadar nitrat (NO3-) bermanfaat untuk menambah wawasan
penulis mengenai cara menganalisa nitrat (NO3-) pada air minum yang terdapat di
Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Sumatera Utara serta bermanfaat dalam
mengetahui kualitas baku mutu untuk air minum.