• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Nitrit Pada Air Minum Dengan Metode Diazotasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Nitrit Pada Air Minum Dengan Metode Diazotasi"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambar Alat dan Bahan

Sampel Air

(2)

Hasil Nitrit

(3)
(4)
(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amsyari,F. (1996). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 79. Azizah, Fadhillah F., Sianita B, Maria M., dan Supriyanto, G. (2015). Optimasi

Proses Reduksi Kloramfenikol Menggunakan Reduktor Zn dengan Spektrofotometri UV-Vis. Diambil dari : Jurnal Kimia Vol.4 No. 2.

Diakses pada tanggal 2 May 2015.

Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H. dan Mendham, J. (1994). Vogel Kimia

Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Day, R.A dan Underwood, A.L. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. 654.

Diarti, Maruni W., Danuyanti, Igusti Ayu N., dan Sumantri., I Gede B. (2015).

Senyawa Pengkupling α-Nafthilamin Untuk Validasi Metode

Spektrofotometri Penentuan Nitrit (No2-) Di Dalam Air. Diambil dari :

jurnal kesehatan prima Vol. 9 No. 1. Diakses pada tangal 10 Agustus 2015.

Effendi,H. (2003). Telaah Kualitas Air. Edisi kelima. Yogyakarta: Kansius. Hal 11, 14, 145.

Fardiaz, S. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius. Hal 24. Gabriel, J.F. (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates. Hal 87. Mulia, R. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Riadi, S. (1986). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Karya Amda. Hal 181-182.

Suprihatin dan Suparno. (2013). Teknologi Proses pengolahan Air. Bogor : IPB. Hal 8, 27-28.

Sutrisno, Totok C. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 45.

Utama, Harry wahyudhy. (2007). Keracunan Nitrat nitrit . Diambil dari : klikharry. Diakses pada tanggal 21 Februari 2007.

(6)

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal: 225-226.

(7)

BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat Pengujian

Penetapan kadar nitrit dilakukan di Ruang Laboraturium Kimia Air yang terdapat di Balai Laboraturium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di jalan Williem Iskandar Pasar V Barat I No.4 Medan. Telp.

(061)6613249 dan (061)667079 Fax (061)6613249 Sumatera Utara.

3.2 Penetapan Kadar Nitrit Pada Air Minum Dengan Metode Diazotasi 3.2.1 Alat – Alat

Alat-alat yang digunakan dalam pengujian sampel adalah : Spektroquant nova 60, Kuvet 10, Erlenmeyer (Pyrex) 50 ml, Tissu, Gelas Ukur.

3.2.2 Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian sampel adalah : Aquadest bebas nitrit, Alfanaftilamin, Sulfanilamid.

3.2.3 Cara Kerja

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil analisis yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Medan untuk kadar ion nitrit pada air minum dengan metode Diazotasi untuk keempat sampel nomor 0092, 0129, 0130, 0160 yaitu positif berubah warna menjadi warna merah muda. Dan kemudian penetapan kadar sampel dihitung menggunakan alat Spektroquant nova 60 dan diperoleh hasil <0,01 mg/lt untuk keempat sampel. 4.2 Pembahasan

Dari hasil pemeriksaan sampel air minum yang di uji di Balai Laboratorium Medan tersebut positif mengandung nitrit karena adanya perubahan warna putih menjadi warna merah muda, dan penetapan kadar dengan alat spektroquano nova 60 didapat hasil untuk ke empat sampel yaitu <0,01 mg/lt dan dapat dikatakan bahwa air minum tersebut memenuhi syarat dan layak di konsumsi. Hal ini berdasarkan Permenkes tentang standar kualitas air minum No. 416/MENKES/PER/IX/1990 kadar nitrit yang diperbolehkan dalam air minum yaitu 1,0 mg/lt.

(9)

Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek

vasidilitasinya. Gejala klinis yang timbul dapat berupa mual, muntah, sakit perut,

sakit kepala, penurunan tekanan darah dan denyut nadi lebih cepat (takikardi), selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang ringan, gejala hanya tampak disekitar bibir dan membran mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang berat, korban dapat tidak sadar seperti, berkurangnya kesadaran (stupor) koma atau kejang sebagai akibat turunnya konsentrasi dalam darah arteri (Hipoksia) (Utama, 2007).

(10)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Kadar nitrit pada sampel air minum yang di ambil pada Balai Laboratorium Kesehatan Medan dengan Metode Diazotasi yaitu positif mengandung nitrit dengan adanya perubahan warna menjadi warna merah muda dan kadar yang diperoleh <0,01 dengan demikian Sampel air minum memenuhi persyaratan hal ini berdasarkan Permenkes tentang standar kualitas air minum No. 416/MENKES/PER/IX/1990 kadar nitrit yang diperbolehkan dalam air minum yaitu 1,0 Mg/L.

5.2 Saran

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Minum

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia sendiri (Mulia,2005).

Sifat umum air terdiri dari sifat fisika dan sifat kimia air. Sifat fisika air meliputi titik beku 0ºC, massa jenis es (0ºC) 0,92 g/cm3, massa jenis air (0ºC) 1,00 g/cm3, panas lebur 80 kal/gram, titik didih 100ºC, panas penguapan 540 kal/gram, temperatur kritis 347ºC, tekanan kritis 217 Atm, Konduktivitas listrik spesifik (25ºC) 1 x 10-17/ohm-cm, konstanta dielektrikum (25ºC) 78 (Gabriel, 2001).

(12)

Peran air yang begitu penting bagi kehidupan manusia sehingga sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan/surface water (dapat berupa air sungai dan air danau), air tanah/ground water (dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam maupun mata air). Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air yang dihasilkannya. Misalnya Air tanah dapat melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Disamping itu juga, pada air tanah terjadi penyaringan sebagian besar mikroorganisme sewaktu air meresap dalam tanah. Sedangkan pada air permukaan tidak terjadi penyaringan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya (Mulia, 2005).

Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menular (Diare, kolera) umumnya disebabkan oleh mahluk hidup, sedangkan penyakit tidak menular umunya bukan disebabkan oleh mahluk hidup (Mulia,2005).

Secara umum untuk berbagai pemanfaatan ditetapkan adanya Peraturan Pemerintah RI (24/LA-18/1981) tentang kriteria dan standard kualitas nasional yang membagi air menurut kegunaannya dalam 5 golongan :

1. Golongan A yaitu, Air baku yang digunakan sebagai air minum secara lansung tanpa pengelolaan terlebih dahulu (misalnya air sumur, air hujan dan lain-lain).

(13)

3. Golongan C yaitu, Air baku yang baik untuk kepentingan perikanan dan peternakan

4. Golongan D yaitu, Air baku yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air. 5. Golongan E yaitu, Air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut di atas

golongan A, B, C, dan D (Riadi,1986).

2.2 Pengolahan Air Minum

Pada prinsipnya tujuan pengolahan air minum untuk mendapatkan air yang bersih dan sesuai dengan standard mutu air dari segi biologi, fisika, kimia. Tidak hanya dari segi biologi, kimia, dan fisika sekarang ini pencemaran radioaktif perlu juga diteliti karena penggunaannya yang semakin meluas (Riadi,1986).

Proses pengolahan air dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Proses lengkap yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisika, kimiawi, dan bakteriologi. Pengolahan ini dilakukan terhadap air sungai yang kotor/keruh.

Pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan pengolahan yaitu fisika, pengolahan kimia, pengolahan bakteriologis :

(14)

b. Pengolahan kimia yaitu pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan sebagainya.

c. Pengolahan bakteriologis yaitu pengolahan untuk membunuh/ memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandun g dalam air minum yakni dengan cara membubuhkan kaporit (zat desinfektan).

2. Pengolahan sebagian, misalnya diadakan untuk pengolahan kimiawi dan/atau pengolahan bakteriologi saja. Pengolahan ini dilakukan untuk mata air bersih dan air dari sumur yang dangkal/dalam (Sutrisno, 2004).

2.3. Persyaratan Air Minum

Pencemaran lingkungan yang berarti berubahnya kualitas lingkungan sehingga merugikan manusia, misalnya pencemaran pada air dapat mengakibatkan gangguan kesehatan kronis seperti merosotnya sistem kekebalan tubuh, terjadinya mutasi genetik, gangguan pada pertumbuhan janin, gangguan kronis pada organ-organ vital sehingga menimbulkan peningkatan penyakit kanker, gangguan kehamilan, gangguan saluran pernafasan, alergi dan semacamnya (Amsyari,F, 1996).

Agar air minum tidak menyebabkan gangguan kesehatan, maka air tersebut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan. Di Indonesia, standar air minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 (Mulia, 2005).

(15)

dapat ditinjau dari parameter fisika, parameter kimia, parameter mikrobiologi dan parameter radioaktivitas yang terdapat di dalam air minum tersebut.

1. Parameter Fisika

Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut. Air yang baik idealnya tidak berbau, air yang berbau busuk tidak menarik dipandang dari sudut estetika (Mulia,2005).

Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup maupun yang sudah mati. Air yang berbau sulfit disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organik dan mikroorganisme anaerobik (Fardiaz,1992).

Air yang baik harus jernih. Air yang keruh mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Dan air yang baik juga tidak memiliki rasa/tawar. Air yang memiliki rasa mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air tersebut. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu di dalam air, begitu juga rasa asam disebabkan adanya asam didalam air dan rasa pahit disebabkan adanya basa di dalam air tersebut (Mulia, 2005).

(16)

normal juga diangap mempunyai rasa yang tidak normal. Sebagai contoh, bau fenol dari air buangan yang berasal dari pabrik gas, petroleum dan plastik juga dianggap mempunyai rasa fenol, dan bau khlor karena adanya senyawa khloramin juga dianggap mempunyai rasa khlor (Fardiaz,1992).

2. Parameter Kimiawi

Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH). Sedangkan zat arganik dapat berupa insektisida dan herbisida, volatile

organic chemicals (zat kimia organik mudah menguap) zat-zat berbahaya dan

beracun maupun zat pengikat oksigen. Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga menyebabkan kehadiran logam dalam air minum (Mulia, 2005).

3. Parameter Mikrobiologi

Parameter mikrobiologi menggunakan bakteri coliform sebagai organisme petunjuk (indikator organisme). Dalam laboratorium, istilah total koliform menunjukkan bakteri koliform dari tinja, atau sumber alamiah lainnya. Istilah

fecal coliform (Koliform tinja) menunjukkan bakteri koliform yang berasal dari

(17)

4. Parameter Radioktivitas

Apapun bentuk radioktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel. Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel-sel dapat diganti kembali apabila sel dapat bergenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan penyakit seperti kanker dan mutasi (Mulia, 2005).

Beberapa air mengalami radioktivitas berkadar rendah, khususnya air yang dipompa dari sumur yang sangat dalam. Bahan-bahan radioaktif yang berasal dari kegiatan manusia juga seing ditemukan dalam permukaan air, sebagai hasil dari (i) pengembangan industri tenaga nuklir, (ii) penggunaan radioaktif dalam pengobatan dan industri, dan (iii) pengujian nuklir. Peningkatan jumlah radioaktif di lingkungan sangat penting untuk ditangani dalam menghindari pengaruhnya terhadap mutu air, khususnya air yang digunakan untuk air minum dan pengolahan pangan (Suprihatin dan Suparno, 2013)

2.4 Nitrit

Nitrogen dan senyawanya tersebar luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer bumi mengandung sekitar 78 % gas nitrogen. Bebatuan juga mengandung nitrogen pada tumbuhan, hewan senyawa nitrogrn berupa nitrogen anorganik dan organic. Nitrogen anorganik terdiri atas ammonia (NH3), ammonium (NH4), nitrit (NO2), nitrat (NO3) dan molekuk gas N2, sedikit nitrogen organik protein, asam amino dan urea (Effendi, 2003).

(18)

kotoran manusia atau hewan. Senyawa nitrogen termasuk kategori nutrient (unsur hara). Nitrogen dalam bentuk nitrit (NO2) atau amoniak (NH3) bersifat racun bagi ikan (Suprihatin dan Suparno,2013).

Bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi sebagai bagian dari siklus nitrogen. Transformasi nitrogen juga melibatkan atau tidak melibatkanmakrobiologi dan mikrobiologi adapun transformasi nitrogen mikrobiologis mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Nitrifikasi, yaitu oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi ini dilakukan oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimum pada pH 8 dan pH < 7 berkurang secara nyata. Bakteri nitrifikasi bersifat mesofilik yang menyukai suhu 30º.

2. Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit (NO2) dinitrogen oksida (N2O) dan molekul nitrogen (N2). Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada kondisi anoksi (tak ada oksigen). Oroses ini juga melibatkan bakteri dan jamur. Dinitrogen oksida adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama dari proses denitrifikasi pada perairan dengan kondisi anaerob (Effendi,2003).

(19)

menyebabkan terbentuknya “methaemoglobine” yang dapat menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, dan dapat menyenbabkan “bluebies” pada bayi. Selain itu, nitrit adalah zat yang bersifat racun, sehingga standar persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan oleh Dep. Kes, R.I. tidak memperoleh kehadiran bahan ini dalam air (Sutrisno, 2004).

2.5 Gejala Klinis yang disebabkan oleh Nitrit

Nitrit dapat mengakibatkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), hal ini mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit oksida (NO) atau NO- yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot polos. Selain itu, nitrit di dalam perut akan berikatan dengan protein membentuk N- nitroso, komponen ini juga dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrit dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu, komponen ini sendiri diketahui menjadi salah satu bahan karsiogenik seperti timbulnya kanker perut pada manusia (Utama,2007).

(20)

Nitrosmina dapat menimbulkan tumor pada berbagai jenis organ bahkan kadang-kadang dapat menembus plasenta sehingga dapat pula mengakibatkan terjadinya tumor pada janin (Yuliarti,2007).

Nitrit yang terabsorpsi bereaksi dengan hemoglobin darah membentuk methemoglobin. Methemoglobin tidak seperti hemoglobin, tidak dapat membawa oksigen. Akibat lebih banyak hemoglobin yang dikonversi menjadi methemoglobin, kapasitas angkut oksigen oleh darah berkurang secara signifikan. Reduksi konsentrasi oksigen dalam darah menyebabkan perubahan warna kulit tubuh yang disebut sebagai “bluebaby” syndrome atau methemoglobinemia. Untuk mencegah methemoglobinemia, konsentrasi nitit dibatasi 1 mg/l (Suprihatin dan Suparno,2013).

Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek

vasidilitasinya. Gejala klinis yang timbul dapat berupa mual, muntah, sakit perut,

sakit kepala, penurunan tekanan darah dan denyut nadi lebih cepat (takikardi), selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang ringan, gejala hanya tampak disekitar bibir dan membran mukos. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang berat, korban dapat tidak sadar seperti, berkurangnya kesadaran (stupor) koma atau kejang sebagai akibat turunnya konsentrasi dalam darah arteri (Hipoksia) (Utama,2007).

(21)

Diazotasi adalah reaksi antara amina primer dengan asam nitrit. Asam nitrit diperoleh dari hasil reaksi natrium nitrit dan asam klorida. Reaksi amina primer dengan asam nitrit pada suhu dingin membentuk garam diazomium. Selanjutnya garam ini direaksikan dengan menambahkan senyawa yang memiliki gugus fenil terbuka yaitu N-(1-Naphtyl) ethylendiamine dihydrochloride (NED) agar terbentuk senyawa azo yang berwarna violet yang dapat dideteksi pada panjang gelombang 560-568 nm(Azizah,2015).

Garam diazonium dapat bereaksi dengan senyawa lain yang memiliki gugus fenil terbuka, akan menghasilkan seyawa azo. Kombinasi garam diazonium dengan senyawa yang memiliki gugus fenil terbuka yang berbeda – beda menghasilkan senyawa azo dengan karakteristik yang berbeda-beda misalnya, senyawa β-naftol dengan sumber garam diazonium 3-nitroanilin akan membentuk

senyawa azo berwarna merah, senyawaN-(1-Naphtyl) ethylendiamine

dihydrochloride sumber garam diazonium asam sulfanilat akan membentuk

senyawa azo berwarna merah keunguan, senyawa fenol dengan sumber garam diazonium aniline akan membentuk senyawa azo berwarna orange (Fessenden, 1991).

Senyawa α-nafthilamin pertama kali digunakan oleh Peter gries pada tahun

1879 dengan sumber garam diazonium Asam sulfanilat untuk mendeteksi adanya nitrit dalam suatu larutan atau campuran. Senyawa azo yang terbentuk memiliki karakteristik berwarna merah keunguan (Diarti, 2015).

(22)
(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya alam harus ditanamkan pada segenap pengguna air (Effendi, 2003).

Komponen-komponen yang terdapat dalam air jelas berbeda jika sumber air tersebut berbeda pula. Air sungai mengandung padatan yang terbentuk sebagai akibat dari erosi, air juga mengandung mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber udara, tanah, sampah, kotoran manusia atau hewan. Air juga mengandung logam berat yang berbahaya dari hasil buangan industri. Air yang bersumber dari mata air mengandung beberapa komponen yang sama, tapi dengan kadar yang berbeda (Whardana,1995).

(24)

Efek terhadap kesehatan manusia yang dapat ditimbulkan oleh kandungan nitrit ini dalam air adalah serupa dengan apa yang diakibatkan oleh nitrat, yaitu dapat menyebabkan terbentuknya “methaemoglobine” yang dapat menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, dan dapat menyebabkan “bluebies” pada bayi. Selain itu, nitrit adalah zat yang bersifat racun (Sutrisno, 2004).

Penetapan ion nitrit dalam air penting dalam menilai derajat pencemaran. Efisiensi proses pemurnian air dapat dinilai oleh banyaknya ion nitrit dalam air. Ion nitrit dapat ditetapkan dalam air dengan memanfaatkan reaksi ion ini dengan amin (diazotasi) (Day,R.A, 1986).Prosedur-prosedur umum untuk penetapan nitrit biasanya didasarkan pada suatu bentuk diazotasi, yang sering melibatkan bahan karsiogen seperti naftilamina (Bassett,1994).

1.2Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kadar nitrit pada sampel air minum yang di ambil pada Balai Laboratorium Kesehatan Medan dengan Metode Diazotasi memenuhi persyaratan berdasarkan Permenkes tentang standar kualitas air minum No. 416/MENKES/PER/IX/1990.

1.3 Manfaat Penelitian

(25)

PENETAPAN KADAR NITRIT PADA AIR MINUM DENGAN METODE DIAZOTASI

ABSTRAK

Menurut Permenkes No.907/Menkes/Per/IX/1990, air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat lansung diminum. Kadar nitrit dalam air minum yang diizinkan dengan batas maksimumnya telah ditetapkan oleh Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nitrit pada empat sampel air minum .

Sampel yang digunakan diambil dari Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Pengujian sampel dilakukan pada tanggal 19 Januari 2016. Penetapan kadar nitrit digunakan dengan metode Diazotasi yang kemudian kadar dihitung dengan menggunakan alat spektroquano nova 60.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa empat sampel air minum yang diperiksa positif mengandung nitrit dengan kadar dibawah <0,01. Kadar tersebut masih jauh di bawah kadar maksimum yang diizinkan. Dengan demikian sampel air minum memenuhi persyaratan.

(26)

PENETAPAN KADAR NITRIT PADA AIR MINUM

DENGAN METODE DIAZOTASI

TUGAS AKHIR

OLEH :

DESI KUSUMA DARMA NIM 132410086

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(27)

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR NITRIT PADA AIR MINUM DENGAN METODE DIAZOTASI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Oleh:

DESI KUSUMA DARMA NIM 132410086

Medan, Juni 2016

Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing,

Sri Yuliasmi, S.Farm., M.Si., Apt. NIP 198207032008122002

Disahkan Oleh : Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(28)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Penetapan Kadar Nitrit Pada Air Minum Dengan Metode Diazotasi”.

Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam jenjang perkuliahan Diploma III Universetas Sumatera Utara. Dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasehat dan saran serta kerja sama dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik.

Dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yaitu Ayahanda Ari Marwan Batubara dan Ibunda Lenggana Daulay yang telah mencurahkan perhatian serta memberi dukungan baik moral maupun material dan segenap do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

(29)

1. Ibu Dra. Masfria,M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt, selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan.

3. Bapak Popi Patilaya , S.Si. M.Sc., Apt., selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Sumatera Utara 4. Ibu Sri Yuliasmi, S.Farm., M.Si., Apt., Selaku Dosen Pembimbing, yang

telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran, serta memberikan do’a, dukungan, pengarahan kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 5. Bapak Drs. Kasmirul Ramlan Sinaga M.S., Apt., selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat dan pengarahan kepada penulis dalam hal akademis tiap semester.

6. Bapak Drs. Syahniman, M.Si., selaku Dosen Pembimbing dalam melaksanakan praktek kerja lapangan.

7. Ibu dr. Hartaty Selaku Kepala Laboratorium di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA) dan seluruh staf Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Medan.

8. Bapak dan Ibu dosen staf pengajar di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, atas semua ilmu, didikan dan bimbingan kepada penulis selama menuntut ilmu di perguruan tinggi ini.

(30)

10. Sahabat–sahabat penulis yang selalu bersama dalam suka dan duka kak emmy, kak pido, tiwi, siti, nova, awit, liza, galuh, rayyanda, denny, andre, sutan.

11.Teman terbaik penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis Eka Eliyanti, Putri Nadia Ningsih, Fathur Rahman Nasution, Ardiansyah Matondang, Ikhsan Saleh, Ahmad Parlindungan, Nur Azizah, Anggi Laila dz.

12.Teman – teman seperjuangan Melati Claudya, Mutia Audina, Lisa putri, Ayang Ludita, Rizki Azhari pane, Muhammad Arief Muchwan, Tasya Nur Utari, Fanny Ulfa Lubis, Fadhilah K Hasanah, Nova Widya Sari, Wildani, Elzius Fransiscus dan rekan-rekan seperjuangan Analis Farmasi 2013 yang tidak bisa disebut satu persatu, terimakasih buat kebersamaan dan semangatnya selama ini, serta masukan dalam penyusunan tugas akhir ini.

Akhir kata semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal soleh senantiasa mendapat Ridho Allah SWT sehinga pada akhirnya tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita. Amin.

Medan, Mei 2016 Penulis,

(31)

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Desi Kusuma Darma

NIM : 132410086

Program Studi : Analis Farmasi dan Makanan

Judul Tugas Akhir : Penetapan Kadar Nitrit Pada Air Minum Dengan Metode Diazotasi

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar ahlimadya di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Program Studi Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Utara, dan bukan menjadi tanggungjawab pembimbing.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya

Medan, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

(32)

PENETAPAN KADAR NITRIT PADA AIR MINUM DENGAN METODE DIAZOTASI

ABSTRAK

Menurut Permenkes No.907/Menkes/Per/IX/1990, air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat lansung diminum. Kadar nitrit dalam air minum yang diizinkan dengan batas maksimumnya telah ditetapkan oleh Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nitrit pada empat sampel air minum .

Sampel yang digunakan diambil dari Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Pengujian sampel dilakukan pada tanggal 19 Januari 2016. Penetapan kadar nitrit digunakan dengan metode Diazotasi yang kemudian kadar dihitung dengan menggunakan alat spektroquano nova 60.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa empat sampel air minum yang diperiksa positif mengandung nitrit dengan kadar dibawah <0,01. Kadar tersebut masih jauh di bawah kadar maksimum yang diizinkan. Dengan demikian sampel air minum memenuhi persyaratan.

(33)

DAFTAR ISI

2.3Persyaratan Air Minum... 6

2.4 Nitrit ... 9

2.5 Gejalaklinis yang disebabkanolehNitrit ... 11

2.6 Diazotasi ... 12

BAB III METODE PENGUJIAN ... 14

3.1 TempatPengujian ... 14

3.2 Penetapan Kadar NitritPada Air MinumDenganMetode Diazotasi... 14

(34)

3.2.2 Bahan ... 14

3.2.3 Cara Kerja ... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1 Hasil ... 15

4.2 Pembahasan ... 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 17

5.1 Kesimpulan ... 17

5.2 Saran ... 17

(35)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. GAMBAR ALAT DAN BAHAN ... 20 2. Kriteria Mutu Air Minum menurut Permenkes

Referensi

Dokumen terkait

Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.. PENENTUAN KADAR NITRIT PADA BEBERAPA AIR SUNGAI DI

Metode spektrofotometri sinar tampak di gunakan dalam penetapan kadar nitrit dan nitrat di dalam air di Kota Medan, dimana pereaksi yang di gunakan untuk penetapan

Penetapan Kadar Nitrit dan Nitrat dalam Air di Kota Medan Secara Spektrofotometri Sinar Tampak.. Medan: Universitas

Lampiran 1 : Gambar Alat dan Bahan..

Pada tanggal : 13 September 1990 Menteri Kesehatan Republik

Pemanasan Sampel Untuk Uji Kadar Nitrat... Larutan Kalibrasi Nitrit

Dalam melakukan analisis kadar nitrit sebelumnya dilakukan preparasi sampel untuk menyiapkan sampel sehingga siap untuk dilakukan analisis menggunakan metode

Kadar nitrit yang tidak memenuhi baku mutu pada air RO dapat disebabkan sumber air minum yang digunakan telah tercemar nitrit atau proses filtrasi yang digunakan tidak