Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
PENENTUAN KADAR NITRIT PADA BEBERAPA AIR SUNGAI DI KOTA MEDAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE)
ILMIAH KARYA
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
YUSTINA IDA HRP 062401004
PROGRAM DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN KADAR NITRIT PADA BEBERAPA AIR SUNGAI DI KOTA MEDAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE)
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : YUSTINA IDA HRP
Nomor Induk : 062401004
Program Studi : D3 KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, 17 Juni 2009
Diketahui/Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,
Dr.Rumondang Bulan,MS. Cut Fatimah Zuhra,S.Si,M.Si
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR NITRIT PADA BEBERAPA AIR SUNGAI DI KOTA MEDAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE)
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya
Medan, Juni 2009-06-10
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-NYA kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih sangat sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini tidak lain karena ilmu yang diterima penulis masih sangat terbatas, Adapun judul yang diambil penulis dalam penulisan karya ilmiah ini adalah “Penentuan Kadar Pencemaran Nitrit Dalam Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri Tampak (Visible)”.Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Diploma 3 program studi Kimia Analis FMIPA USU Medan.
Tersusun karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu serta memberikan petunjuk maupun bimbingan, antara lain :
1. Teristimewa kepada kedua orang tua saya dan bang Eddy, yang telah
memberikan doa, bantuan moril dan material, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis selama penyelesaian Karya Ilmiah ini.
2. Ibu Cut Fatimah Zuhra,S.Si,M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan,MS., selaku ketua Departemen Kimia FMIPA USU 4. Seluruh staf dan dosen FMIPA USU yang telah membantu dan mendidik penulis
selama perkuliahan.
5. Pimpinan dan seluruh staf Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan yang telah memberi tempat untuk melaksanakan praktek kerja lapangan dan telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani PKL.
6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa kimia analis stambuk 2006 serta semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmia ini dan terimakasih atas kekompakannya.
Dengan penuh harapan dan doa semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca sekalian.Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
Medan, Mei2007 Penulis
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
ABSTRAK
Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit lebih sedikit
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
THE DETERMINATION OF NITRATE ION IN SOME WATER OF RIVER IN MEDAN WITH SPECTROFOTOMETRI
ABSTRACT
Nitrit (NO2) is usually found in a number of the very few less than on nitrate, because it
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri
I.1.Latar Belakang ... 11
1.2 Permasalahan ... 13
1.3. Tujuan ... 13
1.4 Manfaat ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
2.1 Air... 14
2.2 Nitrogen ... 16
2.3 Gejala Klinis Yang Disebabkan Oleh Nitrit ... 19
2.4.Spektofotometer UV-Visible ... 20
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 METODOLOGI ... Error! Bookmark not defined.
3.1.1. Alat-alat ... Error! Bookmark not defined.
3.1.2. Bahan-bahan ... Error! Bookmark not defined.
3.1.3. Persiapan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.1.4. Prosedur Pembuatan Larutan Pereaksi ... Error! Bookmark not defined.
3.1.5. Prosedur Pembuatan Larutan Standart NO2 .. Error! Bookmark not defined.
3.1.6. Prosedur Kalibrasi Alat ... Error! Bookmark not defined.
3.1.7. Prosedur kurva Kalibrasi ... Error! Bookmark not defined.
3.1.8. Penentuan Absorbansi ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN ... Error! Bookmark not defined.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
4.2 Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Penurunan persamaan garis regresi ... Error! Bookmark not defined.
4.3. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Absorbansi Larutan Standart Nitrit Berdasarkan Hasil
Percobaan 20
Tabel 2 Data Absorbansi Sampel Berdasarkan Hasil Percobaan 20
Tabel 3 Data Absorbansi Larutan Standart Nitrit Berdasarkan Hasil
Perhitungan 23
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kriteria Air Berdasarkan Kelas 28
Lampiran 2 Grafik Hasil Pengukuran Larutan Standart 31
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk
hidup memerlukan air.Tanpa air tak akan ada kehidupan.Demikian pula manusia tak
dapat hidup tanpa air, sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, air
untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam ikan, air
untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut. (Mahida,1984)
Komponen-komponen yang terdapat dalam air jelas berbeda jika sumber air
tersebut berbeda pula. Air sungai mengandung padatan yang terbentuk sebagai akibat
dari erosi, air juga mengandung mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber
seperti udara, tanah, sampah, kotoran manusia atau hewan. Air juga mengandung logam
berat yang berbahaya dari hasil buangan industri. Air yang bersumber dari mata air
sebenarnya juga mengandung beberapa komponen yang sama, tapi dengan kadar yang
berbeda.(Wardhana,1995)
Diperairan, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit
lebih sedikit dari pada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit
merupakan bentuk peralihan (Intermediate) antara amonia dan nitrat (Nitrifikasi).
proses nitrifikasi ditunjukkan dalam persamaan reaksi:
N organik + O2 NH3-N + O2 NO2-N + O2 NO3-N
Nitrifikasi
Reduksi nitrat (Denitrifikasi) oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob, yang
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
amonia dan gas-gas lain, misalnya N2O, NO2, NO dan N2. Proses denitrifikasi
ditunjukkan dalam persamaan reaksi:
NO3- NO2- NH3(gas)
(nitrat) (nitrit)
N2O(gas) N2(gas)
Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke udara, ion
nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman, keberadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang
memiliki kadar oksigen terlarut rendah.
Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik.Kadar nitrit
pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat.Garam-garam nitrit
digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi pada industri.Pada manusia,
konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan
oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang
tidak mampu mengikat oksigen.Untuk menganalisa nitrit dalam air sungai, dapat
dilakukan dengan metode spektrofotometri.(Effendi.H,2003)
Dengan metoda spektrofotometri, sampel menyerap radiasi (pemancaran)
elektromagnetis, dimana pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat, pengukukran
absorbansi dan transmitansi dalam spektroskopis ultraviolet dan sinar tampak digunakan
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
Dengan mengatur kondisi alat selama operasi maka konsentrasi nitrit dalam air
sungai, dapat diketahui dari garis kalibrasi yang ditentukan dengan menggunakan alat
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membuat karya ilmiah yang berjudul “
Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible)”.
1.2 Permasalahan
Kadar nitrit dalam air sungai sangat berpengaruh terhadap mutu lingkungan
disekitar sungai. Apakah kandungan nitrit pada beberapa air sungai di kota medan
memenuhi standart menurut peraturan pemerintah republik indonesia nomor 82 tahun
2001 tentang kriteria mutu air berdasarkan kelas.
1.3. Tujuan
- Untuk menentukan kadar ion nitrit pada beberapa air sungai di kota medan
dengan metode spektrofotometri UV-Visible.
1.4 Manfaat
- Dapat menngetahui cara menganalisis kadar ion nitrit dalam air sungai dengan
spektrofotometri UV-Visible
- Dapat diketahui kadar ion nitrit dalam air sungai dengan metode
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluk hidup
yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap
pengguna air.Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan
kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun, kegiatan
industri,domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara
lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan dan bahaya bagi semua mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air.
Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara
seksama.
Sumber-sumber air dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Air permukaan
Air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain, yang
tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
disebut limpasan permukaan dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut
aliran air sungai.
2. Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di permukaan tanah. Air tanah dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu air tanah tidak tertekan (bebas) dan air tanah
tertekan. Air tanah bebas adalah air dari akifer (air yang bergerak di dalam tanah
yang terdapat di dalam butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan tanah) yang hanya sebagian terisi air, terletak pada
suatu dasar yang kedap air, dan mempunyai permukaan bebas sedangkan air tanah
tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian atas dan
bawah dibatasi oleh lapisan yang kedap air.
Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:
1. Golongan A, yaitu yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung,tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi,2003)
Pencemaran lingkungan yang berarti berubahnya kualitas lingkungan sehingga
merugikan menusia, sering diukur oleh macam dan tingkatan dari kerugian tersebut.
Umumnya orang akan menjadi sadar bahwa telah terjadi pencemaran jika kejadian itu
mengakibatkan timbul gangguan proses kehidupan manusia secara akut, seperti
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
kelompok masyarakat dalam waktu pendek. Konsep kerugian oleh pencemaran seperti
ini tidak lagi sesuai dengan kemajuan teknologi karena gangguan yang akut seperti
diatas sudah tidak layak lagi terjadi. Pencemaran lingkungan pada era modern seperti
sekarang seharusnya diukur oleh perubahan kualitas hidup yang lebih peka. Misalnya,
gangguan kesehatan kronis seperti merosotnya sistem kekebalan tubuh, terjadinya
mutasi genetik, ganggauan pada pertumbuhan janin, gangguan kronis pada organ-organ
vital sehingga menimbulkan peningkatan penyakit kanker, gangguan kehamilan,
gangguan saluran pernapasan, alergi dan semacamnya. (Amsyari.F,1996)
Pemantauan kualitas air memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut:
1. Envoiromental Surveilance, yakni tujuan mendeteksi dan mengukur pengaruh
yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkugan dan
mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut
dihilangkan.
2. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antara perubahan variabel-variabel ekologi perairan dengan
parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas air.
3. Appraisal of Resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air
pada suatu tempat secara umum. (Effendi,2003)
2.2 Nitrogen
Nitrogen dan senyawanya tersebar secara luas dalam biosfer. Lapisan atmosfer
bumi mengandung sekitar 78% gas nitrogen. Bebatuan juga mengandung nitrogen. Pada
tumbuhan, hewan senyawa nitrogen ditemukan sebagai penyusun protein dan klorofil.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
atas amonia (NH3),ammonium(NH4),nitrit(NO2),nitrat(NO3) dan molekul gas N2, sedikit
nitrogen organik berupa protein,asam amino dan urea. (Effendi,2003)
Garam seperti senyawa nitrogen ada dalam jumlah kecil di air bersih, dan zat ini
dicerna oleh organisme sebagai garam bernutrisi. Garam juga membantu eutrofikasi
yakni proses perkembangbiakan tumbuhan air dengan cepat karena memperoleh zat
makanan yang berlimpah akibat pemberian pupuk yang berlebihan. Peningkatan
eutrofikasi dapat merusak ekosistem yang menyebabkan pasokan tidak alami (buatan)
berlebihan dari garam nutrisi, sehingga eutrofikasi merupakan salah satu ancaman bagi
kehidupan ikan. Kemajuan eutrofikasi menyebabkan penyebaran beberapa jenis
ganggang biru-hijau, mengurangi larutan oksigen, pembentukan hidrogen sulfida,
amonia, berkurangnya besi logam, akumulasi bahan-bahan organik yang tidak dapat
dibusukkan ke dalam bahan non-organik. Garam nutrisi yang berperan penting dalam
proses eutrofikasi mencampur nitrogen dan phosphor, kemudian senyawa ini masuk ke
dalam zona perairan.(Sunu.P,2001)
Bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi sebagai bagian dari
siklus nitrogen. Transformasi nitrogen dapat melibatkan atau tidak melibatkan
makrobiologi dan mikrobiologi.Adapun transformasi nitrogen mikrobiologis mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Nitrifikasi, yaitu oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi ini
dilakukan oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimum pada pH 8 dan
pH < 7 berkurang secara nyata. Bakteri nitrifikasi bersifat mesofilik yang
menyukai suhu 30oC
2. Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit (NO2),dinitrogen oksida(N20)
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
anoksi (tak ada oksigen). Proses ini juga melibatkan bekteri dan jamur.
Dinitrogen oksida adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan dengan
kadar oksigen sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama
dari proses denitrifikasi pada perairan dengan kondisi anaerob.
Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit lebih sedikit
dari pada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Nitrit merupakan bentuk
peralihan (Intermediate) antara amonia dan nitrat (Nitrifikasi),
proses nitrifikasi ditunjukkan dalam persamaan reaksi:
N organik + O2 NH3-N + O2 NO2-N + O2 NO3-N
Nitrifikasi
Reduksi nitrat (Denitrifikasi) oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob, yang
merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga menghasilkan gas
amonia dan gas-gas lain, misalnya N2O, NO2, NO dan N2. Proses denitrifikasi
ditunjukkan dalam persamaan reaksi:
NO3- NO2- NH3(gas)
(nitrat) (nitrit)
N2O(gas) N2(gas)
Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke udara, ion
nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman, keberadaan nitrit
menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang
memiliki kadar oksigen terlarut rendah. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan
limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi
menjadi nitrat. Garam-garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
2.3 Gejala Klinis Yang Disebabkan Oleh Nitrit
Nitrit dapat mengakibatkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), hal ini
mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit oksida (NO) atau
NO- yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot
polos. Selain itu, nitrit di dalam perut akan berikatan dengan protein membentuk
N-nitroso, komponen ini juga dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrit
dimasak dengan panas yang tinggi. Sementara itu, komponen ini sendiri diketahui
menjadi salah satu bahan karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada manusia.
Dosis yang dapat menyebabkan kematian dari nitrit pada orang dewasa
bervariasi antara 0.7 dan 6 g NO2- (atau sekitar10 sampai 100 mg NO2-/kg). Efek toksik
(meracuni tubuh) yang ditimbulkan oleh Nitrit bermula dari reaksi oksidasi Nitrit
dengan zat besi dalam sel darah merah, tepatnya di dalam Hemoglobin (Hb).Telah kita
ketahui bahwa salah satu tugas hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk disalurkan
ke seluruh organ tubuh. Ikatan nitrit dengan hemoglobin, disebut Methemoglobin,
mengakibatkan hemoglobin tidak mampu mengikat oksigen. Jika jumlah
methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total hemoglobin, maka akan terjadi
keadaan yang disebut Sianosis, yaitu suatu keadaan dimana seluruh jaringan tubuh
manusia kekurangan oksigen. Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
hemoglobin didalam tubuh mereka. Kebanyakan kasus membuktikan bahwa bayi yang
berusia 28 hari langsung mengalami methemoglobinemia setelah minum air formula
yang tinggi kadar nitrit. Jika hal ini terjadi pada bayi dikenal dengan nama “Blue Baby”.
Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek
vasodilatasinya.Gejala klinis yang timbul dapat berupa mual, muntah, sakit perut , sakit
kepala, penurunan tekananan darah dan denyut nadi lebih cepat (takikardi), selain itu
sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus
yang ringan, gejala hanya tampak disekitar bibir dan membran mukosa. Adanya
sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam darah, saturasi oksigen,
pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami keracunan yang
berat, korban dapat tidak sadar seperti, berkurangnya kesadaran (stupor) koma atau
kejang sebagai akibat turunnya konsentrasi oksigen dalam darah arteri (hipoksia) .
Mula-mula timbul gangguan pelebaran saluran cerna (gastrointestinal) dan
sianosis tanpa sebab akan sering dijumpai. Pada kasus yang berat, koma dan kematian
dapat terjadi dalam satu jam pertama akibat timbulnya hipoksia dan kegagalan sirkulasi.
Akibatnya, terjadi penurunan aliran darah ke sel atau organ sehingga berkurangnya
fungsi pemeliharaan organ (iskemia) terutama organ-organ yang vital.
2.4.
Spektofotometer UV-Visible
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan
atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer
dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih
terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis.
Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh
dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan
trayek panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek
panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang
yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya yang
seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersususn dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu
alat untuk mengukur perbedaan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur
perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. (Khopkar,2003)
Alat-alat instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible terdiri dari :
1. Sistem Optik
Pada umumnya konfigurasi dasar setiap spektrofotometer UV-Vis berupa susunan
peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut:
Keterangan :
SR = Sumber radiasi
M = Monokromator
SK = Sampel kompartemen
D = Detektor
M SK D A VD
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
A = Amplifier atau penguat
VD = Visual display atau meter
Setiap bagian peralatan optik dari spektrofotometer UV-Vis memegang fungsi dan
peranan tersendiri yang saling terkait fungsi peranannya. Setiap fungsi dan peranan tiap
bagaian dituntut ketelitian dan ketepatan yang optimal, sehingga akan diperoleh hasil
pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan ketepatannya.
Dilihat dari segi spektrofotometer dapat digolongkan tiga macam yaitu :
1. Sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam)
2. Sistem optik radiasi berkas ganda (double beam)
3. Sistem optik radiasi berkas terpisah (spliter beam)
Pertama kali spektrofotometer UV-Vis yang diperkenalkan untuk analisis adalah
spektrofotometer UV-Vis dengan sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam).
Kemudian dengan kemajuan elektronika mulai dipopulerkan spektrofotometer UV-Vis
radiasi berkas ganda (double beam), dengan asumsi mengambil suatu keuntungan tidak
terpengaruh penurunan intensitas radiasi berkas ganda adalah : tidak mungkin kedua
kuvet yang dipakai adalah betul-betul identik, dan lagi intensitas radiasi yang menuju
ke dua kuvet juga tidak mungkin betul-betul sama.
Oleh sebab itu pada era terakhir ini sistem optik spektrofotometer UV-Vis cenderung
kembali ke sistem optik radiasi berkas tunggal, karena ketelitian dan ketepatan
pengukurannya lebih baik dari sistem optik radiasi berkas ganda.
Sedangkan sistem optik radiasi berkas terpisah (spliter beam) pada prinsipnya adalah
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
rumit sehingga memungkinkan terjadinya penurunan intensitas radiasi setelah melalui
rangkaian sistem optik yang rumit dan panjang.
2. Sumber radiasi
Beberapa macam sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah
lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Sumber radiasi Deuterium dapat
dipakai pada daerah panjang gelombang 190 nm sampai 380 nm (daerah ultraviolet
dekat), karena pada rentangan panjang gelombang tersebut sumber radiasi deuterium
memberikan dua garis spectra yang dapat dipakai untuk mengecek ketepatan panjang
gelombang pada spektrofotometer UV-Vis.
3. Monokomator
Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber
radisasi polikromatis. Monokromator pada spektrofotometer UV-Vis biasanya terdiri
dari sususnan : celah (slot) masuk-filter-prisma-kisi(grating)-celah keluar.
4. Sel atau kuvet
Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari
pemakainnya kuvet ada dua macam yang permanen terbuat dari bahan gelas leburan
silika atau kuvet disposable untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari teflon atau
plastik.
Dutinjau dari bahan yang dipakai membuat kuvet, ada dua macam yaitu : kuvet dari
leburan silika (kuarsa) dan kuvet dari gelas. Kuvet dari leburan silika dapat dipakai
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah peengukuran (380-1100 nm) karena
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Dianjurkan setiap kali memakai kuvet selalu dibersihkan dengan alkohol absolut atau
direndam didalamnya. Membersihkan permukaan kuvet yang basah harus dipakai kertas
lensa yang bagus jangan sekali-kali memegang permukaan kuvet yang transparan.
5. Detektor
Detektor merupakan salah satu bagian dari spektrofotometer UV-Vis yang penting oleh
sebab itu kualitas detektor akan mementukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi
detektor di dalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima
menjadi sinyal elektronik.
Beberapa pustaka memeberikan persyaratan tentang kualitas dan fungsi detektor di
dalam spektrofotometer UV-Vis antara lain :
1. Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima,
tetapi harus memberikan derau (noise) yang sangat minimum.
2. Detektor harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respons terhadap
radiasi pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-Vis)
3. Detektor harus memberikan respons terhadap radiasi dalam waktu yang
serempak.
4. Detektor harus memberikan jaminan terhadap respons kuantitatif dan sinyal
elektronik yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan sinyal yang
diterima.
5. Sinyal elektronik yang diteruskan oleh detektor harus dapat diamplifikasikan
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 METODOLOGI 3.1.1. Alat-alat
- Spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 543 nm
- Labu ukur 100 ml
- Labu erlenmeyer 250ml dan 500 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Pipet volume 50 ml
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
- Pipet ukur 5 ml
- Kertas saring Whatman No.41
3.1.2. Bahan-bahan
- Larutan sulfanilamid
- Larutan NEDD (l-Naptil Etilen Diamina Dihidroklorida)
- Air suling
- Air sungai deli
- Air sungai babura hulu
- Air sungai babura hilir
- Air sungai belumai
-Air sungai tembung
3.1.3. Persiapan Sampel
Disaring air sungai deli, air sungai babura hulu, air sungai babura hilir, air
sungai belumai dan air sungai tembung dengan kertas sarinng whatman no 41 kedalam
beaker glass untuk menghilangkan kotoran yang terdapat dalam masing-masing air
sungai
3.1.4. Prosedur Pembuatan Larutan Pereaksi
1. Larutan sulfanilamid
5 gr sulfanilamid dilarutkan dalam suatu campuran dari 50 ml HCl pekat dan
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
2. Larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD)
500 mg dihidroklorida dilarutkan dalam 500 ml air destilasi. Larutan ini harus
disimpan dalam botol berwarna coklat / gelap.
3.1.5. Prosedur Pembuatan Larutan Standart NO2 1. Larutan NO2 1000 ppm
Ditimbang 1,5 gr NaNO2 dalam beaker gelas kemudian dilarutkan dengan
akuades , kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur . Gelas beaker dibilas dengan
akuades, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur, kemudian ditambah dengan
akuades sampai garis tanda.
2. Larutan standart NO2 100 ppm
Dipipet 10 ml larutan standart NO2 1000 ppm kemudian dipindahkan ke dalam
labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
3. Larutan standart NO2 10 ppm
Dipipet 10 ml larutan standart NO2 100 ppm kemudian dipindahkan ke dalam
labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
4. Larutan standart NO2 1 ppm
Dipipet 25 ml larutan standart NO2 10 ppm kemudian dipindahkan ke dalam
labu ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
5. Larutan standart NO2 0,5 ppm
Dipipet 50 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Dipipet 25 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
7. Larutan standart NO2 0,15 ppm
Dipipet 15 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
8. Larutan standart NO2 0,1 ppm
Dipipet 10 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
9. Larutan standart NO2 0,05 ppm
Dipipet 5 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
10. Larutan standart NO2 0,025 ppm
Dipipet 2,5 ml larutan standart NO2 1 ppm kemudian dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml, encerkan dengan akuades sampai garis tanda lalu dihomogenkan
3.1.6. Prosedur Kalibrasi Alat
- Dihubungkan arus listrik degan alat spektrofotometer sinar tampak
- Diatur panjang gelombang 543 nm
- Dihidupkan lampu UV dan lampu VIS
- Dituliskan nama dan jumlah sampel pada layar monitor kemudian simpan dan
Klik start
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
- Ditambahkan 1ml larutan sulfanilamid ke dalam masing – masing labu
erlenmeyer biarkan bereaksi selaman 2-8 menit
- Ditambahkan 1 ml larutan NEDD(l-Naptil Etilen Diamina Dihidroklorida)
kocok, diamkan selama 10 menit
- Dimasukkan blanko ke dalam kedua kuvet lalu ukur absorbansinya pada 543
nm
- Dibilas kuvet kedua lalu masukkan sampel kemudian ukur absorbansinya pada
543 nm
- Dicatat angka absorbansinya.
3.1.7. Prosedur kurva Kalibrasi
- Dipipet 50 ml dari masing – masing larutan seri standart yang konsentrasinya
1,0000 mg/l ;0,5000 mg/l ;0,2500 mg/l ;0,1500 mg/l ;0,1000 mg/l ;0,0500mg/l
0,0250 mg/l dan dimasukkna ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
- Ditambahkan 1 ml larutan sulfanilamid ke dalam masing-masing labu
erlenmeyer, dibiarkan bereksi selama 2-8 menit.
- Ditambahkan 1 ml larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) ke
dalam masing-masing labu erlenmeyer, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
- Diukur Absorbansi larutan 0,02500 mg/l; 0,0500 mg/l; 0,1000 mg/l; 0,1500
mg/l; 0,2500 mg/l; 0,5000 mg/l; 1,0000 mg/l; NO2 dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Visible pada panjang gelombang 543 nm.
Setelah diperoleh absorbansi dari masing-masing konsentrasi, kemudian dibuat
kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorbansi.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
1. Prosedur absorbansi blanko
- Dipipet 50 ml contoh blanko dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml
- Ditambah 1 ml larutan sulfanilamid dan dibiarkan bereaksi selama 2-8 menit
- Ditambah 1 ml larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) ke
dalam labu erlenmeyer, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
- Diukur absorbansi larutan blanko pada panjang gelombang 543 nm
- Dicatat angka absorbansinya
2. Penentuan Absorbansi
- Dipipet air sungai deli sebanyak 50 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer 250 ml
- Ditambah 1 ml larutan sulfanilamid dan dibiarkan bereaksi selama 2-8 menit
- Ditambah 1 ml larutan N-1 Naftil etilen diamina dihidroklorida (NEDD) ke
dalam labu erlenmeyer, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit.
- Diukur absorbansi larutan blanko pada panjang gelombang 543 nm
- Dicatat angka absorbansi air sungai deli
- Dilakukan cara yang sama untuk air sungai babura hulu, air sungai babura hilir,
air sungai belumai dan air sungai tembung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Hasil analisis yang dilakukan di Balai Riset Standardisasi Industri Medan untuk
kadari ion nitrit dengan metode spektrofotometri UV-Visible yaitu :
Tabel 4.1. Data Absorbansi Larutan Standart Nitrit (NO2) Berdasarkan Hasil
Percobaan
No Kode Sampel Konsentrasi Absorbansi
1 Blank A01 0,0000 mg/l 0,0000
2 Standart A02 0,0250 mg/l 0,0835
3 Standart A03 0,0500 mg/l 0,1751
4 Standart A04 0,1000 mg/l 0,3495
5 Standart A05 0,1500 mg/l 0,3495
6 Standart A06 0,2500 mg/l 0,8719
7 Standart A07 0,5000 mg/l 1,7213
8 Standart A08 1,0000 mg/l 3,1935
Tabel 4.2. Data Absorbansi Sampel Berdasarkan Hasil Percobaan
N0 Sampel Konsentrasi Absorbansi
1 Blanko 0,0000 mg/l 0,0000
3 Air sungai Deli 0,0196 mg/l 0,0638
5 Air sungai Babura Hulu 0,0688 mg/l 0,2244
7 Air sungai Babura Hilir 0,1420 mg/l 0,4631
9 Air sungai Belumai 0,0049 mg/l 0,0160
11 Air sungai Tembung 0,1039 mg/l 0,3388
4.2 Pengolahan Data
NO X Y XY X2 Y2
1 0,0000 mg/l 0,0000 0,0000 mg/l 0,0000 mg/l 0,0000 mg/l
2 0,0250 mg/l 0,0835 0,0021 mg/l 0,0006 mg/l 0,0070 mg/l
3 0,0500 mg/l 0,1751 0,0088 mg/l 0,0025 mg/l 0,0307 mg/l
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri
4.2.1 Penurunan persamaan garis regresi
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis
Y=aX + b
Dimana : a = slope
b = intersept
selanjutnya harga slope dan intersept dapat ditentukan dengan menggunakan metode
Least-Square sebagai berikut :
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri
Dengan mensubstitusi harga-harga yang tercantum pada tabel di atas maka didapat
harga slope dan intersept yakni:
Slope(a) =
Maka didapat persamaan garis regresi sebagai berikut:
Y = aX+ b
Y = 3,2138 X + 0,0301
Dengan mensubstitusikan harga-harga X yang ada ke dalam persamaan regresi diatas,
maka diperoleh harga Y baru :
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Tabel 4.3. Data Absorbansi Larutan Standart berdasarkan hasil perhitungan
No Kode Sampel Konsentrasi (X) Absorbansi (Y)
1 Blank A01 0,0000 0,0301
Tabel 4.4. Data Absorbansi Larutan Sampel Berdasarkan Hasil Perhitungan
No Sampel Konsentrasi (X) Absorbansi (Y)
Dari hasil pengamatan dan uraian diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar kadar
ion nitrit pada beberapa air sungai di kota medan melebihi batas standart yang telah
ditentukan menurut UU No 82 tahun 2001 mengenai pengolahan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air yakni sebesar 0,06 mg/l.Air sungai yang memenuhi
syarat tersebut ialah air sungai belumai sebesar 0,0049 mg/l. Dan air sungai deli
sebesar 0,0196 mg/l sedangkan air sungai yang tidak memenuhi syarat yang
ditentukan oleh UU No 82 yakni air sungai babura hulu sebesar 0,0688 mg/l, air
sungai babura hilir sebesar 0,1420 mg/l, dan air sungai tembung sebesar 0,1039
mg/l. Untuk air sungai babura hulu dikarenakan lokasi sungai yang berdekatan
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
penngunaan pupuk nitrogen yang terlalu banyak sehingga menyebabkan eutrofikasi
yakni perkembangbiakan tumbuhan air dengan cepat yang telah diketahui bahwa
garam-garam nitrit merupakan nutrisi bagi tumbuhan air. sehingga kadar nitrit
dalam air sungai tinggi, dapat diketahui bahwa semakin ke hilir air sungai semakin
tercemar hal ini dimungkinkan karena aliran air sungai yang melewati
industri-industri seperti industri-industri yang menggunakan nitrit sebagai pencegah korosi dalam air
ketel dan perumahan di kota medan yang membuang limbah ke aliran sungai seperti
sisa makanan dan kotoran yang menyebabkan pembusukan sisa tanaman dan hewan
sehingga menyebabkan tingginya kadar amonia yang akan dioksidasi oleh bakteri
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Dari hasil pengamatan dan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
sebagian besar kadar ion nitrit pada beberapa air sungai di kota medan melebihi
batas standart yang telah ditentukan menurut UU No 82 tahun 2001 mengenai
pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yakni sebesar 0,06
mg/l.Air sungai yang memenuhi syarat tersebut ialah air sungai belumai sebesar
0,0049 mg/l dan air sungai deli sebesar 0,0196 mg/l sedangkan air sungai yang
tidak memenuhi syarat yakni air sungai babura hulu sebesar 0,0688 mg/l, air
sungai babura hilir sebesar 0,1420 mg/l, dan air sungai tembung sebesar 0,1039
mg/l.
5.2 Saran
- Untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan menggunakan metode yang lain
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amsyari,F.,"Pencemaran Lingkungan"rineka cipta,jakarta(1996),Hal 79.
2. Effendi,H.,"Telaah Kualitas Air",Edisi kelima,Kanisius, Yogyakarta (2003), Hal
14,17-18,146,148,152-153.
3.
4. Khopkar,S.M.,"Konsep Dasar Kimia Analitik", Universitas
Indonesia-press(2003), Hal 215-216.
5. Sunu,P.,"Melindungi Lingkungan"Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta
(2001).Hal 107.
6. Sudjana,J.,"Metoda Statistika,Tarssito, Bandung (2005), Hal 368
7. Muldja.M.,Suharman.,"Analisis Instrumental"Airlangga,Surabaya (1995),Hal
48-51.
8. Mahida,U.N,"Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri", Cetakan
Pertama.Rajawali,Jakarta (1984), Hal 94.
9. Wardhana,W.A.,"Dampak Pencemaran
Lingkungan",Andi,Yogyakarta,(1995),Hal 78.
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Lampiran 1 : Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas
NOMOR : 82 TAHUN 2001
TENTANG : PENGOLAHAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR
KRITERIA MUTU AIR BERDASARKAN KELAS
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri
Fecal Coliform jml/100
jml 100 1000 2000 2000
Total Coliform jml/100
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri
Lampiran 2 : Grafik Hasil Pengukuran Larutan Standart Nitrit
No Kode Sampel Konsentrasi Absorbansi
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.
Lampiran 3 : Grafik Hasil Pengukuran Sampel
N0 Sampel Konsentrasi Absorbansi
Yustina Ida : Penentuan Kadar Nitrit Pada Beberapa Air Sungai Di Kota Medan Dengan Metode Spektrofotometri (Visible), 2009.