• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Nitrit Pada Air Minum Dengan Metode Spektrofotometri (Visible)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penetapan Kadar Nitrit Pada Air Minum Dengan Metode Spektrofotometri (Visible)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Gambar Alat, Pereaksi dan Sampel

Gambar 1. Alat Spektroquant Nova 60

(2)

Lampiran 2. Baku Mutu Air Minum

PERMENKES R.I. NO : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

yang diperbolehkan Keterangan A. FISIKA

1 Bau - - Tidak Berbau

2 Jumlah Zat Padat Terlarut

(3)

b. Kimia Organik

1 Aldrin dan Dieldrin mg/L 0,0007

2 Benzene mg/L 0,01

3 Benzo (a) pyrene mg/L 0,00001

4 Chloroform (total Isomer) mg/L 0,0003

5 Chloroform mg/L 0,03

6 2,4-D mg/L 0,10

7 DDT mg/L 0,03

8 Deterjen mg/L 0,05

9 1,2-Dichloroethene mg/L 0,01

10 1,1-Dichloroethene mg/L 0,0003

11 Heptachlor dan heptachlor

epoxide mg/L 0,003

12 Hexachlorobenzene mg/L 0,00001

13 Gamma-HCH (Lindane) mg/L 0,004

14 Methoxychlor mg/L 0,03

15 Pentachlorophenol mg/L 0,01

16 Pestisida Total mg/L 0,10

17 2,4,6-trichlorophenol mg/L 0,01

18 Zat organik mg/L 10

2 Aktivitas Beta (Gross Beta

(4)

NTU = Nepnelometrik Turbidity Units TCU = True Colour Units

Logam berat merupakan logam terlarut

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

ttd

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman 9, 56-57.

Fessenden, R., dan Fessenden, J. (1986). Organic Chemistry. Third Edition. Penerjemah: Pudjaatmaka, A.H. (1989). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta. Penerbit Erlangga. Halaman 436-450.

Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2008). Kimia Farmasi Analis. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Halaman 220-256.

Jacob, R., dan Cordaro, E. (2000). Nitrification. Tanggal akses 2 mei 2016. www.rpi.edu/dept/chem-eng/Biotech-Environ/Environmental/nitrification. Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman

57-63.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416. (1990). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/menkes/Per/IV/1990 Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 7.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Silalahi. J. (2005). Masalah Nitrit dan Nitrat Dalam Makanan. Medan. Medika Jurnal Kedokteran dan Farmasi. Halaman 460 dan 461.

Situmorang, M. (2007). Kimia Lingkungan.Medan: Universitas Negeri Medan. Halaman 36-38, 47-48.

Slamet, J. S. (2009). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Halaman 81-85, 110-111 dan 116.

SNI. (2006). SNI 01-3554-2006 CaraUji Air Minum. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional. Halaman 8-10

Suriawiria, U. (2005). Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung: P.T. Alumni. Halaman 1-3.

(6)

Tjokrokusumo, K. R. T. (1995). Pengantar Konsep Teknologi Bersih Khusus Pengelolaan dan Pengolahan Air. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan. Halaman 24 dan 25

(7)

BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat

Analisis nitrit dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Medan yang bertempat di jalan Willem Iskandar Pasar V Barat I No.4 Medan 20371.

3.2 Sampel, Alat, dan Bahan 3.2.1 Sampel

Sampel yang digunakan pada penetapan kadar nitrit adalah air minum isi ulang dari Depot Air Minum yang ada di Laboratorium Kimia Air Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Medan, Provinsi Sumatera Utara. Adapun sampel yang dianalisis adalah berjumlah 3 buah sampel yang sudah diberi kode sampel, yaitu sebagai berikut:

1. Sampel 1 dengan Kode: AM 0307 2. Sampel 2 dengan Kode: AM 0308 3. Sampel 3 dengan Kode: AM 0390 3.2.2 Alat

(8)

3.2.3 Bahan

Bahan yang digunakan untuk melaksanakan pengujian ini adalah sampel air minum, larutan asam sulfanilamida (H2NC6H4SO2NH2), Alphanaftil amin.

3.3 Prosedur

1. Diambil 25 mL Sampel, lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL 2. Dipipet 0,5 mL menggunakan pipet volum 1 mL larutan Alphanaftil amin

dan 0,5 mL asam sulfanilamida.

3. Lalu dikocok sampai homogen, ditunggu selama 10 menit.

4. Diukur kadarnya dengan menggunakan alat spektrofotometer spectroquant nova 60.

5. Dimasukkan 10 mL larutan tersebut ke dalam kuvet 10 mL, dengan membersihkan kuvet dengan tisu terlebih dulu.

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari pengujian yang dilakukan terhadap air minum yang diperiksa di Labkesda Medan diperoleh hasil berikut:

No Kode Sampel Jenis Sampel Hasil (mg/L) Persyaratan

1. 0307 Air Minum <0.01 Menurut PERMENKES persyaratan yang telah ditetapkan karena kandungan nitrit tidak melebihi ambang batas. Dimana baku mutu nitrit (NO2-) pada air minum menurut PERMENKES

416/MENKES/PER/IX/1990 nilai maksimal untuk parameter nitrit pada air minum adalah 1,0 mg/L.

Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan gastro intestinal, diare campur darah, disusul dengan konvulsi, koma dan bila tidak ditolongakan meninggal. Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk methemoglobin (metHb).

(10)
(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis pada air minum yang diperiksa adalah 1. Sampel AM 0307 < 0,01 mg/L

2. Sampel AM 0308 < 0,01 mg/L 3. Sampel AM 0390 = 0,22 mg/L

Persyaratan menurut PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990 nilai maksimal untuk parameter nitrit (NO2) di dalam air minum adalah 1,0 mg/L. Dari

data di atas dinyatakan bahwa ketiga sampel yang dianalisis mengandung nitrit yang masih memenuhi persyaratan, karena tidak melebihi ambang batas maksimal yang telah ditetapkan.

5.2 Saran

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Menurut Notoadmodjo (2003), sekitar 55-60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80% (Mulia, 2005).

(13)

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan tidak ada satu pun makhluk hidup yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan ataupun pada hewan (termasuk di dalamnya pada manusia) akan terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75% kandungan sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% kandungan sel hewan, terdiri dari air. Jika kandungan tersebut berkurang, misalnya dehidrasi pada manusia yang diakibatkan muntaber, kalau tidak cepat ditanggulangi akan mengakibatkan kematian. Tanaman yang lupa tidak disiram pun akan layu dan kalau dibiarkan akan mati (Suriawiria, 2005).

Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media penularan penyakit, misalnya penyakit diare. Supaya air masuk ke tubuh manusia, baik berupa minuman atau makanan tidak menyebabkan/merupakan pembawa bibit penyakit mutlak diperlukan pengolahan air yang berasal dari sumber atau untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan (Sutrisno, 2004).

(14)

2.2 Air Minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangkan, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492Tahun 2010; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990).

Agar air minum tidak menyebabkan gangguan kesehatan, maka air tersebut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan. Di Indonesia, standar air minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990, persyaratan air minum dapat ditinjau dari parameter fisika, parameter kimia, parameter mikrobiologi, dan parameter radioaktivitas yang terdapat di dalam air minum tersebut (Mulia, 2005).

2.2.1 Parameter Fisika

Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat pada terlarut (TDS). Air yag baik idealnya tidak berbau. Air yang berbau busuk tidak menarik dipandang dari sudut estetika. Selain itu juga, bau busuk bisa disebabkan proses penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air yang ada pada air (Mulia, 2005).

(15)

atau di bawah suhu udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut) atau sedang terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air (Mulia, 2005).

2.2.2 Parameter Kimiawi

Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Dalam standard air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun serta derajat keasaman (pH). Sedangkan zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, Volatile organik chemicals (zat kimia organik mudah menguap) zat-zat berbahaya dan

beracun maupun zat pengikat Oksigen (Mulia, 2005).

Arsenic, Barium, Cadmium, Chromium, Mercury dan Selenium merupakan logam beracun yang mempengaruhi organ bagian dalam manusia. Timbal merusak sel darah merah, sistem saraf dan ginjal manusia. Tembaga merupakan indikator terjadinya perkaratan. Konsentrasi flour yang terlalu tinggi dalam air minum dapat menimbulkan gangguan pada gigi. Nitrit dalam air minum akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk Methemoglobin yang dapat menyebabkan penyakit blue babies pada bayi (Mulia, 2005).

2.2.3 Parameter Mikrobiologi

(16)

minum (Mulia, 2005).

2.3 Sumber Air Minum

Sampai saat ini kebanyakan orang memanfaatkan air permukaan tawar dan air tanah sebagai sumber air minum. Sumber-sumber air tawar adalah air permukaan yang merupakan air sungai dan danau. Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Air tanah pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran mengalami penyaringan alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya. Namun demikian, kadar kimia air tanah tergantung sekali dari jenis tanah yang dilaluinya. Pada proses ini mineral-mineral yang dilaluinya dapat larut dan terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut (Slamet, 2009).

Peraturan Pemerintah NO 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagia air baku air minum 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan

(17)

air tersebut dinyatakan aman sebagai air minum (Tjokrokusumo, 1995).

2.4 Kualitas Air Minum

Sumber air baku pada dasarnya harus dapat dipersiapkan sebagai sumber air minum dan karena kenyataannya di alam mengalami berbagai macam dan jenis pencemar baik dari akibat peristiwa alam maupun kegiatan manusia, maka air tersebut dinyatakan tercemar secara potensial oleh kejadian lingkungan (Tjokrokusumo, 1995).

Negara dengan keadaan ekonomi lebih rendah dan teknologi juga rendah, maka biasanya kesehatannya pun rendah. Di Negara sedemikian biasanya standar air minum tidak ketat, karena kemampuan mengelolah air(teknologi) masih belum canggih dan masyarakat belum mampu membeli air yang harus diolah secara canggih yang tentunya juga mahal. Standar di setiap Negara memang harus layak bagi keadaan social-ekonomi-budaya setempat. Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, perlu didapatkan cara-cara pengelolahan ataupun pengelolahan air yang relatif murah (tekologi tepat guna), sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat dinyatakan baik atau memenuhi stadar internasional, tapi terjangkau oleh masyarakat (Slamet, 2009).

(18)

parameter-parameter demi menjaga kualitas air minum. Persyaratan kualitas air minum dapat dilihat dalam Lampiran 2.

2.5 Nitrit Dalam Air Minum

Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang

sangat sedikit, lebih sedikit daripada nitrat karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk sementara antara amonia dan nitrat. Kadar nitrit dalam perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat (Slamet, 2009).

Nitrifikasi adalah proses pembentukan senyawa nitrat dari senyawa amonium. Proses ini merupakan proses dimana ion ammonium dioksidasi menjadi ion nitrit, serta ion nitrit menjadi ion nitrat. Proses ini dapat terjadi di tanah, air laut, maupun air tawar. Nitrifikasi muncul secara alamiah dilingkungan dengan keberadaan bakteri khusus nitrifikasi. Tingkat reaksi nitrifikasi sangat tergantung pada sejumlah faktor lingkungan (Jacob dan Cordaro, 2000).

Menurut Jacob dan Cordaro (2000), proses nitrifikasi dipengaruhi oleh dua bakteri berbeda. Nitrosomonas mempengaruhi tahap pertama yaitu pembentukan nitrit:

NH4 + Nitrosomonas + 2O2 NO2 + 2H2O

Hasil nitrit kemudian akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrobacter: 2NO2 + Nitrobacter + O2 + 2H2O 2NO3 + 2H2O

(19)

2.5.1 Penyebaran Nitrit Dalam Air Minum

Pertambahan penduduk di kota-kota besar umumnya diikuti dengan peningkatan kebutuhan air minum. Kepadatan penduduk dan terbatasnya lahan untuk daerah pemukiman menyebabkan terjadinya pencemaran air tanah terutama oleh zat-zat organik yang berasal dari buangan rumah tangga. Selain itu terdapat pipa instalasi jaringan PDAM yang sudah tua dan menjadi aus sehingga mengakibatkan terjadinya rembesan air buangan ke dalam pipa dan menyebabkan air minum tercemar. Pencemaran air minum oleh bahan organik menyebabkan ammonia meningkat. Ammonia larut di dalam air dan membentuk senyawa ammonium yang cenderung akan mengikat oksigen. Dengan adanya mikroba nitrosomonas senyawa ammonium dan oksigen dapat membentuk senyawa nitrit dengan adaya mikroba nitrobakter akan membentuk senyawa nitrat (Wardhana, 2004)

2.5.2 Metabolisme Nitrit

Nitrat diabsorbsi dengan cepat pada saluran pencernaan bagian atas, dan sebagian besar dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran melalui urin mempunyai waktu paruh sekitar lima jam. Asupan nitrit dapat bereaksi dengan zat-zat yang ada dalam saluran pencernaan. Jika diserap ke dalam sistem sirkulasi, nitrit atau mengoksidasi hemoglobin menjadi methomoglobin (Silalahi, 2005).

(20)

sesungguhnya direduksi menjadi nitrit di dalam ludah dan tertelan kembali. Sintesa nitrit dan nitrat terjadi di dalam tubuh. Jika pH lambung meningkat, bakteri akan berkembang, kemudian dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit. Nitrit juga dapat terbentuk melalui reduksi nitrat oleh bakteri pada infeksi kelenjar kemih (Silalahi, 2005).

2.5.3 Toksisitas Nitrit dan Nitrat

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 memberikan persyaratan kualitas air minum yang diperbolehkan mengandung nitrat maksimum 50 mg/L dan 3 mg/L untuk nitrit. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 bahwa syarat kualitas air bersih yang digunakan sebagai air minum setelah dimasak adalah 10 mg/L untuk nitrat dan 1 mg/L untuk nitrit.

Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan gastro intestinal, diare campur darah, disusul dengan konvulsi, koma dan bila tidak ditolongakan meninggal. Keracunan kronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit terutama akan bereaksi dengan hemoglobin membentuk methemoglobin (metHb). Dalam jumlah melebihi normal MetHb akan menimbulkan methemoglobinemia. Pada bayi methemoglobinemia sering dijumpai karena pembentukan-pembentukan enzim untuk menguraikan metHb menjadi Hb masih belum sempurna. Sebagai akibat methemoglobinemia, bayi akan kekurangan oxygen, maka mukanya akan tampak membiru (Slamet,2009).

(21)

antara agen nitrosasi dan senyawa amin yang mudah dinitrosasi. Pada umumnya, precursor (bahan baku) pembentuk nitrosamine adalah amin sekunder dan tertier. Agen nitrosasi yang paling penting dalam pembentukan nitrosamine adalah N2 O3

yang mudah terbentuk dari nitrit dalam suasana asam sebagai berikut: NO2- + H+ HNO2

Reaksi ini terjadi pada suasana dalam air. Kondisi pH yang optimum untuk nitrosasi senyawa amin sekunder berkisar antar 2,5 dan 3,5.

2.6 Penentuan Kadar Nitrit

Prinsip pengukuran kadar nitrit dan nitrat berdasarkan pembentukan senyawa azo yang berwarna merah keunguan yang terjadibila direaksikan dengan asam sulfanilat dan N- (1-naftil etilen diamindihidroklorida). Warna yang terbentuk diukur absorbansinya secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang maksimum 543 nm (SNI, 2006).

2.6.1 Spektrofotometri Sinar Tampak

(22)

Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. Sinar pada panjang gelombang tunggal (radiasi monokromatik) diabsorbsi maka sinar yang dihasilkan akan nampak sebagai warna komplemen warna yang diserap tadi. Jadi ketika warna biru (450 sampai 480 nm) diabsorbsi maka radiasi yang dihasilkan adalah warna kuning (Gandjar dan Rohman, 2008).

Tabel 2.1 Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya Panjang

gelombang

Warna yang diserap Warna yang diamati/warna komplementer 400-435 nm Ungu (lembayung) Hijau kekuningan

450-480 nm Biru Kuning

480-490 nm Biru Kehijauan Orange

480-500 nm Hijau Kebiruan Merah

500-560 nm Hijau Merah anggur

560-580 nm Hijau kekuningan Ungu (lembayung)

580-595 nm Kuning Biru

595-610 nm Orange Biru kekuningan

610-750 nm Merah Hijau Kebiruan

(Ganjar dan Roman, 2008).

Spektra sinar tampak dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Data yang diperoleh spektofotometri sinar tampak adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut, yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan (Gandjar dan Rohman, 2008).

Menurut Gandjar dan Rohman (2008), dalam Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan yaitu;

(23)

2. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas yang sama

3. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut

4. Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforiensi 5. Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan

Suatu zat warna ialah senyawa organik berwarna yang digunakan untuk memberi warna ke suatu objek. Warna merupakan hasil suatu perangkat kompleks respon faali maupun psikologis terhadap panjang gelombang antara 400-750 nm, yang jatuh pada selaput retina mata (Fessenden dan Fessenden, 1986).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri sinar tampak terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri sinar tampak karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan:

a. Pembentukan yang dapat menyerap sinar tampak

Menurut Gandjar dan Rohman (2008), hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pula pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :

1. Reaksinya selektif dan sensitif

2. Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel 3. Hasil reaksi dalam jangka waktu yang lama.

(24)

setelah didiazotasi dan dikopling degan naftil etilen diamin (NED). Zat warna azo merupakan kelas zat yang terbesar dan terpenting, jumlahnya mencapai ribuan. Dalam pewarnaan azo, mula-mula senyawa aromatik teraktifkan terhadap subtitusi elektrofilik, kemudian diolah dengan suatu garam diazonium untuk membentuk zat warna (Gandjar dan Rohman, 2008)

b. Waktu operasional (operating time)

Cara ini digunakan untuk pengukuran hasil reaksi ataupembentukan warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbs larutan (Gandjar dan Rohman, 2008).

c. Pemilihan panjang gelombang

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang gelombang maksimal dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu (Gandjar dan Rohman, 2008).

d. Pembuatan kurva baku

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x) (Gandjar dan Rohman, 2008).

e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

(25)

berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik) (Gandjar dan Rohman, 2008).

2.6.2 Reaksi Diazotasi

Reaksi diazotasi merupakan reaksi senyawa aromatik yang teraktifkan terhadap substitusi elektrofilik sehingga terbentuk garam diazonium yang untuk membentuk warna (Fessenden dan Fessenden, 1986).

Reaksi diazotasi disebut juga dengan uji griess. Reaksi dizotasi antar asam sulfanilat dengan nitrit yang akan membentuk garam diazonium akan diikuti reaksi kopling dengan NED membentuk zat pewarna azo yang merah:

(26)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Menurut Notoadmodjo (2003), sekitar 55-60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80% (Mulia, 2005).

Analisis penentuan kualitas air sangat penting bagi pengguna air dan sebagai informasi tentang keberadaan senyawa kimia yang terkandung di dalam air. Analisis kualitas yang sebenarnya harus melalui analisis laboratorium agar semua komponen yang terdapat di dalam air dapat diketahui dengan jelas. Akan tetapi, analisis yang seperti ini sangat mahal, dan waktu yang diperlukan untuk analisis juga lama. Untuk mengetahui kualitas air dengan tepat maka analisis dapat dilakukan melalui analisis kimia dan analisis toksisitas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercemaran air. Analisis kimia dilakukan untuk mengetahui kadar zat kimia atau jenis zat kimia yang terkandung di dalam air. Teknik analisis ini tidak akurat dan tidak dapat menjelaskan jenis senyawa secara spesifik, akan tetapi sudah dapat memberikan informasi tentang kualitas air apakah sudah layak atau tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia (Situmorang, M., 2007).

(27)

tersebut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan. Di Indonesia, standar air minum yang berlaku dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990, persyaratan air minum dapat ditinjau dari parameter fisika, parameter kimia, parameter mikrobiologi, dan parameter radioaktivitas yang terdapat di dalam air minum tersebut(Mulia, 2005).

Di perairan nitrit ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit dari pada nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit dalam air dapat terbentuk baik dari oksidasi oleh amonia (NH3) oleh bakteri dari Nitrosomonas

maupun dari reduksi nitrat (Sutrisno, 2004).

Reduksi Nitrat (denitrifikasi) oleh aktifitas mikroba pada kondisi anaerob menghasilkan gas amonia dan gas-gas lain, misalnya N2O, NO2, dan N2.

Menurut Achmad (2004), nitrit dapat mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga mengurangi kemampuan hemoglobin sebagai pembawa oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan kondisi yang dikenal dengan methemoglobine, dimana korbannya seperti terkena penyakit jantung yang disebut penyakit bayi biru (blue baby). Keberadaan nitrit juga menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut sangat rendah sehingga dapat menyebabkan bau busuk.

(28)

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penetapan kadar nitrit dalam air minum ini adalah: 1. Untuk mengetahui kadar nitrit (NO2) di dalam air minum tersebut.

2. Untuk mengetahui kadar nitrit yang diperoleh memenuhi persyaratan PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990.

1.2.2 Manfaat

(29)

PENETAPAN KADAR NITRIT PADA AIR MINUM DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE)

ABSTRAK

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Nitrit dalam air minum yang dikonsumsi dapat mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga mengurangi kemampuan hemoglobin sebagai pembawa oksigen dalam darah. Oleh karena itu, penulis ingin memeriksa kadar nitrit pada air minum.

Analisis Nitrit (NO2) dengan metode spektrofotometri (Visible), dimana

nitrit dalam air minum direaksikan dengan 0,5 mL larutan Alphanaftil amin dan 0,5 mL asam sulfanilamida sehingga terbentuk senyawa azo berwarna lembayung kemerahan karena reaksi koupling antara sulfanilamida yang telah terdiazosasi dengan alphanaftil amin. Parameter nitrit diukur dengan metode spektrofotometri (visible) pada panjang gelombang 543 nm. Hasil pengukuran dinyatakan dalam mg/L. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah air minum yang dianalisis mengandung nitrit memenuhi persyaratan sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan PERMENKES 416 MENKES/PER/IX/1990.

Hasil analisis yang dilakukan (S1) kode sampel AM 0307 <0,01 mg/L, (S2)

kode sampel AM 0308 <0,01 mg/L, (S3) kode sampel AM 0390 0,22 mg/L.

Persyaratan menurut PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990 nilai maksimal untuk parameter nitrit (NO2) di dalam air minum adalah 1,0 mg/L. Dari data di

atas dinyatakan bahwa ketiga sampel yang dianalisis mengandung nitrit yang masih memenuhi persyaratan, karena tidak melebihi ambang batas maksimal yang telah ditetapkan.

(30)

PENETAPAN KADAR NITRIT PADA AIR MINUM DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE)

TUGAS AKHIR

OLEH:

WANTRIO PARDOMUAN SIRINGORINGO

NIM 132410069

PROGRAM DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(31)
(32)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Penetapan kadar Nitrit pada air minum dengan metode Spektrofotometri (visible)”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahlimadya analis farmasi dan makanan pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagaimana mestinya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak antara lain:

1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan dan sebagai dosen PenasehatAkademik yang telah memberikan nasehat dan pengarahan kepada penulis dalam hal akademis setiap semester.

3. Ibu Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian hingga Tugas Akhir ini selesai.

(33)

5. Dosen dan Pegawai Fakultas Farmasi Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan yang berupaya mendukung kemajuan mahasiswa. 6. Kakak dan abang senior serta adik-adik junior yang tidak disebutkan

namanya, terima kasih buat kebersamaan, semangat, dan bantuannya selama ini, serta masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis juga mengucapkan rasa terimakasih serta penghargaan yang tulus dan tak terhingga kepada orang tua tersayang Ayahanda Lismer Siringoringo, Ibunda Sampuluh Br. Manullang dan Kakanda Dorlina, Kakanda Reniana, Abangda Jhanter, dan Adik tersayang Benget Hamonangan, serta Opung Boru tercinta yang telah memberikan doa, motivasi dan pengorbanan yang tidak mampu dibalas dengan apapun dalam penyelesaian tugas akhir ini. Semoga Selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.

Terima kasih juga kepada teman sekelompok Praktik Kerja Lapangan Eska, Hanna, Dina, yang telah memberi dukungan dan masukan selama praktik kerja lapangan hingga tigas akhir ini selesai. Terimakasih juga buat sahabat sahabat dekat saya Carles, Fahrum, Rezza, Ruben, Yuda, Lily, Ade, Evelin, Rinaldo, Andri, Rahmadi, Afif, dan seluruh teman mahasiswa Analis Farmasi dan Makanan angkatan 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(34)

Akhir kata, penulis sangat berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan. Amin.

Medan, Juni 2016 Penulis

(35)

PENETAPAN KADAR NITRIT PADA AIR MINUM DENGAN

METODE SPEKTROFOTOMETRI (VISIBLE)

ABSTRAK

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Nitrit dalam air minum yang dikonsumsi dapat mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga mengurangi kemampuan hemoglobin sebagai pembawa oksigen dalam darah. Oleh karena itu, penulis ingin memeriksa kadar nitrit pada air minum.

Analisis Nitrit (NO2) dengan metode spektrofotometri (Visible), dimana

nitrit dalam air minum direaksikan dengan 0,5 mL larutan Alphanaftil amin dan 0,5 mL asam sulfanilamida sehingga terbentuk senyawa azo berwarna lembayung kemerahan karena reaksi koupling antara sulfanilamida yang telah terdiazosasi dengan alphanaftil amin. Parameter nitrit diukur dengan metode spektrofotometri (visible) pada panjang gelombang 543 nm. Hasil pengukuran dinyatakan dalam mg/L. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah air minum yang dianalisis mengandung nitrit memenuhi persyaratan sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan PERMENKES 416 MENKES/PER/IX/1990.

Hasil analisis yang dilakukan (S1) kode sampel AM 0307 <0,01 mg/L, (S2)

kode sampel AM 0308 <0,01 mg/L, (S3) kode sampel AM 0390 0,22 mg/L.

Persyaratan menurut PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990 nilai maksimal untuk parameter nitrit (NO2) di dalam air minum adalah 1,0 mg/L. Dari data di

atas dinyatakan bahwa ketiga sampel yang dianalisis mengandung nitrit yang masih memenuhi persyaratan, karena tidak melebihi ambang batas maksimal yang telah ditetapkan.

(36)

DAFTAR ISI

(37)

2.5.2 Metabolisme Nitrit ... 11

2.5.3 Toksisitas Nitrit dan Nitrat ... 12

2.6 Penentuan Kadar Nitrit ... 13

2.6.1 Spektrofotometri Sinar Tampak ... 13

2.6.2 Reaksi Diazotasi ... 17

BAB III METODE PENELITIAN... 18

3.1 Tempat ... 18

3.2 Sampel, Alat dan Bahan ... 18

3.2.1 Sampel ... 18

3.2.2 Alat ... 18

3.2.3 Bahan ... 19

3.3 Prosedur ... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1 Hasil ... 20

4.2 Pembahasan ... 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

5.1 Kesimpulan ... 22

5.2 Saran ... 22

(38)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(39)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Gambar

Gambar 1. Alat Spektroquant Nova 60
Tabel 2.1 Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya
Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Note: NPML-IPH lab processes: Sewage samples are tested in cell culture, virus isolation done, confirmed by realtime PCR (ITD). Note: ERC sequencing report has confirmed the

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (a) memberikan pre-test kepada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Anjongan untuk mengetahui

3 Cases fro m suspected measles o utbreak investigatio n o nly, case based surveillance is gradually exCA nding in the co untry. * Figures in the table 1 are restricted to

Peneliti menyampaikan saran berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan kepada berbagai pihak yaitu sebagai berikut: (1) Upaya peningkatan keterampilan siswa

Didampingi Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata, Menteri Bambang mengatakan bahwa kerjasama antara Kementerian

Pertemps People Development Group (  ), Employment related support services framework agreement mini competitions for the provision of the Work Programme invitation to tender

Prestasi kerja yang baik sangatlah diharapkan oleh perusahaan dari..

Core Beliefs organisasi merupakan keyakinan umum yang perlu dimiliki oleh setiap anggota organisasi untuk memicu dan mengerahkan enerji seluruh anggota organisasi untuk