ANALISIS KADAR NITRIT ( NO₂ ¯ ) DARI AIR SUNGAI
PERCUT DAN SUNGAI DELI DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS PADA BALAI RISET
STANDARISASI INDUSTRI MEDAN
KARYA ILMIAH
SUCIYANTI SITANGGANG
112401008
PROGRAM STUDI DIPLOMA
–
3 KIMIA ANALIS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS KADAR NITRIT ( NO
) DARI AIR SUNGAI PERCUT
DAN SUNGAI DELI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
UV-VIS PADA BALAI RISET STANDARISASI INDUSTRI
MEDAN
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai
gelar Ahli Madya
SUCIYANTI SITANGGANG
112401008
PROGRAM STUDI DIPLOMA
–
3 KIMIA ANALIS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : Analisis Kadar Nitrit (NOЇ ) Dari Air Sungai Percut dan Sungai Deli Dengan Metode
Spektrofotometri Pada Balai Riset Standarisasi Industri Medan
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Suciyanti Sitanggang
Nomor Induk Mahasiswa : 112401008
Program studi : Diploma (D3) Kimia Analis
Departemen : Kimia
Fakultas :Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam ( FMIPA ) Universitas Sumatera Utara
Disetujui di
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,
Dr. Rumondang Bulan, MS
PERNYATAAN
ANALISIS KADAR NITRIT ( NO₂ ) DARI AIR SUNGAI PERCUT DAN
SUNGAI DELI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI PADA BALAI RISET STANDARISASI INDUSTRI MEDAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan , Juni 2014
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas Kasih KaruniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang diberi judul “ ANALISIS
KADAR NITRIT ( NOЇ ) DARI AIR SUNGAI PERCUT DAN SUNGAI DELI
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI PADA BALAI RISET
STANDARISASI INDUSTRI MEDAN “. Karya ilmiah ini disusun untuk
ANALISIS KADAR NITRIT ( NO₂ ) DARI AIR SUNGAI PERCUT DAN SUNGAI DELI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI PADA BALAI
RISET STANDARISASI INDUSTRI MEDAN
ABSTRAK
ANALYSIS NITRITE CONTENT ( NO₂ ) OF PERCUT RIVER WATER AND DELI RIVER WATER BY USING SPEKTROFOTOMETRI METHOD IN
INDUSTRIAL STANDARDZATION RESEARH HALL MEDAN
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Daftar Lampiran viii
BAB 1 Pendahuluan
2.1.3 Pembagian Air BerdasarkanAnalisis 7 2.1.4 Aspek Kimia – FisikaPencemaran Air 9
2.2 Nitrogen 10
2.2.1 Nitrogen Anorganik dan Organik 11
2.3 Limbah 14
2.3.1 Kualitas limbah 14
2.3.2 Karakteristik Limbah Cair 15
2.4 Karet 16
2.5 Spektrofotometer 18
2.5.1 Peralatan ( Instrumentasi ) 19 BAB 3 Metodologi Penelitian
3.1 Alat dan Bahan 21
3.1.1 Alat – alat 21
3.1.2 Bahan – bahan 22
3.2 Metoda Pengambilan sampel air sungai berdasarkan 22 debit air
3.3 Prosedur Penelitian 23
3.3.1 Pembuatan Pereaksi 23
3.3.2 Penyediaan Larutan Standart 24 3.3.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi 26 3.3.4 Perlakuan Pada Larutan Blanko 27 3.3.5 Perlakuan Pada Larutan Sampel 28 BAB 4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil 29
4.2 Penentuan Nitrit 31
DAFTAR TABEL
Nomor Table Judul Halaman
Tabel 2.1 Komposisi Lateks Segar dan Kering 17 Table 4.1 Data Penentuan Kadar Nitrit Pada Sampel 29 Table 4.2 Data Absorbansi Larutan Standart Nitrit ( NO2) 30
Berdasarkan Hasil Percobaan
Table 4.3 Persaamaan Garis Regresi Untuk Kurva Kalibrasi Nitrit 31 Dengan Menggunakan Metode Least Square Dimana
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lamp
1. Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengolahan 40 Kualitas Air Permukaan dan Pengendalian Pencemaran Air
2. Grafik Kurva Kalibrasi Larutan Standart Nitrit 45
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memper -hitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus pada segenap pengguna air ( Effendi,2003 ).
Sungai mempunyai fungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan mengalirkannya ke laut, sungai itu dapat digunakan juga untuk berjenis – jenis aspek seperti pembangkit tenaga listrik, pelayaran, pariwisata, perikanan dan
lain-lain ( Sosdarsono, 2003 ).
ANALISIS KADAR NITRIT ( NO₂ ) DARI AIR SUNGAI PERCUT DAN SUNGAI DELI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI PADA BALAI
RISET STANDARISASI INDUSTRI MEDAN
ABSTRAK
ANALYSIS NITRITE CONTENT ( NO₂ ) OF PERCUT RIVER WATER AND DELI RIVER WATER BY USING SPEKTROFOTOMETRI METHOD IN
INDUSTRIAL STANDARDZATION RESEARH HALL MEDAN
ABSTRACT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lainnya. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memper -hitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus pada segenap pengguna air ( Effendi,2003 ).
Sungai mempunyai fungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan mengalirkannya ke laut, sungai itu dapat digunakan juga untuk berjenis – jenis aspek seperti pembangkit tenaga listrik, pelayaran, pariwisata, perikanan dan
lain-lain ( Sosdarsono, 2003 ).
banyak mengandung ammonia. Dimana ammonia akan teroksidasi menjadi nitrat dan nitrit yang dilakukan oleh bakteri nitrosomonas.
Nitrat ( NOЈ ) adalah bentuk utama nitrogen diperairan alami dan
merupakan nutrient utama bagi kehidupan tanaman dan algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung dalam kondisi anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi Nitrit menjadi Nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses
kimiawi. Diperairan Nitrit ( NOЇ ) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat
sedikit lebih sedikit dibandingkan Nitrat, karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit ( NOЇ ) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat.
Jika tingginya kadar nitrit dalam air sungai dengan demikian dapat menunjukkan adanya air limbah yang pembenahannya tidak sempurna. Nitrogen nitrit dalam air sungai dapat diukur dalam jumlah - jumlah yang sedikit sekali yang menjadikan suatu uji coba yang berguna ( Gabriel,J.F, 2001 ).
Nitrit ( NOЇ ) juga terbukti bersifat racun pada ikan. Nitrit dalam air
hemoglobin didalam tubuh ikan dan membentuk senyawa yang disebut methemoglobin yang mempunyai daya afinitas terhadap oksigen rendah ( Nugroho,2006 ).
nitrit dalam perut manusia yang telah keracunan akan menim- bulkan muka biru dan bahkan kematian ( Sastrawijaya,T.A, 1991 ).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik dan ingin membuat penelitian yang berjudul :
“ Analisis Kadar Nitrit ( NO₂ ) dari Air Sungai Percut dan Sungai Deli
Dengan Metode Spektrofotometri Pada Balai Riset Standarisasi Industri
Medan”.
1.2permasalahan
a. Berapakah kadar Nitrit ( NO ) yang diperoleh dari air sungai Percut dan air
sungai Deli.
b. Apakah kadar nitrit ( NOЇ ) yang diperoleh sesuai dengan Peraturan
1.3Batas permasalahan
a. Penulis hanya membahas Analisa kadar penentuan Nitrit ( NOЇ ) air sungai
Percut dan sungai Deli.
b. Dalam analisa penulis hanya menggunakan spektrofotometer UV-VIS.
1.4Tujuan
Untuk mengetahui kadar Nitrit ( NO ) dari air sungai Percut dan sungai Deli.
1.5Manfaat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kadar nitrit ( NOЇ ) dari
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air dan atmosfer ). Bumi dilingkupi air sebanyak 70 % sedangkan sisanya ( 30 % ) berupa daratan ( dilihat dari permukaan bumi ). Udara mengan-dung zat cair(uap air) sebanyak 15 % dari tekanan atmosfer ( Gabriel, J.F , 2001 ).
2.1.1 Sifat Air
Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0˚ C (32˚F) -100˚ C , air berwujud cair. Suhu 0˚ C merupakan titik beku dan suhu 100˚ C merupakan titik didih.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik.
dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air menjadi cair ( kondensasi ) melepaskan energi panas yang besar.
4. Air merupakan pelarut yang baik, air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia, sehingga sifat ini juga memungkinkan air digunakan untuk pencuci yang baik dan bahan pencemar ( polutan ) yang masuk kebadan air.
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air tersebut memiliki sifat mem- basahi suatu bahan secara baik.
6. Air merupakan satu - satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas ( massa/ volume ) yang lebih rendah dari pada air. Dengan demikian, es akan mengapung di air ( Effendi, 2002 ).
2.1.2 Sumber – Sumber Air
Air yang berada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber dan secara garis besar dapat dikatakan, air bersumber dari laut yaitu air laut, dari darat yaitu air tanah dan dari udara yaitu air hujan.
Air tanah disebut pula air tawar oleh karena tidak terasa asin. Berdasarkan lokasi air maka air tanah dapat dibagi dalam 2 (dua) bentuk bagian yaitu:
1. Air permukaan tanah.
2. Air jauh dari permukaan tanah.
a. Air permukaan tanah
Air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa, danau, waduk (buatan). b. Air jauh dari permukaan tanah / air tertekan
Disebut pula air tertekan yaitu air yang tersimpan didalam lapisan tanah ; termasuk air tanah adalah sumur gali dan sumur bor.
2.1.3 Pembagian Air Berdasarkan Analisis
Berdasarkan analisis air maka air digolongkan dalam 3 ( tiga ) golongan yaitu air kotor / air tercemar, air bersih dan air siap minum / diminum
1. Air kotor / air tercemar
Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan disebut air tercemar / air kotor.
Sumber air kotor / air tercemar menurut lokasi pencemaran
b. Air tercemar perkotaan bersumber dari sampah rumah tangga, pusat perbelanjaan, industri kecil, industri berat, hotel, restauran, tempat keramaian.
2. Air Bersih
Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari sumber mata air.
3. Air siap diminum / air minum
Air siap diminum / air minum ialah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia dan bakteriologi serta level kontaminan maksimum ( LKM ) ( Maximum Conta-
minant Level ).
Level kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenankan dalam batas - batas aman dan harus memenuhi syarat sebagai berikut ini :
a. Harus jernih, transparan dan tidak berwarna
b. Tidak dicemari bahan organik maupun bahan anorganik c. Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum d. Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standart
Menurut Peraturan Pemerintah No 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukkannya adalah sebagai berikut:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air ( Effendi, 2002 ).
2.1.4 Aspek Kimia-Fisika Pencemaran Air
Sifat-sifat kimia-fisika air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menen- tukan tingkat pencemaran air adalah:
1. Padatan 2. Kekeruhan 3. Bau
4. Temperatur 5. Daya hantar listrik 6. Warna
8. Alkalinitas 9. Fosfat 10.Nitrogen 11.Amoniak 12.BOD
13.COD ( Gintings,P, 1992 ).
2.2 Nitrogen
Semua nitrogen yang terdapat didalam campuran organik dapat dianggap sebagai nitrogen organik. Dalam air limbah domestik, kebanyakan dari nitrogen organik berada dalam bentuk protein – protein atau produk-produk yang diakibatkan oleh degradasi ( penurunan kadar nilai ) nitrogen organik menjadi amoniak dalam pembusukan anaerobik sedangkan nitrat atau nitrit dalam pembusuk aerobik ( Soemarwoto, 1989 ).
Nitrogen sebagai salah satu nutrien terdapat dalam protein, protein merupakan komposisi utama plankton, dasar semua jaringan makanan yang bertalian dengan air. Dalam plankton terdapat 50 protein atau 7 – 10 % nitrogen.
Jika amoniak diubah menjadi nitrat oleh bakteri, maka akan terdapat nitrit dalam air, hal ini terjadi jika air tidak mengalir, khususnya dibagian dasar. Jumlah nitrit tidak akan banyak, apalagi dipermukaan. Karena itu populasi industri akan ditunjukkan jika nitrit cukup banyak jumlahnya. Karena nitrit digunakan dalam air ketel untuk mencegah terjadinya korosi, maka buangan air ketel dapat menimbulkan populasi nitrit ( Sastrawijaya,T, 1991 ).
2.2.1 Nitrogen Anorganik dan Organik
Nitrogen anorganik terdiri dari gas ammonia ( NHЈ ), ammonium ( NHЉ) ,nitrit ( NOЇ
), nitrat ( NOЈ ) dan molekul nitrogen ( NЇ ) dalam bentuk gas. Nitrogen organik
berupa protein, asam amino, dan urea. Bentuk-bentuk nitrogen tersebut mengalami transformasi sebagai siklus nitrogen. Transformasi nitrogen dapat melibatkan ataupun tidak melibatkan makrobiologi dan mikrobiologi. Adapun transformasi nitrogen mikrobiologis mencakup hal – hal sebagai berikut:
1. Asimilasi nitrogen anorganik ( ammonium dan nitrat ) oleh tumbuhan dan oleh mikroorganisme untuk membentuk nitrogen organik, misalnya asam amino dan protein. Diperairan, proses ini terutama dilakukan oleh bakteri autotrof dan tumbuhan.
3. Nitrifikasi, yaitu oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi dilakukan oleh bakteri aerob. Nitrifikasi berjalan secara optimal pada pH 8 dan pada pH < 7 berkurang secara nyata. Bakteri nitrifikasi bersifat mesofilik, menyukai suhu 30˚ C.
4. Ammonifikasi nitrogen organik untuk menghasilkan ammonia selama proses dekomposisi bahan organik. Proses ini banyak dilakukan oleh mikroba dan jamur. Autolisis sel dan eksresi amonia oleh zooplankton dan ikan juga berperan sebagai amonia.
5. Denitrifikasi, yaitu reduksi nitrat menjadi nitrit. Proses reduksi nitrat berjalan optimum pada kondisi anoksik ( tidak ada oksigen ). Proses ini juga melibatkan bakteri dan jamur. Dinitrogen oksida adalah produk utama yang dihasilkan dari denitrifikasi pada perairan dengan kadar oksigen yang sangat rendah, sedangkan molekul nitrogen adalah produk utama dari proses denitrifikasi pada perairan dengan kondisi anearob.
2.2.2 Nitrit
Pada denitrifikasi, gas NЇ yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke
udara. Ion nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogent bagi tanaman yang berada didalam perairan.
Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami kadar nitrit sekitar 0,001 mg/L dan sebaliknya tidak melebihi 0,06 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0,05 mg/L bersifat toksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Bagi manusia dan hewan, nitrit lebih bersifat toksik dari pada nitrat.
Garam-garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi pada industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen.
Nitrosomonas
2 NHЈ + 3 OЇ 2 NOЇˉ+ 2H + 2H2O (8.4)
Nitrobacter
2 NOЇ + OЇ 2 NOЈˉ (8.5)
Amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi merupakan proses mikrobiologis, oleh karena itu, proses ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan aerasi (Effendi,2002).
2.3 Limbah
2.3.1 Kualitas Limbah
Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemar di dalam limbah terdiri dari beberapa parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan semakin kecil konsentrasinya, hal itu akan menunjukkan semakin kecilnya peluang untuk terjadinya pencemaran lingkungan. Beberapa kemungkinan yang akan terjadi akibat masuknya limbah kedalam lingkungan
1. Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti. Hal ini disebabkan karena volume limbah kecil, parameter pencemar yang terdapat dalam limbah sedikit dengan konsentrasi yang kecil.
2. Adanya pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran. 3. Memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran.
Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar 3. Frekuensi pembuangan limbah
2.3.2. Karakteristik Limbah Cair
yang digunakan untuk mendinginkan mesin suatu pabrik. Limbah air bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam proses produksinya. Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel, baik yang larut maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan ada yang halus. Kerap kali air buangan pabrik berwarna keruh dan bersuhu tinggi ( Kristianto, 2004 ).
Air limbah yang telah tercemar mempunyai ciri yang dapat diidentifikasi secara visual dari kekeruhan, warna, rasa, bau yang ditimbulkan dan indikasi lainnya. Sedangkan identifikasi secara laboratorium ditandai dengan perubahan sifat kimia air. Jenis industri yang menghasilkan limbah cair diantaranya adalah industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, besi dan baja, kertas, minyak goreng, tekstil, electroplating, polywood dan lain-lain ( Gintings,P,1992 ).
2.4 Karet
Secara umum karet adalah turunan isoprenoid paling penting yang berbobot molekul lebih besar daripada bobot molekul tetraterpenoid tetapi beberapa poliisoprenol ( misalnya solanesol ) telah diidentifikasi dalam jaringan fotosintesis.
Sejarah mengenai karet dimulai pada tahun 1943 Michelede Cuneome lakukan pelayaran ekspedisi ke Benua Amerika yang dulu dikenal sebagai “ Benua Baru “. Dalam perjalanan ini ditemukan sejenis pohon yang mengandung getah. Pohon – pohon itu hidup secara liar dihutan – hutan pedalaman Amerika yang lebat. Orang – orang Amerika asli mengambilnya dengan cara menebangnya dan getah yang diperoleh dijadikan oleh penduduk asli pedalaman tersebut dijadikan bola yang dapat dipantul - pantulkan.
Pengenalan bahan baku karet ini kemudian berlanjut didaerah Seville pada tahun 1524 dan para ilmuwan berminat menyelidiki kandungan yang terdapat dalam bahan tersebut agar dapat digunakan untuk membuat alat yang bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari - hari. Dengan peralatan dan pengetahuan yang masih terbatas, ilmuwan dizaman dahulu memisahkan karet menjadi tiga unsur. Unsur –unsur tersebut adalah “ susu ”,” lilin ” , serta “ bahan yang ringan dan bening “.
Dalam pengolahan karet selain dihasilkan produk – produk yang diinginkan juga dihasilkan produk lain berupa limbah. Limbah yang menjadi masalah dipabrik – pabrik biasanya berupa cairan. Cairan dikenal dengan nama air limbah karet karena komponennya sebagian besar terdiri dari air dan zat-zat sisa pengolahan karet. Berdasarkan hasil penenlitian, unsur N, P, K, dan Mg ternyata terdapat didalam limbah.
2.5 Spektrofotometer
2.5.1. Peralatan ( instrumentasi )
1. Sumber Cahaya
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram. Baterai lampu hidrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV. Lampu wolfram adalah energi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan transformator.
2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis, alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan λ yang diinginkan.
3. Sel Absorpsi
4. Detektor
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat - alat
Alat – alat yang digunakan
4. Spektrofotometer UV-VIS Parkinelmer λ 25 UV-Vis 5. Penangas air dilengkapi dengan pengatur suhu
6. Pipet volume 1mL, 2mL, 5mL, 10mL,20mL,25mL,50 Pyrex
7. Kaca arloji Pyrex
8. Kuvet Pyrex
9. Erlenmeyer 250 mL Pyrex
10.Labu ukur 250 mL, 50 mL dan 1000 mL Pyrex
11.Pipet ukur 10 mL Pyrex
12.Botol akuadest
13.Beaker glass 500 mL Pyrex
14.Neraca analitik
3.1.2. Bahan – bahan
Bahan – bahan yang digunakan
a. H S0 (p) pa.Merck
b. Kristal sulfanilamida pa.Merck
c. Kristal NED Dihidroklorida pa.Merck
d. Akuadest
e. Kristal H C O 0,05 N pa.Merck
f. Kristal KMNO 0,05 N pa.Merck
g. Air sungai Deli Tua
h. Air sungai Amplas
i. Kristal NaNO2 234 ppm Merck
j. Larutan CHCL3 pa.Merck
3.2 Metoda Pengambilan sampel air sungai berdasarkan debit air
a. Sungai dengan debit kurang dari 5m
/
detik maka sampel diambil 1 titik ditengahb. Sungai dengan debit air antara 5m
/
detik- 150 m
/
detik sampel diambil pada 2titik yang masing-masing jarak dan lebar sungai pada kedalaman 0,5
kedalaman dari permukaan.
c. sungai dengan debit air lebih dari 150 m
/
detik sampel diambil minimum pada 6titik masing-masing pada jarak , dan lebar sungai pada kedalaman 0,2
dan 0,8 dari kedalaman dari permukaan ( Eaton, 1995 )
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 pembuatan pereaksi
1. Larutan Sulfanilamid
a. Ditimbang 5 gram kristal sulfanilamid diatas kaca arloji b. Dimasukkan kedalam beaker glass 500 mL
c. Dilarutkan dalam campuran 300 mL akuadest dan 50 mL HCL (p) d. Diencerkan dengan akuadest sampai 500 mL
e. Dihomogenkan
2. Larutan N-1 Naptil Etilen Diamin Dihidroklorida ( NEDD ) a. Ditimbang 0,5 gram dihidroklorida diatas kaca arloji b. Dimasukkan kedalam beaker glass
e. Larutan ini harus disimpan dalam botol berwarna gelap 3. Larutan Asam Oksalat 0,05 N
a. Ditimbang 0,5625 gram kristal Oksalat diatas kaca arloji
b. Dimasukkan kedalam Labu ukur 250 mL menggunakan corong kaca c. Dilarutkan dalam campuran 250 mL akuadest hingga garis batas d. Dihomogenkan
4. Larutan induk Nitrit 234 mg/L NaNOЇ
a. Ditimbang 0,616 gram kristal NaNO diatas ₂aca ar₃oji
b. Dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL menggunakan corong kaca c. Dilarutkan dengan campuran 500 mL akuadest bebas Nitrit hingga garis
batas
d. Dihomogenkan
e. Diawetkan dengan 1mL CHCL
5. Larutan Kalium Permanganat KMNO 0,05 N
a. Ditimbang 1,6 gram kristal KMNO diatas kaca arloji
b. Dimasukkan kedalam labu ukur 500 mL menggunakan corong kaca
c. Dilarutkan dalam campuran 500 mL akuadest hingga garis batas d. Dihomogenkan
3.3.2 Penyediaan Larutan Standart
a. Larutan Standart Nitrit (NO )
1. Larutan Standart NO 50 ppm
Diteteskan 10,7 mL Larutan standart NOЇ 234 ppm menggunakan buret kemudian
dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan menggunakan akuadest sampai garis batas tanda lalu dihomogenkan.
2. Larutan Standart NO 10 ppm
Dipipet 10 mL Larutan standart NO 50 ppm kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan akuadest sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
3. Larutan Standart NO 1 ppm
Dipipet 5 mL larutan Standart NO 10 ppm kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan akuadest sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
4. Larutan Standart NO 0,5 ppm
Dipipet 25 mL larutan standart NO 1 ppm kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan akuadest sampai garis tanda lalu dihomogenkan.
5. Larutan Standart NO 0,01 ppm
6. Larutan Standart NO₂ 0,02 ppm
Dipipet 2 mL larutan standart NO 0,5 ppm kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan akuadest sampai garis batas lalu dihomogenkan.
7. Larutan Standart NO₂ 0,05 ppm
Dipipet 5 mL NO 0,5 ppm kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan akuadest sampai garis batas lalu dihomogenkan.
8. Larutan Standart NO₂ 0,10 ppm
Dipipet 10 mL NO 0,5 ppm kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan akuadest sampai garis batas lalu dihomogenkan.
9. Larutan Standart NO2 0,20 ppm
Dipipet 20 mL NO 0,5 ppm kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan akuadest sampai garis batas lalu dihomogenkan.
3.3.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Larutan Standart Nitrit ( NO₂ )
a. Dioptimalkan Spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar Nitrit
d. Ditambahkan 1mL larutan sulfanilamid kedalam masing – masing erlenmeyer e. Didiamkan selama 2 – 8 menit
f. Ditambahkan 1 mL larutan NED dihidroklorida kemudian dikocok g. Didiamkan selama 10 menit dan lakukan segera pengukuran absorbansi
h. Dimasukkan blanko kedalam kuvet lalu diukur absorbansinya pada λ 543 nm lalu tekan auto zero hingga absorbansinya 0,0000
i. Dibilas kuvet kedua lalu masukkan sampel kemudian ukur absorbansinya pada λ 543 nm
j. Dicatat angka absorbansinya. k. Dibuat kurva kalibrasinya
3.3.4 Perlakuan Pada Larutan Blanko
a. Dioptimalkan Spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar Nitrit
b. Dipipet 50 mL larutan blanko dan dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL c. Ditambahkan 1 mL larutan sulfanilamid kedalam masing – masing
erlenmeyer
d. Didiamkan selama 2 – 8 menit
e. Ditambahkan 1 mL larutan NED dihidroklorida kemudian dikocok f. Didiamkan selama 10 menit dan lakukan segera pengukuran absorbansi
h. Dikeluarkan larutan blanko ketika absorbansi semua larutan standart diperoleh.
3.3.5 Perlakuan Pada Sampel
a. Disaring sampel dengan kertas saring bebas Nitrit
b. Dipipet 50 mL sampel dan dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL c. Ditambahkan 1 mL larutan sulfanilamida kedalam masing - masing
erlenmeyer, lalu dibiarkan bereaksi selama 2 – 8 menit
d. Ditambahkan 1 mL larutan NED dihidroklorida, dikocok dan didiamkan bereaksi selama 10 menit
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil analisis yang dilakukan di Balai Riset Standarisasi Industri Medan untuk kadar nitrit dari air sungai Percut di daerah Amplas dan sungai Deli di daerah Deli Tua dengan metode spektrofotometer UV – Visible ditunjukkan pada:
Tabel 4.1 Data Penentuan Kadar Nitrit pada sampel
NO SAMPEL
TANGGAL PERCOBAAN
ABSORBANSI KONSENTRASI
(mg/L)
1 Air sungai Deli I 17 Febuari 2014 0,0282 0,0096
Air sungai Deli II 17 Febuari 2014 0,0281 0,0096
Air sungai Percut I 17 Febuari 2014 0,0293 0,0101
Air sungai Percut II 17 Febuari 2014 0,0293 0,0101
2 Air sungai Deli I 18 Febuari 2014 0,0132 0,0045
Air sungai Deli II 18 Febuari 2014 0,0132 0,0045
Air sungai Percut I 18 Febuari 2014 0,0174 0,0060
3 Air sungai Deli I 19 Febuari 2014 0,0195 0,0067
Air sungai Deli II 19 Febuari 2014 0,0191 0,0065
Air sungai Percut I 19 Febuari 2014 0,0293 0,0101
Air sungai Percut II 19 Febuari 2014 0,0295 0,0101
4 Air sungai Deli I 20 Febuari 2014 0,0132 0,0045
Air sungai Deli II 20 Febuari 2014 0,0134 0,0046
Air sungai Percut I 20 Febuari 2014 0,0176 0,0060
Air sungai Percut II 20 Febuari 2014 0,0179 0,0061
5 Air sungai Deli I 21 Febuari 2014 0,0278 0,0095
Air sungai Deli II 21 Febuari 2014 0,0279 0,0096
Air sungai Percut I 21 Febuari 2014 0,0300 0,0103
Air sungai Percut II 21 Febuari 2014 0,0300 0,0103
6 Air sungai Deli I 23 Febuari 2014 0,0196 0,0067
Air sungai Deli II 23 Febuari 2014 0,0198 0,0068
Air sungai Percut I 23 Febuari 2014 0,0276 0,0095
Tabel 4.2 Data Absorbansi Larutan Standart Nitrit ( NO ) Berdasarkan Hasil
Percobaan
Konsentrasi
(mg/L)
Absorbansi
0 0,0000
0,01 0,0237
0,02 0,0646
0,05 0,1456
0,10 0,2933
0,20 0,5768
4.2 Penentuan Nitrit
Tabel 4.3 Persamaan Garis Regresi Untuk Kurva Kalibrasi Nitrit Dengan
Menggunakan Metode Least Square Dimana Konsentrasi Dinyatakan Sebagai
Xi dan Absorbansi Sebagai Yi
No Xi ( mg/L) Yi ( a ) ( xi - ) ( yi –ӯ ) ( xi - )²
( yi –ӯ )² ( xi )( yi
-ӯ)
1 0 0,0000 -0,0633 -0,184 0,0040 0,0338 0,0116
2 0,01 0,0237 -0,0533 -0,1603 0,0028 0,0256 0,0085
3 0,02 0,0646 -0,0433 -0,1194 0,0018 0,0142 0,0051
4 0,05 0,1456 -0,0133 -0,0384 0,0001 0,0014 0,0005
5 0,10 0,2933 0,0367 0,1093 0,0013 0,0119 0,0040
6 0,20 0,5768 0,1367 0,3928 0,0186 0,1542 0,0536
∑ 0,38 1,104 0,0002 0 0,0286 0,2411 0,0833
Dari tabel diatas diperoleh =
=
= 0,06334.3.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk Larutan Standart Nitrit
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dinyatakan dengan y = ax + b
Dimana:
a = Slope
b = Intersept
Harga slope ( a ) dapat diperoleh dari persamaan berikut :
a = – –
=
= 2,9125
Sedangkan harga intersept ( b ) dapat diperoleh melalui persamaan :
Ý = a + b
Atau
b = Ẏ - a
= 0,184 - 2,9125 ( 0,0633 )
= 0,184 – 0,184
Dengan demikian persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi nitrit adalah :
Y = aX + b
Y = 2,9125 X + ( 0 )
Dengan menstribusikan harga Xi ( konsentrasi standart ) ke persamaan garis regresi di dapat harga Y baru :
Untuk Xi = 0,01 Y = 0,0291
Xi = 0,02 Y = 0,0582
Xi = 0,05 Y = 0,1456
Xi = 0,10 Y = 0,2912
Xi = 0,20 Y = 0,5825
Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
r = –
–
=
Perthitungan untuk menentukan konsentrasi sampel, dinyatakan dengan satu persamaan dan untuk hasil konsentrasi sampel yang lainnya dapat dilihat pada tabel 4.1
X =
=
= 0,0096
Dimana :
X = Konsentrasi sampel
Y = absorbansi
a = Slope
b = Intersept
4.3.2 Reaksi Percobaan
NaNOЇ + HCL ↔ NaCl + HNOЇ
4.4 Pembahasan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar Nitrit ( NO ) pada air sungai
Deli Tua dan air sungai Percut yang diamati selama seminggu yang dimulai dari hari
5.2Saran
1. Dalam pengambilan sampel air sungai sebaiknya dilakukan pengambilan sampel setiap harinya disaat pabrik sedang pembuangan limbah agar hasil lebih optimal . 2. Dalam penentuan kadar nitrit sebaiknya digunakan parameter-parameter yang lain
DAFTAR PUSTAKA
Effendi , H. 2002. Telaah Kualitas Air.Yogyakarta : Kanisius.
Gabriel , J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta : Hipokrates. Cetakan pertama. Gintings, P. 1992. Mencegah dan Mengandalikan Pencemaran Industri. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press. Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri.Edisi ke-3. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Morfon, M.R.1987. Rubber Technology. Edisi ke-3. New York : Van Nostrand Reinhold.
Nugroho,A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Jakarta : Universitas Trisakti. Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi keenam. Bandung : ITB.
Sastrawijaya, T.A.1991. Pencemaran Lingkungan, Jakarta : Rineka Cipta. Soemarwoto, O. 1984. Pencemarandan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : C.V Rajawali. CetakanPertama.
Sosrodarsono, S,dkk. 1994 .Perbaikandan Pengaturan Sungai. Jakarta :Pradnya Paramita.
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Baku Mutu Air Berdasarkan Kelas
PARAMETER SATUAN KELAS
Grafik Kurva Kalibrasi Larutan Standart Nitrit ( NO₂ )
y = 2.912x R² = 1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
absorbansi ( y )
absorbansi ( y )
Linear (absorbansi ( y ))
ppm
Absor
ba
nsi