MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT
PENGAWASAN BIAYA MATERIAL PROYEK PADA PT.
MANUNGGAL REZEKI PRATAMA.
Oleh :
NAMA : YUNITA ARIATI NINGSIH NIM : 040522113
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :
Analisis Anggaran Material sebagai Alat Pengawasan Biaya Material Proyek
pada PT. Manunggal Rezeki Pratama
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera
Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 08 April 2008
Yang membuat pernyataan
Yunita Ariati Ningsih
berkat dan rahmatNya yang diberikan kepada penulis sehingga akhirnya dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul : “ Analisis Perencanaan Biaya Material
sebagai Pengawasan Biaya Material pada PT. Manunggal Rezeki Pratama Medan”
guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah banyak menerima bantuan
baik berupa moril maupun materil serta dukungan dari semua pihak, untuk itu
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1.Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara.
2.Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi
dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3.Bapak Drs. Syamsul Lubis, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
skripsi ini.
4.Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak, dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM,
Ak, selaku Dosen Pembanding/Penguji.
5.Segenap Dosen dan Staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian serta segenap karyawan PT. Manunggal Rezeki Pratama yang
telah membantu selama penulisan skripsi.
7.Keluarga terutama orang tua tercinta : Ayahanda H. Imron Pane dan Ibunda
Hj. Siti Amijah Siregar.
8.Serta untuk teman-teman seperjuangan. Terima kasih untuk segalanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini berguna
bagi kita semua, terima kasih.
Medan, April 2008
Penulis
karena dalam kenyataannya anggaran memegang peranan lebih dalam memenangkan suatu tender. Anggaran dalam pembangunan konstruksi khususnya anggaran material adalah penentuan dan penaksiran biaya yang akurat yang dibutuhkan untuk sebuah proyek dalam hal ini proyek Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant . Anggaran yang disusun bisa saja berbeda dengan aktualnya dan perbedaan ini bisa menimbulkan varians baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Sebuah anggaran yang telah disusun tidak akan memberikan hasil yang baik tanpa adanya pengawasan yang dilaksanakan dengan baik juga. Pengawasan merupakan usaha untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan. Dalam proyek konstruksi ini pengawasan mencakup pengawasan material. Adapun tujuan utama untuk dalam melaksanakan penelitian terhadap PT. Manunggal Rezeki Pratama adalah untuk mengetahui dengan jelas mengenai metode penyusunan anggaran dan pengawasan yang dilaksanakan terhadap biaya material.
Metode teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, wawancara dan kepustakaan.
Dari hasil penelitian bahwa, anggaran biaya material pada perusahaan telah disusun berdasarkan perkiraan biaya yang wajar yang berlaku dipasaran. Secara umum anggaran biaya material sebagai alat pengawasan material terhadap pembangunan konstruksi dilakukan meliputi pengawasan material (fisik) dan pengawasan akuntansi.
especially material budgeting is certain and cost estimate more accurate need by a project of Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant. A budgeting arranged as ussual have a different between budgeting report and actual report. And the different always make a favorable variance or unfavorable variance. A budgeting arranged can’t give a good result without a good controller too. In a constraction project the controller consist of material controller.The first goal of research organizer to PT. Manunggal Rezeki Pratama to know more about how to arrange a material budgeting and controlling organize for material cost.
Technic method of collecting data use in research is documentation, interview, and reference.
From the result of research we can conclude that material budget at company has been arranged based on estimate standart cost in a market. In general condition, material cost budgeting as a material controller to construction development include are material (fisic) controller and accountancy controller.
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Kerangka Konseptual ... 6
E. Metode Penelitian ... 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anggaran ... 9
B. Jenis Anggaran ... 10
C. Jenis Biaya Material ... 12
A. Tempat Penelitian ... 29
B. Jenis Data ... 29
C. Teknik Pengumpulan Data ... 30
D. Metode Analisa Data ... 30
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 31
1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 31
2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 34
3. Penyusunan Anggaran Material Pada PT. Manunggal Rezeki Pratama... 39
B. Analisis Hasil Penelitian ... 44
1. Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Material ... 44
2. Analisis Anggaran Material Sebagai Alat Pengawasan Biaya Material Proyek... 49
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
Table 2.1 Anggaran Biaya Material Tower Antene
Pemancar 25
Tabel 4.1 Daftar Penasehat Teknis 36
Table 4.2 Working Procedures for Additional of Piping Accessories in Relation to ABF
Revamving at A2-Baking Plant 38
Tabel 4.3 Material Budgeting Description 40
Tabel 4.4 Actual Price 42
Gambar 4.1 Struktur Organisasi 34
Gambar 4.2 Structure Organization For Additional Of Piping Accessories in Relation to ABF
Lampiran 1 Time Schedule for Additional Of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant
karena dalam kenyataannya anggaran memegang peranan lebih dalam memenangkan suatu tender. Anggaran dalam pembangunan konstruksi khususnya anggaran material adalah penentuan dan penaksiran biaya yang akurat yang dibutuhkan untuk sebuah proyek dalam hal ini proyek Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant . Anggaran yang disusun bisa saja berbeda dengan aktualnya dan perbedaan ini bisa menimbulkan varians baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Sebuah anggaran yang telah disusun tidak akan memberikan hasil yang baik tanpa adanya pengawasan yang dilaksanakan dengan baik juga. Pengawasan merupakan usaha untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan. Dalam proyek konstruksi ini pengawasan mencakup pengawasan material. Adapun tujuan utama untuk dalam melaksanakan penelitian terhadap PT. Manunggal Rezeki Pratama adalah untuk mengetahui dengan jelas mengenai metode penyusunan anggaran dan pengawasan yang dilaksanakan terhadap biaya material.
Metode teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, wawancara dan kepustakaan.
Dari hasil penelitian bahwa, anggaran biaya material pada perusahaan telah disusun berdasarkan perkiraan biaya yang wajar yang berlaku dipasaran. Secara umum anggaran biaya material sebagai alat pengawasan material terhadap pembangunan konstruksi dilakukan meliputi pengawasan material (fisik) dan pengawasan akuntansi.
especially material budgeting is certain and cost estimate more accurate need by a project of Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant. A budgeting arranged as ussual have a different between budgeting report and actual report. And the different always make a favorable variance or unfavorable variance. A budgeting arranged can’t give a good result without a good controller too. In a constraction project the controller consist of material controller.The first goal of research organizer to PT. Manunggal Rezeki Pratama to know more about how to arrange a material budgeting and controlling organize for material cost.
Technic method of collecting data use in research is documentation, interview, and reference.
From the result of research we can conclude that material budget at company has been arranged based on estimate standart cost in a market. In general condition, material cost budgeting as a material controller to construction development include are material (fisic) controller and accountancy controller.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu proyek atau juga pengerjaan proyek ada beberapa hal
yang harus diperhatikan untuk mencapai laba yang maksimal. Dan antara lainnya
adalah seperti berapa banyak material yang diperlukan/dihabiskan dalam
pengerjaan suatu proyek, berapa tenaga kerja yang harus diperlukan untuk
menyelesaikan proyek tersebut dan biaya-biaya lain yang secara tidak langsung
dikeluarkan dalam suatu pengerjaan proyek tersebut.
Material merupakan suatu bahan yang menjadi pemeran utama
dalam menyelesaikan suatu pengerjaan proyek. Jadi sebelum seorang kontraktor
mengambil suatu proyek sebaiknya menganalisis terlebih dahulu biaya-biaya
yang akan dikeluarkan dan mengestimasi seberapa banyak material yang akan
dipakai sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan dan meramalkan laba yang
akan dicapai.
Dalam sebuah pengerjaan proyek material juga merupakan bahan
yang paling mudah diselewengkan baik dalam penentuan kuantitasnya ataupun
kualitasnya. Oleh karena itu sebelum sebuah proyek dikerjakan hendaknya
kontraktor membuat estimasi seberapa banyak material yang dibutuhkan dan
baiknya untuk estimasi ini dibuat dalam bentuk anggaran sehingga
dengan realisainya atau aktualnya, dan mempermudah juga menghitung seberapa
besar selisih (varians) yang timbul dari biaya yang dianggarkan dengan
aktualnya. Dan bisa juga di jadikan panduan terhadap proyek yang akan datang.
Informasi biaya yang sistematis dan komparatif diperlukan oleh
pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaannya. Hal ini menjadikan
akuntansi semakin memegang peranan penting bagi manajemen untuk
perencanaan dan pengawasan biaya serta analisis atas varians-varians yang
terjadi. Dalam hal ini varians yang ditimbulkan dari material dalam pengerjaan
suatu proyek dapat mempengaruhi tingkat efesiensi biaya proyek. Dan varians ini
bisa saja berupa varians yang menguntungkan (favorable variance) atau bisa juga
varians yang tidak meguntungkan (unfavorable variance) dan varians ini akan
mempengaruhi tingkat laba yang akan dicapai.
Demi terdapatnya jaminan yang memadai atas keamanan material
perusahaan perlu melakukan suatu sistem pengawasan yang baik yang meliputi
pengawasan fisik dan akuntansi. Pada pengawasan fisik lebih diutamakan pada
kualitas material dan penyimpangannya dan pengawasan akuntansi adalah
dilaksanakan melalui sistem pengawasan interen dengan cara membandingkan
kuantitas material yang ada dengan catatan akuntansi. Dalam dunia konstruksi
dewasa ini, dimana pengembangan proyek semakin maju dengan berbagai
peralatan yang modern, maka pengelolahan biaya-biaya untuk mendanai suatu
proyek harus akurat sehingga penyimpangan-penyimapangan dapat diperkecil
memegang peranan penting sebagai bagian suatu informasi dalam melakukan
pengawasan.
Pengawasan yang baik terhadap material yang dilakukan perusahaan
dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu dan akurat pada manajemen.
Informasi ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan
periode berikutnya. Dalam hal ini yang menjadi kendala adalah apakah teknik
pengawasan yang dilakukan sudah dapat memberikan jaminan bahwa
pengawasan fisik dan akuntansi material dapat diyakini kebenarannya seperti
material yang ada dan sesuai dengan catatan manjemen.
Adapun perusahaan jasa konstruksi yang menjadi objek penelitian
adalah PT. Manunggal Rezeki Pratama, yang beralamat di Jl. Orde Baru No. 15
Km 12,5 Medan-Binjai, adalah perusahan swasta yang bergerak dibidang jasa
pengembangan konstruksi, jasa pembuatan peralatan, penginstalasian, perbaikan
dan pemeliharaan peralatan yang ada disebuah perusahaan klien. Pada kilang
minyak sawit misalnya : alat sterillisasi (sterilizer), screw conveyor, tangki
penyimpanan (storage tank), dan lain-lain.
PT. Manunggal Rezeki Pratama dalam melakukan kegiatannya harus
membuat suatu anggaran proyek konstruksi, hal ini diperlukan perusahaan untuk
memenangkan suatu tender pelanggan. Selanjutnya apabila suatu tender sudah
dimenangkan upaya manajemen adalah bagaimana melaksanakan konstruksi yang
sesuai dengan perencanaan biaya yang seminimal mungkin. Untuk itu dibuat
anggaran pelaksanaan yang bersifat lebih detail yang bertujuan untuk kelancaran
sesuai dengan tahapan pengerjaan baik yang menyangkut jenis material, peralatan,
tenaga kerja, serta penyediaan dana yang memadai.
Bedasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganalisis
anggaran yang dibuat dalam suatu proyek dan bagaimana cara perusahaan
merencanakan anggaran tersebut khususnya anggaran materialnya dan untuk
mengetahui seberapa besar varians antara anggaran material dengan realisasinya
dalam menyelesaikan suatu proyek, maka penulis tertarik untuk membahasnya
didalam suatu skripsi yang berjudul “ANALISIS ANGGARAN MATERIAL
SEBAGAI ALAT PENGAWASAN BIAYA MATERIAL PROYEK PADA PT.
MANUNGGAL REZEKI PRATAMA”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas,
maka penulis membatasi penelitian hanya pada penyusunan anggaran material
dan varians yang ditimbulkan antara anggaran yang dibuat dengan aktulanya pada
proyek Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at
A2-Baking Plant.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah anggaran biaya material dapat
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai cara penyusunan
anggaran biaya khususnya biaya material dalam pengerjaan sebuah
proyek pada PT. Manunggal Rezeki Pratama.
2. Untuk mengetahui apakah anggaran biaya material dapat digunakan
sebagai alat pengawasan biaya proyek
Manfaat penelitian ini adalah ;
1. Bagi penulis, untuk mengembangkan wawasan pengetahuan yang telah
diperoleh penulis selama perkuliahan, khususnya mengenai cara
menentukan anggaran dalam suatu proyek.
2. Bagi perusahaan, memberikan saran-saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi manajemen PT. Manunggal Rezeki Pratama, khususnya
dalam perencanaan anggaran proyek.
3. Sebagai acuan bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan
D. Kerangka Konseptual
PT. Manunggal Rezeki Pratama
Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant
Anggaran Biaya Pada Proyek Additional of Piping Accessories in Relation to ABF
Revamving at A2-Baking Plant
Anggaran Material
Taksiran Harga Material Taksiran Kuantitas Material
E. Metode Penelitian
Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan guna
menyelesaikan skripsi ini, maka penulis mempergunakan metode penelitian
sebagai berikut ;
1. Tempat Penelitian.
Penelitian dilakukan di PT. Manunggal Rezeki Pratama yang berada di Jl.
Orde Baru No. 15 Km 12,5 Medan-Binjai
2. Jenis data
Jenis data yang diperoleh penulis dalam penyusunan skripsi terdiri dari :
a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan khusus untuk riset yang
sedang dilaksanakan. Data yang langsung dari objeknya melalui
wawancara dengan pihak manajemen PT. Manunggal Rezeki Pratama.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk dokumen.
Dalam hal ini data sekunder yang diperoleh dari PT. Manunggal
Rezeki Pratama, yang terdiri dari :
a. Sejarah perusahaan.
b. Struktur organisasi perusahaan.
c. Anggaran proyek perusahaan.
c. Data supporting, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku litelatur dan
dari mata kuliah yang berhubungan dengan anggaran dan pengawasan
3. Teknik Pengumpulan Data.
a. Dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen yang ada pada PT.
Manunggal Rezeki Pratama.
b. Wawancara. Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan
pihak-pihak yang berkompeten sehubungan anggaran material.
c. Teknik kepustakaan. Mengumpulkan teori-teori melalui buku-buku
literatur-litelatur, artikel-artikel dan lain-lain yang ada kaitanya dengan
masalah yang dibahas.
4. Metode Analisa Data.
Untuk menganalisi data yang diperoleh, maka penulis menggunakan metode
deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dimana data yang telah diperoleh
dari hasil penelitian dilapangan kemudian dikumpulkan, diklasifikasikan serta
diolah dan dianalisis untuk kemudian dibandingkan berdasarkan landasan teori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anggaran
Tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, dalam
jumlah yang direncanakan. Bertitik tolak dari tujuan yang direncanakan dapat
dimengerti bahwa laba bukanlah suatu hal yang kebetulan saja melainkan melalui
rencana kerja yang teliti. Perencanaan adalah fungsi utama dari seorang
pemimpin perusahaan. Perencanaan tersebut disusun dalam bentuk uang. Fungsi
anggaran dalam perusahaan semakin lama semakin penting karena semua orang
menyadari bahwa perencanaan tanpa diikuti pengawasan tidak akan berhasil atau
sia-sia saja.
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara teliti
yang didasarkan atas pengalaman dimasa yang akan lalu dan ramalan yang masa
akan datang. Sedemikian teliti dan terperincinya angaran tersebut sehingga
merupakan petunjuk bagi staff dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Anggaran merupakan alat koordinasi yang cepat karena semua
kegiatan yang saling berkaitan antara satu bahagian dengan bahagian yang lain
yang sudah diatur dengan baik.
Mulyadi (2001:488) menyatakan bahwa “ Anggaran adalah suatu
rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kerja jangka
Sedangkan menurut Nafarin (2004:12)
Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.
Kieso & Weygandt (2002:230) menyatakan “ A budget is formal written
statement of management plans for a specified future time period, expressed in
financial term.”
Defenisi diatas menyatakan bahwa anggaran merupakan
pernyataan tertulis dari neraca manajemen untuk jangka waktu tertentu dimasa
yang akan datang yang diekspresitkan dalam istilah keuangan.
Menurut Joe K. Shim & Joel G. Siegel (2003:342)
Anggaran merupakan rencana kuantitatif dari kegiatan maupun program yang dinyatakan menurut nilai aktiva, modal, pendapatan, biaya yang dibutuhkan untum melakasankan rencana tersebut ataupun dalam istilah kuantitatif lainnya seperti unit barang dan jasa.
B. Jenis Anggaran
Nafarin (2004:22) mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut
pandang yaitu :
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran variabel atau anggaran flexibel adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas tertentu dan merupakan suatu seri anggaran yang disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.
b. Anggaran tetap
Anggaran tetap atau anggaran statis adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.
Adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontiniu
Anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat. Misalnya, setiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang telah dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis)
Yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai 1 tahun. Misalnya, anggaran untuk keperluan modal kerja. b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis)
Yaitu anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya, anggaran untuk keperluan investasi modal atau capital budget.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran operasional
Yaitu anggaran untuk menyusun laporan laba/rugi, terdiri dari ; 1) Anggaran penjualan.
2) Anggaran biaya pabrik, yang terdiri dari : a) Anggaran biaya material.
b) Anggaran biaya tenaga kerja langsung. c) Anggaran biaya overhead pabrik. 3) Anggaran beban usaha.
4) Anggaran laporan laba/rugi. b. Anggaran keuangan
Adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca yang terdiri dari ;
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari : a. Anggaran komprehensif
Yaitu rangkaian anggaran dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial.
Yaitu anggaran yang tidak disusun secara lengkap, hanya bagian tertentu saja. Misalnya, hanya anggaran operasional saja.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari ;
b. Anggaran kinerja (performance budget)
Yaitu anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Misalnya untuk menilai apakah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing aktvitas tidak melampaui batas.
C. Jenis Biaya Material
Penggolongan jenis material dapat dibedakan menjadi tiga kategori;
1. Engineered Materials, yaitu produk khusus yang dibuat berdasarkan
perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini dijelaskan dengan gambar
dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut. Apabila terjadi
penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek.
2. Bulk material, yaitu produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu.
Material jenis ini seringkali sulit diperkiraan karena beraneka macam jenisnya
seperti kabel dan pipa.
3. Fabricated material, yaitu produk yang dirakit tidak pada tempat material
tersebut akan digunakan diluar lokasi proyek seperti kusen dan rangka baja.
Material konstruksi di sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu material yang kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur (material
permanen) dan material yang dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek.
Tetapi, tidak akan menjadi bagian tetap dari struktur (material sementara).
Material permanen adalah material yang dibutuhkan oleh kontraktor
untuk membentuk bangunan dan sifatnya melekat tetap sebagai elemen bagunan.
Jenis material ini akan dijelaskan lebih rinci dalam dokumen kontrak (gambar
1. Spesifikasi material yang digunakan.
2. Kwantitas material yang diperlukan
3. Uji coba harus dilakukan terhadap setiap material yang diperlukan
sebelum material diterima.
Dengan menggunakan rincian yang tercantum dalam dokumen
kontrak, kontraktor harus menentukan pemasok material yang akan digunakan.
Material sementara adalah material yang dibutuhkan oleh kontraktor
dalam membangun proyek, tetapi tidak akan menjadi bagian dari bangunan
setelah digunakan (material ini akan disingkirkan). Jenis material ini tidak
dicantumkan dalam kontrak, sehingga kontraktor bebas menentukan sendiri
material yang dibutuhkan beserta pemasoknya. Dalam kontrak, kontraktor tidak
akan mendapat pembayaran eksplisit untuk jenis material ini. Sehingga,
pelaksana harus memasukkan biaya material ini kedalam biaya pelaksanaan
berbagai pekerjaan yang termasuk dalam kontrak.
D. Penyusunan Anggaran Meterial Proyek
Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dilakukan dengan
tujuan tertentu, tergantung pada siapa yang membuatnya. Pihak owner membuat
estimasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang
biaya yang harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya. Hasil estimasi ini
disebut dengan OE (Owner Estimate) atau EE (Engineer Estimate). Pihak
kontraktor membuat estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran terhadap
Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan
mendekati OE/EE. Dalam menentukan harga penawaran, kontraktor harus
memasukkan aspek-aspek lain yang sekiranya berpengaruh terhadap biaya proyek
nantinya
Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk menyusun anggaran biaya
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar
menyediakan bahan/material konstruksi secara kontiniu.
2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku didaerah
lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar
daerah lokasi proyek.
3. Melakukan perhitungan analisis material dan upah dengan menggunakan
analisis yang diyakini baik oleh sipembuat anggaran.
4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil
analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.
5. Membuat rekapitulasi.
Pada perusahaan berskala kecil, dimana permasalahan yang dihadapi
belum begitu kompleks, pekerjaan penyusunan anggaran dapat dikerjakan sendiri
oleh pemimpin perusahaan. Namun perusahaan yang berskala besar diperlukan
suatu bagian khusus yang menangani anggaran yang meliputi pembentukan
panitia anggaran. Dalam fungsi pimpinan keuangan biasanya kita menjumpai
seorang direktur budget atau seorang direktur perencanaan dan pengendalian yang
Pimpinan perusahaan jelas mempunyai tanggung jawab terakhir atas
penyusunan anggaran akan tetapi harus ada pembebanan tanggung jawab yang
sejajar pada pimpinan lini dan staf.
Pimpinan-pimpinan lini pada dasarnya dibebani dengan tanggung
jawab ;
1. Memasukkan input keputusan operasional kedalam sistem perencanaan.
2. Memenuhi dan melaksanakan pengendalian.
Pada penyusunan anggaran pimpinan-pimpinan lini diikut sertakan,
karena pada dasarnya anggaran adalah sebagai suatu rancangan untuk membantu
manajer-manajer pada posisi lini dalam melaksanakan tanggung jawab dasar
mereka dan mereka harus memikul tanggung jawab penuh atas rencana tersebut.
Sebaikanya pemimpin staf harus dibebani dengan tanggung jawab
untuk ;
1 Merancang dan memperbaiki sistem (sebagai lawan dari memberikan input
keputusan operasional).
2 Mengawasi dan mengkordinasi jalannya sistem.
3 Memberikan bantuan teknis, analisa dan saran kepada manajer lini.
4 Mengembangkan dan membagikan laporan pelaksanaan.
Kecendrungan yang timbul belakangan ini menunjukkan, bahwa
sebagian besar dari perusahaan yang dikelola dengan baik, memakai secara luas
suatu panitia anggaran atau komisi anggaran. Panitia anggaran ini terdiri dari
Dengan terbentukntya panitia anggaran maka akan terbentuk suatu
hubungan dan kerjasama antara bagian-bagian dalam perusahaan. Selain itu
setiap bagian akan merasa turut serta dalam menetapkan tujuan yang dicapai
perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya masing-masing bagian merasa bahwa
mereka bertanggung jawab atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun tugas utama dari panitia anggaran adalah :
1 Menetapkan pedoman atau kebijaksanaan umum penyusunan angaran
tersebut.
2 Menerima dan mempelajari rencana-rencana anggaran dari setiap bagian.
3 Menyerahkan perbaikan anggaran bila ada.
4 Memberikan saran-saran bila ada pertentangan, kurang kordinasi antara
tiap-tiap bagian
5 Memberikan penjelasan bila terjadi perubahan anggaran
6 Menyetujui rencana anggaran tiap-tiap bagian
7 Menerima dan mempelajari serta menganalisa laporan pelaksanan anggaran
secara berkala
8 Meneyerahkan kebijaksanaan mengenai tindakan perbaikan atas
penyimpangan anggaran yang terjadi.
Komisi anggaran umunya bukan merupakan organ tetap, melainkan
hanya dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu saja yakni pada setiap akhir tahun
dalam rangka penyusunan anggaran untuk tahun berikutnya. Dan sesungguhnya
pekerjaan yang sebenarnya didalam menyusun anggaran biasanya dilakukan
koordinatif yang berfungsi membentuk keserasian pendapat agar penyusunan
anggaran dapat berjalan dengan baik perlu di tetapkan suatu pedoman penyusunan
anggaran secara terperinci dan jelas agar setiap bagian dalam pelaksanaan dapat
mengikuti pedoman tersebut.
Ditinjau dari siapa yang membuat, maka penyusunan anggaran dapat
dilakukan dengan cara :
1. Top Down
Dalam metode ini, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pemimpin
dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan
bawahan dalam penyusunannya, bawahan tidak diminta keikutsertaannya
dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak
mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat
jika diserahkan ke bawahan.
2. Bottom Up
Anggaran ini disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Bawahan
diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa
yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki
kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan
menimbulkan proses yang lama.
3. Campuran
Metode ini adalah gabungan antara top down dan bottom up. Melalui metode
ini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan
bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh
bawahan sesuai dengan pengarahan atasan
Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai
persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian
menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini
belum termaksud biaya penyimpanan material. Oleh karena itu, penggunaan
teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan,
mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting.
Kegagalan menggunakan dan menjaga sistem manajemen yang
sesuai untuk material konstruksi akan berakibat buruk bagi kemajuan dan segi
finansial pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mencakup ;
1. Tidak tersedianya material pada saat diperlukan.
2. Material yang akan digunakan rusak.
3. Material yang tersedia tidak memenuhi persyaratan sesuia dengan
spesifikasi.
Untuk menjamin manajemen material yang benar, setiap proses
manajemen material harus benar-benar dilaksanakan secara efektif. Kegagalan
dalam menjalankan suatu proses atau lebih akan meyebabkan kegagalan
menyeluruh dari proyek material dan akan menghasilkan proyek konstruksi yang
mahal. Adapun proses yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan material
Pemilihan material dalam suatu proyek sangat ditentukan oleh rincian yang
dalam proyek tidak memiliki spesifikasi yang tepat, tetapi hanya ditentukan
kinerja yang harus diberikannya.
2. Pemilihan pemasok material
Pemilihan pemasok material bagi kontraktor berdasarkan harga terendah,
namun faktor lain yang harus dipertimbangkana sebelum memutuskan adalah :
a. Keandalan pemasok
b. Ukuran pemasok
c. Layanan purna jual yang ditawarkan pemasok
d. Syarat pembayaran yang diminta pemasok
e. Kualitas material yang dipasok
f. Kemampuan pemasok untuk menyediakan material dalam keadaan tidak
terjadwal.
3. Pembelian material.
Pembelian material dimulai dari seorang membutuhkan material tertentu untuk
melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan proyek.
Kemudian, seseorang yang berwenang menyiapkan sebuah surat permintaan
material yang diperlukan dan menyampaikan surat permintaan tersebut kepada
petugas pembelian..pendelegasian kepada orang-orang yang diizinkan untuk
membuat surat permintaan harus deberikan sesudah penilaian secara
berhati-hati dari orang yang terlibat.
Persiapan membuat surat permintaan harus memperhatikan waktu yang
siap pakai. Surat permintaan yang lengkap ditujukan kepada petugas
pembelian yang akan memeriksa surat permintaan tersebut.
Pengendalian pembelian dicapai oleh petugas pembelian dengan
menggunakan sebuah buku pesanan pembelian. Buku pesanan pembelian
terdiri dari sejumlah set lembar kertas. Tiap set dari buku tersebut diberi
nomor secara berturut sebagai referensi. Tiap set terdiri dari yang asli dan
sejumlah gandaannya(copy). Yang asli dan gandaan dari set yang sama
mempunyai nomor yang sama.
Dalam melaksanakan manajemen material konstruksi yang baik, buku
pesanan pembelian disimpan pada tepat yang aman. Hanya petugas
pembelian saja yang dapat mengambil buku dengan tujuan supaya lebih
mudah untuk melakukan control khususnya pihak yang diberi tanggung jawab
penuh. Dan rincian sehubungan dengan pembelian material harus dimasukkan
pada buku pesanan pembelian oleh petugas pembelian.
4. Pengiriman material
Tugas bagian pengiriman adalah memeriksa pemasok material untuk
menjamin pemasok mampu memasok material yang dibutuhkan dan
penyerahan material dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang benar.
Tugas bagian pengiriman sangat penting, sehingga kontraktor membutuhkan
satu bagian pengiriman untuk menjamin bahwa material yang benar
diserahkan pada waktu dan tempat yang sesuai. Karena kegagalan dalam hal
tersebut menyebabkan keterlambatan pekerjaan yang pada akhirnya
hal ini bagian pengiriman bertindak seperti sejenis perundingan atau agen
untuk kontraktor dan pemasok secara bersama - sama.
5. Penerimaan material
Sebelum material dibongkar petugas gudang harus memeriksa bahwa
material-material yang diserahkan benar-benar dipesan yang merupakan
bagian dari proyek. Hal yang perlu diperiksa oleh petugas gudang adalah :
a. Metrial yang diserahkan telah diuji coba dan disetujui sesuai dengan
spesifikasi.
b. Kuantitas material harus sama dan sesuai dalam penyerahan dan
permintaan.
c. Kualitas material (merk) harus sama dalam catatan penyerahan.
d. Material yang diserahkan dalam urutan yang baik.
6. Penyimpanan material
Petugas gudang bertanggung jawab menjaga penyimpanan semua material
antara waktu diserahkan kepada pihak proyek sampai dengan material
dikeluarkan dari gudang untuk digunakan dalam proyek. Pemeriksaan secara
periodik terhadap material yang disimpan harus diadakan untuk memperkuat
catatan petugas gudang dan tindakan yang tepat dilakukan bila jumlah
material yang disimpan tidak sesuai dengan catatan.
7. Pengeluaran material
Petugas harus menjamin bahwa barang yang dikeluarkan dari gudang
digunakan untuk kepentingan pelaksanaan proyek dan sesuai dengan daftar
diperiksa oleh yang bertanggung jawab untuk menjamin material yang diambil
dari gudang dibutuhkan dan benar-benar digunakan dalam proyek. Dan
informasi yang terdapat dalam berita acara adalah benar yaitu diperlukan
untuk proyek.
Material permanen dan sementara yang dikeluarkan dari gudang akan dipakai,
selanjutnya petugas gudang tidak mempunyai kepentingan lagi. Material
sementara akan dikembalikan kembali ke gudang jika sudah digunakan
kembali. Contohnya seperti cetakan dan pompa. Tanggung jawab atas
keamanan material konstruksi yang harus dikembali harus tetap atas nama
orang yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya barang tersebut. Petugas
gudang juga harus menjamin bahwa semua barang yang dipulangkan telah
dibersihkan dan dapat beroperasi penuh. Bila dibutuhkan perbaikan petugas
gudang harus memperbaiki secepatnya, sehingga material tersebut tersedia
bila dibutuhkan.
E. Anggaran Biaya Material Sebagai Alat Pengawasan Biaya Material.
Anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat
pengawasan, karena jika anggaran disusun dengan baik, maka akan memudahkan
penilaian tingkat efesiensi setiap pekerjaan. Pengawasan berdasarkan anggaran
dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya . Dari hasil
analisis tersebut maka akan tampak kelemahan dan kekuatan yang dimiliki
selanjutnya yang sekaligus menjadi bahan masukan untuk menyusun anggaran
selanjutnya. Dengan terlaksananya pengawasan biaya produksi, maka
kegiatan-kegiatan produksi akan terkoordinasi baik dari kauntitas maupun kualitas produk
serta waktu pengerjaan yang ditetapkan untuk dicapai.
Perencanaan tanpa pengawasan akan menjadi sia-sia, sebaliknya
suatu pengawasan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan.
Perencanaan dan pengawasan merupakan sebagian dari fungsi-fungsi manajemen
serta berperan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Harahap (2001:216) menyatakan bahwa
Pengawasan merupakan tugas memeriksa apakah sesuatu terjadi sesuai dengan rencana yang telah disusun, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang telah ditetapkan. Pengawsan bertujuan untuk melihat kelemahan dan kesalahan agar diketahui dan dicegah agar tidak terjadi lagi.
Pengawasan biaya material mencakup penyediaan material dengan
kualitas dan kuantitas yang diperlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan
dalam proses jumlahnya dan ditanggung jawabkan secara penuh serta digunakan
sesuai dengan anggaran. Pengawasan biaya material bertujuan untuk :
1 Menghindari pemborosan material
Dengan adanya anggaran material maka dapat diperoleh suatu standar yang
kemudian digunakan sebagai suatu acuan dalam penggunaan material dalam
proyek.
2 Mengurangi atau mencegah penundaan pengerjaan proyek karena kekurangan
material
Anggaran material sebagai alat pengawasan berperan sebagai acuan
(benchmark) yang dapat mengidentifikasi adanya ketidak beresan yang
mungkin disebabkan oleh kecurangan sehingga dapat meminimalisasi resiko
kerugian yang timbul.
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan
anggaran adalah sebagai pedoman kerja, perencanaan dan pengawasan. Dari
kegunaan anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengawasan.
Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah disetujui, hal ini berarti bahwa
perusahaan akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan dalam anggaran
tersebut dan sekaligus mengawasi jumlahnya kegiatan dalam mencapai apa yang
telah ditetapkan tersebut. Pengawasan terus dilakukan secara terus menerus,
bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap
kegiatan yang sedang berjalan. Ada tiga fase yang perlu diperhatikan dalam
melakukan fungsi pengawasan suatu anggaran yaitu:
1 Anggaran
Merupakan hal yang diingin, yang menjadi dasar perhitungan-perhitungan.
2 Membandingkan hasil yang dicapai dengan anggaran.
Hasil dari perbandingan ini dinilai dan dilaporkan pada orang bertanggung
jawab memberikan penilaian atas hasil yang dicapai.
TABEL 2.1
ANGGARAN BIAYA MATERIAL TOWER ANTENE PEMANCAR
NO URAIAN BANYAK UNIT HARGA
SATUAN (RP)
HARGA (RP)
1 Pasir 1,2 m3 700 840
2 Semen 5 zak 700 3.500
3 Koral 1 m3 2.500 2.500
4 Baja siku 45.45.5 128 m 2.300 294.400
5 Baja siku 50.50.9 330 m 2.300 759.000
6 Baja plat tebal 10 mm 1,25 m2 7.860 9.825
7 Pipa besi diameter 2½ mm 3 m 250 750
8 Baut penyambung 12 ½ mm 125 buah 100 12.500
9 Baut pondasi 3/4'” 16 buah 300 4.800
10 Kawat pilin arde ½” 32 m 100 3.200
11 Cat meni 35 kg 500 17.500
12 Cat perak 20 kg 750 15.000
Total
Sumber : Mukomuko, J.A (1993, hal 328)
Analisis Penyimpangan Anggaran.
Penyimpangan biaya merupakan hal biasa yang terjadi.
Penyimpangan ini terjadi diakibatkan adanya perbedaan antara angka budget
hanyalah taksiran sehingga kekuatannya tergantung pada keadaan pada waktu
pembuatan taksiran. Dan penyimpangan biaya dianggap bukan hal yang aneh
sejauh perbedaan itu masih berada dalam batas wajar.
Penyimpangan yang terjadi harus dianalisis untuk mengetahui
sebab-sebab terjadinya, dan kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasi
penyimpangan tersebut. Biasanya perusahaan harus menetapkan ukuran mana
yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu dilakukan investigasi.
Standar penentuan ini biasanya melihat benefit costnya. Jika biaya investigasi
atas penyimpangan ini lebih besar dari pada taksiran yang dihemat maka biasanya
tidak perlu dilakukan investigasi. Sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar
dari biaya investigasi maka harus dilakukan investigasi penyebab penyimpangan
tadi, kecuali dalam hal tertentu yang sifatnya material atau berpotensi resiko besar
maka kendatipun ukurannya kecil namun harus menjadi bahan investigasi.
Kegunaannya adalah agar menjadi bahan pelajaran untuk kegiatan operasi dimasa
yang akan mendatang.
Penyimpangan biaya dibagi atas dua bagian, yaitu ;
1 Favorable Cost Variance, yaitu penyimpangan yang bersifat menguntungkan.
Hal ini terjadi apabila biaya standar lebih besar dari biaya aktual.
2 Unfavorable Cost Variance, yaitu penyimpangan yang sifatnya merugikan. Ini
terjadi jika biaya aktual lebih besar dari biaya standar.
Semua penyimpangan biaya baik yang menguntungkan atau
merugikan perlu dianalisis dalam rangka pengambilan tindakan perbaikan dalam
revisi terhadap biaya standar dan perbaikan terhadap cara atau sistem kerja dan
sebagainya.
Sumber penyimpangan biaya material biasanya terjadi karena ;
1 Penyimpangan harga material (material price variance)
Varians harga material :
(harga material aktual – harga material standar) x kuantitas material aktual.
Contoh.
Data berikut sebagai ilustrasi kalkulasi varians material ;
300 kg cat @ Rp. 4.000,- /kg = Rp. 120.000,-
Berat cat aktual yang dibeli 322 kg @ Rp. 3.100,- / kg
Berat cat aktual yang dipergunakan dalam proyek 295 kg
Di asumsikan perusahan membeli 322 kg cat seharga Rp. 3100,-/kg, tetapi
yang digunakan hanya 295 kg dalam proyek, maka varian harga material
sebesar :
(harga material aktual – harga material standar) x kuantitas material aktual
( Rp. 3.100,- – Rp. 4.000,- ) x 322 = Rp. 289.800,- varians harga material
yang menguntungkan.
2 Penyimpangan pemakaian material (material quantity variance).
Varians pemakain material atau varians kuantitas atau varians efesiensi
adalah:
(kuantitas material aktual – kuantitas material standar ) x harga material
Contoh :
Berdasarkan contoh kasus yang pertama maka varians pemakaian material
dapat di hitung dengan cara :
(kuantitas material aktual – kuantitas material standar ) x harga material
standar
(Rp. 3.100,- – Rp. 4.000,-) x Rp. 295 = Rp. 265.500,- varians harga
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam metode penelitian ini penulis melakukan penelitian pada PT.
Manunggal Rezeki Pratama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
engineering dan konstruksi industri. Dan penelitian yang dilakukan dikhususkan
pada proyek Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at
A2-Baking Plant.
Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan guna
menyelesaikan skripsi ini, maka penulis mempergunakan metode penelitian
sebagai berikut ;
A Tempat Penelitian.
Penelitian dilakukan di PT. Manunggal Rezeki Pratama yang berada di Jl.
Orde Baru No. 15 Km 12,5 Medan-Binjai
B Jenis data
Jenis data yang diperoleh penulis dalam penyusunan skripsi terdiri dari :
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan khusus untuk riset yang sedang
dilaksanakan. Data yang langsung dari objeknya melalui wawancara
dengan pihak manajemen PT. Manunggal Rezeki Pratama.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk dokumen. Dalam
hal ini data sekunder yang diperoleh dari PT. Manunggal Rezeki Pratama,
yang terdiri dari :
b. Struktur organisasi perusahaan.
c. Anggaran proyek perusahaan.
b. Data supporting, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku litelatur dan
dari mata kuliah yang berhubungan dengan anggaran dan pengawasan
biaya.
C Teknik Pengumpulan Data.
1. Dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen yang ada pada PT.
Manunggal Rezeki Pratama.
2. Wawancara. Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan
pihak-pihak yang berkompeten sehubungan anggaran material.
3. Teknik kepustakaan. Mengumpulkan teori-teori melalui buku-buku
literatur-litelatur, artikel-artikel dan lain-lain yang ada kaitanya dengan
masalah yang dibahas.
D Metode Analisa Data.
Untuk menganalisis data yang diperoleh, maka penulis menggunakan metode
deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dimana data yang telah diperoleh
dari hasil penelitian dilapangan kemudian dikumpulkan, diklasifikasikan serta
diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan informasi yang lengkap guna
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A DATA PENELITIAN
1Sejarah Singkat Perusahaan.
PT. Manunggal Rezeki Pratama (MRP) adalah sebuah perusahaan
yang bergerak dibidang engineering dan konstruksi industri. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 05 Januari 2004 dengan dukungan penuh dari PT. Mekar
Karya Mas dimana perusahaan tersebut telah banyak pengalaman dibidang
mekanikal engineering terutama dibidang pabrikasi, instalasi dan struktur pabrik
kelapa sawit.
PT. Manunggal Rezeki Pratama pada dasarnya dapat melayani
berbagai jenis proyek dengan dasar kebutuhan yang ditentukan, baik dibidang
operasional maupun maintenance (reparasi/pemeliharaan). Dalam menghadapi
era globalisasi yang akan datang mereka juga telah mempersiapkan diri dari segi
ekonomi, sosial dan budaya dengan memberikan up grading/training kepada
karyawan. PT. Manunggal Rezeki Pratama mempunyai komitmen yang teguh dan
berorientasi untuk menghasilkan proyek dengan kualitas yang tinggi dan harga
yang ekonomis.
PT. Manunggal Rezeki Pratama mempunyai workshop dengan luas
operasikan oleh tenaga kerja yang mempunyai skill dan pengalaman dibidangnya
masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI. No. 12 Tahun 1998 tentang
Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 17 Januari 1998 pasal 4 ayat 1 adapun
maksud dan tujuan pendirian persero adalah untuk menyediakan barang dan atau
jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat baik dipasaran dalam negeri
maupun luar negeri dan memupuk keuntungan gunakan meningkatkan nilai
perusahaan.
Menurut Akte Pendirian No.1 tanggal 05 Januari 2004 yang disahkan
oleh Menteri Kehakiman No. C-04191 HT.01.01.TH.2004 tanggal 20 Februari
2004 menyatakan bahwa maksud dan tujuan perusahaan adalah turut
melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah dibidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disektor industri,
konstruksi besi dan baja dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk
keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat, berlandaskan
kepada azas;
a. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang engineering,
mekanikal, sipil dan konstruksi bagi pembagunan nasional.
b. Memperluas lapangan kerja
c. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air dan udara.
Sedangkan untuk Misi yang di emban PT. Manunggal Rezeki
a. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan pada sektor engineering bagi
pembangunan nasional.
b. Menyediakan lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat pada
umumnya serta karyawan pada khususnya.
c. Memelihara kekayaan alam khususnya menjaga kelestarian alam dan
meningkatkan sumber daya manusia di bidang teknologi.
Dan untuk Visi perusahaan adalah mewujudkan PT. Manunggal
Rezeki Pratama menjadi suatu perusahaan yang bergerak dibidang engineering,
mekanikal, sipil dan konstruksi yang maju dan sehat serta memiliki daya saing
2Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. MANUGGAL REZEKI PRATAMA
Sumber : PT. Manunggal Rezeki Pratama, 2007
Berikut ini adalah uraian pekerjaan dan tanggung jawab untuk setiap
unit departemen yang ada pada PT. Manunggal Rezeki Pratama.
Tugas dan tanggung jawab Direktur ;
a. Menyusun program secara teknis.
b. Memimpin dan memotivasi bawahannya.
c. Mengendalikan seluruh kegiatan perusahaan. Direktur Ir. Suhadi
Penasehat Teknis Sekretaris & Administrasi
d. Memberikan saran-saran dan penyempurnaan sistem, prosedur dan uraian
pekerjaan.
e. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak luar perusahaan dan membina
hubungan baik dengan mereka.
f. Membantu mengoalkan sebuah proyek.
g. Membantu menyusun tender.
Tugas dan tanggung jawab Manajer Bagian Teknik ;
a. Merumuskan metode konstruksi yang hemat dan akurat untuk pelaksanaan
proyek.
b. Menyusun rencana pelaksanaan proyek berikut rencana biaya pelaksanaan
proyek.
c. Mengusahakan tersedianya penyaluran bahan-bahan dan menyelenggarakan
pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, serta perbaikan pengamanan
barang-barang dikompleks pergudangan proyek.
d. Membantu perhitungan anggaran untuk tender.
e. Menyiapkan gambar-gambar kerja proyek.
Tugas dan tanggung jawab bagian Personalia ;
a. Menangani bidang personalia.
b. Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas bagian dalam bidang informasi dan
operasional.
c. Menangani kontrak kerja dan berita acara realisasi fisik dan finansial
Tugas dan tanggung jawab bagian Keuangan ;
a. Mengelolah keuangan dan pembukuan.
b. Membuat daftar upah staf dan karyawan.
c. Mengurus asuransi dan melakukan perhitungan pajak.
d. Bersama direktur menyusun rencana atau budget biaya proyek perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab bagian estimasi perencanaan dan
pengawasan lapangan ;
a. Membantu direktur dalam menyusun laporan, perencanaan dan pengawasan.
b. Memantau pelaksanaan proyek yang mencakup jadwal, waktu, kualitas dan
biaya proyek.
c. Melakukan pengawasan pelaksanaan teknis konstruksi.
Dalam hal tugas bagian ini dibantu dengan ;
Kepala bengkel yakni membantu mengawasi dan membuat bahan-bahan yang
dipakai dalam proyek konstruksi.
Quality control yakni membantu dalam pengawasan kualitas dan bahan-bahan
konstruksi.
Tabel 4.1
DAFTAR PENASEHAT TEKNIS
No Nama Spesialisasi
1. H. Muchsin
(PT. Mekar Karya Mas, Medan)
Pabrikasi
2. Dr. Ir. Khairul Fuad, M. Eng Kekuatan Material
4. Ir. Tugiman Karmani, MT Analisis & Pengendalian Getaran 5. Dr. Ir. Haftirman, M. Eng Korosi
6. Dr.Ir. Armansyah Ginting, M, Eng Proses Pemotongan Logam & Pemrograman NC
7. Ir. Jaya Arjuna Lingkungan Hidup/AMDAL
Sumber : PT. Manunggal Rezeki Pratama, 2007
Gambar 4.2
Structure Organization For
Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant
Sumber : PT. Manunggal Rezeki Pratama, 2007
Tabel 4.2
1. Pengecekan dan pengukuran ulang terhadap dimensi dan konstruksi aktual dari instalasi pipa yang terpasang di lapangan.
2. Membuat sket konstruksi instalasi pipa yang akan dipabrikasi.
3. Pabrikasi pipa yang baru dengan cara pengelasan dan screwing serta penyetingan fitting-fitting dan valve yang diperlukan.
4. Pengetesan sambungan pipa terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran pada saat pabrikasi.
5. Pabrikasi support pipa yang baru.
6. Pengecatan pipa-pipa yang akan dan yang telah dipabrikasi untuk menghindari terjadinya korosi dengan terlebih dahulu dilakukan pembersihan permukaan pipa yang akan dicat menggunakan wire cup brush.
7. Pemeriksaan kualitas dan ketebalan pengecatan.
8. Pemasangan pipa baru yang telah selesai dipabrikasi dan dicat pada posisinya. 9. Inspeksi dan pengetesan instalasi pipa yang telah terpasang.
10.Pembersihan dan perapian daerah kerja. 11.Taking over.
Sumber : PT. Manunggal Rezeki Pratama, 2007 Working Procedure
For
Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at
3Penyusunan Anggaran Material Pada PT. Manunggal Rezeki Pratama.
Pada skripsi ini proyek yang akan dibahas adalah proyek Additional
of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A1-Baking Plant. Dalam
proyek ini kegiatan estimasi biaya anggaran dibuat oleh pihak kontraktor yaitu
PT. Manunggal Rezeki Pratama dan hasil estimasi ini disebut EE (Engineer
Estimate). Dalam penyusunan anggaran perusahan menggunakan metode bottom
up yaitu anggaran di buat oleh bagian estimasi dan perencanaan yang kemudian di
ajukan ke manajer teknik. Dan dalam menentukan harga penawaran PT.
Manunggal Rezeki Pratama menyusun anggaran material dengan beberapa tahap ;
a. Melakukan pengumpulan data mengenai jenis material, harga material,
kualitas material dan pemilihan pemasok material serta ketersediaan material
di pasar.
b. Membuat rekapitulasi anggaran yang kemudian di ajukan ke manajer teknik
untuk di setujui.
Sedangkan mengenai material yang paling utama di gunakan dalam
proyek ini salah satunya adalah pipa ditambah dengan material pendukung lainnya
atau material yang hanya satu kali pemakaian saja seperti thinner, seal tape dan
lainnya.
Setelah disetujuinya anggaran maka di lakukan pembelian material
dan pelaksanaan proyek. Dalam hal ini pengawasan dalam proyek dilakukan oleh
bagian pengawasan lapangan yang dibantu oleh kepala bengkel serta quality
control. Pengawasan ini mencakup pengawasan terhadap qualitas material seperti
pemakaiannya apakah ada terjadi kehilangan dan kerusakan material selama
proyek berjalan atau apakah ada sisa material.
Tabel 4.3
MATERIAL BUDGET DESCRIPTION
Subject : Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A1-Baking Plant
20 Tee Joint 40A x 40A x 40A,
Tabel 4.4
ACTUAL PRICE
Subject : Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A1-Baking Plant
No. Description Specification Unit Q'ty Unit Price (Rp)
6 Bushing 15A, STPG Socket Welding
39 Bolt & Nut M16 x 55 pcs 16 3,000 48,000
Sumber : PT. Manunggal Rezeki Pratama, 2007
B ANALISIS HASIL PENELITIAN
1Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Material.
Secara garis besarnya proses pembuatan anggaran dilakukan
sebelum proyek dikerjakan. Proses dimulai dari departemen estimasi dan
perencanaan, yaitu dengan menyusun estimasi anggaran material baik dalam segi
kualitas material dan kuantitas material. Setelah estimasi dibuat maka pihak
estimator konfirmasi ke pihak pemasok material mengenai harga satuan material.
estimasi harga masa yang akan datang (sesuai jadwal pengerjaan proyek). Setelah
estimasi dibuat maka laporan estimasi diajukan ke manajer teknis setelah disetujui
oleh menajer teknis maka mulailah dibuat anggaran material proyek. Setelah
tender disetujui maka dimulailah proses pengerjaan yang dilakukan sesuai dengan
kontrak kerja.
Pada proyek Additional of Piping Accessories in Relation to ABF
Revamving at A1-Baking Plant penyusunan anggaran material dilakukan pada
bagian estimasi dan perencanaan, jadi belum ada komite khusus yang membuat
anggaran. Dan untuk cara penyusunan anggaran PT. Manunggal Rezeki Pratama
menggunakan metode bottom up yaitu anggaran disusun berdasarkan hasil
keputusan bagian estimasi dan perencanaan kemudian disampaikan ke manajer
teknik. Dan sebelum menyusun anggaran bagian estimasi dan perencanaan juga
membuat daftar-daftar perlengkapan yang dibutuhkan pada proyek Additional of
Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A1-Baking Plant :
1 Grinding machine
2 Welding machine
3 Gas Cutting Machine
4 Rolling Machine
2 Analisis Anggaran Material Sebagai Alat Pengawasan Biaya Material
Pengawasan dilakukan dengan cara membandingkan hasil
pekerjaan apakah sudah sesuai dengan yang dianggarakan dalam proyek. Dalam
proyek Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at
A2-Baking Plant ini pengawasan lapangan melakukan pengawasan material dengan
cara memastikan kualitas material yang digunakan sudah sesuai dengan yang
dianggarkan yaitu dengan melakukan pengecekan dan pengukuran ulang terhadap
dimensi dan konstruksi aktual dari instalasi pipa yang terpasang di lapangan dan
pemeriksaan kualitas misalnya memeriksa ketebalan pengecatan. Dan
memastikan tidak ada penyelewengan material oleh pekerja dengan hanya
memberi wewenang kepada satu pekerja sama dalam pengambilan material
digudang serta melakukan pembersihan dan perapian peralat kerja setiap selesai
kerja dan menghitung ulang kembali jumlah material yang tersisa, sehingga bila
terjadi kelebihan kuantitas material dapat di identifikasi dan kelebihan tersebut
bisa langsung dikembalikan kegudang material. Dan dari segi penyimpangan
setelah proyek selesai dalam pelaporan ada tampak beberapa penyimpangan dari
segi harga satuan material dan baik penyimpangan yang menguntungkan
(favorable) dan yang tidak menguntungkan (unfavorable). salah satu contohnya
pada material Pipe Seamless unit price di anggarkan Rp.157,200,- sedangkan
aktualnya Rp. 102,180,- terjadi favorable variance sebesar Rp. 1,815,660,-.
Dengan perhitungan sebagai berikut :
(harga material aktual – harga material standar) x kuantitas material aktual
Dari perhitungan tersebut maka terdapat favorable variance sebesar
Rp.1,815,660,-. Sedangkan pada material seal tape unit price di anggarkanRp.
150,000,- sedangkan aktualnya Rp. 180,000,- terjadi unfavorable variance
sebesar Rp. 30,000,-. Dengan perhitungan sebagai berikut :
(harga material aktual – harga material standar) x kuantitas material aktual
(Rp. 3.000,- - Rp.2.500,-) x 60 = Rp. 30.000,-.
Dari perhitungan tersebut ditemukan unfavorable variance sebesar Rp. 30.000,-
Dengan melihat sifat penyimpangan anggaran yang terjadi pada umumnya bersifat
favorable dalam jumlah rata-rata cukup signifikan. Hal ini disebabkan dalam
menentukan biaya anggaran material per unit di mark up berdasarkan taksiran
harga yang sangat tinggi dan taksiran ini perlu di perhatikan kembali. Karena
setelah dilakukan pengecekan ulang kembali varians terjadi diakibatkan adanya
perubahan harga satuan dari pemasok pada saat dianggarkan dan realisasinya.
Sedangkan dalam segi kuantiti materialnya tidak terjadi penyimpangan antara
anggaran kuantiti dengan aktualnya dan tidak terjadi kehilangan material ataupun
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan pembahasan secara teoritis dari hasil riset pada
PT. Manunggal Rezeki Pratama serta analisis dan evaluasi terhadap hasil
penelitian yang penulis lakukan, maka pada bab akhir ini penulis mencoba
menarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran yang mungkin bermanfaat
bagi perusahaan
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pembahasan pada
bab terdahulu antara lain :
1 Penyusunan anggaran material
Dalam proyek Additional of Piping Accessories in Relation to ABF
Revamving at A2-Baking Plant anggaran disusun dengan menggunakan
metode bottom up.
2 Dasar penyusunan anggaran material untuk proyek Additional of Piping
Accessories in Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant menurut
penggolongan anggaran, anggaran disusun berdasarkan fungsinya yaitu
anggaran secara khusus dibuat untuk tujuan proyek tertentu saja serta
berdasarkan pedoman dan pengalaman dari proyek-proyek sebelumnya.
3 Sedangkan untuk anggaran harga satuan di dasarkan kepada harga saat ini dan
4 Sifat varians atau penyimpangan yang terjadi umumnya bersifat favorable
variance.
5 Penyajian dan pelaporan anggaran beserta kelengkapannya disajikan setelah
mendapat persetujuan dari pihak manajer teknik yang kemudian diteruskan ke
pimpinan perusahaan.
6 Perusahaan telah menggunakan anggaran biaya material sebagai alat
pengawasan biaya material Additional of Piping Accessories in Relation to
ABF Revamving at A2-Baking Plant dengan menyusun laporan realisasi
anggaran setiap akhir proyek atau setelah proyek selesai hanya saja belum
maksimal. Laporan ini membuat perbandingan realisasi dengan anggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya hanya saja belum dijelaskan secara rinci.
B Saran
1 Dalam hal penyusunan anggaran PT. Manunggal Rezeki Pratama belum
memiliki panitia anggaran secara khusus sehingga proses penyusunan masih
dilakukan pada bagian perencanaan. Oleh karena itu sebaikannya perusahaan
membentuk panitia khusus untuk penyusunan anggaran agar kedepannya lebih
mudah, sehingga anggaran khususnya anggaran material bisa digunakan
sebagai pengawasan biaya secara efektif.
2 Dari segi penyajian laporan pada proyek Additional of Piping Accessories in
Relation to ABF Revamving at A2-Baking Plant, ditemukan penyimpangan
material yang menguntungkan ada penyimpangan material yang tidak
menginformasikan secara terperinci mengenai penyimpangan yang terjadi.
Oleh karena itu untuk kedepannya disarankan perusahaan membuat catatan
mengenai penyimpangan baik yang favorable atau unfavorable, memberi
kemudahan bagi pihak yang membaca atau yang menggunakan laporan
tersebut.
3 Untuk tujuan pengawasan sebaiknya estimasi harga satuan material tidak di
mark up terlalu tinggi dari realistisnya, dan diharapkan di susun mendekati
realistisnya sehingga tidak menimbulkan penyimpangan yang cukup
signifikan.
4 Dan untuk keperluan informasi sebaiknya report of contracted work memuat
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, Wulfram I., 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Yogyakarta.
Ervianto, Wulfram I., 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Salemba Empat, Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Penganggaran : Perencanaan Lengkap untuk Membantu Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, PT. Indah Karya (Persero) Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Aditya Media, Yogyakarta.
Munandar, M., 2001. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Mukomuko, J. A., 1993. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, Cetakan Kesebelas, Gaya Media Pratama, Jakarta.
Nafarin, M., 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Rayburn, Gayle L., 2000. Akuntansi Biaya Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Terjemahan Alfonsus Sirait,
Erlangga, Jakarta.
Santoso, Budi, 2003. Manajemen Proyek, Guna Widya, Surabaya.
Shim, Joe K. and Joel G. Siegel, 2001. Budgeting : Pedoman Lengkap dan
Langkah-Langkah Penganggaran, Terjemahan Julius Mulyadi, Salemba
Empat, Jakarta.
Weygandt, Jerry J., Donald E. Kieso and Paul D. Kimmel, 2002. Managerial Accounting, Tools For Bussines Decision Making, Second Edition, John Willey ans Sons, Inc, New Jersey.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal, Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan
M/AM
4 Contractor PT. Manunggal Rezeki Pratama
5 Amount of contract Rp.
261.240.000,-Working Date Start Finish Total Working Day
21-Nop-07 31-des-2007 22 Day
Hand Glove Short MD 240 240
Hand Glove Long MD 90 90
Spectacles MD 240 240
Welding Masker MD 90 90
III Material Cost
A Compress Air Pipe
Pipe Seamless,15A x 6000, STPG Sch. 40 pcs 33 33
90° Elbow , 15A, Welding Type (Shocket) pcs 120 120
90° Elbow , 15A, Screw Type pcs 30 30
Double Nipple,15A, Screw Type pcs 30 30
Union,15A, Screw Type pcs 30 30
Bushing,15A, STPG Socket Welding Type pcs 30 30
6
No
Additional of Piping Accessories in Relation to ABF Revamving at A1-Baking
Quantity