MODUL 4
MATERI DAN PEMBELAJARAN KERAGAMAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA DAN KEBANGGAAN SEBAGAI BANGSA INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Selanjutnya Anda dipersilahkan mempelajari rangkuman materi yang telah diuraikan di atas. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbhinneka dalam segala aspek kehidupan, baik agama,kebudayaan, bahasa, suku bangsa maupun aspek-aspek lainnya. Kebhinnekaan tersebut terutama terjadi karena jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia cukup banyak. Kebhinnekaan yang ada di Indonesia selain merupakan potensi juga merupakan tantangan yang harus diupayakan penyelesainnya.
Tantangan tersebut semakin terasa terutama dalam menghadapi krisis multidimensional yang telah menjelma menjadi krisis ekonomi yangberkepanjangan. Kondisi demikian dirasakan sebagai tantangan, karena akan mudah menyulut terjadinya berbagai tindakan kekerasan, kecemburuan sosial dan tidak sedikit terjadinya upaya pengrusakan-pengrusakan terhadap fasilitas umum. Kesemuanya itu dapat menimbulkan terjadinya disintegrasi bangsa, oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk mencari kesamaan isi dan misi dalam membangun masyarakat Indonesia yang aman, sejahtera.
Kegiatan Belajar 2
Kebanggaan Sebagai Bangsa Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik pulau besar atau pun pulau kecil yang jumlahnya mencapai 17.508 buah, sehingga mendapat julukan Nusantara. Indonesia adalah negara yang terletak di posisi silang dan di antara dua buah Samudra dan duabuah Benua yang menyebabkan Indonesia berada dalam posisi yang strategis.
Sekali pun wilayah Indonesia tersebar di antara pulau-pulau, tidak menjadikan penduduknya bercerai. Hal ini karena bangsa Indonesia telah mempunyai ikatan sejarah maupun juridis formalyang dapat dibanggakan. Ikatan sejarah, misalnya karena merasa berasal dari latar belakangperjuangan yang sama, mempunyai pengalaman yang sama, merasa berasal dari keturunan,bahasa dan adat istiadat yang sama dalam wadah Bangsa dan Negara Kesatuan RepublikIndonesia. Sedangkan ikatan yuridis bisa kita simak dari berbagai rumusan yang tertuang dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti Pembukaan UUD 1945; Batang TubuhUUD 1945; Ketetapatn MPR; dan berbagai peraturan perundangan lainnya.
Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan Sebagai Bangsa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks kurikulum persekolahan mempunyai peranan dan kedudukan yang strategis dalam upaya membangun karakter bangsa. Oleh karena itu dalam pengembangan model pembelajarannya persekolahan harus dipikirkan dan dirancang secermat mungkin sehingga mampu mengembangkan berbagai potensi yang ada dan dimiliki siswa.
Model-model pembelajaran yang daya kini mampu mengembangkan ketiga potensi siswa adalah model-model pembelajaran yang interaktif, dalam arti yang mampu mengaktifkan berbagai potensi yang ada dan dimiliki siswa.Untuk pembelajaran materi Keanekaragaman sosial budaya dan Kebanggaan sebagai BangsaIndonesia " ada sejumlah alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan di kelas.
Dalam kegiatan belajar 3 di atas dicontohkan 2 model, yaitu model Bermain Peran dan Model Analisis Kasus. Kedua model ini hanyalah contoh belaka. Oleh karena itu pengembangannya dikelas sangat tergantung pada kreativitas, kemampuan dan daya dukung sarana dan prasaranayang ada di sekolah masing-masing.
MODUL 5
MATERI DAN PEMBELAJARAN PANCASILA DAN UUD NEGARA TAHUN 1945
Kegiatan Belajar 1
Hakikat dan Fungsi Pancasila
Secara historis, proses perumusan dasar negara Indonesia diawali dengan dibentuknya BPUPKI yang mulai bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama, pada tanggal 29 Mei - 1 Juni1945 untuk membicarakan dasar Indonesia Merdeka (philosofische grondslag dari Indonesia Merdeka), yang kemudian menghasilkan naskah penting yang disebut Piagam Jakarta. Sidang BPUPKI yang kedua diselenggarakan tanggal 10 - 17 Juli 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945, PiagamJakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan Undang-undang Dasar yang dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka.
Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI yang kemudian setelah diadakan beberapa perubahan disyahkan sebagai dasar negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945. Bagi bangsa dan negara Indonesia, hakekat dari Pancasila yaitu sebagai Pandangan Hidup bangsadan sebagai Dasar Negara.
sebagai Pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan menggunakannya sebagai petunjuk hidup sehari-hari.
Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara yang berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Sebagai landasan untuk menyelenggarakan negara, Pancasila ditafsirkan dalam bentuk aturan yaitu pasal-pasal yang tercantum dalam UUD1945. Berdasarkan uraian di atas, maka Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai Dasar Negara,sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada hakekatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan bernegara Indonesia. Pengertian tersebut merupakan pengertian Pancasila yang bersifat yuridis-ketatanegaraan.
Dalam hubungannya dengan masalah nilai, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila mempunyai sifat obyektif dan subyektif. Sedangkan susunan sila-sila Pancasila itu adalah sistematis-hierarkhis, yang mengandung arti bahwa kelima sila Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaianurutan-urutan yang bertingkat, di mana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindah-pindahkan.
Kegiatan Belajar 2
UUD Negara RI Tahun 1945 dan perubahannya (amandemen)
UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh setiap warga negara sebagai upaya untuk membatasi kekuasaan penguasa sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggarakan pemerintahan negara. Dengan meimliki knstitusi atau UUD , setiap penguasa dan warga negara akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing pihak.
Fleksibelitas suatu UUD dapat dilihat dari 2 segi, yaitu dari cara perubahannya dan dari kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, adanya pasal tentang perubahan UUD merupakan suatu hal yang penting sebagai upaya untuk mengantisifasi tuntutan perubahan zaman yang sulit dihindari oleh bangsa manapun. Dengan kata lain, yaitu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dengan pertimbangan pertama, politik/masyarakat akan terus berkembang, dan kedua UUD/Kontitusi itu bersifat statis sehingga akan ketinggalan zaman.
UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan yang merupakan suatu rangkaian yang tak terpisahkan. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai poko kaidah negara yang fundamental ( status fundamental norm) baik dilihat dari hal terjadinya (pembentukannya) maupun dari aspek isinya yang memuat asas kerohanian negara, memuat asas poolitik negara(dasar cita-cita negara apa), tujuan negara, dan juga memuat ketentuan diadakannya UUD negara.
Di Negara Indonesia, semenjak jatuhnya orde baru, telah diadakan dua kali perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Dari dua kali perubahan tersebut, tampak bahwa dominasi kekuasaan presiden semakin berkurang dan di lain pihak menambah kekuasaan DPR sebagai lembaga legislatif. Hal tersebut dapat dilihat, antara lain dalam hal pemegang kekuasaan membentuk Undang-undang , ada pembatasan peride masa jabatan presiden dan wakil presiden dalam jabatan sama (amandemen pasal 7) keharusan bagi presiden untuk memperhatikan pertimbangan DPR dalam hal presiden mengangkat dan menerima duta, serta memberi amnesti dan abolisi.
Kegiatan belajar 3
Dalam pembelajaran PKn Guru hendaknya mampu mengembangkan dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic Knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civil Skill), dan watak kewarganegaraan (civic Dispsition). Ciri utama Pkn (baru) tidak lagi menekankan pada mengajar tentang Pkn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkanPkn. Selain itu, Guru Pkn hendaknya memahami 4 tipe dasar belajar dari Jaques Delors(1996), yaitu belajar tahu (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup bersama (learning t live together), dan belajar mengembangkan diri (learning to be). Keempat tipe dasar tersebut merupakan kemampuan siswa yang harus dikembangkan melalui pembelajaran khusnya mata pelajaran PKn.
Kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki guru karena kemampuan menguasai metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif, maupun aspek afektif dan psikomotr. Penggunaan berbagai model pembelajaran tersebut, tentu saja harus disesuaikan dengan karekteristik tujuan pembelajaran, karakter/kualifikasi butiran materi pelajaran, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.
Model pembelajaran yang di anggap cocok diterapkan dalam PKn diantaranya model VCT. Pola pembelajaran VCT menurut A. Kosasih Djahiri (1992) dianggap unggul untuk pembelajaran afektif karena ha;-hal berikut. Pertama, mampu membina dan mempribadikan (personalisasi) nilai moral. Kedua, mampu mengklarifikasikan dan mengungkapkan isi pesan moral yang disampaikan. Ketiga, mampu mengklarifikasikan dan menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan nyata. Keempat, mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi
afektualnya.Kelima, mampu memberikan pengalaman belajar berbagai
kehidupan. Keenam, mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan menyubversi berbagai nilai moral naif yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang. Ketujuh, menuntun dan memotifasi hidup layak dan bermoral tinggi.
MODUL 6 Materi dan Pembelajaran Hak Asai Manusia Kegiatan 1
Materi hak asasi manusia
hak yang bersifat dasar atau pokok yang dimiliki oleh manusia, seperti hak hidup, hak berbicara, dan hak mendapatkan perlindungan.
Ada sejumlah hak yang tidak bisa di cabut atau dihilangkan, seperti: kebebasan berbicara dan berpendapat, kebebasan beragama dan berkeyakinan, kebebasan berserikat, dan hak untuk mendapatkan perlindungan yang sama di depan hukum.
Hak asasi ini tidak boleh di cabut karena manusia adalah ciptaaan tuhan maka hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia dan merupakan hak yang diberikan sebagai karunia tuhan. Karena semua hak asasi manusia itu dari tuhan maka tidak diperbolehkan ada pihak lain termasuk manusia kecuali tuhan sendiri yang mencabutnya.
Di balik adanya hak asasi manusia yang perlu di hormati mengandung makna adanya kewajiban asasi dari setiap orang. Kewajiban yang dimaksud adalah kewajiban dasar manusia yang ditekankan dalam undang-undang tersebut sebagai seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Sedikitnya ada 5 hak asasi manusia yang telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat dunia, yakni
Istilah hak asasi manusia (HAM) dalam UUD 1945 secara ekplisit tidak ada namun secacara implisit kita dapat menafsirkan bahwa hak asasi manusia dapat ditemukan pada pembukaan UUD 1945, Alinea pertama dan pada bagian Batang tubuh UUD 1945, pasal 27 sampai dengan pasal 31.
Kegiatan belajar 2
Pembelajaran Hak Asasi Manusia
Ada empat hal yang dipersiapkan untuk mengadakan proses pembelajaran, yakni menetapkan tujuan, merumuskan materi pembelajaran, menetapkan metode dan evaluasi.
Materi hak asasi manusia untuk bahan pembelajaran dapat di seleksi dari berbagai konvensi dan peraturan perundangan dan apabila ada kesepakatan perlunya materi atau konsep-konsep HAM diajarkan di sekolah, sebaiknya dilakukan perjenjangan dalam konsep atau materi yang di ajarkan atas dasar berbagai pertimbangan anak.
Rujukan yang dapat dipergunakan untuk menentukann materi pembelajaran mengacu pada pertimbangan:
1. Terjadinya keseimbangan antara pribadi manusia dan Negara. 2. Kehidupan moral yang menjunjung tinggi martabat manusia. 3. Semangat yang Universal
4. Kepekaan terhadap sesama dan lingkungan.
Untuk menerapkan konsep HAM dalam dalam pembelajaran, guru dapat memodifikasi konten HAM dalam kompetensi yang dapat dipilih dari standar isi. Untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran ini, guru dapat menggunakan pendekatan inkuiri yanng sederhana disesuiakan dengan tingkat kemampuan perkembangan siswa sekolah dasar.
Banyak model langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan inkuiri dalam proses pembelajara ham, antara lain :
1. Merumuskan tujuan.
3. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari. 4. Memecahkan masalah.
5. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai.
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
RINGKASAN MATERI
DAN PEMBELAJARAN
PANCASILA DAN UUD
NEGARA TAHUN 1945
(MODUL 5)
12
Rabu
SEP 2012POSTEDBY SWASTYASTU IN INFORMASI
≈ TINGGALKAN KOMENTAR
13 Votes
dari nilai-nilai Pancasila. Mengamalkan pancasila sebagai pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan menggunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Sebagai dasar Negara Pancasila sebagai dasar Negara atau ideologi Negara mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila ditafsirkan dalam bentuk aturan yaitu pasal-pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh setiap Negara sebagai upaya untuk membatasi kekuasaan penguasa dan sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggarakan pemerintahan Negara. Dengan memiliki konsitusi atau Undang-Undang Dasar, setiap penguasa dan warga Negara akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing pihak. Fleksibilitas suatu UUD dapat dilihat dari 2 segi yaitu dari cara perubahannya dan dari kemampuan untuk mengikuti perkembangan jaman. UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh dan penjelasannya yang merupakan satu rangkaian yang tak terpisahkan. Di Negara Indonesia, semenjak jatuhnya orde baru telah diadakan dua kali perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Dari dua kali perubahan tersebut tampak bahwa dominsi kekuasaan Presiden semakin berkurang dan dilain pihak menambah kekuasaan DPR sebagai Lembaga Legislatif. Hal tersebut dapat dilihat yaitu pemegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dan ada pembatasan periode masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden dalam jabatan yang sama (Amandemen Pasal 7). Dalam pembelajaran PKn kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki guru, karena kemampuan menguasai metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa, baik keberhasilan aspek kognitif maupun aspek afektif dan psikomotor. Penggunaan berbagai model pembelajaran tersebut tentu saja harus disesuaikan dengan karakteristik tujuan pembelajaran, karakter/kualifikasi butiran materi pembelajaran, situasi dan lingkungan belajar siswa tingkat perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu yang tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.
About these ads
SHARETHIS:
Facebook3
TERKAIT
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA DITEMPATKAN DAN BEKERJA DIMANA SAJAdalam
"INFORMASI"
Diperdebatkan, "Pohon Natal" diganti menjadi "Pohon Liburan"dalam "TERKINI" Belum berhasil "rayu" pindah dari Premium ke Pertamaxdalam "TERKINI"
Navigasi pos
← Previous post
MODUL 4
dan Kebangsaan sebagai Bangsa Indonesia Kegiatan Belajar 1 : Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang tertulis dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular. Tahun 1908 telah dirintis Boedi Utomo yang didirikan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan pada tanggal 28 Oktober 1928 dicetuskan ikrar sumpah pemuda yang bersamaan dinyanyikan lagu “Indonesia Raya” ciptaan WR. Supratman
Kebhinekaan yang ada di Indonesia selain emrupakan potensi juga merupakan tantangan yang harus diupayakan penyelesainnya. Tantangan tersebut semakin terasa dalam menghadapi krisis multidimensional yang telah menjelma menjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Awan Mutaqin (1992; 49-50) menyatakan bahwa konstruksi keragaman kebudayaan bangsa Indonesia dapat dirumuskan berdasarkan nilai adaptasi ekologis, sistem kemasyarakatan dan berbagai pengaruh unsur-unsur dari luar, dengan rincian : 1) Budaya berkebun sederhana, 2) Budaya berladang dan bersawah, 3) Budaya bersawah, 4) Budaya Masyrakat Kota, 5) Budaya Metropolitan.
Koentjaraningrat (1993 : 384) ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam menganalisis hubungan antar suku bangsa dan golongan, yaitu :
1. Sumber-sumber konflik
2. Potensi untuk toleransi
3. Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesuatu suku bangsa atau
golongan
4. Kondisi masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antar suku bangsa atau golongan
tersebut berlangsung.
Kontjaraningrat juga mengatakan sumber-sumber konflik di Negara berkembang termasuk Indonesia ada 5, yaitu :
1. Konflik terjadi apabila warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam
mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama
2. Warga dari satu suku bangsa memaksakan unsur dari kebudayaan kepada suku bangsa yang
lain
3. Konflik yang fanatik apabila suku bangsa memaksakan konsep agamanya terhadap suku
bangsa yang lain
4. Suku bangsa berusaha mendominasi suku bangsa lain secara politis
5. Potensi konflik terpendam dalam hubungan antara suku suatu bangsa bermusuhan secara
adat.
Namun demikian, terdapat 2 potensi suku bangsa untuk bersatu, yaitu :
1. Warga dari kedua suku bangsa dapat saling bekerja sama secara sosial ekonomi
2. Warga dari kedua suku bangsa dapat hidup berdampingan dapat menetralisasi hubungan
apabila akan terjadi konflik
Kegiatan Belajar 2 : Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik pulau besar ataupun pulau kecil yang jumlahnya 17.508 buah sehingga mendapat julukan Nusantara. Indonesia adalah Negara yang terletak anta 2 samudra hindia dan samudra pasifik dan 2 benua asia dan benua Australia.
Terbentuknya bangsa dapat disimpulkan atas beberapa kesamaan seperti : 1. Latar belakang sejarah
2. Pengalaman
3. Perjuangan dalam mencapai kemerdekaan
4. Keturunan
5. Adat istiadat
6. Bahasa
Ikatan Yuridis bangsa Indonesia terdapat di berbagai rumusan yang tertuang dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti Pembukaan UUD 1945, batang tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR, dan berbagai peraturan Perundang-undangan lainnya.
Bangsa Indonesia mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan bangsa lain, diantaranya sebagai berikut :
1. Jumlah dan potensi penduduk yang besar
2. Keanekaragaman sosial budaya
3. Keindahan alam dan fauna
4. Konsep wawasan nusantara dalam pengembangan wilayahnya
5. Semangat Sumpah pemuda
6. Memiliki tata karma dan kesopanan yang tidak dimiliki bangsa lain
7. Letak wilayahnya yang sangat strategis dan salah satu keajaiban dunia ada di Indonesia
8. Dipercaya menjadi tuan rumah dari beberapa Konferensi Internasional (Konferensi Asia
Afrika, KTT Non Blok, dsb)
Kegiatan Belajar 3 : Pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kurikulum sangat penting dan strategis, karena tugas dan peran PKn adalah menggariskan komitmen untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa (national and character building)
Secara khusus tujuan PKn adalah dapat mengmbangkan berbagai kompetensi, diantaranya adalah :
1. Kemampuan berpikir rasional, kritis dan kreatif sehingga memahami wacana
kewarganegaraan
2. Keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokrasi dan bertanggung
jawab
3. Memiliki watak dan kepribadian yang baik sesuai norma yang berlaku
Ruang lingkup PKn juga merupakan bidang kajian multidisipliner yang mencakup berbagai aspek, yaitu :
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2. Norma, hokum dan peraturan
3. Hak asasi manusia
4. Kebutuhan warga Negara
5. Konstitusi Negara
7. Pancasila
8. Globalisasi
Model-model pembelajaran yang daya kini mampu mengembangkan ketiga potensi siswa adalah model-model pembelajaran yang interaktif, dalam arti mampu mengaktifkan berbagai potensi yang ada dan dimiliki siswa.
Pembelajaran materi Keanekaragaman sosial budaya dan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia “ada sejumlah alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan di kelas. Dalam kegiatan belajar dicontohkan 2 model yaitu model bermain peran (role playing) dan Analisis Kasus.
Udin Saripudin (1997 : 91) menyatakan bahwa bermain peran berarti memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain peran tersebut harus mampu berbuat seperti peran yang dimainkan.
I.G.A.K. Wardani (1997) Keterampilan Dasar yang harus dimiliki guru untuk melaksanakan kegiatan bermain peran adalah keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya dan keterampilan mengelola kelompok kecil.
Rambu-rambu pelaksanaan bermain peran juga diungkapkan oleh I.G.A.K. Wardani (1997) diantaranya :
1. Tiap siswa memerankan peran yang berbeda sehingga penghayatan lebih mantap
2. Jika pemahaman siswa lambat, guru meminta siswa membuat scenario sehingga permainan
lebih mudah
3. Guru dapat memodelkan permainan peran, terutama peran yang sukar dihayati
4. Peran yang dimainkan harus sesuai dengan tingkat berpikir dan usia serta pengalaman siswa
5. Penghayatan yang berbeda terhadap peran yang dimainkan, menghasilkan pemecahan
masalah yang berbeda pula.
MODUL 5
Materi dan Pembelajaran Pancasila dan UUD Negara Tahun 1945 Kegiatan Belajar 1 : Hakikat dan Fungsi Pancasila
Perumusan dasar Negara Indonesia diawali dengan terbentuknya BPUPKI yang mulai bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 untuk membicarakan dasar Negara Indonesia Merdeka (philosofische grondslag dari Indonesia Merdeka) yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta, yang berisi :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sidang BPUPKI yang kedua diselenggarakan tanggal 10 – 17 Juli 1945, Piagam Jakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan Undang-Undang Dasar yang dipersiapkan untuk Negara Indonesia merdeka.
hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia, petunjuk hidup.
Pancasila dalam pengamalannya sebagi dasar Negara bersifat memaksa (imperatif) artinya mengikat dan memaksa semua warga Negara untuk tunduk pada Pancasila, dan yang melanggar Pancasila harus ditindak sesuai hokum yang berlaku di Indonesia
Notonagoro dalam dardji Darmodiharjo, dkk (1978; 51) mengkaji pembagian Pancasila dalam beberapa nilai, yaitu :
1. Nilai materiil (segala sesuatu yang berguna bagi manusia)
2. Nilai vital (berguna bagi manusia untuk dapat beraktifitas)
3. Nilai kerohanian (berguna bagi rohani manusia)
Kerohanian dibagi menjadi :
a. Nilai kebenaran/ kenyataan yang bersumber pada akal/ rasio manusia
b. Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia
c. Nilai kebaikan/ moral yang bersumber pada unsur kehendak/ kemuan manusia
d. Nilai religious yang bersumber pada kepercayaan/ keyakinan mereka
Kegiatan Belajar 2 : UUD Negara RI Tahun 1945 dan Perubahannya (Amandemen)
UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh tiap Negara sebagai pembatas kekuasaan penguasa sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggrakan pemerintahan Negara.
Simorangkir (1973) yang dikutip Endang Subardjo (1980) berpendapat bahwa UUD (konstitusi) dapat diperoleh dengan cara : (1) Grands (pemberian) atau oktroi, (2) deliberate creation (dibuat dengan sengaja), (3) revolution.
Suatu konstitusi dapat ditinjau dari dua titik pandang jika dilihat dari cara mengubahnya, yaitu :
1. Rigid (kaku) artinya cara mengubhah UUD itu memerlukan cara yang tidak mudah
2. Fleksibel (luwes) artinya cara mengubah UUD tidak sulit atau tidak memerlukan cara yang
istimewa.
UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan yang merupakan satu rangkaian yang tak terpisahkan. Pembukaan UUD 1945 menurut Endang Sudardja A (1980) merupakan Stats fundamental norm (pokok kaidah Negara yang kuat dan tetap serta melekat pada kelangsungan hidup Negara RI.
Konstitusi disetiap Negara mempunyai muatan materi yang berbeda tergantung kepentingan dan kondisi Negara iitu. Sri Soemantri (1987: 51) berpendapat bahwa UUD atau konstitusi terdapat 3 hal pokok, yaitu : 1) adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga Negara, 2) ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental, 3) adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.
Perubahan konstitusi dapat mencakup 2 pengertian, yaitu : 1. Amandemen Konstitusi (constitutional amandement)
2. Pembaruan Konstitusi (constitutional reform)
C. F. Strong (1960) mengemukakan konstitusi dapat diubah oleh : a. Kekuasaan legislative, dengan pembatasan tertentu
b. Rakyat melalui referendum
c. Sejumlah Negara bagian (untuk Negara serrikat)
d. Dengan kebiasaan ketatanegaraan
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan UUD Negara RI 1945 antara lain sebagai berikut :
a. Susunan ketatanegaraan dalam UUD Negara RI 1945 bertumpu pada kekuasaan tertinggi di
tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat.
b. UUD 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar pada Presiden yang meliputi kekuasaan
eksekutif dan legislative khususnya dalam membentuk UU
c. UUD 1945 mengandung pasal yang terlalu luwes sehingga dapat salah tafsir
d. Kedudukan penjelasan UUD 1945 dianggap mempunyai kekuatan hokum seperti pasal
Menurut Sekjen MPR RI (2005), pembaruan UUD Negara RI 1945 memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara dalam mencapai tujuan nasional
2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan HAM agar sesuai
3. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan Negara secara demokratis dan modern
4. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara sesuaii
c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial
d. Penjelasan UUD Negara RI 194 yang memuat hal normative dimasukkan dalam pasal-pasal
UUD
e. Melakukan pembahasan dengan cara adendum (melekat dengan naskah asli)
Hasil Perubahan terhadap UUD Negara RI 1945 antara lain : a. Sidang Umum MPR 1999 tanggal 14-21 Oktober 1999
b. Sidang Tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000
c. Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001
d. Sidang Tahunan MPR 2002 tanggal 1-11 Agustus 2002
Kegiatan Belajar 3 : Pembelajaran Materi Pancasila dan UUD Negara RI 1945
Dalam pembelajaran PKn, guru mampu mengembangkan dimensi pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge), keterampilan kewarganegaraan (Civic Skill), dan watak kewarganegaraan (Civic Dispotion). Ciri utama PKn baru tidak menekankan pada mengajar tentang PKn, tapi berorientasi membelajarkan PKn atau upaya ber-PKn atau melaksanakan PKn.
Jacques Delors (1996) mengemukakan 4 dasar belajar siswa yang harus dikembangkan diantaranya yaitu : 1) belajar tahu (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), belajar mengembangkan diri (learning to be).
Dalam pembelajaran PKn dikenal metode pembelajaran VCT (value Clarification Technique/Teknik PengungkapanNilai). Menurut A. Kokasih Djahri (1985) model pembelajaran VCT meliputi : 1) metode percontohan, 2) Analisis Nilai, 3) VCT Daftar/Matriks, 4) VCT kartu keyakinan, 5) VCT teknik wawancara, 6) Teknik Yurisprudensi, 7) inkuiri nilai.
Pola pembelajaran VCT menurut A. Kosasih Djahri (1992) dianggap unggul untuk pembelajaran afektif, karena :
b. Mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan nilai moral yang disampaikan
c. Mampu mengklarifikasi dan meniai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam
kehidupan nyata
d. Mampu mengundang potensi afektualnya
e. Mampu memberikan pengalaman belajar
f. Mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan menyubversi berbagai nilai-moral naïf